Tipe: Koran
Tanggal: 1989-05-23
Halaman: 04
Konten
4cm HALAMAN IV TAJUK RENCANA Kelangkaan Tenaga Siap Pakai Dirasakan Dunia Usaha SINYALEMEN kurangnya tenaga manajer yang bisa diandalkan seba- gai kendala pertumbuhan dunia swasta cukup menyentak hati kita. Hal ini mengingat begitu cepatnya pertumbuhan perusahaan swasta akhir - akhir ini sebagai dampak positif paket kebijaksanaan birokratisasi dan deregulasi dalam banyak aspek kehidupan dan kegiatan dunia usaha. Kesenjangan ini menuntut perhatian kita mengingat diproyeksikan peru- sahaan swasta akan tumbuh terus yang berarti kebutuhan akan tenaga manajer juga akan bertambah terus. Tidak seimbangnya kebutuhan dan tersedianya tenaga manajer ini dapat kita lihat gejalanya dalam bentuk bajak-membajak manajer antar- perusahaan. Sebagian di antaranya pembajakan itu dilakukan antara perusahaan swasta nasional dan perusahaan swasta asing. Kelangkaan tenaga manajer ini pun sudah mulai kita rasakan adanya di Bali. Bahkan lebih dari hanya sekadar tenaga manajer, dalam banyak sektor kegiatan, kita di daerah ini sering merasakan kekurangan tenaga kerja tingkat menengah ke atas. Apalagi hal itu dikaitkan dengan tuntutan akan tersedianya tenaga terampil yang siap pakai. Bajak membajak tenaga tingkat menengah ke atas ini pun sudah sering terjadi di daerah ini. Hal ini terutama terjadi di kalangan perusa- haan swasta yang bergerak di bidang perhotelan dan biro perjalanan, bahkan akhir-akhir ini merembet ke perusahaan-perusahaan swasta lainnya seperti perusahaan asuransi, perbankan dan sebagainya. Sebagaimana pernah diungkapkan oleh Ketua API (Asosiasi Perteksti- lan Indonesia) Komda Bali - Nusra Kembar Kerepun dalam suatu acara tatap muka dengan anggota DPR dari daerah pemilihan Bali, kelangkaan akan tenaga kelas menengah ke atas itu juga sangat dirasakan perusa- haan-perusahaan produsen dan eksportir pakaian jadi (garment) dan barang-barang kerajinan pada umumnya. Kenyataan ini mendorong kita untuk menelusuri permasalahannya, dan kemudian mencarikan peme- cahannya mengingat sektor kerajinan dan pakaian jadi ini merupakan primadona Bali dalam ekspor nonmigas. Ada pengalaman menarik untuk kita kaji dari para pengusaha itu. Mereka mempekerjakan tenaga jebolan pendidikan ekonomi. Tenaga ini tahu soal yang menyangkut dunia usaha, namun tidak mampu mener- jemahkan pesanan teleks yang berbahasa Inggris, apalagi untuk menyu- sun kontrak kerja dalam bahasa asing. Pengalaman serupa juga dialami pengusaha lainnya yang mempekerjakan tenaga jebolan sekolah keju- ruan di bidang kesekretariatan. Dari pengalaman - pengalaman ini terke- san adanya kelemahan kita dalam penguasaan bahasa Inggris dan bahasa asing pada umumnya. Padahal perusahaan eksportir tersebut BEBERAPA waktu lalu Menteri Kesehatan RI mengimbau agar rumah sakit swasta lebih berperan sebagai pelayan kesehatan bagi masyara- kat, jangan terlalu mementingkan segi bisnisnya. Kata-kata itu jika di- jabarkan lebih jauh akan mempunyai penafsiran yang kurang lebih seba- gai berikut. Pada umumnya tarif rumah sakit swasta lebih tinggi dari tarif yang seharusnya dapat dibayar oleh masyarakat. Tinggi-rendahnya tarif ini bukan ditentukan oleh tingkat atau stadium penyakit yang diderita me- lainkan oleh kemampuan orang tersebut membayar pelayanan dan obat yang diterimanya. Meskipun sikap bisnis ini dikurangi, bukan saja pada rumah sakit swasta tetapi juga rumah sakit pemerintah, pada akhirnya juga tidak dapat dihindarkan hal tersebut yaitu pelayanan dan pengobatan diberi- kan berdasarkan kemampuan pasien untuk membayar. Dalam dunia industri banyak diterapkan ideologi kesehatan yang kapi- talistik. Proyek kesehatan karyawan ternyata lebih dipandang sebagai investasi dari pada pelayanan semata demi kesejahteraan pegawai. Bagi pengusaha, kesehatan yang baik akan menjadikan buruh mampu berproduksi lebih banyak, sehingga mendatangkan keuntungan yang jauh lebih banyak lagi. Proyek kesehatan pada perusahaan ini sangat menguntungkan, jika jumlah yang dibayarkan lebih rendah dari pada jumlah gaji yang seharusnya diberikan agar buruh mencapai produktivi- tas seperti yang diinginkan oleh pengusaha. Akibat budaya ketidakmerataan, pelayanan kesehatan juga selalu di- bedakan menurut kemampuan ekonomi. Sebagaimana telah kita utara- kan, mereka yang berpunya bisa memperoleh fasilitas yang lebih baik karena mampu membayar lebih tinggi. Demikian pula yang terjadi dalam sistem proyek pelayanan kesehatan pegawai. Setiap pegawai harus memberikan sumbangan sebesar 2 persen dari gajinya. Oleh karena itu pegawai (negeri) yang menerima gaji tinggi otomatis akan memberikan sumbangan yang lebih besar. Namun sum- bangan yang lebih besar tersebut tidak digunakan untuk membiayai pelayanan kesehatan agar semua pegawai menikmati pelayanan yang sama, melainkan agar mereka yang menyumbang lebih banyak mempe- roleh pelayanan yang lebih baik. Kelas-kelas yang dimiliki oleh rumah sakit merupakan salah satu u- saha mempertahankan hal tersebut. Kalau sistem kelas ini semakin ditonjolkan, rupanya aturan agar menyediakan sebagian kecil dari jumlah tempat tidur yang ada di rumah sakit untuk kelompok miskin, hanya merupakan usaha memperkuat sistem yang berlaku. Penyediaan tempat di rumah sakit bagi si miskin hanya membuat sistem tersebut tampak lebih baik, sudah baik dan bisa diterima. Selama ini pelayanan kesehatan didominasi oleh sistem kuratif. Sis- Bisnis Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat Surat Pembaca Persyaratan: Sertakan fotokopi identitas Perempatan Berbahaya Jl. Gatot Subroto Setiap persimpangan jalan yang Sementara itu, jalan Nangka dan cukup ramai dan dipandang berba- Jl. Gatot Subroto, semakin hari haya, umumnya dilengkapi dengan lampu pengatur lalu lintas, sehing- ga kemungkinan terjadinya kecela- kaan dapat diperkecil. Tetapi lain halnya dengan persimpangan Jl. Gatot Subroto dan Jl. Nangka. Di sini hanya ada sejenis penyekat ja- lan yang diharapkan mampu ber- fungsi sebagai pengatur lalu lintas. Namun rupanya penyekat jalan itu tidak mampu berfungsi secara efek- tif, sehingga persimpangan tersebut masih selalu membingungkan dan menegangkan pengendara. Jalan By Pass Gatot Subroto yang begitu lebar sehingga per- empatannya juga lebar sekali di tambah dengan bentuk perempatan yang nampak "aneh", benar-be- nar sangat menyulitkan pengendara untuk bisa melakukan kontrol ka- nan-kiri, mengawasi lalu lintas se- mentara melewati persimpangan tersebut. nampaknya semakin ramai saja. Wajar, karena daerah tersebut dan sekitarnya sedang berkembang pe sat, terlihat dari meningkatnya ba- ngunan-bangunan tempat tinggal di daerah LC (land consolidation) Kabupaten Badung yang ada di se- kitarnya. Kompleks pusat pemerin- tahan Kabupaten Badung yang ada di daerah itu, adalah sebab utama sebagai penyebab berkembangnya kawasan itu. Edy Suhendro Suryodiningratan MJ 11/773 Yogyakarta 55141 banyak mengadakan kontak kontak bisnis dengan pihak mancane- gara. Sebaliknya banyak pula pengusaha yang mempekerjakan tenaga- tenaga jebolan fakultas/ jurusan bahasa Inggris yang kecewa karena tenaga tersebut sama sekali buta dengan seluk-beluk dunia usaha yang paling sederhana sekalipun. Sehubungan dengan hal-hal ter- sebut di atas, maka, menurut saya-- yang awam tentang perlalulintasan ini perlu diadakan peninjauan kembali bentuk penyekat jalan di perempatan Jl. Nangka Gatot Subroto itu. Bentuk sekat jalan yang mungkin baik, sekali lagi, me- nurut hemat saya, untuk di pasang di tempat tersebut adalah bentuk se- jenis bunderan, sejenis yang terda- pat di "bunderan barat" (simpang Tragis pula kesenjangan tersebut terjadi justru daerah ini sejak lama telah memiliki fakultas dengan jurusan bahasa Inggris dan kini diperkaya lagi dengan menjamurnya kursus-kursus bahasa asing termasuk ba- hasa Inggris. Di mana letak kunci penyebab kesenjangan ini? Wajar jika kemudian ada pihak yang mempertanyakan materi apa saja yang diajarkan dan dikuliahkan di fakultas-fakultas ekonomi, di akademi -akademi kesekretariatan atau di jurusan-jurusan bahasa Inggris. Para pengelola fakultas, akademi dan jurusan tersebut tidak perlu terlalu diper- masalahkan jika materi kuliah itu diberikan memang untuk suatu sasaran tertentu yang telah digariskan. Masalahnya adalah bagaimana kesenja- ngan yang dialami dunia usaha itu teratasi. Hal ini tidak lepas dari tantangan dan tanggung jawab dunia pendidikan. Di kalangan dunia pendidikan tinggi sendiri juga sempat muncul sinyalemen tentang kecen- derungan masing-masing fakultas dan jurusan yang tak begitu acuh dengan disiplin ilmu fakultas atau jurusan lain. Sangat terasa pendekatan inter-disiplin dan multi-disiplin dalam dunia pendidikan tinggi kita masih perlu dimantapkan lagi. Kesenjangan yang dialami dunia usaha itu juga sebagai akibat kurang mantapnya pendekatan tersebut. Kita memang telah memiliki ribuan mahasiswa dan sarjana ekonomi, tetapi berapa orang yang telah tertarik pada dunia usaha kerajinan kecil misalnya? Bahkan kita telah memiliki tenaga-tenaga designer namun sampai di mana keterlibatan mereka dalam dunia aha yang kini menjadi primadona Bali itu? SEKOLAH Kenyataan ini sungguh tragis jika kita ingat kesenjangan tersebut KEJURUAN DLL terjadi justru pada saat menjamurnya pendidikan tinggi jurusan ilmu ekonomi. Begitu menjamurnya sehingga Kopertis setempat sudah meng- anggapnya jenuh, sehingga telah diambil kebijaksanaan fakultas eko- nomi di samping sejumlah fakultas/jurusan lain tidak diizinkan lagi dibuka di daerah ini. Secara umum kita mengamati peranan dan keterlibatan unsur cende- kiawan dalam dunia usaha strategis di daerah ini masih perlu kita upaya- kan dan kita tingkatkan. Ini suatu masalah yang kiranya menarik untuk kita carikan pemecahan bersama-sama dalam satu meja. tem ini menyandarkan diri pada anggapan bahwa dokterlah penjaga kesehatan masyarakat. Akibatnya, rumah sakit, klinik dan dokter-dokter mempunyai langganan tetap dan jumlahnya senantiasa tidak mencukupi. Perusahaan farmasi dan apotek juga bertambah terus. Sementara itu peran masyarakat tak lebih daripada sebagai konsumen dari sistem kuratif. Lebih lanjut, karena kesehatan merupakan masalah struktural, maka bidang kesehatan harus ditangani secara terpadu dengan bidang-bidang ekonomi, politik, sosial dan kebudayaan. Pendidikan kesehatan bagi masyarakat semacam itu hanya dimungkinkan berdasarkan prinsip orga- nisasi, kerja sama dan partisipasi. Orang yang mendidik masyarakat tidak perlu seorang ahli di bidang kesehatan. Yang diperlukan adalah orang yang bermotivasi dan berdedi- kasi pada masyarakat yang bersangkutan. Dia cukup menguasai ke- mampuan menangani penyakit-penyakit pokok, membantu masyarakat untuk meneliti sebab-musababnya dan memberantasnya. Orang semacam itu harus mampu membantu masyarakat mengidenti- fikasi pelbagai penyakit berbahaya/menular pada tahap dini, cara pence- gahannya dan mencarikan perawatan yang tepat. Adakah kita memiliki orang-orang semacam ini? enam teuku Umar, Beraban) atau pun "bunderan timur" (perempa- tan Hayam Wuruk - Niti Mandala, Renon). Tentu, ukurannya bisa le- bih kecil. Untuk sementara, selagi bentuk penyekat jalan tersebut sedang di- pikirkan (ditinjau kembali), pe- nempatan lampau merah (trafic lights) di perempatan tersebut rupa- nya merupakan suatu keharusan dan sangat mendesak. Kalau tidak, kecelakaan lalu lintas mungkin se- lalu menanti di perempatan berba- haya tersebut. Prihatin Kasus Gadis Bali di Jepang Saya dan keluarga saya adalah pengagum-pengagum Jepang. Kami sangat mengagumi kreativitas rakyat Jepang yang berhasil hampir di semua bidang kehidupan. Tetapi betapa terkejut dan ke- cewa kami membaca berita perla- kuan tidak senonoh terhadap gadis Bali di Jepang. Sebagai orang Indonesia, khu- Penipu di Besakih Hari lebaran (Idul Fitri) kami berempat bersama teman datang ke Bali. Rabu (10/5) di Besakih kami membeli salak. Tepatnya di jalan naik menuju ke Pura, kiri jalan dan penjualnya dua orang gadis remaja. Setelah tawar menawar terjadi kesepakatan harga per kg Rp 1.300,00 (seribu tiga ratus rupiah) salaknya besar-besar, kami mem- beli 7 kg dengan perincian 6 kg su- Sudah Saatnya Ada Jembatan Penyebrangan dah lepas yang I kg masih dengan tangkainya (satu dompol). Alangkah terkejut dan terbalut kekecewaan hati kami, setelah di losmen Mawar (Denpasar) besek isi salak dibuka salak yang kami dapatkan kecil-kecil, muda-muda dan yang 1 kg bertangkai tak ada pula. Kami mengambil kesimpulan rupanya pedagang itu telah mem- persiapkan besek lain untuk bahan tipuannya kepada konsumen. Atas kenyataan ini kami hanya dapat "prihatin" dan menyayang kan, tidakkah Anda ingat bahwa kelak perbuatan Anda itu di akhe- rat akan dihisap/diperhitungkan. Sayang sekali mengejar materi du- niawi dengan jalan penipuan. Ni Putu G. Gayatri KPR-BTN Nangka Permai D-45 Denpasar Adanya perumahan BTN Nang- ka Permai, sekitar 1 km di sebelah utara perempatan Jl. Nangka - Ga- tot Subroto, juga secara langsung memperpadat arus lalu lintas di sa- na. Kepadatan lalu lintas itu rupa- nya akan semakin bertambah lagi, kalau jembatan di sebelah timurnya Rp 500.500,00 untuk Desak Kade Darmi (di Tukad Ayung) sudah selesai, yang berarti jalan tembus Ubung - Tohpati akan sudah berfungsi efek- tif. Lewat rubrik media ini saya ikut tancap tanpa peduli di depannya nimbrung meramaikan Surat Pem- banyak orang mau menyeberang baca ini sekadar menuangkan ide jalan (seolah-olah kebalian orang jiwa yang mungkin takkan ada Bali seperti kian menyusut). yang mau tanggap. Namun saya Maaf....! Bukan maksud saya berharap agar masyarakat mampu mengungkit-ungkit masalah keba- mengindahkan tulisan saya ini. Saya sebagai orang jalanan, mak lian orang Bali, karena saya sendiri sudnya sering ke luar menyusuri ja lan setapak kota Denpasar merasa atin dengan situasi pemakai ja- lan raya, terutama para penyebrang jalan. Mengingat Denpasar yang sekarang bukan lagi Denpasar yang seperti dahulu. Dengan arus lantas yang semakin padat rasanya sudah tak ada lagi tempat bagi para pe- nyebrang jalan terlebih-lebih de- ngan para pengendaranya yang ka- dang kadang cuek dengan kea- daan sekitarnya. Mereka dengan seenaknya main susnya sebagai orang Bali, merasa sangat terhina dan keramah- tamahan dikhianati. Kazuo cs telah merendahkan martabat wa- nita-wanita kami, calon-calon Ibu- Ibu kami! CU Padahal, sistem kuratif selalu merupakan penanganan post factum, sesudah orang telanjur jatuh sakit, sehingga tidak jarang terlalu sulit menyembuhkan penyakitnya dan fatal bagi kehidupan. Di samping itu, menurut hemat kita, sistem kuratif memerlukan sejum- lah besar sumber daya manusia dan dana. Akan tetapi jangkauan pe- layanannya hanya terbatas di daerah urban dan pada mereka yang berhasil datang ke lembaga-lembaga kesehatan serta mampu mem- bayar biaya konsultasi dan perawatan yang relatif mahal. perlukan sebenarnya bukan berarti "Melakukan perubahan yang di- PERTUMBUHAN penduduk yang lebih lambat di negara dan keluarga berencana, pendidi- Untuk menangkal kelemahan-kelemahan sistem kuratif, maka dikem- berkembang dan kemajuan ekonomi tanpa merusak lingkungan kan, memberi kaum wanita akses bangkan Sistem Kesehatan Masyarakat. Menurut konsep ini, kesehatan akan bergantung pada investasi pada kaum wanita di antaranya ke tanah, kredit, ke pekerjaan pertama-tama dipandang sebagai hak dan modal dasar setiap orang. pemeliharaan kesehatan, pelayanan keluarga berencana, pen- yang berpenghasilan baik--demi- Oleh karena itu, setiap orang sedapat mungkin berperan sebagai pendidikan, dan pekerjaan di luar rumah dengan gaji yang lebih kian pula memapankan hak pri- jaga dan penyelenggara kesehatannya sendiri. baik, demikian menurut Laporan Keadaan Penduduk Dunia badi dan hak politik mereka. Konsekuensinya, masyarakat bertanggung jawab penuh untuk men- 1989, oleh Dr. Nafis Sadik Direktur Eksekutif Dana Kepen- ciptakan suasana yang memungkinkan semua warganya menjadi pendudukan PBB (UNFPA) jaga dan penyelenggara kesehatan. Dokter memang masih diperlukan, du UNFPA) tetapi hanya dalam situasi darurat dan jika ada orang yang jatuh dalam komplikasi. Jadi pendekatan Kesehatan Masyarakat lebih bersifat pre- ventif. Oleh karena sistem Kesehatan Masyarakat bertumpu pada filsafat bahwa manusia atau masyarakat adalah pusat, penjaga dan penyeleng- gara kesehatan maka pendidikan bagi masyarakat merupakan suatu keharusan. Masyarakat perlu dididik untuk menciptakan lingkungan hi- dup yang sehat serta menjaga kesehatannya dengan jalan mempraktek- kan cara hidup sehat. diakuinya seorang wanita hanya sebagai isteri dan ibu, tetapi seba- gai anggota masyarakat yang vital dan berharga. Berarti bahwa kaum Bali Post menerima titipan sumban- gan untuk pengobatan Desak Kade Darmi masing-masing dari : LBH Budi Karya Wibawa Jl. Teuku Umar No. 152 Denpasar I Made Putra Wibawa, S.H, Rp 2.000,00 Tjok 1.P Dharmabudi, S.H, Rp 2.000,00 Gede Odhy Busana, S.H, Rp 2.000,00 Joniono Raharjo, S.H. Rp 2.000,00 Nyom. Suastini Asih Rp 500,00 I Ketut Artadi, S.H. SU, JI. P. Misol IV/14 Rp 5.000,00 Buat Anda Rezza F, Jl. Pedungan No. 1 Denpasar yang Bertanya Bangsa Jepang seharusnya mengetahui sedikit tentang arti har- ga diri yang secara turun-temurun (Bersambung ke Hal XI, kol 1) Rp 15.000,00 Kt. Punia. Br. Sumuh Denpasar Rp 1.500,00 Ni Nengah Murni, Acs- Air Port Tuban Rp 1.500,00 I Wyn. Sutapa, Jl. Tuban Garuda De- npasar Rp 1.500,00 Jumlah penerimaan sampai Senin siang Rp 33.000,00 Jumlah penerimaan sebelumnya TH 467.500,00 Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 500.500,00 Pada Sabtu 15 April, Anda dan Kita bersama sejak di depan Kam- saya bersama dalam satu bemo. pus Sastra Unud, hingga Anda tu- run di Jl Gajah Mada (Bank OEB) dan saya sendiri turun di Bank BRI. Anda tentu masih ingat, ke- pertinya belum mengetahui sampai tika itu Anda menanyakan tempat Bank OEB kepada saya. Anda se- akhirnya saya menunjukkan Bank Bali Post orang Bali. Untuk itulah saya seba- gai rakyat jelata hanya mampu mengutarakan usul terutama pada pihak pihak tertentu yang mena- ngani masalah lingkungan. Rasa- yang Anda maksud. Saudari....bila Anda membaca su- rat ini, dapatkah kiranya Anda nya di kota Denpasar ini sudah menghubungi saya. Atau dimana saatnya dibangun jembatan penye saya dapat menghubungi Anda. berangan jalan di beberapa tempat Saya sangat mengharap untuk da- keramaian kota, sehingga sedikit ti- daknya mampu memperlancar arus pat bertemu dengan Anda, saya i- lantas di kota Denpasar ini. ngin berkenalan dengan Anda. Nama dan Alamat saya ada pada Redaksi. Yan Rana Jl. Thamrin 47 Denpasar.. Nama dan Alamat Diketahui Redaksi MENINGO TsismixeY MESIDA neb BLK (BALAI LATIHAN KERJA) KURSUS Te nyatakan pula bahwa pekerjaan kaum wanita yang "tidak tampak" ini sama pentingnya dengan peker- jaan yang tampak yang dikerjakan oleh kaum wanita. Laporan itu menyatakan bahwa akibat dari pengabaian kebutuhan kaum wanita itu termasuk: per- tumbuhan penduduk yang tidak terkendali, angka kematian bayi dan anak yang tinggi, ekonomi yang lemah, pertanian yang tidak efektif, kerusakan lingkungan, ma- syarakat yang terpecah-belah dan kualitas hidup yang buruk bagi se- mua. Penduduk dunia yang waktu ini berjumlah 5,2 milyar akan bertam- bah lebih dari 90 juta tiap tahun sampai akhir abad ini. Kecuali yang enam juta, dari pertambahan penduduk tiap tahun itu akan ber- mukim di negara sedang berkem- bang, demikian laporan tersebut. Jumlah penduduk pada akhir abad ini akan mencapai sekitar 6,25 mi- lyar; dan sekitar 8,5 milyar pada tahun 2025. Pertumbuhan ini mungkin akan berhenti pada jum- lah 10 milyar, hampir dua kali jum- lah yang sekarang, pada kira-kira satu abad kemudian dari sekarang.. Untuk menjamin penurunan tingkat kesuburan yang diproyek- sikan, jumlah wanita yang ber-KB harus ditingkatkan menjadi 730 juta (58%) pada tahun 2000 dan akhirnya 1,2 milyar (71%) atau sama dengan yang berlaku seka- rang di negara industri maju pada tahun 2005. Di Afrika sub-Sahara ini akan berarti peningkatan pe- laksana KB 10 kali pada tahun 2025. Wala & Word 105 Apabila hal ini tidak terjadi, jumlah penduduk akan meningkat terus dengan jumlah yang lebih be- sar dalam waktu yang lebih lama pula. Jumlah tersebut bisa menca- pai 14 milyar. Laporan tersebut menyatakan: "Angka ini saja de- ngan implikasinya terhadapmasa depan dunia, sudah akan cukup untuk menjelaskan bahwa krisis kependudukan merupakan masa- lah yang harus ditangani sekarang, bukan pada abad yang akan da- tang. Pada waktu itu akan sudah terlambat". Di banyak negara, wanita mem- pemerintah meningkatkan inves- punyai sedikit pilihan selain perka- tasi pada kaum wanita. Hal ini ter- winan dan anak. Mereka cende- masuk pemeliharaan kesehatan rung mempunyai keluarga besar karena itulah yang diharapkan dari mereka, demikian menurut lapo- ran tersebut. Pada waktu yang ber- samaan, mereka harus bertang- gung jawab dalam pengadaan ba- han pangan, kayu bakar dan air. Mereka menghabiskan banyak waktunya untuk mengerjakan pe- kerjaan produktif tetapi tanpa bayaran dan tidak diakui. Mereka juga mempunyai peran penting da- lam ekonomi uang tetapi sama juga tidak diakui. Laporan tersebut me- Laporan itu mengemukakan bahwa kalau anak tidak lagi men- jadi sumber utama bagi status kaum wanita, kaum wanita keluar- ganya akan lebih kecil, Jalan paling efektif menuju ke keluarga lebih kecil ialah menyediakan sarana yang diperlukan bagi penentuan nasib diri sendiri bagi kaum wanita secara sosial dan ekonomi: hak pe- nuh dalam masyarakat dan keluar- ga, akses ke penghasilan dan peng- embangan karier, pendidikan dan pemeliharaan kesehatan, dan be nar benar ikut menentukan se- mua keputusan yang mempunyai dampak terhadap kehidupan me- reka di mana salah satu yang pa- ling penting adalah penentuan be- sarnya keluarga. Laporan itu menyerukan agar DEPNAKER LOWONGAN KERJA Bila Dilokalisasi Berikut ini pendapat pembaca Bali Post meng- enai kaum di "Lorong Gelap", apakah sebaik- nya dilokalisasi atau di- sosialisasi. Bali Post ma- sih memberi kesempatan bagi pembaca lainnya un- tuk urun pendapat. Masalah WTS memang terdapat di mana-mana dan konon sudah ada sejak zaman dahulu kala, tetapi alangkah tercorengnya bila di Pulau De- wata ini diadakan lokalisasi WTS mengingat Pu- lau Bali merupakan objek wisatawan Mancane- gara, dan dijadikan sebagai Pulau Taman. De- ngan adanya lokalisasi tersebut berarti menyedia- kan tempat/sarang kemesuman jagat. Dan celaka- nya kalau anak-anak sekolah yang menjadi peng- unjung akan membawa dampak negatif antara lain mundurnya mental mereka. Dalam hal ini saya sangat tidak setuju dengan adanya lokalisasi WTS di Pulau Dewata tercinta ini, dan mohon kepada pihak yang berwenang, agar selalu mengadakan pengawasan terhadap masa- lah tersebut, mengingat Pulau Bali merupakan wisata budaya dan bukan membudayakan kemesuman. GM. Sumayasa, BA JI. Turi G. Jungutbatu 6 Denpasar. Arch Apabila dilokalisasi saya sangat tidak setuju, se- bab dengan dilokalisasikannya WTS itu berarti memproduksi dan mempromosikan suatu u- saha yang haram, karena tidak sesuai dengan aja- ran Pancasila dan agama. Dengan demikian hal ini akan dapat merusak moral seseorang lebih- lebih generasi muda sebagai penerus bangsa. Bu- kankah dalam zaman pembangunan ini kita men- dambakan manusia Indonesia seutuhnya? Dan tidak sedikit rumah tangga yang menjadi beranta- kan karena ulah sang suami yang suka ngibur. Maka dari itu saya mengimbau kepada Pemda Bali, apa bila dananya memungkinkan hendaknya bagi mereka yang terlanjur jatuh ke lembah hitam, diberikan pendidikan dan keterampilan sehingga mereka betul-betul menjadi orang yang terampil, dengan keterampilannya itu mereka akan dapat mengusahakan pekerjaan yang halal. Di samping itu pengawasan Tibum perlu adanya pening- katan di lokasi yang dianggap tempat bersarangnya kupu-kupu malam itu. Drs. I Made Wiratha Br. Baturiti, Desa/Kec. Baturiti Tabanan Demi Allah, walau saya menulis ini sama sekali saya belum pernah masuk komplek lokalisasi. Saya ingin menuturkan apa-apa yang telah pernah saya dengar dan tidak ingin menekankan perlu tidaknya mereka dilokalisasi secara legal di Bali. Setidaknya mudah-mudahan bisa jadi pertim- bangan yang berkompeten. Bila mereka tidak dilokalisasi, mereka adalah (sebagian besar) pengidap sumber penyakit ga- nas. Tak pernah terkontrol secara medis dan sulit dilaksanakan pengontrolan kesehatan oleh petugas, dan mereka malu memeriksakan diri. Amat mudah menyebarkan penyakit ke mana saja dan kepada siapa saja (ingat tertularnya seseorang oleh penyakit kelamin bukan semata-mata melakukan hubungan intim dengan seorang yang sudah mengidap penyakit). Apabila dilokalisasi memudahkan pengecekan oleh aparat kese- hatan (Depkes), misal seminggu sekali secara rutin. Penyebaran sumber penyakit bisa tercegah. Di lokalisasi membuat mereka kerasan/seolah tak ada pilihan lain lagi profesi penyangga hidupnya. Apalagi bila dengan sistem calo! germo. Biasanya menjadikan anak buahnya sebagai alat. Tak mu- dah mengembalikan mereka agar kembali ke jalan benar karena sang germo akan menghalangi minat mereka dengan berbagai cara, misalnya penghasilannya ditahan dsb. apalagi bagi mereka yang laris. Ini suatu dilema serius. Edy Subendro Jl.Suryodiningrat MJ II/773 Yogyakarta "Luas lingkup kebebasan kaum wanita dalam membuat keputusan yang berpengaruh terhadap kehi- dupan mereka mungkin merupa- kan kunci masa depan bukan saja bagi negara miskin tetapi juga bagi negara kaya." Laporan membuat beberapa re- komendasi bagi tindakan pemerin- tah, tindakan internasional dan bagi organisasi non - pemerintah, di antaranya sebagai berikut; - Meninjau kembali sistem hu- kum untuk meniadakan semua hambatan yang merintangi partisi- pasi penuh kaum wanita sama de- ngan kaum pria dalam kehidupan masyarakat dan keluarga, dan me- nyingkirkan dasar hukum untuk melakukan diskriminasi. - Menetapkan keluarga beren- SELASA, 23 MEI 1989 TKI GELAP Investasi pada Wanita akan menjadi Kunci Masa Depan Finschade wanita sendiri memiliki hak untuk menggariskan arah kehidupan dan pembangunan masyarakat me- reka. Ini akan berarti memikirkan kembali rencana pembangunan se- jak dari awal, sehingga kemam- cana menjadi prioritas pembangu nan, setingkat dengan investasi e konomi utama dengan mengalo-g kasikan tidak kurang dari 1% dari at GNP negara yang bersangkutan. - Mengundangkan dan melak- wanita dalam se- sama bagi pekerjaan yang sama d tiap tingkat -- sehingga status dan puan, hak dan kebutuhan kaum sanakan Undang-undang gaji kesejahteraan kaum wanita ber- sumber dari seluruh sumbangan mereka kepada masyarakat, dan bukannya hanya dari segi melahir- dan mencabut semua Undang-un dang dan praktek yang menghalan ngi atau membatasi kaum wanita del memiliki dan menguasai sumber- daya produktif. kan anak," demikian laporan ter- sebut. V TUSUARIA PORC (404 SOE THAMA Wind Poss det APTINY SM JATHAM *** baj mod MAS L Masalah Sosial di Bali ??! 23X 24ica TECA CA OG TR 180 romhst astoratix 214 defidera LE ora ut lab. 11-M2 ADIDAL TOX A% ERI Uni cavem Laporan tersebut juga menyu sun daftar beberapa sasaran khu- sus yang ingin dicapai pada tahun 2000, termasuk; + Memperluas pelayanan KB bagi 500 juta wanita. - Meningkatkan bantuan inter- nasional untuk program KB dari S 0,5 milyar menjadi $2,5 milyar per tahun. - Menurunkan kematian akibat melahirkan sampai 50% ab neb hod Kini masyarakat Bali boleh dikatakan akan memasuki ma salah sosial yang semakin kom- pleks. Apakah masyarakat Bali masih memiliki ketahanan yang cukup dinamis untuk menang- kal penyakit sosial itu? Ini per- tanyaan dan pendapat Drs. Nyoman Naya Sujana, M.A. dalam tulisannya di Bali Post, Senin (1714) lalu halaman IV. Ia menjelaskan, berbagai masalah sosial dapat menjadi penyakit sosial sehingga masyarakat menjadi tidak sehat seperti tidak aman, dilanggarnya norma so sial, konflik sosial, disharmoni sosial, ketidakpatuhan terhadap peraturan, masalah pelacuran, penjahat, penjudi, pemadat, penta- kai narkotika, pemerkosaan, gelandangan dan sebagainya. Bagaimanakah menurut Anda tentang soal yang satu ini? Masa lah sosial apa saja yang Anda rasakan mengancam kita misalnya, atau kita memang tidak terancam oleh soal yang satu ini. Karena- nya, satu misal, bermunculannya panti-panti pijat di Denpasar memang bukan masalah sosial mengancam kita? MARIN Pendapat Anda ditunggu sampai dengan 31 Mei mendatang. Seperti biasa, singkat-singkat saja, sertakan tanda pengenal diri, sebuah foto, jangan lupa surat ditandatangani. Tulis pada sampul kiri amplop; "Masalah Sosial di Bali." Tujukan ke Redaksi Bali Post, Jl. Kepundung 67 A Denpasar. Catatan Menhankam L.B.Moerdani mengatakan upaya dan maksud mendirikan sekolah Taman Madya Taruna Nusantara (TMTN) semata-mata keluar dari keinginan baik dan hati tulus ABRI maupun Taman Siswa untuk memberikan sumbangan terbaik bagi masa yang akan datang. - Menurunkan kematian bayi menjadi 50 per 1000 Meningkatkan jumlah murid di sekolah dasar sampai paling se-" dikit 75%. Di negara di mana mu- rid sekolah perempuan jumlahnya sangat rendah, menjamin bahwa perbandingan antara murid perem- puan dan laki-laki di SD paling sedikit 4:5. (Bersambung ke Hal XI, kol 4) Supaya pemuda kita dengan tulus hati pula mengabdi kepada bangsa dan negara, tentunya. Mengeritik pemerintah boleh saja, tetapi tidak menelanjang seperti dalam alam demokrasi liberal di negara-negara lain, kata Menko Polkam Sudomo. Tahu sopan santun kritik sehat yang membangun. N Pemerintah akan mengoperasikan jembatan timbang otomatis bagi kendaraan angkutan umum. Mudah-mudahan juga jembatan timbang otomatis dapat otomatis menghapuskan pungli. Bang Podjok A VC.. y ad *32 et ib SELASA, 23 Tidak Ber Dipe PDA Kupang (Bali E Kepala Kant Bambang Suna katkan kerjasam bersih. Pernyataan ini tuk menanggapi men yang dinila Masyarakat luas jadi pilih kasih se bayaran iuran air "Pelayanan se dan tidak beruru duluan, tidak dil kemudian dilayan nalan petugas, mengutip konsum Keluhan lain, membesar-besar. tan pembayaran am jika air mace air dengan pembac macet, tidak seg terlambat bayar la kita tetap pakai dang orang lain, bocorkan pipa. mereka enak saja dak turun tanga konsumen yang PAM. Dalam menang macam inilah, Ba SMIP F Kupan Kupang (Bali Pos Sekolah Mener riwisata (SMIP) pang adalah seke bidang industri p menengah atas ( kini telah membu telan dan usaha p Pimpinan SMIE Drs. Christ L. D sekolah kejuruar dukungan dari s terkait di kota K langsung tahun k dirikan sejak tahu Hasrat membul ruan ini berkaitan sertaan guna men Presiden tentang gai sumber devisa sia terutama NTT ini membuka pintu mancanegara ma Sejak tahun 1987 s lah peserta SMIP rang putra/putri selama tiga tahun. lah para lulusan SM NTT. Metode pea BERLAN BALI HA BEDEL PENGA LANGG PASANG DI N HUBUNGI : BIR AVEN Bali Jl. Ahmad Tlp. 21 Kupa Bal Cuke Bali 1 Kenali dan Nikm Color Rendition Chart
