Tipe: Koran
Tanggal: 1991-07-12
Halaman: 07
Konten
12 JULI 1991 Bali Post operty along Nusa hampionship golf -den. The hotel is s to go around to The staff bustling ions hour. (*). Bali Post/PR Cahid Bali Seaside June 25th, 1991 at attended by all of enthaler (far right) erage Department anager of the hotel far left). Year's celebra arist is happy to ular tooth filing remony? What t enjoy the Le- liatan, if not the e of the best le- Bali? What tou- 20 Co miss a processb irls and women, 13 old traditional g high offerings Taman Ayun in keep this in ers, that all this all spectacular e created by lowest caste in Hras. The reason Se culture is so grows from be rom the people y the people. E- e has an orches p, because mu- PIT needed to ac- 26 and big ceremo readers, do you 60 ing proud to be erate, dumb and Bali? sh Nang Leciran 100 JUMAT, 12 JULI 1991 Harian Untuk Umum Bali Post Pengemban Pengamal Pancasila Tajuk Rencana Fenomena Koperasi Kita HARI ini koperasi kita telah genap berusia 44 tahun, sebuah rentang masa yang cukup panjang. Namun kenyataan menunjukkan gerakan koperasi di tanah air kita tumbuh dengan tersendat-sendat. Lembaga yang secara ideal diharapkan bisa berdiri dan berjalan mandiri, kini dalam kenyataannya amat tergantung pada topangan dari luar, pemerintah, pengusaha, dll. Sementara itu, koperasi yang benar-benar mam- pu hidup mandiri adalah koperasi-koperasi kecil yang amat terbatas lingkungan operasionalnya, se- perti koperasi simpan pinjam di kantor-kantor. Usa- ha besar dalam bentuk koperasi hampir tidak ada lagi Koperasi yang diharapkan merupakan soko guru dan ciri perekonomian kita dalam usianya yang 44 tahun, ternyata belum mampu mengemban tugas berat yang dibebankan masyarakat padanya. Ke- nyataan itu mau tak mau akhirnya akan mengun- dang pertanyaan sederhana namun esensial: Mengapa? Pada zaman Belanda koperasi sudah dijalankan orang, justru masuk dalam apa yang disebut seba- gai program kesejahteraan masyarakat daerah ja- jahan. Koperasi pada saat itu benar-benar mene- rapkan prinsip kemandirian dalam arti diprakarsai dan dijalankan oleh rakyat. Campur tangan peme- rintah hanya sebatas penerangan dan pe- nyebarluasan. Oleh karena itu, gerakan koperasi yang ada bersifat amat terbatas lingkungan usaha- nya maupun lingkungan anggotanya. Namun dapat dikatakan rata-rata masyarakat dapat menikmati ke- berhasilannya. Dalam zaman pergerakan nasional, koperasi pun pernah berperan sebagai wadah pembentuk rasa persatuan dan persaudaraan, yang kemudian terke- nal dengan nasionalisme. Peranan itu amat sesuai dengan watak koperasi itu sendiri yang memang menekankan kekeluargaan dan kerja sama untuk kesejahteraan bersama. Rasa kebersamaan yang didukung oleh nasionalisme antipenjajahan tumbuh subur dalam wadah koperasi. Setelah merdeka, lembaga koperasi ditetapkan sebagai wadah yang paling tepat bagi perekonomi- an negara kita. Usaha pengembangan koperasi pun digalakkan oleh pemerintah, lebih-lebih pada tahun- tahun 1960-an. Dengan berkembangnya ide Demo- krasi Terpimpin dan Sosialisme Indonesia, maka bermunculan pula usaha-usaha koperasi di mana- mana. Gedung-gedung tempat lembaga itu ber- operasi dibangun di hampir setiap penjuru kota. Per- anannya pun ditingkatkan, apalagi pada saat-saat kelangkaan barang dan koperasi menjalankan fung- si sebagai badan penyalur. Namun sebagian besar badan usaha itu akhirnya rontok dengan meninggal- kan gedung-gedung megah yang tak terurus. Hanya sejumlah kecil saja yang berhasil bertahan, antara lain Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI) di Yogyakarta. Jina Nampaknya suasana perasaan masyarakat su- dah bergeser. Masa pasca-perang kemerdekaan ternyata telah mengikis habis nasionalisme dan ke- bersamaan masa penjajahan. Sebagai gantinya muncul sikap individual dan semangat bersejahtera pasca-perang kemerdekaan. Mungkin sekali, per- geseran perasaan semacam itu mendapat dorong- an dari liberalisme politik pada tahun-tahun 1950-an di mana persaingan berjalan tanpa imbangan tang- gung jawab pada negara dan bangsa. Dalam suasana perasaan seperti itu koperasi a- khirnya jatuh sebagai korban dari kehausan warga manusia. Usaha untuk memelihara nasionalisme masyarakat akan kesejahteraan dan watak egoistis dan kebersamaan hanya berhasil di bibir bukan di hati. Hal itu nampak sekali dalam kehidupan politik saat itu yang penuh dengan intrik-intrik jahat, Akhir- nya, koperasi pun kehilangan daya kerjanya dan juga kepercayaan masyarakat. Yang terakhir ini a- mat erat dengan tidak adanya kesempatan anggota koperasi melakukan kontrol. Kini koperasi masih tetap dipertahankan sebagai salah satu pelaku ekonomi yang diharapkan dapat menciptakan kesejahteraan bagi rakyat kecil. Ko- perasi pada era Orde Baru, walaupun dalam masa sebelumnya pun sudah mulai, ditandai oleh turut campurnya pemerintah secara langsung. Hal itu wa- jar, karena koperasi memang merupakan salah satu program pemerintah, seperti tercermin dalam ke- beradaan departemen khusus yang mengurusnya. Melalui peraturan dan pengaturan yang ada, koper- asi memperoleh bantuan keuangan, fasilitas, dan pembinaan dari pemerintah secara langsung. Na- mun toh kehidupan lembaga itu tetap dikeluhkan sebagai "megap-megap" dan upaya menghidup- kannya bagaikan menegakkan benang kusut. Koperasi, naga-naganya, hanya bisa tumbuh su- bur dalam skala usaha kecil, di mana rasa persau- daraan masih terasa dan kontrol langsung dapat dilakukan oleh setiap anggota. Begitu kontrol ini terhalang, koperasi akan berubah menjadi usaha perseorangan dengan modal gotong-royong. Koperasi yang berhasil nampaknya menunjuk pa- da usaha-usaha mandiri dalam lapangan-lapangan kerja tertentu, seperti di kantor-kantor, pabrik- pabrik, desa-desa, di mana tidak diperlukan ke- mampuan administratif tinggi. Masalahnya kembali lagi pada kemampuan dan kesempatan anggota menjalankan kontrol terhadap pelaksana. Bantuan keuangan dan fasilitas serta wewenang oleh pemerintah membuat koperasi, di satu pihak manja, di lain pihak jauh dari rakyat. Koperasi pada hakikatnya bertumpu pada usaha bersama tang- gung jawab bersama, demi kesejahteraan bersama, demi tidak terlalu menampilkan fasilitas lebih pada kelompok tertentu. Dengan turut campurnya peme- rintah, bisa terjadi, semangat bersama antara peng- úrus dan warga menjadi menipis, karena koperasi akhimya terasa semi-birokratis, dan terjadilah ke- manjaan birokratis. Dalam zaman yang makin bergeser ke keterbuka- an sosial dan ekonomis, yang dicorengi dengan se- mangat individualisme, bahkan egoisme, yang se- makin tinggi, perjuangan koperasi akan semakin berat. Sementara di atas konglomeratisme semakin berjaya, wibawa koperasi menjadi semakin terkatung-katung. Apa yang dapat mereka perbuat dengan modal kecil, berhadapan dengan modal be- sar dan fasilitas longgar? Akhirnya koperasi harus terpaksa mengikuti arus itu sambil bernaung di ba- wahnya. Nampaknya diperlukan pemikiran yang lebih rea- listik ketimbang pemikiran idealistik, lebih-lebih se- kadar simbolik. Menyingkir untuk Meraih Kemenangan PERKEMBANGAN dan pertumbuhan agama Isgalkan Mekkah.id lam dalam masa-masa awalnya tidak lepas dari ber-Hijrah yang kedua menuju ke Ta'if. Namun, kehi- bagai cobaan dan rintangan. Lahir di Mekah, Islam mencapai kedewasaannya di Medinah, setelah mengalami usaha penghambatan dan penghancur- an. Kehadiran agama Islam melalui tokoh muda yang bernama Muhammad, sejak dari semula telah di- rasakan sebagai ancaman terhadap kelestarian bu- daya dan status tokoh-tokoh terkemuka di kota Me- kah. Itulah sebabnya, akhirnya perkembangan mula-mula agama Islam merupakan sejarah per- juangan Nabi Muhammad s.a.w. melawan tokoh- tokoh bani Kuraisy. Ajaran Islam yang menandaskan keesaan Allah dan pengimanan secara mutlak kepada-Nya serta kenabian dan kerasulan Muhammad, jelas amat bertentangan dengan tradisi dan budaya mereka yang masih mengagungkan politeisme serta pe- nyembahan berhala. Di samping itu, ajaran Islam yang menekankan kasih sayang terhadap sesama langsung menghunjam ke dalam inti kehidupan jahi- liah yang mempraktekkan kebiasaan-kebiasaan tak berperikemanusiaan, seperti pembunuhan terha- dap anak perempuan, perbudakan, perlakuan buruk terhadap kaum perempuan. Ajaran Nabi Muhammad s.a.w. kemudian berhasil menarik perhatian sejumlah kalangan, mereka yang tertindas merasakan adanya harapan baru dalam ajaran tersebut, kaum muda merasakannya sebagai warna baru yang memberikan kepada mereka ca- krawala kehidupan yang lebih bermakna, dan se- jumlah orang lain yang melihat kebenaran Illahi da- lam ajaran tersebut. Maka muncullah nama-nama seperti Bilal, Abu Fukaih, Zaid, Ali, Abu Bakar, U- mar, Abu Thalib. Penganiayaan yang dilakukan oleh kaum Kuraisy berlangsung sejak awal dari perkembangan Islam. Pada mulanya, perlawanan kaum itu terbatas hanya berupa ejekan-ejekan dan tekanan-tekanan sema- cam boikot. Namun setelah menyaksikan bahwa perkembangan Islam tak dapat dibendung hanya dengan mekanisme itu, maka mereka pun mening- katkan upayanya dengan menerapkan penganiaya- an intensif. Pengaruh baru itu, Islam maksudnya, harus ditekan dengan kekuatan. Perlawanan sengit harus dilancarkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. beserta seluruh pengikutnya. Untuk itu, kaum Kurai- sy siap menghunus pedang. Kelompok muslim yang masih baru dan berjumlah kecil tersebut secara fisik jelas tidak memiliki ke- kuatan apa-apa untuk mempertahankan diri mere- ka. Perbuatan-perbuatan keji tak terelakkan lagi. Wanita-wanita beriman dibunuh secara biadab. Laki-laki disembelih, budak-budak belian yang ma- suk Islam dianiaya dengan semena-mena. Dalam peristiwa ini muncul nama tokoh-tokoh Chabbab bin Al-Arat, Bilal, dan lain-lain. Ketika upaya penganiayaan dan penumpasan makin digencarkan, Nabi Muhammad s.a.w.beserta pengikut pengikutnya menyingkir dari kola Mek- kah. Hijrah pertama dilakukan Nabi ke Abesinia. Peristiwa meninggalkan tanah air semacam itu bagi orang-orang Arab pada umumnya dirasakan seba- gai pengalaman yang amat pahit, apalagi mening- ponow ATA SD KARAN 10A AAR ALTRA dupan kota Ta'if tidak jauh berbeda dari kota Mek- kah. Orang-orang gelandangan dan anak-anak na- kal mereka lepaskan untuk menghalau Nabi. Akhir- nya Nabi beserta para pengikutnya terpaksa kem- bali ke Mekkah. Dengan memanfaatkan hari naik haji tahunan, Nabi Muhammad s.a.w. berhasil menemui peziarah yang berdatangan ke Mekkah dan menjelaskan ke- pada mereka masalah keesaan Tuhan dan kehidup- an yang islami. Beberapa orang ternyata tertarik dan akhirnya masuk Islam. Di antara sekian banyak o- rang yang menyatakan diri menjadi muslim adalah orang-orang yang berasal dari Medinah. Ketika pu- lang ke rumahnya mereka bermusyawarah dengan sanak saudaranya. Selanjutnya, Islam pun berkem- bang terus di kota tersebut. Untuk keperluan pemeli- haraan iman dan penyebaran agama di kota itu, Nabi mengirimkan orang yang dipercayainya, yaitu Mus'ab, seorang di antara pengikut Nabi yang turut hijrah ke Abessinia. Dialah muballigh Islam perta- ma. Sikap orang-orang Mekkah terhadap Islam dan Nabi masih tetap sama, memusuhi. Melihat hal itu, orang-orang Medinah menemuinya dan mengusul- kan agar Nabi hijrah ke Medinah. Akhirnya Nabi memutuskan untuk menerima usul orang-orang Me- dinah tersebut. Hijrah itu dilakukan dengan berta- hap, keluarga demi keluarga meninggalkan Mek- kah, sehingga tak ada lagi orang Muslim yang ting- gal di Mekkah, kecuali sejumlah budak yang telah bai'at dan Nabi sendiri. Menyadari hal itu, orang- orang Mekkah berusaha membunuh Nabi, tetapi usaha mereka gagal, karena beliau dengan bantuan Abu Bakar dapat meloloskan diri. Dengan perto- longan orang-orang Medinah yang mengawalnya, akhirnya Nabi memasuki kota tersebut dengan di- sambut gembira oleh muslim-muslim baru dari kota itu. Allah selalu berkarya dalam peristiwa demi peris- tiwa yang menimpa Nabi dan pengikutnya. Dalam keadaan terjepit, mengungsi dan di bawah peng- aniayaan, jumlah orang muslim bukannya berku- rang, tetapi justru berkembang terus. Mekkah yang adalah kota kelahiran Nabi, meno- lak kehadiran Islam dan keberadaan Nabi sendiri. Namun sebagai gantinya, Allah memberikan Medi- nah, dan memang demikianlah kenyataannya, Is- lam berkembang pesat dan tumbuh menjadi satu sistem yang bulat, merangkum masalah-masalah keagamaan, sosial dan politik, mulai dari kota yang disediakan Allah tersebut. Itulah sebabnya, peristiwa hijrah ke Medinah se- lanjutnya dipakai sebagai tanda mulainya atau awal dari tarikh Islam, yang kemudian terkenal sebagai 1 Muharram, yang tahun ini jatuh pada hari Sabtu, 13 Juli. Hari itu perlu kita kenang sebagai hari keme- nangan Islam atas upaya-upaya yang mengham- batnya, dengan kesadaran bahwa kehidupan ber- agama memang sebuah perjuangan abadi melawan kebathilan untuk menegakkan keadilan, dengan sa- tu jaminan Allah, bahwa kita akan memenangkan nya. SABAR PAK! YANG PENTING SE- MANGAT MENGAJAR BAPAK TIDAK IKUT SURUT ALMAT Bali Post тти Halaman 7 Memotivasi Masyarakat Tid Melalui Isu Propinsi deg st&T Koperasi 10 ada saat pemerintah daerah Bali mengete- mendalam kita harus berimpro- Daerah Bali dengan tingkat per- jaran unsur birokrasi, dari kala- Dari hal tersebut, apabila di- Pngahkan lontaran kebijaksanaan menjadikan vastasi untuk memecahkan mas kembangan yang tidak sama an- ngan peinks ekonomi swasta kaitkan dengan komi tulen bab- Propinsi Bali sebagai Propinsi Koperasi pada tahun ketiga dalam Pelita V ini, banyak pihak seolah-olah tersentak dengan berbagai ekspresi dan reaksi yang dicerminkan dalam dua muara pesimis dan optimis. Di satu sisi, dengan tingkat persaingan yang semakin ketat mengarah pada kecenderungan persaingan pasar bebas, di sana sini tumbuh bisul-bisul kera- guan karena ulah oknum terten- tu yang merugikan kredebilitas koperasi sebagai lembaga eko- nomi yang dapat dipercaya dan tidak jarang pula terjadi bahwa lembaga yang seharusnya mam- pu menciptakan suasana kondu sif atas kiprah usaha koperasi justru secara langsung maupun tidak langsung menciptakan kondisi yang menghambat per- kembangan koperasi. Dalam suasana seperti itu, cukup logis apabila ekspresi dan reaksi ada pada muara pesimis dengan se- buah tanda tanya besar, mung- kinkah target Propinsi Koperasi dapat dicapai ? Di balik semua itu, dengan dasar pandangan bahwa cita-cita koperasi yang dilandasi oleh semangat dan jiwa kebersamaan sangat sesuai dengan akar budaya daerah pelaku komitmen propinsi koperasi seharusnya ngan daerah lain. Terlebih ulurkan tangan untuk merintis rupakan tujuan akhir dan kuali- dipandang bukan sebagai tu- lebih start awal masing-masing kerja sama sebagai mitra usaha tas jangka panjang adalah lebih sebagai alat motivasi untuk me- yang sangat jauh: Ada satu KUD nya tingkat kepercayaan terha- pencapaian target melalui pen- juan, tetapi hendaknya dilihat KUD mempunyai perbedaan sebagai pencerminan membaik penting dibandingkan dengan macu semangat "jengah" ma- yang sudah siap dilihat dari segi dap koperasi sebagai mitra u- dekatan kuantitas, maka letak syarakat daerah Bali untuk kelembagaan, manajemen mau- saha. Pembinaan-pembinaan masalah terberat justru terle- mengembangkan koperasi se- pun usaha, di segi lain ada bebe- yang dilaksanakan telah dilak- tak pada tahun ketiga Pelita V bagai lembaga ekonomi yang rapa KUD start awalnya sangat sanakan secara terkoordinasi, ini, karena di samping ke-16 mampu mengatasi kepentingan jauh ketinggalan. Kondisi demi- sehingga menipiskan kesan KUD Mandiri tahun pertama ekonomis masyarakat luas se- kian merupakan masalah ter- pembinaan tumpang tindih. harus diuji kemandiriannya, cara kuantitas maupun kua- sendiri yang memerlukan bu- Kondisi demikian telah menum- pada tahun ini pula harus dica- sz litas. kan hanya lontaran isu propinsi buhkan atmosfir baru dalam pai minimal 16 KUD Mandiri konteks perkembangan gera- yang mewakili kecamatan di- kan koperasi di daerah Bali, lain tambah satu Koperasi Serba U- kata dari keseluruhan hal terse- saha (KSU) di perkotaan. Ke-16 but adalah rasa "jengah" seba- KUD ini, merupakan KUD yang gai ciri dari motivasi positif ma- start awalnya sangat berbeda syarakat Bali telah mampu di- jauh dibandingkan dengan semaikan untuk selanjutnya di- KUD-KUD yang telah men- tumbuhsuburkan bagi perkem- dapatkan predikat KUD Man- bangan koperasi di daerah Bali. diri, ditinjau dari segi kesiapan - Secara kuantitatif dapat dike- bidang kelembagaan, manaje tengahkan bahwa pada tahun men maupun usaha. Oleh Drs. Nyoman Sugawa Korry Bali dan diyakini bahwa pada dada setiap jiwa penduduk dae- rah Bali ini pada hakikatnya te- lah tersemaikan jiwa dan sema- ngat gotong royong yang me- rupakan modal dasar potensial, apabila dipupuk dan disirami Hal ini penting disepakati kare- koperasi, tetapi lebih jauh dari dengan motivasi positif dapat na, apabila isu propinsi kope- itu yaitu konsistensi dukungan dijadikan kekuatan riil dalam rasi dipandang sebagai target kebijaksanaan pemerintah dae kaitannya dengan upaya men- yang harus dicapai tanpa mem- rah, pembinaan terkoordinasi jadikan koperasi sebagai wadah perhatikan dan memperhitung dan kesempatan usaha yang le- perjuangan kesejahteraan ra- kan kondisi koperasi dan ma- bih luas. kyat, merupakan pencerminan syarakat dalam jangka panjang, dari bagian yang ada pada mua hal ini pada akhirnya bukan Dalam konteks tersebut, dan rakat. Kondisi Saat Ini pertama Pelita V direncanakan Beberapa permasalahan men- 11 KUD Mandiri untuk tingkat dasar yang dihadapi ke-16 KUD ra optimis. Dengan satu keyaki- mendorong perkembangan ko- Selama dua tahun perjalanan nan daerah Bali mampu meme- perasi tetapi justru merupakan pencanangan KUD Mandiri nasional, dapat dicapai 16 KUD yang sudah mandiri yang harus nuhi target Propinsi Koperasi bumerang bagi koperasi itu sen- maupun Propinsi Koperasi da- Mandiri atau dicapai 145,5% un- dinilai tahun ini meliputi masa- pada tahun ketiga Pelita V ini. diri di tengah-tengah masya- lam Pelita V ini, langkah- tuk target nasional. Tahun ke- lah pencapaian standar likuidi- dua Pelita V direncanakan dica- tas, struktur permodalan, efi- langkah yang bersifat strategis dengan dilandasi konsep pemi- Untuk mencapai propinsi ko- telah ditempuh baik oleh pai 20 KUD Mandiri untuk ting- siensi usaha, labour turn over dan kiran positive thingking, maka a- perasi, sampai saat ini diguna- pembina (unsur pemerintah) kat nasional dicapai 23 KUD vicius cyrcle tentang struktur pabila kedua pemikiran terse- kan kriteria tercapainya KUD maupun gerakan koperasi dae- Mandiri atau 115%. Di samping penggajian dikaitkan dengan but disepakati sebagai sebuah Mandiri di setiap kecamatan rah Bali dalam bentuk bantuan hal tersebut pada tahun kedua produktivitas kerja. Penurunan masalah, sudah sewajarnya hal minimal satu KUD Mandiri di- materi, kesempatan maupun ini ternyata Kabupaten Taba- likuiditas banyak disebabkan, terbaik yang harus kita lakukan tambah dengan satu Koperasi pembinaan-pembinaan. nan dan Kabupaten Klungkung di samping oleh karena jenis u- bukan hanya ada pada tingkat Serba Usaha di perkotaan da- İklim kondusif yang mendu- seluruh wilayah kecamatannya sahanya yang mengandung kon- memasalahkan masalah, tetapi lam lingkup satu wilayah pro- kung perkembangan koperasi telah mempunyai satu KUD sekuensi rawan terhadap penu- dengan melalui pengkajian pinsi. merebak ke segenap lapisan ja- Mandiri. DIALOG MAHASISWA Hasanuddin Fisip. Unwar DALAM pembicaraan sehari-hari kata cendekiawan sering diasosiasikan dalam berbagai makna, karena cen- dekiawan dalam konsep kon-ab tektual dapat berarti seorang politisi, seorang ekonom, seo- rang ilmuwan, seorang intlek- tual, seorang ulama atau de- ngan kata lain seorang cende- kiawan adalah seorang yang cerdik pandai. Dari segi ilmu sosial kaum cendekiawan di- katagorikan sebagai lapisan elit dalam suatu masyarakat, karena disamping jumlahnya yang langka tetapi juga diang- gap memiliki bobot intlektual yang tinggi. Negara kita yang sedang giat-giatnya melaksanakan suatu pembangunan di pelba- gai bidang dalam upaya meng- antisifasi ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) maka di- perlukan adanya kaum cende- kiawan yang memiliki wawas- an yang luas serta tangguh un- tuk menuangkan berbagai ide-ide sebagai pioneris yang bersifat inovatif, rasional, ob- jektif dan konstruktif. Di da- lam suatu negara yang banyak terdapat kaum cendekiawan- nya biasanya negara tersebut akan cepat mengalami per- kembangan dan kemajuan. Kaum cendekiawan yang di- butuhkan bukan karena di- karbit, tetapi cendekiawan yang betul-betul memiliki pe- nalaran dan pemahaman yang jitu untuk berfikir secara ra- dikal serta kualitasnya yang cukup handal dalam berbagai bidang. Alfian yang merupakan pa- kar ilmu politik pernah meng- atakan kualitas seorang cen- dekiawan ditentukan oleh se- berapa jauh kesanggupan pi- kiran dan ilmunya untuk me- mecahkan permasalahan permasalahan yang dihadapi atau yang terdapat dalam ma- syarakat". Pendapat tersebut sangat tepat sekali karena ba- gaimanapun juga kaum cen- dekiawan mempunyai tang- gung jawab paling tidak tang- gung jawab moral terhadap bangsa dan negara serta a- gamanya. Untuk maksud itu- lah maka kaum cendekiawan harus dapat mentransformasi kan buah pikirannya secara gamblang dengan berpikir se- cara konperehensip. Kolom khusus bagi mahasiswa untuk berpendapat tentang ma- salah aktual. Tulisan ditik 1,5 spasi, maksimal satu halaman folio. Sertai fotokopi kartu mahasiswa dan pasfoto santal. Memahami Peran Kaum Cendekiawan Hasanudin els syarakat luas. Sebab kalau ha- nya berfikir secara umum saja maka persepsinya akan meng- arah kesifat berpikir secara u- topis atau angan-angan bela- ka, sehingga apa yang diha- rapkan antara Das sein dengan das sollen tidak pernah akan terwujud. I Dw.Gd. Diadnya Negara Fak. Hukum Unud INDONESIA adalah negara sedang berkembang, di mana kita sedang menuju moderni- sasi yaitu suatu bentuk dari perubahan sosial, di mana perubahan sosial yang ter- arah (directed change) yang didasarkan pada suatu peren- canaan (jadi juga merupakan intended/planned change yang biasanya dinamakan so- cial planning). Modernisasi ini harus dihadapi oleh selu- ruh masyarakat oleh karena proses-proses itu merupakan bidang-bidang yang sangat luas, di mana bidang yang ha- rus dihadapi dan diprioritas- kan tergantung pada kebijak- sanaan penguasa yang me- mimpin masyarakat tersebut. Karena modernisasi ini me- nimbulkan proses yang terla- lu cepat, maka kemampuan masyarakat belum bisa meng- imbangi gerak lajunya moder- nisasi tersebut dalam hal ini- lah para kaum cendekiawan naik dan bangkit ikut serta di dalamnya. Eksistensi dan peranan cen- Bobot pikiran kaum cende- dekiawan tidak saja terpaku kiawan akan lebih tinggi arti- pada sistem politik kita, da- nya bila ia mampu menyuguh- lam kenyataan seperti seka- kan buah pikirannya sampai rang ini yaitu stabilitas nasio- yang sekecil-kecilnya serta nal sudah cukup mapan se- mudah dikaji, dipahami dan hingga kita dituntut untuk se- dianalisa oleh kalangan ma- cermat mungkin mengguna- Surat Pembaca Persyaratan: Sertakan fotokopi identitas Gaji Berkala Guru SD di Karangasem Kami dari Guru-guru SD di berapa bulan untuk kenaikan Kab. Karangasem memohon gaji berkala, untuk itu mohon penjelasan dari Pemda Tk II Ka- secepatnya merealisasi blanko KERA ALM Putu Bgs Kresna Diadnya Negara kan waktu, tenaga, dana yang kesemuanya itu memang ter- batas untuk memikirkan dam- pak dari modernisasi yang se- dang melanda seluruh dunia, khususnya Negara Indonesia, baik modernisasi dibidang po- litik, pertanian, ekonomi, tek- nologi, hukum, dan lain- lainnya. Para cendekiawan walaupun kadang-kadang mempunyai persepsi yang berbeda-beda namun jangan sampai tidak mendapatkan suatu kesepakatan bersama untuk membawakan dan me- nyuarakan kebenaran, keadil- an dan rasio serta mengesam- pingkan atau menjaga jarak dengan interes politik sehing- ga nantinya tidak terjadi munculnya sifat indifidualis- me diantara para cendekia- Iwan yang bisa menimbulkan efek negatif bagi perkem- bangan masyarakat dan Bang- sa Indonesia. Kaum cendekiawan hen- daknya mampu bersikap kri- tis, selalu berpikir tentang al- ternatif dari segala hal yang selama ini dianggap baik se- hingga dapat menggali dan menggunakan potensi yang ada pada dirinya pada khusus- nya dan pada bangsa, secara optimal untuk kemajuan Bangsa dan Negara secara ter- us menerus. Hal ini disebab- kan karena modernisasi ada- lah proses yang tidak akan berakhir, sebab proses ini me- nunjuk kepada kemampuan akal manusia untuk mengon- trol lingkungan demi kelang- sungan hidupnya (Dr Riswan- dha Imawan,MA). Keseluruhan tantangan pa- da zaman modernisasi ini ma- ka kaum cendekiawan dalam memikirkan, menelaah, dan AA. Kt Sudiana mengeluarkan pendapat ha- rus didasarkan kepada keadil- an yang diyakini oleh ma- syarakat, karena keadilan me- rupakan salah satu konsensus Nasional kita, secara demiki- an bisa dikatakan bahwa ma- salah keadilan dan tuntutan kearah itu merupakan bagian yang interen dari kebudayaan kita. Konstatasi semacam itu tidak hanya disebabkan oleh tercantumnya secara resmi Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dalam Pan- casila sebagai Konsensus Na- sional, akan tetapi bersumber lebih dalam dari itu. Akhirnya peran kaum cen- dekiawan dalam modernisasi di Indonesia diharapkan me- ningkatkan kualitas Bangsa untuk menyongsong era glo- balisasi dan keterbukaan, yang menyebabkan kita mera- sa perlu mengikrarkan Ke- bangkitan Nasional II. Putu Bagus Kresna Fak. Ekonomi UI SECARA umum, yang dike- nal sebagai kaum cendekia- wan adalah suatu golongan dalam masyarakat yang mem- baktikan dirinya pada suatu disiplin ilmu tertentu. Yang secara aktif mengembangkan gagasan gagasannya, meng- ajukan ide-ide atau hal-hal ba- ru atau memberikan koreksi mengenai suatu hal, demi satu tujuan, yaitu keadaan yang semakin baik dalam ma- syarakat. Para cendekiawan, yang ju- ga diidentikkan sebagai kaum intelektual biasanya berasal dari kalangan universitas. Ka- rena itulah, pemikiran-pemi- kiran besar bagi kepentingan masyarakat sering berasal da- ri tempat ini. Dalam kehidupan bernega- ra, terlebih di suatu negara berkembang, keberadaan kaum cendekiawan besar manfaatnya bagi masyarakat. Sebab para cendekiawan yang dianggap memiliki peng- etahuan dan wawasan yang le- bih luas daripada masyarakat awam, diharapkan senantiasa menyumbangkan kecende- kiawanannya demi perikehi dupan yang lebih baik bagi masyarakat. Di samping mengembang kan ide-idenya, para cende- kiawan juga senantiasa me- lakukan social control terha- dap segala sesuatu yang ber- langsung dalam masyarakat, termasuk terhadap kebijakan kebijakan golongan yang berkuasa (pemerintah). Sejarah menunjukkan bah- wa di seluruh belahan bumi, karena menjalankan fungsi- nya, kaum cendekiawan ham- pir selalu bertentangan de- ngan mereka yang berkuasa. Efek pertentangan ini dapat positif dan dapat pula sebalik- nya. Pada pemerintahan komunis/diktatoral, di mana demokrasi melempem, kaum cerdik pandai tidak akan da- pat berbuat banyak karena te- kanan dari pemerintah. Terja- di apa yang disebut dengan penjajahan intelektual; ke- cendekiawanan digunakan untuk menyokong segala tindakan pemerintah dan ti- dak ada kesempatan sedikit- pun untuk melakukan korek- si. Sebaliknya, jika perten- tangan antara kaum intelek- tual dan golongan yang ber- kuasa dikompromikan dan di- bicarakan, maka akan dida- patkan hasil yang semakin baik bagi kepentingan ma- syarakat. Kondisi yang baik ini telah nampak di Indonesia, dan ha- rus terus dikembangkan demi kepentingan seluruh rakyat. AA.Kt. Sudiana Fisip.Univ. Terbuka KAUM cendekiawan me- rupakan aset terpenting pada sumber daya manusia. Ia mempunyai peran sangat be- sar dalam pembangunan kese- jahteraan suatu negara. Da- lam hal ini, filosof Plato meng- emukakan: untuk membuat (Bersambung ke Hal 8. kol 4) kemakmuran suatu negara di- perlukan pengintegrasian da- ri ketiga unsur pendukung pembangunan yaitu kaum cendekiawan unsur pemikir (konseptor), pengusaha unsur penggerak ekonomi, dan A- BRI unsur penjaga keamanan. Pengaruhnya di negara Indo- nesia, dari keterlibatan kaum cendekiawan dalam proses pembangunan kemakmuran negara masih pada tahap ke- senjangan kesempatan dan ti- dak bebas nilai (keterikatan unsur politis). Akibatnya kaum cendekiawan dalam mengemukakan aspirasi ke- benaran, keadilan, dan rasio- nya tidak bisa balance. Kare- na terhalangi oleh mekanisme lingkungan sistem politik yang berorientasi nepotisme atau primordialisme. Walau- pun UUD'45, pasal 28; telah menjamin kemerdekaan me- nyuarakan aspirasi, tetapi konstitusi itu pun belum bisa menjamin kemerdekaan kaum cendekiawan dalam mengajukan suatu konsep pembangunan. Karena ruang dan gerak mereka dibatasi o- leh aturan-aturan yang berla- ku. Maka keterlibatan kaum cendekiawan kita dalam pro- ses pembangunan bangsa dan negara, masih perlu dikaji se- cara komprehensif. Sedangkan ukuran sejauh mana kaum cendekiawan kita sudah dapat berkiprah dalam proses pembangunan ini, ja- wabannya, dilihat segi kuanti- tas dan kualitasnya sudah cu- kup banyak serta mapan. Na- mun titik sentral persoalan- nya adalah adakah tempat yang layak bagi kaum cende- kiawan dalam mengembang- kan intelektualitasnya secara praktis tanpa ada ikatan nilai (politis). Formulasi peran baru bagi kaum cendekiawan dalam menjawab tantangan zaman- nya, tentu ada saja, seperti le- bih berpartisipasinya mereka sebagai agen perubahan da- lam pembangunan melalui wadah-wadah LSM. Atau me- reka menghimpun diri berge- rak dalam lembaga-lembaga ilmiah, seperti: LIPI, LAPAN, LAN, Lemhanas. Namun ruang dan gerak mereka ma- sih diintervensi pihak peme- rintah, yaitu dikoordinasi dan diawasi. Maka identitas jati diri sulit dicapai. Dengan keadaan yang demikian mem- bawa dampak yang kurang menguntungkan yaitu bisa menjadikan kaum cendekia- wan menjadi cendawan bu- kan mencari kawan, dalam praktisi kelembagaan negara. Topik Mendatang Tetap : Memahami Peran Kaum Cendekiawan Bahasan Diterima Redaksi paling Lambat Rabu 17 Juli 1991 Rp 16.344.305 Untuk Pura Khayangan Jagat Sebudi Catatan APemerintah menaikkan harga BBM dan tarif listrik. Bali Post menerima titipan dana punia untuk pembangunan Pura Khayangan Jagat Sebudi dari: Jumlah penerimaan sampai Kamis siang Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 175.000 untuk Rp 15.000 Rp 5.000 Rp 2.500 Rp 22.500 Rp 16.321.805 Rp 16.344.305 Pura Suci "Dharma Jati" di Jatim rangasem agar mempercepat baru. merealisasi (mengedarkan) 3. Mengapa masalah kekura- I.B. Alit, S.H., Jl. Jayagiri IX Denpasar Blanko kenaikan gaji berkala ngan pembayaran gaji tidak Made Wijana, Br. Tarukan Mas Ubud Gianyar yang baru. Sebab kami merasa pernah datang, padahal sudah STT Sadharana Dharma, Br. Pelasa Kuta Badung. Jl. Tunjung sangat rugi atas kebijaksanaan lebih dari setahun di amprah. Mekar Kuta Pemda Tk.II Karangasem, kare- kan untuk itu. na menyetop (tidak memper- 4. Kami juga mohon penjela- kenankan) pembuatan kenai- san beberapa Guru di Kec. Ren- kan gaji berkala dengan meng. dang, kecewa lantaran tunja- gunakan blanko lama kepada ngan pembayaran gaji untuk a para Kasi di seluruh Kecama- nak terhenti (tunjangan anak) tan. Atas kebijaksanaan itulah padahal sebelumnya sudah di- kami yang seharusnya sudah terima empat kali (empat bu- terima gaji berkala, namun SK lan) dimana kira-kira ada kesa berkala saja belum terbit sam- lahan? pai saat ini. Sehubungan de- ngan kebijaksanaan Pemda Tk II Karangasem itu perlu di jelaskan beberapa hal sbb: 1. Sampai berapa lama kami harus menunggu blanko baru untuk dapat naik gaji berkala? 2. Kami sudah terlambat be- Bali Post menerima titipan dana punia untuk pembangunan Pura Suci "Dharma Jati" di Jatim dari: I.B. Alit, S.H., Jl. Jayaagiri IX Denpasar Legong Kraton Beach Cottages Berawa Canggu-Kuta Semoga Bapak-bapak yang terkait dapat memperhatikan I Nyoman Tirta, Astina Tour/Jl. Hayam Wuruk Denpasar dan dapat memberikan penjela- san seperlunya. Nama dan Alamat Diketahui Redaksi Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 5.000 Made Wijanna, Br. Tarukan Mas Ubud Gianyar Rp 5.000 STT Sadharana Dharma, Br. Pelasa Kuta Badung, Jl. Tunjung Mekar Kuta Rp 2.500 (Bersambung ke Hal 11, kol 4) Apa lagi yang naik? Perlu diciptakan iklim yang sesuai untuk hemat energi. Memang hemat pangkal kaya, tidak banyak u- tang. IMAL 2AT Menanggapi permintaan, RSUD Dr. Sutomo Surabaya menyatakan siap membantu korban gempa Kalabahi di Pulau Alor (NTT). Siapa menyusul? юя Bang Podjok C.710 Color Rendition Chart 2cm
