Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Batam Pos
Tipe: Koran
Tanggal: 2017-11-13
Halaman: 04

Konten


2cm 4 SENIN, 13 NOVEMBER 2017 Tarik ... Sambungan dari hal 1 Bahkan ia bersedia men- ghentikan langkahnya, me- layani wawancara media yang mencegatnya. Dia adalah Agus Tjahajana Wirakusumah. Rabu hari itu, adalah konferensi pers terakhir yang ia gelar bersama Kepala BP Batam Hatanto Reksodi- putro dan lima deputi BP Batam lainnya. Mereka digantikan pejabat baru yang dipimpin oleh Lu- kita Dinarsyah Tuwo yang resmi dilantik keesokan harinya, Kamis (19/10) di kantor Ke- menko Perekonomian di Ja- karta. Jabatan Wakil Ketua di- hilangkan. Sementara posisi deputi tetap lima. Deputi 1 di- jabat Purwiyanto, Deputi 2 Yusmar Anggadinata, Deputi 3 Dwianto Eko Winaryo, Dep- uti 4 Mayjen TNI Eko Budi So- epriyanto, dan Deputi 5 dijabat oleh Bambang Purwanto. Dalam jumpa pers terakhir itu, Agus menyebut Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) tidak cocok di Batam. Selain beri- siko tinggi, biaya untuk KEK Batam juga sangat besar, ya- kni Rp 20,19 triliun. Tak hanya itu, alumni Insti- tut Teknologi Bandung dan University of Florida itu me- nyebutkan biaya akan sema- kin mahal jika membentuk enam zona KEK tanpa mengik- utsertakan area shipyad di Tanjunguncang dan industri di kawasan pemukiman se- perti Sat Nusapersada. Nilai- nya sekitar Rp 66,25 triliun. "Semakin banyak jumlah zona, semakin murah biaya- nya karena tidak perlu mere- lokasi seluruh perusahaan yang ada di Batam, karena sudah eksis pada lokasi yang tetap," kata Agus, saat itu. Tak hanya itu, mewujudkan KEK di Batam juga tidak mu- Sambungan dari hal 1 Kemudian, salah seorang petugas pemadam kebakaran melihat dua orang berpakai- an hitam sambil memegang busur panah. Mengetahui itu, personel Polres langsung mengepung keduanya. Namun mereka melawan dengan melepaskan bebera- pa busur panah sehingga personel Polres menembakkan peluru ke udara. Namun, ke- dua orang tersebut tetap me- lawan hingga kemudian dila- kukan penembakan ke arah pelaku hingga meninggal du- nia di tempat. "Pelaku juga sempat mema- nah salah seorang anggota Satreskrim. Syukur alhamdu- lillah, anggota tersebut selamat karena anak panah pertama terbuat dari kayu dan menge- nai jaketnya. Anak panah satunya lagi, meleset atau mengenai kaca mobil hingga berlobang karena anak panah itu terbuat dari besi," jelas AKBP Roedi Yoelianto. Setelah melumpuhkan pelaku, polisi mengamankan barang bukti berupa satu bu- sur panah dengan delapan anak panah, dua sangkur, se- bilah pisau kecil dan sebuah sarung tangan warna hitam. Selain itu, juga didapati selem- Kemudian mengajukan ke kementerian terkait agar status hutan buru juga dicabut atau dikonversi menjadi area pe- runtukan lain, sehingga bisa dikelola. Kalaupun beberapa luasan hutan buru dipertahan- kan, juga cukup baik, sehingga Rempang-Galang bisa di- kembangkan menjadi KEK dengan tetap memperhatian keasrian lingkungannya. "Kerena urusannya lintas kementerian, nanti akan kami dudukkan lagi," ujar Lukita di kantornya, Kamis (9/11) pekan lalu. dah. Ia memperkirakan, KEK Batam dengan 13 zona, me- merlukan waktu sedikitnya delapan tahun. "Biaya itu untuk relokasi memindahkan 48 industri, kemudian 130,6 hektare per- dagangan dan jasa, sekitar 6.000 rumah, dan sekitar 5.400 ruli," ungkapnya. Risiko lainnya, penerapan KEK di Batam akan menim- bulkan beragam gejolak. Mu- lai dari gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK), gang- guan aktivitas industri, dan masih banyak lagi. Rempang-Galang memang jadi primadona. Pulau berjarak 2,5 kilometer di sebelah teng- gara Pulau Batam itu memi- liki luas 165,83 kilo meter persegi atau 27 persen luas Singapura. Sedangkan Ga- lang terletak di sebelah teng- gara Pulau Rempang dengan luas sekitar 80 kilometer per- segi atau 13 persen luas Sing- apura. Lukita mengatakan, untuk mengembangkan Rempang- Galang menjadi KEK secara keseluruhan, memang tidak murah. Butuh biaya besar untuk membangun infrastruk- tur. Sementara mengandalkan kucuran dana dari pemerintah pusat bakal tak semudah mem- Karenanya, kata Agus, FTZ masih menjadi opsi terbaik. Ia menyebut, saat ini sejumlah negara justru memilih sistem FTZ ketimbang KEK. Misalnya Tiongkok dengan Shanghai Pilot Free Trade Zone-nya, Malaysia dengan Digital Free Trade Zone-nya, Abu Dhabi dengan Khalida Port Free Trade Zone-nya, dan lainnya. Tak hanya Agus, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Batam, Jadi Rajagukguk yang ditemui di ruang kerjanya di lantai 2 Graha Kadin, Batam- center, Kamis (9/11) pekan lalu, juga pesimistis KEK Ba- tam terealisasi sesuai rencana. "Mundur jadinya dan me- mang tak cocok. Batam itu tetap cocoknya FTZ," tegasnya. Hal senada dikatakan Ketua Dewan Pakar Kadin Batam yang juga Praktisi Hukum, Ampuan Situmeang. Ia me- nilai sebelum opsi FTZ beru- bah menjadi KEK, ada baiknya pemerintah memperbaiki pondasi terlebih dulu, dengan kembali merunut pada sejarah pembangunan Batam. Ampuan menyebutkan, Ba- tam pernah berubah dari kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas men- jadi Kawasan Ekonomi Khu- sus (KEK) dalam rentang 2003 hingga 2007. Namun dalam praktiknya, perusahaan di zona ekonomi khusus yang memohon kepada pemerintah pusat untuk diberikan fasilitas. Sedangkan FTZ, sejak 1973 sudah dikonsep pemerintah wajib memberikan fasilitas untuk kemajuan perdagang- an dan pelabuhan bebas in- ternasional. "Itu artinya ada banyak regulasi yang harus dilewati antarzona. Lalu lintas barang tidak tepat waktu, se- mentara investor yang ber- bisnis, waktu adalah uang. Jalan? Tak berjalan kan?" ung- kap Ampuan. Menurutnya, KEK dibentuk untuk mengintegrasikan ber- bagai perusahaan yang bero- perasi di dalamnya dengan ekonomi global, dan bertu- juan melindungi dan mem- pertahankan perusahaan tersebut dari berbagai dis- torsi seperti tarif dan biro- krasi yang berbeli-belit. "Sasaran utamanya bisnis. Meningkatkan investasi asing. Sama juga seperti FTZ," jelas Teroris Bakar Markas Polres "Pesimis Batam jadi KEK kalau di luar zonasi KEK-nya sendiri tetap FTZ. Bagaimana pengaturan zonanya?" tanya Jadi. Pria berkacamata ini meni- lai KEK hanya cocok diterap- kan di kawasan pembangunan baru. Seperti Rempang dan Galang. Kawasan itu lebih mudah ditata ketimbang Ba- tam. "Kalau Batam cocoknya te- tap FTZ, karena memang sejak didirikannya sudah se- perti itu," ujarnya. Jadi menyebutkan, peralihan status FTZ Batam menjadi KEK ini berpotensi membingung- kan pengusaha dan pemilik kawasan industri. Apalagi akan bar kertas bertuliskan, "Sau- dara Kalian ABU 'Azzam Al Khorbily 21 Safar 1439 H di Bumi Allah". Setelah dilumpuhkan, pela- ku awalnya dibawa ke RS Sei Dareh, lalu dibawa ke RS Bhayangkara Polda Sumbar di Kota Padang untuk identi- fikasi. AKBP Roedi Yoelianto belum bisa memastikan kedua pela- ku ada kaitannya dengan ja- ringan teroris. "Kami belum bisa pastikan hal tersebut. Yang jelas, kami masih fokus dulu pada kebakaran gedung. Kami sedang lakukan penyeli- dikan," jelasnya. Dalam kebakaran itu, kata Kapolres, sembilan orang ta- hanan berhasil diselamatkan dan sudah dititipkan ke taha- nan polsek-polsek. Begitu pula gudang senjata, tidak ikut terbakar. "Walau kebakaran hampir menghanguskan 100 persen bangunan Polres, tapi pe- layanan kepada masyarakat tetap jalan. Saat ini kami se- dang berusaha mencari lo- kasi memberikan pelayanan kepada masyarakat. Mungkin lokasinya masih di kawasan Polres Dharmasraya," kata mantan Kapolres Padangpa- riaman itu. Wakapolda Sumbar, Brigjen Rempang-Galang Paling Potensial Sambungan dari hal 1 balikkan telapak tangan. Namun berkaca dengan pengembangan KEK Lhokseu- mawe di Aceh Utara yang melibatkan berbagai pihak (konsorsium), antara lain pe- merintah provinsi, Pemkab Lhokseumawe, dan sejumlah BUMN, maka Rempang-Galang juga dikembangkan dengan pola yang sama. Bahkan bisa lebih luas lagi dengan meli- batkan swasta. "Jadi bisa melibatkan BP Batam, Pemko Batam, Pemprov Kepri, BUMN, dan swasta," ujar Lukita. SAMBUNGAN Ampuan. Sebagai warga Batam, Am- puan mengatakan, penen- tuan pengambilan keputusan dalam menentukan Batam menjadi KEK ini tak hanya didasari keunggulan geogra- fis dan sumber daya alamnya, melainkan perlu memper- timbangkan potensi sumber ekonomi lokal dan juga jenis industri di dalamnya. Juga perkembangan ekonomi lin- tas batas yang ditandai dengan perbaikan pelabuhan bebas sebagai gerbang perekono- mian. Bahkan, tak menutup kemun- gkinan pengembangannya melibatkan grup swasta besar. Apalagi Rempang-Galang tak hanya diminati pengusaha lokal, tapi juga perusahaan asing. ada sektor atau zonasi, se- perti zona pariwisata, galangan kapal, industri elektronik, migas, dan lainnya. Menurut- nya, hal serupa pernah dite- rapkan di Batam pada 2003- 2007 lalu. Catatan Batam Pos, sedikit- nya ada 68 perusahaan asing dan nasional yang berminat menanam modal miliaran dolar Amerika di kawasan itu. Perusahaan-perusahaan itu bergerak di berbagai bidang. Ada sektor migas, agroindustri, perikanan, dan pariwisata. Sejumlah perusahaan yang pernah hendak berinvestasi di sana antara lain PT Tanjung Jelita dari Malaysia yang ber- gerak di bidang transmisi gas. Perusahaan ini hendak men- anam modal 873 juta dolar Bayu Wisnumurti, berharap secepatnya motif pembakaran tersebut terungkap. "Semua- nya masih dalam penyelidikan. Sedangkan soal sebagian ber- kas kasus yang terbakar juga belum bisa kami komentari. Yang jelas, kasus-kasus yang ada tetap diproses. Sekarang kita fokus pada kondisi yang ada dan mengungkap motif di balik pembakaran tersebut. Kepada seluruh stakeholder agar terus meningkatkan ke- waspadaan," ingatnya. Kapolda Sumbar, Irjen Fakhrizal, mengungkapkan pihaknya telah mengantongi identitas pelaku dan terus melakukan penyelidikan un- tuk mengetahui motif pelaku menyerang dengan cara mem- bakar Mapolres. "Untuk iden- titas sudah kami dapati, saat ini kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut, pelakunya cuma dua orang ini, bukan empat orang se- perti informasi yang beredar," ujarnya, Minggu (12/11). Dua pelaku terduga jaringan teroris itu, kata Fakhrizal, ber- nama Eka Akbar, 24, asal Muaro Bungo (Jambi) dan Sudarmadi, 24, asal Merang- in (Jambi). uanya diduga menyerang dengan memba- kar bangunan Mapolres dari belakang. "Tentang keterkai- Amerika. Kemudian ada Glo- bal Utility Development dari Jepang. Lalu Al Ain Industri- es dari Arab Saudi yang ber- gerak di bidang penyulingan minyak. Al Ain siap mengge- lontorkan 1 miliar dolar Ame- rika. Ada juga Aquabis dari Australia siap dengan uang 15 juta dolar Amerika untuk usaha ikan tenggiri. Tak hanya itu, dari dalam negeri ada PT Bukaka Barelang Energy Indonesia yang ber- niat investasi 500 juta dolar Amerika. Lalu ada Batam Ma- rikulture Estate berniat in- vestasi Rp 300 miliar. Kemu- dian ada PT Batam Livestock Center Konsorsium dengan Rp 150 miliar siap membangun peternakan kambing dan lain- "Kita bukan alergi terhadap KEK, tapi mohon dipahami, membuat peraturan itu tak bisa selesai dalam satu hari, belum lagi menjalankannya," katanya. pihak Tomy sudah pernah meneken nota kesepahaman (MoU) pada 26 Agustus 2004. Dari maket pengembangan yang ditunjukkan tim Tomy Bertabur Fasilitas Kepala BP Batam, Lukita Dinarsya Tuwo, mengatakan kekhawatiran beberapa ka- langan soal rencana transfor- masi FTZ ke KEK tak terlepas dari kondisi ekonomi Batam yang masih belum pulih saat ini. Apalagi masyarakat me- nilai ada sejumlah persoalan lokal, termasuk di BP Batam yang memicu kondisi tersebut yang harus segera dibereskan. Itu sebabnya, saat ini pihaknya masih fokus pada persoalan- persoalan mendesak di BP Batam yang dikeluhkan pen- gusaha maupun masyarakat. "Ada persoalan Perka, ruli, dan berbagai hal mendesak lainnya," ujar Lukita kepada Batam Pos di lantai 8 gedung BP Batam, Kamis (9/11) pekan lalu. Pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Menteri PPN/ Wakil Kepala Bappenas Ka- binet Indonesia Bersatu (KIB) II pada medio 2010-2014 ini menegaskan, transformasi FTZ ke KEK menjawab seman- gat otonomi daerah dan kesepakatan-kesepakatan Beberapa waktu lalu, memang petinggi ISIS di Filipina me- nyebarkan video agar semua yang telah berbaiat pada Abu Bakar Al Baghdadi untuk mela- kukan aksi teror dengan cara apapun. Bahkan, peralatan sehari-hari seperti pisau, ka- pak dan lainnya bisa diguna- kan dalam aksi teror. "Ya, itu yang selama ini terjadi," jelas- nya.(ita/cr17/jpgroup) saat itu, Rempang-Galang akan disulap menjadi kota baru yang modern dengan beragam fasilitas. Ada zona pariwisata terpadu eksklusif, ada zona olahraga, zona industri, zona perkantoran dan perbankan, zona industri kreatif, dan lain- nya. Bahkan, Tomy juga pernah berencana membangun sir- kuit F1 dengan lintasan se- panjang tepi laut Rempang- Galang. Namun rencana itu tak terwujud karena status quo Rempang-Galang tak kunjung dicabut. "Bisa nanti kita libatkan swasta. Apalagi kalau ada grup besar berminat. KEK Rempang- Galang bisa cepat terwujud," kata Lukita. nya. Paling fenomenal adalah rencana PT Makmur Elok Graha (MEG), Grup Artha Graha, yang ingin membuat kawasan wisata eksklusif dengan modal 15 miliar dolar Amerika. Rencana investasi itu selain melibatkan duit miliaran dolar, juga melibat- kan Tomy Winata, pengusaha terkenal di Tanah Air. Bahkan saat itu, Pemko Batam dan diberikan kepada siapa ka- rena terkendala status lahan tersebut. PP Nomor 46 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagang- an Bebas dan Pelabuhan Be- bas Batam, memang mema- sukkan enam pulau yang terhubung jembatan di kawa- san itu, yakni Tonton, Setokok, Nipah, Rempang, Galang, dan Pulau Galang Baru masuk kawasan FTZ. Namun hak pengelolaan lahan (HPL) ka- wasan itu belum ditentukan kerja sama perdagangan in- ternasional tersebut. "Mudah-mudahan bisa te- realisasi. Kita harus optimis," kata Lukita. (nur) Lalu apa saja fasilitas yang diberikan di dalam zona KEK? Lukita menyebutkan cukup banyak dibandingkan fasilitas di FTZ atau luar zona KEK. Fasilitas perpajakan misalnya, di zona KEK akan ada pem- berian fasilitas PPh Badan. Antara lain berupa investment allowance, percepatan amor- tisasi, pajak deviden, tax ho- liday, dan lainnya. (Selengkap- nya lihat grafis, red). Lukita menguraikan, pajak penghasilan (PPh) untuk ke- giatan utama yang menda- patkan fasilitas tax holiday di zona KEK, pengurangannya bisa mencapai 50-100 persen selama 10-25 tahun untuk investasi lebih dari Rp 1 tri- liun. Jika investasi lebih dari Rp 500 miliar, bisa mendapat- kan pengurangan PPh sebesar 50-100 persen dalam jangka waktu 5-15 tahun. Sementara untuk KEK tertentu, nilai in- vestasi dibolehkan di bawah angka Rp 500 miliar. Sementara di luar kegiatan utama dapat fasilitas tax al- lowance berupa pengurangan penghasilan netto 30 persen selama 6 tahun. Kemudian penyusutan dipercepat, PPh atas deviden sebesar 10 persen, dan kompensasi kerugian 5-10 tahun. Untuk PPN dan PPnBM, fa- silitas dan kemudahan yang diperoleh di zona KEK antara lain; impor tidak dipungut, pemasukan dari tempat lain dalam daerah pabean (TLDDP) Bobot tubuh sebesar itu membuat Luis Manuel kesu- litan bergerak. Dia tak bisa merangkak, apalagi berdiri tegak sambil berpegangan layaknya bayi seusianya. Ibu dan ayah Luis Manuel menga- ku sering kali kelelahan jika tannya dengan jaringan tero. Izin Berlayar Dipersulit Sambungan dari hal 1 ris sudah mengerahkan jajaran untuk antisipasi dan mening- katkan kewaspadaan," ucap- nya. Pengamat Terorisme Al Chai- dar menuturkan, untuk du- gaan pembakaran Polres oleh kelompok teror merupakan modus baru. Biasanya, ter- duga teroris itu menyerang aparatnya. "Dilihat dari mo- dusnya memang kemungkinan besar merupakan aggota kelompok teroris," jelasnya. Ada sejumlah kesamaan antara penyerangan di Polres Dharmasraya dengan aksi teror di tempat lainnya. Di antara- nya, kelompok teror menyerang kantor polisi atau polisinya serta, penyerang mengguna- kan apapun sebagai senjata baik pisau dan panah. "Ini cocok dengan imbauan pe- tinggi ISIS," ujarnya. ke KEK tidak dipungut. Ke- mudian pengeluaran dari KEK ke TLDDP juga tak dipungut PPN dan PPnBM. Transaksi dengan pelaku usaha di KEK juga tak dipungut PPN dan "Bahkan kami tak mengenal keduanya (Franz dan PPP, red). Ini sangat aneh," katanya. Kasus klaim kepemilikan dan jual beli kapal ini akhirnya bergulir ke meja hijau. Raef atas nama perusahaannya, Bulk Blacksea Inc, menggugat PT PPP dan Franz Tiwow. Dan akhirnya Pengadilan Negeri (PN) Batam memutuskan ba- hwa jual beli kapal oleh PT PPP ke Franz Tiwow ilegal. Sehingga PN Batam meme- nangkan pihak Raef. PPnBM. Dalam hal kepabeanan, dari KEK ke pasar domestik, tarif bea masuk hanya mema- kai ketentuan surat keterang- an asal (SKA). Tak hanya itu, kepemilikan properti bagi orang asing atau badan usaha asing dibenarkan di KEK. Baik berupa rumah tapak atau satuan rumah susun. Pemilik hunian/properti di- berikan izin tinggal dengan Badan Usaha Pengelola KEK sebagai penjamin. Juga dibe- rikan pembebasan PPBM dan PPN atas barang sangat mewa (luxury). Keputusan PN Batam itu tertuang dalam surat Nomor 75/PDT.G/PLW/2017/PN.BTM. Dalam putusannya PN Batam menyatakan kapal telah di- angkat sita dan dibuktikan di dalam putusan tersebut semua dokumen transaksi antara Franz dan PPP sebagian besar tidak bisa dipertanggungja- wabkan. Antara lain pengika- tan jual beli di notaris, surat kuasa jual palsu, kwitansi, serta pemeriksaan dokumen- dokumen lainnya. "Saya tidak pernah membe- rikan kuasa kepada PT PPP, jadi surat kuasa palsu. Dan katanya waktu itu transaksinya di Singapura. Padahal pada saat itu dengan paspor saya sebagai buktinya, saya tidak berada di Singapura. Dan perlu diingat kami dimenang- kan pengadilan dalam kasus ini," katanya. Dengan dimenangkannya Bulk Blacksea Inc di PN Batam, harusnya pihak Syahbandar mengeluarkan port clearance. Bukan malah menyandera kapal tersebut. Ini sesuai dengan dengan UU Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pe- layaran di dalam Pasal 222 yang menyatakan syahbandar tidak dapat menahan kapal tanpa perintah pengadilan. "Saya tidak meminta syah- bandar untuk membela kami. Saya hanya minta syahbandar bekerja berdasarkan hukum dan undang-undang. Beker- jalah sesuai dengan tugas dan wewenangnya," katanya. Dengan undang-undang tersebut, kata dia, seharusnya syahbandar tidak boleh me- nahan kapal. "Kalau ada kesa- lahan kami, tunjukkan pada kami apa salah kami. Jangan mempersulit kami," tegasnya. Ia mengaku awalnya senang dengan Indonesia karena pe- merintahan Presiden Joko Widodo yang konsen mengembangkan poros ma- ritim. Tetapi dengan kasus seperti ini, maka justru akan membuat Batam mendapat sorotan publik dan investor. "Kami ke sini membawa uang. Kami memperbaiki kapal Selain itu, dengan KEK, pen- gusaha di sektor pariwisata, ketenagakerjaan, keimigra- sian, pertahanan, perizinan, dan lainnya akan banyak mendapat kemudahan dan insentif fiskal. Masih banyak fasilitas dan kemudahan lainnya di KEK yang tak didapati di FTZ. Ter- masuk tak adanya larangan mendirikan Univesitas Inter- nasional dan Rumah Sakit Internasional di KEK. "Tidak ada daftar negatif investasi," kata Lukita. Lukita juga memastikan, zona KEK nantinya tidak akan ada pagar. Ia mengaku sudah berbicara dengan Dirjen Bea dan Cukai (BC) kalau kon- disi tersebut bisa diatasi dengan Bayi 10 Bulan Sebesar Anak 8 Tahun Sambungan dari hal 1 harus menggendong buah hatinya tersebut. Kalau ingin menggunakan stroller, me- reka harus memilih yang benar-benar kuat. "Dia pernah saya taruh di stroller, lalu ba- gian tengahnya patah," kata Gonzales, sang ayah. Berdasar serangkaian tes, bayi yang tinggal di Tecoman, Ne- kami di Batam, tetapi malah diperlakukan seperti ini. Men- urut saya, ini sangat meng- ganggu investasi di Batam," katanya. Terkait pergantian nama kapal yang selama ini diper- masalahkan oknum tertentu, Raef mengatakan bahwa se- suai ketentuan, bahwa nama kapal boleh berubah tetapi IMO atau nomor register ka- pal tak boleh berubah. IMO kapal tersebut tetap, yakni IMO 8701519. "Ini kasus perdata. Ini awal- nya karena kami dengan PT Drydocks ada permasalahan utang piutang dan ini sudah selesai. Kami sudah bayar jasa perbaikan. Tetapi tiba- tiba ada yang mengklaim ini kapalnya. Sangat aneh," ka- tanya. Ia juga mengaku kecewa dengan pihak-pihak tertentu yang mengatakan bahwa pi- haknya mencoba membawa lari kapal tersebut. Menurut dia ada upayan menggiring opini publik. "Saya tidak akan berlaku seperti itu untuk harga kapal saya yang nilainya jutaan do- lar. Tetapi kami harus cek mesin. Siapa yang akan me- rawat kapal itu," katanya. Oleh karena itu, ia berharap Kepala Kantor KPLP Batam, Bambang Gunawan, segera mengeluarkan port clearance. Paling tidak memberikan ala- san kenapa tidak mengeluar- kan dokumen tersebut. "Saya sudah ke Belawan, ke Jambi, Tanjungpriok, Merak, dan daerah lain di Indonesia. Kita dijamu dan diperlakukan sangat baik. Heran di Batam yang ekonominya lagi terpuruk malah dipersulit," katanya. Ia berharap pihak berwajib bisa turun tangan menanga- ni masalah ini. Termasuk menyelidiki sepak terjang Bambang selaku Kepala KPLP Batam. Batam Pos Kuasa hukum Raef, Niko Nixon Situmorang, membe- narkan jika kliennya pernah terlibat utang piutang dengan PT Drydocks World Pertama. "Permasalahan ini sudah se- lesai, dan Drydocks sudah mencabut laporan karena sudah damai. Kami sudah bayar semua. Ini masalah bis- nis." katanya. Ia menuding ada upaya penyalahgunaan wewenang (abuse of power) oleh Kepala Syahbandar Bambang Guna- wan. Ia menilai Bambang mengabaikan perintah undang- undang. Dan sesuai instruksi dari Raef, dalam waktu dekat Nikson akan mengajukan tun- tutan dan akan melaporkan Bambang ke polisi. "Kalau ada surat perintah sistem yang dimiliki oleh BC, sehingga lebih mudah men- gontrolnya. Nantinya, semua barang- barang produksi yang masuk maupun keluar dari zona KEK akan terdata di sistem BC, sehingga potensi kebocoran bisa dideteksi. Tidak adanya paksaan relo- kasi industri maupun pendu- duk, tidak adanya pagar, dan lainnya, membuat penerapan KEK di Batam tidak akan ber- biaya mahal seperti yang di- hitunga berbagai kalangan. Juga tidak akan menimbulkan risiko tinggi seperti yang dik- hawatirkan. Lalu bagaimana dengan ke- butuhan konsumtif di zona KEK dan di luar zona KEK? Lukita mengatakan, sepanjang menyangkut kegiatan pro- duksi atau kegiatan di zona KEK, semua akan tetap bebas pajak, Bea Masuk, dan pajak lainnya sebagaimana yang diatur dalam UU KEK dan peraturan turunannya. Sementara di luar zona KEK, sepanjang masih berkaitan dengan proses produksi atau kegiatan industri, tetap menda- patkan fasilitas pembebasan pajak dan lainnya. Namun khusus untuk barang konsum- tif di luar peruntukan industri, akan dikaji kemudian. "Kita lihat sekarang dengan FTZ mestinya semua kebutuhan bahan pokok murah, tapi nyatanya sama saja dengan daerah lain yang tak punya FTZ. Tapi nanti akan kita kaji lagi," katanya. (leo/cha/nur) gara Bagian Colima, Meksiko, itu diduga terkena prader- willi syndrome. Jika benar, Luis Manuel membutuhkan suntikan hormon seharga USD 555 (Rp 7,5 juta) untuk satu kali injeksi. Padahal, Gonzales hanya bekerja di pabrik minu- man dengan gaji setara Rp 2,7 juta per bulan. (jpgroup) dari pengadilan untuk mena- han kapal klien saya, maka klien saya tidak akan menuntut. Dan sesuai undang-undang pelayaran, kapal klien saya tak boleh ditahan. Di sini ada penyalahgunaan kewenangan, dan akan dituntut," katanya. Ketua Kadin Batam Jadi Ra- jagukguk juga mengaku ke- cewa dengan tak kunjung dikeluarkannya port clea- rance untuk kapal tersebut oleh Syahbandar. Apalagi su- dah ada putusan dari Penga- dilan Negeri Batam. Menurut- nya, Syahbandar harus be- kerja atas nama undang-un- dang. "Kalau memang ada perintah dari pengadilan, silakan. Ka- lau memang tidak ada, ya memang harus dikeluarkan. Ini menjadi hambatan untuk investasi di Batam. Kita harus memberikan kepercayaan kepada investor untuk datang ke Batam," katanya. Menurutnya, pihak yang memberikan kontribusi untuk perekonomian Batam harus didukung, bukan malah dip- ersulit. Ia berharap semua pihak harus berupaya mening- katkan investasi di Batam. Ini sesuai dengan apa yang men- jadi visi dan misi dari Presiden. Indonesia Jokowi. "Saya berharap, Pak Raef bisa datang ke Kadin untuk menyampaikan masalah ini. Tetapi intinya, Syahbandar harus ikut menjaga iklim in- vestasi di Batam," katanya. Anggota Komisi II DPRD Kota Batam Uba Ingan Sigaling- ging menyayangkan kejadian tersebut. Ia berharap kasus seperti ini tidak terjadi di Ba- tam mengingat Presiden Jo- kowi menggaungkan peng- embangan poros maritim. "Bagaimana kita mewujud- kan pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen kalau investor dipersulit. Kalau saya tegas, copot Bambang. Ini sudah mengangkangi undang-un- dang," katanya. Menurutnya pemilik kapal tersebut sudah memberikan kontribusi untuk Batam dan Indonesia. Misalnya dengan pembayaran pajak dan kon- tribusi lainnya. "Mereka mem- berikan pekerjaan untuk warga Batam, masa mereka pemilik kapal tidak bisa me- lihat kapalnya. Mari kita sama- sama jaga investasi di Batam. Jangan malah kita membuat investor ragu berinvestasi di Batam," katanya. Sementara itu Kepala KPLP Batam, Bambang Gunawan, tak kunjung memberikan ja- waban terkait kasus ini. Be- berapa kali dihubungi, Bambang tidak menjawab. (ian) cmvi Batam Pos BRA Tri Ana, Pemenang Undia Rasa Capek Tri Ana Pancawati mampu menyelesaikan berb belanjaannya sekaligus stiker bonusnya hany dalam waktu kurang dari tujuh menit di Famil Shopping (Famshop) minggu ini. Seperti ap: keseruannya, berikut ulasannya. GALIH ADI SAPUTRO, Lubukbaja TRI Ana Pancawati menga- jak suaminya, M Ali Sabri dan anaknya, Wahyu Hidayat di Hypermart Nagoya Hill (No- hil), Lubukbaja, Sabtu (11/11) sore. Sebelum dimulai, Tri diara- hkan panitia Family Shopping (famshop), Cindy, mengenai tata cara ikut program famshop yang digelar Batam Pos be- kerja sama dengan BPR Se- jahtera Batam (SB) tiap se- minggu sekali ini. Tri disarankan agar tak mengambil barang belanjaan di atas harga Rp 20 ribu. Pe- serta hanya diperbolehkan mengambil satu item barang pada produk yang sama. Pa- nitia juga menjelaskan soal bonus Rp 250 ribu yang ter- simpang di antara produk Bat tertentu. "Fokus saja mencari barang belanjaan sesuai petunjuk yang kami jelaskan, jangan melebihi harga yang kami tentukan, sembari mencari stiker bonus yang tertempel di salah satu produk. Bila waktu masih tersisa, lanjutkan berbelanja. Bila bonus didapat, total modal belanjanya Rp 750 ribu," ujar Cindy. Usai mendapat pengarahan, Tri Ana dibantu suaminya, M Ali Sabri dan anaknya, Wahyu Hidayat diperbolehka nyurvei terlebih dahul pat belanjaan di setiap lorong rak barang di Hy art Nagoya Hill. Usai menyurvei, pesem tinggal di Perumahan bela Blok G7 Nomor mkota ini kembali ke ga yang ditentukan paniti hop. Kali ini waktu ya berikan peserta far untuk berbelanja, d menit. Begitu semu panitia famshop me aba-aba dimulainya fa dengan membunyikan toa. Begitu sirine berbur Ana kali ini bertugas cari barang belanjaan tu anaknya. Sedangka minya bertugas men troli belanjaan. Lorong pertama yang suki adalah lorong ya nyediakan aneka aneka deterjen pelem pewangi pakaian. Tri m bil salah satu produk d pelembut pakaian. Tri kembali berlari r lorong yang menye aneka produk susu kemasan kaleng. Tri n salah satu produk susu kemasan kaleng dan sukkannya ke lori be TELAH MENINGGA SUA ANAK LAKI-LAKI: 1. LIM CIE SENG/ 2. LIM CIE LIONG/ 3. LIM CIE HENG/ 4. LIM CIE KIONG/ 5. LIM CIE BUN/ 6. LIM CIE PING/ET/SUGIANT 7. LIM CIE XIANG/#/ASONO CUCU DALAM LAKI-LAKI: LIM ENG DIE / LIM ENG GIAP / 林荣业 LIM ENG HUA/林荣华 LIM ENG HAN/ LIM ENG TUAN/1 LIM ENG GUAN/ LIM ENG SING/### LIM ENG CHAI / 林荣财/EKA LIM ENG TEK/#/EDDY LIM LIM ENG HONG / LIM ENG HAO/** LIM HOK CUI (SUSANTO) LIM ENG PIEN (SURYANTO)