Tipe: Koran
Tanggal: 1988-12-26
Halaman: 04
Konten
4cm HALAMAN IV TAJUK RENCANA Membekali Diri Menghadapi Perkembangan Iptek DALAM perkembangan teknologi canggih yang begitu pesat seperti sekarang ini, rasanya tak mungkin lagi para individu atau kelompok- kelompok masyarakat mengelakkan diri dari perkembangan yang terjadi di dunia ini. Dunia terasa semakin sempit, hambatan geografis tak lagi menjadi kendala serius. Penemuan-penemuan baru dengan cepat me- rayap dan terserap. Tak perduli menyatukan pula mereka yang tinggal di daerah pedesaan yang selama ini sering dikonotasikan sebagai daerah yang serba terbelakang. jalur pendidikan informal/nonformal. Lembaga ini pun tak luput dari ken- dala dan keterbatasan namun di sisi lain kita melihat kemungkinan yang lebih besar untuk bergerak lebih dinamis. Kemungkinan ini juga terdapat dalam hal menghadapi kebutuhan-kebutuhan mendesak sebagai akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk di dalamnya perkembangan teknologi komunikasi canggih yang begitu cepat. Dalam berbagai forum pendidik informal/nonformal kita mengamati adanya dinamika itu. Materi-materi yang diberikan tidak konvensional tetapi senantiasa diselaraskan dengan kebutuhan dan minat sasaran (objek) bukan hanya dalam menghadapi kebutuhan rutinnya tetapi juga menghadapi kebutuhan-kebutuhan yang berskala lebih luas, termasuk kebutuhan masa depannya selaras dengan kecenderungan perkem- bangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang senantiasa berpacu de- ngan waktu. Ada tanda-tanda yang senantiasa menggelitik, sampai di manakah kesiapan mereka menerima dan menghadapi perkembangan yang terja- di di luar lingkungan dan di dunia luar itu? Siapa yang harus memantau dan juga siapa pula yang harus menangani aspek-aspek kesiapan ma- syarakat itu? Secara alami dan juga secara tradisional, lembaga pendidikanlah yang pertama-tama harus bertanggung jawab, baik itu keluarga, sekolah/ pemerintah dan masyarakat. Lembaga-lembaga pendidikan inilah yang seharusnya tampil paling depan di tengah perkembangan ilmu peng- etahuan dan teknologi (Iptek) yang begitu cepat itu, yang memiliki tang- gung jawab memberikan bekal kepada warga masyarakat untuk siap secara selektif menghadapi dan menerima setiap perkembangan sehing- ga tidak sempat terjadi jurang-jurang pemisah. Jurang pemisah yang menganga antara perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi de- ngan kesiapan masyarakat untuk menerima dan menyerapnya, sering mendatangkan mala petaka. Timbul pemikiran kemudian, apa-apa saja yang patut kita bekalkan kepada warga masyarakat agar mereka mampu menyerap secara selektif setiap "perkembangan baru" sehingga di satu pihak hal itu memberikan manfaat bagi kehidupannya, di pihak lain mampu menetralisasi setiap anasir negatif yang dapat menggoyahkan sendi-sendi kehidupan. Kita telah cukup memiliki pengalaman bahwa lembaga pendidikan formal yang ada tidak selalu dengan cepat mampu menyelaraskan diri dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi. Keterbatasan- keterbatasan baik dalam hal perangkat keras maupun perangkat lunak, menyebabkan lembaga pendidikan formal tidak segera mampu mengim- bangi dan menyelaraskan diri dengan setiap kebutuhan dan perkem- bangan yang terjadi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kendala ini masih ditambah lagi dengan kebijakan-kebijakan di sektor pendidikan, yang menyangkut sistem pendidikan dan kurikulum misalnya, yang cen- derung birokratis, dan yang langkah penyesuaiannya sering memakan waktu lama. Keterbatasan serupa juga dialami dalam jalur pendidikan rumah tang- ga/keluarga. Keterbatasan ini masih ditambah lagi dengan kendala so- sial-ekonomis sebagai akibat keterbatasan-keterbatasan untuk sekadar mempertahankan hidup keluarga. Akibatnya penyelarasan diri terhadap kebutuhan dan perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembekalan diri putra-putrinya dinomorduakan atau bahkan dino- mortiga dan dinomorempatkan. Perhatian kini beralih pada lembaga-lembaga masyarakat sebagai 2 Januari DPP Pemuda Demokrat dan PB HMI mengeluarkan catatan akhir tahun, yang menyatakan dalam ta- hun 1988/1989 sebagai tahun I Pe- lita V diperlukan pemimpin- pemimpin yang berakar di kala- ngan rakyat, sehingga potensi ra- kyat untuk pembangunan dapat di- tingkatkan. 5 Januari Presiden Soeharto menyampai- kan RAPBN tahun 1988/1989 di DPRRI sebesar Rp. 28,9 trilyun atau naik 27,1 % dibanding APBN 1987/1988 sebesar Rp. 22,7 trilyun. Rekaman Peristiwa 1988 10 Januari Peringatan Puncak Tritura ke. 22 di Balai Sidang Senayan. Dalam sambutan tertulis Presiden Soehar- to dibacakan Menpora Abdul Ga- fur mengatakan ancaman terbesar Pancasila bukan dari luar, tetapi dari dalam diri kita sendiri. Politik dan Pemerintahan kan mengenai utang Indonesia. Hal itu dikemukakan, dalam pe- mandangan umum fraksi mengenai RAPBN 1988/89. Rapim PDI di Yogyakarta, Pa- ngab Jendral TNI LB Moerdani menyatakan di depan Rapim tsb. perpecahan bukan cara yang baik dalam mendapatkan penyelesaian, sepanjang jalan musyawarah dan mufakat masih tersedia. 11 Januari Presiden menerima 114 orang pimpinan KNPI hasil Kongres V. Presiden mengharapkan kepada pemuda, agar korupsi, pungli dan suap-menyuap segera diberantas. 17 Januari Pemerintah dalam hal ini Depar- temen Pendidikan dan Kebu- dayaan mulai membekukan izin pendirian Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sementara izin peningkatan status yang selama ini dibekukan segera dicairkan. 18 Januari Fraksi-fraksi di DPR-RI minta pemerintah agar dapat menjelas- 20 Januari Menteri Perencanaan Pemba- ngunan/Ketua Bappenas memberi pengarahan dalam Raker Guber- nur se-Indonesia. Dalam kesempa- tan itu Menteri mengharapkan a- gar gubernur tidak menggunakan dana APBN untuk pembangunan gedung baru. Memperjelas tanggapan kami tanggal 10 Desember 1988, setelah kami mengadakan pengecekan langsung ke lapangan bersama Tim BPB (Badan Pengawas Bangunan) tanggal 17 Desember 1988, tentang Rehabilitasi SD.No.1 Nyalian. Tidak benar Rehabilitasi SD No.1 Nyalian sebesar Rp 3.100.000,- Yang benar Rp 3.000.000,- (dari mana mendapat sumber Rp 3.100.000,-). Pelaksana Rehabilitasi SD. No.1 Nyalian sesuai dengan Surat Kepu- tusan Bupati adalah Panitia Pelak- 22 Januari Menteri Dalam Negeri Soepard- jo Rustam menutup Raker Guber- nur se-Indonesia. Menteri meng- atakan, pergeseran fungsi penye- lenggaraan dan aparatur pemerin- tah di pusat dan daerah-dari me- mimpin dan mengatur ke fungsi membina dan mengayomi - bukan berpijak pada paham liberalisme. Peringatan HUT PPP di Jakarta. Pangab mengatakan pada HUT 3 Februari PPP tersebut, komponen sosial po- litik di alam Orde Baru pada taha- pan Pelita IV telah mampu men- ciptakan suasana lebih tertib dalam tubuh organisasi politik. Bukan Saya yang Meninggal Tidak benar saya I Wayan Sutha, beralamat di Br. Belong, Sanur Kaja meninggal dunia akibat kece- lakaan seperti yang diberitakan Bali Post Rabu (21/12). Bahwa yang meninggal adalah peminjam Sepeda motor I Wayan Sutha yang bernama Aries Kus- nadi, Jombang Jawa Timur. Sekian, harap maklum. 24 Januari Presiden menerima peserta Ra- ker Gubernur se-Indonesia di Bina Graha dan menyatakan, adalah sa- ngat keliru kalau ada pihak-pihak yang mengatakan seolah-olah In- donesia selama ini melakukan pin- jaman luar negeri sebagai gali lu- bang tutup lubang. I Wayan Sutha Br. Belong, Sanur Kaja Denpasar 25 Januari DPA dan menekankan bahwa pe- Presiden menerima pimpinan nanganan masalah pendidikan me- mang berat. Namun demikian, Ke- pala Negara menegaskan, peme- rintah akan berusaha sekuat te- naga terus menyempurnakan sis- tem pendidikan nasional. 27 Januari Rakor Polkam menilai bahwa sekitar 100.000 penduduk Indone- sia terkena penyalahgunaan nar- kotika. Surat Pembaca Persyaratan: Sertakan fotokopi identitas Komisi II DPR-RI mengatakan dengar pendapat dengan Depdagri dan Opstib di Gedung DPR. Anggota DPR mempertanya- kan pengkaplingan hutan di Irian Jaya, dan pemerintah mengakui korupsi memang rumit namun Op- stib siap melakukan operasi beran- tas korupsi. sana Swakelola/ LKMD Desa Nyalian. Selanjutnya Panitia Pelaksana ber- tanggung jawab kepada Pimpro. Tidak dibenarkan jika Panitia Swakelola/ LKMD memborongkan pekerjaan. Kenyataan di lapangan LKMD menunjuk Kepala Tukang sebagai Pelaksana Teknis. Pada umumnya dalam forum-forum pendidikan informal/nonformal tersebut terselip harapan agar para objek nantinya juga berperan menja- di subjek di daerah atau lingkungannya masing-masing. Apa yang mere- ka peroleh selama terlibat dalam pendidikan informal/nonformal diharap- kan di-getok tular-kan kepada sesamanya melalui media komunikasi yang mereka miliki atau mereka kuasai, baik itu komunikasi antarperso- nal, komunikasi kelompok maupun komunikasi massa. Namun dalam kenyataannya harapan itu sering tinggal harapan. Penataran-penataran, pendidikan dan pelatihan, serta forum-forum lain yang dapat kita kate- gorikan sebagai "jalur pendidikan informal/nonformal" sering tanpa tin- dak lanjut. Gemanya pun sangat terbatas. Akibatnya menjadikan forum- forum seperti itu kurang efektif. Biaya yang baru dicairkan oleh Bendaharawan Proyek kepada Pa- nitia Swakelola/ LKMD sesuai de- ngan ketentuan yang ada baru Ter- min I berupa panjar 50% sebesar Rp 1.500.000,- Dalam upaya kita lebih mengoptimalkan hasil lewat gerakan efisiensi dan produktivitas nasional sekarang ini, kiranya hal-hal yang demikian itu dipantau secara saksama. Sangat terbatasnya gema itu, apakah karena materi yang diketengahkan terlalu konvensional sehingga tidak me- nyentuh kebutuhan dan perkembangan masyarakat yang aktual atau karena mereka (objek) tidak memiliki kemampuan untuk mengkomunika- sikannya. Tidak benar dana sudah diserah- kan Rp 2.400.000,- kepada Kepala Tukang/ Pelaksana Teknis seperti apa yang saudara katakan. Jika dua hal itu yang menjadi penyebabnya, maka perlu adanya lang- kah baik dalam memilih materi yang kita bakalkan agar lebih selaras dengan perkembangan kebutuhan maupun dalam memberi pengetahu- an dan keterampilan yang menyangkut bidang komunikasi, secara teori- tis dan praktis. Kita hargai misalnya adanya gagasan untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan tentang aspek-aspek komunikasi secara khusus di sementara kegiatan "pendidikan informal/nonformal." Dengan pengetahuan dan keterampilan itu diharapkan para "objek" lebih mampu berperan sebagai "subjek" yang berarti dapat lebih menjamin adanya tindak lanjut. Yang benar: LKMD mentarget- kan dana Rp 2.400.000,- untuk per- baikan yang sesuai dengan bestek. Dana selebihnya direncanakan un- tuk perbaikan yang tidak tercantum dalam bestek, sesuai dengan usul Kepala SD. No.1 Nyalian yaitu ber- upa sketsel dan kosen-kosen. Dalam menghadapi perkembangan teknologi komunikasi canggih yang begitu pesat sekarang ini sudah sepatutnya kita tidak melalaikan pentingnya pengetahuan dan keterampilan tentang aspek-aspek komu- nikasi, baik secara teoritis maupun praktis. Jika tidak bersikap demikian, kita bisa hanyut tanpa kendali dalam arus perkembangan tersebut. 4 Februari Mendikbud Dr. Fuad Hasan mewakili Presiden membuka Kon- perensi SEAMEC ke-23 di HBB Sanur, dan mengharapkan pen- didikan di Asia Tenggara dapat di- tingkatkan tanpa terhalang perbe- daan ideologi. Mendagri Soepardjo Rustam mengakui, masih ada keterlamba- tan pembayaran gaji guru. Hal itu dikemukakan dalam rapat dengar pendapat dengan komisi II DPR- RI. 8 Februari Presiden membuka MTQ Nasio- nal XV di Bandara Lampung, dii- kuti utusan dari 27 Propinsi dime- Penjelasan Kedua atas Rehabilitasi SD No.1 Nyalian riahkan dengan Sepak bola Gajah memperebutkan piala. Presiden. 10 Februari Pangab LB Moerdani menegas- kan kepada wartawan seusai dite- rima Presiden, bahwa pengkapli- ngan tanah di Irian Jaya pasti akan ditangani. 12 Februari Menlu Indonesia Mochtar Kusu- maatmadja mengatakan, akan ber- sifat terbuka apabila Menlu Aust- ralia Bill Hayden mengusulkan un- tuk membicarakan masalah Timor Gap. 19 Februari Panitia Khusus (Pansus) DPR dan pemerintah berhasil menye- lesaikan pembahasan RUU peru- bahan atas UU No. 20 tahun 1982 dan RUU Prajurit ABRI. RUU ini meletakkan landasan yang kuat bagi pembinaan prajurit ABRI masa kini dan masa mendatang. 22 Februari DPR menyetujui secara akla- masi disahkannya RUU tentang perubahan atas UU No. 20 tahun 1982 tentang ketentuan pokok Per- tahanan Keamanan Negara RI dan RUU prajurit ABRI menjadi Un- dang-Undang. Presiden Soeharto melantik Jen- dral TNI Edi Sudrajat menjadi Ka- sad menggantikan Try Sutrisno. Menko Polkan Soerono mem- buka pencanangan bulan Bhakti Lembaga Ketahanan Masyarakat lebih besar dari dana yang tersedia, dana yang tersedia. Jika kerusakan sudah tentu ada bagian-bagian yang rusak yang tidak tercantum pada bestek untuk dikerjakan me- nurut bestek. Dengan Swakelola partisipasi aktif masyarakat diharapkan lebih besar dalam arti diharapkan pekerjaan akan lebih banyak, lebih bagus da- pat diwujudkan dibanding dengan apa yang tertulis dalam bestek. Untuk mengerti liku-liku aturan Proyek memang jelimet dan sulit, oleh karena itu perlu diketahui atu- rannya sebab telah ada aturan- aturan tertentu yang mengaturnya. Suatu proyek baru bisa dikatakan beres alias selesai apabila Proyek itu telah selesai secara fisik maupun administrasi dan pertanggung jawa- bannya telah dapat diterima baik. Sedangkan untuk Rehabilitasi kerjakan (belum selesai, seperti di- SD.No.1 Nyalian baru sedang di- sebutkan dalam surat pembaca). Dengan tanggapan kami selaku Pimpro baik tanggal 10 Desember maksud menutupi belangnya, tetapi 1988 maupun saat ini bukan ber- justru untuk mengetahui lebih jauh belang pelaksanaan di lapangan, Terima kasih kepada pengirim su- rai pembaca. Mengenai Pelaksanaan pekerja- an didasarkan atas Survey Tim yang ditunjuk untuk itu dan sesuai dengan kerusakan keadaan di la- pangan. Hal-hal yang patut dikerja- kan sudah tentu orang memakai Logika Logikanya diwujudkan pada hasil Survey dikaitkan dengan ikan agar masyarakat lebih teliti. Penjelasan kedua ini kami ber- Desa (LKMD) di Sedang, Kabupa- ten Badung Bali. 24 Februari Mendikbud Fuad Hasan mela- por Presiden, bahwa tahun 1988/89 pemerintah tidak lagi membangun gedung SD. 27 Februari Presiden melantik Try Sutrisno sebagai Pangab di Istana Merdeka dalam suatu upacara yang berlang- sung 12 menit. Jendral berusia 52 tahun itu menggantikan Jendral TNI LB Moerdani. 1 Maret MPR-RI mulai melaksanakan Si- dang Umum di Balai Sidang Se- nayan Jakarta. SU MPR tersebut merupakan SU MPR ke 4 selama orde baru, guna menetapkan GBHN, memilih presiden/wakil presiden. Dalam sidang pertama, didengar- kan pidato pertanggungjawaban Presiden. Media massa mulai ramai dengan berita-berita SU MPR. Masyara- kat dikejutkan munculnya HJ Naro sebagai calon wakil presiden dari PPP. 2 Maret Dengan dukungan tiga fraksi yakni ABRI, FKP dan Utusan Daerah, Sudharmono SH resmi diumum- kan sebagai calon Wakil Presiden dalam suatu jumpa pers di Jakarta. Sementara itu Soeharto menyata- kan kesediaan dicalonkan kembali sebagai Presiden. 3 Maret Dalam pemandangan umum FKP, dicetuskan bahwa Soeharto dan Sudharmono adalah figur pa- ling cocok untuk Presiden dan Wa- kil Presiden. 4 Maret Kelima fraksi di MPR menyata- kan menerima pertanggungjawab- an Presiden/Mandataris MPR. Pembicaraan soal Wakil Presi- den semakin menghangat, karena dua calon yakni Sudharmono dan HJ Naro sama-sama tidak mau mundur dari pencalonan. Soekardi menyatakan yakin akan ada penye- lesaian terbaik tentang wapres, se- mentara R. Soeprapto wakil Ketua terhadap voting dalam pemilihan MPR mengatakan, jangan alergi Wakil Presiden. Bali Post Dalam pelaksanaan Proyek telah ada badan Pengawas Bangunan baik tingkat Kecamatan atau Kabu- paten yang secara Teknis mengawa- si pelaksanaan Pembangunan. So- sial Kontrol masyarakat seperti ini KALAU KITA NGUNGSI KEMANA! Bali Post menerima titipan dana punia Panca Wali Krama di Besakih masing- masing I Gst. Made Kaler, Jl. Nangka Gg. III Denpasar Rp 1.000,00 I Gst. Arya Susila. Jl. Gunung Wilis no. 8 Denpasar Karvawan. Tata Usaha Warta Hindu Rp 15.000,00 Dharma, Jl. Nangka 17 Dps Rp 20.000.00 DALAM kehidupan sehari-hari yang normal kita hampir tidak pernah mempersoalkan dimensi manakah yang terpenting dalam pelaksanaan tugas dan kegiatan kita individualitas, etnisitas, nasionalitas atau universalitas? Mereka yang mengatakan bahwa individulah yang mesti dianggap tulang punggung masyarakat dan budaya akan disebut para individualis. Mereka menuntut jaminan bagi hak-hak dan peran-peran individu sebagai komponen utama. "Jikalau aku berambut kribo, hidup berkumpul kebo dan pakai kacamata selebar tutup teko, itu aku punya hak. Dan aku tak harus menyesuaikan tingkahku dengan selera masyarakat. Setiap orang harus mengurusi kepentingan- nya sendiri-sendiri'. Oleh Usadi Wiryatnaya Pendapat di atas jika diterapkan dalam hubungannya dengan bu- daya Bali misalnya akan berbunyi kira-kira sbb: 'Aku mau jadi orang Bali dengan caraku sendiri. Apa- kah namaku Johny atau Gombal, itu aku yang menentukan, bukan adat dan bukan orang tuaku. Jika nama yang diberikan orangtuaku tak kusenangi, aku bisa gantikan dengan nama lain yang kuanggap lebih srek. Norma-norma adat bo- leh dibakukan, paradigma- paradigma boleh dibukukan, te- Mempertimbangkan Peran dan Makna Kesukuan Kita 5 Maret Presiden Soeharto isyaratkan, sebaiknya mundur calon Wakil Presiden yang tak akan mempero- leh suara terbanyak. Isyarat itu dikemukakan kepala negara ketika menerima para pen- diri dan pimpinan Yayasan 17-8- 1945 di Istana Merdeka Sabtu, 5 Maret. 6 Maret Seorang tokoh PPP menyata- kan, Naro mundur atau tidak seba- gai calon Wapres merupakan uru- san PPP sendiri. Hal itu dikemukakan, menanggapi isyarat Presiden yang sebelumnya mengatakan, sebaiknya calon yang tidak akan mendapat suara terba- nyak mengundurkan diri. MPR menyetujui dua Rantap tentang Pengangkatan Presiden dan Wakil Presiden. lebih jeli, lebih aktif berpartisipasi tetap kami harapkan lebih jauh da- terhadap pembangunan sehingga ti- pat memberikan informasi lang- dak terjadi tanggapan jauh pang- sung kepada kami. gang dari api. 7 Maret Di tengah-tengah permintaan supaya Naro mundur sebagai calon Wakil Presiden, Naro sendiri de- ngan suara lantang mengatakan a- kan maju terus. Ia mengatakan, soal kalah menang melawan calon Sudharmono, soal biasa. Jika dengan penjelasan ini belum jelas silahkan tanya langsung kepa- da Panitia Swakelola/ LKMD atau datang langsung ke Kantor Cabang Kepala Cabang Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dasar kami siap memberikan penjelasan seperlu- Propinsi Dati I Bali Kab. Klung- nya, atau tukar informasi. Dasar Terima kasih atas surat saudara pada Surat Pembaca dan sekali lagi terima kasih atas petunjuk Anda. kung/ Pemimpin Proyek Inpres No.6/ 1984 th 1988/89 Drs. Nengah Mudana NIP 130 273 493. Rp 3.663.630,55 Dana Punia Panca Wali Krama tapi akulah yang memilih untuk taat atau tidak. Rp I Ketut Wiradi. Kel. Pengadegan Jakarta Selatan Rp 3.000,00 15.000.00 Jumlah penerimaan sampai Sabtu siang Ida Bagus Putra Purwita, Jl. Dahlia Gg. Rp 208.300,00 113 Denpasar Rp 5.000.00 Jumlah penerimaan sebelumnya Rp 3.455.330,55 Rp 5.000.00 Jumlah penerimaan seluruhnya Karyawan Karyawati Sub Dinas Penyus Rp 3.663.630,55 Ida Ayu Ketut Mas, Br. Sindu Kaja Sa- nur Sukuisme (provinsialisme, etni- sisme) melihat peranan penting suku dengan segala perangkat dan racikannya. "Jadi orang Batak itu bukan soal kebetulan. Itu tugas yang diberikan oleh Pencipta. Ke- batakan diperlukan untuk membi- na kesejahteraan umat manusia. Berperilakulah sebagai orang Ba- tak jika kamu dilahirkan sebagai orang Batak. Jangan lupa, kebata- kan itu satu keunggulan" FPP serahkan berkas persyara- tan Calon Presiden dan Wakilnya, sementara itu pimpinan MPR mengadakan rapat gabungan ten- tang voting. Kepala staf Angkatan Darat Jendral TNI Edi Sudrajat untuk pertama kali mengeluarkan perin- tah harian berisikan 11 butir yang ditujukan kepada segenap per- wira, bintara, tantama dan karya- wan sipil TNI-AD. Perintah harian itu dikeluarkan dalam apel luar biasa di Markas Besar TNI-AD. Ketua umum PDI Soeryadi min- ta kepada pers, jangan membuat masyarakat bingung dengan lapo- ran-laporan di media massa. Hal itu dikemukakannya, karena adanya generasi muda PDI di Yo- gyakarta yang mengecam pimpi- nan PDI, akibat sikap-sikapnya da- lam SU MPR yang membingung kan massa PDI. Saat itu, PDI tidak segera menge- luarkan sikap mengenai calon Wa- kil Presiden. 8 Maret Jenderal Soeharto secara resmi dinyatakan sah sebagai calon Presi- den RI masa bhakti 1988-1993 sete- lah para pimpinan MPR melang- sungkan rapat selama 11 menit di ruangan Jepara Istana Merdeka untuk persyaratan administrasi ca- lon Presiden. Diperagakan voting pemilihan Wapres dengan melibatkan petu- gas gedung Sekretariat DPR- MPR. eragaan itu, guna nyongsong kemungkinan dilak- sanakan voting dalam pemilihan Wapres, karena ada dua calon. 75 luhan Dinas Perkebunan Prop. Bali 14.300,00 Rp Karangasen I Wyn. Gde Jagra dan Dok Kar, Selat FKP, F.ABRI, FUD dan F.PDI, Rp 10.000,00 sementara Naro dicalonkan PPP. Kepala Biro Hukum Setwilda tingkat I Bali bersama staf Rp 80.000,00 Staf Guru, pegawai dan osis Wisata Sa- Rp 25.000,00 Osis SMEA Negeri Denpasar 11 Maret Jumat pagi, Soeharto dilantik se- nur bagai Presiden RI periode 1988- 1993, sementara Jumat sore Sud- Rp 15.000,00 sar I Made Tjarma, SMEA Negeri Denpa harmono SH terpilih sebagai Wakil Presiden secara aklamasi, setelah calon lainnya Naro, SH mengun- durkan diri dengan mendadak, karena ditarik kembali oleh fraksi- Agaknya kaum universalislah yang merasa dirinya paling unggul, karena universalisme mempunyai cakupan yang terbesar. Kilahnya: "Para individualis hidup dalam ta- hap kemanusiaan terbawah. Ia ha- nya melihat dirinya sendiri. Kaum etnisis mulai terbuka matanya. Ke- sukuan dijadikan tolok ukur. Ini Pada waktu kita asyik bekerja atau tengah menikmati makan siang dengan keluarga, kita tak pernah tergugah untuk memikir- kan status dan peran kesukuan kita. Jangankan kesukuan, soal- soal lain yang lebih langsung me- nentukan nasib kita, seperti misal- nya inflasi, bencana alam dsb, be- lum tentu mendapat bagian por- si perhatian. Malah harus dikata- kan bahwa kesadaran akan indivi- dualitas, etnisitas, nasionalitas dan universalitas itu terlalu dibuat- buat. Ini bukan kesadaran normal- keseharian yang sehat. Kesadaran semacam itu hanya tumbuh kalau ada kasus tertentu. Kapan kesadaran kesukuan timbul ? Serangan, baik dari dalam mau- pun dari luar, sering membuat o- rang tidur terhenyak. Coba ada o- rang Jawa atau orang bule berani nyeletuk di dalam seminar Javano- logi atau seminar pembangunan sbb: "Mentalitas dan budaya Jawa tak memberi sumbangan positif apa-apa buat pembangunan dan pendidikan. Mereka harus sece- patnya dikikis habis, kalau kita mau menyelamatkan generasi mendatang". Sekurang-kurangnya, dan ini. Masih ramai-ramai soal pemili- pun hanya dari orang Jawa yang han Wapres, F.ABRI MPR imbau paling sabar dan paling momot, a- hindari peruncingan keadaan. Se- kan kedengaran reaksi: "Sopo to mentara itu FUD-MPR menyata- wonge sing ora ngerti unggah- kan risih kalau Wapres dipilih me- unggah iku?". (Siapa sih orangnya, yang tidak mengenal tatakrama itu?). Maksudnya, jika benar bah- wa mentalitas dan budaya Jawa itu memangnya sudah out of date, su- dah bulukan, berbahaya untuk di- gunakan, alangkah indahnya jika disampaikan dengan cara yang le- bih memenuhi selera telinga Jawa. Begitu ya begitu, tetapi sebaiknya ya jangan begitu". lalui voting. 10 Maret Jenderal TNI purnawirawan Soeharto secara mufakat bulat ter- pilih lagi sebagai presiden untuk masa jabatan 5 tahun mendatang dalam sidang paripurna MPR-RI yang berlangsung 25 menit. Pimpinan MPR meneliti persya- ratan calon Wakil Presiden dan menyatakan, ternyata persyaratan dua calon Wapres memenuhi per- syaratan. Sudharmono dicalonkan Penulis melihat adanya sind- roma skisotimia (schizothymia) yang dibarengi dengan sinisme pada banyak intelek Jawa. Skisoti- mia adalah kecenderungan skisoid (keterbelahan jiwa) kepada berpi- kir autistik, tetapi masih berada dalam kawasan normalitas. Jadi skisotimia bukan penyakit (parah). hanya gejala-gejala kurang sehat lengkapi dengan sinisme, orang saja. Akibat skisotimia ini yang di- Jawa lantas pintar mentertawakan dan kadang-kadang bloon, tetapi dirinya sendiri yang sial, konyol di lain kali merasa serba unggul se- hingga jika ada serangan dari luar nya. Naro mengatakan, tidak ada (Bersambung ke Hal V, kol 6) tidak sanggup menerimanya. Di PA. TAHUN BARU KITA NGINAP DIMANA? tu ketimbang tidak ada yang di- banggakan. Nasionalisme, kalaupun ia ma- kalangan kecil yang akrab atau de-kurangnya membanggakan sesua- sih ada dalam bentuknya yang pa- ngan dirinya, olok-olok boleh ber- ling sempurna akan berbicara le- jalan. Akan tetapi jika olok-olok bih-kurang begini "Jangan datang dari luar, mendadak kepala picik kalian! Kepentingan in- tersengat lebah. "Keliru! Budaya dividu dan kelompok etnis Jawa banyak mengandung nilai- tak boleh dijadikan ukuran. Yang utama nilai yang luhur", ucapnya meya- adalah bangsa. kinkan dengan kandungan yang a- Kita bisa hidup merdeka dan ber- mat meragukan. (Mudah- budaya ini berkat adanya bangsa. mudahan para intelek Bali dan Kalau terpaksa kepentingan indi- daerah-daerah lainnya tidak di- vidu dan kepentingan suku boleh hinggapi sindrom Jawa ini). dikorbankan demi kepentingan u- Akan tetapi orang Jawa mempu- mum nasional. Bicaralah bahasa nyai ciri lainnya. Kalau ia mempu- Indonesia. Tinggalkan adat- nyai maksud tertentu, misalnya istiadat yang terlalu berbau kesu- mencari sumbangan untuk ini atau kuan. Kawin-kawinlah antarsuku. untuk itu, ia tak mau mengerti bah- Kuburlah individu dan suku. Hi- wa yang dimintai sumbangan itu duplah bangsa!. tidak bisa memberi atau tidak mau memberi. Seorang sahabat penu- lis, seorang pengamat yang cermat pada hemat saya, dan ia ini seorang pendeta Kristen dari suku Bali, pernah berseloroh dengan penulis tentang hebatnya orang Jawa di da- lam perkara yang satu ini. Ia mem- perhatikan kata-kata seorang pe- . Mempelajari dan meren- minta sumbangan yang menutup Penulis menekankan hal ini de- ngan satu ilustrasi. Satu ketika pe- nulis menonton pertunjukan jaran kepang (kuda lumping) di Jogya- karta, di mana ada adegan pemain meremus kaca dalam mulut. Saya lihat ada seorang guide berbicara kepada turis yang dipandui. Look! What a spectacle. Glasses crushed in the mouth". (Wah! Bukan main. Kaca dilumatkan dalam mulut). Si turis manggut-manggut sambil si- buk memotret. Saya lantas berpi- kir: Inikah butir-butir tradisi ber- nilai luhur yang harus dilestarikan? Dalam hati saya terasa ada sesuatu yang memalukan yang terselip tak mau hengkang. Bagaimana Ir. Ha- bibie (Menristek) jika menonton jaran kepang ini? Kagum atau me lecehkan? Menepuk dada atau me nepuk pantat (karena jengkel)? canakan sudah lebih baik ketimbang indivi- pembicaraan dengan pamitan sbb: dualisme. Jasa nasionalisme lebih besar lagi. Akan tetapi yang paling tinggi tahapnya tentu saja kami para warganegara kerajaan dunia, pewaris-pewaris nilai-nilai univer- sal yang tak bisa diingkari oleh sia- pa saja. Hanya kami yang mempu- nyai hak untuk jadi hakim kehidu- pan karena kamilah yang dibekali secara mental-teknis untuk itu. Ke- benaran kami absolut. Ide-ide kami menembus kejantung segala bangsa". "Pak! Kami mohon diri. Terima kasih atas kebaikan bapak dalam membantu usaha kami. Tolong, pak! Diusahakan agar kami bisa di- bantu". (Padahal sebelum itu su- dah dikatakan oleh pihak kedua bahwa bantuan tak bisa diberi- kan). Ini mau dibilang diplomatis, ya bisa dibilang begitu. Akan te- tapi mau dibilang dablek (tak tahu malu dan tak tahu diri) ya me- mangnya menjurus ke situ. Yang jelas, saya senang dengan humor segar ini, karena dapat kesan bah- wa Bali kadang-kadang lebih jeli daripada pengamat-pengamat dari suku lainnya. Dan karena ini satu realita, saya hanya bisa ikut ter- tawa mentertawakan diri sendiri karena ditertawakan orang lain! Kesadaran kesukuan dapat tim- bul pada waktu nilai-nilai dasar masyarakatny suda tak bisa di- pertahankan lagi. A society beco- mes aware of its traditional assump- tions only when they are no longer adequate. Satu masyarakat men- jadi sadar akan anggapan- anggapan (dasar) tradisionalnya kapan anggapan-anggapannya itu sudah tak bisa dipakai lagi. Ini me- mang satu ungkapan yang tajam tentang masalah yang dasar de- ngan konsekuensi besar. Agaknya ucapan Lawrence K. Frank terse- banyak menyindir tingkah-polah but (Psychology and Social Order) kita akhir-akhir ini. Jika kita beru- jar bahwa tradisi kita harus diles- unggul, kita boleh sangsi, jangan tarikan, karena memiliki nilai-nilai jangan ujar kita ini hanyalah sara- na untuk menutupi kekurangan kita saja. Atau, sekurang- SENIN, 26 DESEMBER 1988 desa. SURYA 88 DARMADO ✰✰✰ Catatan Menjelang hapusnya subsidi pemerintah dalam pengadaan pesti- sida bagi petani per 1 Januari 1989, industri pestisida di dalam negeri mulai mengambil langkah-langkah menurunkan harga jual produknya. - Asal jangan harga pestisida turun mutunya juga merosot. ✰✰✰ Selama Pelita V diperlukan penambahan kesempatan kerja sekitar 11,5 juta orang, dalam hal ini sektor pertanian diharap kan mampu menyerap 4,1 juta angkatan kerja, kata Menteri Pertanian Ir. Wardojo. Mudah-mudahan angkatan kerja tidak ragu-ragu masuk V Melecehkan warisan nenek- moyang, biarpun itu hanya sebutir telur yang gagal menetas, bisa di- cap sebagai pertanda kekurangaja- ran. Yang lebih sopan, jika kita mengkaji dengan seksama untuk mengetahui apakah warisan kita itu telur emas, telur biasa, telur se- tengah emas-setengah biasa atau telur busuk. Clyde Kluckhohn, an- tropolog kenamaan Amerika, me- nyarankan kita untuk menyelidiki nilai-nilai dasar (anggapan- anggapan kognitif, kategori- kategori primitif) di belakang bu- daya (etnis) kita. karena apa Karena nilai-nilai dasar itulah yang menentukan warna dan corak makna dan tujuan hidup, cara mengupayakan pengetahuan, cara mengatur data pengamatan, cara memperlakukan sesama dan de- wata, cara menilai baik-buruk, be- nar-salah segala hal dsb. (Clyde Kluckhohn, Common Humanity and Diverse Cultures). Konsekuen- sinya, janganlah menilai satu sis- tem budaya hanya dari segi-segi la- hirnya saja. Untuk mengerti baik- buruk, unggul atau ketinggalannya kita perlu menangkap nilai-nilai dasarnya itu. Akan tetapi justru di sinilah letak kesulitan kita. Orang Jawa misalnya, karena mempunyai sistem nilainya sendiri, yang dalam banyak hal bersifat nonrasional, sistem nilai suku lainnya, sulit un- sebagaimana halnya dengan setiap tuk mengerti kelakuan orang- orang suku lain, dan punya kecen- sistemnya sendiri jika berhadapan derungan untuk mempertahankan dengan sistem-sistem yang ber- beda. Orang Jawa tak bisa mema- (Bersambung ke Hal XI, kol 4) Menmud Pertanian Syarifuddin Baharsyah menyatakan volume dan nilai ekspor komoditi pertanian Indonesia tahun depan akan meningkat cukup baik walaupun berbagai tantangan juga harus diatasi. - Asal mampu berkompetisi secara sehat, tentunya. 94 MO Bang Podjok 42 Color Rendition Chart SENIN, 26 DES Krimina Manila, 12 November Tersangka Kepala kyat Baru (NPA), R. nar beserta istrinya, C yang juga pemimpin E nis Filipina (CPP), m dari penjara di kam pinggiran Manila. Ke pin pemberontak itu kap pada 29 Maret 19: diri pada pukul 15.4 tempat. Denpasar, 15 Novemb Kepala Kejaksaan Martin Basiang, S.H. penyidikan atas dua on ka dalam kasus korups layah XI Bali-Nusa Te melibatkan Ir. Hrn da jak 1 November dihen kedua tersangka dias terbukti memenuhi delik korupsi. Keduar periksa Kejari Deng 1988 atas sangkaan me dak pidana korupsi rat piah menyangkut tend kutan peralatan listrik solar dll. Tabanan, 26 Novembe Seorang anggota Pe Penebel, Tabanan men- seorang tersangka pene jar Anyar, Desa Senga yang belum dijelaskan i itu tertembak siang ha terlibat dalam pencur motor. Islamabad, 1 Desember Pakistan memerintah plomat India meninggal itu sebagai tindakan ba usiran dua diplomat Pa New Delhi. Seorang Kementerian Luar Nege di Islamabad mengatak India di Karachi, V.V. S diplomat India di Islam mesh Kumar dinyataka nongatra dan diperinta ninggalkan negeri itu. Pakistan ini terjadi beb setelah pemerintah I nyuruh Atase Militer Brigjen Zahrir Ul Isla dan diplomat Mohamm Khatib meninggalkan In dinyatakan melakukan Menurut Menlu India, Rao, Abhasi dan Khatib dir di hotel Ranjit di M pada 30 November untul 24ED - *'SISHEM
