Tipe: Koran
Tanggal: 1990-07-09
Halaman: 08
Konten
Color Rendition Chart 2cm HALAMAN VIII TAJUK RENCANA Swastanisasi di Bidang Kelistrikan negara, penjualan listrik kepada masyarakat tentu tetap dilandasi pada prinsip ekonomis dan pemerataan. Hak tunggal pendistribusian listrik ke rumah-rumah, industri, dan konsumen lainnya tetap berada di tangan PLN. Oleh karena itu, listrik sebagai keperluan hajat hidup orang banyak tidak berada di tangan orang lain, apalagi swasta yang mempunyai orientasi komersial yang tidak sama dengan PLN. Lalu, hal yang belum terjawab sekarang adalah, mengapa pemerintah membuka pintu untuk era swastanisasi pembangkit listrik ini. Bukankah PLN selama ini sudah mampu menangani kelistrikan di persada Nusan- tara ini dengan segala kelebihan dan keterbatasannya? Ada apakah dengan sistem usaha listrik ini? gerangan pula dikemukakan bahwa dalam sistem kelistrikan secara keseluruhan terdapat sekurang-kurangnya empat terminologi dasar. Pertama, istilah pembangkitan, yang mengacu pada sistem pembuatan atau produksi tenaga listrik. Kedua, istilah penyaluran, yang mengacu pada sistem pembuatan atau produksi tenaga listrik. Kedua, istilah penyaluran, yang mengacu pada usaha meneruskan produksi listrik itu melalui jaringan- jaringan yang ada. Ketiga, istilah distribusi, yang berarti meneruskan arus listrik itu langsung ke konsumen. Keempat, istilah administrasi, yang meliputi kegiatan administratif untuk memperlancar keseluruhan kegiat- an yang ada. Jawaban terhadap persoalan itu bisa disampaikan dengan mengurai- kan perbandingan perkiraan kebutuhan tenaga listrik nasional dengan Kedua, meskipun belum tegas sekali bentuknya, pengertian usaha perkiraan kemampuan PLN menyediakan tenaga listrik. Data yang diku- listrik swasta ini perlu digambarkan untuk menghindari terjadinya kesa- tip dari Departemen Pertambangan dan Energi menggambarkan bahwa lahpengertian tentang istilah tersebut. Usaha listrik swasta tidaklah sama kemampuan pembangkit menghasilkan tenaga listrik untuk 1990/1991 sekali dimaksudkan sebagai penswastaan bisnis listrik secara total, akan sebesar 30,1 Twh (triliun watt hour), sedangkan perkiraan kebutuhan tetapi hanya berlaku pada swastanisasi untuk pembangkitan. Penting dalam tahun yang sama hanya 28,9 Twh. Dalam kondisi seperti itu, neraca tenaga listrik menunjukkan ada cadangan tenaga listrik sebesar 1,2. Kondisi itu tentu belum merisaukan. Akan tetapi, jika perhitungan kenaikan keperluan listrik per tahun 15-16% menjadi kenyataan, jelas cadangan tenaga listrik tidak akan mencukupi. Untuk tahun 1991/1992, Departemen Pertambangan dan Energi memperkirakan keperluan tena- ga listrik menjadi 33,5 Twh, sedangkan kemampuan pembangkit me- nyediakan listrik hanya 30,6 Twh. Neracanya menunjukkan kekurangan sebesar 2,9 triliun. Dari manakah sisa kekurangan itu harus diperoleh? ERA swastanisasi di bidang kelistrikan secara besar-besaran, sejak akhir bulan Juni lalu dibahas secara serius oleh Direktorat Listrik dan Energi Baru (LEB) Departemen Pertambangan dan Energi. Ada beber- apa variabel yang bisa dipaparkan mengapa swastinisasi listrik itu ke- mudian menjadi perlu dilaksanakan. Yang pertama perlu dicatat adalah bahwa swastanisasi listrik tidak bertentangan dengan undang-undang kelistrikan. Hal ini ditegaskan sen- diri oleh Charis Chusno, Sekretaris Ditjen LEB yang kebetulan turut duduk dalam Tim Sebelas yang bertugas menggodok hal-hal yang ber- kaitan dengan usaha kelistrikan swasta. Tim Sebelas yang dibentuk pertengahan Juni lalu itu terdiri atas unsur PLN (lima orang), Ditjen LEB (lima orang), dan staf ahli kelistrikan Departemen Pertambangan dan Energi (satu orang). Jelas terlihat bahwa usaha pembangkitan listrik hanyalah salah satu usaha dari empat kegiatan yang ada. Oleh karena itulah usaha swastani- sasi kelistrikan terutama pada usaha pembangkit listrik -- tidak mesti langsung dipandang dengan prasangka negatif. Upaya pembangkitan listrik merupakan subsistem dari sistem kelistrikan yang ada. Sebagai subsistem, upaya pembangkitan itu tentu tidak bisa berdiri sendiri. Variabel ketiga adalah bahwa usaha kelistrikan swasta bukanlah hal yang baru. Selama ini, tanpa banyak dipahami oleh masyarakat, PLN sudah biasa membeli tenaga listrik dari pembangkit di luar yang dilak- sanakan PLN. Sebutlah, misalnya, pembelian tenaga listrik oleh PLN dari waduk Jatiluhur. Pembangkit tenaga listrik di Jawa Barat itu tidak dikelola langsung oleh PLN, tetapi dikelola oleh Badan Otorita Jatiluhur. Badan tersebut setiap tahun menjual listrik sebesar 800 juta Kwh (kilo watt hour). Harga pembelian listrik itu tentu senantiasa disesuaikan dengan biaya operasional. Dirut Perum Otorita Jatiluhur, Sufrani Atmakusuma, pernah mengungkapkan sejak April lalu harga jual listriknya ke PLN dinaikkan dari Rp 13,51/kwh menjadi Rp 18,00/Kwh. -Jika pokok-pokok pikiran diteruskan, yang jelas terlihat kemudian ada- lah bahwa pembangkit tenaga listrik di luar PLN tidaklah menyalurkan dan mendistribusikan (menjual) listrik secara langsung kepada konsu- men. Yang bertindak selaku penjual (distributor) tetap PLN sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sebagai lembaga bisnis milik Bahasan Ekonomi dan Bisnis kan harga bahan bakar minyak (BBM) dan naiknya tarip ang kutan. Mengapa Harga-harga kian Meningkat ulan-bulan terakhir ini, ma- mai lagi dibicarakan oleh se- bagian masyarakat, terutama para ibu rumah tangga yang bia- sa berbelanja ke pasar. Mereka mengeluh karena dengan uang membeli ikan laut semakin se- belanja yang tetap jumlahnya, dikit. Harga daging babi akan semakin sedikit memperoleh barang, sebagai akibat dari ke- naik dan harga ikan laut akan naikan harga beberapa jenis ba- rang kebutuhan sehari-hari. Hal ini umuman kenaikan gaji pegawai nflasi di Indonesia dalam tiga tahun terakhir ini, seperti di- umumkan pemerintah, nam- paknya masih di bawah 10%. Ta- hun 1987 masih 8,9%. Kemudi- an menurun menjadi 5,47% ta- hun 1988, dan naik sedikit men- pertama adalah faktor jumlah jadi 5,97% tahun 1989. Akan te- uang yang beredar. Sesuai dengan tapi mengapa beban biaya hi- formula Irving Fisher, MV = PT, dup sehari-hari terasa kian ber- dengan asumsi kecepatan per- at saja? Taruhlah misalnya ke- putaran uang (V) dan pendapat- luhan ibu-ibu rumah tangga an nasional atau jumlah tran- yang belanja ke pasar: "Dengan saksi (T) tidak berubah, maka jumlah uang 150.000,00 sekarang turun, tetapi tingkat harga rata- rata kedua jenis barang itu Tingkat umum mungkin tetap. negeri, yang harga rata-rata semua barang uang Rp 15pa-apa Harga kayu beredar (M) akan menaikkan dan jasa dalam jangka waktu tertentu, pengertian ini agak su- dak bangunan bahkan sudah naik harga (P). Kalau kenaikan har- berlipat sejak bulan April, keti- ga merupakan kecenderungan ka diumumkan kenaikan gaji umum, terjadilah inflasi. Berda- pegawai negeri. Belum lagi, ke- sarkan data jumlah uang ber- naikan harga BBM (bulan Mei) edar yang diumumkan oleh pe- dan tarif angkutan sejak bulan merintah, nampaknya faktor M Juli ini. Dalam perekonomian pasar, berbagai kekuatan yang dapat mempengaruhi permintaan dan penawaran, menyebabkan har- lit dipahami. Kelompok barang Kejadian seperti ini sebetul- yang satu tidak sama penting- nya sudah biasa, setiap ada ke- nya dengan barang lainnya da- bijaksanaan dari pemerintah lam pengeluaran rumah tangga. untuk menaikkan harga/tarip Kurang masuk akal kalau kita suatu jenis barang/jasa, akan merata-ratakan harga beras de- selalu diikuti oleh kenaikan ngan kosmetik misalnya, kare- harga barang-barang lainnya. na kedudukan beras lebih pen- Kenaikan harga BBM, devalua- ting dari kosmetika dalam ang- si, kenaikan tarip angkutan, garan rumah tangga. bahkan kenaikan gaji pegawai Agar rata-rata perubahan harga negeri selalu berekor dengan itu mempunyai arti ekonomi ki- kenaikan harga umum yang bi- ta perlu memberikan bobot (weight) yang sa dilihat dari meningkatnya in- sesuai pada flasi nasional pada bulan terse- masing-masing barang. Bobot but. Sebagai contoh misalnya ini diperoleh dari hasil survei kenaikan harga BBM pada bul- pengeluaran rumah tangga an Januari 1982 mengakibatkan tingkat inflasi nasional pada bulan tersebut meningkat 4,7%, padahal rata-rata inflasi per bulan pada tahun 1982 hanya 0,83% saja. Demikian pula ke- naikan harga BBM pada bulan Januari 1983 mengakibatkan vei biaya hidup. Barang yang di- yang lebih dikenal dengan sur- anggap penting dalam peng- eluaran rumah tangga menda- pat bobot yang lebih besar dari barang yang dianggap kurang penting. Dengan itulah diukur perubahan harga rata-rata ter- inflasi sebesar 4,59% dengan in- indeks harga. Selanjutnya dari timbang, yang dikenal dengan flasi rata-rata perbulan hanya 0,95% saja. Kenaikan harga perubahan indeks harga ini da- BBM yang terakhir (bulan Juni pat dihitung tingkat inflasi yang 1990) telah menimbulkan infla- dihitung setiap akhir bulan. Oleh karena itu tidak setiap ke- naikan harga barang mengaki- batkan inflasi tinggi, misalnya kenaikan harga kemeja dan jam tinggi, tetapi karena bobot pe- tangan meskipun naik cukup nimbangnya kecil dalam peng- eluaran rumah tangga, maka inflasi menjadi kecil. Sebalik- pengaruhnya terhadap tingkat nya beras umpamanya mengala- mi kenaikan sedikit saja, sudah membawa pengaruh terhadap (Bersambung ke Hal XII kol 3) si bulan Juni 1990 sebesar 1,29%, sedangkan inflasi rata rata selama enam bulan perta- ma tahun 1990 hanya 0.80%. ga barang-barang dan jasa-jasa itu berubah naik dan turun. Sebagai suatu contoh; Jika men- jelang hari raya Galungan di ko- ta Denpasar orang lebih banyak membeli daging babi, dan yang Pembahas W. Setonen, S.E. Kasubsi Analisa Statistik dan Neraca Wilayah Kantor Statistik Bali Surat Pembaca Persyaratan : Sertakan fotokopi identitas Soal Lomba Pidato Pemuda di NTB hak Gunung Sari sendiri dengan berbagai alasan: Pada tanggal 30 Juni telah di- adakan lomba pidato Pemuda Tingkat Kabupaten Lombok Ba- rat di desa Sayang-Sayang Keca- matan Cakranegara, yang diiku- ti 12 delegasi pemuda dari ke- camatan se-Kab. Lombok Barat. Saya (Rifai Adam's Elzus) atas kebijakan dari DPD II KNPI b. Kami dikatakan bukan seba- Lombok Barat diikutkan dalam gai warga/penduduk Kec. Gu- lomba pidato tersebut atas na- nung Sari. a. Kami diprotes karena pernah mewakili NTB dalam kejuaraan pidato Tk. Nasional bulan Juli 1989 bidang Pelestarian Sum- ber Daya Alam dan Lingkungan Hidup (PSDA - LH). ma Brigade KNPI - Kec. Gunung Kemudian dengan adanya Sari. Pada acara lomba pidato protes inilah, saya akhirnya di- tersebut, delegasi demi delega nyatakan batal, sehingga sangat si telah selesai bercuap-cuap di menderita kekecewaan. Sete- atas mimbar, tetapi setelah saya lah acara lomba pidato usai, ka- dinyatakan sebagai juara I da mi mengajukan gugatan balik lam lomba tersebut, terjadilah untuk membela hak kami kepa- protes dari Kec. Tanjung dan pi- da DPD II KNPI-Lombok Barat, Mohon Tanya Pemda Setempat Sehubungan dengan berita ja. yang dimuat pada Harian U. mum Bali Post edisi 15 Juni de- ngan judul "Kapan Akan Me- nyala Kembali", dengan ini da- pat kami berikan penjelasan. Keberadaan maupun peng- olahan lampu penerangan jalan di Kota maupun di Desa terma- suk Desa Sidan adalah wewe- nang dan tanggung jawab Pem- da Tingkat II setempat, baik pe- masangan, pemeliharaan serta perluasannya, PLN hanya me- nyediakan energi listriknya sa- Oleh karena itu, setiap per- masalahan yang menyangkut penerangan jalan mohon ma- syarakat yang berkepentingan menanyakan/menghubungi langsung Pemda setempat. Kepada Redaksi Harian U. mum Bali Post atas dimuatnya tanggapan ini kami ucapkan terima kasih. Kemampuan PLN untuk menyelesaikan pembangkit listrik yang diren- canakan tidak secepat perkembangan keperluan tenaga listrik. Keun- tungan yang diperoleh PLN dari kenaikan harga tarif listrik beberapa bulan lalu tidak banyak berarti setelah terjadi kenaikan harga BBM. Dari mana dana untuk membangun pembangkit baru? Humas Perusahaan Umum Listrik Negara Wilayah XI Adalah wajar jika pemerintah bersiap menggandeng swasta untuk memproduksi listrik mengingat kemampuan dana PLN mendirikan pem- bangkit tidak begitu kuat. Kabarnya sudah ada empat konglomerat me- nyatakan kemauannya untuk menanam dananya untuk pembangkit lis- trik. Keempat grup itu masing-masing IPC (International Power Corpora- tion) dari Amerika Serikat yang telah menyiapkan dana 1,1 milyar dolar AS, Grup Soedono Salim, Soemitomo Corporation, dan PT Catur Reksa Daya. Berdasarkan kenyataan bahwa listrik merupakan keperluan vital ma- syarakat, kita berharap agar perundingan dan pembahasan era swasta- nisasi listrik ini tetap tidak merugikan masyarakat. Bagaimana pun, pe- merintah perlu mengatur kondisi harga listrik yang dibeli dari pembangkit swasta dan harga yang harus dibayarkan masyarakat pelanggan. Selain itu, pada tempatnya juga PLN mengusahakan pembangkit-pembangkit sendiri seperti sudah dilaksanakan selama ini untuk mengimbangi pro- duksi listrik swasta sehingga ketergantungan pada listrik produksi swasta hanya sebagai pelengkap tetapi tentu juga tata niaga listrik itu jangan sampai merugikan pihak investor kalau memang bantuan mereka kita perlukan. Pembahas Hari Susetyo Pengamat Masalah Ekonomi ini bukanlah penyebab domin- Ada sebuah buku yang berju- an inflasi di Indonesia bela- dul "How to lie with Statistic". kangan ini. Tapi di tahun-tahun Penulisnya (saya lupa nama- awal 1960-an, faktor M ini me- nya), dengan menarik meng- mang merupakan penyebab u- ungkapkan bagaimana angka- tama inflasi di Indonesia. angka statistik dapat saja Faktor kedua yang mungkin "berbohong" untuk satu tujuan menyebabkan inflasi adalah tertentu. Satu contoh misalnya, "laju ekspor". Meningkatnya soal angka rata-rata. Dalam sta- ekspor cenderung akan menam- tistik, angka rata-rata bukan ha- bah jumlah uang beredar di da- nya rata-rata hitung (arithmatic lam negeri, melalui perupiahan mean), tetapi juga rata-rata u- valuta asing yang diperoleh pa- kur, median, dan modus, yang ra eksportir. masing-masing nilainya berbe- Inflasi di dalam negeri bisa da, bisa tinggi bisa pula rendah. juga disebabkan oleh inflasi Nah sekarang, tergantung kita yang dibawa dari luar negeri mau mengemukakan rata-rata (imported inflation). Hal ini kerap yang rendah atau yang tinggi, terjadi pada dua atau lebih ne- orang awam tak akan banyak ta- gara yang mempunyai hubung- hu, kecuali membaca dengan te- an transaksi dagang dan keter- liti metode pengukurannya. gantungan kapital yang erat. Biro Pusat Statistik mungkin Faktor lainnya yang menjadi tidak salah, sepanjang ia seba- penyebab inflasi adalah ekono- gai pengumpul data me- mi biaya tinggi dan devaluasi. nyantumkan metodologi peng- Kedua hal ini menyebabkan ukuran. How to lie with stat harga-harga relatif beruba akhirnya bergantung kembali baik karena perubahan kurs ru- pada pemakai data, apakah me- piah maupun karena terlalu ke- mang ada maksud-maksud ter- tatnya proteksi. Tarif impor tentu di balik itu. Yang jelas ke yang kelewat tinggi menyebab- mungkinan semacam itu bisa sa- kan industri dalam negeri tidak ja terjadi, dan ini boleh jadi mendapatkan persaingan yang mengakibatkan angka-angka sewajarnya sehingga cende- publikasi tidak sesuai dengan rung bekerja kurang efisien, kenyataan. dan kelangkaan barang untuk Terlepas dari kemungkinan produk substitusi impor (dalam "How to lie with statistic", infla- kasus proteksi kuota) me. si, secara teoritis, bisa disebab- kan oleh beberapa faktor. Yang (Bersambung ke Hal IX kol 6) akhirnya dari pihak KNPI II nama Partisipan (berarti terja- memberi kebijakan lain, pihak- di Ketidakharmonisan sesuai nya akan tetap memberikan dengan janji DPD II KNPI), se- hak pada kami untuk tampil ke hingga timbul kekecewaan pa- tingkat Propinsi NTB dengan da diri saya karena bagaimana syarat sanggup dan bersedia un- tuk diseleksi kembali dengan pihak Kecamatan Tanjung. Te- tapi setelah tiba hari H-nya de- legasi Kecamatan Tanjung ti dak mau/tidak sanggup diselek- si, padahal sehari sebelumnya delegasi Kecamatan Tanjung menyatakan kesanggupannya untuk diseleksi kembali. pun juga saya telah berjuang dan berkorban (tenaga, waktu, fikiran dan dana) dengan mu- dah kami dianggap batal. Atas ketidakharmonisan ini- lah, saya tetap akan menuntut Karena pihak DPD II KNPI tidak hadir pada waktu dan tempat yang telah disepakati bersama untuk mengadakan se- leksi sekali lagi antara saya (Gu- nung Sari) dengan delegasi Ke- camatan Tanjung guna me- nentukan delegasi yang akan mewakili Lombok Barat dalam lomba pidato pemuda Tk. Pro- pinsi NTB. tanggal 1 Juli'90 di Pringgarata Lombok Tengah, maka saya mengajukan tuntut- an kepada DPD II KNPI - Lobar, agar saya tetap bisa diikutkan. dalam kejuaraan Tk. Propinsi NTB tersebut. Akhirnya saya dengan kebijaksanaan dari DPD II KNPI dan atas desakan saya dapat tampil berpidato di atas mimbar kehormatan pada urutan yang terakhir, ternyata naik. Ketika saya lihat, ternyata saya tampil bukan atas nama gaji pelajar dari ortu tidak nam- KNPI Lombok Barat tetapi atas bah, gaji ortu juga tidak naik. Setelah kenaikan harga BBM ini, dalam beratnya hati saya timbul pemikiran dan atau dugaan sebagai berikut : Bali Post 1. Betapa enaknya jadi orang kaya (setidak-tidaknya 'mam- pu')- BBM naik - Masa bodoh; - "Duit gue sungguh amat sa- ngat lebih dari cukup". Dari Kasus "Wantilan Tumpang Tiga" Apakah Desakralisasi yang Keliru perlu Ditiru EB ksistensi dan peranan Arsitektur Tradisional Bali, dalam pengembangan Pariwisata Indone- sia Bagian Tengah, yang dipusatkan di Bali, memang dapat memperkaya kehidupan dan perkembangan Pariwisata Indonesia. Bukan hanya memperkaya, te- tapi dapat membuktikan kekhasan pembangunan ho- gunaan lebih provan lagi. Hal ini tentu merupakan sistem na- lar dan penghayatan yang di- tempuh oleh Undagi Meranggi dan Sangging Meranggi, pada waktu membangun Arsitektur Tradisional Bali pada waktu tempo dulu, yang memang benar-benar menghayati dan menguasai sastra-sastra Arsi- tektur Tradisional Bali. Berbe- Yang terakhir lagi ribut-ribut tentang lobi Hotel Hilton di Nu- sa Dua, karena lobinya, yang tel-hotel di Bali, dari yang berbentuk pension, bunga. da dengan para tukang "ba- berwujud sebuah wantilan, me low, hotel melati sampai yang berbintang. Dari wu- jud fisik secara keseluruhan, sampai eksterior dan in teriornya, sebagian terbesar mempergunakan kon- sep, unsur dan struktur arsitektur tradisional Bali, se hingga merupakan kwalitas lingkungan yang nya- ngunan Bali," yang menjual ja- sa, tenaga, keterampilan dalam pembangunan hotel-hotel di Ba- li pada era sekarang. Yang be- lum tentu sepenuhnya mengerti dan menghayati konsep, unsur dan struktur arsitektur tradisio- nal Bali, berdasarkan sumber- hidup dan berlaku sampai pada sumber sastranya yang masih era sekarang. man, menarik, menyenangkan dan khas Bali. Me- mang demikianlah seharusnya, karena pembangun- an di Bali, secara fisik harus mencerminkan Arsitek- tur Tradisional Bali. makai tumpang tiga. (Tempo, 16 Juni 1990, hal. 26 dan 27). Sam- pai Tim Pemda Bali, yang dipim- pin oleh Asisten II Drs. Dewa Beratha turun lapangan. Lang- sung memerintahkan agar pem- bangunan dihentikan, dan membongkar atap paling atas menyamai wujud Meru Tum- (atap yang ketiga, agar tidak pang Tiga, pen). Dalam hal ini, tentunya Drs. Dewa Made Ber- atha, telah mendapat nasihat dari pendamping teknisnya, yakni Kanwil Dept. PU, dan Kanwil Depag. Bali termasuk nasihat dari Parisada Hindu Dharma Indonesia Bali dan Ma- jelis Pembina Lembaga Adat Bali. Akan tetapi seperti yang dilansir di Tempo, yang telah di- kemukakan, lucunya Teddy Boen, manajer proyek bangun- an dengan wantilan tumpang tiganya itu, merasa tidak bersa- Oka Supartha lah. Dengan menunjuk ukuran, bahan bangunan tidak persis se- perti pada bangunan-bangunan tradisional Bali. Sepintas opini Teddy Boen itu tampak logis. Tetapi kalau disimak secara mendasar, rupanya Teddy Boen, penasihatnya, termasuk para tukang-tukang bangunan- nya, belum sepenuhnya meng- erti tentang konsep, unsur, struktur arsitektur tradisional Bali. Diakui atau tidak, kenyataan telah membuktikan, bahwa da- lam pelaksanaan pembangunan fisik yang mencerminkan dan memvisualisasikan Arsitektur Tradisional Bali, sering terjadi permasalahan dan pelanggaran terhadap konsep, unsur dan struktur Arsitektur Tradisional Bali tersebut. Permasalahan apa pelanggaran itu sampai ter- jadi, karena banyak di antara kita belum mengerti hakikat konsep, unsur dan struktur arsi- tektur tradisional Bali itu. Apa- lagi menghayatinya. Setelah BBM Arsitektur Tradisional Bali dengan proxemic-nya, walaupun hanya secara fisik, tidak hanya bersifat monumental belaka, te- tapi selalu bersifat filosofis. Sa- lah satu di antaranya, konsep fi- losofis Arsitektur Tradisional Bali adalah Tri Hita Karana dan Tri Mandala. Dalam mewujud- kan pembangunan Arsitektur Tradisional Bali secara fisik dan monumental, ia tak terlepaskan dari konsep, unsur dan struktur Tri Hita Karana dan Tri Manda- la. Berdasarkan konsep yang te- lah dikemukakan, Arsitektur Tradisional Bali, yang diwujud- kan selaku tiruan macrocosmos (bhuanaagung) harus tetap sela- ras dengan microcosmos (bhua- naalit), umat manusia yang akan menempatinya. Termasuk ha- rus berkeselarasan, berkeseim- bangan dan berkeharmonisan dengan alam lingkungannya serta penciptanya, Hyang Wid- hi (Tuhan Yang Maha Esa), de- ngan segenap istadewata-nya. A- tau dalam ungkapan populer, arsitektur tradisional Bali yang diciptakan dan dibangun, harus berkeselarasan dengan manu- sia dengan manusianya, manu- sia dengan alam lingkungannya dan manusia dengan Tuhannya. cara Meru Berdasarkan konsep yang te- lah dikemukakan, dalam usaha menciptakan dan mewujudkan bangunan tradisional Bali, mu- lai dari wujud fisiknya yang ber- sifat menumental sampai proxe- mic'nya, ia memiliki peruntu- kan dan fungsi yang jelas. Apa- kah bangunan tradisional Bali untuk Hyang Widhi atau istadewata-nya, untuk manusia, pitara, Bhuta, wujud fisiknya se- dengan menumental proxemic-nya harus jelas. Me- mang bagi kita yang belum mengerti dan menghayati haki- kat konsep, unsur dan struktur arsitektur tradisional Bali, se- pintas antara Bale Sakaroras yang dibangun di suatu pura se- bagai Bale Pahyasan sama saja dengan Bale Sakaroras yang di- bangun di suatu rumah tangga orang Bali sebagai Bale Gede. Akan tetapi selaras dengan kon- sep, unsur dan struktur arsitek- tur tradisional Bali yang telah dikemukakan, perbedaan dan gradasi antara Bale Pahyasan di Pura Bale Gede di rumah tang- ga, jelas berbeda. Perbedaan itu nyata ada pada sukat (ukur- an), bah bangun, dan jaraknya. Sehingga gradasi dan perbeda- an antara bangunan tradisional Bali, yang dibangun sebagai tempat suci (Pura) dan yang di- bangun di rumah tangga, untuk manusia tetap ada. Itu adalah contoh wujud me- numental arsitektur tradisional Bali yang sama dan sejenis, de- Naik Di lain pihak, kredit kendara- an begitu mudah, murah & ce- pat-eh, dibiarkan saja pikir pu- nya pikir saya juga musti ikut rebutan kredit kendaraan, nich! Masa bodo bensin! Daripada naik kendaraan umum, penuh, 'empet-empetan', dikerjain supir/kondektur, dll. Padahal, sebelum naik BBM saya bersorak mendengar kita harus melestarikan lingkungan hidup. 20 pot tanaman saya beli sebagai partisipasi. Lha koq ma- lah sekarang seolah harus bikin tambah banyak asap di jalan? Saya pikir kemakmuran sua- tu negara itu tidak diukur dari 3. Bulan-bulan lalu tarif pos kerakusan minum bensinnya naik, sekarang BBM yang ikut kan? Hayooo, siapa mau ikut saya ambil kredit ini dan itu? Nama dan Alamat Diketahui Redaksi 2. Telinga ini mendengar & ma- ta ini membaca, katanya "Jangan naikkan tarif, tetap ta- rif lama sampai ada ketentuan baru!" Tapi kantong ini tetap ha- rus menipis dikenai tarif yang naik-naik seenaknya sang supir. Mana jaminan tidak naiknya ta- rif untuk sementara ini? apa yang menjadi hak saya. Dan saya mengajak kepada generasi muda untuk benar-benar men- jadi "Pemuda yang berani mengatakan bahwa yang benar adalah benar, yang salah adalah salah dan yang berhak adalah berhak, itu saja!!!". Rifai Adam's Elzus KPS Fak. Hukum Unram ngan gradasi perbedaannya, se- bagai tempat pemujaan Ketu- hanan dan tempat tinggal ma- nusia. Dalam produk budaya yang bersumber pada konsep ajaran Agama Hindu, tentang arsitek- tur tradisional Bali, ada lagi ar- sitektur tradisional Bali yang khusus dengan ciri-ciri konsep, unsur dan struktur fisik (pepa- lihan), ornamen yang konsep- tual dan struktural. Tidak Lobi Hotel Hilton Apa pun alasannya, upaya dan usaha Pemda Bali, bersama pendamping teknisnya, yakni instansi dan badan atau majelis yang terkait, untuk melurus- kan, mengembalikan kepada proporsi yang sewajarnya, ek- sistensi dan fungsi arsitektur tradisional Bali, kita wajib un- tuk mendukung sepenuhnya. P Oleh Ngurah Tidak usah meniru desakralisa- si yang keliru, dengan menun- juk alasan-alasan, desakralisasi yang telah ada. Karena pada da- sarnya, usaha Pemda Bali, un- tuk meluruskan eksistensi dan fungsi arsitektur tradisional Ba li yang benar, adalah selaras de- ngan usaha untuk membina dan melestarikan budaya bangsa. Dalam perkembangan Indus- tri Pariwisata di Bali, sejak tiga dasa warsa yang lalu, banyak se kali terjadi pelanggaran peng- gunaan beberapa bentuk dan jenis arsitektur tradisional Bali, selaku unsur yang dijual, atau salah satu produk budaya yang dijual dalam industri pariwisa- ta. Maka terjadilah pelinggih bebaturan yang sedikit dimodi- vikasi sebagai tempat lampu. Ji- neng, sebagai tempat padi, per- wujudan Bhatari Sri, menjadi kamar touris. Ribut-ribut ada meru yang dibangun tanpa fungsi yang jelas, maka tercip- talah meru tumpang dua belas, yang menyalahi struktur ba- alam masyarakat Sasak Ddi di Lombok predikat 'ha- ngunan meru. Sampai di tem- bok WC pun, pernah dipahat. kan profil Acintya. Rerajahan, a- tau kaligrafi Bali, dipahatkan sebagai relief penyu kambang se- buah hotel. Arca Dewa Nawasa- nga, dipasang di teras lobi hotel. sosial setelah agama. Di sam- ping memberikan nama baru, juga 'status baru' yang lebih menguntungkan dalam segi- segi sosiologis, sehingga me- nempatkannya sebagai suatu 'kejaran' masyarakat untuk berupaya meraihnya, sekalipun dalam konotasi 'memaksa diri.' Ihwal ini justru ke luar dari ga- ris religi yang memudarkan bahkan menghancurkan predi- kat itu sendiri dan dapat mencelakakan/ menyengsara- kan dalam pergulatan hidup, bertentangan dari sudut 'ke- hajian'. mungkin akan ada manusia Bali yang mengerti dan menghayati arsitektur tradisional Bali, membuat bale Bengong, yang berbentuk padmasana yang me- makai Badawangnala dan Naga sebagai tempat mengaso di kala senggang, karena Padmasana a- dalah arsitektur tradisional Ba- li, khusus sebagai bangunan su- ci, sthana Hyang Widhi. Demiki- an juga tidak akan ada orang Bali membuat Meru sebagai tempat tinggalnya, karena Me- ru adalah tempat pemujaan (sthana) Dewa-dewa, istadewata Hyang Widhi. Sehingga berda- sarkan konsep unsur dan struk- tur yang demikian itu, seseo- rang akan dengan mudah meng- enal fungsi bangunan tradisio- nal Bali, tatkala memasuki sepe- lebahan pura. Begitu melihat padmasana, oo..., itu bangunan sthana Hyang Widhi. Begitu me- lihat Meru, oo..., itu bangunan sthana para Dewa, istadewata yang dipuja dan di-sthana-kan pada pura yang bersangkutan. Menguak Persepsi "Haji" di Lombok Termasuk orang Bali akan membuat wadah, bade, papaga, bukur, bengko dan Bale Salunglung, sebagai tempat ting- gal karena bangunan ini adalah khusus untuk pitara, dalam upa- cara Pitrayadnya. Juga tidak a- kan ada orang Bali membuat ke- lumpu, jineng, gelebeg dan keling- king, sebagai tempat tinggal nya, karena bangunan itu ada- lah sthana Dewi Sri, dalam wu- jud nyása, sebagai padi. Demiki- an konsep, unsur dan struktur arsitektur tradisional Bali, de- ngan ciri-ciri khas dan peruntu- kan penggunaannya. Masyarakat Lombok umum- nya sangat intens dalam kegiat- an pembangunan agama. Suatu aktivitas yang nyata misalnya, pada atensi yang besar terha- dap prasarana ibadah yang pe- sat berkesinambungan, meski ada indikasi bahwa peningkat- an itu belumlah berimbang de- ngan meningkatnya kesadaran dalam pelaksanaan ibadah gu- na pencapaian hasil dan daya guna secara optimal atas prasa- rana. Teddy Boen tidak usah heran, kenapa Pemda Bali, dalam hal ini yang diwakili oleh Asisten II, Drs. Dewa Made Beratha de- ngan segenap jajaran pendam- ping teknisnya, mempersoalkan bentuk bangunan yang seperti itu. Karena pada dasarnya wu- jud wantilan yang bertumpang tiga, memang menyalahi kon- sep, unsur dan struktur bangun- an wantilan, sebagai salah satu produk budaya, arsitektur tra- disional Bali, walaupun Teddy Boen, beragurmentasi dengan menunjuk serenceng, bangunan Disadari atau tidak, realitas ini banyak mengobsesi dan dapat gengsi, dan sebagainya. Bukan kah banyak sosok sebagai 'haji mardut', haji yang empot- empotan' hidupnya, haji yang banyak kasus, dan lainnya-se- bagai jenis-jenis haji yang 'me- robek' citra haji yang esensial. Oleh L. Hardy Wijaya Ganti Nama Masyarakat kota pada umum- nya terdidik, tidak terlalu mengutamakan status itu. Yang pokok, tuntutan agama itu telah dilaksanakan, di samping me- mang masyarakat telah meng- etahui keberadaan dan status- nya. Jadi predikat haji tidak di- persoalkan dan apalagi ganti nama, walau ada asumsi bahwa dengan demikian dapat 'tidak kentara' andaikata 'melenceng' dalam perilaku. Singkatnya a- gar dapat lebih bebas. Sejalan dengan itu bisa dikategorikan masih sangsi dengan kemam- puannya memanggul predikat haji, yang notabene sama saja dengan tuntutan agama. Di pedesaan, tak ubahnya Si Minah yang ke Jakarta menjadi Si Mince. Misalkan seorang war- ga desa sebagai petani sehari- harinya bernama Sedimah alias Amaq Barsiah (Barsiah adalah nama anak pertama - panggilan lazim di Lombok yang artinya bapaknya Barsiah) berganti na- ma dengan 'Haji Muhamad Zai- ni Idris' (Mohon maaf, mungkin ada yang kebetulan namanya sama sekadar perumpamaan). Nama pertamanya nyaris ter- lupakan. Ia seterusnya dikenal sebagai Haji tersebut. Atau se- bagai Hamiq....... atau Bapak/ Tuan..... Nama Amaq Barsiah terkubur. Hampir bisa dipasti- Sehubungan dengan topik yang kita ketengahkan, maka hal ini berkaitan dengan konsep Meru. Dalam Lontar Gaguritan Japatuan dan Dharmaning Un- dagi, Dharmaning Sangging, ada dikemukakan mengenai konsep tumpang Meru ini, seba- gai sthana para Dewa, yakni De- wa Nawasanga. Pancadewata, yakni di utara sthana Dewa Wis- nu, merunya tumpang sebelas. Selatan (Dewa Brahma), meru- nya tumpang sebelas. Timur (Dewa Iswara), merunya tum- pang sebelas. Barat (Dewa Ma- hadewa), merunya tumpang se- belas. Di Tengah (madya), stha- na Dewa Siwa, merunyaa tum- pang sebelas. Dewa-dewa Pe nyirangnya, di timur laut, De- Swayambhu, (Sambhu), merunya tumpang sembilan. Di Tenggara (Dewa Mahesora), merunya tumpang tujuh. Di Ba- rat Daya (Dewa Rudra), meru- nya tumpang lima dan di Barat Laut (Dewa Sengkara), meru- nya, tumpang tiga. Apa yang da- pat kita simpulkan dari peng- ungkapan berdasarkan sumber yang telah dikemukakan? Bah- wa Meru sebagai tempat pe- mujaan dan sthana para Dewa selalu memiliki tumpang yang ganjil. Di mulai dari tumpang sebelas, sembilan, tujuh, lima dan tiga. Jadi kalau ada bangun an yang sampai mengambil tum- pang tiga, asosiasi dan imaji- nasinya, pada dasarnya ia ada- lah sebuah meru sebagai sthan- an Dewa Sengkara. wa Kendati demikian, keadaan ini belum jauh berjalan. Sebalik- nya jika ditinjau dari ibadah ha- jiyang jamaahnya terus menun- jukkan peningkatan akhir- akhir ini, dapat memberikan perasaan lega. Terhadap ibadah 'wajib' yang merupakan tunai- an rukun Islam ini, memang me- rupakan tuntutan agama de- ngan embel-embel 'jika mam- pu.' Maka tidaklah sulit menilai bahwa yang ber 'topi putih' (di- gunakan para haji umumnya pa- da masyarakat di pedesaan) ma- suk dalam ekonomi 'mampu,' te- lah mapan dan karena itu sta- tusnya 'lebih dipandang.' Status inilah yang didamba sebagian masyarakat, di samping keun- tungan sosial lainnya. Dambaan ini sering memasuki fase ambi- sius, sehingga demi predikat tersebut, banyak mengesam- Tidak ada Meru yang bertum pang dua. Kalau pun ada ba- ngunan suci yang bertumpang dua, ia tidak disebut meru, teta- pingkan kebutuhan-kebutuhan prima dalam kehidupan, tanpa peduli lagi akan beban yang tak kalah hebatnya setelah kembali ke Bali. pi disebut Gedong Tumpang a- menginjakkan kaki di tanah air. tau Gedong Sari. Fungsinya Jika Mampu bermacam-macam, tergantung di mana Gedong Tumpang itu Dalam Surat Al Imran 97 di- dibangun. Apakah di pemeraj- nyatakan, "Walillaahi'alannaa- an, atau Sanggah, paibon, pa- si hijjulbaiti manistatathaa'ai- dadyan atau di salah satu Pura. laihi sabiila" yang artinya, "Al- Rupa-rupanya bentuk Gelah mewajibkan haji ke Rumah dong Tumpang yang berfungsi Suci (Ka'bah) atas semua manu- bermacam-macam ini, ditiru sia yang kuasa pergi ke sana." bentuk fisiknya, sebagai ba- Kuasa dimaksudkan berbekal ngunan wantilan yang fungsi- (belanja) yang cukup untuk per- nya sangat bermacam-macam gi dan kembalinya yang sudah pula. Dari kegiatan yang provan lebih dari utang termasuk bagi sampai yang bersifat sakral. orang-orang yang dalam tanggu- Tentunya berdasarkan petun- ngannya. Malah haji yang tidak juk Lontar Astakosala- ditunaikan sampai seseorang astakosali, (tuntunan ukuran meninggal dunia, padahal se- bah-bangun arsitektur tradisio- masa hidupnya telah mencapai nal Bali), Lontar Astabhumi, syarat wajib haji, diklassifikasi- (yang mengatur jarak bangun kan sebagai 'hutang' yang harus dibayar menurut aturannya. Dalam usaha memenuhi tun- tutan agama, tak jarang pula ba- nyak berkorban sampai meng- ganggu kebutuhan diri dan ke- an), akan berbeda tuntunannya, kalau membangun sebuah ge- dong tumpang dengan memba- ngun sebuah wantilan. Konsep yang berdasarkan filsafat Tri Hita Karena dengan Tri Mun dalanya tetap sama, tetapi un- sur dan strukturnya tentu ber- beda, karena fungsinya berbe- da pula. Gedong Tumpang seba- gai bangunan suci, dan Wantil- an sebagai bangunan yang ke- luarga. Dalam pelaksanaan ha- ji, kenyataan ini cukup santer, apalagi adanya dampak sosiolo- gis yang positif, semacam 'hi- bah' status secara otomatis oleh masyarakat sebagai nilai tam- bah mengiringi status kehajian. SENIN, 9 JULI 1990 yang keliru, seperti bangunan- bangunan umum yang berurus- an atau bertumpang tiga, terma- suk penyimpangan dan keke. liruan arsitektur tradisional Ba li yang lainnya. Satu pertanya- an yang timbul, apakah skulari- sasi atau desakralisasi arsitek- tur tradisional Bali, yang keliru itu, perlu terus ditiru ? Dalam kesadaran dan usaha serta upaya meluruskan keke- liruan dan penyimpangan itu, a- tau dalam upaya dan usaha Pemda Bali dengan segenap pendamping teknisnya mem- beri pembobotan dan peng- gunaan arsitektur tradisional Bali pada proporsi yang sewa- jarnya, kita bersama patut meh- dukung dan mematuhinya. Ka- rena usaha dan upaya Pemda Bali itu, selaras dengan usaha untuk memelihara dan meles- tarikan produk-produk budaya Daerah Bali, yang merupakan bagian dan puncak-puncak bu- daya nasional. Di samping itu, Pemda Bali, tentunya tidak asal gebrag, memberikan perintah untuk menyetop pembangunan dan memotong tumpang ketiga (paling atas, pen.) wantilan lobi Hotel Hilton Nusa Dua itu. Da- lam memberikan petunjuknya tentunya Pemda Bali, tetap ber- pijak dan berdasarkan produk peraturan dan perundang- undangan yang berlaku, atau sastra-sastra agama, yang masih hidup dan berlaku sampai saat ini. Seyogyanya, Teddy Boen tak usah sampai menunjuk con- toh pada sebuah karya tulis di zaman Belanda, yang dipubli- kasikan tempo dulu. Karena di- akui atau tidak, nara sumber pe- nulisannya, sering berasal para sumber yang domestik, sehing- ga mereka tak selalu dapat di- terima oleh para cendekiawan di Bali, pada era sekarang. Lebih-lebih dalam era pemba- ngunan manusia seutuhnya, ter- utama pembangunan di Bidang Agama, serta usaha pelestarian dan pembobotan kebudayaan bangsa. Hal itu kita perlu kaji kembali, karena pelaksanaan pembangunan arsitektur tradi- sional Bali, untuk bangunan hotel-hotel di Bali pada saat se- karang, tidak dilakukan oleh Undagi Meranggi dan Sangging Meranggi, yang mengerti dan menghayati seluruh aspek kon- sep, unsur, setruktur arsitektur (Bersambung ke Hal XII kol 8) - kan bahwa sebutan/panggilan Amaq....... berupa nama 'rakyat', ma- letarian, atau paling tidak 'a- wam.' Dengan sandangan nama baru itu ia mulai diperhitung- kan dalam masyarakat. Juga lebih dikedepankan dalam acara-acara agama. Dengan de- mikian kepercayaan syarakat kian besar terhadap- nya. Kepercayaan masyarakat ini, oleh beberapa oknum haji dimanfaatkannya untuk kepen- tingan bagi dirinya sendiri, La- hirlah 'Haji Mardut.' Ma- syarakat begitu cepat terpeng- aruh dan mengadopsi sesuatu ji- ka hal itu dibawakan oleh seseo- rang berpredikat haji, yang ber- perilaku relevan dan bersikap adaptif, ketimbang masyarakat umum yang dipandang kurang dalam bidang agama. Itulah produk dari tinjauan lahiriah masyarakat religius dalam kungkungan keawaman. Pada awalnya panggilan 'Ma- miq' dan 'Bapak' merupakan panggilan dari bangsawan Sa- sak pria dan yang dituakan pria (nasional). Sebutan itu seolah- olah diinterpretasikan sebagai 'kenaikan peringkat sosial' da- lam masyarakat. Anehnya kaum bangsawan sekalipun sudah/belum haji, tetap dipang- gil 'mamiq,' yang sesungguhnya pada mulanya hanya oleh gene- rasi setingkat di bawahnya yang masih terkait hubungan keluar- ga. Timbul pertanyaan, apakah setelah menunaikan haji seseo- rang menjadi bangsawan? Yang jelas bangsawan dari su- dut kultur dan haji dari sudut religi, masing-masing menem- pati lapisan yang lebih di tengah-tengah masyarakat. Tampaknya dari kedua sudut itu dikehendaki 'kesatuan' di mana kedua-duanya masih (Bersambung ke Hal XII kol 5) Catatan Diungkapkan bahwa turis Australia yang terkenal paling banyak datang ke Bali harus antre pesan tiket 6 bulan sebe- lumnya, akibat terbatasnya tempat duduk di pesawat yang Jangan-jangan ada yang monopoli tempat duduk di pesawat. Pengembangan daerah tujuan wisata tidak akan berman- faat jika tidak diikuti dengan peningkatan frekwensi tran- sportasi, khususnya angkutan udara, kata Manager Garuda Indonesia, Johan di Yogya. - Garuda sendiri jangan sampai ketinggalan dan ter lambat, kiranya. *** Ketidakpuasan masyarakat pengguna atau calon pengguna terjadi akibat belum adanya "kesamaan bahasa", kata Ka- jasa telekomunikasi atas layanan dari petugas Perumtel subdit Bina Pelayanan Perumtel, Hari Suroso BcTT. Dengan kata lain: belum satunya kata dan tindakan terpadu. Bang Podjok SENIN, 9 JULI 1990 Meskipun Hub Pengusa Tanam M Jakarta Ketua Dewan pemb Sahid Gitosardjono m Indonesia, meskipun bungan diplomatikny prioritas untuk meng sendiri. "Indonesia dan Cina sama membutuhkan in dan karena itulah kedua mengundang investasi Dengan sistem devisa yang dianut Indonesia, usaha kita bebas untuk m kan investasi di Cina. M mereka hendaknya tetap prioritaskan Indonesia ri," kata Sukamdani di Sabtu. - , Indonesia, untuk me ,sasaran pertumbuhan el sebesar rata-rata lima per tahun selama Pel membutuhkan investas şar hampir Rp 240 tril persen di antaranya diha berasal dari sektor swas Tentang investasi RR donesia sesudah norm Sukamdani, yang me Menlu Alatas dalam kun nya di Beijing 1-4 Juli 1 berpendapat bahwa k kinan investasi Cina di sia akan meningkat pengusaha Cina langsu lakukan investasi, tidak selubung melalui Hongk Normalisasi RI-RRC kati dengan kunjungan Alatas tersebut, yakni ak lai berlaku efektif tangg gustus mendatang bers dengan kunjungan P menteri Li Peng ke Inc fanggal 6-9 Agustus at dangan Presiden Soehar Hubungan diplomatik negara dibekukan pada 1967 oleh Indonesia, ya huduh Cina membantu. Komunis Indonesia (PKI kudetanya yang gagal 30 September 1965. Eksportin Kekuran: Semarang - Para eksportir paha k Jawa Tengah, kini keku bahan baku sehubungan banyaknya permintaan geri dan terbatasnya p di Jawa Tengah. Menurut catatan dari Departemen Perdagang- Tengah di Semarang Sab ka ekspor paha kodok J ngah di Semarang Sabtu ekspor paha kodok Ja ngah tahun 1989 tercata ton (305.750 dolar AS). Untuk tahun 1990 (san ngan April), para eksp "daerah ini baru m 12.000 kilogram paha k mancanegara (36.996 de atau FOB-nya 3,08 de kilogram. REFERA Produksi kodok di Ja ngah tahun 1989, ment nas Perikanan Propins Tengah, baru 73.850 k dan tahun 1990 (sampa sebanyak 31.394 kilogra Kepala Subdinas Bim Dinas Perikanan Jawa Ir. Ambal Budiananto m kan, para eksportir sela terpaksa membeli baha KURS VALUTA ASI PT MASA JI. Airport Tuban Nor Kuta Bali Telp. 5197 Tanggal: 06-07-1990 BN TC 1458 1467 Valas AUD ASCH 145 BAHT 66 BFR 45 BRD 970 1560 1560 1108 1110 275 3278 3284 327 3.25 234 CAN $ DM DKR EL FFR HK $ LIRE MAL $ NGL NKR NT NZ 8 PST PESO RYL SFR SIN $ SKR WON YEN USD 1,40 673 984 270 60 1060 11 74 455 1309 1310 1000 290 2,25 12,01 1837 982 211122 12,04 1843 1 ΤΗ LNB GARD TERSEDIA Para UNTUK DGN SHOW ROOM & S P.T JAKAR SURAB DENPA
