Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Analisa
Tipe: Koran
Tanggal: 1997-02-05
Halaman: 09

Konten


HIDUP itu sebenarnya apa sih? Sering kita bertanya lagi se- telah semua dugaan rasanya sa- lah. Yang benar buat kita belum tentu buat orang lain. Iya kan? Meski kemutlakan hidup berada pada kekuasaanNya, kita bilang itu nasib toh masih harus tetap di perjuangkan. Kita bilang teka-teki toh begitu mudah ditebak. Semua nya serba abstrak. Apa yang di- rasa belum tentu sesuai dengan buktinya. Lain yang dikira bisa jadi lain dengan kenyataan. Hing ga tak heran di antara kita ada yang kemudian bilang "Hidup itu berjalan terus. Biarkan saja meng alir, suatu ketika pasti sampai". Ringan banget. Enak ya? Sampai sih sampai, tapi ke mana ? Nggak tahu tuh, karena setiap orang kan memiliki pola laku dan keinginan masing-masing. Orang bijak berkata hidup ini seperti se- buah sandiwara. Di dalam kehi- dupan kita memerankan berbagai karakter. Ada sedih, ada gembi- a. Juga ada yang baik dan ada yang jahat. Begitulah kehidupan ini ter- cipta selalu dengan menghadirkan dua masalah yang saling berla- wanan. Satu bertujuan baik dan satu lagi mempunyai tujuan yang merugikan. Itulah hidup. Kita ha- rus bisa memilih satu di antara dua yang ada. Kalau yang kita pilih itu se- suatu yang mempunyai sifat dan tujuan yang merugikan dan terus kita jalani, maka kita harus siap menanggung segala risiko dari ke- rugian tersebut. Sebaliknya yang kita jalani dalam hidup adalah menempuh hal-hal yang sifat po- sitif dan punya tujuan baik, ma- ka pahala dari kebaikan itu akan kita terima. Rabu, 5 Pebruari 1997 TAMAN REMAJA & PELAJAR Enam Pedoman Melakoni Hidup Di bawah ini ada enam pedo- man yang bisa kamu lakoni da- lam menghadapi hidup ini. Ke- ne nenugnad asabi tb x ISRE 809 EWNIS C NIR L 0 I TPBMOCIT PE SIT NODGPA OSPLZ JM LAEP MDPIFIT ROURE A A Mari Asah Otak How To Solve a Search and Find Puzzle The words can be located in the diagram by reading forward, back- ward, up, down and diagonally. All words will be found in a straight line with no letters being skipped. As you find each word, circle it in the diagram and cross it off the word List. V L D DIR enam pedoman ini tentu yang ber- sifat positif dan punya tujuan baik kalau kamu laksanakan nantinya. 1. Tekun LOWA Rajin pangkal pandai, hemat T Sapa Pengasuh Jabat erat selalu! Dunia ini adalah panggung sandiwara.... Begitu bunyi lirik salah satu lagu pop yang cukup terkenal beberapa waktu lalu. Memang, dalam kehidupan sehari-hari kita tak ubahnya pemain sandiwara. Hanya saja, masing-masing mendapat "peran" yang berbeda. Tinggal bagaimana kita melakoni peran tersebut. Kali ini Su Ie SS menuliskan enam pedomannya untuk kalian. Seorang ayah, meski dalam kesehariannya tidak begitu dekat dengan anak-anaknya dibanding ibu, namun tetap merupakan tonggak utama keluarga. Bagaimana kalau beliau pergi meninggalkan kita? Ikuti cerpen karya Sri Nila Ksw ini. Oya, tak lupa kami ucapkan selamat Imlek dan selamat Lebaran bagi yang merayakannya. Semoga semakin mantap melangkah dan berkarya! Salam kreatif! ALCOHOL ANTISEPTIC ASPIRIN BANDAGE CANDY CAPSULE CIGARS COLOGNE COMB COTTON CREAM DIAPER pangkal kaya. Itu kata pepatah yang telah terbukti kebenarannya. Dalam rumusan hidup bisa disim- pulkan dalam satu kata lain, te- kun. Sering kita lihat ada sese- orang yang pendidikannya nggak tinggi, pengalaman juga pengeta- huannya biasa-biasa saja bisa diangkat jadi seorang pemimpin di sebuah perusahaan. Ini berkat ketekunannya yang luar biasa. Ini secara tidak langsung dan tanpa Jujur membawa kebaikan, sa- yangnya orang sering tidak memi- lihnya. Padahal dalam pelaksa- naan juga tidak terlalu sulit. Yang disadari membuat seseorang men- jadi lebih mantap dan bernilai penting, sadar diri. Kurangi geng- karenanya. 2. Sopan si! Pandang hidup ini sebagaima- na mestinya. Bukan apa-apa. Dari sini akan merebak keperca- yaan yang tak ternilai harganya. Banyak sudah pepatah dan kata mutiara tentang pentingnya sopan. Karena itu kayaknya nggak perlu deh kita kutipkan sa- lah satunya. Yang jelas, ini jadi suatu hal penting yang tidak bo- leh terlupakan. Betapa tidak, dengan sikap ini IESICOENEGGFN G H L NONOKEA NDU R 0 IEEUIXA PDUYEBM PEMH|MR|NM|NG|NK APS NMA E OA IN Q L TIIPR BUTPRHTU 02 L MDOG P L VIP Tudor ISRG NDSACISIGAJ SVYDCANFC CIAOS S I OMAER CRENI UY FLOSS GAUZE GLASS 10 DINE LINIMENT LOTION MAGAZINE MAKE UP MEDICINE MINERALS PAPER PENCILS T N Oleh: Su le SS Z N A ΜΙΑ LL P L ZAG C C O S O F E L A N S S I I C P D R E M segala hal yang dirasa sukar ru- panya jadi begitu mudah. Kare- na sopan melahirkan simpati, me- nimbulkan kekaguman. Asal ja- ngan dibuat-buat saja hingga munculin benci. Kepura-puraan memang tidak bagus. PERFUME PILLS PIPE ROMADE POWDER RAZOR SHAMPOO SOAP TALCUM TONIC UNGUENT VITAMINS (Marini) 3. Jujur Kejujuran adalah mata uang yang berlaku di mana-mana. Ka- ta ini sudah sering kita dengar, ta- pi pelaksanaannya tidak sesering kata-kata itu diucapkan. Jaman semaju apa pun, kejujuran harus tetap jadi panutan. 4. Tegar Saya adalah saya, kamu ada- lah kamu. Sungguh ini bukan kata-kata jumawa yang lahir dari keadaan, tapi sungguh memuai dari kedalaman diri. Sikap dalam menyiasati hidup bagaimanapun juga sangat penting. Nggak bisa nggak! Caranya ya memang nggak mudah karena kita bisa sa- ja diombang-ambingkan oleh ke- adaan, rintangan yang setiap saat menghadang. Kita harus siap dan harus tegar karena kehidupan me- mang selalu diwarnai berbagai masalah, pahit dan getir. Mau tak mau, sudi atau tidak harus kita hadapi. Surya Abenoug 14 c6b nisi SISMA Saat kau senantiasa hadir s'lalu kuhiraukan adamu saat kau tiada kusadar artimu padaku Mari kita terapkan lebih da- lam keenam pedoman ini dalam melakoni hidup kita yang selan- jutnya. Semoga kita benar-benar kelihatan lebih dewasa dalam ber- sikap, dan bertingkah laku. Puisi & Puisi Surya : kini, yang ada hanyalah sepi bersama godaan bayangmu. namun, sepi membawa keheningan sunyi membawa kenikmatan itu ketika kuingin sendiri Liawartini: kini kubutuhkan kehadiranmu bukan hanya bayangmu yang bermain dalam anganku. Detik-detik berlalu Kusemakin sesak Kutelusuri sudut hati Hampa Hati menjerit Kuminta jawaban Kusentuh dinding hatimu Dingin Kumasuki alam pikirmu Acuh Detik-detik berlalu Ku semakin tersiksa Cukup jawabmu Itu saja pintaku Veronika Erika : Cobalah arif memandang ke depan. Hadapi dan atasilah satu- persatu masalah yang menyulit- kan itu! Selanjutnya tidak ragu- ragu menentukan keberadaan di- ri. Ini bukan tak mungkin akan membikin kita lain dari yang lain. 5. Berani KANGEN INI Keberanian jelas diperlukan dalam menghadapi hidup. Bera- ni karena benar, takut karena sa- lah. Maknanya, kita harus siap menghadapi segala kemungkinan yang akan dan mungkin terjadi. Siapa tahu orang tua kita yang tadinya biasa-biasa saja tiba-tiba kaya mendadak. Nah, kalau kita tidak mau disebut OKB (Orang Kaya Baru), tentulah harus mam- pu menyesuaikan diri dengan se- baik-baiknya dengan keadaan se- gala yang di luar perkiraan dan bayangan. Dari kata berani di dalamnya terkandung juga pengertian tang- gung jawab, mau berkorban dan siap menghadapi segala tan- tangan. Hidup ini kan tidak sela- lu adem-ayem, tapi banyak juga segi pemberontakannya. Siap- siap saja melaju di jalur penuh li- ku. Syukur kalau justru selalu bi- sa berada di jalanan mulus, nya- man dan aduhai. 6. Sadar Ketika resah mengganggu Ketika kesal menantang Ini kunci dari segala apa yang kita jabarkan di atas. Dari sini- lah kita menyadari diri, sesadar- sadarnya. Dan buah kesadaran ini adalah sikap-sikap seperti di atas. Cuma, ada tapinya. Banyak kan orang yang nggak sesuai antara sikap dengan perbuatan. Ini yang seharusnya dan sejauh-jauhnya harus dihindari. Caranya? ****** Apalagi kalau bukan menya- dari bahwa kita tak lebih seorang makhluk ciptaanNya yang diha- ruskan berjuang menembus sisi- sisi yang ada dan mungkin kita ja- lani. Asal mau saja, tidak sulit, kok ! Di belantara dunia ini terka- dang kita seperti meraba dalam gelap. Maka, jika dijabarkan la- gi, kata sadar terkandung nilai sa- bar, ingat selalu ada di jalan yang lurus. HADIRLAH...... reement aupilesleranse grey asb notovedano pro: seseorang yang lagi mudik. Tapi.... Akankah suara-suara itu Menambah kesabaran hatiku Untuk menantinya ? Padang Bulan, 21 Ramadhan 1417 H PINTAKU SATU KEINGINANKU Ketika bimbang merambah Saat itu entah apa yang harus kuperbuat Aku tak tahu........ Aku hanya terpaku diam Merenungi diri yang hilang asa Merenungi hidup yang layu lunglai Merenungi raga yang kering kerontang Bagai orang yang tak layak hidup Menanti yang tak kunjung hadir Tapi Hanya detik-detik jam yang kudengar Hanya rintik hujan yang kudengar ANALISA Profil Mery Nasution GADIS manis kelahiran Me- dan, 26 Mei 1978 ini memang be tul-betul sarat aktifitas, baik itu sekolah, fashion dan mengikuti berbagai perlombaan maupun kompetisi. Anak kedua dari lima bersau- dara buah perkawinan bapak Syahruddin Nasution dan Ibu Zu- riyah ini memang masih tergolong muda dari segi usia namun dia su- dah masuk pada deretan remaja kreatif yang tidak membuang be- gitu saja waktu yang ada. Hal ini terlihat dari banyak- nya macam kegiatan yang telah di lakukan oleh siswi kelas III ju- rusan Sosial SMU Amir Hamzah Medan ini, misalnya aktif di se- kolah sekaligus memegang ja- batan sekretaris OSIS di SMU- nya, mengikuti perlombaan-per lombaan yang berkaitan dengan fashion dan sering menjadi pe- nyambut tamu pada acara-acara resmi seperti acara Musyawarah Nasional Ikatan Motor Indonesia (IMI) Pusat di Tiara Convention Hall Medan beberapa waktu lalu. Semenjak kecil Mery yang ber cita-cita jadi sekretaris dan foto model ini sudah menampakkan bakat dan kemampuannya ketika masih duduk di bangku SD. Ce- wek berkulit putih ini telah pula menyandang juara II lomba bu- sana muslim, sewaktu SMP men- dapat juara III lomba menyanyi dan ketika di SMU pernah juara I pada pemilihan wajah pilihan yang diadakan oleh Diskotik Fi- re di Medan. Dara cantik dengan tinggi 163 cm dan berat 43 kg ini senangnya baca komik, cerpen dan majalah serta punya hobbi renang, basket dan dengerin musik rock. Mery termasuk gadis indo yang memang tampak dari raut wajahnya, bapak Mandailing, ibu Melayu, kakek Perancis dan ne- nek Sunda, "yaaah, betul-betul sudah bercampur baurlah," ung kapnya. SETIAP kali memasuki bulan puasa, perasaanku terbagi dua -- bahagia dan sedih. Bahagia karena berjumpa bulan yang penuh berkah saat mana amal pahalanya dilipatgandakan. Namun sedih, karena pada bulan ini pula aku berpisah dengan papa tercinta. Setiap kali aku meman- jat doa, setiap kali aku berbuka dan bersahur, terasa haru, wajah papa terbayang-bayang di pelupuk mata. Aku masih duduk di kelas dua es em pe saat papa meninggalkan kami semua, kembali kepadaNya. Itu, hanya sepuluh hari ramadhan. Malam itu, papa kulihat masih juga bekerja, menyiapkan peker- jaan yang dibawanya dari kantor. "Kok belum tidur, Pa!" tanyaku saat melintas hendak ke kamar tidur. "Tidur dululah kalian, papa banyak kerjaan. Besok orang dari pusat mau datang memeriksa, jadi bapak harus menyiapkan semua laporan. Aturannya ini bukan kerjaan papa, tapi pak kepala minta dibantu", terang, papa. Setelah itu aku pergi tidur. Suara mesin tik papa terdengar dari ruang keluarga di rumah kami yang sederhana. Sesekali berhenti, lalu berlanjut lagi. Kami sudah biasa mendengar suara mesin tik demikian sebagai pengiring tidur, karena papa memang bekerja di bagian administrasi. Ketika aku terbangun sahur, pukul empat dinihari, kulihat papa masih juga menekuni pekerjaannya. "Kasihan papa... gara-gara membantu atasan harus begadang semalaman..." kataku dalam hati. Kutengok papa sudah kecapekan. "Enggak makan sahur, Pa?" sapaku sambil menu- ju ke dapur. "Ya, sebentar lagi", jawab papa pendek. Lima belas menit kemudian, papa menyusul ke dapur, ke me- ja makan. "Ayo Bang, nanti Cewek yang punya obsesi men jadi wanita karier yang mampu membagi waktu ini mengidamkan cowok yang sportif, humoris, pe ngertian dan tentunya postur tu- buhnya lebih tinggi darinya. Diakuinya, dalam bercinta yang sebentar pernah dilaluinya, ia memang betul-betul menjaga tata krama dan batas-batas hu- bungan antara lelaki dengan wa- nita yang masih dalam taraf ber- pacaran tersebut. Sehingga ia akan menampik segala tingkah pola dari lelaki yang bertindak di luar batas ke wajaran. Ketika ditanya tentang tokoh dan artis idolanya, Mery yang su- ka warna hitam dan makan bon- bon karet ini punya tokoh idola orang tuanya sendiri, tokoh kene- garaan adalah Suharto, tokoh aga ma KH Zainuddin MZ, artis dan fotomodel Cindy Crawford dan Avi Basuki, serta wanita yang di- kagumi adalah RA Kartini. masuk imsak....", ajak mama. Kami pun makan sahur bersama. Adikku, Danu tak ikut karena masih kecil sekali, belum bersekolah. Sedang makan sahur kuamati papa sangat lelah. Pelupuk matanya bengkak menahan kantuk. "Yuni, masih kuat puasa?", tanya menyentak papa lamunanku. "Tahan, Pa. Papa ini cemana, orang udah besar kok ?", balasku. "Iya, memang harus begitu. Banyak anak-anak sebaya kamu cuma puasa upacara. Kata kawan papa, puasa pejabat". "Maksudnya kayak mana, Pa?", sergahku. "Iya pula, ibu pun baru sekarang dengar.."", timpal ibu. "Puasa upacara atau puasa pe- jabat itu maksudnya puasa hari pertama, pertengahan, dan hari terakhir. Jadi katanya genap sebulan karena ada awal, tengah dan penutup!", urai papa. Kami tertawa. "Kita tak boleh begitu, Yun. Kamu dan kita semua harus puasa lengkap, sebab ini kewa- jiban sebagai muslim", tutur papa. SOBAT remaja ! Lebaran sebentar lagi akan tiba. Salah satu menjadi pemikiran sekarang ini adalah urusan pakaian mulai dari baju, rok/celana, kerudung/ jilbab, perhiasan, sepatu dan per lengkapan lain untuk dikenakan di hari lebaran nanti terutama me nerrima tamu, saat bersilaturalimi ke rumah tetangga, rekan-rekan sampai berkunjung ke rumah si doi. "Jelas, Pa. Insya Allah puasa Yuni tidak bolong kayak tahun lalu", ujarku. Selesai makan sahur, kami bercengkrama sebentar. Lalu masing-masing mengambil air wuduk. Masuk waktu subuh, kami menyelenggarakan sholat berjamaah. Papa di depan men- jadi imam, aku dan ibu sebagai Halaman 9 Mengukur Kantong Tahu Diri makmum. Setelah itu, usai berdoa, dan bersalaman, papa kembali ke me- ja kerja. Aku keluar, berkumpul dengan kawan-kawan sekampung. *** Diakui atau tidak, cukup pe ning juga memikirkannya, apakah membeli pakaian jadi atau menem pah. Selain itu menyangkut mode. Karena biasanya remaja apakah itu laki-laki atau perempuan pa ling suka mode-mode baru, sesuai psikologisnya yang ingin tampil meyakinkan lazim disebut PD (per caya diri). Kesulitan di sini bukan saja serba bingung akibat serba me nariknya mode-model baru yang dipublikasikan lewat majalah, brosur, televisi, etalase maupun mode dari kawan. Mery juga sering memakai T- shirt dan jeans serta sering non- ton film yang berbau action, jui- ce dan coca-cola adalah minuman kesukaannya. Di akhir bincang-bincangnya, Mery yang sewaktu SD pernah bercita-cita menjadi guru ini ber- pesan kepada teman-teman lain- nya supaya dapat melakukan ke- giatan yang positif selagi kita ma- sih muda dan banyak kesempat an. "Kegagalan adalah suatu ke- berhasilan yang tertunda," demi-| kian nasehatnya yang merupakan mottonya juga. Singkat cerita, pembeli itu langsung membeli dan pulang. Tapi di rumah isterinya malah marah-marah, "Burung kayak Bagi rekan-rekan yang ingin mengenal lebih dekat, surat dapat dilayangkan ke Jalan Karya Ujung, Gang Wonorejo Nomor 4 Lingkungan I Medan. "Mudah- mudahan surat akan saya balas ji-begini dibeli mahal-mahal! Uh, dasar bego sekali bapak ini!" ka disediakan prangko balasan, "Betul...," si beo nyelutuk karena memang saya senang ju- dengan tenang. ga korespondensi," ungkap Me- "Eeh... beo kurang ajar! ry. (Syukri) Sembarangan menjawab Mengapa sampai begitu? Ja wabnya karena setiap orang pada dasarnya menginginkan penampil annya meyakinkan. Orang bilang cara berpakaian dan mode dikena kan termasuk cermin kepribadian, lebih penting saat tersebut adalah lebaran yang penuh seremoni dan tradisi berasal dari adat-istiadat, ajaran agama maupun tradisi ke lompok remaja. Oleh : Henny dengan membeli sesuka hati tan- pa batas, karena perilaku tersebut cenderung akan menjerumuskan kita pada perbuatan syetan. Apa lagi yang akan dihadapi adalah hari besar keagamaan yang berarti setiap perbuatan dan sikap harus senantiasa berpatokan pada ajaran agama itu sendiri. Jelasnya menyambut dan meme riahkan lebaran ini kita berusaha semaksimal mungkin untuk mela koninya secara ceria, penuh makna dan tidak kehilangan hakikat dari perayaan itu sendiri, yaitu silaturahmi melalui saling mengunjungi saling memaafkan terhadap kesalahan dan khilaf sekaligus mempererat tali persau daraan di antara kita. TERBATAS Dalam memenuhi selera dan guna memaksimalkan penampil an tersebut di samping masalah- masalah telah disebutkan di atas terdapat problem umum dihadapi yaitu posisi kita yang masih "nebeng" kepada orang tua sehing ga kita akan dibatasi oleh dana yang diberikan. Islam mengajarkan hambanya untuk berpola hidup sederhana dan mengutamakan aspek-aspek yang penting terlebih dahulu. Agama tidak mengharuskan le baran dirayakan dengan pakaian- pakaian serba baru dan mahal. Kehidupan tidak di lebaran itu sa- ja, oleh sebab itulah kepada kita diajarkan untuk selalu menjaga diri dan melakukan perbuatan yang baik-baik. Kalau memang uang yang diberikan orang tua lebih dari cukup alangkah bi- jaksananya diberikan kepada sau dara-saudara kita yang masih kekurangan sehingga di lebaran tersebut kita sama-sama meraya kannya dengan penuh sukacita. Bagi mereka yang secara ekono mi berkemampuan hal ini tak menjadi problem sebab berapa dan kapan saja meminta orang tua akan memberi. Namun begitu, bukan bermakna hal ini dijadikan sebagai arena hambur-hamburan Papa dalam Kenangan Cerpen: Sri Nila Ksw KEMBALI dari main-main, ini. Karenanya aku sangat was- kulihat Honda Super 800 papa was. Niatku untuk berangkat masih di dalam. Biasanya, pagi- sekolah pun kuurungkan. pagi sudah dikeluarkan untuk "Sekolah sajalah, Yun...", tegur dipanaskan mesinnya. "Papa ibu. "Enggaklah, Bu. Papa 'kan mana, Bu?", tanyaku pada ibu. lagi sakit?", kataku. "Apa enggak kerja ?", menjadi pandangan hidup dan pola perilaku sehingga keber adaan kita sebagai remaja terken dali. Bukan remaja dikuasai oleh nafsu-nafsu diuniawi. Hendaklah kita menjadikan diri sebagai in- dividu membawa manfaat kepada orang lain dan menjadi contoh teladan yang baik. Masih banyak saudara kita yang kurang beruntung tapi mem punyai keinginan untuk bersuka cita. Di sinilah kita sebagai se orang yang beriman dan melaksa nakan ajaran agama diharuskan bersikap toleran, diwujudkan melalui sikap saling menolong dan berbagi kegembiraan. Aku mengira, papa sakit biasa. Masuk angin. Itu setelah papa keluar ke kamar mandi untuk muntah yang kedua. Namun setelah itu, menjelang aku hendak berangkat sekolah, kutengok papa masih terus terusan muntah. Aku takut. Tubuhnya lemas, dibopong ibu. Aku pun iku mem- bantu. Kuambil pispot, biar papa muntah dari tempat tidurnya sa- ja, tak usah ke kamar mandi lagi. Tidak pernah papa sakit seperti Lebaran bukan berhambur-ham bur duit dan berpamer-pamer pakaian baru dan mahal. Sifat- sifat seperti ini hanya akan me nyeret kita pada nafsu syetan, sedangkan syetan itu sangat di murkai Allah. Jangan lantaran sikap tak terkendali kita terje rumus dalam lembah dimurkai Allah. Sekiranyalah sikap dan per- buatan menyiratkan keberadaan sebagai seorang yang melaksana kan ajaran agama, dengan demiki an kita betul-betul keluar dari pengkaderan selama berpuasa se bulan penuh dengan baik. Banyak juga kita setelah me laksanakan puasa perilaku se hari-harinya tak karuan. Lebih memprihatinkan dihari suci tersebut mereka meluapkan kegem biraannya menenggak minuman keras. Suatu perbuatan yang sangat kontroversial, sangat dimukai dan telah menyimpang dari hakikat lebaran. "Papa masih tidur, katanya pusing, tadi muntah-muntah...", terang ibu. Aku bergegas ke kamar papa. Kulihat papa terba- ring gelisah. MA HASRAT TERPENDAM Sementara bagi kita kebetulan "jatah" diberikan orang tua pas- letup-letup sikap bijaksana dan pasan sedangkan keinginan me mempergunakan apa yang ada mesti diterapkan. Dengan demi kian tidak terjadi frustasi. Banyak kejadian akibat uang yang diberikan orang tua terbatas ia kehilangan kontrol, apakah itu diluapkan dengan cara ngambek, menangis, mengurung diri di kamar, mogok bicara dan makan atau tidak jarang nekad kabur dari rumah. Mengapa sampai be gitu? jawabnya lantaran orang ter sebut memiliki hasrat terpendam yang tinggi tapi kenyataan dihadapi tidak mendukung. Dari sikap demikian boleh disebut wa- sudut psikologi remaja sifat dan jar sebab seperti telah disinggung sebelumnya setiap remaja ingin tampil maksimal. Maka wajar sa- ja ia kecewa kalau realita yang dihadapi tak sesuai. Di sinilah karakter keremajaannya yang keras hati, egois dan belum se penuhnya memahami keadaan sangat kentara. 1 Kita dituntut untuk memahami dan menerima keadaan sehingga tidak ada kekecewaan manakala harapan dengan kenyataan tidak sesuai. Hendaklah dalam berbe lanja tersebut kita mengukur kan- tong, dengan demikian dapat ditentukan mana harus dibeli. Ke cuali memang kita itu sudah mampu menghasilkan uang maka segala sesuatunya bebas, tapi dalam keadaan sekarang terikat oleh besar-kecilnya keuangan yang diberikan orang tua. HUMOR BEO PINTAR Di pasar burung, seorang pedagang tengah memuji-muji kehebatan burung beonya kepada seorang calon pembeli. (Pauline, P.Siantar) HUKUMAN Baru saja guru akan memulai pelajaran, seorang murid mengacungkan tangan. "Ini beo ajaib dan pintar. Dia bisa mengucapkan kata "betul" dan "tidak", padahal kata-kata itu baru saya ajarkan tadi pagi!" "Ah, masak?" ujar calon pembeli tak percaya. "Betul...!" burung beo itu menjawab. Murid: Pak Guru, bolehkah menghukum seseorang untuk yang tidak dilakukannya? sesuatu Guru: Tentu saja tidak boleh. Kenapa? tidak Murid: Saya "Tuh, saya nggak bohong mengerjakan PR, Pak! 'kan?" ujar si pedagang dengan (Juliaty, Medan) bangganya. Guru: ??? "Tidak...," ujar si beo lagi. Melihat itu, calon pembeli yang sudah bapak-bapak itu menjadi terkagum-kagum. Prinsip kesederhanaan dan tidak menyimpang dari kaidah agama demikianlah seharusnya omongan orang!" hardik si isteri dengan penuh emosi. "Nggak tahu ya kalau orang lagi marah?" "Tidak...." "IS DEAD" Tiur: Kakek-kakek jatuh dari lantai 10, apa bahasa Inggris- nya, Bang? Togar: Nggak tahu! Jawabnya "Is dead"! Tiur: Kok begitu Bang? Togar: Ya kalau sudah setinggi itu 'kan mati? Jadi "is dead"! Bang! Tiur: Oh...rupanya kita sama (Henny, Medan) Wham S. 97 Aku duduk di ruang tengah, membaca koran pagi yang baru diantar. Tapi pikiranku sebenar- nya tidak konsentrasi. Hanya membaca judul, dan membolak balik koran. Tiba-tiba kudengar ibu berkata: "Bang, ngomonglah, Bang". Segera aku berlari, hingga koran pun tercampak. "Bang ngomonglah, Bang...", kudengar suara ibu lirih. Papa?! kataku tersentak. Kuterobos pintu kamar, Kulihat ibu memegang wajah dan tangan papa. Kulihat, wajah papa sangat dingin, tatapannya kosong. Suara dengkur terdengar lamat-lamat. Apalagi bila dalam rumah tangga bukan kita saja yang ditanggulangi, tentunya mengha ruskan kita untuk tahu diri. Hen- daknya kita tidak memaksakan ke hendak kepada orang tua agar nantinya tidak timbul kekecewaan bila tidak dipenuhi. Top hidup ini bukan untuk hari lebaran itu sa- ja, masih panjang jalan yang akan dilalui, jadi bila di lebaran sudah kandas kandasan bagaimana hari esok ?. Sekadar Tahu Naskah-naskah cerpen yang tiba di tangan kami selama Januari kemarin adalah sebagai berikut: STER Penyiar Favorit, Kekasih- ku Saudaraku, Sebuah Kata Maaf, Lukisan Cinta, Cita Jalanan, Yang Bersemi Kembali, Cinta Pertama, Cemburu Berat, Kala Senja Beranjak, Ke mana Kucari, Bapak, Cinta yang Terlambat, Di Sebuah Taman, Selembut Kasih Sayang, Yang Keren, Menyelamatkan Ria, Yang tak Terduga, Hidup, Sudah Kuduga dari Semula, Putus- nya Sebuah Harapan, Pijar Lentera, Di atas Jembatan Ampera, Irving Gadis Belgia?, Loklaga Jerat Cintaku, Cinta tak Mengenal Batas, Kenangan di Masa Lalu, Antara Kita, Malam Valentine Day, Valentine tanpa Dax, Puisi Valentine buat Mama. (Pengasuh) "Pa...papa...", tak tahan lagi, air mataku jatuh tanpa sadar. Ibu pun kulihat menangis. "Pang- gilkan dokter, Yun...", kata ibu. "Ya... ya, bu..' Aku berlari menjumpai pak Karim tetangga sebelah. Minta tolong ia menjemput dokter. Papa kulihat makin payah saat aku kembali. Tak berapa lama dokter datang bersama pak Karim. Tetangga juga ber- datangan. Dokter memeriksa. Papa kemudian diboyong ke rumah sakit. Aku, ibu, tante men- jaga papa yang belum sadarkan diri. Menjelang azan asar, mimpi buruk di perjalanan itu pun jadi kenyataan. Papa menghem- buskan nafas terakhir tanpa sem- pat berucap apa-apa. Ledakan tangis pun menggema di ruangan rumah sakit. Aku dipeluk ibu, tak lama datang kakek. Aku menangis sejadi-jadinya saat mencium papa. Keesokan hari, jenazah papa dimakamkan di pekuburan Gang Sado. ✰✰✰ MESKIPUN peristiwa itu sudah berlalu enam tahun lalu, namun sampai kini mash membekas bila aku memasuki bulan Ramadhan. Dulu sahur dan buka masih lengkap, kini tinggal aku dan ibu. Kesedihan makin terasa bila hari lebaran tiba. Aku tak dapat lagi memohon maaf kepada papa sekembali dari masjid. Lebaran pertama tanpa papa, aku hanya dapat menangis sejadi- jadinya di kamar papa, tempat mana biasa aku menyalam dan memohon maaf. Kini setelah aku tumbuh dewasa, kuihlaskan kepergian papa adalah kehen- dakNya. Selesai sholat, aku tetap memanjatkan doa agar ayah diampunkan dosanya dan ditem- patkan di sebaik tempat di sisiNya. Pada lebaran nanti, seusai sholat led, aku mengunjungi makamnya. Biasanya, tak dapat kutahan air mata ini. Ingat papa payah membesarkan dan mengasihiku. telah bersusah