Tipe: Koran
Tanggal: 1987-07-21
Halaman: 04
Konten
2CM SELASA, 21 JULI 1987 CURTES NARAS WASPADA Terbit wek 11 Januari 1947 Pemimpin Umum Pemimpin Redaksi HJ ANI IDRUS Pemerys nusahaan de H. Rayati Syahrin Wakil Pemirys Umum Managing Edor H Teruna Jasa Sald WSA Pemimpin Redaksi: Hj. Prabudi Sald Dewan Pelaksana Redaksh Ammary hab, H Teruna Jasa Sak, M Prabod Said, H0 Bachbar 2 Rangkus, Hb A. Raul Spel, H. A. Rachman Shegar, Sudac Maribor Sagan, dh P. Raya Syahin. Maneker Perikanan: 10 Teruna Jasa Said Peserbit P.T. Harsan Waysada Direksi: H. Ani kirus, Direktur Utama Man, dh H. Raya Sohn, Icha Buana S, Pembantu Direksi: Tibuana Sal, Direktur Redaksi Ahmat Kanke Pusat, Pseb, Redaks Tata Usaha Perikanan Jalan Letjen Suprapto/Brgen Katamso No. 1 Medan, Tel 08 (3 saluran). Teleks: 51347 WASPADA MON Nasty No redaksterwalbio perkhnan (1) Bumi Warta Jaya, Jalan Kebun Sah Timur Dalam No: 3 Tel 322216, S817, Jakarta Pusat (2) Perwakilan Waqsada, Jalan Cut Mak Dhien No 120, Tel 223865, Banda Aceh Harga kbn sap mm kolm Rp 1.500 Ukuran kobm 42 mm. SUPP 065 SK MENPEN/SIUPP/A.7/1986 tanggal 25 Februari 1986 Arcetak Percetakan Web Ofset PT. Pakarsa Abadi Press, Jabn Letjen Suprapto/Brigjen Katambo No. Medan RAN 'mengancam' dunia lagi, setelah hari Minggu kantor berita IRNA menyiarkan berita tentang akan dimulainya latihan perang 'mati syahid' milisi pengawal revolu- sioner, yang melibatkan AL, AD dan AU di dan sekitar Selat Hormuz, Agustus mendatang. Ber- Perang Mati Syahid Ala Iran ARRAY mengakhiri perang Iran-Irak yang sudah ber- jalan hampir 7 tahun. Kantor berita resmi Iran tersebut kemudian mengutip sebuah pertanyaan pengawal revo- lusioner yang dikeluarkan di Teheran, bahwa latihan-latihan tersebut dimaksudkan menum- pas gerakan-gerakan bunuh diri dari kekuatan- Itu sebabnya untuk tetap membangkitkan semangat juang bangsanya, rakyat Iran diin- doktrinasi dengan istilah-istilah yang menegak- kan bulu roma' dengan menyebut perang itu sebagai perang keadilan lawan perkosaan keadilan, monotheisme lawan atheisme, bah- bastis tersebut tampil pula pernyataan Menteri kan nekad menyebutkan Islam lawan anti samaan dengan pemberitaan yang cukup bom- Luar Negerinya Ali Akbar Velayati, yang Islam. sebagai motto tajuk ini pada tahun 1981 lalu, oleh IRNA tersebut ketika perang mulai berkobar. itu disahkan. Dengan disahkannya resolusi DA-PBB itu, bisa diartikan dunia 'merestui pengawalan yang dilakukan kapal-kapal perang AS di Teluk Par- menegaskan, bahwa Iran tidak akan mematuhi Kebijakan radikal ini sebenarnya semakin resolusi Dewan Keamanan PBB yang bertujuan mempersulit usaha Iran untuk mencapai ke- menangan di medan pertempuran, apa lagi bila perang tersebut semakin panjang. Persepsi Iran tentang perang Iran-Irak ini memang sulit untuk dicerna oleh orang lain, kecuali oleh orang Iran sendiri, karena ke- dogmatisannya begitu dalam, sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Panglima Angkatan kekuatan dunia yang menghina Tuhan. Latihan Udara-nya Javad Fakuri sebagaimana kita kutip tersebut akan diberi nama sandi 'Shahadat'. yang Apa disiarkan jelas ada kaitannya sama Amerika dengan Serikat-Kuwait tentang akan persetujuan ber- dikawalnya oleh AL-AS tanker-tanker Kuwait yang akan memakai bendera AS dalam pe- layaran di Selat Hormuz (Teluk Parsi). Selain itu juga karena adanya Resolusi Dewan Keamanan PBB, tentang penghentian perang Iran-Irak. si, sehingga jika nanti kapal atau pesawat- pesawat Iran masih saja menembaki kapal ter- sebut, persepsi politik setidak-tidaknya bisa direbut oleh AS. UUD 1945 Angkatan Laut AS sengaja belum terjun mengakhirinya. mengawal tanker-tanker Kuwait berbendera AS, sebelum resolusi Dewan Keamanan PBB S Sinaga mengumumkan 14 keputusan Sidang Pleno ke 29 Dewan Pers di Den- pasar Bali Minggu 19 Juli 1987. Keputusan itu antara lain mengenai penertiban pers, pener- tiban kewartawanan, penertiban baru, pendiri- an sekolah jurnalistik, pembinaan iklim usaha yang sehat dalam industri media cetak. Dewan Pers mengimbau kepada penerbit agar mema- tuhi ketentuan guna mencegah memuat tulisan bersifat a susila, sadis atau kode buntut dan se- jenisnya yang menyesatkan masyarakat. Pe- langgaran hal itu akan dikenakan sanksi hukum. Perang adalah suatu pertarungan bukan an- tara dua tentara, tetapi antara dua sistem yakni yang satu bekerja untuk memajukan dan mem- perluas Islam, lainnya untuk memblokir dan mencegah proses itu. ekonomi. -Javad Fakuri Kode buntut sudah lama di permasalah- kan. Tapi tak ada mengambil perhatian ke arah itu. Terutama tentunya aparat keamanan/pe- negak hukum. Kode itu dicetak, foto copy, stensilan. Di edarkan/diperjualbelikan di depan loket penjual kupon Porkas. Tidak tahu jelas siapa yang mengusahakannya. Sebab beraneka ragaman. Masing-masing buat tanda, misalnya dukun anu, suhu aliong dan lain sebagainya. Karena banyak peminatnya, surat kabar teru- tama yang kurang laris memuatnya demikian juga mingguan. Banyak yang percaya pada kode ini, sehingga hilang kepercayaan pada diri sendiri, yang juga mampu untuk meramal- kannya. Undian Tanda Sumbangan Sosial Berha- diah atau yang lebih dikenal dengan undian harapan, siputar melalui bola, guna mene- mukan nomor pemenang. Sudah dilakukan selama puluhan tahun. Tidak ada menge- luarkan kode buntut. Sama halnya dengan Porkas. Letter/huruf pemenang melalui bola yang keluar. Berbeda dengan judi hwa hwe, yang menyimpan angka di satu kotak yang bisa disaksikan umum. Kemudian penyimpan/su- hunya mengeluarkan kode tebakan. Sampai tiga kali menjelang pembukaannya. Kode yang berupa teka teki itulah yang ditebak. Untuk ini memang perlu penebak jitu. Siapapun orangnya tentu bisa menebaknya. Sekarang mengapa ada kode itu sedang nenausaha/bandar dari undian itu tidak Meskipun keadaan Iran di dalam negeri- nya mengalami kemelut ekonomi yang cukup parah, namun semasih perang melawan Irak tak terselesaikan, intransigensi ideologi pemimpin-pemimpin Iran di bawah Ayatullah Khomeini, terasa semakin kuat, dalam segala sesuatu yang berkaitan dengan pandangan me- reka mengenai perang itu dan cara untuk Sebenarnya kita tidak perlu terkejut atas pemberitaan IRNA tentang masalah 'mati syahid' atau penolakan Menlu Ali Akbar Velayati atas resolusi DA-PBB itu, karena memang demikianlah 'ciri khas' Iran. Iran nampaknya memang belum mau mengakhiri perangnya melawan Irak, meskipun sulit untuk dibantah, bahwa keadaan di dalam negerinya cukup parah, terutama di bidang "Kode Buntut" Dan Masalahnya Radikalisasi yang dilaksanakan pemimpin pemimpin Iran dengan tampilnya tanker-tanker Kuwait berbendera AS yang dikawal oleh kapal kapal perang AS, jelas akan merupakan pan- dangan yang mengerikan di Selat Hormuz. Nampaknya perang mati syahid' ala Iran pada tahap pertama ini memang bukan sebagai gertak sambal, tetapi justru akan mereka jadi- kan sebagai pancingan untuk melibatkan ke- kuatan lain ber'malang-melintang' di Selat Par- si, yang posisinya begitu strategis bagi per- caturan politik global negara-negara adikuasa. Selat Hormuz bisa jadi neraka dan jika sampai hal itu terjadi, dampaknya akan melan- da banyak negara. Sebelum terbitnya 'neraka" inilah diharap- kan Washington dan Moskow bisa lebih ber- dekatan dulu. mengeluarkannya? Inilah akal-akal manusia menompang pada usaha orang lain. Kebetulan ada pula yang percaya/yakin. Penjual kode itu memang licik dalam berkata-kata. Dikatakan- nya peramal itu dukun ternama, sering tepat ramalannya. Begitulah, terkadang bertukar mengikuti ramalan orang lain. Jika tidak ada yang tepat, dia jatuh kepada mimpinya, anak- nya dan teman-temannya. Puluhan juta ber- mimpi setiap malam. Binatangpun selalu ber- jalan dan melompat. Itulah jadi keyakinan un- tuk mendapatkan uang. Sudah hilang keper- cayaan dan linglung bukan ? Kelinglungan ini- lah sebenarnya perlu dicegah. Caranya agar semua kode itu apakah melalui surat kabar atau penjualan secara perorangan, dihapus/di- larang. Dewan Pers telah melarang surat kabar untuk tidak memuat kode buntut itu. Untuk ini tentu semua surat kabar yang memang memuat kode buntut itu, akan menghapuskannya de- ngan segera. Tidak perlu seperti banyak alasan dari aparat, surat resmi belum sampai. Cukup yakinlah kepada keterangan pers Sekjen Dewan Pers itu. Sekarang bagaimana pula dengan kode yang ramai diperjualbelikan di kaki lima toko dekat loket penjual kupon Porkas dan TSSB? Ada baiknya Dewan Pers juga mengimbau pemerintah/Menteri Sosial guna melarangnya. Jangan dianggap hanya yang melalui surat kabar/mingguan saja yang merusak masyarakat. Dan inilah satu kelemahan selama ini, selalu dikekang melalui surat kabar mengenai gambar porno, tapi di depan bioskop banyak gambar yang dianggap porno. Demikian juga mengenai hal lain, surat kabar saja yang diimbau untuk tidak memuat satu kejadian. Apa jadinya ? Sering orang nakal berlindung di sini. Sebab baginya asalkan tidak dimuat di surat kabar, sudah aman. Sebab yang lain dapat diselesaikan secara perorangan. Sama seperti judi. Aman surat kabar, amanlah. "Pecah" di surat kabar barulah sibuk memberi pendapat, saling bela diri dan menyalahkan orang lain. Tidak tahu lagi kemana muka itu dirondokkan. Atas dasar UUD 45 Pasal savats, NEGARA pran tanah iny HAK Imilik PRIBADI TAR dan SILIKNYA OBJEK WAJIB PAJAK a tisti UUD 45 dan PRODUK kumnyo HAK MILIK UNJUK RASA MELALUI U.U.: Pelebaran Jalan Kapten Maulana Lubis Medan sampai kini belum selesai. Beberapa pemilik rumah di samping kanan Wisma Benteng menahan pekarangannya untuk tidak dimakan pelebaran jalan tersebut. Salah satu pemilik rumah memajangkan pelakat bertulis pasal 551 KUHP dan uraian pasal 33 ayat 3 UUD 1945, karena pihak Walikota memajangkan palakat berisi pasal 33 ayat 3 UUD-1945 di luar pagar pekarangan tersebut. Saat unjuk UU melalui palakat sekarang ini, mengakibatkan pelebaran jalan itu terhalang. Keadaannya seperti bertangga-tungga. (Waspada/M.24) permintaan Lingkaran Studi Indonesia, supaya dalam muzakarah (diskusi) ini saya mem- bahas buku karangan saudara kob Oetama "Prespektif Pers In- Ja- donesia" (penerbitan LPJES, Jakarta 225 halaman). Sebabnya adalah sederhana sekali dan teramat kentara. Jakob Oetama, 56 tahun, bukan cuma sembarang orang. Me- ngutip kata-kata para penyunting buku ini" Jakob Oetama sudah menjalani profesi wartawan sejak 1955-tidak kurang dari tigapuluh tahun; kini dia berdiri di depan dalam barisan wartawan Indonesia dengan visi tang pers dan persepsi Indonesia". Octama adalah sendiri ten- Jakob Jelas pemimpin wartawan Indonesia; orang Perancis bilang "Le Leader". Sebagai pemimpin Oetama. redaksi dan pemimpin umum harian Kompas, dia telah membuktikan keberhasilannya. Kompas ialah harian dengan oplah per terbit sebanyak 522.755 eksemplar; berarti nomor satu di Indonesia (Sumber : Pers papers 1986" nomor satu dan untuk tahun "Penerbitan Nasional 1987/1988", Departemen Penerangan R.1. tahun 1987). Di bidang pendapatan iklan, Kompas termasuk dalam "Top Ten News- dengan ranking penghasilan iklan 1986 sebesar Rp. 25.209.756.000 jadi rata-rata Rp.2.100 juta per bulan (Sumber: Surindo Utama, dalam "Media & Perspektif Pers Indonesia daerah-daerah yang harus ditinjau tapi buktinya apa? Ya, tidak ada apa-apa, dibandingkan dengan sdr. Jakob Oetama. Maka karena itulah pada permulaan tadi saya menge- mukakan, saya sebetulnya harus menolak waktu diminta ikut ber- bicara dalam muzakarah ini. Lalu kalau sampeyan (ini gaya bahasa NU H.Mahhub Djunaidi) bertanya kepada saya, mengapa kok juga, sedangkan sudah tahu pihak- pihak ini tidak sebanding dan setara, maka sampeyan harus kembali. Hampir semua impor bahan-bahan esensial plastik men- tah disalurkan melewati Panca Holdings Ltd. Industri besi dan baja dikontrol oleh Liem Sioe Liong. (Sumber: Kantorberita Reuter dan Bernama, 22 Mei 1987). Maka apabila di bidang ekonomi terdapat tuntutan, agar ditinjau kembali sistem monopoli, tidaklah atau belumlah demikian halnay di bidang penerbitan pers. Sesung- guhnya, di sana masih terus berlaku sistem monopoli. Oleh karena itulah dapat dikatakan bahwa perkem- bangan pers yang telah mantap pasti akan terjamin dalam tahun-tahun mendatang ini, sudah barang tentu dengan syarat selama mereka ber- tindak sesuai dengan ciri sifat pers Pancasila yaitu pers sehat, bebas dan bertanggung jawab, tidak menyusahkan pemerintah, tidak mengerti, saya harus ikut, karena menurut filsafat Jawa yang saya hayati, itulah "lakon" saya. Enak atau tidak enak, ya lakon itu mesti dijalani. Tetapi dengan mengemu- kakan semua ini, jelas pula saya tidak akan banyak memasuki materi yang tertera dalam buku Jakob menulis berita dan ulasan yang ber- sinis, nada tendensius dan lain sebagainya. Memperhatikan kea- daan politik di negeri kita dewasa ini, memperkirakan perkembangan selanjutnya dengan struktur kekua- saan yang akan ada, maka kecuali apabila terjadi hal-hal yang tidak disangka-sangka atau barring the unexpected, mengatakan perspektif pers In- donesia itu baik dan cerah. Khususnya harian Kompas akan sekali lagi mengutip adalah aman "dalam pem- penga- Seperti telah dijelaskan, bahwa semua aliran kebatinan ini telah dilarang berkembangnya di Daerah Istimewa Aceh oleh Kejaksanaan, setelah keluar FATWA dari Majlis Ulama Indonesia Daerah Istimewa Aceh, bahwa ajaran dari aliran- aliran kebatinan tersebut adalah sesat-menyesatkan dan menyimpang jauh dari ajaran Islam yang sebenarnya. Setelah dipelajari dengan amat teliti oleh Majlis Ulama Indonesia Daerah Istimewa Aceh (sebahagian- nya ada yang dibicarakan dalam seminar), maka diketahui bahwa in- ti ajaran dari aliran-aliran kebatinan tersebut di atas, yaitu: WASPADA Marketing", Hong Kong, Maret 1987). Dengan fakta-fakta yang ber- bicara sendiri demikian, dengan Jakob Otama sebagai orang yang telah membuktikan suksesnya, dengan Jakob Oetama sebagai orang yang telah membuktikan Jakob Oetama? dibandingkan atau menguraikan cara demikian. suksesnya, apakah pantas saya Kalau saya paksakan juga diri saya membicarakan buku karangan mengatakan sesuatu tentang materi Siapalah saya ini buku Jakob Oetama pada hal se- benarnya saya lidak mengerti banyak, maka jangan-jangan saya bisa menjadi, seperti dikatakan oleh negeri kita ini pada saat sekarang, seorang ahli filsafat Jerman, "ich dengan sdr. Jakob Oetama, a successful and powerful Mesti tahu diri, dong. Di journalist? seorang yang berhasil, punya posisi dan harta kekayaan, memiliki kekuasaan adalah sulit untuk diban- tah. Paling tidak, orang segan beradu pikiran dan argumen dengan orang yang sukses dan kuasa. Betapa pun macam-macam kontra- yang argumen diajukan, toh yang benar dalam analisis terakhir - adalah orang yang sukses dan kuasa. Sebab dia telah mem; buktikan benarnya dia berkat hasil karyanya dan atas kenyataan dia masih ada, atau meminjam ung- kapan wartawan generasi muda sekarang, dia masih "ekses". Jadi, secara kongkrit, saya boleh punya pendapat saya sendiri tentang hal- hal yang dikemukakan oleh sdr. Jakob Oetama dalam bukunya se- perti 1. Allah (1uhan) tidak ada. 2. Syariat Islam tidak betul. Memang tidak jelas-jelas disebut bahwa Allah tidak ada dan Syariat Islam salah. Tetapi dari istilah-istilah yang dipakainya, kita diyakininya bahwa Allah tidak ada dan Syariat Islam salah. Istilah- istilah yang mereka pakai, yaitu: 1. Alam lebih dulu dari Tuhan/Allah, Syariat Islam yang kita pakai itu syariat lahir; bagi mereka berlaku syariat bathiniyah; semua dilaksanakan dalam batin (shalat, puasa dan sebagainya). Yang demikian terdapat dalam ajaran aliran kebatinan Syeh Ahmad Arifin. perkembangan pers, kebe- "jurnalisme kepiting", tetapi sebab- basan pers, pers Pancasila, bisnis nya saya sampai berbuat demikian pers, pers pedesaan, jurnalisme pembangunan, peningkatan mutu wartawan, tetapi seandainya saya ajukan, toh tidak bakal meyakinkan orang lain. Lha, buktinya yang berhasil iya itu, Jakob Oetama. Sedangkan saya, boleh sok teu dan keminter kemukakan ini dan itulah, 2. Wujud Allah adalah wujud sen- diri, wujud Muhammad adalah Wu- Amalan mereka dilakukan dalam batin, Shalat jud Allah. dengan batin, puasa dengan batin, nikah dengan batin dan sebagainya. Yang demikian ktia dapati dalam ajaran aliran kebatinan Bantakiyah. 3. Allah bukan mahapencipta, tetapi yang dicipta. Ajaran yang umum dalam kalangan Ummat Islam, yaitu Islam, Iman, Ihsan, Hakikat dan Makrifat, itu salah; yang betul menurut mereka, yaitu Makrifat, Hakikat, Ihsan, Iman dan Islam. Dengan memulai dari makrifat, mereka mengatakan setelah mengetahui cara hakikat akan tuham maka ibadat-ibadat biasa tidak perlu lagi; cukup dengan batin saja. Yang demikian adalah ajaran Teungku Ilyas bin Yusuf, aliran kebatinan yang terakhir sekali difatwakan Majlis Ulama Daerah Istimewa Aceh, bahwa ia sesat menyesatkan dan telah keluar dari ajaran Islam yang sebenarnya. Dari uraian di atas, jelaslah bahwa ajaran dari aliran-aliran tersebut di atas sama dengan ajaran inti komunisme, atheisme, yaitu Allah/Tuhan tidak ada. Jurnalisme "kepiting" Sebab lain, mengapa saya tidak akan membahas secara mendalam materi buku Jakob Oetama ialah karena saya menemukan kesukaran untuk memahaminya dan kadang- sampai berkata "kulo boten kadang ngertos". Saya baca pengantar yang ditulis oleh Ignas Kleden dan saya sampai pada kesimpulan wah sulit amat uraiannya. Saya baca ka- rangan-karangan yang ditulis oleh Jakob Oetama dan saya berkesim- pulan subtil sekali alam Semuanya menjadi tidak oleh pikiran saya. Ini bukan kesalahan mereka. Jangan lupa mereka adalah cendekiawan dan sarjana yang berpendidikan tinggi. Kelemahan terletak pada diri saya sendiri yang kurang terlatih menulis pikirannya. terjangkau Apakah Hanya Di Aceh? Aliran kebatinan yang sesat dan menyesatkan, dengan ber- macam nama, bukan hanya ada di Tanah Aceh, tetapi juga terdapat di seluruh Indonesia. Tujuan kaum komunis/atheis dan zionis bukan hanya menghancurkan iman Rakyat Indonesia di Ateh saja, tetapi Bangsa Indonesia seluruhnya, sebagai "pra-syarat" agar mereka dapat menguasai Indonesia. Aliran-aliran kebatinan yang berkembang di Aceh, seperti yang telah diuraikan, sebahagiannya datang dari luar Aceh. Tanah Aceh bin nicht was ich weisz; ich weisz nicht was ich bin". Dalam bahasa biasa ini berarti, sudah hampir- hampir majenun. Jadi, sekian sa- jalah tentang materi buku Jakob Oetama. Namun ada satu hal dalam isi buku itu yang ingin saya luruskan. Dalam bab "Pengalaman sebagai wartawan" halaman 133, Jakob Oetama menulis sebagai berikut "Jurnalisme "kepiting" -- istilah itu diciptakan oleh Rosihan Anwar dengan nada sinisme -- tetap berlaku dan menurut saya semakin dikembangkan, jika tak mau me- ngatakan diikuti oleh pers In- donesia, baik suratkabar harian. maupun mingguan". Menurut faktanya, memang benar saya yang menciptakan istilah kakinya rintangan yang dihadapi- nya. Jika kakinya dicakau oleh jepitan kepiting, maka segera dia. harus menarik kakinya, supaya aman sentosa jalannya. Sambil ikut meraba-raba terus dengan kakinya apakah dasar sungai sadanya, dia berjalan. Ada kepitian, kaki mun- dur. Tidak ada kepitine, jalan lagi. Itulah gaya jurnalisme yang di- laksanakannya. Setelah mendengar i uraian Jakob Oetama, maka seba- gai wartawan yang mesti trampil menangkap dan merumuskan in- tisari sesuatu kejadian atau ihwal yang didengarnya, atau yang dinamakan the journalist' ability to synthesize, dengan segera saya berkata oh kalau begitu ini namanya. jurnalisme "kepiting". Tidak ada. maksud apa-apa, tidak ada pikiran- pikiran tambahan, hanya ingin mengatakan sesuatu secara padat. Inilah yang perlu saya kemukakan, supaya segala sesuatu didudukkan pada proporsi sebenarnya. Jadi, saya pencipta istilahnya, tetapi sdr. Jakob Oetama yang pemula pro- sesnya. Itulah latarbelakang dan riwayat timbulnya istilah jurnalisme "kepiting". Kalau sdr. Jakob Oetama dalam bukunya mengata- kan saya menciptakan istilah tersebut dengan nada sinisme, maka seandainya saya turuti penamaan oleh Jakob Oetama itu (berani sumi- pah) saya tidak sinis pada saat menciptakan istilah tadi), dilihat secara dialektik, penyebab sinisme saya adalah sdr. Jakob Oetama juga, ya toh? Ini namanya ngomong pokrol bambu. Bukan Tidak Mungkin Dalang Mereka Kaum Komunis Dan Zionis - Oleh adalah akibat uraian. Jakob Oeta- ma pada awal 1970an mengenai gaya dan jenis jurnalistik yang dilaksanakannya. Ia bercerita pada masa itu adapaun wartawan dalam melakukan pekerjaannya ibarat orang yang berjalan di dasar sungai dan meraba-raba dengan jari-jari A.Hasjmy Oleh H.Rosihan Anwar (III - Penutup) menjadi sasaran utama mereka, karena Tanah Aceh adalah "Daerah Modal Iman" yang membahayakan bagi komunisme/atheisme. Pers di atas angin Akhirnya, supaya jangan terlalu mengecewakan pihak Lingkaran Studi Indonesia yang mengundang saya hadir dalam muzakarah ini, saya hendak ber- bicara sedikit tentang perspektif pers Indonesia. Perspektif saya ambil artinya yang mudah biasa saja yakni dalam bahasa Belanda "vergezicht", sciatu pemandangan jauh; juga "een doorzicht", suatu pemandangan tembus. Menurut pandangan saya, perspektif pers Indonesia baik dan cerah sekali. Statement ini perlu saya kualifikasikan yaitu pers In- donesia mana yang baik dan cerah perkembangan serta keadaannya di masa mendatang, atau supaya lebih tegas dengan mengutip frase yang digemari oleh Dr. T.B. Simatupang dalam pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila menuju tinggal landas menjelang akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21" (Sumber: Seminar "Adat dan pembangunan" memperingati 80 tahun wafatnya Sisingamarigara- Jakarta, Antara". 12-7-1987). Pers Indonesia yang ja XII, dimaksudkan itu adalah pers yang telah berkembang menjadi pers in- dustri, pers yang sudah mantap atau dengan metaphora lain "pers di atas tara lain tertulis : .... Bahwasanya saya jugalah yang oleh Tuhan Y.M.E. Ditugaskan un- tuk meneliti dan menyadur semua kitab-kitab suci dan mengajarkan- nya lebih lanjut secara ilmiyah- inkonvisional, agar tidak berten- tangan dengan satu dan yang lainnya! Sedemikian rupa, sehingga saya dibenarkan juga, bahkan diwa- jibkan oleh sebuah ayat injil untuk mengubah beberapa ayatnya..... Apabila kita memperhatikan dengan teliti kutipan surat dari "SS" ini, kita akan berkesimpulan bahwa dia adalah "orang sinting" yang sesat. Surat "SS" yang kami terima dari Bandung itu, seperti memberi petunjuk bahwa aliran-aliran kebatinan yang sesat menyesatkan bukan hanya ada di Tanah Aceh, tetapi juga ada di wilayah-wilayah Indonesia lainnya. Kalau pendapat seorang "Sarjana Politik" yang mengatakan bahwa tumbuhnya aliran-aliran kebatinan di Aceh karena "tidak berilmunya orang Aceh", dan dibenarkan, maka logikanya semua orang Indonesia tidak berilmu...... Ceribon Benarkah kaum komunis dibelakangnya Kaum komunis telah beberapa kali gagal merebut kekuasaan di In- donesia. Pengkhiana gagal; pengkhianatan Madiun han- cur berantakan dan pengkhianatan akhir September 1985 yang terkenal dengan Pengkhinatan Gestapu/PKI berakhir dengan pengharaman ajaran komunisme/atheisme di Indonesia. Aliran kebatinan "Ibrahim Bonjol" bermarkas di Sumatera Utara, karena guru utamanya, Syekh Ibrahim Bonjol bermukim di Medan,; dia berasal dari Bonjol, Sumatera Barat. Setahu saya, Ibrahim Bonjol pernah ditahan karena terlibat "Gestapu/PKI". Aliran kebatinan "Ahmad Arifin" juga bermarkas di Sumatera Utara, karena guru utamanya, yang menamakan dirikan "Prof.Dr.. Syekh Ahmad Arifin", bermukim di Medan, Sumatera Utara. Aceh Tenggara hanya daerah operasinya. Aliran kebatinan "Ilman Lubis" juga berasal dari Sumatera Utara, karena guru utamanya, Il- man Lubis, berasal dari Tapanuli Selatan, Sumatera Utara; dia ditugaskan ke Pulau Simeulu untuk mengembangkan ajaran sesatnya. Aliran kebatinan 'Ilman Lubis" juga berasal dari Sumatera Utara, karena guru utamanya, Il- man Lubis, berasal dari Tapanuli Selatan, Sumatera Utara; dia ditugaskan ke Pulau Simeulu untuk mengembangkan ajaran sesatnya. Aliran kebatinan "Majid Ab- dullah" berasal dari Madiun, Jawa Timur, karena guru utamanya yang bernama Syekh Abdulmajid Ab- dullah datang dari Madiun dan kemudian lari kembali ke Madiun. Sebagaimana diketahui, bahwa pemberontakan kaum komunis di Madiun sangat terkenal. Apakah tidak layak untuk diteliti, kalau kalau Abdul Majid itu sisa-sisa kaum pengkhianat Madiun..... Berbeda dengan di Vietnam Selatan yang sama-sama dalam kawasan Asia Tenggara, di In- donesia kaum komunis selalu gagal sedangkan di Vietnam Selatan mereka berhasil, sekalipun Vietnam Selatan mempunyai angkatan ber- Tanggal 27 Mei 1987, waktu senjata yang paling mutakhir Pimpinan Majlis Ulama Indonesia persenjataan dengan jumlah pera- Daerah Istimewa Aceh sedang mem- jurit lebih dari satu juta, dan diban- bahas ajaran aliran kebatinan tu oleh tentara Amerika Serikat "Teungku Ilyas bin Muhammad yang berjumlah sekitar setengah Yusuf datang sebuah juta perajurit. Hasil studi yang berdasarkan mendalam, para penelitian pengamat Vietnam berpendapat dan surat/dokumen dari Bandung, yang dikirim oleh orang menamakan yang dirinya "S.S."(singkatan namanya) dengan berkesimpulan bahwa sebab-sebab alamat Jalan Sukajadi no.176 Ban- pokok kekalahan Vietnam Sela- dung. Surat tersebut bertanggal 13 tan/Amerika Serikat ialah karena Mei 1987, dengan lampirannya yang rakyat dan ABRI Vietnam Selatan tebal. Membaca isinya, kadang- telah terlebih dahulu hancur/dihan- kadang terlintas dalam ingatan curkan akhlaknya dan sisa-sisa "im- bahwa dia "orang sinting". Tetapi, an Budha" (kalau memang ada!) suratnya yang berisi kutipan ayat- dan luar negeri, bahwa setelah kaum setelah memperhatikan lampiran Menurut para pengamat dalam ayat Injil, Taurah dan Al Quran, komunis/atheis kalah mutlak dalam kita atheis untuk melicinkan jalan bagi pendirian "negara republik komunis Indonesia sementara tujuan kaum (Lihat Hat V Kol.1) lebih cenderung untuk pengkhianatannya pada penghujung mengatakan bahwa dia bukan orang tahun 1965, maka usaha mereka setelah itu dalam rangka mendirikan sinting, tetapi ORANG SESAT. SS menerima semacam "wahyu" atau "tugas" dari Allah, yang antara lain Iman dan Akhlak Rakyat dan ABRI mengatakan, bahwa dia "negara komunis" di Indonesia, yaitu menipiskan/nienghancurkan dia ditugaskan untuk menyusun Indonesia. Dalam hal ini, kaum kembali komunis/atheis tidak keberatan Kitab-Kitab Suci yang nyatanya sekarang satu sama lain bekerjasama dengan kaum zionis in- berlawanan. SS mengutip ayat-ayat ternasional, karena sasaran awal sama, sekalipun tujuan akhri Injil, Turah dan Quran yang berten- berbeda. Tujuan kaum komunis/ tangan. Untuk tidak terus menerus manusia menjadi sesat, maka dia ditugaskan oleh Tuhan untuk memperbaiki Kitab-Kitab Suci. Dalam suratnya itu (hlm 2) an- angin" sebagai pembedaan dengan "pers di bawah angin" yang lemah kedudukannya dalam segala hal. Kriteria apakah yang dipakai untuk menggolongkan sesuatu penerbitan ke dalam pers yang telah mantap? Bisa dipakai sebagai tolok ukur pen- dapatan iklan yang diterima oleh penerbitan itu. Maka menurut perusahaan riset Surindo Utama yang telah memantau pendapatan iklan penerbitan pers di Indonesia, adapun sepuluh suratkabar harian yang top pada tahun 1986 ialah : Kompas, Sinar Harapan hingga Oktober 1986), Pikiran Rakyat, Suara Merdeka, Pos Kota, Jawa Pos, Bisnis Indonesia, Surabaya Post, Sinar Indonesia Baru dan Analisa. Bersama-sama mereka memperoleh penghasilan iklan sebesar Rp.91.288.786.000 selama tahun 1986, di dalam mana Kom- pas saja mengambil porsinya sebanyak 27,6 persen. Sedangkan sepuluh majalah yang top pada tahun 1986 adalah Tempo.(dengan penghasilan iklan lebih dari Rp. 6,5 milyar), Kartini, Femina, Sarinah, Gadis, Pertiwi, Bola, Famili, Bobo dan Eksekutif. (Sumber: Media & Marketing, Hong Kong. Maret 1987). Kriteria lain yang bisa dipakai ialah oplah, juga potensi perkembangan selanjutnya. Dalam hubungan ini dapat digolongkan ke dalam yang mantap pers suratkabar-suratkabar yang terbit di daerah seperti Waspada di Medan, Haluan, di Padang, Kedaulatan Rakyat di Yogya, Bali Post, Banjar- masin Post, Pedoman Rakyat di Ujungpandang. tetap berjaya T.B. Simatupang TUTE, COM yang Oetama war Bekasi''; bangunan malan Pancasila menuju tinggal lan- das menjelang akhir abad ke-20 awal abad ke-21". Sebagai penutup, dan Jakob waktu bicara tentang perkembangan pers sebagai bisnis, dalam bukunya (halaman 34), menyebutkan antara lain "sikap asli sebagai orang Indonesia yaitu kurang senang dan kurang ikhlas jika orang lain lebih maju atau membuat kemajuan". Dalam bahasa biasa ini berarti, orang Indonesia itu pendengki, iri hati melihat orang lain maju. Saya tidak begitu pasti benar pengamatan Jakob tersebut Indonesia. tentang sikap asli orang Tetapi yang saya pasti ialah saya sebagai orang Indonesia yang men- dapat pendidikan di zaman kolonial Belanda Calfinistisnya, dengan dengan nilai-nilai etik menghargakan kerja keras dan kemajuan dapat mengatakan di sini betapa saya amat senang melihat kemajuan tidak saja yang telah diperoleh Kompas, tetapi juga yang dibuat oleh penerbitan-penerbitan lain yang telah mantap. Dirgahayu Kompas. Perspektif pers Indonesia memantapkan Penerbitan-penerbitan disebutkan tadi berhasil mengkon- solidasi dan kedudukan mereka berkat adanya iklim dan lingkungan usaha yang favourable atau menguntungkan bagi mereka. Dengan adanya sistem SIT (Surat Izin Terbit) dulu dan kini Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) mereka mendapat semacam perlindungan atau pro- teksi. Betul, secara teoretis siapa sa- ja bisa meminta SIUPP, asalkan memenuhi syarat, akan tetapi kita semua tahu di dalam praktek membatasi kemungkinan timbulnya penerbitan baru. Dengan demikian peluang un- tuk berkompetisi dan terlaksananya permainan bebas kekuatan pasar menjadi sangat diatur. Dengan demikian pula penerbitan-pener- bitan yang telah memantapkan diri tidak mungkin ditantang dan disa- ingi oleh penerbitan baru. Jadi, sebenarnya penerbitan yang mantap itu menikmati suatu posisi pemerintah monopoli. Analoginya ada dengan yahud. Majulah kalian, dan seraya Bank Dunia bidang ekonomi. Dalam Laporanin memparafrasakan sajak Chairil An- 1987 tahun "Antara Kerawang dan dikemukakan betapa perlunya diadakan perubahan-perubahan dalam sistem ekonomi Indonesia, tindakan-tindakan deregulasi lebih lanjut, khususnya dalam sistem lisensi-lisensi impor yang mencip- takan monopoli-monopoli efektif. Bank Dunia mengunjuk kepada besi dan baja, plastik, bahan makanan dan minum-minuman sebagai nasional sebagai Menindak Aparat Negara Saya selaku pembaca dari beberapa surat kabar di Medan tapi sebagai langganan tetap pada harian Waspada, sering membaca di surat kabar termasuk tentunya di harian ini, adanya penindakan terhadap pegawai negeri. Biasanya saya baca setelah lewat tanggal 17 setiap bulan. Setelah membaca berita itu hati saya terkesan, mengapa pegawai lain tidak menghentikan niat tidak baik itu ? Ataukah karena tidak diumumkannya nama langsung dari yang ditindak? Dalam hubungan ini, ada baiknya pihak penin- dak tidak hanya mengumumkan jumlahnya saja tapi serentak dengan nama dan jabatannya. Dengan demikian masyarakat mengetahui siapa yang ditin- dak itu. Kemudian jika tidak ternyata masyarakat dapat mengoreksinya. Terlebih penting lagi aparat negara yang lain bisa mengurungkan niat tidak baiknya di kantor karena merasa malu terhadap masyarakat umum. Jika hanya jumlah tentu tidak masalah bagi mereka. Digeserpun nanti dari jabatannya karena tidak diumumkan pada masyarakat ramai, pasti dia akan membela diri jika ada yang bertanya mengapa dia pindah/diganti. Biasanya dia menyalahkan atasan yang tidak jujur membagi tugas. Paling tidak baik, dia menyalahkan temannya. pimpinan yang hanya memberi tugas kepada Untuk menghindarkan simpang siurnya berita mengenai adanya perpindahan atau pergantian pe- jabat, perlu diumumkan secara tegas dan jelas. Mudah-mudahan dengan upaya ini tindakan yang merupakan hukuman pertama ini, memberi pengaruh baik kepada aparat negara yang masih bersih dari perilaku tidak terpuji. Kepada harian Waspada yang memuat pem- baca menulis ini saya ucapkan terima kasih, semoga pembaca menulis ini berguna kepada pengambil keputusan di kantor pemerintah. Medan 18 Juli 1987 Nama dan alamat redaksi mengetahuinya Porkas Meresahkan Masyarakat Ekonomi Lemah Membaca berita Waspada, 17 Juli 1987, Presiden Soeharto berkata: Izin Porkas ditinjau kembali, apabila meresahkan masyarakat. Meng- ingat kembali uraian team harian Waspada Kelapangan, yang dimuat dalam harian Waspada 20 Mei 1986 dan 19 Mei 1986, dapat kita ketahui bahwa permainan Porkas berakibat yang negatif atau buruk terhadap pecandu Porkas, mengurangi kegiatan berusaha dengan jalan yang halal. Mereka diliputi khayalan bila tepatlah tebakannya, akan mendapat keuntungan yang lebih besar. Dengan modal yang sekecil-kecilnya akan mendapat untung yang sebesar-besarnya. Dalam uraian team tersebut Porkas adalah berbentuk hwe-hwe dan berselubung judi. Manakala benar yang demikian pelaksanaannya, keadaan tersebut adalah bertentangan dengan Peraturan Pemerintah RI No.9 Tahun 1981 (lembaran Negara No.10 tahun 1981). Dalam sub pertumbuhannya tegas dinyatakan: B. Berdasarkan perkembangan keadaan pada saat ini, sekarang dipandang sudah waktunya untuk menghapuskan segala bentuk dan apakah jenis perjudian di seluruh wilayah Indonesia. Sub Keputusan berbunyi: 1. Pemberian izin penyelenggaraan segala bentuk dan jenis perjudian di larang, baik perjudian yang diselenggarakan di kasino, ditempat tempat keramaian, maupun yang dikaitkan dengan alasan alasan lainnya. Oetama 2. Izin penyelenggaraan yang sudah diberikan, dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi sejak 21 Maret 1981. Dalam Waspada 31 Maret 1986, telah saya tulis, bahwa Porkas lebih besar mafsadinya dari pada mashlahainya, dan menyebutkan beberapa pendapat golongan masyarakat yang menolak HALAMAN IV SUBOT PADAH MALU Menurut Prof.Dr. Kadri in banyak penderita diabetes (ken cing manis) malu dan menutup nutupi penyakitnya, akibatnya setelah lama sulit diobati. Memang begitulah, malú bertanya sesat di jalan. Hanya untuk korupsi tidak malu lag sekarang. mm ★ Kenang, kenanglah kami yang ketinggalan Berserakan antara Palmerah Selatan dengan Merdeka Barat, Kenang, kenanglah kami yang tertambat Sekali merdeka tetap merdeka.- Tulisan ini dibacakan dalam diskusi Lingkaran Studi Indonesia (LSI) dan Harian Kompas 13 Juli 1987). PEMBACA MENULIS KODE Sidang Pleno ke 29 Dewan Pers membahas "kode buntut". Hasilnya mencegah penertiban memuat kode itu. Yang penting surat kabar, perlu secara sadar untuk mematuhinya, jika ada memuat kode itu. d ★ BELUM WIE COTON DECLADHD ope Redaksi tetap terbuka menerima kritikan, keluhan yang positif membangun. Tulisan tidak terlalu panjang (satu) halaman, tik dua spasi, dikirimkan kepada redaksi setelah ditan- datangani. Sertakan foto copy KTP/kartu tanda pengenal. Benar bukan fitnah. kehadiran Porkas, antara lain, Dr. Ph Hadjon SH (Universitas Airlangga Surabaya) menegaskan bahwa dilihat dari sudut hukum, orang berhak menolak, sebab surat izin Menteri Sosial sifatnya bukan perintah. Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, menolak hadirnya PORKAS. Pondok Pesantren Jawa Barat, memfatwakan bahwa Porkas itu adalah judi, disirkan pada tanggal 1 Pebruari 1986. 21 - Bangunan Kantor Dinast Pertanian T.Tinggi belum ber- fungsi. Semak belukar sudah mengelilingnya. ★ Bagaimana ini pak Dinas Pertanian Sumut? Harta negara jangan ditelantarkan ! BERAS Kualitas beras cati pegawai negeri sipil Kabupaten Aceh Utara memprihatinkan Baunya tak sedap dan banyak batu. ★ Pasti Dolog Dista Aceh elak tanggung jawab. Koperasi, mengapa yang berbatu dan bau tak sedap dibagikan? Harga beras pegawai negeri kan sudah dinaikkan? D iz OF DISERANG Di Muarasipongi Tapany. li Selatan, ribuan pohon kayu manis diserang ulat bulu. Pengaruh Negatif Porkas Banyak di antara siswa dan anak anak sekolah menunggak uang sekolah karena terpengaruh dengan tebakan yang kecil akan dapat uang yang lebih besar, ternyata meleset tebakannya, akhirnya membohongi guru dan orang tuanya. Tukang beca banyak nongkrong tidak men- dayung becanya asik menghitung hitung nomor dan kode apakah yang bekal keluar, sehingga mengurangi kegiatan mencari sewa. Ada yang membakar isterinya, gara gara ter- cuci nomor Porkas dikantong baju suaminya, ter- nyata tepat tebakan nomor yang dimiliki suami, diperiksa kantong baju, ternyata telah hancur kena air. Lalu naik pitam sang suami, dibakarnya isterinya. Hal ini kejadian di jalan Mandala Bay Pass Medan beberapa bulan yang lalu. Di Kantor KUA Batang Kuis menurut infor- masi, bahwa banyak terjadi perceraian antara suami isteri, gara-gara suami main porkas, sehingga tak sanggup membelanjai anak isteri buat sehari hari. Ibu-ibu rumah tangga yang candu main porkas, sering mengkorting belanja sehari hari, disisihkan sebahagian uang belanja itu untuk membeli lem- baran porkas, namun tak pernah tembus, akhirnya meresah dan diri dan keluarganya. ★ Dinas Pertanian perlu turun tangan bersama rakyat y membasminya. Yang rugi tidak saja petani juga negara. Pakq Bupati lebih tahu tentunya. th Dengan demikian yang menjadi sasaran porkas ini adalah sebahagian besar adalah masyarakat yang berpenghasilan rendah atau ekonomi lemah dengan mengharapkan modalnya yang sedikit itu akan men- dapatkan keuntungan yang lebih besar. Ternyata bukan bertambah kegairahan bekerja, sebaliknya asyik menghayalkan yang belum tentu rimbanya, tertunda pekerjaan yang akan dilaksanakannya. Dan sejak diperlakukannya porkas, banyak ke- jadian bencana alam yang memakan korban jiwa dan harta benda masyarakat, seperti gempa bumi, banjir, angin puting beliung, tanah longsor dan lain lain sebagainya. Bila diperhitungkan hasil dari porkas dengan kerugian yang ditimbulkan bencana alam tidak seimbang. Pantaslah Porkas dihapuskan. Drs. Abdullah Sinaga TO Djatopek Hatiku Tersayat Membaca berita yang berjudul : Bangunan Dinas Pertanian T.Tinggi belum berfungsi, hati saya tersayat dan merasa pilu. Berita yang dimuat harian Waspada di halaman VI terbitan Senin-20-Juni 1987 itu saya ikuti sampai selesai. Timbullah pada pikiran saya mengapa harus sampai demikian? Setahu saya dan juga tentunya orang lain terlebih aparat negara bangunan di dirikan untuk dimanfaatkan sesuai dengan tujuan semula. Tapi mengapa Kantor Dinas Pertanin di Lingkungan VII B Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan tersebut lain dari tujuan semula ? Kantor Dinas Per- tanian itu terdiri dari dua bangunan induk 10 x 6 meter, satu WC, satu rumah dinas, diperkirakan berbiaya Rp.20 juta dari daña bantuan Bank Dunia. Mulai dikerjakan 1 Desember 1986 selesai akhir Februari 1987, Saat ini sangat memprihatinkan karena sudah ditumbuhi semak belukar. Dengan keluarnya berita ini ada baiknya pihak Dinas Pertanian Sumut ataupun Ka Kanwil Perta- nian meninjau bangunan itu. Jika memang belum digunakan sebagai mana mestinya, ada baiknya semak belukar di bersihkan. Karena seakan-akan tidak memperdulikan milik negara itu. Jelasnya lagi, kurang tanggung jawab aparat negara. (12 ET Kepada harian Waspada, yang memuat pem- baca menulis ini saya ucapkan terima kasih. Medan, 20 Juli 1987 Nama dan Alamat redaksi mengetahuinya q d 51 i C b VSELASA, 21 J Kes Usah Tingkat kehidupa yang rendah, merup dari kurangnya mos dahnya produksi mas barang dan jasa. Deng lain, kalau produkti maka pendapatan per dan konsumsi pun re Sumber daya al miliki bumi Indonesia modal utama untuk Modal dana, teknolo ahli (skill), dimanfa menggali kekayaan a demikian akan terc pembangunan yang al oleh seluruh rakyat. Masyarakat ya makmur baik materia adalah merupakan t panjang dan usaha a kita. Tujuan tersebu dicapai dengan usaha bersama, yakni ma donesia dalam ka keluarga. 11 Seperti kita ke GBHN, bahwa Pemb sional Jangka Panjan 30 tahun), dilaksanak tahap. Usaha dibi dustrian terus diting yang menyangkut bid dan industri dasar ma yang menghasilkan b jadi. Demikian pu nyangkut usaha di bi bangan. Pemerintah berta untuk membangun e supaya dapat menjan rakyat yang makmur. sanakan pembangun hubungannya dengan pembangunan. Terse faktor pembangunan akan mempercepat bangunan. Sebalikn satu faktor mengalam maka akan mengha pembangunan. bangunan di negara a. Mencukupkan pangan bagi rakyat. b. Perbaikan prasa: rumahan rakyat. c. Perluasan lapang pendidikan. Yang menjadi d. Perluasan pelayan e. Meningkatkan masyarakat, dan seb Pemerintah beru tuk meningkatkan segala bidang. Bahka produksi pangan me ritas utama. Pela dihubungkan denga masalah produksi sarana distribusi da pangan. Perbaikan p tingkat penyimpanan pangan. Bidang pertani pembangunan, dijadi gram yang paling diu ini disebabkan kondi dan iklim) di Indone tuk dikembangkan. Ik. 70% penduduk In di bidang pertanian dalam pelaksanaan di tanah air kita ini, j merusak keadaan lim Pembangunan di nian dilakukan deng Panca Usaha Tani. pertanian harus diola Intensifikasi pern nya dengan menggu menurut aturan. Par daknya menggunaka tanaman jenis unggul lebih menguntungka dingkan dengan bi Bukan.. zionis internasio memudahkan mereka kan "Negara Israel F ke Hijaz, Irak, Syria c inne Sinai. Cukuplah beral Pimpinan Majlis Ulam Daerah Istimewa A bahwa lahirnya ger aliran kebatinan yang ti di Tanah Aceh, di berdiri "kaum komuni "kaum zionis int disadari maupun tida dri/guru-utamanya. Pimpinan Maj Daerah Istimewa Ace benar-benar, bahwa kebatinan itu bukan bahayakan Tanah Se kah, bahkan juga kehidupan Bangsa dan donesia yang berdas casila, karena PA menurut kaum kom penghalang besar ba mereka. Jadi, bagi Maj Daerah Istimewa Ac mudahan juga bagi M Indonesia Pusat), ba aliran kebatinan bukan bahaya dan membahay dan ibadah Bangsa Indo juga berbahaya dan asas tunggal Pancasila Mungkin, Kejaksa Daerah Istimewa Ace dengan Majlis Ulama Daerah Istimewa Aceh, lembaga ini bekerjasams Adikku sayang Anakku sayang Aasih sayang tak hiruk oleh tuntunan tak datang oleh jangi dan harapan tak pamrih tak conghak- harungilah bumi hingga senja hawa simpang siur pikira hunjamkan pada nafas dan tadakkan tangan pada yang ngejawantah. Cerbung Sugeng Satya Dharma
