Tahukah Anda 10 Perintis Pers Indonesia?1. Dr. Abdul Rivai
Lahir tahun 1879 dari keluarga seorang guru. Sejak kecil sudah memperlihatkan semangat tinggi untuk sekolah. Selesai sekolah lanjutan, ia belajar bahasa Belanda terlebih dahulu kepada kakaknya. Baru kemudian meneruskan ke STOVIA dan lulus sebagai dokter tahun 1895.
Karena keinginannya untuk meneruskan sekolah kedokteran di Belanda menemui halangan, ia menjadi sangat kesal dan mulai benyak menulis kritiknya atas kecongkakan penjajah. Waktu itu ia banyak menulis pada : Bintang Hindia, Bendera Wolanda, Pewarta Wolanda, Oost en West dan juga Algemeen Handelsblad yang terbit di Nederland.
Setelah kembali ke tanah air tahun 1911, ia berdinas sebagai dokter pemerintah, mula-mula ditempatkan di Cimahi dan kemudian dipindahkan ke Padang. Tetapi karena jiwa nasionalismenya, ia sering bentrok dengan dokter bangsa Belanda. Akhirnya ia minta berhenti dan memilih buka praktek swasta di Semarang dan kemudian di Surabaya.
Sebagai politisi ia pernah duduk dalam keanggotaan Volksraad (semacam DPR). Namun setahun kemudian ia mengundurkan diri. Kemudian berkelana ke Eropa dan Amerika. Dari sana ia rajin mengirimkan tulisan-tulisannya kepada suratkabar-suratkabar yang ada di tanah air. Dengan tulisan-tulisannya ia memberikan pelajaran politik kepada bangsanya yang terjajah. Dengan ketajaman penanya ia membukakan mata dan kesadaran bangsanya tentang arti dan nilai sebuah kemerdekaan bagi suatu bangsa.
Karena kesehatannnya mundur, Dr. Abdul Rivai akhirnya memilih Bandung sebagai kota tempat menghabiskan hari tua. Ia meninggal 16 Oktober 1933 dengan menyebarkan keharuman tersendiri bagi sejarah jurnalisme Indonesia.