Tipe: Koran
Tanggal: 2017-06-12
Halaman: 16
Konten
4cm SENIN PON, 12 JUNI 2017 (17 PASA 1950) Laporan Fira Nurfiani BANYAK anak muda yang tergabung dalam komunitas memanfaatkan media sosial (medsos) sebagai ruang publik. Melalui gerakan lewat medsos mereka DARI JALAN BERLUBANG HINGGA KULINER Gerakan Komunitas Lewat Medsos memperlihatkan, mengingatkan hingga memberikan pesan moral dan penyadaran kepada masyarakat. Salah satu forum yang menjadi viral di Yogya adalah Facebook Info Cegatan Jogja (ICJ). Forum inimenyampaikan beragam informasi seperti kecelakaan, kemacetan, pencurian, hingga informasi kehilangan. Penggagas ICJ Yanto Sumantri yang akrab dipanggil Antok mengatakan, ICJ selama ini hanya ingin berusaha menjembatani komunikasi masyarakat yang bingung mau meluapkan curhatnya kepada siapa Terkadang mereka hanya ingin cerita, tidak membutuhkan solusi. "Masyarakat bebas menyampaikan keluhan di ICJ tanpa harus datang ke instansi terkait yang mereka nilai terlalu banyak persyaratannya," katanya. Antok bersyukur ketika ada suara yang dikeluhkan masyarakat dalam forum ICJ sampai kemana- mana dan ternyata ada perubahan. Artinya, ketika ada keluhan dari masyarakat, pemerintah melalui dinas terkait langsung merespons. Contohnya, jalan yang rusak segera ditambal dan sebagainya. Suara masyarakat yang didengar dan direspons pemerintah inilah merupakan wujud penghargaan terbaik bagi ICJ, mengingat birokrasi saat ini masih panjang. ICJ mengambil posisi di tengah-tengah antara masyarakat dan pemerintah. TIDAK hanya mengkritisi problematika sosial yang ada di masyarakat. Di Yogya, ada pula komunitas yang bergerak di bidang sejarah, permuseuman dan cagar budaya yaitu Komunitas Malamuseum. Founder Komunitas Malamuseum, Erwin Djunaedi Liputan Khusus KR-Istimewa Pipit dari Kuliner Jogja menjelajahi Pasar Apung di Banjarmasin. Komunitas Jogja Garuk Sampah membersihkan sampah visual. Komunitas yang tidak kalah viral di Facebook adalah Jogja Nyah Nyoh (JNN) yang aktif dan kritis terhadap problematika banyaknya jalan menjelaskan, awalnya komunitas ini adalah bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa yang berada di bawah pembinaan Dirjen Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2012 Dalam perkembangannya, kegiatan yang digagas lima mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya UGM ini kemudian berubah menjadi Komunitas Yogyakarta Night at the Museum pada 2013, dan pada 2017 ini berganti nama menjadi Komunitas Observasi jalur kereta api non operasi. Malamuseum. "Kami ingin mengajak masyarakat untuk lebih mengenal sejarah dan budaya yang tersimpan di museum, karena kenyataan yang tidak bisa terelakkan adalah museum saat ini masih kurang peminat, bahkan terkesan sepi pengunjung," katanya. KR-istimewa jogja CITY Komunitas dengan 30 relawan ini memiliki kegiatan antara lain 'Night at the Museum' atau kegiatan jelajah museum pada malam hari untuk kalangan pelajar dan mahasiswa, 'Kids in Museum' atau kegiatan jelajah museum bersama keluarga, nonton film bersama bertema sejarah dan budaya Yogya bagi pelajar, mahasiswa Kegiatan lainnya berupa diskusi kesejarahan dan kelas heritage mengunjungi bangunan cagar budaya berlubang, yang apabila tidak segera ditambal akan membahayakan keselamatan jiwa pengguna jalan. Ketua JNN, Arditya Eka Sunu (Adit) menyampaikan, konsep yang diusung JNN sebagai komunitas penambal jalan berlubang di Yogya ini sebenarnya wujud dari keprihatinan, kepedulian dan kesadaran. "Kita awali kegiatan menambal jalan berlubang sejak pertengahan 2015 lalu hingga saat ini, karena pasti tetap ada jalan yang rusak atau berlubang di Yogya. Jalan berlubang tersebut disebabkan banyak faktor, baik kualitas material, tonase kendaraan, cuaca dan sebagainya," ujarnya. JNN mempunyai aksi nyata 'Rabu Krowak' berupa kegiatan untuk me- recovery jalan berlubang yang dilakukan secara mandiri pada malam hari. Aksi tersebut tidak hanya dilakukan pada hari Rabu semata, namun tergantung dari waktu luang anggota dengan bermodal menggunakan semen sebagai pembeda. . "Aksi menambal jalan berlubang dengan semen ini hanya bersifat sementara bukan permanen, kalau pakai aspal itu tugas dinas terkait. Spirit kita gotong royong. Kita tidak ingin jatuh karena jalan berlubang," ungkap Adit Berawal dari Keikhlasan lain-lain yang selama ini bergerak secara personal ataupun swadaya dalam mengangkat informasi tentang Yogya, berkumpul dalam wadah Masyarakat Digital Jogja (Masdjo) yang dibentuk 2016. Koordinator Masdjo, Eko Nuryono mengungkapkan, forum Masdjo lahir seiring tren konten yang arahnya digital teknologi dan telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat, padahal edukasinya masih kurang. "Kami mencoba bersinergi dengan teman-teman lain mulai dari teman-teman medsos dengan kekuatan memviralkan konten informasi dan berita yang aktual di masyarakat. Ada teman-teman blogger dan komunitas lain yang kuat di konten, sehingga kita harus bersinergi dan berkomunikasi sampai kemudian lahirlah wadah Masdjo didukung Dinas Komunikasi dan di Yogya. Komunitas anak muda lainnya yang juga mempunyai kepedulian khusus adalah Komunitas Roemah Toea Yogya yang dikoordinatori Hari Kurniawan. Komunitas yang terbentuk Januari 2014 ini, tidak tanggung- tanggung dalam mewujudkan kepeduliannya terhadap warisan sejarah dan budaya dengan terjun langsung mengobservasi dan merawat peninggalan kolonial Belanda. Komunitas ini lahir dari rasa cinta anggotanya terhadap kereta api dan sejarahnya dengan menelusuri stasiun kereta api yang sarat dengan nilai sejarah. "Aktivitas kami tidak hanya kereta api semata, namun telah berkembang menjadi pendokumentasian bangunan tua bersejarah. Kami mencoba mencari sumber-sumber primer dari saksi sejarah yang masih hidup dan sumber sekunder dari literatur yang ada di Indonesia maupun dari Belanda," katanya. Hari menjelaskan, aktivitas rutin yang dilakukan komunitasnya yaitu kelas heritage dan bersih-bersih Stasiun Maguwo Lama sebulan sekali serta observasi ke bekas makam Belanda, bekas pabrik gula maupun jalur kereta yang sudah tidak aktif. Lain halnya dengan komunitas Jogja Garuk Sampah (JGS). Sebagai warga Yogya, Bekti Maulana selaku Koordinator JGS mengaku tertampar melihat orang luar justru peduli terhadap kondisi problematika sampah di Yogya, sehingga akhirnya bergabung dalam komunitas yang terbentuk 2015. JGS merupakan perwujudan semangat dalam menyikapi permasalahan sampah secara umum, baik sampah biasa hingga sampah visual. "JGS baru aktif di medsos pada 2016 lalu dengan membuat kegiatan yang unik dan viral di dunia maya. Kegiatan tersebut berupa agenda tahunan yaitu 'Ngonthel' bersepeda sambil melepas sampah visual setiap Hari Sampah Nasional dan 'Ngarit. Garuk Sampah' di sekitar Benteng Kraton Yogya," katanya. Sedangkan kegiatan rutin membersihkan persimpangan dan ruas jalan di Kota Yogya, membersihkan pembuangan sampah ilegal di Sleman dan membersihkan irigasi maupun jembatan di Bantul. Stasiun ini adalah satu-satunya stasiun kayu yang ada di Yogya, sekaligus satu dari lima stasiun kayu di Jawa yang masih tersisa. PT Kereta Api Indonesia Daop 6 Yogya telah mempercayakan perawatan dan pengelolaan ringan stasiun tersebut kepada Komunitas Roemah Toea yang beranggotakan sembilan orang. dengan berbagai macam latar belakang. "Kami berawal dari keikhlasan untuk menjaga budaya bersama dan bersinergi dengan komunitas lain di Yogya," katanya. Berbagai komunitas sosial, buzzer, pencipta konten, blogger dan Bekti mengaku, awalnya berbagai kegiatan JGS sering mendapat cibiran dari masyarakat di sekitar lokasi kegiatan. Untuk itu, selain melakukan aksi bersih-bersih, JGS memberikan pengertian dan edukasi kepada masyarakat tanpa harus menyalahkan "KEDAULATAN RAKYAT" HALAMAN 16 orang tersebut. Bagaimana dengan kuliner? Salah satu admin dan pencetus akun Kuliner Jogja, Pipit D mengatakan, bermula dengan kesamaan hobi kuliner dengan teman-teman kuliah melalui Twitter, hadirlah akun Kuliner Jogja pada 2009. Sejak itulah, Pipit dan teman- temannya rajin memposting informasi tentang aneka kuliner di Yogya yang berbuah banyaknya follower akun Kuliner Jogja. "Pada waktu itu, Twitter sedang tren sehingga saat kami menceritakan ada kuliner menarik di Yogya melalui postingan di Twitter, mereka langsung berburu kuliner tersebut. Kuliner Jogja ingin berbeda dari yang lain dan punya ciri khas, sehingga fokus pada cerita dan sejarah makanan otentik dan unik kepada followers," ujarnya. KR-Istimewa Pipit menjelaskan, ketika makanan itu bisa bercerita mengenai sejarahnya, seharusnya masyarakat Yogya bangga dengan makanan tradisionalnya, bukan makanan yang modifikasi dan kekinian. Diakuinya, pangsa pasar makanan tradisional memang tidak sebanyak makanan kekinian. Pangsa pasar komunitas Kuliner Jogja justru orang-orang yang tinggal di luar negeri atau orang yang tinggal di Jakarta dan perantauan.-o Informatika (Diskominfo) DIY sebagai pintu birokrasi ke pemerintah," papar Eko. Diskusi kesejarahan Komunitas Malammuseum. Menurut Eko, Masdjo ingin membangun Yogya yang kondusif dan tidak menakutkan. Spirit besar Masdjo ingin mendorong semuanya untuk menampilkan konten-konten positif dari kreator konten dan komunitas tentang Yogya yang bisa diakses seluruh masyarakat, agar tidak menjadi problematika sosial. "Kami mencoba melokalisir serta memfilter informasi dan pemberitaan yang muncul agar tidak menjadi kepanikan dan viral negatif di medsos. Selain berkomunikasi dengan pihak- pihak terkait, Masdjo ingin berkomunikasi dengan pihak media massa, terutama dalam pemilihan diksi pemberitaan agar jangan sampai seolah-olah Yogya itu sudah menakutkan," pungkas Eko-o KR-Istimewa SENIN PON 12 JUNI 2017 (17 PASA 1950) Kesemp BANGKALAN (KR)-Madura United berkesempatan mengudeta PSM Makkasa pemuncak klasemen sementara Liga 1, sa menjamu Semen Padang pada pekan kes Stadion Gelora Bangkalan, Senin (12/6) m tampil di depan publiknya, peluang 'Laskam Kerab' untuk meraih kemenangan cuku terbuka. LA Color Rendition Chart Madura U BANTUL (KR)- Pengurus Kabupaten (Pengkab) Persatu- an Bulutangkis Seluruh Indo- nesia (PBSD) Kabupaten Bantul tak memasang target muluk pada Pekan Olahraga Daerah (Porda) XIV-2017 DIY, 29 Juli-5 Agustus mendatang. Dari 7 nomor yang ditandingkan, tuan rumah hanya mengejar target satu medali emas dan 2 perak. Menurut Ketua Umum Peng kab PBSI Bantul, Endro Sulas- tomo SH kepada KR di Bantul, Minggu (11/6), pihaknya me mang tak memasang target ting gi agar atlet bisa lebih santai. De ngan beban mental yang tidak terlalu berat, diharapkan bisa memberi kejutan dengan meraih yang kini berada Piter Odemwingie hasil medali yang lebih baik "Kami percaya kemampuan atlet-atlet kami bisa membe rikan yang lebih dari yang kami targetkan. Tapi kami tak ingin membebani mereka, biarkan KR-Antara LIVE TV ONE Senin (12/6) Pukul 20.30 WIB KOMPETISI I Diikuti 12 JAKARTA (KR) - Liga Basket Indones (IBL) akan kembali digelar mulai Desemb 2017 hingga Mei 2018. Rencananya diikuti tim dan setiap tim harus menggunakan du pemain asing. Tidak ada perubahan forma liga pada IBL mendatang. "Format liga tetap sama seperti musim lal yakni ada dua divisi, merah dan putih. Setela itu, ada play-off yang akan menentukan juar liga," kata Direktur IBL Hasan Gozali kepad wartawan di Jakarta. Minggu (10/6). Pihak IBL menginginkan kompetisi 2017 2018 diikuti 12 tim, atau bertambah dari IBI 2017 yang mempertandingkan 11 klub. Namun demikian Hasan belum bersedia menyebutkar tim yang akan bergabung tersebut. "Kami masih berusaha menarik tim ke-12, supaya genap," ujar Hasan tanpa memberikan infor- masi rinci mengenai klub ke-12 tersebut. "Kenapa kami tetap bertahan dengan dua di- visi, karena kami ingin menjaga iklim persa- ingan yang mulai terbentuk pada IBL musim lalu," kata Hasan lagi. Dijelaskan, susunan tim yang mengisi Divisi Merah dan Divisi Putih pada IBL musim de- pan akan tetap sama seperti musim lalu. Satria Muda Pertamina, CLS Knights Sura- baya, Bank BJB Garuda Bandung, JNE Sili- wangi Bandung dan Bima Perkasa Jogja bergabung di Divisi Merah. Kemudian di Divisi Putih ada Pelita Jaya EMP Jakarta, W88. News Aspac Jakarta, Pacific Cesar Surabaya, NSH Jakarta, Hangtuah Sumsel dan Satya Wacana Salatiga Selain itu, IBI, musim baru dipastikan mem- JE Bantul Bic Atlet buluta mereka sedil target tersebu Saat ini sel kis andalan siapkan untu tengah menj latihan di GO Dengan berla tiap hari dan
