Tipe: Koran
Tanggal: 1990-03-09
Halaman: 06
Konten
4cm HALAMAN VI DALAM pemilihan umum tahun 1992 nanti, tidak ada lagi nama calon yang mewakili suatu daerah, yang tidak mengenal permasalahan yang dihadapi daerah yang diwakilinya dan tidak dikenal oleh orang-orang dari daerah yang bersangkutan. Model drop-dropan dari atas pada suatu waktu tertentu memang tidak bisa tidak harus dilakukan tetapi pasti kini bukan waktunya lagi. Kata-kata Menteri Dalam Negeri Rudini ini kita kutip dan kita kembang kan karena terasa benar bahwa hal-hal tersebut sudah saatnya dibicara- kan secara terbuka dan dijadikan paradigma baru dalam pengembangan pendidikan politik bagi masyarakat. Konteks kata-kata itu terasa lebih kongkrit apabila penjelasan Mendag- ri Rudini itu kita tambahkan lagi dengan ilustrasi yang diberikannya dalam ceramahnya berjudul Peranan Pemuda dalam Pembangunan Politik dan Pemilu 1992 di depan Rakernas Departemen Pemuda Golkar di Jakarta, hari Selasa yang lalu. Menurut Mendagri Rudini, secara tradisional masyarakat telah lama mengenal proses pemilihan kepala desa. Rakyat dapat melihat sendiri dan bahkan mengenal baik semua calon kepala desa yang berasal dan hidup di lingkungan desanya. Seharusnya, kata Mendagri Rudini, dalam pemilihan umum pun rakyat mengenal calon-calon yang dipilihnya. Se- baliknya calon-calon yang mewakili suatu daerah pemilihan juga meng- enal segala permasalahan yang dihadapi daerah yang diwakilinya. Kualifikasi calon yang dikemukakan itu memang tampaknya lebih mengarah pada persyaratan yang dikehendaki dalam pemilihan umum dengan sistem distrik. Kita tahu bahwa melalui berbagai pertimbangan dan pembicaraan yang hangat, sistem distrik itu ditinggalkan dan kita menggunakan sistem perwakilan berimbang dan stelsel daftar itu. Perkembangan baru yang dilontarkan oleh Mendagri Rudini ini menu- rut hemat kita memberikan suatu pandangan baru yang berusaha untuk meningkatkan kualitas, baik kualitas calon yang akan dipilih, yakni calon dikenal dan pemilih mengenal calon yang akan dipilih itu dan sekaligus juga meningkatkan bobot penyelenggaraan pemilihan umum itu sendiri. Mengenai soal calon harus dikenal oleh masyarakat di daerah yang mencalonkannya, kiranya telah menampung keinginan masyarakat khu- susnya satu tahun yang lalu, tatkala masalah itu diapungkan, apakah kita memilih sistem distrik atau perwakilan berimbang. Dalam pemilihan perwakilan berimbang calon-calon ditetapkan dari pusat. Yang dipilih bukan orangnya melainkan organisasi politiknya. Yang menduduki urutan teratas dalam daftar calon mempunyai peluang terbesar untuk mewakili masyarakat pemilih melalui organisasi politik itu. Dalam proses semacam ini tidak tertutup kemungkinan bahwa ada tokoh atau calon yang berhasil menduduki urutan teratas dalam daftar calon tidak mengenal daerah pemilihannya karena penempatannya di- lakukan atas keinginan orang di pusat. Meskipun kemungkinan itu ada TAJUK RENCANA Calon Dikenal dan Mengenal Pemilihnya AMERIKA SERIKAT dan Jepang kita kenal sebagai dua raksasa yang sangat berpengaruh dalam permainan politik internasional. Peranan mili- ter Amerika Serikat lebih menonjol, sementara barang-barang produksi Jepang lebih terasa membanjiri seluruh dunia. Di bidang Iptek keduanya bisa dikatakan seimbang. Namun demikian toh sejak lebih kurang dua dasa warsa ini Amerika Serikat selalu merasa dirugikan oleh pihak Jepang dalam hubungan perdagangan. Amerika Serikat merasa bahwa ada semacam ketidakadi- lan dalam lalu-lintas dagang antara kedua belah pihak. Sementara Ame- rika Serikat membeli lebih banyak barang-barang produksi Jepang umumnya barang-barang elektronik dan mobil -- maka produk-produk Amerika Serikat yang masuk ke Jepang dibatasi sekali. Akibatnya, sudah sejak bertahun-tahun neraca perdagangan Amerika Serikat mengalami kepincangan terhadap Jepang. Walaupun sering terdengar suara-suara keras dari para anggota Konggres Amerika Serikat agar pemerintah Amerika Serikat mengena- kan sanksi-sanksi yang tegas terhadap impor produk-produk luar negeri namun toh hingga kini Amerika Serikat boleh dikatakan masih bersikap lebih banyak mengalah terhadap tekanan-tekanan ekspor Jepang de- ngan akibat kepincangan dalam neraca dagang Amerika Serikat berjalan berlarut-larut. Demikian pula, pertemuan PM Jepang Kaifu dengan Presiden George Bush pada tanggal 3 Maret yang lalu telah berakhir dengan sejumlah ketetapan-ketetapan baru yang dibuat bersama sementara kedua pe- mimpin tadi tidak begitu yakin akan keberhasilannya. Kenapa Jepang sedemikian "egoistis" dan Amerika Serikat sedemi- kian "mengalah"?. Tampaknya hubungan dagang kedua negara ini me- mang yang paling rumit dibandingkan dengan hubungan dagang antara negara-negara lain baik dengan Amerika Serikat maupun dengan Je- pang. Secar Rakyat Amerika Serikat terkenal sebagai rakyat yang paling rakus mengkonsumsi barang di dunia. Jepang bukan rahasia lagi adalah ne- gara industrialis terkemuka di atas bumi ini. Jepang mampu menawarkan produk-produk bermutu tinggi dengan harga yang sangat pantas. Seba- gai negara tanpa asset kekayaan alam yang memadai Jepang harus mengandalkan eksistensinya dari ekspor produk-produknya, yang setiap tahun harus ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitasnya. Dengan demikian, sebenarnya rakyat Amerika Serikat menemukan banyak kepuasan pada produk-produk Jepang yang membanjiri pasaran Amerika Serikat dengan harga yang bagus. Sementara itu, rakyat Ame- rika Serikat pun dalam kerangka berpikir makro- sebenarnya juga mendapat keuntungan yang tidak kecil. Di samping bisa membeli barang- barang murah dari Jepang, Amerika Serikat bisa memfokuskan perha- Kunjungan PM Kaifu Berakhir tanpa Keputusan Bersama yang Penting tiannya pada industri-industri lain yang lebih vital dan bernilai tambah tinggi, misalnya saja industri persenjataan berat dan alat-alat militer. Akan tetapi dengan adanya keredaan ketegangan antara Timur dan Barat secara menyolok dan drastis sejak akhir-akhir ini, memang berba- gai industri senjata berat dan alat perang tadi terpukul sangat hebat. Banyak terjadi tindakan penciutan jumlah buruh di mana-mana. Ini berarti bahwa mereka harus cepat-cepat mengalihkan jenis industri mereka kepada jenis industri yang lain, yang bisa menciptakan pasar yang luas. Demikian pula sebaliknya pada pihak Jepang sendiri. Apabila para pemimpin politik Jepang, yang sekarang ini bertanggung jawab, hendak mengubah keadaan perdagangan mereka dengan Amerika Serikat de- ngan mengizinkan banjirnya barang industri Amerika Serikat, maka hal ini harus dipersiapkan jauh-jauh hari. Masyarakat Jepang sendiri harus terlebih dahulu disiapkan untuk bisa menerima kenyataan baru nanti. Artinya mereka akan dipaksa untuk memakai jenis-jenis produk tertentu dari Amerika Serikat dan tidak memproduksikan jenis-jenis produk terse- but. Ini juga berarti pula bahwa mungkin sekali ada jenis-jenis industri tertentu yang harus diubah pula. ecara cerdas dirumuskan tradara terkemuka Prancis Jean Louis Godard, bahwa se- buah film mirip papan tulis. Se- buah film revolusioner misal- nya, dapat menunjukkan bagai- mana perjuangan persenjataan dilakukan. Perumpamaan Go- dard sebetulnya sebagai kata lain bahwa film sedapatnya atau sanggup mengekspresikan dan mengucapkan cita rasa sah masyarakatnya. Kalau bukan, minimal dapat menunjukkan kenyataan secara jujur sebagai- mana adanya. - Soal Wajah Kita Konon di Indonesia sebuah Soal wajah kita dalam film ki- film mirip mimpi. Mimpi itu di- ta, itulah soal panjang yang ba- impor. Sang sutradara mema- nyak seluk beluknya. Malahan ketkannya. Kalaupun mirip masalah ini pernah menjadi te- Surat Pembaca Persyaratan: Sertakan fotokopi identitas Sesuai dengan aturan, maka ketika lampu mati di jalan Gu nung Agung Gang Bumi Ayu, Denpasar selama satu minggu, dari tanggal 23 Januari s.d. 30 Hujan Turun Gelap pun Datang papan tulis, maka di Indonesia papan tulis itu tampaknya ku- rang jujur. Sebab, betapa pun cemerlangnya argumentasi yang diajukan menyangkut du- nia film di Indonesia, tetap saja mengekspresikan dunia lain atau dunia setengah dongeng buat sejumlah terbesar ma- syarakat Indonesia masih per- lahan berjalan dari old society menuju modern state. Itulah se- babnya ekstra sukar untuk membaca wajah kita di sana. Rp 5.000,00 Ayu dan Nunik, Jl. Anyelir 39 Denpasar Rp 10.000,00 Jumlah penerimaan sampai Ka- Madu dan Racun dalam Film Indonesia Air Terlantar Pengadaan air bersih melalui perpipaan yang sumber airnya di Nyuling Subak Mambal men- jangkau 3 Desa Perbekelan yai- tu Mambal, Sibangkaja, dan Si- banggede, di mana biaya penge- (Bersambung ke Hal X kol 5) Januari 1990, saya segera mela- por ke Dinas gangguan PLN Denpasar. Rp 2.331.800,00 untuk Keluarga Kt. Ngong 20.000,00 Bali Post menerima titipan mis siang Rp sumbangan untuk keluarga Ke- Jumlah penerimaan sebelum- tut Ngong dari: Rp 2.311.800,00 nya I Nyoman Gde Rusmawan, Br. Cepag Jegu Penebel Tabanan Rp 5.000,00 Toko Budhi Asih, Jl. Cokroami- noto 17 Denpasar Hari pertama saya melapor, pihak petugas meminta saya Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 2.331.800,00 tetapi rasanya orang-orang di pusat, pada pucuk pimpinan Parpol dan Golkar, tidak mau kehilangan muka terhadap suatu daerah pemilihan karena calon yang dijagokannya tidak dikenal di daerah pemilihan ter- sebut. Bali Post menerima titipan da na punia untuk Pura Lem- puyang Madya dari: Drs. Nengah Widiana, Desa Se- lulung Kintamani Munculnya pemikiran Mendagri Rudini kiranya bertujuan untuk me- nyempurnakan apa yang tercantum dalam UU nomor 1/1985 mengenai Pemilihan Umum sehingga bobotnya, kualitasnya lebih meningkat sei- ring dengan meningkatnya bobot dan kualitas pemikiran masyarakat. Meskipun perkembangan baru ini dirasakan sebagai angin segar da- lam perkembangan pendidikan politik dan pengembangan kesadaran masyarakat akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara, akan tetapi keinginan dari bawah untuk menempatkan seorang calon yang murni diakui sebagai wakil daerah pemilihan tertentu, sebagaimana di- syaratkan dalam pemilihan distrik, belum saatnya dijalankan secara ha- rafiah. Rp 5.000,00 Drs. Ketut Wardana, Jl. A. Yani 51 Denpasar Rp Tampaknya ada dua keinginan yang dipadukan dalam hal ini yakni pemilihan dilakukan dengan sistem perwakilan berimbang yang me- mungkinkan setiap daerah pemilihan terwakili juga meskipun syarat sua- ra tidak terpenuhi dan di lain pihak penerapan pemilihan dengan sistem distrik itu untuk memungkinkan calon itu lebih dikenal dan mengenal daerah pemilihannya. Menurut hemat kita, perkembangan pemikiran ini pasti akan lebih bergema dan mendapat tanggapan dari kalangan politisi, baik Parpol maupun Golkar, karena yang mengemukakannya adalah Mendagri sen- diri, orang yang begitu besar peranannya dalam penyelenggaraan pemi- lihan umum. Dengan demikian, gagasan penyempurnaan dan pemba- haruan pandangan mengenai pemilihan umum itu akan terwujud melalui saluran-saluran yang cocok untuk itu. 5.000,00 I Gst. Nengah Kaler, Jl. Gajah Masyarakat yang berpandangan jauh ke depan akan memandang bahwa jangka waktu dua tahun mendatang, saat penyelenggaraan pemi- lihan umum, bukan suatu jangka waktu yang panjang. Dengan demikian, dari sekarang sudah bisa diatur langkah-langkah yang pasti dan pening- katan pengetahuan masyarakat akan partisipasinya dalam kehidupan bernegara, dapat lebih diwujudkan. Sementara itu pokok pikiran kedua, yaitu calon harus memiliki peng- etahuan yang lengkap dan baik mengenai daerah yang diwakilinya, rasanya bukan lagi merupakan hal yang perlu dipertikaikan. Apabila benar bahwa ada calon yang sama sekali tidak mengetahui keadaan di daerah pemilihan yang diwakilinya, ini namanya sudah keterlaluan. Tidak pantas gelar "mewakili" dilekatkan padanya. Sayangnya, tidak banyak terbuka peluang untuk mempertanyakan dasar-dasar penempatan orang dalam suatu daftar pemilihan karena hal ini tetap menjadi wewenang dan kebijaksanaan pimpinan pusat Parpol dan Golkar, karena sistemnya dibenarkan melalui UU Pemilu itu tadi. Amerika Serikat hingga kini memang masih sangat membutuhkan peranan Jepang dalam banyak hal. Di kawasan Asia-Pasifik kekuatan Jepang diperlukan sebagai penjaga keseimbangan politik antara Cina, Rusia, Korea, Taiwan dan negara-negara Asia Tenggara. Penambahan peranan Jepang di kawasan ini berarti berkurangnya beban Amerika Serikat baik secara moral maupun secara fisik. Sejak semula sebenarnya Jepang sudah diamati oleh banyak pemikir sebagai suatu negara raksasa yang sebenarnya cukup rapuh. Basis kekuatannya terletak pada potensi jiwani dan Ipteknya. Luas teritorialnya dan kandungan buminya terbatas sekali. Akibatnya, apabila bangsa- bangsa maju dan berkembang berhenti mengimpor barang-barang pro- duksi Jepang, hal ini akan sangat berat memukul Jepang. Maka daripada itu hidup dan mati Jepang amat tergantung dari kelebihan teknologinya yang dimanfaatkan untuk merangsang dan memperluas volume eks- pornya. Bisa kita mengerti karena itu bahwa terdapat kesulitan besar pada pihak Jepang untuk mengubah tradisi lama dalam hubungan dagangnya dengan Amerika Serikat, agar neraca dagangnya berimbang dengan neraca Amerika Serikat. Seperti kata Gephardt, seorang tokoh partai demokrat yang mantan calon presiden, bahwa pada saat ini para politisi Jepang belum mampu menciptakan perubahan perubahan ke arah tersebut. Ini berarti bahwa masih lama Jepang akan diperlukan sampai "anak emas". Rp 15.611.000,00 untuk Pura Lempuyang Madya ma yang cukup riuh dipercakap- kan oleh para kritisi, pengamat atau pihak eksekutif film itu sendiri pada dekade 70-an, sam- bil tak henti-hentinya menanya- kan manakah wajah kita dalam film kita? Yakob Sumardjo mi- salnya, di bawah tulisannya yang berjudul "Image Indone- sia dalam Film Nasional Kita" melontarkan kekecewaannya plus-minus: "Persoalan kita, kapan gubuk reyot dengan kan- dang sapinya masuk film nasio- nal? Kapan ada gang Siti Ma- riah masuk film? Bukan mobil, tetapi ducati, sepeda, DKW ma- suk film? Bukan interiur ge- dongan, tetapi rumah pegawai golongan C. Kapan wajah kita yang sebenarnya dapat kita li- mengisi formulir pengaduan se- lanjutnya disuruh menunggu perbaikan. Malam itu tidak ter- jadi perbaikan. Esoknya mela- por lagi, mengisi formulir lagi dan menunggu janji perbaikan. Begitu seterusnya sampai lebih dari lima kali. Kesabaran sudah tidak tersisa lagi. Ketika disu- ruh mengisi formulir untuk ke- sekian kalinya, maka saya lang- sung bertanya tentang prosedur yang harus di tempuh agar lam- pu bisa menyala dengan segera. Atas petunjuk petugas, yang tidak sama setiap hari, saya di- minta menghadap "atasannya". (Bersambung ke Hal X kol 4) Mada no. 104 Amlapura Bali Rp 2.000,00 Pasek Dalung, di Dalung Rp 2.000.000,00 Pasek Ketapian Kesiman Rp 1.500.000,00 Galang Sami Becik, Denpasar Rp 2.000.000,00 (Besami ke Hal X kol 4) hat di sana?" Rosihan Anwar pada permulaan tahun 70 per- nah menyampaikan keluhan dan kepiluannya terhadap du- nia film Indonesia. Dalam idiom yang agak sinis ia mengatakan; "Mengapa film Indonesia hanya memperlihatkan hal-hal yang itu-itu saja, rumah mewah, mer- cedez bendz, pemuda ngebut dengan sepeda motor honda, night club?" Oleh Marsel Robot Masih banyak lagi nada su- ngut lainnya dilepaskan para kritisi film pada dekade 70-an, baik yang menyangkut aspek setting (Goenawan Mohamad), pedagang impian (Salim Said). Masa subur kritik pedas terha- dap perfilman Indonesia deka- de 70-an sebenarnya tidak ber- alasan benar. Sebab bagaimana pun wajah lain film Indonesia sebetulnya suatu gejala prema- tur yang mana kenyataan atau apa yang dikisahkan di layar perak jauh mendahului realitas Rp 7.936.000,00 untuk Pura Tirtha Harum Bali Post menerima titipan da- na punia untuk Pura Tirta Ha- rum Taman Bali dari: Ni Made K. Wardani, Br. Ta- meng Sukawati Gianyar Bali Post 5.000,00 Rp I Wayan Gombong, Pula Sari (Bersambung ke Hal X kol 6) DE Hi 90 Benang Basah Konflik Kamboja adalah ibarat benang basah, yang tidak mau ke- ring-kering. Sebagai benang basah ia mau saja di-otak-atik berpindah ke sana ke mari. Akan tetapi untuk ditegakkan benang basah itu tidak ada kemampuan. Juga tidak ada kemauan. Dan siapapun yang mengotak-atik itu, baik ASEAN maupun Dewan Keamanan PBB, benang basah itu pun akan ambruk kembali dalam lumpur yang me- lingkarinya. Mengapa konflik Kamboja itu ibarat benang basah? Sebabnya ialah karena unsur- unsur dalam benang itu sendiri tidak mampu, dan juga tidak mau, mengeringkan sumber ba- sah itu. Unsur-unsur itu ialah ti- dak lain tokoh-tokoh mereka yang sedang bertikai. Permu- suhan antara mereka sudah be- atau latar keindonesiaan yang sebenarnya. Rp 5.000,00 Rp I Wayan Suardana, PDAM Kab. Dati II Bangli % Ada beberapa alasan menda- sar menyangkut keprematuran dalam film Indonesia. Pertama, sudah dapat dipahami bahwa film Indonesia tidak setua usia bangsa Indonesia. Film kita me- rupakan mimpi impor. Praktis- nya baru dikenal permulaan de- kade 20-an teristimewa setelah munculnya film cerita pertama Loetoeng Kasaroeng pada ta- hun 1926 buatan kongsi Belan- da. Kedua, setelah urusan dunia perfilman jatuh ke tangan orang Tionghoa, maka sejak itu pula film di Indonesia semakin tampak main matanya menjadi sebuah film yang berwajah da- gang atau bertendensi bisnis. Itulah sebabnya, jika yang tak henti-hentinya menanyakan tentang tampang kita dalam film kita. Soalnya menjadi sa- ngat sederhana sekaligus me- nyebabkan alasan ketiga, ialah bahwa film Indonesia tidak dila- hirkan dan dibesarkan dari san- diwara, pentas tonil, drama tra- -OOO PERDA No 2 TAHUN 1988 Kamboja, ASEAN dan Dewan Keamanan PBB me- nya, bahwa ASEAN tetap mem- punyai peran untuk nyelesaikan konflik Kamboja. Apabila kelak ASEAN dapat memperkembangkan usaha dan prakarsa baru, Prancis tentu akan menyokongnya. Demikian ucapan Claude Martin. "Had the Jakarta meeting succeeded, it could have provi- ded more 'food' for the Permanent Members of the Security Council during their next meeting. France consi- dered that ASEAN has a role to play in the resolution of the Cambodian conflict. If ASEAN in future develops efforts and initiatives, France would be willing to support these." (Andaikata Pertemuan Informal di Jakarta berhasil, maka itu berarti memungkinkan bagi Lima Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB untuk maju selangkah lagi dalam Sidang-sidang-nya mendatang. Prancis berpendapat ASE- AN mempunyai peran untuk menyelesaikan konflik Kam- boja. Apabila ASEAN kelak memperkembangkan usaha dan prakarsa baru, Prancis tentu akan menyokongnya). Wakil Prancis CLAUDE MARTIN di Jakarta setelah gagalnya Pertemuan Informal tentang Kamboja di Jakarta 1 Maret 1990. Oleh Dr. H. Roeslan Abdulgani disional yang memang merupa- kan buah kebudayaan kita sen- diri dan sangat jelas wajah kita di sana. Film Indonesia tumbuh dan berkecamba dari genre Hol- lywood atau merupakan subkul- tur Hollywood. Biasanya wajah yang diucapkan di sana bukan- lah wajah Indonesia yang sebe- narnya. Film Indonesia pada akhirnya tetap menjadi dunia lain atau dunia setengah do- ngeng buat sebagian besar ma- syarakat Indonesia. Film Indonesia bagai bunga plastik atau kembang tak ber- akar. Lantas kita sangat men- dambakan aroma semerbak da- ri kembang plastik itu, maka sampai kapan saja selama itu masih merupakan bunga plas- tik, maka sia-sia pulalah damba- an kita. Tentu ini tidak sama se- kali berarti bahwa selama ini tak satu pun film Indonesia yang menyingkap realitas atau set sosial keindonesiaan. Sebut saja di tengah ramainya tuding- an terhadap film Indonesia, dan di tengah kemarau panjang du- nia perfilman di Indonesia ten- tang wajah khas Indonesia, tum- buhlah film-film yang berusaha keras kembali ke kampung halaman dengan mengambil se ting paling tinggi Jakarta. Mi- salnya film "Tabah sampai Ma- ti" (1973) yang berusaha me- nampilkan gubuk reyot di se- buah mulut gang, malahan ru- mah dari gardus yang biasa di- temukan di tempat-tempat pembuangan sampah di Jakar- ta. Akan tetapi film yang lahir akibat desakan kritikan dan di- spenisasi kecaman-kecaman pa- da akhirnya hanya menampil- kan artistik organik dan bukan artistik mekanik yang memadu. Bahkan pada finalnya film-film 10.000,00 tersebut lebih cenderung pada Jumlah penerimaan sampai Ka- protes sosial ketimbang nilai- (Bersambung ke Hal X kol 6) nilai lain yang sangat berharga buat publik dan penikmat. Rp 12.335.550,00 untuk Pura Melanting Bali Post menerima titipan da na punia untuk pembangunan Pura Melanting dari : Nyoman Gde Rusmawan, Br. Ce- pag Jegu Penebel Tabanan 10.000,00 Toko Budhi Asih, Jl. Cokroami- noto 17 Denpasar Rp gitu mendalam rupanya sehing- ga uluran tangan dari ASEAN dan dari pihak Dewan Keaman- an PBB tidak dapat menjemba- tani pertentangan antar- mereka. more Pessimisme Itulah sebabnya, maka Menlu Australia Gareth Evans, yang mengusulkan hendaknya DK PBB di-ikutsertakan dalam pe-. nyelesaian, baru-baru ini berka- ta: "Akan memerlukan waktu banyak, sampai tokoh-tokoh Kamboja sendiri dapat melak- sanakan kata-kata dalam per- buatan. Tanggungjawab tokoh- tokoh itulah untuk mendemon- strasikan secara nyata goodwill, itikad-baik dan komitmen me- reka untuk benar-benar meng- hentikan tragedi Kamboja (It will take some time yet for Cambo- dians to translate their words into 20.0 Dr. H. Roeslan Abdulgani deeds. The obligation is very much on the Cambodians to demonstrate goodwill, good faith and commit- ment to stopping the tragedy). Jelas tercermin di sini bahwa Menlu Australia belum dapat melihat jalan lain untuk mem- buka deadlock Jakarta. Terke cuali apabila tokoh-tokoh Kam- boja sendiri dapat mencapai ke- sepakatan, dan ini pun tampak- nya belum kelihatan tanda- tandanya. Memang, andaikata Pertemu- an Informal Jakarta baru-baru ini dapat mencapai kesepakat- an- bagaimana minimaipun ke- sepakatan itu maka Lima Ang- gota Tetap DK PBB akan dapat bertindak. Kini kemungkinan itu sedikit sekali. Pihak Prancis, yang beberapa waktu yang lalu menggerakkan Lima Anggota Tetap DK PBB itu di Paris, kini melahirkan suara yang agak pe- simistis itu; seperti ucapan Wa- kil Prancis Claude Martin di Ja- karta baru-baru ini, yang saya kutip di atas. Pokok Pertikaian Lama Selain itu wakil Prancis di Ja- karta mengeluarkan pendapat- S. Hadi adalah juga "orang da- lam" dalam dunia film, tetapi rupanya ia kurang hati-hati bah- kan kurang sungguh-sungguh memahami tesa saya. Lebih jauh Y. Sasmito Hadi justru di- karikaturi oleh dua statemen dasar yang mirip tetapi tentu ti- dak sama. Pertama, wajah film Indonesia dan kedua, wajah In- donesia dalam film Indonesia. Padahal aksentuasi tesa yang saya ajukan ialah wajah film In- donesia. Konon Y. Sasmito Hadi membabat tesa saya dari jurus- an wajah Indonesia dalam film Indonesia yang buat saya tidak apa-apanya. Hal ini secara jelas dikemukakan Y. Sasmito Hadi pada bagian final tulisannya yang berjudul "Dimensi Wajah Film Kita". "Persoalan wajah dan napas da- lam film nasional adalah wajah budaya kita sendiri". Pada bagi- an kesimpulan yang justru agak aneh Sasmito Hadi cenderung menyangkali strategi berpikir- Kalau saja film yang kini kita doyani mewakili budaya kita sendiri seperti yang dijelaskan Y. Sasmito Hadi, maka sesung- guhnya saya patut terjebak da- lam kepiluan yang sukar diam- puni di saat saya menonton film Listrik Ibarat Kambing di Peguyangan Kangin Wajah Film atau Wajah Indo- nesia "Ketika Musim Semi Tiba" di mana pendeskripsian adegan seksual yang mendebarkan di- lengkapi property yang sukar dijumpai di Indonesia, juga set- Aneh tetapi nyata begitulah Desa yang kebanyakan eko- Setelah artikel saya di bawah ting tempat flora kota Roma yang terjadi di Desa Peguya- nomi lemah yang haus akan hi- judul "Film Indonesia Wajah (bukan gubuk di pinggang gu- nung Kidul) atau hutan tropis di yang terluka" turun, dua ming: Kalimantan, juga mata jadi la- ngan Kangin. Kenyataan ini ter- buran apalagi malam libur, gu kemudian Yani Sasmito Hadi jadi setiap ada turun hujan (wa- sungguh sangat menjengkelkan menyergap laupun gerimis) lampu pasti pa- sekali. Yang menyebabkan saya dam. Padamnya tidak tang- merasa iri dengan desa-desa te- gung-tanggung seperti yang ter- tangga seperti Kelurahan Tonja jadi pada tgl. 22-2-1990 mulai dan Kelurahan Peguyangan pukul 20.00 Wita s.d tanggal 23- yang berjarak tidak begitu jauh 2-1990 Pukul 10.00 Wita tetap yang menyala terang bende- tak kunjung nyala. Yang memp- rihatinkan bagi kami warga saya dengan hap dengan bulir-bulir isi perut, atau cukup seutas benang me- penalaran yang eksentrik dan dengan kesimpulan yang agak lingkar sekujur tubuh. Itukah wajah kita? Itulah yang kira- aneh. Sebetulnya apa yang se- kira saya sebutkan sebagai ma- harusnya atau katakan tema pi- du sekaligus racun dalam film kiran saya ialah soal wajah film kita. Indonesia, dan bukan wajah In- donesia dalam film Indonesia. Kendati diketahui bahwa Yani Film Indonesia dewasa ini di- (Bersambung ke Hal X kol 6) (Bersambung ke Hal X kol 6) Dapatkah ASEAN dalam si- tuasi sekarang memperkem- bangkan usaha dan prakarsa ba- ru? Tampaknya sulit sekali. Se- bab, seperti dikatakan oleh Menlu kita Ali Alatas, Pertemu- an Informal Jakarta menghada- pi kesulitan yang sama seperti Perundingan Paris tempo hari. Pokok-pokok pertikaian lama muncul kembali. Tidak suatu pi- hakpun mau mengalah atau ber- kompromis! Masalah Khmer Merah Pokok pertikaian itu berkisar pada masalah Khmer Merah. Banyak pihak, terutama Peme- rintah Hun Sen yang menguasai Pnom Penh dan sebagian besar wilayah Kamboja menghendaki "ada supaya peraturan yang layak untuk menjamin jangan sampai poli- tik dan praktek genocide (pem- bantaian massal) oleh rejim Pol Pot cs akan terulang kembali." Appropriate arrangements should be made to ensure the non-return of the genocide policies and practices of the Pol Pot regime. Ini persyaratan pokok yang sangat wajar sekali. Sebab ti- dak kurang dari satu juta lebih atau sekitar seperenam dari se- luruh rakyat Kamboja telah di- bantai secara kejam oleh rejim Khmer Merah di bawah pimpin- an Pol Pot cs, sewaktu mereka berkuasa tahun 1975-1978. Sungguh dunia sangat berlu- nak hati atas kekejaman yang mirip kekejaman Hitlerisme da hulu itu. Mestinya tokoh-tokoh Khmer Merah, yang dewasa ini ikut menikmati kebebasan di- plomatik internasional bertang- gungjawab dihadapan Mahka- mah Internasional. Sudah tentu pihak Khmer Me- rah, melalui jurubicaranya Khieu Sampan, tidak mau me- nerima rumusan kalimat di atas yang dibicarakan di Paris dan di Jakarta, bahwa genocide dahulu tidak boleh terulang kembali. Rumusan itu mengandung arti tidak termasuknya Khmer Me- rah dalam masa-interim PBB se- perti yang diusulkan oleh Aus- tralia. Memang pihak Khmer Merah mengakui pembantaian massal itu, tetapi itu dianggap- nya sebagai sekadar suatu "ke- keliruan" (mistake) yang ditim- bulkan oleh politik Vietnam. PAS...PAK BUAT YANG BUANG SAMPAH SEMBARANG! Itu mungkin kalau pihak- pihak yang bertikai bersedia merujukkan perbedaannya de- mi kepentingan rakyat banyak. Akan tetapi dalam kontradiksi dan antagonisme yang begitu tajam, resep cock-tail party dan "Pertemuan Informal" ternyata peraturan- tidak menghasilkan sesuatu yang positip. Inilah yang sebenarnya men- jadi batu sandungan yang menggagalkan usaha perdamai- an ASEAN. JUMAT, 9 MARET 1990 Sikap Mengambang ASEAN sendiri pun sangat mengambang ikhtiarnya. Mung- kin karena sangat hati-hatinya. Sejak semula yang diusahakan adalah Pertemuan Informal; yang berasal dari gagasan cock- tail party dari Menlu Mokhtar. Kita tahu, bahwa dalam cock-tail party, yang kemudian diberi cap "Pertemuan Informal" akan da- pat dicapai meeting of minds, yai- tu "persesuaian rasa dan pikir- an" yang akan menelorkan "persesuaian pendapat" dan "kesepakatan pendapat" me- nuju ke arah "persetujuan for- mal" dalam suatu Pertemuan meng- akhirinya. Formal yang akan Demi Persatuan ASEAN Selain itu beberapa negara ASEAN sendiri mempunyai pandangan yang berbeda terha- dap peran Khmer Merah. Ada yang tidak menentangnya. Ada yang menentangnya. Akan teta- pi tidak pernah terungkap ke- luar secara jelas. Yang diutama- kan oleh ASEAN adalah me- nyatukan empat unsur, di mana ada dua yang memang ibarat air dan minyak. Lagi pula ASEAN mengutamakan juga adanya persatuan ASEAN terjaga. In- donesia sebagai pemrakarsa dan pelaksana segala informal- informalan itu hanya berperan sebagai pengumpul elemen- elemen yang kontradiktif dan antagonistis itu. Senjatanya adalah imbauan. Lebih dari itu tidak bisa, demi persatuan ASEAN. Dalam pada itu kekuatan- kekuatan luar Indocina dan ASEAN ikut memainkan peran- an dan pengaruhnya atas trage- di Kamboja itu. Antara lain RRC yang menjadi pendukung dan pemasok senjata untuk Khmer Merah. Alternatip Medan Tempur Apabila Dewan Keamanan PBB juga bersikap mengambang seperti ASEAN dalam masalah Kamboja ini, dan tidak mau mengadakan se- dikit desakan dan paksaan untuk mencegah kembalinya rejim geno- cide Khmer Merah, maka tragedi Kamboja akan tetap ibarat benang basah, yang tidak mungkin ditegak- kan oleh siapa pun. Medan-tempur dengan segala konsekuensi tragis- nya akan menjadi alternatifnya. Catatan nya dengan mengutip Umar Di kota Denpasar pembuang sampah sembarangan diadili. Kayam ia menulis: "Sebagai pa- brik impian film hanyalah me- nyajikan dunia fantastik dan sensual yang mampu membuat masyarakat day dream. Dan ini- lah dimensi wajah film kita" (Jawa Pos). Denpasar (Bali Dari sejumlah kirimkan oleh para Wajib Paj persen di antara alamat WP bers Kepala Kantor jak bersangkutan dengan didamping saha Perpajakar Djemoer, Kamis jelaskan terjading cukup banyak ters kan berbagai fak nya kepindahan W memberitahukan hannya kepada dua WP pada wak kan untuk memp (Nomor Pokok W dak mencantum yang sebenarnya yang ketiga para dak mau mener SPT karena mer gap penghasilan PTKP (Penghasila Pajak). Penyebab lain karena suatu ba perti CV, PT yam lagi, namun mere porkannya. Pada nya bagi mereka nyai NPWP mas ban mengisi SPT hapusan NPWP kan secara resm jang WP belum surat pencabutan harus mengisi SP Untuk itu ia c bagi para WP yan kewajiban untuk SPT, namun hing menerima blangh hendaknya meng kepada pihakny. kalau diingat ba nyerahannya tin hari lagi,yakni 3- ujarnya seraya D Untuk memperce kantor saya teta hari Minggu da lainnya," tuturnya Rupanya ini tindak lanjut dari larangan buang sam- pah semaunya saja. ☆☆☆ Menhankam mengingatkan, pembinaan wawasan kebang- saan untuk kader-kader pimpinan tidak mungkin dapat di- capai hanya dengan pidato, ceramah-ceramah, tetapi harus sistematis terprogram yang telah ditetapkan. Apalagi kalau hanya dengan janji-janji. Kedubes Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi menilai, banyak pengusaha Indonesia yang hanya menunggu, bukan mengejar peluang. Masih santai-santai saja. Bang Pojok JUMAT, 9 MAR Banya Pengi Sedangkan khu Wajib LP2P (la pajak pribadi) memperoleh per satu tempat pe (sumber), di mar hasilannya (PPh) tungkan. Merek memasukkan SP itu bagi mereka y lanjur memiliki nya mengajukan untuk dihapuska Demikian haln Kapal F Bertola Denpasar (Bali P Kapal pesiar be Soviet, Maxim Go pat Rabu pagi di dangbai, Bali, 60 pasar, Kamis sian nuju Manila, Fil terlebih dahulu si pare, Sulawesi Se Kapal Maxim kan kapal berse menjadi tempa tingkat tinggi an AS, George Bush tertinggi Uni Sc Gorbachev di La gal 2-3 Desember Perwira kapal Lossinskiy Igor ( dampingi meliha kapal, dua mil da labuhan Padang kan, kapal pesia nya akan meng- dan menyinggahi di kawasan Eropa ka, Afrika dan A Dalam program ini untuk jalur ke nya menyinggahi pare, tetapi untuk hun 1991 kapal te canakan singgah us ke Surabaya, S Medan. Kapal Maxim menurunkan 400 yang ditangani bi Phoenix Bonn Bali. Ke-400 turis 400 awak kapal nya be bangsaa itu selama 30 jam nyaksikan berbag kan kesenian Pula "Program kelili akan memakan wa bulan," katanya. Maxim Gorki b 25.000 ton, bertin, jang 195 meter, lel kecepatan rata-rat per jam dan mem lengkap seperti di tang. Tanggal, 8 Ma KURS VALUT PT. MAS JI. Airport Tub Kuta Bali Telp VALUTA BN AS ASch Baht BFT 1375 142 65 42 Brunel 962 Cans 1525 DM 1060 DKr 262 E.C 2985 FFR HK$ 313 LINE 230 1,28 MALS 666 NGL 945 267 60 1065 PESETA 11 74 440 NKR NT NZS PESO RIYAL SFR SIN $ SKR WON YEN US $ 1206 967 280 2,25 11,95 1811 Color Rendition Chart
