Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1990-08-08
Halaman: 06

Konten


Color Rendition Chart 2cm Halaman 6 TAJUK RENCANA Indonesia dan Cina Komunis Kembali Menjalin Hubungan Diplomatik PERDANA Menteri Cina, Li Peng, datang Indonesia dalam rangka mencairkan kembali hubungan diplomatik antara RI dan RRC yang su- dah mengalami pembekuan selama 23 tahun, satu jangka waktu yang cukup panjang dalam sejarah diplomatik internasional. Ini terutama juga cukup istimewa karena dahulu pada zaman Soekarno -- RRC bisa dibilang sahabat kental. Dewasa ini ketakutan traumatis kita terhadap "bahaya merah" yang bisa kita alami akibat hubungan diplomatik dengan Cina bisa dikatakan tidak lagi memiliki dasar yang kokoh. Walaupun belum sedratis di Rusia, di Cina perubahan-perubahan politik luar negeri sudah mulai dilaksana- kan. Cina tak lagi bisa menerapkan politik luarnya yang kaku dan terlalu didominasi oleh motif politik penyebaran pengaruh komunis Cina ke negara-negara lain. Satu-satunya "proyek luar negeri" Cina yang masih dijalankan sekarang hanyalah tinggal "proyek Khmer Rouge" yang diota- ki oleh Pol Pot, Sang Pembantai dari Kampuchea ini. Posisi Cina sendiri sebagai akibat keterlibatannya dalam bantuan ke- pada Khmer Rouge memang menjadi kurang baik dan membawa risiko besar. Di satu pihak ia harus mengeluarkan banyak biaya untuk mem- bantu hidup gerombolan bersenjata yang sangat dibenci dan ditakuti di Kamboja. Lebih-lebih sekarang setelah Amerika Serikat menyatakan niatnya untuk mendekati Vietnam dan Hun Sen, proyek Khmer Rouge Cina bisa mengalami banyak hambatan dan jegalan. Akan tetapi membayangkan Cina begitu gampang mengalah pada tekanan-tekanan negara-negara adikuasa memang sangat naif. Kendati Cina memerlukan banyak dana luar untuk pembangunan nasionalnya, diperkirakan Cina masih melanjutkan "proyek Khmer Rouge" karena perhitungan-perhitungannya sendiri. Dahulu Cina mempunyai kepentingan politik sangat besar untuk mena- namkan pengaruhnya di Indocina, baik untuk ekspansi ideologisnya maupun untuk menandingi pengaruh Amerika Serikat dan Rusia (di Vietnam). Sekarang ekspansi ideologis banyak mengalami kesulitan, karena banyak negara komunis mengubah haluannya. Cina bisa jadi masih berpikir untuk melakukan ekspansi teritorial ke negara-negara Indochina mengingat jumlah penduduknya yang keliwat banyak (lebih dari 1 milyar). Di manakah letak manfaat pembukaan kembali hubungan diplomatik antara kedua negara ini? Dari segi ekonomi dan perdagangan, jelas keduanya akan menarik manfaat banyak. Kita mendapat peluang lebih besar buat menjual beber- apa produk industri kita dan beberapa macam bahan mentah. Sebaliknya pun kita bisa langsung membeli ke Cina sejumlah macam komoditi sehingga harganya bisa jauh lebih murah ketimbang lewat tangan kedua. Sebagaimana Indonesia, RRC merupakan sebuah negara yang se- dang giat membangun perindustriannya, walaupun memang harus di- katakan bahwa di bidang industri Cina sudah lama mendahului Indone- sia. Malah dahulu sebelum pembekuan hubungan diplomatik, Indonesia merupakan pasar penjualan komoditas Cina yang paling utama di Asia. Sekarang pun kita masih perlu membeli sejumlah macam bahan kimia, baik untuk obat-obatan maupun untuk keperluan industri yang lain seperti untuk pembuatan makanan dan lain-lain. "Jadi, jika manfaat ekonomis-perdagangan ini kita jadikan tolok ukur perlu atau tidaknya pencairan hubungan ini boleh dikatakan bahwa pe- merintah kita sudah terlambat banyak dalam menangani persoalan ini. Mestinya sepuluh tahun atau paling lama lima belas tahun sesudah purikan (sakit hati) kita harus sudah mengadakan pendekatan lagi. Namun pertimbangan ekonomi-perdagangan memang bukanlah satu- satunya dasar yang harus kita pakai. Agaknya pemerintah dan rakyat kita hati-hati dalam menilai hubungannya dengan Cina yang komunis dan yang kita dakwa sebagai ikut terlibat dalam G-30-S/PKI yang memakan korban sejumlah jendral kita itu. Dalam hubungan ini Cina sebagai nega- ra komunis dengan penduduknya yang terbesar di dunia dahulu pernah memperebutkan kepemimpinan komunisme dunia, sehingga konflik ideologis dan politik pernah terjadi. Oleh karena khawatir bahwa sepak-terjangnya yang tidak ragu-ragu menjadi cukong gerakan komunis di mana-mana, termasuk di Indonesia pada zaman perkembangan kekuasaan PKI di bawah D.N. Aidit, sementara pimpinan kita lantas bersikap curiga, ogah-ogahan dan cenderung menilai negatif terhadap pembukaan kembali hubungan RI-Cina ini. Inilah asal-muasal lamanya masa pembekuan (Kaum politisi dari kalangan nonmiliter seperti Hatta, Sumitro dan Adam Malik sebaliknya pernah menganjurkan pencairan hubungan ini sejak lebih kurang 10 tahun yang lalu). Pantai Geger dan Laboratorium Budidaya Kelautan di Bali li perikanan, dan orang-orang yang cinta terhadap kebaha- rian. hari penyeberangan dari Sanur atau Kusambe. Ini adalah ekst- ra biaya, pada hal belum beker- ja. Apalagi jika keadaan cuaca buruk, program-program yang dipersiapkan sudah pasti ter- hambat oleh cuaca, sehingga kita kehilangan waktu. Masih banyak yang menjadi hambatan yang terkait dengan tambahan waktu, biaya tinggi jika labora- torium alami ini letaknya jauh. Tampaknya sudah ada peren- canaan Pantai Geger tidak ter- lalu lama dijatahkan sebagai ka- wasan wisata. Semua kegiatan yang ada sekarang dipantai itu dapat dipusatkan ke Pulau Nusa Lembongan, Nusa Pe- nida. Kita para ilmuwan tidak bisa berbuat banyak semua ter- gantung dari pola tata ruang yang disusun oleh Pemerintah Daerah. Yang disayangkan daerah itu sangat bagus untuk kebutuhan satu unit Pusat Pene- litian dan Pengembangan Ko- moditi Kelautan, yang sebenar- nya hanya tinggal membangun beberapa unit sarana fisiknya di darat seperti unit biotek rumput laut, biotek kepiting dst. Air ta- war dan air laut sangat mudah diperoleh, sehingga Pantai Ge- ger, sungguh-sungguh modal yang terbaik dimiliki oleh ma- syarakat di Bali untuk pengem- bangan komoditi kelautan. Di Pantai Geger telah bermukim para sarjana kelautan, mahasis- wa-mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Catatan yang diperoleh, di situ mereka telah melakukan peneli- tian dan pengembangan rumput laut Eucheuma dan Gracilaria. Mereka dari Akademi Usaha Perikanan, Jakarta, Universitas Jendral Sudirman, Purwokerto, Universitas Nasional, Jakarta, Institut Pertanian Bogor, Uni- versitas Pendidikan Nasional Denpasar, Universitas Warma- dewa Denpasar, IKIP PGRI Bali, Universitas Mahasaraswati Denpasar, Universitas Riau, Pekanbaru. Para peneliti asing telah bermukim sementara di situ, antara lain Direktur USA Institut Biologi di Jepang, FMC Norwegia para ilmuwan Hawaii dan Filipina dll. Jadi Pantai Ge- ger tersebut selain telah terkenal ENGAN Dangnya sektor pariwisata di Bali, yang perlu kita pikirkan adalah akan timbulnya kasus- kasus yang akan mempersempit lahan pertanian dalam arti luas, terbatasnya sumber air, timbul- nya berbagai pencemaran, per- ubahan kulturisasi baik secara perlahan maupun dengan gaya yang lebih cepat, urbanisasi dan lain sebagainya. Berby i kasus ini telah sering diula ra pa- kar, pencinta alam, ilmuwan dan wartawan. Dalam kaitan ini menarik kiranya kita bahas ma- salah peruntukan lahan di Pan tai Geger. Pantai Geger di bagian sela- tan Pulau Bali, masih dalam lingkungan wisata Nusa Dua. Kawasan ini memang tandus, namun masih mampu ditanami tanaman-tanaman terutama da- lam musim Barat (hujan). Areal pertaniannya yang tandus dan sedikit berbukit-bukit berbata- san dengan lautan yaitu di Selat Badung bagian selatan. Kea- daan pasir pantai putih mengki- lat, ada pula berbatu-batu tetapi tidak banyak. Tentu saja di da- lam perairannya akan di- temukan berbagai jenis koral yang tumbuh. Jika keadaan laut surut, diperkirakan 1½ km dari air surut menuju ke tengah laut dapat dilihat suatu barrier reef yang memanjang dari selatan sampai utara di Nusa Dua. Da- pat dipastikan daerah ini kaya dengan kandungan ikan-ikan hias laut, demikian pula me- rupakan habitat yang amat co- cok bagi tumbuhnya rumput laut (seaweeds). Dalam proses pasang-surut tercatat kira-kira 2 meter, tetapi bagian subtidal masih juga tergenangi air sampai 1 meter jika dalam kea- daan surut. Pantai ini tentu saja sangat ideal untuk kepentingan berbagai budidaya komoditi lautan (bahari), bukan saja je- nis-jenis rumput laut seperti a- danya dewasa ini, tetapi jauh lebih itu. Kemudahan untuk mencapai daerah ini, merupa- kan hal amat menunjang bagi - semua kegiatan budidaya kelau- tan yang ingin dilakukan oleh para nelayan setempat, para ah- Rp 301.000,00 untuk Pura di Timtim Bali Post menerima titipan da na punia untuk pembangunan Para di Timtim masing-masing dari: an. Keluarga Dharma Widya Purantara Kanwil Departemen Kehutanan Propinsi Bali Beberapa laboratorium budi- daya komoditi kelautan telah saya kunjungi bahkan pernah berbulan-bulan bekerja di situ baik yang ada di Indonesia, Je- pang, Amerika Serikat dan A- merika Selatan. Memang setiap laboratorium tersebut mempu- nyai ciri khusus, terutama kare- na letak geografisnya dan ke- mudahan untuk dicapai. Saya bersyukur bisa bekerja pada USA Marine Biological Insti- tute di Teluk Tosa, Pulau Shi- koku, Jepang. Di situ orang be- kerja apa saja yang kita ingin- kan untuk penelitian dan peng- embangan komoditi kelautan, mulai dari seaweeds, lobster, u dang-udangan lainnya, kepi- ting, mutiara (terbatas musim- nya pendek), kerang-kerangan dll. Laboratorium ini sangat is- timewa, karena benar-benar menyatu dengan laut. Direktur laboratorium sempat bulan Februari 1990 lalu diajak meng- unjungi Pantai Geger, Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Surat Pembaca Persyaratan: Sertakan fotokopi identitas Hutan Bakau Suwung dan Uang Membaca Bali Post (3/8) "Pe- bung dan saking tidak sabarnya nyerahan lahan tambak, Petam bak di Suwung Merasa Keberat an", saya merasa kaget. Timbul pertanyaan dalam hati, kenapa Dinas Kehutanan terlalu gega- bah membuat kebijaksanaan. Namun, sedikit terobati, de- ngan berita berikutnya pada Bali Post (4/8) "Petambak di Su- wung Diharapkan Perhatikan Kepentingan Umum" sebagai tanggapan dari Pemda Bali. saya putar nomor telepon Kan- wil Kehutanan Bali. Setelah mendapat penjelasan dari Kan- wil Kehutanan secara kronolo- gis dengan menyebut berbagai aturan, akhirnya saya baru me- mahami bahwa areal yang di- maksud adalah kawasan hutan negara yang dijadikan tambak oleh petani/pengusaha tetapi ti dak sesuai dengan maksud dan tujuan isi surat perjanjian. Namun rasa ingin tahu me- maksa diri untuk angkat tele- pon ke Kantor Dinas Kehutan- an, tetapi lama tidak bisa nyam- Rp 50.000,00 Keluarga Made Pasek, Jl. Hayam Wuruk No. 49 Denpasar Rp 9.000,00 Jumlah penerimaan sampai Se lasa siang Rp 59.000,00 Jumlah penerimaan sebelum- Rp 242.000,00 Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 301.000,00 nya Kesan mengagumkan dia eksp- resikan kepada kami dan para nelayan di Pantai Geger itu, bahwa dalam pengembangan rumput laut di situ dipastikan lokasinya bagus. Tidak hanya untuk seaweeds, juga jenis-jenis komoditi kelautan lainnya da- pat dikembangkan dengan ba- gus, seperti jenis-jenis ikan tu- na, penyu, kerang-kerangan, kepiting dan lain-lainnya. Pa- sang surut yang dimiliki Pantai Geger berkisar 1 sampai 2 meter dan masih tersisa antara ½-1 meter jika keadaan surut, hal ini merupakan penentu bagi keberhasilan budi daya terse- but. Airnya jernih dan tidak ter- cemar. Inilah daerah pantai yang sangat tepat dapat diguna- kan untuk Laboratorium Ala- miah bagi budidaya komoditi kelautan satu-satunya di Bali yang mudah ditempuh baik dari darat maupun dari laut. Me mang masih ada lokasi lainnya, seperti di Nusa Penida. Untuk mencapai daerah itu saja mem- butuhkan waktu minimal satu Dalam pembicaraan telepon saya berseloroh, "Kalau demiki- an berarti tambak itu milik kita semua dong? Dan berarti pula saya boleh dong ikut jadi pe- tambak, kan lumayan hasil- nya". Belum usai pembicaraan langsung dipotong oleh petugas dari Kanwil dengan nada agak tinggi, "Bukan begitu maksud. nya. Kelestarian lingkungan ti- dak dapat dinilai dengan uang, kalau masih belum puas silah- kan fotocopy datanya di kan tor," saya kemudian berangkat ke Kanwil Kehutanan. Indonesia tidak perlu mengkhawatirkan ekspansi teritorial Cina ke negeri ini. Bahwa Indonesia dan RRC sekarang bersedia menjalin hu- bungan lagi, maka hal itu harus kita tafsirkan sebagai mulai tumbuhnya semangat realisme dan pragmatisme politik di seluruh dunia. Perdana Menteri Cina Li Peng dinilai banyak orang sebagai perdana menteri yang cukup realistis dan supel dalam menjalin hubungan diplomatik, walaupun sikapnya terhadap rakyatnya sendiri -- para mahasiswa pembaharuan -- dianggap terlampau keras dan tak berperikemanusiaan, Namun demikian, apa pun dan siapa pun orangnya PM Li Peng ini, cara-cara kerja dan motif lama komunis Cina tak lagi bisa diterapkan di Indonesia. Ini juga dikarenakan oleh kenyataan bahwa sikon rakyat Indonesia, baik mental maupun material, sudah sangat berlainan. PM Li Peng dan pemerintah RRC sudah pasti tahu hal ini! Masa purik 23 tahun memang sudah terlalu lama. Dari data-data tersebut ada beberapa hal penting yang sem- pat saya catat yakni adanya In- struksi Gubernur Kepala Dae- rah Tingkat I Bali No: 12 Tahun 1990 tanggal 13 Juni 1990 ten- tang Pelaksanaan Kegiatan Re- boisasi pada Areal Pertamba- kan di Kawasan Hutan Prapat Benoa Denpasar. Kehadiran in- struksi tersebut sebagai tindak di Indonesia juga ke Mancane- gara. Saya sebagai salah seo- rang ilmuwan hanya dapat mengimbau Pemerintah Dae- rah untuk mempertimbangkan kembali keputusan menjadikan daerah tujuan wisata dengan berdirinya berbagai hotel ber- bintang di situ. Jika toh daerah tersebut dijadikan tujuan wi- sata, paling tidak aktivitas pene- litian dan pengembangan ko- moditi kelautan yang dilaksana- kan untuk menaikkan produksi nelayan, diharapkan masih bisa berjalan bersama. Dewasa ini harga Eucheuma kering rata- rata Rp 1.500/kg. Catatan yang kami peroleh dari KUD rumput laut setempat menunjukkan nilai produksi yang stabil bahkan terjadi pe- ningkatan usaha pada tahun 1988. Produksi Eucheuma sp tahun 1985 tercatat 860 ton; 1.300 ton tahun 1986; 2.050 ton tahun 1987 dan 2.000 ton basah tahun 1988. Jumlah nelayan rumput laut tercatat 56 orang, dengan keadaan yang aktif ha- nya sebagian. Yang tidak aktif tersebut barangkali karena ke- kurangan modal usaha, yang perlu dibantu dari berbagai ke- bijakkan. Jika kita ingin meng- embangkan komoditi kelautan lainnya, maka di daerah terse- but tidak ada hambatan misal- nya pengembangan dengan jala terapung untuk ikan tuna, ikan beronang, ikan kakap dll. Tentu saja pihak Dinas Perikanan ha- rus turun tangan untuk menca- pai wujud nyata dari usaha pengembangan jenis-jenis ikan komersial. Tulisan ini hanya ingin mem- berikan fakta bahwa Pantai Ge- ger adalah kawasan yang amat cocok sebagai pusat pendidi- kan, penelitian dan pengemba- ngan komoditi kelautan yang mudah dicapai, murah biaya, tanpa hambatan yang berarti jika dibandingkan dengan Nusa Penida. Tentang untung rugi- nya pantai tersebut dijadikan kawasan wisata, tentu pemerin- tah telah memperhitungkan baik dari sudut ekonomi, bu- daya, keamanan dan politis. ● Dr. Ir. I Nyoman S. Nuitja. lanjut yang nyata dari pelak sanaan SK Menteri Kehutanan tanggal 13 Februari 1988 No: 095/Menhut-II/1988 tentang Pembatalan Perjanjian Pinjam Pakai Tanah Kawasan Hutan di Prapat Benoa Bali. Dan di sisi lain sebagai pertimbangan bah- wa pengelolaan tanah kawasan hutan di daerah tersebut, oleh petani/petambak tidak sesuai dengan maksud dan tujuan se- ngan apa yang kita sebut kawas- bagaimana surat perjanjian. an hutan bakau. Malam diwar- nai gemerlapnya kunang- kunang teknologi modern (ha- nya sinar neon-neon bagai se- buah pasar malam) dan siang di- warnai gemerciknya hamparan air bagaikan bangunan ter- Beranjak dari penjelasan ter- sebut keterkejutan saya ber- ubah menjadi keprihatinan. Ka- rena setelah saya mencoba me- nelusuri Jalan By Pass Ngurah Rai Minggu (5/8) pagi sambil menyaksikan "Bali 10 K" di sa- na kelihatan pemandangan ma- lam dan siang yang kontras de- struksi ini dinyatakan tidak ber- laku". Lebih lanjut Instruksi terse- but ditujukan kepada Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Dati I Bali, Bupati Kepala Daerah Tingkat II Badung dan para pe- tani/pengusaha tambak di ka- wasan hutan Suwung Prapat Be- noa Denpasar dengan uraian isi tugas masing-masing secara te- gas dan jelas. Saya adalah pelanggan bemo setiap hari dari Buagan Pada intinya mengosongkan/ Wangaya yang selalu bayar Rp mengeringkan setiap tahun se- 200 itu pun sesuai dengan per- kurang-kurangnya 1/3 (seperti- aturan yang telah dimuat akhir ga) dari luas tambak yang di- Juli pada Bali Post. Karena ka- kerjakan, atau sekurang. lau ada sopir atau kernet yang kurangnya 100 ha setiap tahun usil dengan menaikkan tarif dari seluruh areal tambak di ka- maka akan ditindak. Kejadian wasan tersebut, mulai bulan De- ini terjadi pada Senin (6/8) sore sember 1990 sampai dengan ta- hari sekitar pukul 17:30. hun 1992. Bali Post Salah satu butir yang penting Roda empat DK 9553 (sayang juga dalam Instruksi tersebut huruf dibelakangnya saya lupa) adalah: "Dengan dikeluarkan- saya tumpangi dari Buagan- nya instruksi ini, maka segala Sahira saya bayar Rp 200 tapi kebijaksanaan daerah meng- enai penanganan tambak di ka- wasan hutan Suwung Prapat Be noa Denpasar sepanjang ber tentangan dengan maksud in- kernetnya ngotot dengan minta bayaran Rp 300 terjadi sedikit keributan, dan daripada ribut- ribut saya bayar juga Rp 300. Dari Sahira Wangaya saya R Rita 40041 pa faktor, antara lain menciutnya secara drastis volu me beberapa jenis hasil pertanian dan ditutupnya se cara mendadak keran ekspor ternak oleh pemerintah Dalam kelompok enam komo- diti andalan NTB tersebut, ha- nya jambu mente yang tidak di- keroyok oleh para pengusaha. Lainnya, 'digotong-royongi' sampai nyaris lelah, persis se- perti bunyi lirik sebuah lagu ("satu lobang rame-rame"), se- perti halnya batu apung. Awal 1986, kegiatan mempro- duksi komoditi ekspor di dae- rah ini mulai tampak mengge- liat, bagaikan seekor naga yang terbangun dari tidurnya yang lelap. Beberapa jenis bahan ba- ku komoditi ekspor tampak ber- munculan, meliputi hasil per- tanian, perkebunan, hutan, laut dan hasil tambang. Yang me- nonjol antara lain mutiara, jam- bu mente, udang beku, batu a- pung, nener bandeng dan rum- put laut. Kelompok komoditi tersebut kini berperan sebagai komoditi andalan NTB yang me- miliki prospek pemasaran cu- kup cerah di mancanegara. Ko- moditi andalan lainnya, tetapi lama merupakan komoditi (yang sudah berperan jauh se- belum munculnya keenam jenis komoditi andalan tersebut), a- dalah kopi robusta yang ekspor- nya diatur dengan sistem quota. Kopi tersebut adalah hasil dae- rah Bali yang dikapalkan ke ne- geri importir lewat pelabuhan di Bali, sementara dokumen PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)-nya dibuat di NTB. De- ngan dihapusnya sistem quota. oleh organisasi importir kopi se- dunia kini, kegiatan ekspor ko- Sejak muncul sebagai komo- diti ekspor pada tahun 1986, na- sib batu apung hingga kini ma- sih tetap "ngapung", didorong ke atas oleh berbagai masalah yang sepertinya tak bakal bisa rampung-rampung. Cukup ma- jemuk jumlah pengusaha yang ngeroyok dengan penuh nafsu komoditi yang kehadirannya bagaikan perawan dusun yang masih keliwat polos ini. Soal- nya, barangkali adalah karena di samping mudah diperoleh de- ngan harga murah lantaran "vo- lume depositnya yang konon nauzubillah, juga karena arus permintaan yang mengalir ba- gaikan air bah dari para impor- tir, 'mampu membuat jakun se- jumlah pengusaha domestik' (baik yang berperan sebagai pe- pi dari NTB yang mengandalkan nambang, pengumpul, peng- produksi daerah Bali itu menja- di lesu. Kopi diramalkan tak la- ma lagi akan hilang dari daftar nama-nama komoditi ekspor a- sal NTB. Adapun komoditi lain- nya, yang di ekspor dalam volu- me kecil-kecilan, tetapi berkesi- nambungan, antara lain biji pi- nang, lombok kering, asam, ka- pulaga, kemiri, kulit kayu ma- olah maupun pengekspor) jadi naik turun bagaikan sosok tu- buh remaja tanggung yang se- dang memanjat batang pinang yang sengaja dilumuri sejenis bahan pelumas. Selain itu, ke- giatan mulai dari menambang, mengumpulkan sampai dengan memproses material tersebut jadi komoditi siap ekspor, tak makan waktu lama, sementara biayanya tak terlalu besar. De- ngan kata lain, berusaha di sub- sektor ini, menurut beberapa pengusaha yang terlibat secara aktif di dalamnya, tak terlalu memusingkan karena usaha ter- sebut bersifat quick yielding (ce- pat menghasilkan). Dari selu- ruh jumlah batu apung yang di. ekspor dari Indonesia belum la- ma ini, dikabarkan 90% berasal dari NTB. UNDANG UNDANG LINGKUNGAN HIDVY TAHUN 1902 Dari segi reklamasi tanah sa- ja waktu satu pelita belum cu- kup apalagi buat reklamasi lingkungan hidupnya? Berdasarkan uraian tersebut di atas, bagi saya pribadi bukan- (Bersambung ke Hal 11, kol 2) Tarif Bemo tidak menentu NTB: Selamat Datang Industri Manufaktur ealisasi ekspor dari Nusa Tenggara Barat da- lam kurun waktu tiga tahun terakhir tercatat melonjak terus, baik dalam volume, jenis komoditi maupun nilai. Sebelumnya, selama satu windu sejak 1978, kegiatan perdagangan ekspor dari propinsi di wilayah Indonesia Bagian Timur (IBT) ini sempat me- ngidap semacam lesu darah, disebabkan oleh bebera tersebut. Bahan bakunya, ber- upa jambu mente, juga sejak ta- hun 1986 berperan sebagai ko- moditi ekspor asal NTB yang da- lam tempo singkat mampu men- duduki peringkat teratas. Sejak lua tahun lalu, bibit pohon mente dan sejumlah tanaman keras lainnya secara besar- besaran ditanam oleh para peta- ni di seluruh NTB, khususnya di lahan-lahan kritis yang areal- nya amat luas. Kegiatan massal itu digerakkan oleh Pemda se- tempat lewat semacam operasi khusus bernama 'Operasi Te- kad Makmur non-Gora'. Dua ta- hun lagi, tanaman keras itu su- dah bisa dipanen buahnya da- lam wujud jambu mente. Sela- ma ini, sebagian besar jumlah jambu mente yang masuk ke gu- dang CV Phoenix Mas, dida- tangkan dari daratan Sulawesi. Pada tahun 1983 lalu, di NTB nyaris berdiri sebuah pabrik makanan ternak untuk tujuan ekspor ke sejumlah negara ang- gota kelompok Masyarakat E- konomi Eropah (EEC: European Economic Community) yang ke- tentuan ekspornya diatur de- ngan sistem jatah. Bahan baku produk tersebut cukup banyak tersedia di NTB, yang antara lain berupa bungkil kopra, ka- tul, ubikayu, jagung dan berba- gai jenis hijauan (green leaves). Akan tetapi entah bagaimana, calon pabrikan yang sedianya a- kan memanfaatkan fasilitas PMDN itu mendadak mundur secara perlahan untuk kemudi- an tak terdengar kabar berita- nya lagi. Sebuah sumber terpercaya di kantor gubernur NTB, me- nyampaikan informasi kepada penulis bahwa, dalam waktu tak lama lagi di kawasan Lombok Tengah akan berdiri sebuah pa- brik pengalengan daging sapi yang produknya tak hanya un- tuk konsumsi dalam negeri, te- tapi juga untuk diekspor. Ren- cana pendirian pabrik yang ko- non sudah memiliki izin prinsip itu, akan berlokasi di kawasan antara Kecamatan Kopang dan Mantang yang merupakan ka- wasan kritis di Lombok. Jika in- formasi itu benar, dan rencana itu menjadi kenyataan, maka itu merupakan suatu kejutan di NTB. Bisa dikatakan: revolusi pertama di sektor industri ma- nufaktur telah meletus di NTB!. Soalnya, pabrik itu akan berja. sa melahirkan sejumlah indus- tri sampingan (multiflier effects) yang sudah tentu akan banyak menyerap tenaga kerja setem- pat. Soal bahan baku berupa da- apung....... Apabila saya kaji dari segi ka- camata lingkungan (maaf saya bukan seorang ekonom sehing- ga kurang paham apalagi berhi- tung secara bisnis), timbul sua- tu pertanyaan dapatkah keun- tungan dari hasil tambak dipa- Tak begitu halnya dengan kai mengembalikan fungsi areal tersebut pada keadaan se- mula? Mohon kesadaran dan patuhi- lah peraturan yang ada. nis, biji jarak, cincao, sirip ikan hiu, katul, kacang mente, kemu- kus. Agro-industri bayar Rp 200 dengan menum- Sebagian besar dari kelom- pang kendaraan roda empat DK pok komoditi ekspor andalan 8348 DL. Lagi-lagi kernetnya NTB tersebut diproses lewat ke- minta bayaran Rp 300 saya pikir giatan agro-industri yang ba- wah hari ini koq sial betul tidak nyak menyerap tenaga kerja, seperti biasanya kalau saya dari baik yang berkualifikasi teram- Buagan langsung ke Wangaya pil, terlatih maupun kasar. Sub- hanya dengan Rp 200 saja. Saya sektor tersebut antara lain ber- pikir dari pada ribut-ribut saya upa budidaya rumput laut, bu bayar saja sambil ngomel. didaya udang windu, budidaya Yang ingin saya tanyakan apa mutiara serta pembibitan (hat gunanya peraturan yang telah chery) siput mutiara yang lokasi dibuat Pemda seperti dimuat nya tersebar di NTB yang terdiri Bali Post kalau dari para sopir/ atas pulau Lombok dan Sumba- kernet tidak memenuhi per- wa. Bahkan kacang mente, yang aturan yang berlaku. sejak awal tahun ini muncul se- bagai komoditi ekspor, diproses lewat kegiatan agromanufactu- ring industry (industri yang me manfaatkan pabrik sebagai alat produksi). Nama dan Alamat Diketahui Redaksi jambu mente. Sejak pertama kali muncul, komoditi yang laku keras di luar negeri khususnya Hongkong ini hanya digarap o- leh satu perusahaan, yaitu CV Phoenix Mas, sebuah kompani terkemuka di NTB yang kegia- tannya mengolah dan mengek- spor berbagai jenis komoditi tak pernah mandeg sejak mulai beroperasi tahun 1982. * KALAU TIDAK CEDAT DIATASI BISA BERBAHAYA BAGI LINGKUNGAN Usaha budidaya material- material hidup produk bahari yang sub-hasil pertanian itu, ki- ni mulai dikeroyok oleh sejum- lah pengusaha berkantong te- bal yang umumnya berdatang- an dari luar NTB. Usaha budi- daya mutiara misalnya, saat ini sudah lebih dari setengah lusin perusahaan yang aktif menang- aninya, umumnya dengan menggunakan fasilitas Pena- naman Modal Dalam Negeri (PMDN). Lokasi proyek usaha bermodal besar yang mengan- dalkan tenaga asing sebagai teknisi utama ini tersebar di seantero wilayah NTB yang me- miliki teluk dan lekukan- lekukan pantai yang terlindung dari agresi gelombang dan arus keras. Umumnya di perairan pantai selatan yang masih ter- bebas dari polusi. Ekspor perda- na komoditi bahan baku per- hiasan mewah yang harganya a- duhai itu dimulai tahun 1986 0- leh PT Paloma Agung, sebuah kompani bermodal kuat yang berperan sebagai pelopor usaha budidaya mutiara di NTB. Sam- pai dengan medio tahun ini, per- usahaan itu sudah belasan kali merealisasi ekspor butiran mu- tiara bundar ke negeri leluhur para pendekar Ninja. Perusaha- an budidaya mutiara lainnya, yang juga sudah melakukan realisasi ekspor tetapi dalam Oleh Oka Sunandi vulume kecil-kecilan, adalah PT Bima Sakti Mutiara, sementara PT Aneka Mutiara Tirta Teng- gara akan memulai panen per- tamanya bulan September ta- hun ini. Selebihnya, masih se- dang dalam proses berproduksi dan persiapan operasi, yang ha- silnya masih menanti waktu cu- kup lama. Akan halnya budidaya udang windu dan rumput laut, proses produksinya tidak selancar bu- didaya mutiara, sementara si- tuasi harga pasaran internasio- nalnya sering berubah. Akan te- tapi jumlah pengusaha yang menggeluti kedua sub-sektor u- saha tersebut jauh lebih banyak dari yang disebut pertama. Ha- nya saja, jumlah mereka yang gagal lebih banyak dari yang sukses. Soalnya, karena tekno- logi budidaya yang diterapkan tidak didukung oleh tenaga ahli yang 100% profesional. Sedangkan nener bandeng, hingga kini belum ada yang di- budidayakan oleh ekspotir yang di NTB jumlahnya hanya satu. "Soalnya, budidaya nener itu ri- sikonya tinggi. Makhluk peng- huni air berukuran super mini itu sensitif sekali. Pengusaha membeli nener untuk diekspor dari tangan sejumlah petani yang telah dikontraknya. Pabrik Seluruh komoditi ekspor NTB masih berupa bahan baku. Arti- nya, di negeri importir komoditi tersebut diolah lagi menjadi ko- moditi siap pakai (mouth-to- products/ready-for-used mouth products) lewat proses pabrika- si. Pabrik yang berlokasi di ka- wasan Labuapi, sekitar 5 km, di arah selatan Kotif Mataram mi- salnya, adalah merupakan pa- brik prosesing jambu mente menjadi kacang mente, yang di dalam dokumen ekspornya di- kenal dengan istilah cashew ker nels. Di banyak negara industri, antara lain Hongkong (pasaran pelemparan utama kacang men- te NTB), kacang mente adalah merupakan bahan baku untuk membuat berbagai jenis ma- kanan berkasiat yang banyak dihidangkan di sejumlah restor an bergengsi. Pabrik yang banyak me- nyerap tenaga kerja lokal ini di- kelola oleh CV Phoenix Mas - yang sejak pabrik itu mulai ber produksi di penghujung tahun kemarin sampai dengan medio tahun ini sudah beberapa kali merealisasi ekspor komoditi RABU, 8 AGUSTUS 1990 CESE RIDER'S & ging sapi, dikabarkan cukup tersedia di NTB. Populasi ter- nak tersebut cukup mendu- kung. Selama beberapa periode sebelum tahun 1978, NTB dike- nal sebagai daerah pengekspor sapi dan kerbau yang pasaran pelemparannya tersebar di Si- ngapura, Hongkong dan Malay- sia. Permasalahan Dengan bangkitnya kembali kegiatan memproduksi komodi- ti ekspor di NTB yang melibat- kan banyak pengusaha, sesuatu yang tak bisa ditutup-tutupi ke- munculannya adalah berupa dampak negatif yang lahir dari adanya persaingan 'tak sehat' antara sesama pengusaha yang bergerak di sektor usaha seje- nis dalam upaya memperoleh bahan baku. *** Kita ambil saja contoh yang kini sudah muncul di permuka- an, yaitu di sektor kegiatan bu- didaya mutiara. Siput yang di- budidayakan oleh para budi- dayawan di NTB seluruhnya da- ri jenis pinctada maxima yang da- lam beberapa tahun terakhir ini populasinya dikabarkan men- ciut terus, tentunya karena terus-menerus diburu, terma- suk lewat teknik dan taktik ge- rilya yang menghalalkan cara beroperasi dengan gaya hit and run (sergap, untuk kemudian la- ri). Tentu saja karena tak seimb- angnya antara supply (persedia- an) dengan demand needs (permintaan/kebutuhan) atas bahan baku siput, maka harga siput mutiara di NTB akhir- akhir ini melonjak luar biasa. Akibatnya, sering timbul kasus pencurian siput di proyek budidaya/pembibitan yang sis- tem penjagaannya kurang ke- tat, seperti yang belum lama ini dialami oleh PT Budaya Mutia- ra, sebuah perusahaan pembi- bitan (hatchery) siput mutiara yang proyeknya berlokasi di Se- kotong (Lombok Barat). Agaknya, menyadari hal se- perti itu, dalam upaya mence- gah punahnya populasi siput mutiara di perairan selatan NTB, beberapa pengusaha telah menempuh beberapa cara. An- tara lain berupa pembangunan proyek hatchery itu, yang modal- nya justru lebih besar dibandi- ngkan dengan proyek budidaya. Yang sudah melakukannya se- cara aktif adalah PT. Budaya Mutiara, sebuah perusahaan berfasilitas PMA yang mengan- (Bersambung ke Hal 10, kol 3) Catatan Terlalu banyaknya campur tangan birokrasi dalam koperasi menyebabkan koperasi mengalami hambatan untuk ber kembang sebagai suatu badan usaha, kata Prof. Dr. Suhar diman. Jangan-jangan menjadi: koperasi campur tangan. Bank-bank di dalam negeri kini terpaksa mengambil lang- kah pengamanan dengan tidak gegabah menyalurkan kre- dit mereka kepada masyarakat. Rupanya mengetatkan rupiah dengan membangun percaya diri sendiri. Budaya feodalisme yang masih subur di Indonesia merupa- kan kendala dalam pengembangan sumber daya manusia, kata Letjen (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo dalam satu seminar. - Masih tampak sumber daya manusia yang tidak ber daya. Bang Podijsk RABU, 8 AGUSTUS Gubernur BI K Arus M Berub: Jakarta - Gubernur Bank Inc jika dana perusahaan negeri atau dipakai un arus dana masuk (ca pasar modal berubah flow). Dalam pengarahanny seminar pasar modal di Gubernur BI mengataka terus menerus diciptaka berusaha yang semakin hingga tidak terjadi yang kurang mengunt bagi neraca pembayara nal sebagai akibat dera rus dana yang keluar te Menurut Mooy, di meningkatnya secara p bilisasi dana melalui pa dal, perlu diberikan pe bagaimana melaksanak ses kelembagaan pasa. melalui perbaikan-pe- yang mencakup mek transaksi yang lebih efi ta memenuhi ketentuan Selain itu, katanya, perhatikan pula mel perlindungan bagi inve lam hal menyangkut ke investasi dilihat dari kum serta aspek efisien sanaan transaksi melal tanisasi bursa efek Jak Likuiditas Pasa Ia menyatakan, mesk kapitalisasi pasar mod nesia mencapai Rp 13,5 tetapi jumlah terseb mencerminkan likuidit modal. Pembetulan Daftar penerima p gaan pembayar pajak yang dimuat Bali Post, S 8) di halaman VII terd keliruan. Nomor urut rima penghargaan p ngan 1988 disebutkan Dili. Yang benar adala to, Dili. Demikian ke itu dibetulkan dar maklum. KURS VALUTA AS PT MASA Jl. Airport Tuban N Kuta-Bali Telp. 51 Tanggal : 07-08-15 VALAS BN TC AUD 1452 1448 ASCH 150 BAHT 66 BFR 47 1010 BRD CAN S 1600 1595 DM 1170 1167 DKR 287 Ef FFR 3460 3454 346 342 236 HK $ LIRE 1,45 MAL S 681 NGL 1038 1030 NKR 285 NT NZ S PST PESO RYL SFR 60 1082 11 74 455 1386 1386 SIN S SKR WON YEN 1020 302 2,25 12,25 12,15 1846 1849 USD PERIOD