Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Jawa Pos
Tipe: Koran
Tanggal: 2020-11-03
Halaman: 20

Konten


UBAH LAKU 12 SELASA 3 NOVEMBER 2020 Jawa Pos 600Lebih Baik luiur66m6 Banyak Tenaga Medis termasuk pasien yang tidak jujur. Tertular Covid-19 dari Pasiennya pasien yang tidak jujur menceritakan besar), 64 dokter spesialis (5 guru riwayat perjalanan dan riwayat besar), serta 2 residen yang berasal dari 18 IDI wilayah (provinsi) dan 66 IDI cabang kota/kabupaten. Menurut Wiku, kematian para tenaga medis itu menjadi pekerjaan rumah 253 tenaga medis telah gugur akibat yang harus segera diperbaiki. Selain terpapar korona. Total 253 tenaga ketidakjujuran pasien, para dokter dan perawat meninggal juga dilandasi faktor masih banyaknya warga yang meremehkan pandemi Covid-19 dan minimnya alat pelindung diri (APD). Hal itu turut menjadi faktor penyebab penyakit yang diderita. dokter maupun perawat rentan tertular Covid-19. Selain itu, faktor kelelahan membuat daya tahan tubuh tenaga medis menurun. "Jam kerja yang panjang dan prosedur invasif (kontak langsung) terkait pelecehan verbal, diskriminasi, dalam keadaan darurat juga bisa menjadi faktor penyebab," kata Wiku. Dia menduga, banyak kasus dokter dan perawat yang meninggal karena tertular korona dari pasiennya. Pasien tersebut diduga tak jujur perihal ungkapnya. (tih/c6/wir) Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, penyebab banyaknya dokter dan perawat yang menangani pasien korona terpapar Covid-19 dan kontaknya," ucap Wiku. Menurut data Tim Mitigasi Persatuan Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) per Minggu (25/10), tercatat Tim Mitigasi PB Ikatan Dokter Indo- nesia (IDI) Dr Eka Mulyana SPOT (K) menambahkan, selain harus berkorban nyawa, juga ada peningkatan laporan MERUJUK penelitian berjudul akhirnya meninggal dunia adalah Pelajaran dari Kematian Dokter dan Perawat Covid-19 di Seluruh Dunia, terdapat beberapa faktor yang memengaruhi risiko penularan dari pasien Covid-19. Salah satunya dan kekerasan fisik yang diterima adanya pasien yang tidak jujur. "Ketidaktahuan petugas layanan medis yang gugur itu terdiri atas 141 kesehatan bahwa pasien yang dirawat ternyata positif Covid-19. Kemudian, sebagian besar juga diperparah oleh dokter, 9 dokter gigi, dan 103 perawat. Para dokter yang wafat tersebut meliputi 75 dokter umum (5 guru petugas medis dan kesehatan selama masa pandemi ini. "Perlindungan dan keamanan tenaga medis mutlak diperlukan," KATAKAN YANG SEBENARNY A Jangan Berbohong Banyak tenaga medis yang tertular Covid-19 karena pasien yang tidak jujur menceritakan riwayat perjalanan, riwayat kontak, dan gejala yang dirasakan. Karena itu, di masa HAL YANG HARUS DILAKUKAN PASIEN OTG pandemi ini, tim medis wajib memakai alat pelindung diri (APD) saat berjumpa pasien. Sedangkan, pasien wajib menjalankan protokol kesehatan dengan benar. Selalu pakai masker selama menjalani isolasi Jika ada gejala sakit seperti deman, batuk, dan bersin. Tetap di tempat isolasi dan tidak bepergian keluar rumah atau tidak mening- HANUNG HAMBARA/JAWA POS galkan tempat isolasi sampai masa isolasi sampai masa isolasi selesai dijalani. Segera Hubungi Keluarga dan Tetangga Manfaatkan fasilitas telemedis atau konsulta- PENYINTAS Covid -19 Albert Ade mengaku dirinya sempat menolak saat dinyatakan positif Covid-19. Apalagi gejala yang dialaminya menyerupai demam berdarah. "Pikiran langsung kosong. Hanya teringat keluarga saat dinyatakan positif," ungkapnya. Langkah pertama yang dia lakukan saat itu adalah langsung menghubungi keluarga. Lalu, dia segera memberitahukan status barunya sebagai pasien Covid-19 kepada warga di sekitar tempat tinggalnya. "Lebih baik jujur di awal," kata Ade. Jurnalis televisi swasta itu pun mengakui bahwa sebagian tetangga rumahnya menolak status dirinya sebagai pasien Covid-19. Menanggapi hal itu, Ade bersikap wajar. "Pasti ada aja warga yang si online dengan pakar kesehatan. ketakutan. Wajar aja," ungkapnya. Sementara itu, penyintas Covid-19 Putri Octaviani mengaku panik saat diberi tahu bahwa dirinya positif Covid-19. Namun, dia segera tersadar dan langsung memikirkan langkah yang harus dilakukan agar tidak menulari orang lain. Bagi pasien Covid-19, stigma dari masyarakat menjadi salah satu musuh utama. Bahkan, banyak pasien Covid-19 yang telah sembuh masih dijauhi dan dikucilkan orang sekitarnya. "Masih ada yang belum paham dengan penyakit ini," jelasnya. (als/c6/wir) Selama di rumah atau tempat isolasi, kamar harus terpisah dari anggota keluarga lainnya. Selalu jaga jarak 1-2 meter. Tidak berbagi peralatan makan, mandi, dan tempat tidur yang sama dengan anggota keluarga yang lainnya. KARANTINA: Saat hasil test swab menya- O Cek kondisi tubuh dengan mengukur suhu, denyut nadi, dan tekanan darah. takan positif Covid-19, pilih lokasi isolasi mandiri sesuai rekomendasi tim medis. HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS Pernah Kontak dengan Siapa Atur jam keluar ruang terbuka dan berjemur NG LINEN BERSIH DROPING CATERING RUANG GIZI di bawah sinar matahari setiap pagi selama ANGGOTA Tim Pakar Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah menjelaskan bahwa Apalagi jika OTG tersebut kontak dengan penelusuran kontak (contact tracing) pasien Covid-19 sangat penting. Karena itu, pasien Covid-19 tidak boleh berbohong kepada petugas. "Jika berbohong, penularan Covid-19 akan semakin banyak. Seharusnya, ceritakan secara jujur pernah kontak dengan siapa saja. Kalau tidak, penularan akan terus berlanjut kepada orang-orang di sekitarnya, tidak bisa diputus," ujar Dewi. Karena itu, dia menilai kejujuran masyarakat sangatlah penting pada masa pandemi ini. Itu perlu dilakukan agar penelusuran orang-orang yang berpotensi membawa virus ke keluarganya di rumah. tertular atau menularkan virus korona dalam menularkan Covid-19 kepada orang lain. Kondisi itu sangat berbahaya. 15-30 menit. lansia atau orang dengan penyakit penyerta (komorbid). Pasalnya, potensi kematian lansia dan komorbid akibat Covid-19 Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat. sangat besar. "Ini berhubungan dengan daya tahan tubuh dan berapa banyak virus yang masuk. Jika OTG tidak merasakan apa-apa, mungkin beda cerita bagi lansia dan komorbid. Mereka memiliki beberapa faktor penyakit yang bisa sangatmengancam jiwa," tuturnya. Dia mengatakan, banyak ditemukan kasus orang tertular Covid-19 dari luar rumah. Kemudian, orang tersebut Jaga kebersihan dan kesehatan di rumah. Bersihkan seluruh permukaan dengan cairan disinfektan yang tepat sesuai peruntukannya. ZONA HIJAU ZONA MERAH DAN JANGAN LUPA INGATSM HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS Memakal masker kemanapun kalian pergi Mencuci tangan dengan sabun minimal 30 detik Menjaga jarak dan menjauhi kerumunan Tingkatkan Imunitas dapat dicegah. "Jangan sampai ada yang positif, namun tidak diketahui," imbuhnya. Dewi menambahkan, orang tanpa gejala jarak, serta menjauhi kerumunan," (OTG) juga memiliki potensi yang sama "Terapkan protokol kesehatan dengan benar. Yakni, wajib memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga Sejumlah tenaga medis dan relawan memberikan instruksi senam kepada para pasien di rumah singgah Covid-19 Tangerang. Meski saat ini tren positif Covid-19 menurun, protokol kesehatan 3M tetap harus dijalankan dengan benar. abnpb_indenesia IsfoBenconaBNPB ENPR Indenesia ENPE lndonesia www.bnpb.go.id tuturnya. (als/c6/wir) Pasien Covid-19 Memilih Jujur demi Kebaikan Bersama. Tetangga Bergantian Kirim Makanan Selama 14 Hari Isolasi 4cm Keterbukaan dan kejujuran sangat dibutuhkan saat seseorang dinyatakan positif Covid-19. Bukan saja demi kebaikan pasien itu sendiri, tapi juga bagi orang-orang di sekitarnya. kecapekan saja. Buktinya setelah berusaha menerima kenyataan, kepala menjadi lebih nyaman," ujarnya. Malam itu, dia sempat galau apakah perlu melapor kepada ketua rukun tetangga (RT) atau diam saja. Pasalnya, secara kasatmata dia sama sekali tidak menunjukkan sedang terinfeksi virus korona. Kalaupun diam saja, tidak akan ada tetangga yang tahu. "Tapi, demi kebaikan bersama, akhirnya saya jujur dan melapor ke Pak RT," sebutnya. Informasi bahwa dirinya terkena virus korona menyebar cepat di lingkungan rumahnya. Beruntung, dia memiliki tetangga dan teman- teman yang baik hati dan pengertian. Banyak yang menyampaikan dukungan Selama 14 hari di rumah dia tidak moral melalui WhatsApp. "Semua kekurangan makanan. (*/c6) memberi semangat agar saya lekas sembuh," tuturnya. Septariningsih yang memilih isolasi mandiri di rumah bersama putrinya kaget saat keesokannya banyak yang mengirim makanan ke rumah. Makanan itu ditaruh di depan rumah. Sate, sop, gulai, ayam bakar, dan buah-buahan datang silih berganti selama 14 hari menjalani isolasi mandiri. "Tetangga sangat support. Mereka bergantian kirim makan buat kami," ungkapnya. Dia sampai kebingungan untuk menghabiskan semua makanan itu. Yang pasti, dia sangat berterima kasih atas support orang-orang sekitar. AGUS WIRAWAN, Jakarta, Jawa Pos atau sesak napas. Hanya ada beberapa gejala ringan yang tidakmengkhawatirkan saat kali pertama dinyatakan positif seperti tubuh pegal-pegal. Saat itu, lututnya juga nyeri karena kecapekan setelah sehari sebelumnya berkebun. Pegawai kejaksaan itu mengaku sangat terkejut setelah dinyatakan positif Covid-19. "Entah apa Tidak ada gejala-gejala umum yang penyebabnya, tiba-tiba kepala menjadi BINGUNG harus berbuat apa. Itulah yang dirasakan Septariningsih, 56, Covid-19. Dari hasil test swab seluruh pegawai di kantornya, ditemukan tiga orang yang positif, termasuk dirinya. Padahal, pada saat itu tubuhnya sehat-sehat saja. dnada orang yang terinfeksi pusing dan leher kaku. Waktu itu, BAIK HATI: Septariningsih (kiri) dan putrinya kebingungan untuk menghabiskan saya pikir karena ketakutan dan semua makanan kiriman tetangga selama isolasi mandiri. SEPTARININGSIH FOR JAWAPOS Covid-19, seperti demam, batuk-batuk, 4cm