Tipe: Koran
Tanggal: 2003-11-21
Halaman: 08
Konten
2CM ANALISA: Jumat, 21 Nopember 2003 Penerbit Pemimpin Redaksi/ Penanggung Jawab Wakil Managing Editor Sekretaris Redaksi Redaktur Anggota Redaksi Fotografer Terbit Tarip Iklan Alamat Telepon Perwakilan Jakarta SIUPP Dicetak Oleh analisa Yayasan SIKAP PRESS : H. Soffyan : H. Ali Soekardi : Paulus M. Cukrono H. War Djamil H. Bahari Effendy, H. Naswan Effendi, Mulyadi Franseda, H. Ismail Lubis, H. Agus Salim, H.M. Hatta Lubis, Syamsir Arief, Ali Sati Nasution, Anthony Limtan, Fajaruddin Idris. Mac. Reyadi MS, A. Rivai Siregar, Ismugiman, Idris Pasaribu, M. Sulaiman, Samil Chandra, M. Nur, H. Hermansyah, Aswadi, Faisal Pardede, Kwa Tjen Siung. Hendar Tusmin, Rizal Rudi Surya, Ali Murthado, T. Deddy Bustamam, Irham Nasution, Ridwan, Bachtiar Adamy, Zulmaidi, Muhaddis, James P. Pardede, Fahrin Malau. Andi Kurniawan Lubis, Ferdy Siregar, M. Said Harahap. : Seminggu 7 kali Rp. 7.500,- per mm/kolom (umum) Rp. 5.000,- per mm/kolom (keluarga) Jalan Jend. A. Yani No. 35- 43 Medan 20111 Kotak Pos : 1481, Telex No. 51326 Fax.: (061) 4514031, Telegram: ANALISA MDN Redaksi: (061) 4156655 (5 saluran), 4511256 Tata Usaha: (061) 4154711 (5 saluran), 4513554 Frans Tandun, Jalan K.H. Hasym Ashari No. 43-A Jakarta Pusat, Tel. (021) 6322440, 6322271, 6322289 Fax.: (021) 6322315 SK. Menpen No. 023/SK/MENPEN/SIUPP/A.7/1985 Tanggal 24 Desember 1985 P.T. KUMANGO Medan (Isi diluar tanggung jawab pencetak) Tajukrencana Konflik Ditubuh Pers, Datang Silih Berganti PERS adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik. Selain itu menurut UU No. 40 Tahun 1999 pers memiliki peran yang sangat signifikan dalam menegakkan nilai-nilai demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum dan hak asasi manusia serta menghormati kebhinekaan. Tetapi, tidak jarang dalam prosesnya, pers menghadapi ancaman dan kendalabaik itu eksternal maupun internal. Kebebasan mendapat informasi yang menjadi bagian yang tidak kalah penting dari sebuah proses jurnalistik, boleh jadi tidak seperti yang diharapkan, karena masih ada juga beberapa kalangan yang menganggap apa yang dilakukan pers hanya untuk kepentingan sesaat, padahal tidak demikian, karena peran pers adalah memperjuangkan keadilan dan kebenaran. Sayangnya nara sumber terkadang enggan untuk menjelaskan secara rinci persoalan yang ada jika ditanyakan kepada mereka secara langsung, akibatnya peran pers seolah-olah berupaya menghakimi karena tidak adanya balance (keseimbangan) pemberitaan tentang persoalan yang ditulisnya, inilah suatu kendala yang juga menjadi tantangan bagi para jurnalis untuk mengungkap persoalan itu dengan jernih tanpa berusaha membuat opini kepada masyarakat. Kasus Tommy Winata dan Tempo merupakan kasus yang cukup hangat dibicarakan sampai saat ini. Kasus ini ber- kembang dengan berkembangnya berita-berita yang muncul untuk melakukan upaya-upaya ke arah kebebasan pers, begitu juga kasus Presiden Megawati Soekarnoputri dengan koran Rakyat Merdeka, lagi-lagi kasus ini merupakan bentuk tantangan, ancaman dan sekaligus introspeksi terhadap pers dalam mencoba mencermati pers yang bertanggungjawab. Selain kasus-kasus besar yang telah menjadi bagian pem- beritaan di beberapa media di Indonesia dan luar negeri, pers Indonesia saat ini juga tidak hanya berhadapan dengan militerisme, eksekutif juga kalangan premanisme dan massa. Sementara di internal pers sendiri ada semacam keterikatan yang mau tidak mau harus dilihat secara proporsional. Yaitu antara perusahaan pers dan orang pers itu sendiri (redaksi). Sebuah media baik koran, majalah dan sebagainya akan terbit bila didukung oleh perusahaan. Sayangnya di beberapa media memang proses bargainning (tawar-menawar) tampaknya masih lemah dipihak kalangan redaksi karena mereka merupakan orang 'gajian' yang bertugas mengelola agar me- dia tersebut berkesinambungan serta memberikan profit (keuntungan) kepada pemilik perusahaan itu. Bila dianggap tidak layak maka tentu saja pihak pengelola melakukan ke- bijakan-kebijakan yang menurutnya 'benar' padahal mekanis- menya belum tentu demikian. Kondisi ini terjadi karena lagi-lagi redaksi tidak bisa berbuat apa-apa mengingat mereka tidak mempunyai saham terhadap perusahaan tersebut, padahal dalam UU No. 40 Tahun 1999 mengenai UU Pokok Pers pada Pasal 10 dijelaskan bahwa perusahaan pers memberikan kesejahteraan kepada wartawan dan karyawan pers dalam bentuk kepemilikan saham atau pembagian laba bersih serta bentuk kesejahteraan lainnya. Bila saja redaksi bijak, maka persoalan like and dislike antara perusahaan dengan redaksi tidak akan terjadi, artinya jika setiap kalau perusahaan tidak suka terhadap kebijakan redaksi maka mereka dengan 'tangan besi' menggantikan posisi. Kita bukan mempersoalkan like and dislike tersebut tetapi mendudukkan secara proporsional, bahwa apapun persoalan yang terjadi harus benar-benar dimusyawarahkan sehingga akan muncul keputusan yang terbaik. Sehingga di satu sisi tidak akan merugikan media itu sendiri, jangan gara-gara konflik internal maka media tidak terbit atau akhirnya tutup, inikan sangat disayangkan. Oleh karena itu, tidak ada salahnya masing-masing pihak bila terjadi konflik diputuskan lewat jalan musyawarah, namun bila tidak berhasil karena terlalu tingginya kepentingan yang muncul tidak ada salahnya diputuskan lewat pengadilan. Pengadilanlah yang nantinya memutuskan 'benar' atau 'salah' keputusan yang ada sehingga pers yang menjadi salah satu pilar demokrasi mampu menempatkan diri dalam tataran yang lebih bermartabat dalam menghadapi berbagai persoalan yang muncul dihadapannya baik itu persoalan internal ataupun eksternal. Yang jelas setiap persoalan bila diputuskan dengan suasana yang 'panas' jelas akan menghasilkan sesuatu yang panas, tapi bila diputuskan dengan suasana yang 'dingin' hasilnya juga diharapkan akan memberikan jalan yang terbaik dalam me- mutuskan suatu persoalan. Tetapi ingatlah bahwa konflik di tubuh pers pasti akan datang silih berganti, dan hal ini jangan sampai membuat pers 'ciut' tapi berusaha untuk tegar setegar menyuara keadilan dan kebenaran di tengah-tengah masyarakat. Surat Pembaca Ranperda Perparkiran Selayaknya Ditinjau Kembali! SAYA sebagai bagian dari masyarakat yang setiap hari menggunakan kendaraan bermo- tor baik mobil maupun sepeda motor sebagai sarana mobilitas, merasa keberatan atas Ranperda tentang perparkiran yang diusul- kan oleh Pemko Medan untuk dibahas dan disetujui oleh DPRD Medan. Adalah hal yang terlalu 'dibuat-buat' bila disebut- kan alasan kenaikan tarif parkir yang cukup 'cukup luar biasa' tersebut hanya untuk mengatasi kemacetan dan meningkatkan PAD. Kalau disebutkan untuk meng- atasi kemacetan, saya rasa lebih Nama dan alamat harus jelas Sertakan Fotokopi KTP banyak penyebab lain daripada tarif parkir yang 'moderat' yang menjadi penyebabnya. Contoh- nya, tata niaga penjualan kenda- raan bermotor yang mengenakan DP yang 'cukup murah' bagi ca- lon pembeli yang ingin membe- li kendaraan dengan sistem kre- dit. MIMBAR AGAMA ISLAM Menyambut Idul Fithri dan Merayakannya kurang tegasnya Petugas, baik yang ada alias SIM Tembak, dan Dishub maupun Kepolisian da- lam menindak pelaku pelanggar- an aturan lalu lintas, membuat la- MENYAMBUT kedatangan Idul Fitri dan merayakannya kita harus menteladani Rasulullah SAW, karena pada diri beliau telah ada suri teladan yang baik bagi orang-orang yang mengha- rap rahmat Allah dan kedatang- an hari kiamat serta beliau ba- nyak menyebut Allah (QS. Al Ahzab 2). Rasulullah SAW jika sudah sampai 10 hari menjelang akhir Ramadhan melaksanakan i'tikaf di dalam masjid. Bukhari Muslim meriwayatkan hadits da- ri Aisyah ia berkata: Bahwasa- nya Rasulullah SAW biasa i'tikaf di sepuluh hari yang akhir dari Ramadhan hingga ia diwafatkan Allah, kemudian istri-istrinya ju- ga i'tikaf sesudah beliau wafat. Hadits ini menerangkan i'tikaf itu dikerjakan pada sepuluh hari yang akhir Ramadhan, sedang- kan yang dimaksud 10 hari akhir Ramadhan dihitung dari mulai tanggal 21 Ramadhan hingga ma- lam hari raya Idul Fitri. Tata cara melaksanakan i'tikaf dijelaskan Rasulullah SAW dalam salah sa- tu hadits riwayat Muttafaq'alaih. Orang yang beri'tikaf tidak boleh berhubungan intim dengan istrinya. Tidak boleh keluar dari masjid kecuali ada keperluan yang sangat mendesak. Orang yang beri'tikaf tidak boleh ikut mengiringi jenazah. I'tikaf hu- kumnya sunnah. Mereka yang i'tikaf hanya sehari atau dua hari saja berarti telah menyalahi tun- tunan Rasulullah SAW. Hadist yang lain menjelaskan, adalah Rasulullah SAW jika me- masuki sepuluh yang terakhir da- Memang secara lahiriah har- ta itu akan berkurang, namun secara batiniyah perbendaharaan amal (tabungan akhirat) sese- orang akan bertambah banyak, bahkan Allah juga akan menam- bah lagi pemberian-Nya pada- nya jika ia tetap bersyukur dan mengeluarkan sebagian hartanya itu di jalan-Nya. Dia akan mem- beri rezki dari hal yang tidak disangka-sangka, Dia Maha Kaya dan Maha Berhak untuk memperluas rezki siapa saja yang Dia kehendaki tanpa batas (Yab- sutur rizqa li mayyasa'). Zakat juga termasuk pilar agama Islam yang lima, ia selalu disebutkan dalam Al Qur'an ber- barengan dengan shalat, Agimush shalata wa atuz zakata (dirikan shalat dan tunaikan zakat). Dalam hal ini ulama mensinyalir hadis dengan mengatakan zakat (utamanya zakat fitrah) adalah seolah-olah sewa jasad kita sela- ma setahun penuh, sedangkan shalat yang dilakukan oleh jasad tidak akan diterima oleh Allah SWT tanpa membayar sewanya. Di sinilah letak rahasia zakat itu di mana shalat tidak diterima tanpanya, dan di sinilah letak ungkapan kata-kata itu yang se- lalu disebut secara berurut. De- mikian juga dengan harta keka- yaan yang setiap tahun diper- oleh harus dibersihkan. Hal ini sama saja dengan iman dan amal shalih dimana iman tidak akan diterima (tidak betul imannya) tanpa dibarengi amal shalih). Adapun hikmah zakat yang kita bahas ini adalah: MENSUCIKAN DARI SIFAT BAKHIL DAN MEMBERSIHKAN HARTA Dimaksudkan mensucikan. diri adalah suci dan terdidiknya hati setiap orang dari sifat kikir, tamak dan rakus, dan adapun mensucikan hartanya adalah karena mungkin di dalam harta lu lintas jalanan jadi gampang semerawut. Kalau untuk meningkatkan PAD, saya rasa masih banyak pe- luang lain yang dapat dimanfaat kan sebagai upaya peningkatan PAD namun rakyat tidak mera- sa terlalu dibebani oleh upaya tersebut, tanpa harus menaikkan tarif parkir se'hebat' usulan dalam ranperda parkir tersebut. Untuk itu, saya mendukung dan mengharap Tim II Pansus Ranperda DPRD Medan untuk Hal ini menyebabkan sema- gampang' memiliki kendaraan, kin banyak masyarakat yang dapat meninjau kembali ranpe- terlepas nanti mereka sanggup yang sudah cukup susah ini ma- da tersebut. Janganlah di masa melunasi angsurannya atau ti- syarakat dibebani lagi dengan dak. Tentu saja hal ini akan me- 'high cost' dalam menjalani ke- apabila ruas jalan yang ada tidak nambah kemacetan lalu lintas hidupannya. banyak berubah. Semoga harapan saya ini juga menjadi harapan dari masyara- kat pengguna kendaraan bermo- Selain itu, gampangnya ma- syarakat memiliki SIM walau tor lainnya yang setiap hari lalu dak harus mengikuti prosedur lintas di jalanan Kota Medan ter- cinta ini. MERAYAKAN IDUL FITRI ri bulan Ramadhan beliau men- jauhi istri-istrinya, menghidup- kan Ramadhan dengan menger- jakan ibadah dan membangun- kan keluarganya untuk beriba- dah. Hadits dari Aisyah diriwa- yatkan Bukhari. Pada 10 hari menjelang akhir Ramadhan ter- dapat malam kemuliaan. Allah SWT menjelaskan kemuliaan Zakat fitrah, yaitu zakat yang diwajibkan dikeluarkan pada bu- lan Ramadhan. Berbeda dengan zakat kekayaan menetapkan ni- shab dan khaul dengan ukuran jumlah harta dan serta jangka waktu kepemilikan. Maka nishab zakat fitrah sangat sederhana yakni bagi setiap orang yang me- Bagi masyarakat kita me- nyambut Idul Fitri dan meraya- kannya sangat kental dengan nuansa tradisi yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan perin- tah agama. Misalnya menjelang 7 hari mendekati hari raya Idul Fitri pusat kegiatan berpindah dari masjid ke pusat-pusat perbelanjaan Plaza, Mall, pasar Swalayan, dan pasar tradisional. Inti dari puasa pengendalian hawa nafsu menjelang tiba hari Hikmah Zakat Membangun Kehidupan Sosial Oleh: Irwan M.Ag dan M. Ridha. M.Ag SECARA bahasa zakat ber- makna: bersih, tumbuh-berkem- bang dan berkah. Jadi maksud zakat juga pada dasarnya adalah mensucikan jiwa pemilik harta, hartanya dan menumbuh kem- bangkannya, atau dengan kata lain, sesudah seseorang menge- luarkan zakatnya, maka bersih- sucilah dirinya dari penyakit ba- khil dalam pandangan syari'at dan bersih serta tumbuh kem- banglah hartanya karena keder- mawanannya. Nabi SAW ber- sabda: "Tidak akan pernah ber- kurang harta yang disedekah- kan, Allah akan menambah kemuliaan bagi hamba-Nya..." Muslim). dan melimpah ruah hartanya. Dengan begitu sebenarnya zakat dan sedekah mampu menyela- matkan si fakir itu dari berbuat jahat. Inilah yang disinyalir dari sebuah hadis yang bermakna: Saling memberi hadiahlah kamu pada yang lain (sering-sering- lah beri hadiah) karena hadiah itu mampu menghilangkan sifat dengki dan menambah keakra- ban hati. DRS.ASWIN GINTING Jalan Sei.Asahan Medan --(- Oleh: Rusdi malam Lailatul Qadar menjadi judul surat diambil dari perkataan Al Qadr yang terdapat ayat per- tama. Malam Lailatul Qadar itu le- bih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-ma- laikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Pada malam itu penuh kesejahteraan hingga ter- bit fajar. (Surat Al Qadr ayat 3- 5). Hadist tidak ada menerang- kan secara pasti malam Lailatul Qadar itu. Hanya ada hadits yang menerangkan bahwa Lailatul Qa- dar ada pada tujuh hari akhir dari bulan Ramadhan yakni pada tanggal ganjil. Rasulullah SAW sendiri tidak memastikan kapan Lailatul Qadar itu terjadi seba- gaimana sabdanya. MEMBAYAR ZAKAT FITRAH Zakat yang dikeluarkan oleh para wajib zakat dibagi dua. Per- tama zakat harta kekayaan, ke- dua zakat fitrah. Zakat kekayaan ini dikeluarkan oleh pemilik har- ta kekayaan jika sudah menca- pai nishabnya yaitu batas mini- mal jumlah harta dan kaul yakni batas lamanya kepemilikan se- lama satu tahun. Adapun jenis- jenis harta kekayaan yang wajib dizakatkan berupa emas, perak, binatang ternak, hasil pertanian, barang dagangan, dan semua bentuk usaha atau sumber keuntungannya terus menerus berkembang dari waktu ke wak- tu. itu masih ada hak para fakir-mis- kin yang belum ditunaikan, ke- mungkinan bercampurnya harta itu dengan harta yang haram, sub- hat atau dengan harta orang lain karena bisa saja dalam persain- gan dunia usaha kita sangat ter- bantu atau ditopang oleh jasa- jasa usaha atau termasuknya har- ta orang lain di dalamnya. Di setiap harta yang dimiliki itu sebenarnya di sana ada hak fakir-miskin, para tuna usaha dan orang-orang cacat, tua renta yang tak punya keluarga dan tak mam- pu berusaha lagi untuk disalur- kan-Nya melalui tangan-tangan para hamba pilihan-Nya (keka- sih-Nya), maka dari itu jangan- lah kita menolak untuk diangkat- Nya menjadi penyalur atau para kekasih kepercayaan-Nya. Dia berfirman: "Dan di dalam harta itu ada hak orang-orang pemin- ta (pengemis) dan orang-orang (miskin dan shalih) yang mena- BULAN Ramadhan adalah satu-satunya bulan yang disebut- kan Allah dalam Al-Qur'an (Al- Baqarah, 2: 185). Bulan Ra- madhan diabadikan Allah dalam Al-Qur'an karena memiliki ba- nyak keistimewaan (revalasi) di antaranya adanya "lailatul qa- dar" (malam kemuliaan). Dalam Al-Qur'an surat Al- Qadar ayat 1-5, Allah ber- ulangkali menyebut kata "laila- tul qadar". Ini memperlihatkan bahwa lailatul qadar itu merupa- kan suatu malam yang memiliki banyak kemuliaan atau keistime- waan, yang khusus diberikan Allah kepada umat Nabi Mu- hammad SAW. Sabda Rasulul- lah SAW, "Sesungguhnya Allah telah memberikan kepada umat- ku lailatul qadar, dan tidak diberi- kan kepada umat sebelum mere- ka." (HR. Ad-Dailami). MAKNA LAILATUL QADAR Dalam beberapa ayat Al- Qur'an, Allah mengemukakan bahwa "lailatul qadar" itu me- ngandung beberapa makna, yak- ni: Ibu-ibu rumahtangga lebih memfokuskan diri untuk berbe- miliki kelebihan makanan pokok lanja dari mulai busana, pangan- bagi dirinya dan orang-orang yang menjadi tanggung jawab- nya. Zakat fitrah sudah boleh diberikan pada awal Ramadhan tapi waktu paling baik diberikan pada malam hari raya Idul Fitri. Kegunaan zakat fitrah dije- laskan Rasulullah SAW dalam salah satu hadits riwayat Bukhari. Difardhukan zakat fitrah untuk membersihkan puasa dari noda, perkataan yang tidak berguna, dan bicara kotor, serta untuk memberi makan orang miskin. Zakat fitrah jika dikeluarkan se- belum shalat Idul Fitri diterima, dan jika dikeluarkan setelah sha- lat Idul Fitri dinilai sedekah bia- sa. Zakat fitrah hanya diwajib- kan sekali dalam setahun pada an lebaran, membeli perabotan rumah tangga, hingga perkakas dapur. Mengerjakan ibadah seba- gaimana dianjurkan oleh Ra- sulullah SAW ditinggalkan. Seti- ap tahun kejadian serupa senan- tiasa terulang lagi. Perang dis- con dan iming-iming hadiah te- lah menyeret keluarga muslim. membelanjakan uangnya secara berlebihan bahkan cenderung pemborosan. Hari raya seolah- olah arena pameran baju baru, perabot baru, mobil baru, rumah. baru, dan hal-hal lain serba baru. Merayakan Idul Fitri kita ha- rus menyontoh Rasulullah SAW. Beliau melaksanakan shalat 'Ied. Bertakbir ketika berangkat me- bulan Ramadhan. nuju tempat shalat. Sangat dian- jurkan memilih jalan yang ber- beda ketika berangkat dan pu- lang dari tempat shalat. Shalat 'Ied hukumnya sunnat, tapi bagi kaum perempuan wajib ke luar menuju tempat shalat meskipun dalam keadaan haidh. Ummu 'Athiyah berkata: Ra- sulullah SAW telah memerintah- kan kami membawa keluar ru- mah anak-anak perempuan yang hampir baligh, perempuan haidh dan anak gadis pada hari raya puasa dan hari raya haji. Adapun perempuan haidh hendaknya me- reka menjauhi tempat shalat. Ha- dits riwayat Muslim. Kendati dari segi kandungan materinya kurang bernilai, tapi sebenarnya bukan dilihat dari be- sar kecilnya kandungan nilai ma- terinya saja sebab zakat fitrah mempunyai kegunaan yang be- sar dan sangat setrategis, sebagai bukti keperdulian terhadap orang miskin. Dalam dimensi sosial za- kat fitrah memberikan kegembi- raan pada fakir miskin sehingga mereka dapat bersama-sama de- ngan saudaranya yang hidup ber- kecukupan melaksanakan shalat 'Ied. Ketiga, lailatul mubarak, yak- ni malam yang membawa dan mendatangkan keberkahan. Di malam itu diselesaikan segala urusan. Firman Allah, "Sesung- guhnya Kami menurunkannya (Qur'an) pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi pe- ringatan. Pada malam itu disele- saikan segala urusan yang penuh hikmah." (QS. Ad-Dukhan, 44: 2-4). han diri dari meminta." (Adz- Dzariyat: 19). MENGIKIS SIFAT DENGKI Di tengah-tengah masyarakat umum sifat ini selalu menjalar bagi orang-orang miskin teruta- ma di pedesaan. Orang-orang kaya dan berharta selalu menja- di sasaran dengki para fuqara yang lemah imannya. Untuk itu dengan zakat, maka mereka akan bisa merasakan manfaat yang besar dari kehadiran orang- orang kaya di tengah-tengah ke- hidupan mereka. Hal ini juga akan mampu meredam sifat iri dan dengki itu dan menghilang- kan buruk sangka yang mereka miliki. Keempat, lailatul salamah, yakni malam yang memberikan keselamatan dan kesejahteraan. Firman Allah, "Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS. Al-Qadar, 97: 5). Kelima lailatul alfi syahri, Oleh: yakni malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan (QS. Al- Qadar, 97: 3). Dalam suatu ri- wayat yang berasal dari Ibnu Jarir dari Mujahid dikemukakan bah- wa di zaman Bani Israil terdapat seorang pria yang beribadah di malam hari dan berjuang mela- wan musuh di siang harinya se- lama seribu bulan. Lalu Allah menurunkan surat Al-Qadar se- bagai penegasan bahwa malam al-qadar lebih baik dari amalan- nya seribu bulan orang Bani Is- rail itu. Adapun Syeikh Muhammad Abduh mengartikan malam al- qadar sebagai malam "takdir" karena Allah menetapkan aga- ma-Nya dan menetapkan khit- tah untuk nabi-Nya guna menye- ru manusia kepada agama-Nya dan melepaskan manusia dari kegelapan. Sementara para ula- ma mengatakan, sebabnya dise- but al-qadar karena pada malam itu Allah menetapkan umur dan rezeki seluruh manusia dan ma- khluk Allah lainnya, yang ber- Pertama, lailatul qur'an, yak- ni malam diturunkan Al-Qur'an. laku sampai malam al-qadar raya Idul Fitri menjadi pelepas- an hawa nafsu. berikutnya. WAKTU DAN TANDA Firman Allah, "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al- Qur'an) pada malam al-qadar" (QS. Al-Qadar, 97: 1). Baik Al-Qur'an maupun ha- dis tidak memberikan kepastian Kedua, yaumal furqan, yakni tentang waktu malam al-qadar hari bertemunya dua pasukan kan bahwa malam al-qadar itu itu. Rasulullah SAW mengata- (pasukan kaum muslimin dan kafir). Firman Allah, "...Jika terdapat di malam-malam yang kamu beriman kepada Allah dan ganjil disepuluh yang akhir bu- lan Ramadhan. "Carilah malam kepada apa yang kami turunkan al-qadar itu pada malam-malam kepada hamba Kami (Muham- mad) di hari furqan, di hari ber- ganjil di akhir Ramadhan, yakni temunya dua pasukan..." pada malam 21, 23, 25, 27, 29 (QS. Al-An Faal, 8:41). atau malam ke-30." (HR. Thab- rani dari Ubadah bin Assahawi). Hikmah tentang ketidakpas- tian tentang waktu lailatul qadar itu supaya kita terus mencari malam al-qadar itu dengan ba- nyak beribadah dan berdoa. Ra- sulullah SAW bersabda, "Barang siapa mengerjakan ibadah di ma- lam al-qadar karena iman dan mengharap keridhaan Allah, di- ampuni dosa-dosanya yang te- lah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah). Adapun di antara doa yang dianjurkan Rasullullah SAW untuk dibaca adalah, "Allaahum- ma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'anniy". (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan suka memaafkan, maka maafkanlah aku). (HR. Nasai dari Wasilah). Ucapan paling pas dan tepat pada hari raya Idul Fitri mesti- nya Minal 'aidin wal faizin, se- moga kita termasuk orang yang kembali ke jalan yang benar. Atau kullu 'amm wa antum bi khair, setiap tahun semoga anda baik-baik selalu. Merayakan Idul Fitri kita saling kunjung mengun- jungi bersilaturrahmi ke rumah kerabat atau sahabat, seraya ber- ucap: Mohon maaf lahir dan bathin. *** Sifat iri dan dengki inilah yang selalu menimbulkan pencurian, perampokan dan seterusnya. Ba- yangkan bagaimana mungkin si miskin tidak iri sementara ia su- sah cari makan di tengah-tengah (di dekat) orang-orang berduit Keutamaan Lailatul Qadar MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT YANG LEMAH Hal ini tentunya cukup nyata ketika si kaya mengeluarkan za- katnya atau bahkan mau menam- bahnya dengan sedekah untuk membangun sesuatu yang pro- duktif sebagai lahan bagi para fakir-miskin untuk bekerja me- menuhi kebutuhan hidupnya baik berupa toko, pabrik, sekolah, ru- mah sakit, panti asuhan dan lain sebagainya. Mustamar Lubis Lihatlah betapa terbantu dan terdidiknya anak-anak di panti asuhan yang dipelihara dengan Mengerfai tanda-tanda adanya malam al-qadar itu, Rasulullah SAW melalui sabdanya menge- mukakan, "Malam al-qadar itu adalah malam yang cerah (te- rang), tidak dingin, tidak panas, tidak berawan, tidak hujan, tidak dipenuhi bintang-bintang. Di pagi hari matahari terbit kela- bu." (HR. Thabrani dari Wasi- lah). BANYAK KEUTAMAAN Lailatul qadar yang khusus diberikan kepada umat Nabi Mu- hammad SAW, memiliki banyak keutamaan (revalasi). Diantara keutamaan yang terkandung pada lailatul qadar itu dapat dike- mukakan berikut ini. Pertama, turunnya permulaan Al-Qur'an, sebagaimana firman Allah, "Sesungguhnya Kami tu- runkan Al-Qur'an pada malam al-qadar." (QS. Al-Qadar, 97;1). SUATU ketika Raja Al Haj- jaj bin Yusuf yang diiringi para pengawalnya melakukan per- Rombongan kafilah kerajaan mendirikan tenda di situ, kare- Catatan Ramadhan H.Ali Murthado Baju Baru, Mudik dan Silaturahmi ...tetapi yang ajaibnya ada juga orang yang tidak pernah puasa di bulan Ramadhan padahal dia muslim, eh turut juga merayakan lebaran, bahkan yang ironinya mereka pula yang seolah-olah merayakannya sendiri, padahal jelas mereka tidak ada tempat untuk merayakan hal itu, dan seharusnya mereka juga sadar bahwa lebaran itu untuk orang yang berpuasa eh malah mereka pula yang gembira menyambutnya, nauzubillahi min zhalik itu na raja ingin istirahat dan ber- kebiasaan aneh, setiap kali ber- santap siang. Raja mempunyai keliling di daerah-daerah, ia se- LEBARAN tinggal menunggu waktu saja, Allah SWT yaitu orang-orang yang beriman. jika tidak 'kiamat' meminjam istilah salah seorang Artinya saat ini mereka memang orang Islam tapi petinggi partai, insya Allah hari Selasa ini kita belum tentu mereka beriman, karena puasa pada akan memasuki 1 Syawal 1424 H atau bertepatan bulan ramadhan memang tidak hanya diperun- 25 November 2004. tukkan untuk semua manusia tapi hanya untuk orang-orang yang beriman saja. (al-Baqarah: 183) Terlepas dari persoalan baju baru, seharusnya kita menyadari bahwa yang terpenting dalam hidup ini bukan hanya bajunya yang baru, atau rumahnya yang baru, tetapi hati kita juga baru, sikap kita juga baru, fitri atau suci karena bila di dalam hati kita sudah tertancap rasa fitri, insya Allah kita mendapat predikat taqwa. Ramadhan hanya bulan tranning (pelatihan), menang atau tidaknya kita tergantung kepada 'barunya' hati kita menghadapi 11 bulan yang akan datang. Selain masalah baju baru, fenomena yang menarik untuk disikapi setiap menjelang lebaran adalah tradisi mudik yaitu pulang kampung. Indah sekali rasanya kalau memang ada kampung kita, di mana tidak setiap bulan kita dapat berkunjung di kampung di mana mungkin ayah dan ibu kita masih berada. Hati siapa yang tidak berbunga- bunga jika bisa pulang kampung apalagi dengan membawa hasil jerih payah kita selama ini di kota. Namun secara filosofis, pulang kampung ini dapat dihubungkan dengan pulang ke Rabb Alangkah indahnya jika memang ketika kita kembali ke kampung asal, membawa perbekalan yang selama ini kita lakukan perbekalan itu adalah amal shaleh, yang diharapkan mampu menye- nangkan' yang membawa kita kembali. seperti ayat yang mengatakan "Inna lillahi wa inna ilahiri raji'un" (Sesungguhnya kita berasal dari Allah dan sesungguhnya kita akan kembali kepada-Nya (juga). Jadi jangan hanya pulang kampung saja kita mempersiapkan perbekalan bahkan uang kertas Rp. 50 ribuan di tukar dengan uang receh-receh agar seluruh kemanakan mendapat rejeki pada hari baik tersebut, tapi kita juga seharusnya sadar bahka seharusnya kita juga harus membekali diri dan membawa bekal ketika kita pulang dengan hakiki. Akhirnya, di kampung kita melakukan silaturahmi, menyambung tali persaudaran yang mungkin pernah terputus. Ada rasa bahagia dosa dan mungkin perasaa bersalah karena baru sekarang mengutarakan kesalahan-kesalahan yang ada. Hablum minnan-an-nas memang harus tetap dijaga, namun juga harus dijaga hablum minna Allah. Jika hubungan dengan manusia merupakan proses silaturahmi secara horizontal, maka hubungan dengan Allah merupakan proses silaturahmi secara vertikal. Bila dianalogikan, orang yang berpuasa ibarat bermain bola mereka yang mati-matian di lapangan untuk mengalahkan 'lawannya', penonton yang histeris bahkan sampai ada yang ingin bunuh diri jika unggulannya kalah, atau berteriak dan menari-nari bagai kesetanan jika Bila hubungan dengan manusia terhambat, tim favoritnya bisa memenangkan pertandingan maka hubungan dengan Allah juga pasti akan itu. Seperti itulah orang-orang yang hanya terhambat, oleh karena itu kalau ada kesempatan mengikuti seremonial lebaran saja, orang yang untuk pulang kampung maka sadarilah bahwa berpuasa tidak banyak membeli baju, tapi yang sesungguhnya Allah telah memberikan waktu tidak puasa baju barunya terkadang 3 bahkan ada kepada kita untuk tetap memperbaiki hubungan yang 5 potong, inilah orang yang tidak tahu malu. dengan manusia di kampung, sehingga pada Sudah tidak enak menceritakan kejelekan or- akhirnya kita tidak hanya berpakaian baru saja, ang lain, yang penting kita berharap mereka sadar tapi yang paling penting hati dan tingkah laku dan mudah-mudahan pada ramadhan mendatang kita 'baru' se baru baju baru dan niat kita untuk mereka termasuk orang-orang yang dipanggil bersilaturahmi dan kembali ke kampung halaman. Namun di Indonesia, biasanya H-7 suasana lebaran sudah mulai tampak, bahkan H-10 suasana hari menjelang lebaranpun sudah mulai muncul, bayangkan saja, ibu-ibu sudah rajin melakukan lailatul bakar di rumah masing-masing, tinggallah lailatul qadar yang sesungguhnya itulah yang harus dicari. Rumah-rumah mulai dicat, dari cata yang polos hingga berwarna warni mirip warna pelangi. Jika ada rejeki kursi dan lemari pun turut diganti, pokoknya suasana menghadapi lebaran seperti menjadi hal yang mengasyikkan. Kemudian para pengawal per- gi mencari dan menyusuri dae- rah sekitar itu untuk menemu- kan seseorang-siapapun orang- Yang menarik, ketika kita akan memasuki lebaran (Idilfitri) maka ada persyaratan yang seolah-olah sudah menjadi wajib di kalangan umat Islam Indonesia atau boleh jadi didunia yaitu memakai baju baru yang diistilahkan dengan baju lebaran. Dari anak-anak sampai orang dewasa bahkan nenek dan kakek pun tidak afdhol (utama) rasanya kalau tidak memakai baju lebaran, bahkan tidak hanya baju saja, tapi bisa masuk dalam tataran sepatu lebaran, hingga sampai kepada memvermak rumah hingga menjadi mirip seperti baru, dari kursi, jendela, hingga cat rumah berganti dengan yang baru. Fenomena ini sepertinya tidak akan hilang karena itulah salah satu kenikmatan berlebaran yaitu ada suasana baru dalam hidup kita seperti Idilfitri yang bermakna kembali kepada kesucian. Syukur-syukur jika mereka ini puasa pada bulan Ramadhan, jadi klop artinya mereka sudah berpuasa dan pada 1 Syawal merekan merayakan hari kemenangannya, tetapi yang ajaibnya ada juga orang yang tidak pernah puasa di bulan Ramadhan padahal dia muslim, eh turut juga merayakan lebaran, bahkan yang ironinya mereka pula yang seolah-olah merayakannya sendiri, padahal jelas mereka tidak ada tempat untuk merayakan hal itu, dan seharusnya mereka juga sadar bahwa lebaran itu untuk orang yang berpuasa eh malah mereka pula yang gembira menyam- butnya, nauzubillahi min zhalik. Inilah tabiat dia yang tidak melakukannya dia pula yang merasa berjasa, amit-amit istilah anak mudanya. baik. Bayangkan seandainya merasa tidak di asuh di panti itu, bagaimana mereka akan mampu memperoleh pendidikan semen- tara kedua orang tuanya tidak ada, atau ia tak punya ayah se- mentara ibunyapun dalam ke- kafiran yang berlebihan dan sete- rusnya. Begitu juga si tua renta yang tidak punya siapa-siapa lagi dari saudaranya tentunya akan merasa terbantu, terlindungi dan terlayani di panti jompo rumah impian kaum tua itu. Nabi Musa As: "Tuhanku! Aku ingin keridhaan-Mu." Jawab Allah: "Keridhaan-Ku untuk orang yang shalat dua ra- kaat di malam al-qadar." PENUTUP Rasulullah SAW bersabda. "Sia- Berkaitan dengan hal ini, Itulah beberapa keutamaan yang terkandung pada malam al- pa mengerjakan ibadah (shalat) qadar. Rasulullah SAW menyu- di malam al-qadar karena iman ruh umatnya agar giat dan terus dan keridhaan Allah, diampuni mencari malam al-qadar itu ter- dosa-dosanya yang lalu." (HR. utama pada malam-malam gan- Bukhari dan Muslim dari Abu jil di bulan Ramadhan dengan Hurairah). meningkatkan volume ibadah seperti shalat malam (qiyamul lail), membaca Al-Qur'an, zikir, membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, dan lainnya. Karena orang yang seperti inilah yang berpeluang besar untuk mendapatkan lailatul qadar itu. Nabi Musa As: "Tuhanku! Aku ingin selamat dari siksa api neraka. Keempat, di malam al-qadar ini Allah SWT memberikan ba- nyak keutamaan yang khusus diberikan kepada umat Nabi Muhammad SAW, sebagaima- na yang dikemukakan Allah SWT kepada Nabi Musa As keti- Kedua, turunnya para malai- kat dengan pimpinan Jibril As dalam jumlah yang besar dengan Ketaatan Badui Berpuasa, Sadarkan Raja Al-Hajjaj cahaya yang gemerlapan untuk memberikan "restu" (tahiyyat) kepada orang yang berpuasa den- gan ikhlas karena Allah dan memberikan rahmat kepada pen- Jawab Allah: "Kedekatan- pada malam al-qadar." Ku untuk orang yang bangun Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah SAW bersabda, ".... duduk bumi. Sabda Rasulullah Siapa yang bangun di malam al- qadar (beribadah) karena iman SAW, "Jika tiba malam al-qa- dan mengharap keridhaan dar, maka turunlah para Malaikat Allah, diampuni dosa-dosanya yang dipimpin Jibril dengan rom- yang lalu..." (HR. Thabrani dari bongan besar untuk bersalawat Ubaidah bin Assahami). kepada orang yang bepuasa yang duduk dan berdiri menyebut nama Allah." (HR. Baihaqi dari Anas bin Malik). jalanan muhibah mengelilingi nya yang dibutuhkan tuannya daerah kekuasaannya. Dalam itu. Karena berada di padang perjalanan itu, sampailah rom- pasir dan jauh dari pemukiman bongan kerajaan tersebut tiba di penduduk, para pengawal agak suatu oase yang terletak antara kesulitan mencari seseorang kota Mekkah dan Madinah yang yang berada di situ. Tapi tak bermata air jernih dan segar ser- beberapa lama kemudian, ketika ta dikelilingi beberapa pohon pengawal itu sampai di sebuah bukit kecil. Tampak seorang Badui yang sedang beristirahat beralaskan kain kumal. Penga- wal itu segera mendatanginya. kurma. Ketiga, Allah SWT mencip- takan rahmat pada malam al- qadar. Sabda Rasullullah SAW, "Sesungguhnya Allah mencip- takan rahmat dengan seratus bagian, 99 ditahan-Nya dan satu bagian lagi diberikan-Nya kepa- da makhluk..." (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah). Kehadiran-kehadiran panti ini tentu sangat produktif di sam- ping orang miskin akan menda- pat lapangan kerja dengan beker- ja di sekolah panti asuhan itu, mengajar mereka, mendidik, me- masakkan nasinya dan seterus- nya, mereka (para santrinya) juga terpelihara baik di dalamnya. Atau membuat satu usaha pro- duktif untuk lapangan kerja se- perti toko, pabrik dan seterusnya yang memperkerjakan para fakir- miskin didalamnya demi untuk ka beliau bermunajat. Inilah munajat Nabi Musa As itu. Nabi Musa AS: "Tuhanku! Aku ingin mendekat kepada- Mu." Oleh: Fadil Abidin gil Baginda Raja!" kata penga- "Hai, bangun! Kamu dipang- wal dengan tegas. lalu ingin ditemani oleh orang Mendengarnya, tentu saja si penduduk sekitar disitu untuk Badui itu terheran-heran. Bagai- bersama-sama menyantap ma- mana mungkin seorang raja men- kan makanan sambil berbincang- cari dan memanggilnya di tem- bincang. Raja Al Hajjaj lalu me- pat seperti ini. Apa pula urusan merintahkan para pengawalnya dia memanggilku yang bodoh untuk mencarikan teman ngo- dan kumal ini? pikir si Badui tak brol dan sekaligus untuk teman mengerti. makan siang dalam tenda peristi- rahatannya kali ini. Tapi akhirnya, karena desak- an sang pengawal, si Badui me- nurut saja. Ketika dia sampai di tenda raja, dia diperintahkan untuk mencuci kaki dan tangan- nya. Hal itu semakin membuat si Jawab Allah: "Keselamatan itu untuk orang yang memohon ampunan-Ku di malam al-qa- dar." Halaman 8 Badui tambah bingung tak me- ngerti. Apa sih maunya si raja. "Ayo kau makan siang bersa- maku," kata Raja Al Hajjaj, me- nyambut si Badui yang masih terbingung-bingung melihat ke- mewahan tenda raja yang besar dan megah. Tapi mendapat tawaran raja, ternyata si Badui itu menolak- nya. "Maaf, Baginda raja. Teri- ma kasih atas undangan makan siang dari paduka. Tapi hamba telah menerima undangan dari sesuatu yang lebih baik diban- ding undangan dari paduka," kata si Badui dengan sopan. "Kau telah menerima undang- an dari seseorang? Siapakah dia yang kau anggap lebih baik itu?" tanya Raja Al Hajjaj merasa un- dangannya diremehkan si Badui yang kumal ini. "Allah. Dia telah memang- gilku untuk berpuasa. Dan hari ini aku tengah menjalankan ibadah puasa, memenuhi un- dangan-Nya," jawab si Badui dengan mantap tanpa rasa takut. memenuhi kehidupan mereka. Dengan cara inilah kita akan mampu memberdayakan masya- rakat miskin, mengatur dan mengarahkan mereka andai saja si kaya punya perkumpulan, per- satuan dan kesadaran sosial yang tinggi akan kemelaratan umat Islam ini, khususnya umat Islam Indonesia. Alangkah indah dan damainya kehidupan yang didi- rikan atas dasar Islam yang penuh dengan kasih sayang dan santun ini. Semoga termotivasi. Nabi Musa As: "Tuhanku! Aku ingin duduk di bawah naungan pohon-pohon di surga dan memakan buah-buahannya." Jawab Allah: "Demikian itu untuk orang yang bertasbih (ber- zikir) dengan khusuk di malam al-qadar." Nabi Musa: "Tuhanku! Aku ingin rahmat-Mu." Jawab Allah: "Rahmat-Ku untuk orang yang mengasihi orang miskin pada malam al- qadar." Nabi Musa As: "Tuhanku! Aku ingin melewati shirat (jem- batan) seperti kilat." Jawab Allah: "Yang demiki- an itu untuk orang yang bersede- kah pada malam al-qadar". "Tapi, apakah di bawah terik panasnya matahari seperti ini kau masih tetap konsisten berpua- sa?" tanya Al Hajjaj lagi. "Ya! Bahkan meskipun menghadapi panas yang melebi- hi panasnya pada saat seperti ini." "Sudahlah, batalkan saja pua- samu untuk hari ini saja. Besok kamu bisa berpuasa seperti hari biasa lagi," ujar raja. "Apakah Baginda bisa men- jamin, bahwa besok hamba masih hidup, sehat dan bisa melakukan puasa lagi seperti hari ini? Bila Baginda bisa menjaminnya sera- tus persen, hamba bersedia akan berbuka puasa saat ini juga," kata si Badui. "Oh, tentu saja aku tak bisa menjaminnya. Mati hidup sese- orang itu diluar kehendak kita sebagai manusia." "Jika Baginda tak bisa men- jaminnya, kenapa Baginda min- ta kepada hamba untuk mem- batalkan sesuatu yang sudah pasti dan menjanjikan sesuatu yang di luar kehendak kekuasaan padu- ka," kata si Badui. (Bersambung ke hal. 15) 4cm Jumat, 21 Nopember 200 PT. GUNUNC (TIO GEK BRA INT 4 SIMPAN Gr PT. EG PEMATA ACAD / ΡΑΥΑ 그 말고 다고 보고 되게 되고 되고 되게 되고 있고 되게 되고 있어 보게 되면 되고 그 목 M 325 00 25 26 V Color Rendition Chart P L LIE PT. ME SU PD. I C PT. UN IF K ΤΗ P UD. TO F F P T K
