Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Kedaulatan Rakyat
Tipe: Koran
Tanggal: 2021-04-09
Halaman: 13

Konten


JUMAT KLIWON, 9 APRIL 2021 (26 RUWAH 1954) Kaca Sasa Melawan Waktu ▪ Cerma: Nadya Fatkhey Jannah "" K bangun duluan, Sasa boleh nonton SATU episode drama Korea. ALAU dalam seminggu ini Sasa berhasil Ingat, ya. Hanya satu. Habis itu, Sasa belajar. Mama dapat laporan dari Bu Nuri kalau nilai-nilaimu juga turun sejak ujian tengah semester kemarin. Kalau terlambat bangun, Sasa bantu Mama dan Mbak Yati bersih- bersih rumah," jawab Mama panjang lebar. "Hmm.. Sasa pikir dulu. Lah, Darel bagaimana? Memangnya dia enggak juga?" Sasa melihat adiknya yang sedang tiduran di sofa. Sebenarnya Sasa mencari teman, sih. Hehehe. "Adikmu bangunnya selalu pagi, kok. Kalau dia mulai malas juga nanti Mama beri seperti ini. Mau, ya?" tanya Mama sekali lagi. "Darel nanti kalau mulai malas Mama beri challenge juga, ya?" Mama bertanya kepada Darel. Darel mengacungkan jempolnya, setuju. Oh, informasi sedikit. Darel ini masih SD kelas 3, sementara Sasa sudah SMP kelas akhir. "Ya, baiklah. Sasa mau. Tapi kalau Mama bangunnya telat gimana?" "Nanti seminggi ini Ma tidak ikut kumpul bersama teman-teman Mama, deh. Mama membantu Mbak Yati saja V 9 8 11 ILUSTRASI JOS MYVVYM VMVY ИИИММИ KAWANKU ARENA KREASI ANAK MARI MENULIS Sayap Indah Indah seperti pelangi Merah, kuning, biru VMWMMM MYKSYVUR VIIVANI MEYAZINZ Aku ingin menangkapnya Tapi tidak berhasil Karena dia beterbangan Ke sana ke mari M 12 member sihkan rumah. Biasanya Mama 'kan hanya bagian cuci piring dan mengelap perabotan. Bagaimana?" "Oke!" Pelajaran di hari Senin ini berakhir pukul 12 siang. Sekarang, Sasa tinggal mengerjakan tugas yang tadi diberikan. Beruntungnya hari ini hanya matematika dan fisika yang ada tugas, sisanya hanya materi. Tugasnya juga hanya sedikit, satu sampai lima nomor saja. Sejak tadi saat sarapan diberi tantangan oleh Mama, Sasa berniat untuk menjadi lebih produktif dan bertekad untuk tidur jam 9 malam. Lalu bangun subuh untuk belajar sedikit. Namun 6 5 Liquisa Tsabita Salsabila Kelas 3 SD Ilmu Bina Selamat (IBS). MARI MENGGAMBAR ILUSTRASI JOS 1 0000 0 80000 0. 00 0°8 tentunya itu tidak instan, semuanya bertahap. Untuk mengakhiri hari ini, Sasa berniat untuk tidak menonton drama yang baru dirilis itu. Ketinggalan satu episode juga tidak akan mengubah dunia, batin Sasa. 2 3 Malamnya Sasa betulan berusaha keras untuk tidur jam 9 malam tepat. Sasa melihat grup chat teman-temannya. Semuanya membahas episode hari ini. Katanya, Nam Do-san ganteng banget, blablabla Sasa tidak mau melihat spoiler. Tidak bisa. Dia lebih suka yang membuatnya terkejut. Ting! Alisa sent a voice message. Ting! You were mentioned. "Aduuuhh.." Sasa sambil meram-meram membuka grupnya dan langsung scroll ke bawah. Memutar pesan suara CERNAK I sebuah rumah, hiduplah D seorang anak kecil bersama keluarganya. Ia bernama Andi. Andi adalah anak kecil yang sangat nakal. Meskipun masih kecil, Andi anak yang berani, suka dengan kotor, dan tidak pernah menjaga kebersihan. Saat ini Andi dan keluarganya tinggal di kota. Dan sekarang adalah hari ke tiga ia berada di rumah sendirian. Ayo Kirimkan Karyamu! A YO kirim karyamu di Rubrik KACA - Kedaulatan Rakyat, edisi Jumat untuk siswa- siswi SLTP-SLTA. Kiriman naskah bisa berupa: Opini tema aktual - Siswa Bicara, puisi - Parade Karya, cerita remaja, profil siswa-siswi berprestasi. @Cantumkan identitas diri, nama penulis, sekolah, kontak HP/WA, email, nomor rekening. @ Materi tulisan - foto difile sendiri-sendiri. Naskah yang dimuat ada honorarium. @Materi dikirim ke kedua email: jayadi.kastari@gmail.com, jayadikastari@yahoo.com. Terima kasih. (Redaksi KACA - KR) Pada hari itu, sebelum sarapan, sesuatu yang ajaib terjadi di dapur. Semua perkakas di sana hidup dan bisa berbicara. "Wah, kita sebentar lagi akan dijadikan sebagai tempat nasi, telur, rendang dan lainnya oleh Andi. Aku sangat takut!" tiba-tiba Piring berseru sambil menunjukkan ekspresi ketakutan. dari Alisa "SASA MANA, NIH?!?! BIASANYA DIA PALING HEBOH." Segera Sasa menjauhkan ponselnya, dia agak menyesal karena volumenya ia besarkan sehingga suara Alisa jadi besar sekali. Buru-buru Sasa mengirim stiker yang gambarnya tertawa. Lalu ia mematikan ponselnya, segera mencuci muka, kaki, dan sikat gigi. Kemudian berbaring di tempat tidur. Sasa berusaha tidur, dalam hatinya ia bertekad. Besok akan menghabiskan dua episode sekaligus. Oleh karena itu, Sasa harus tertidur sekarang agar bisa bangun pagi. 8º9* Esoknya, Sasa bangun jam enam. Kesiangan juga, sih. Tapi setidaknya lebih cepat satu jam dari kemarin. Sasa segera mandi dan sarapan. Sasa melihat Mama di ruang makan. "Wah, sudah bangun?" Mama berseri-seri. (1 Yustinus Christian Kelas 3 SD Kanisius Bantul, Jalan Mangga Badegan Bantul. "Tidak terlambat, kan?" "Tidak. Yuk, sarapan!" Sasa tersenyum. Hari ini ia bisa nonton drama! "Kenapa, Piring? Apa yang membuat kamu ketakutan? Bukankah sudah sepatutnya kita memang dijadikan tempat makanan oleh manusia?" Mangkok bertanya, merasa heran kepada Piring. "Aku tidak mau digunakan oleh Andi! Lihatlah, sebelum ibunya pergi jumlah kami ada 10. Tapi sekarang, tinggal aku dan satu temanku ini, aku sungguh tidak mau digunakan olehnya!" jawab si Piring penuh dengan rasa cemas. *** *)Nadya Fatkhey Jannah, siswi SMAN 9 Yogyakarta Kepada Redaksi KACA "Loh, memangnya kenapa?" sahut si Sendok, yang justru semangat saat ia akan digunakan untuk makan nanti. "Aku takut, bagaimana nanti kalau tidak dicuci seperti teman- temanku. Tubuhku dipenuhi minyak dan lemak. Aku tidak suka noda yang sulit hilangkan di tubuhku. Dan aku meragukan Andi! Karena dia...." Sebelum Piring ILUSTRASI JOS ILUSTRASI JOS Parade Puisi Corona Karya: Puan Maharani Jasmine Virus asal Wuhan, China Menggemparkan satu dunia Menimbulkan banyak korban jiwa Andi dan Perkakas Dapur Oleh: Mohamad Adib Rifai tiba-tiba semua piring telah kotor semua. Bahkan mangkok dan perkakas dapur yang lainnya pun ikut kotor. Padahal tidak ia gunakan. Dalam keadaan seperti ini masih saja ada hoax yang tersebar Membuat kepanikan yang tidak wajar Dunia ini sedang bermasalah la membutuhkan pertolongan Bukan amarah ILUSTRASI JOS Apalagi prank sembako sampah Semua kegiatan dilakukan di rumah Agar masyarakat tidak semakin gelisah Dengan virus corona yang semakin mewabah Tolong patuhilah! Bukanya malah keluyuran tiada arah Semua merasakan, semua terdampak Bukan hanya kamu saja Tapi kita semua *) Puan Maharani Jasmine Siswi SMAN 2 Wates Sebuah Rasa "KEDAULATAN RAKYAT" Karya: Qotru Elnada Attahera S Berawal dari sebuah canda. Hingga akhirnya salah satu diantaranya jatuh cinta. Diam-diam memendam rasa. Tanpa diketahui oleh pihak lainnya. Diam-diam memperhatikan. Yang tanpa disadari membuat terukirnya senyuman. Tidak terasa satu tahun lewat begitu saja. Dengan perasaan yang masih sama. Hati pun mulai lelah dan mencoba melupakan. Namun semakin mencoba untuk melupakan. Justru semakin teringat jelas dalam ingatan. Semakin hari, semakin mengerti. Semua ini bukan perihal melupakan. Tetapi tentang mengikhlaskan. Tanpa harus melupakan. menyelesaikan perkataannya tiba-tiba Andi telah berada di depannya. Piring spontan memekik ketakutan. "Matilah aku, pasti aku akan digunakan," gumam si Piring. *) Qotru Elnada Attahera S SMAN 1 Sewon Dan benar saja Andi langsung mengambil Piring tadi. la lekas menuang nasi dan lauk yang akan ia makan di atas Piring. Kemudian dibawanya Piring yang sudah penuh dengan makanan ke meja makan. Dengan lahap, Andi cepat menghabiskan makanannya itu. Lalu setelah makan, ia kembali melakukan perbuatan yang tidak disukai oleh perkakas dapur. Andi tidak segera mencuci Piring, tapi langsung diletakkan begitu saja dan ditinggalnya pergi bermain. "Huhuhu..." si Piring terisak. Sejak awal ia memang sudah tidak ingin digunakan. Karena tahu pasti dirinya tidak akan dicuci oleh Andi. "Ih, lihat saja nanti malam kau akan kuberi pelajaran," kata Piring dengan rasa marah. Pada sore hari Andi baru pulang bermain dari rumah temannya. Dia tidak kelihatan lapar karena tadi ia sudah makan di rumah temannya. Maka tanpa pikir panjang dan waktu telah menunjukkan pukul 16.30 WIB. la segera mandi. Namun Andi mulai kelaparan saat makan malam tiba. Karena memang sudah waktunya makan. Ketika dia telah berada di dapur dan ingin mengambil piring yang tadi dipikirnya masih tersisa satu buah, HALAMAN 13 Q Andi tidak tahu kalau semua itu tidak terjadi secara kebetulan, melainkan hasil kerja sama antara Piring dan teman-teman perkakas dapur. Yang merasa sudah dipelakukan tidak baik oleh Andi. Tidak mencuci perkakas dapur sehabis digunakan adalah perbuatan yang keterlaluan. Seharusnya Andi tidak demikian. Andi mulai kebingungan. Ia tidak tahu bagaimana caranya agar ia bisa makan. Karena sudah tidak ada lagi perkakas dapur yang bisa digunakan. Ia lantas menangis sejadi-jadinya. "Ayah, Ibu. Andi minta maaf. Andi berjanji, Andi akan rajin mencuci piring setelah makan. Juga mencuci semua perkakas dapur selesai dipakai. Serta rajin menjaga kebersihan. Pokoknya Andi berjanji." Setelah menangis karena perasaan bersalah dan menyesal. Andi memilih tidur dalam keadaan lapar. Namun mendengar penyesalan dan janji yang diucapkan Andi yang ingin berubah menjadi baik, apalagi tangisan Andi terlihat sungguh-sungguh, Piring dan perkakas dapur lainnya pun jadi tidak tega. Mereka sepakat untuk membersihkan badannya sendiri dengan bantuan air, cairan pembersih, dan spons. Mereka akan selalu siap menjadi wadah makanan untuk Andi. Maka untuk menghibur Andi agar tidak lagi bersedih, keesokkan harinya Piring menyuruh Garpu membangunkan Andi dengan menusuk-nusuk pelan lengan Andi. Hingga ia terbangun dan merasa sangat lapar. Kemudian Andi bergegas ke dapur untuk makan. Dan berniat untuk mencuci semua perkakas dapur yang kotor. Namun setelah berada di ruang makan ia melihat sebuah keajaiban yang tidak biasa. Semua perkakas di dapur telah bersih dan terlihat cemerlang. Dalam hati Andi akan kembali berjanji kalau ia akan merawat perkakas dapur dengan sebaik-sebaiknya. Melihat perubahan sikap Andi semua perkakas dapur terlihat bahagia. ***** Mohamad Adib Rifai, Kelas Puisi Alit (KEPUL) Pelajar SMKN 2 Demak.