Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1992-04-02
Halaman: 06

Konten


2cm Halaman 6 Harian Untuk Umum Bali Post Pengemban Pengamal Pancasila Terbit Sejak 16 Agustus 1948 Tajuk Rencana Siapa Perdana Menteri Thailand Baru? THAILAND merupakan satu-satunya negara anggota ASEAN dan mungkin juga di seluruh dunia yang mempunyai karakter politik sangat khas, yaitu seringnya dilanda kudeta militer. Satu penyebab yang dianggap berbahaya oleh pimpinan militer akan bisa membuat pemerintah yang sedang berjalan gulung tikar. "Tradisi" kudeta semacam ini telah bermula sejak tahun 1932, ketika Phya Pahol, seorang kolonel pada waktu itu, memberanikan diri untuk membatasi kekuasaan raja, dari monarki dengan kekuasaan raja yang cukup besar di bidang politik, menjadi monarki dengan raja sebagai simbol kesatuan dan kekuasaan bangsa. Tindakan Pahol ini menempat- kan militer sebagai penguasa yang sebenarnya di Muangthai hingga detik ini, sementara rakyat sendiri tidak menganggap peran militer yang sedemikian besar sebagai sesuatu yang kurang wajar. Kendati ada usaha-usaha dari pihak sipil untuk membentuk partai-partai politik yang mengabaikan keterlibatan militer di dalam eksekutif, namun cara-cara konfron- tatif menuju ke arah tersebut tak pernah dianggap perlu dan dilaksanakan. Hasil pemilu baru-baru ini di Muangthai dime- nangkan partai Samakhitam, yang dipimpin Narong Wongwan, seorang businessman yang milyuner di Muangthai. Partai Samakhitam -- sebagaimana kita ketahui mendapat dukungan kuat dari pihak mili- ter. Oleh karena kemenangan Partai Samakhitam hanyalah kemenangan kecil, maka Narong terpaksa membentuk pemerintah koalisi bersama dengan Partai Aksi Sosial, Prachakorn Thai, Chart Thai dan Rassadorn. Namun, penunjukan Narong Wongwan sebagai perdana menteri mendapat sorotan tajam seluruh anggota masyarakat, karena ditengarai bahwa diri- nya terlibat di dalam bisnis narkotika. Tengara ini mula-mula diberikan oleh DEA (Drug Enforcement Agency) kepada pemerintah Amerika Serikat yang menyebutkan keterlibatannya dalam bisnis terla- rang tersebut. Oleh karena itu, ketika Narong minta visa untuk memasuki Amerika Serikat, ia ditolak yang bersangkutan. Kasus narkotika Narong ini tiba-tiba menjadi so- rotan luas gara-gara seorang wartawan mewawan- carainya, seusai penunjukannya sebagai perdana menteri yang bakal dikukuhkan oleh Raja Bhumibol Adulyadey dalam waktu dekat ini, tentang keterliba- tannya dalam bisnis narkotika serta namanya yang tercantum dalam daftar hitam pemerintah Amerika Serikat. Perkembangan terakhir yang kita catat menjelas- kan bahwa Narong ternyata bukan seorang figur politik tanpa backing kekuatan massa. Hal ini kita lihat, ketika pada tanggal 30 Maret yang lalu sejum- lah lebih-kurang 3000 orang pendukungnya berde- monstrasi di depan Kedubes Amerika Serikat di Bangkok, meminta pemerintah Amerika Serikat membuktikan tuduhannya terhadap Narong dan menuduh tindakannya itu sebagai usaha memecah- belah pemerintahan baru yang didukung oleh yunta militer serta sebagai usaha yang bersifat mencam- puri urusan dalam negeri Thailand. (Demonstrasi serupa juga diadakan di Chiang Mai). Buat Amerika Serikat, kasus narkotika Narong ini bisa dianggap kecil, setidak-tidaknya untuk jangka panjang. Akan tetapi, bagi Narong sendiri dan yunta militer yang secara tidak resmi merupakan backing- nya, apabila Raja Bhumibol nanti menolak menunjuk Narong sebagai perdana menteri resmi, kritik ma- syarakat akan diarahkan dengan tajam kepada pihak-pihak yang bersangkutan. Kenyataan ini ba- rangkali akan membawa dampak yang cukup wigati (signifikan) buat corak kepartaian di Muangthai mendatang. Golkar bisa lebih Banyak Berbuat SEBAGAI kekuatan sosial politik terbesar dan mapan, Golkar cenderung semakin konservatif dan tradisional. Padahal untuk menyongsong pemba- ngunan jangka panjang tahap kedua, Golkar tetap diharapkan menjadi kekuatan pembaharu dan pen- dorong demokratisasi seperti pada awal-awal kela- hirannya tahun 1960-an. Sikap konservatif Golkar tampak pada kecende- rungannya untuk berbuat sesuatu dengan langkah atau sikap yang telah teruji sebelumnya. Sedangkan sikap tradisional tampak pada kecenderungannya berbuat sesuatu berdasarkan preseden yang telah ada. Sikap konservatif dan tradisional ini berten- tangan dengan cita-cita awal Golkar sebagai agen perubahan dan pembangunan. Kata-kata tersebut diucapkan Dr. Taufik Abdullah, peneliti senior LIPI dalam sarasehan kajian penda- laman pokok-pokok pikiran Golkar tentang GBHN 1993 yang diselenggarakan di Yogyakarta hari Se- nin (Bali Post, 31/3). Bagi kita, ucapan Dr. Taufik Abdullah tersebut menggembirakan, karena pada akhirnya muncul o- tokritik dari anggota terhadap OPP berlambang po- hon beringin itu. Otokritik ini perlu sebagai suatu sikap korektif terhadap Golkar. Dengan mengambil jarak, pandangan ke dalam diri Golkar oleh anggota- nya akan lebih objektif dan dengan demikian dapat ditemukan kesalahan. Kesalahan yang telah di- temukan itu dikoreksi agar tidak lagi terulang pada masa yang akan datang. Itulah hakikatnya. Sikap konservatif yang dilontarkan tersebut harus diberi arti yang lebih luas. Dengan menekankan pentingnya mempertahankan format politik yang su- dah ada karena dinyatakan telah teruji atau berhasil dalam sejarah, seperti kata-kata Dr. Taufik Abdullah itu, barangkali bisa juga kita tafsirkan sebagai sikap yang mapan (established). Dalam konteks itu, menurut pengamatan kita, Golkar agaknya takut mengambil risiko, kurang ber- ani melakukan terobosan baru, sebab bisa diang- gap menimbulkan gejolak, sekurang-kurangnya perbedaan pendapat. Kita tahu, sikap yang mapan tidak ingin repot-repot dengan perubahan. Sebagai kekuatan sosial politik terbesar di Indo- nesia, Golkar mestinya juga bisa memperlihatkan ciri kemajemukan. Akan tetapi hal ini tidak tampak keluar. Malahan, dalam posisinya tersebut Golkar menjadi monolitis, dari jajaran di pusat hingga ke fungsionaris pada jajaran paling rendah. Artinya, apa yang diucapkan dan terjadi di pusat, mengalir seperti tak terbendung hingga ke jajaran terbawah tanpa modifikasi yang berarti. Secara organisatoris hal ini sangat baik karena keinginan dan komando di pusat dapat terlaksana dengan mulus hingga ke jajaran paling rendah. A- kan tetapi aspek lain, proses demokratisasi misal- nya, akan mengalami hambatan karena struktur hi- rarkis yang monolitis tidak membenarkan perbeda- an pendapat, sekurang-kurangnya seperti yang ter- lihat dari luar. Menurut pengamatan kita, hal ini tidak bisa lain daripada pencerminan konsep stabilitas sebagai ciri utama strategi kekuatan sosial politik terbesar itu. Konsep stabilitas ini pun sejalan dengan sikap pe- merintah. Ini juga tidak mengherankan karena ada anggapan Golkar identik dengan pemerintah. Ciri monolitis itu juga bisa terlihat di lembaga per- wakilan. Dengan menduduki porsi jumlah anggota terbesar, mestinya juga anggota legislatif dari Gol- kar bisa lebih vokal (dalam arti yang positif), memun- culkan gagasan dan pandangan yang lebih maje- muk. Kita juga menaruh perhatian yang serius terhadap ucapan Prof. Selo Sumardjan dalam sarasehan ter- sebut. Sosiolog ternama itu menilai, masyarakat kini semakin kritis terhadap pemerintah dan ABRI. Ra- kyat menginginkan keterbukaan dua arah antara pemerintah dan ABRI di satu pihak dan masyarakat di lain pihak (Bali Post, 1/4). Sikap kritis masyarakat ini dimungkinkan karena begitu banyak informasi dari seluruh dunia yang disajikan melalui media massa setiap hari. Dengan membanding-bandingkan keadaan di luar negeri dan di dalam negeri, muncul sikap kritis tersebut. Selo Sumardjan mengungkapkan pula bahwa masyarakat juga semakin sadar untuk meningkat- kan sistem demokrasi politik dari yang bersifat rep- resentatif menjadi partisipatif. Artinya, masyarakat ingin ikut serta secara aktif dan langsung me- nyampaikan keinginan dan cita-citanya dalam pro- ses pengambilan keputusan pemerintah tanpa me- lalui jalur lembaga perwakilan. Makin dikembangkannya pendapat-pendapat se- macam ini makin memberikan harapan kepada kita bahwa sebagai agen modernisasi, Golkar bisa ber- buat banyak. Apa yang hidup dalam masyarakat sudah saatnya diapungkan untuk dikaji dan diamati manfaatnya. Mudah-mudahan kajian ini tidak seka- dar merupakan outlet (saluran keluar) dari apa yang telah lama terpendam tetapi merupakan isu yang relevan karena urgensinya sudah dirasakan. Meskipun relevansinya lebih terletak pada suatu pokok pikiran yang makro yakni GBHN, tetapi penja- barannya yang lebih konkret niscaya merupakan daya tarik, sekurang-kurangnya sebagai isu politik untuk memenangkan pemilihan umum beberapa waktu lagi. Surat Pembaca Persyaratan: Sertakan fotokopi Identitas Denda PLN Setiap sebelum tanggal 20 tiap-tiap bulan, kami telah mem- bayar kewajiban selaku pe- langgan PLN pada Bank yang te- lah ditentukan di Jalan Veteran. Pada tanggal 19 Maret 1992 yang baru lalu kami hendak membayar kewajiban kami, te- tapi ternyata kwitansi pem- bayaran tidak ada pada Bank tersebut, sehingga oleh petugas Bank kami dijanjikan datang kembali untuk membayar pada tanggal 25 Maret 1992. Kami me- nyanggupi karena tidak ada pi- lihan lain. Tanggal 25 Maret 1992 kami datang kembali ke bank tersebut dan yang terjadi rekening kami telah dibebani denda atas keter- Bali Post KAMIS, 2 APRIL 1992 KAMIS, 2 APRIL 1992 Barat dan Islam, dalam "Pekerjaan Rumah" Harga 1 Pasca-Perang Dingin "THE Muslim World is a vital civilization searching for its historical identity. In the 1950's and 1960's, it escaped the bonds of colonialism. It subsequently drove down the ideological blind alleys of non-alignment, Pan-Arabism, and reactionary fundamentalism. In the 1990's and beyond, these countries will renew the search for their place in the world. (Dunia Islam merupakan suatu peradaban vital yang sedang mencari identitas sejarahnya. Pada tahun 1950-an dan 1960-an, Dunia Islam dapat mematahkan belenggu-belenggu kolonialisme. Sesudah itu Dunia Islam memasuki jalan buta dari Gerakan Non-Blok, dari Pan-Arabisme dan dari fundamentalisme reaksio- ner. Dalam tahun 1990-an dan selanjutnya, Dunia Islam akan memperbarui usa- hanya untuk memperoleh tempatnya dalam dunia global. berjudul "Seize the Moment" da- lam babak: "The Muslim World" meng-konstatasi, seperti yang saya kutip di atas, bahwa Dunia Islam tetap merupakan suatu. peradaban vital yang sedang mencari identitas sejarahnya. Pada tahun 1950-an, Dunia Is- lam dapat mematahkan belenggu-belenggu kolonialisme. suki jalan buta dari Gerakan Non-Blok, dari Pan-Arabisme Sesudah itu, Dunia Islam mema- dan dari Fundamentalisme re- aksioner. Dalam tahun 1990 dan selanjutnya Dunia Islam akan memperbarui usahanya memperoleh tempatnya dalam Mantan Presiden Amerika RICHRAD NIXON dalam bukunya Seize the Moment, dunia global. Demikian Nixon. bab: "The Muslim World", tahun 1992. (heresy) itu menghilang. Barat Tatap Muka dengan Islam Apabila dulu konfrontasi Timur-Barat pernah dipersepsi- kan sebagai konfrontasi Asia- Eropa dalam masalah per- juangan kemerdekaan melawan kolonialisme, dan kemudian konfrontasi Timur-Barat itu di- Oleh Dr. H. Roeslan Abdulgani persepsikan sebagai konfronta- mur. Sampai abad ke-19, Nabi sinya komunisme/diktatur kon- Muhammad dilukiskan di Barat tra kapitalisme/demokrasi maka sebagai suatu "Nabi palsu": dengan menghilangnya kolonia- Ajaran-ajarannya dicap sebagai lisme di Asia dan menghilangnya "kemurtadan penuh fanatisme". Islam tetap Tegar komunisme di Eropa-Timur, Ba- Ternyata, bahwa sampai abad rat memandang Islam sebagai ke-19 dan ke-20 Dunia Timur Mengapa? yang Islam tetap berdiri; sekali- Timur yang perlu diwaspadai. Kawasan Afrika-Utara, pun kadang-kadang mengalami Timur-Tengah, Asia-Selatan kemunduran. Tetapi setiap saat dan Asia-Tenggara merupakan Dunia Timur yang Islam itu, dan Dunia Islam, yang sedang mem- yang terus mengalami konfron- bara terus; terutama karena api- tasi dari Dunia Barat itu, me- nya Islam; yang berada dalam rangkak dan bangkit kembali. kobaran apinya nasionalisme dan apinya minyak bumi dan gas Tiga Pengertian Timur Eropa Timur menjadi beranta- Ada tiga pengertian "Timur" kan, maka di mata Barat penya- kit (desease) serta kemurtadan dari Dunia Barat. Yang pertama "sembuh" kembali. ialah "Timur Komunis", yang ke- dua ialah "Timur Islam", yang ketiga ialah "Timur Asia". Peng- ertian ini berpangkal-tolak dari segi geografis-subjektif. Me- mang ditinjau dari Eropa dan Amerika, yang terletak di Barat, maka baik Dunia Komunis eks- Soviet-Uni dulu, maupun Dunia Islam, dan benua Asia berada di Timur. Benua Asia, yang berada di Ti- mur bagi Dunia Barat, pernah menjadi korban penjajahan Ba- rat. Ekspansi Barat ke Asia di- sertai dengan syairnya penyair Rudyard Kipling dari Inggris, de- ngan bait-baitnya yang terkenal Take up the White Man's Bur- den. Your new-caught sullen peoples half-devil and half- child". Artinya kurang lebih, bahwa kaum kulit-putih dari Ba- rat mempunyai beban sejarah terhadap rakyat-rakyat Asia, yang telah menjadi hamba tak- luknya yang baru; dan yang me- reka rakyat-rakyat Asia itu tidak lain dari setengah-setan dan se- tengah kanak-kanak belaka. Itulah pandangan Dunia Ba- rat pada abad ke-19 dulu, se- waktu "Timur Asia" dijajah. Pada waktu tahun 1917 di Ru- sia bangkit komunisme, dan pada tahun 1945 komunisme itu menjalar ke Eropa Timur, maka tumbuh persepsi di Dunia Barat tentang adanya Timur yang lain daripada "Timur Asia", yaitu "Ti- mur Komunisme". Di mata Du- nia Barat komunisme itu meru- pakan suatu desease, suatu pe- nyakit dari peradaban Barat. Sejarawan Inggris Arnold Toyn- bee menamakan komunisme itu suatu heresy, suatu kemurtadan daripada peradaban Barat. Kini, setelah komunisme bumi. Tatap muka atau encounter antara Barat dengan Islam su- dah lama berjalan. Lebih lama dari tatap mukanya Barat kolo- nial dengan nasionalisme Asia di Timur. Jauh lebih lama lagi dari tatap mukanya Barat yang kapitalistik/demokratik dengan Eropa Timur yang komunistik/ diktatorial. Sejak ajaran Islam membang- kitkan Dunia Baru di Timur, yaitu sejak abad ke-7 Masehi, maka Barat yang Kristen meng- anggap Timur yang Islam itu suatu bahaya besar bagi kelang- sungan peradabannya. Pada abad-abad ke-10 sampai ke-12 terkenal Perang Salib yang dige- rakkan oleh Barat terhadap Ti- Juga sekarang ini, setelah pada tahun 1980-an mengalami berbagai gejolak, seperti Perang Iran-Irak dan Perang Irak- Kuwait. Sekalipun Dunia Islam, khususnya Dunia Arab, dalam Perang Irak-Kuwait itu meng- alami perpecahan akibat diguna- kan perang high-tech oleh Dunia Barat terhadap Irak, namun Du- nia Islam itu masih saja tetap te- gar. Tidak seperti dengan Timur nya Dunia Komunis yang setelah 70-tahun berhadapan dengan Dunia Barat masih terus harus berhadapan dengan Timurnya Dunia Islam selama 14 abad lamanya. Oleh karena itu tidak meng- herankan, kalau bekas Presiden Amerika Serikat Richard Nixon dalam bukunya yang terbaru, Mengelompokkan Islam Dari pandangan Nixon ini ter- cermin keinginan Barat untuk memasukkan Dunia Islam ke da- lam pengaruhnya Dunia Barat. Jalan Gerakan Non-Blok, gera- kan Pan-Arbaisme dan Gerakan Fundamentalisme yang reaksio- ner, katanya, semua jalan yang ditempuh oleh Dunia Islam dika- takan oleh Nixon sebagai jalan buta dan buntu. Untuk dapat memasukkan Dunia Islam ke dalam pengaruh Dunia Barat umumnya, dan khususnya ke dalam pengaruh Amerika, maka kaum Orientalis Amerika kini sibuk mempelajari dan menganalisis Dunia Islam dari berbagai sudut. Dikelom- pokkan Dunia Islam itu ke dalam kelompok yang fundamentalis, seperti Iran dan Libya. Juga ke dalam kelompok yang modernis pro-Barat, seperti Turki, Mesir, Maroko, Saudi-Arabia, Kuwait, Jordan. Lain-lainnya, terutama yang ada di luar Dunia Arab, se- perti Pakistan, Indonesia, Ma- laysia dan lain-lain dikelompok- kan ke dalam kelompok yang su- lit diperkirakan arahnya terhadap Dunia Barat. Demi- kian pula negara-negara Islam di Asia Tengah, yang baru saja me- lepaskan diri dari kungkungan Moskow. Perlu Diikuti Pokoknya kaum Orientalis Amerika itu melihat, bahwa se- kalipun agama Islam merupa- kan benang merah, tetapi be- nang itu tidak berdaya membuat tenunan yang tokoh-kuat untuk mempersatukan Dunia Islam. Dalam kata-kata Nixon: "The Musllim faith represents a thread of unity that binds the politics of the Muslim countries together, but it does not weave them into a cohesive bloc". Perlu kiranya pendapat- pendapat Barat tadi diikuti oleh para anggota OKI, yaitu Organi- sasi Konferensi Islam, yang ber- dasarkan Pan-Islamisme itu, Keteguhan Iman bukan sekadar Kepercayaan PADA hari Sabtu dan Minggu, tanggal 21 dan 22 Maret 1992 yang baru lalu, di Surabaya ada seminar Nasional Hindu, yang diselenggarakan oleh Tim Pembina Kerohanian Hindu Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). Dalam rangka turut merasa bersyukur atas diadakannya seminar itulah tulisan ini diturunkan. Beberapa pemuka agama Hindu meng- atakan bahwa saat akhir-akhir ini adalah merupakan saat-saat kebangkitan spiritual agama Hindu. agama tal kuat yang terlukis dan tercer- min terutama pada penampilan perbuatan dan integrasi pribadi- nya dalam amal hidupnya sehari-hari dimasyarakat, yang umumnya berkesan alim, saleh, arif dan bijaksana. Jika kita mau mengamati perilaku keagamaan yang ter- gambar dalam fenomena nyata Sementara itu nampaknya, dah patut disebut sebagai umat Demikianlah dua bait seloka dalam praktek hidup masyara- banyak orang (umat Hindu di yang mempunyai iman yang te- yang diambil dari kitab suci Bha- kat (umat) sehari-hari, maka se- Bali, khususnya) berbicara dan guh, kokoh dan kuat? gavadgita. Sebenarnya masih cara jujur agaknya kita patut tentang hal berbincang Pada kasus lain, beberapa cukup banyak bait seloka yang mengakui akan masih banyak- keteguhan-iman, atau keim- waktu belakangan ini, banyak senada dengan bait seloka terse- nya kasus-kasus yang terjadi anan, kepercayaan, keyakinan muncul pendapat, bahwa jika but, namun untuk menghindari yang menyimpang dari konsep atau saradha (Bali). Pembica- ada seseorang umat (yang de- adanya kesan "pamer seloka", ki- atau makna dan hakikat dari apa raan dan perbincangan ini bisa ngan kesadaran tinggi) pindah ranya dua bait seloka diatas su- yang diistilahkan secara kaprah diamati lewat percakapan agama, seperti yang terjadi pada dah cukup representatif untuk sebagai "keteguhan iman" atau sehari-hari di masyarakat luas, kasus perkawinan antar-agama mewakili bait-bait seloka yang "kepercayaan dan keyakinan di media massa atau di dalam fo- (dalam kaitannya dengan usaha lain yang berkaitan dengan yang kuat. rum seperti seminar dan perumusan dasar hukum buat pengertian dan makna serta ha- Para pengamat sosial-religi sebagainya. perkawinan antar-agama), wa- kikat dari apa yang dimaksud sering mengemukakan sinyale- Agaknya, benar juga bahwa laupun perkawinan dimaksud "keteguhan iman" atau "ke- men, bahwa gaya hidup manusia agama adalah kepercayaan; de- dilaksanakan dengan kesadaran kuatan kepercayaan dan keya- umumnya pada jaman kemajuan ngan beragama umat percaya dan toleransi tinggi akan satu- kinan" yang ada pada seseorang dan modern ini, sudah terlalu condong ke gaya individualistik, dan yakin akan kebenaran ada- nya Tuhan, dan nota bene de- umat. Tuhan (Ida Sang Hyang ngan dasar sama-sama suka dan Dengan mengupas makna se- materialistik dan konsumeris- Widhi), dengan beragama umat cinta yang mendalam diantara loka diatas, agaknya sekarang tik. Sebaliknya gaya hidup ko- percaya dan yakin akan kebe- mereka yang kawin, justru di jelas buat umat (Hindu, khusus- munal, moralistik-tradisional- naran ajaran Tuhan (Ida Sang "cap" sebagai umat yang kurang nya) bahwa yang dimaksud konvensional telah atau sedang Hyang Widhi) dan dengan ber- teguh iman, kurang tebal keper- orang (umat) dan menurut Bha- digeser atau diusik dan diganggu umat menjalankan cayaan, yang keimanannya gavadgita itu mempunyai kete- serta diancam oleh gaya hidup ajaran agama dalam kehidupan lemah. guhan iman atau memiliki ke- modern individual-materialis- umat, dengan bermacam cara percayaan serta keyakinan yang konsumeris (kadang-kadang di- terutama dengan cara upacara. kuat adalah umat yang dapat, sebut gaya hidup Barat) itu. Akan tetapi, apakah semua umat sanggup dan mampu melenyap- Memang tak bisa dihindari, kan segala nafsu yang muncul bahwa proses akulturasi kebu- (Hindu) sudah memahami de- Sebagai disinggung di muka, dalam hatinya (batin dan rohani- dayaan agaknya wajar terjadi, ngan pasti dan mengahyati se- cara mendalam, serta melaksa- beberapa pemuka agama Hindu nya) dan yang puas hanya de- lebih-lebih dalam era globalisasi nakannya dengan komit, konsis- mengatakan saat ini adalah saat ngan bhakti (bhakti dalam arti yang menyebabkan seolah-olah ten dan konsekuen tentang kebangkitan spiritual agama yang hakiki, luas dan dalam) ke- jarak dan ruang serta waktu di makna dan hakikat dari apa Hindu. Mengapa diistilahkan pada Atman. Perlu agaknya disi- atas permukaan bumi ini terasa yang dimaksud dengan istilah "saat kebangkitan kembali"? mak dengan lebih vulgar makin dekat, sempit dan "teguh iman" atau "iman yang Mungkin karena memang sebe- (telanjang/terbuka/jelas) ten- singkat. Sementara itu, kasus-kasus lum saat-saat ini umat Hindu tang pengertian bhakti. Bhakti teguh"? atau "mebhakti" bukanlah ber- yang bersifat amoral, masih se- Mengamati tentang pola- pernah "tidur" atau kalau bukan sikap dan pola-tingkah serta hidup tanpa kesadaran" (maaf). arti sekadar sembahyang atau ring terdengar dan terlihat. Sia- pola-tatacara demikian pula ten- Mungkin apa yang dilukiskan ini "muspa" dengan sarana banten papun agaknya tak bisa bersitu- tang pola-pikir umat dalam men- adalah juga ciri dari keadaan "hi- dan cakup tangan di atas ubun- tup mata dan telinga terhadap ubun dan dengan segala macam kegiatan sibuknya para petugas jalankan kehidupan beragama, dup tanpa kesadaran" itu. Oleh karena itu, lagi sekali, kiranya nampak bahwa umat cara upacara dan yadnya serta dibidang hukum menyidangkan (umat Hindu di Bali) umumnya justru pada saat-saat kebang ngayah di tempat-tempat suci berbagai macam perkara keja- belum dapat dikatakan mema- kitan spiritual agama Hindu ini- (pura atau merajan dan sebagai hatan atau perkara kriminal, pe- hami dan menghayati serta lah agaknya perlu dipertanya nya), namun lebih jauh, luas dan nyimpangan kode etik seksual mempraktekkan pengertian, kan apakah hanya dengan ba- dalam lagi adalah segala cara, dan bervariasi penyakit sosial- makna dan hakikat dari apa nyak sembahyang dan banyak jalan, bentuk dan wujud serta si- relegi lainnya. yang diistilahkan dengan kata menyelenggarakan upacara kea- fat cara berbhakti yang sangat Di sisi lain, berbagai macam Rp 20.000 "teguh iman" atau "iman yang te- gamaan itu saja, seseorang umat bervariasi corak dan warnanya, ketentuan, peraturan dan hu- Rp 10.000 guh." Masih banyak umat yang sudah patut diberi predikat melalui berbagai "marga" dan kum, yang mengatur berbagai Rp 10.000 hanya dengan melakukan seba- orang yang teguh iman? Barang- "karma" serta "swadharma" la- tata-kehidupan bermasyarakat di Bank yang bersangkutan), memahami penjelasan kami se- tidak akan tetapi kami yang harus me- hingga terjadi nanggung dengan membayar pemadaman. Selain berterima kasih, kami dendanya. Bagaimana ini PLN? Akibat lain dari keterlam- juga mengimbau kepada PLN batan yang tidak kami kehen- agar hal semacam yang kami daki itu adalah hendak diputus- alami tidak terjadi lagi. kannya aliran listrik di rumah kami pada tanggal 24 Maret 1992. Untunglah petugas PLN Nama dan Alamat Diketahui Redaksi Rp 68.341.557 untuk Pura Mandhara Giri Semeru Agung di Gunung Semeru (Jatim) Bali Post menerima titipan dana punia untuk Pura Mandhara Giri Semeru Agung di Gunung Semeru Jatim dari: Karyawan/karyawati Kantor Wilayah Depdikbud Prop. Bali, Bag. Perencanaan nama-nama sbb: Drs. I Gst. Ngurah Agung Dra. Ida Ayu Sri Wirati lambatan pembayaran. Bukan I Ketut Warta besar kecilnya denda yang kami Inten Rumini persoalkan, tetapi kami menye- Nyoman Sumani K, S.H. salkan tindakan PLN yang ber- IGAA Wiryanti kesan seenaknya sendiri. Ka- IGM Swastika rena tidak adanya kwitansi kami di Bank oleh karena kesalahan PLN (sesuai penuturan petugas Tas Hilang di Mataram Pada 9 Maret 1992 saya meng- Reponi, S.E Ida Bgs Kt. Singarsa Ni Made Swastini Made W. Mahayasih Made Dirgayusa Wayan Cipta Made Sutarma Rp 1.000 Oleh Made Pasek tual, "sekala" dan niskala", yang berumat agama) telah banyak di refleksikan melalui pikiran, yang muncul dan hadir laksana perkataan dan perbuatan nyata tumbuhnya cendawan di musim (tri-kaya-parisuda). hujan, dan malah dilengkapi de- Diterangkan pula oleh bait se- ngan berbagai macam sangsi- loka diatas, bahwa seseorang hukum yang bermaksud mem- Perbankan Tahun '92 ANALISIS BISNIS TAHUN 1992 ini sektor perbankan dihadapkan pada "pekerjaan rumah" yang berat, Bagaimana tidak, dua per- soalan yang cukup serius diha dapi oleh hampir setiap bank, yakni suku bunga tinggi dan menumpuknya jumlah kredit macet. Tahun ini memang ba- nyak bank yang kelabakan, apalagi jika memperhatikan ketentuan CAR (capital ade- quacy ratio) yang oleh seba- gian bank belum dipenuhi. Hampir sepanjang tahun 1991 bank tampaknya cende- rung melakukan konsolidasi daripada ekspansi. Maka tak heran, jika penyaluran kredit begitu selektif, bahkan ter- kesan amat seret, hingga jum- lahnya pun menurun drastis jika dibandingkan tahun- tahun sebelumnya. Dengan adanya berbagai "pekerjaan rumah" tersebut, bank seolah cenderung mencari posisi aman daripada menghadapi ketidakpastian serta risiko yang tinggi. Hal itu memang tak ada salahnya serta wajar wajar saja, namun dampaknya terhadap sektor riil tentu sa- ngat melumpuhkan, bahkan bisa mematikan. Sebagaimana diketahui, akibat menurunnya peran bank sebagai lembaga intermediasi, maka banyak sektor usaha yang gulung ti- kar. Ternyata hal tersebut ti- dak hanya memukul usaha skala kecil dan menengah, usaha raksasa pun banyak yang mengalami krisis likuidi- tas. Terutama karena kredit perbankan yang semula meng- ucur deras, tiba-tiba dikura- ngi, bahkan kran-nya di stop. Menurunnya fungsi perban- kan sebagai lembaga interme- diasi, jelas menyebabkan laju investasi melorot, lebih jauh lagi tentu berpengaruh kurang menguntungkan terhadap per tumbuhan ekonomi nasional. Dengan kata lain, laju pertum- buhan ekonomi tahun 1991, bahkan mungkin 1992, tidak sebaik tahun 1989 dan 1990. Bagaimanapun, tinggi- rendahnya laju pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh besar-kecilnya kontribusi sek- tor perbankan, Tahun 1992 ini kondisi sek- tor perbankan tampaknya ma- sih berkutat dengan beberapa "pekerjaan rumah", seperti mengurusi suku bunga tinggi serta kredit macet, atau masih sibuk membenahi manajemen- nya. Kondisi tersebut memang menjadi dilema, jika tetap me- lakukan ekspansi dengan agre- sif, maka dihadapkan pada ri- siko yang tinggi. Sedangkan jika "mengurung diri" dan ber- kutat dengan konsolidasi, pa- ling tidak akan mengalami pe- nurunan profit margin. Sepanjang tahun 1991 pres- tasi perbankan umumnya me- lorot jika dibandingkan de- ngan tahun sebelumnya. Um- pamanya, untuk diposito yang berhasil dihimpun, jika pada tahun 1990 mencapai 29,4 tri- lyun rupiah, maka pada tahun 1991 hanya mencapai 27,7 tri- lyun rupiah. Padahal, idealnya nilai deposito meningkat dari tahun ke tahun. Bagaimana- pun dana masyarakat tersebut amat diperlukan untuk pem- biayaan berbagai proyek investasi. Sepanjang tahun 1991 me- mang ada kecenderungan, bahwa sektor perbankan meng- alami proses disintermediasi, aktivitasnya sebagai lembaga pengumpul dan penyalur dana masyarakat menurun. Selain itu, sebagai kompensasi dari kondisi perekonomian yang re- latif kurang menguntungkan, perbankan banyak berpartisi- pasi dalam beragam kegiatan jasa di luar perannya sebagai lembaga intermediasi, seperti kegiatan valuta asing dan ber- bagai langkah spekulasi lainnya. neter. Berbagai upaya untuk "menormalkan" kembali fungsi perbankan, memang sudah ba nyak ditempuh, umpamanya pada tanggal 24 Juli 1991, muncul kesepakatan di antara bank milik negara (BRI, BBD, BDN, Bapindo, BTN, BNI dan Bank Eksim) yang berperan se- bagai price leader, plus 28 bank umum swasta nasional (BUSN). Ini kesepakatan itu antara lain, untuk bersama- sama menurunkan suku bunga deposito dari 21-26 persen per tahun menjadi 21-23 persen per tahun. Upaya penurunan tingkat suku bunga dimaksudkan un- tuk mencegah stagnasi pertum- buhan ekonomi, terutama aki- bat lesunya dunia usaha. Se- lain itu, jika tingkat suku bunga dibiarkan tetap tinggi, maka dikhawatirkan pemodal asing akan berlomba-lomba mendepositokan uangnya di bank-bank yang ada di negara kita. Dampak yang kurang menguntungkan, antara lain meningkatnya laju inflasi aki- bat jumlah uang yang beredar meningkat pesat. Dengan de- mikian, tingkat suku bunga yang ideal itu memang benar- benar diperlukan. Tingkat suku bunga yang ideal juga perlu "disesuaikan" dengan tingkat suku bunga di luar ne- geri. Hal itu antara lain dimak- sudkan utk menghindari ter- jadinya pelarian modal (capi- tal flight). Kenyataannya, kesepakatan antara tujuh bank milik ne- gara dengan 28 BUSN tak ba- nyak memberikan hasil. Suku bunga masih saja tinggi, mes- kipun mengalami penurunan, namun belum benar-benar mencapai tingkat yang ideal. Ternyata gentleman agree- ment yang telah disepakati itu belum menghasilkan langkah yang nyata untuk perbaikan kondisi perbankan. Lantas, perlukah ada kesepakatan kembali? Menurut perhitungan yang agak kasar, suku bunga ideal untuk deposito itu berkisar an- tara 18-19 persen. Dasar perhi- tungannya ialah tingkat in- flasi tahun 1991 sekitar 10 per- sen, plus suku bunga London Interbank Offered Rate (Libor) sekitar 4-5 persen, plus pajak deposito sekitar 2,70 persen. Angka yang diperoleh sekitar 16,7-17,7 persen, masih ter- lampau rendah, sebab dengan tingkat bunga sebesar itu di- khawatirkan terjadi pelarian modal atau pemburuan valuta asing (valas), maka yang lebih aman ialah membulatkannya menjadi 18 persen. Pihak otoritas moneter dan perbankan sebenarnya telah berupaya untuk membantu pe- nurunan tingkat suku bunga, antara lain melalui pelong- garan kebijaksanaan uang ke- tat (tight money policy). Mes- kipun penurunannya dilaku- kan secara bertahap dan hati-hati, umpamanya dengan rencana penyaluran kembali dana sekitar 2 trilyun rupiah dari sekitar 8 trilyun rupiah dana BUMN yang sempat dita- rik melalui Gebrakan Sumar- lin II, Maret 1991 lalu. Namun kenyataannya, baik bank milik negara atau bank umum swasta nasional belum begitu memperhatikan sinyal dari BI tersebut. Suku bunga deposito masih saja bertengger di atas 19 persen, malah beberapa BUSN ada yang masih mema- tok suku bunga deposito 24-25 persen. Kondisi yang demikian tentu saja perlu segera dibe nahi. Sinyal penurunan suku bunga dari Bĺ selaku bank sen- tral, hendaknya diikuti oleh se- tiap bank. Keengganan sebagian besar bank untuk menurunkan suku bunga dan menyalurkan kre- dit, tak lain karena kekhawa- tirannya akan sikap BI atau otoritas moneter dan perban- kan yang kurang konsisten da- lam upaya pelonggaran uang ketat. Tinggi-rendahnya ting- kat suku bunga perbankan me- mang diserahkan pada meka- nisme pasar, namun BI selaku bank sentral secara tidak lang sung bisa memperngaruhinya, antara lain melalui meka- nisme SBI (Sertifikat Bank In- donesia) dan SBPU (Surat Ber- harga Pasar Uang). Akibat dihantui kredit macet dan suku bunga tinggi, gairah perbankan untuk menyalur- kan kredit menurun drastis. Dana yang berhasil dihimpun malah dimanfaatkan untuk memperoleh Sertifikat Bank Indonesia (SBI), yang tingkat suku bunganya di bawah depo- sito. Menanamkan dana ke da- lam bentuk SBI memang meru- pakan langkah pengaman, ter- utama ditempuh oleh bank yang kelebihan likuiditas. Kondisi perbankan yang seo- lah menjadi "dingin" terhadap sektor ruil, jelas tak bisa dibiar kan berlarut-larut. Untuk itu diperlukan adanya "terapi" khusus dari pihak otoritas mo- (Bersambung ke Hal 11, kol 5) Tingkat suku bunga yang tinggi, paling tidak bisa mem- persulit upaya penyaluran kre- dit, serta secara keseluruhan bakal mengganggu bisnis per- Catatan Seluruh masyarakat harus bisa menghilangkan kesan bahwa Indonesia pandai membangun tetapi tidak bisa memelihara. Kata Mensos Haryati Subadio. Nasihat orangtua: jangan hanya pandai menerima, tetapi harus tahu memberi. cuhan. Rp 10.000 hyang (mebhakti) kepura-pura kali jawabnya adalah: belum pa- hir dan batin, material dan spiri- (termasuk tata cara kehidupan Rp 10.000 atau merajan secara rutin, tut (belum sepenuhnya disebut Rp 10.000 menganggap dirinya sudah patut), atau baru sebagian patut. Rp 10.000 teguh-iman atau mempunyai Mengapa belum sepenuhnya pa- Rp 10.000 iman (kepercayaan) yang teguh. tut dikategorikan sebagai umat Rp 10.000 Masih banyak umat Hindu yang sudah memiliki iman yang (umat Hindu di Bali, khususnya) teguh atau mempunyai kete- Rp 1.000 yang dengan melaksanakan dan guhan iman? Sebab masih ba- umat baru patut disebut orang buat bulu roma penduduk men- Sinyalemen Mendagri, banyak pelaksanaan tender di menyelenggarakan upacara kea- nyak jenis kriteria lain, yang suci yang teguh iman, adalah jadi merinding, cemas, giris dan daerah hanya "main-main", sehingga menimbulkan keri- gamaan seperti yadnya (Panca seyogyanya diperhatikan untuk umat yang tidak sedih di kala takut (walaupun hakikatnya Yadnya) memandang dirinya su- menilai keimanan umat. Di da- berduka (mengalami kesusahan dah teguh iman atau mempunyai lam Bhagavadgita, bab II, keyakinan yang tebal terhadap ayat 55, (termuat seloka sebagai berikut: ngan segala ajarannya dan juga Jika seseorang dapat mele- terhadap "penembahan" serta nyapkan, oh Parta "sesuhunan semuanya. Banyak segala nafsu yang timbul da- pula di kalangan umat yang de- lam hatinya ngan "ngayah" ke tempat- dan puas hanya dengan bhak- tempat suci, memandang dirinya tinya kepada Atman sudah cukup teguh-iman, atau maka ia disebut orang teguh merasa sudah memiliki keper- iman. Ketut Nasib A.A. Raka Puspawati Rp 1.000 Rp 1.000 Rp 1.000 Rp 1.000 Rp 1.000 Rp 1.000 Ida Sang Hyang Widhi Wasa de- Rp 1.000 Rp 1.000 Rp 1.000 Rp 1.000 Rp 1.000 Made Jayasa inap di Hotel Ratih di Mataram, I Nyoman Meli pada 11 Maret 1992 tepatnya an- I Made Wija tara 19.00 Wita s.d. 21.00 Wita I Ketut Dirga saya kehilangan tas kerja saya Nyoman Tiaga warna coklat tua yang berisikan Made Diah Asrini uang Rp 200.000 dan kartu pega A.A. Ngurah Gede Cahyadi, Jl. Nangka No. 3 Dps wai, nota-nota tagihan serta ber- I Wayan Suwisna/Warung Putu, kas laporan. Barang tersebut hi- Jl. Hangtuah No.8 Sanur Kaja lang di Hotel Ratih. Barang siapa Jumlah penerimaan sampai Rabu siang yang merasa mengambil tas ter- Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya sebut atau yang menemukan to- long Nota dan berkas laporan di- kembalikan atau dikirimkan ke alamat di bawah ini. Atas ban- tuannya saya ucapkan terima kasih. Kasdi Jl. Dahlia 3/5 Denpasar Rp 2.500 Rp 5.000 Rp 120.500 Rp 68.221.057 Rp 68.341.557 Rp 484.000 untuk Ni Ketut Raka Bali Post menerima titipan sumbangan untuk Ni Ketut Raka dari : I Wayan Patera SM. Hk, Jl. Kapten Jaya Tirta Amlapura Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 10.000 Rp 474.000 Rp 484.000 (Bersambung ke Hal 11, kol 3) duka cayaan, keyakinan dan saradha Lebih lanjut, Bhagavadgita, yang kuat terhadap agama dan Bab II, ayat 56, memuat seloka Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai berikut: (Tuhan Yang Maha Esa) dengan Orang yang tidak sedih dikala segala ajaran agamanya. Justru pada saat-saat kebang- tidak melonjak kegirangan di- kitan spiritual Hindu dewasa ini kala bahagia agaknya perlu dipertanyakan, bebas dari nafsu, takut dan apakah dengan banyak semba- amarah hyang dan menyelenggarakan ia disebut orang suci teguh upacara keagamaan itu saja, su- iman. adalah untuk melindungi dan atau malahan bencana) dan ti- mengayomi masyarakat/rakyat). Namun demikian walaupun dak pula kegirangan secara ber- lebihan pada saat mengalami ke- ternyata umat sudah menunjuk- bahagiaan dan kesenangan serta kan kemeriahan dan kesemara- keberuntungan, mampu dan kannya dalam hal melaksana- kuasa membebaskan diri dari kan upacara, sembahyang dan nafsu (jasmaniah-duniawi) be- yadnya, di samping megah- bas dari rasa takut, bebas dari semaraknya sarana keagamaan nafsu amarah, mampu bekerja (pura dan tempat suci lainnya), tanpa pamerih, lepas dari rasa namun kasus-kasus yang berci- ke-aku-an (ego) dan sebagainya; rikan perbuatan amoral, asosial, mungkin dengan kata lain orang rendah dan lemah moral dan le- baru bisa dikategorikan mempu- mah mental, masih juga tak le- nyai kepercayaan yang asli dan pas dari pendengaran dan peng- hakiki, keyakinan dan iman lihatan mereka yang peka indra yang kuat-teguh-kukuh adalah keagamaannya. umat yang sanggup dan mampu dengan konsekuen, komit dan konsisten mengendalikan diri nya sesuai dengan nilai-nilai etik dan moral agama, umat yang beriman, bermoral dan bermen- Dengan kata lain, agaknya da- pat disimpulkan bahwa pema- haman, penghayatan dan peng- amalan dari makna, dan hakikat (Bersambung ke Hal 11, kol 5) -Ini "main-main" jadi sungguhan merugikan uang rakyat. Mendagri ungkapkan, pegawai negeri golongan I masuk kelompok miskin, banyak di antaranya yang hampir atau sama sekali tidak menerima uang pada saat gajian setiap bulan, karena sudah digunakan membayar utang untuk keperluan hidup bulan sebelumnya. "Kesenjangan" yang memprihatinkan, meski tidak di bawah garis kemiskinan. Bang Podjok Jakarta - PT Tambang Timah terus siensi dengan menekan biaya yang selama ini membebani mengimbangi harga timah ya dunia. Direktur Keuangan PT Tam- bang Timah, Drs. Erry Riyana Hardjapamekas, di Jakarta, Rabu, mengatakan, peningkatan efisiensi itu sejalan dengan pro- gram restrukturisasi yang dilan- carkan oleh direksi perusahaan tersebut sejak tahun 1989. Dikatakannya, upaya efisiensi yang baru-baru ini dilakukan oleh direksi PT Timah ialah de- ngan menutup kantor perwa- kilan pemasarannya di Antwer- pen, Belgia karena dinilai tidak ekonomis lagi. Selanjutnya fungsi kantor per- wakilan sebagai kantor pema- saran produk-prduk PT Timah dipindahkan ke Pangkal Pinang, Bangka sejak Januari 1992. Sedang gedung bekas kantor perwakilan PT Timah itu dise- Pengenaa tak Pengar Denpasar (Bali Post) - Hari pertama diberlakukan- nya PPN atas pedagang eceran besar (PEB), ternyata tidak pengaruhi minat konsumen un- tuk berbelanja, ini terlihat dari aktivitas masyarakat yang tetap membanjiri beberapa pusat per- belanjaan di Denpasar. Berdasarkan pemantauan Bali Post pada beberapa pusat perbelanjaan arus masyarakat berbelanja tetap tinggi, sama se perti hari-hari sebelumnya. Ha nya saja yang sedikit ada per ubahan di Toko Gudang Rabat Alfa, yang berlokasi di kawasan Jl. Diponegoro, biasanya toko bersangkutan sudah memula aktivitasnya pukul 09.00 pagi Namun Rabu kemarin hingga pukul 10.00 lebih toko tersebut masih belum beraktivitas. Ha itu dibenarkan oleh Selling Pro motion Alfa, Deanny Yusu Busana- Konsum Denpasar (Bali Post)- Dibandingkan masa Ra madhan tahun lalu, menurut be berapa pengusaha jual beli san dang dan pengusaha jahit, Ra madhan 1412 H perdaganga lesu pembeli. Konsumen yang ta hun lalu masih mempersiapka busana Lebaran dengan meng upah penjahit, tahun ini merek memilih pakaian jadi yang mo delnya lebih modis dan sesuai de ngan selera, serta kemampua keuangan mereka. Dalam pantauan Bali Post, Se lasa (31/3), ada kalangan eko nomi yang luput dari perhatia konsumen (pembeli). Tetapi jug warna kesibukan lain, yang mer jelang Lebaran tidak hanya me repotkan aparat ketertiban kota dengan gepeng musiman, mula menyerbu Denpasar. Ciprata aksi sibuk juga dialami beberap toko busana muslim dan perleng kapan sholat. Sementara spesi shops yang menyediakan pe alatan, kebutuhan umat musli masih dapat dihitung jari. Spesial shops Darussalam jalan Kalimantan, Denpasar depan mesjid Ukuwah yang m nyediakan perlengkapan ibada dari sajadah, songkok, sarun tasbih, buku-buku agama da perlengkapan lainnya. Darussa lam (sorga) ini juga menyedia kan koleksi busana muslim be nuansa kebaya tradisional, baj kurung dengan modifika kera wang Tasik. Lonjakan omzet penjuala perlengkapan ibadah, menuru Muhammad Samsuddin pen elola Darussalam, menjelang L baran, kenaikan bisa mencap 200 persen dari keadaan bias Bisa dimaklumi, kalangan mu lim di Bali termasuk golonga minoritas dan tersebar di sel ruh wilayah Bali. Dan menjelan Lebaran mereka datang ke De pasar berbelanja. Selain men beli perlengkapan ibadah, sek ligus menambah koleksi busar muslim. Perihal harga, menur Muhammad S, tidak terjadi k naikan yang berarti, mas mengunakan harga standa yang ditetapkan grosir pen adaan barang baran bersangkutan. Diakui perlengkapan ibada dan pelengkap busana musli masih didatangkan dari lua Selamat Semoga A PASARARINA GUNA D DENPASAR DWPAYANA 179 2cm Color Rendition Chart