Tipe: Koran
Tanggal: 1997-02-28
Halaman: 04
Konten
Jumat, 28 Pebruari 1997 Penerbit Pemimpin Umum/Pendiri Wakil Pemimpin Umum Pemimpin Redaksi/ Penanggung Jawab Wakil Pemimpin Perusahaan Managing Editor Sekretaris Redaksi Redaktur Anggota Redaksi Terbit Tarip Iklan Alamat Telepon Perwakilan Jakarta Perwakilan Banda Aceh SIUPP Dicetak Oleh : : : : : : 1 analisa Yayasan SIKAP PRESS. Harta Susanto. Supandi Kusuma. H. Soffyan. H. Ali Soekardi. Joeli Salim. Paulus M. Tjukrono. H. War Djamil. H. Amir Siregar, H. Kaharudin, H. Bahari Effendy, H. Naswan Effendi, Usman Alie, H. War Djamil, Mulyadi Franseda, H. Ismail Lubis, H. Basyir Ahzar, H. Azmi Majid (foto). M. Hatta Lubis, Mac. Reyadi MS, Budiman Tanjat, Buoy Harjo, A. Rivai Siregar, Hasan Basri Ns, Timbul O. Simarmata, Johan Jambak, Ismugiman, Idris Pasaribu, Agus Salim, M. Sulaiman, Ali Sati Nasution, Samil Chandra, M. Nur, Hermansyah, Aswadi, Faisal Fardede, Kwa Tjen Siung. Hendar Tusmin, Anthony Limtan. Seminggu 7 kali. Rp. 4.500,- per mm/kolom (umum). Rp. 3.000,- per mm/kolom (keluarga). Jalan Jend. A. Yani No. 35-43 Medan. Kotak Pos: 1481. Telex No.: 51326 ANALIS IA. Fax: (061)-514031, Telegram: ANALISA MDN. Redaksi: 556655 (2 saluran)/511256. Tata Usaha: 554711 (3 saluran)/513554. Frans Tandun, Jln. K.H. Hasyim Ashari. No. 43-A Jak. Pusat Tel. 3446609/3844339/3453912 Fax.: (021)- 363388. H. Harun Keuchik Leumiek Jalan Tgk. Cik Ditiro 106 Tel. (0651) - 23839. Fax: (0651) 23839. SK. Menpen No. 023/SK/MENPEN/SIUPP/A.7/1985. Tanggal 24 Desember 1985. P.T. KUMANGO Medan (Isi di luar tanggung jawab pencetak). Tajukrencana Penyuluhan Kebersihan MASALAH kebersihan di kota Medan akhir akhir ini mendapat perhatian serius instansi terkait maupun orga- nisasi kemasyarakatan pemuda dan tokoh masyarakat. Hal itu sehubungan keadaan kebersihan kota yang pernah me- raih Adipura tahun lalu akhir akhir ini masih mempriha- tinkan. Masih banyak sampah berserak di berbagai tempat, ter- masuk jalan jalan protokol merupakan kenyataan yang tak dapat dibantah meski keadaannya tak separah sebelum me- raih Adipura. Namun kondisi ini memerlukan perhatian serius semua pihak untuk mengatasinya. Sejak usai lebaran yang lalu kembali digiatkan "Gerakan Jumat Bersih" yang dilaksanakan kerjasama Kodim 0201/BS dengan Pemda Medan beserta organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP). Sasaran kegiatan ini selain membersihkan tempat tempat yang masih belum bersih dari sampah, ter- masuk parit dan riol, juga menertibkan para pedagang ka- kilima (K-5) yang mangkal di trotoar jalan secara perma- nen. Tidak terkecuali mencat bram dan rambu rambu yang sudah buram sehingga tampak rapi dan indah. Semua ini tentunya sesuai dengan motto "Bersih, Sehat, Tertib, Aman, Rapi dan Indah (Bestari)" yang ingin dicapai kota ini. Namun kepedulian di atas masih belum disahuti oleh sementara warga kota. Masih saja ada sementara warga yang membuang sampah seenaknya tanpa merasa risih terhadap kebersihan lingkungan. Ini dapat dilihat di beberapa jalan protokol kawasan Pasar Baru, Petisah, Gatot Subroto, Prof.HM.Yamin dan sekitarnya. yang Kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan per- lu lebih ditumbuh-kembangkan di kalangan warga kota agar kebersihan kota ini tidak hanya tergantung kepada petu- gas petugas kebersihan ada. Upaya yang dilakukan Direktur Utama Perusahaan Dae- rah (PD) Kebersihan Pemda Medan Drs.H.Ghazali Pane yang turun langsung ke lapangan memantau masalah ke- bersihan merupakan langkah yang tepat. 151 Sebagai pimpinan instansi tidak hanya menunggu lapo- ran dari bawahan, tapi perlu melihat langsung ke lapangan sejauh mana sarana dan prasarana serta aparat yang ada ber- mufungsi sebagaimana mestinya. caun Terbukti dalam peninjauan yang dilakukan Rabu (26/7) lalu, Dirut PD Kebersihan itu menyaksikan sendiri masih ada sampah menumpuk di tempat penampungan sementa- ra dan ada pula sampah yang tidak terangkut sudah tiga bulan di lokasi perumahan Sukaramai II. Apa yang ditemukan itu mungkin sebagian kecil dari sebagian besar masalah kebersihan di kota ini yang perlu mendapat perhatian terus menerus pihak PD Kebersihan. Di kawasan Perumnas Helvetia misalnya ada warga yang terpaksa mengangkut sendiri sampah di kediamannya ke tempat pembuangan sementara meski mereka sudah mem- bayar retribusi setiap bulan. Semua temuan itu tentu hendaknya dapat dijadikan ma- sukan oleh PD Kebersihan untuk dicarikan jalan keluar- ya, sehingga problematika sampah di kota ini tidak berlarut-larut. Apalagi, penilaian untuk meraih Adipura oleh tim dari pusat akan dilakukan dalam waktu dekat. Piala tersebut perlu kita pertahankan terus hingga mampu mem- peroleh piala Adikarya kelak. Peningkatan kesadaran warga kota terhadap kebersihan lingkungan menurut hemat kita merupakan hal utama yang perlu terus menerus digalakkan dengan berbagai upaya se- perti penyuluhan langsung yang dilakukan Dirut PD Ke- bersihan pada Rabu lalu. Di samping tentunya ditegakkan- nya Peraturan Daerah (Perda) Kebersihan beserta sanksi- nya, tanpa kecuali bagi mereka yang melanggarnya. Kita Mengelola Objek-objek Wisata Masih Setengah Hati KETUA Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (ASI- TA) Ben Sukma mengatakan, pembinaan bidang kepariwi- sataan di Sumatera Utara, masih bersifat setengah hati. Ar- tinya, kendatipun bidang kepariwisataan itu menempati prioritas kedua sesudah sektor industri, namun penanga- nannya kurang dilakukan dengan penuh kesungguhan. Bila diperhatikan secara cermat apa yang diungkapkan Ketua ASITA itu ada benarnya. Beberapa wisatawan man- canegara yang pernah berkunjung di Sumatera Utara me- nyayangkan, betapa objek-objek wisata yang cukup poten- sial di sini tidak dikelola secara profesional. Padahal, objek wisatawan itu akan dapat mendatangkan dan merupakan salah satu sumber devisa daerah ini. Sumatera Utara sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) ketiga di tanah air sesudah Jakarta dan Bali, akan tergeser bila pembenahan objek-objek wisata itu tidak dilakukan sungguh-sungguh. Menurut Ketua ASITA itu, asosiasinya yang turut berkepentingan dalam usaha membawa atau mendatangkan wisatawan mancanegara ke Indonesia umumnya dan daerah-daerah tujuan termasuk Sumatera Utara khususnya, telah menyampaikan masukan-masukan kepada instansi-instansi terkait untuk memperbaiki baik phisik maupun citra objek-objek wisata yang ada. Akan te- tapi sampai kini masukan dan saran itu belum mendapat tanggapan sebagaimana mestinya. Potensi yang cukup tanpa menumpahkan perhatian dan pembinaan yang berarti, pasti tidak akan mencapai sasaran seperti yang dikehendaki. Apalagi provinsi-provinsi lain un- tuk tidak menyebut negara-negara tetangga sudah melang- kah lebih jauh dalam usaha menarik sebanyak mungkin wi- satawan, lokal maupun turis dari negara-negara lain. Me- reka menciptakan objek dan membuka tujuan wisata baru disamping terus membenahi objek wisata yang telah ada. Retribusi yang dipungut di objek-objek wisata kita se- perti Tongging, Parapat, Bohorok dan lain-lain tetap dila- kukan, ujar Ben Sukma. Adakalanya retribusi itu cukup tinggi dan kadang-kadang melebihi batas kewajaran. Semen- tara fasilitas di objek itu sendiri jauh dari memadai. Apala- gi bila dikaitkan dengan kebersihan. Prasarana menuju daerah wisata jauh pula dari memuas- kan. Jalan yang kurang baik tidak akan menunjang usaha mengajak wisatawan berkunjung lagi ke tempat tersebut. Karena itu, perlu segera dilakukan usaha terpadu membe- nahi dan memperbaiki prasarana dan keadaan di objek-objek wisata kita, agar kita tidak akan ketinggalan dari daerah- daerah lain. Keinginan untuk mendatangkan para turis ke Sumate- ra Utara bukan tidak mungkin hanya merupakan angan- angan, bila usaha-usaha untuk menunjangnya tidak mulai dilakukan dari sekarang. Turunnya jumlah wisatawan man- canegara ke daerah kita tidak saja merisaukan kita, akan tetapi Kepala Negara sendiri menanyakan sebab-sebab ber- kurangnya wisatawan asing datang di Sumatera Utara. Hal itu menunjukkan betapa serius dan besarnya perhatian Pre- siden kepada daerah kita. ANALISA Industri Perkayuan, Quo Vadis? Kita tidak berharap muluk- muluk, dalam arti mengharapkan semua tenaga kerja yang dipeker- jakan mempunyai pendidikan dan pelatihan ketrampilan yang layak, sebab hal tersebut melibatkan sa- PERKEMBANGAN industri perkayuan pada umumnya dan in dustri moulding dan furniture me- nunjukkan kecenderungan me- ningkat. Hal ini tidak terlepas dari regulasi pemerintah yang memberikan ketentuan pajak eks por yang tinggi untuk kayu balok dan kayu gergajian. Regulasi ter- sebut dengan tujuan memberikan nilai tambah bagi produk kayu di Indonesia, sekaligus untuk me- ningkatkan daya serap tenaga kerja yang lebih besar serta me- ningkatkan devisa negara. Khusus untuk produk furnitur menunjukkan kecendrungan pe- ningkatan untuk tahun-tahun mendatang dan semakin menarik untuk dikembangkan. Mengapa? Keterbatasan bahan baku menja- di pendorong utama. Keterbatas an bahan baku mendorong para pengusaha, di bidang perkayuan untuk mencari jalan keluar, un- tuk memanfaatkan bahan baku se cara lebih efesien dan juga pro- duk moulding terkenal sebagai in- dustri haus bahan baku dan sedi- kit nilai tambah. Hal itu dapat diterangkan de ngan hukum ekonomi yang paling mendasar, yaitu hukum supply demand. Pasokan yang semakin langka dan permintaan tetap atau semakin tinggi akan memberi im- plikasi logis terhadap terdongkrak nya harga bahan baku. Konsek- wensi logis dari perkembangan tersebut terhadap para industria- wan dan profesional di bidang perkayuan (moulding & furnitu- re) adalah mencari produk yang lebih memberikan nilai lebih ter- hadap bahan baku. PRODUK apa yang mempu- nyai nilai lebih tersebut? Hingga empat tahun lalu produk kayu olahan yang dianggap dan seca- ra nyata menjadi primadona ada- lah kayu lapis (plywood), namun perkembangannya kemudian ada- lah produk tersebut mengalami penurunan harga secara drastis karena turunnya permintaan pa- sar internasional. Sementara pa- kar menyatakan hal tersebut ber- kaitan dengan lesunya industri property di manca negara. LIBUR sekolah telah usai, para pelajar telah kembali ke bangku sekolahnya masing- masing. Masuknya para pelajar setelah waktu liburan selesai membawa arti tugas polisi (dalam hal ini pihak keamanan) akan ber- tambah kembali. Dengan kem- balinya para pelajar masuk sekolah dengan sendirinya pihak keamanan harus bersiap-siap kembali menghadapi apa yang namanya "tawuran". Tawuran khususnya yang ter- jadi di Jakarta sudah sampai pada taraf yang "membahayakan". Menurut data yang ada (Direktorat Bimbingan Masyarakat Polda Metro Jaya), tahun 1996 yang baru lalu terjadi 150 kasus tawuran. Hal ini berarti hampir setiap 2,5 hari sekali terjadi tawuran. Diban- dingkan tahun sebelumnya (1994 dan 1995) secara kuantitas memang relatif menurun. Ditahun 1994 terjadi 183 kasus dan tahun 1995 terjadi 194 kasus. Namun secara kualitas tidak dapat dikatakan menurun bahkan dapat dikatakan lebih meningkat lagi. Secara kualitas dikatakan meningkat apabila indikator yang dipergunakan adalah jumlah kor- ban yang jatuh. Kalau pada tahun 1995 jumlah pelajar yang luka ringan, luka berat dan meninggal adalah berturut-turut 73, 19 dan 13 orang maka pada tahun 1996 jumlah yang luka ringan men- capai 95 orang, luka berat 32 orang serta yang meninggal dunia 19 orang. Melihat data yang ada tersebut tentunya tugas yang diemban BAGI pengembang, iklan yang mempromosikan produk rumah yang akan dibangun nya merupakan ujung tombak untuk melakukan pemasaran. Pasar menjadi sangat terbuka dengan kegiatan ini. Kegiatan tersebut dilakukan, tidak hanya berbentuk brosur, tetapi juga dengan meng adakan pameran perumahan. Oleh Herlen Simanjuntak Wajar saja jika semakin merebak pameran perumahan. Dalam waktu yang hampir bersa- maan beberapa waktu yang baru lalu, pameran perumahan ber langsung di Medan, Bandung dan Surabaya. Konsumen perumahan disuguhkan dengan janji-janji yang cukup menggiurkan. Wajar saja, hal itu dilakukan dari sisi kepentingan pengembang. Tetapi bagi konsumen perumahan, mere ka tidak hanya mengharapkan itu. Mereka perlu bukti. tuk melirik alternatif lain. Produk bahan setengah jadi lainnya sela- ma ini yang turut berkembang adalah industri moulding, khu- susnya kosen dan panel pintu yang permintaannya tinggi di manca negara. Namun industri ini juga dapat dikatakan sudah mulai sekarat se- bab langkanya bahan baku dan harga yang meroket sementara in- dustri ini dikenal sebagai industri yang haus akan bahan baku, ma- ka bukan hal yang mengherankan apabila kemudian pemerintah memberlakukan regulasi khusus sebagaimana yang diberlakukan pada produk balok dan gergajian seluruhnya. Lalu, alternatif lainnya apa ? Furniture adalah pilihan yang pa- ling layak, sebab produk ini ba- nyak memberikan nilai tambah. Furniture dengan asumsi produk akhir siap pakai menjadi produk terabaikan sebelumnya karena dianggap terlalu rumit dan tidak cepat memberikan hasil. Hal ter- sebut mengingat masa produksi- nya (Production Cycle) jelas lebih lama dari produk setengah jadi, seperti rangka dan daun pintu. Apabila diasumsikan industri membeli bahan baku berupa kayu gergajian yang basah, maka wak- tu yang dibutuhkan untuk me- ngeringkan dan proses pengerjaan kurang lebih tiga hingga sampai satu bulan, sedangkan furnitur ja- di membutuhkan kurang lebih dua sampai tiga minggu lebih la- ma untuk siap dikirim. Hal ter- sebut berarti uang mati lebih la- ma. Itu baru satu aspek, aspek lainnya adalah bahwa industri mebel membutuhkan kemampu an teknis yang lebih tinggi, baik perangkat keras (mesin-mesin) maupun perangkat lunak (ketram pilan manusianya). JANJI YANG PERLU BUKTI Berbagai janji akan diumbar untuk mendapatkan pasar yang luas. Sehingga produk perumahan yang ditawarkan terjual "seperti kacang goreng". Rumah murah, adanya diskon (potongan harga), fasilitas lengkap, jarak dekat ke inti kota, bebas banjir, merupakan janji yang cukup menggiurkan. Penyelesaian pembangunan yang cepat dan sertifikat langsung didapat setelah cicilan KPR-nya lunas, semakin menambah ke- inginan konsumen untuk segera melakukan transaksi. Konsumen bertambah khawatir ketinggalan tidak kebagian dari produk rumah ✰✰✰✰ MESIN-mesin yang diguna- kan di industri furniture jauh le- bih beragam dari industri moul- ding, sebab industri furniture mempunyai detail pekerjaan yang lebih banyak. Dalam konteks ini industri harus mengadopsi bera- gam mesin dan teknologinya. Pa- da masa bonanza plywood hal ini dianggap sebagai suatu kesia-sia an yang tidak perlu. Jauh lebih gampang memperoleh laba (un- tung) dari plywood. Namun kon- disi lain mengharuskan adopsi mesin dan teknologi yang lebih bervariasi tersebut atau apabila ti- dak segera tenggelam ditelan per saingan. SOLIDARITAS Tugas pihak keamanan untuk beberapa bulan yang akan datang tentunya akan lebih berat. Ini berkaitan dengan akan diadakan nya pesta demokrasi lima tahun sekali, pemilu. Belum usai tugas yang satu, tugas yang lebih berat telah menanti lagi. Demikianlah gambaran yang dihadapi oleh pihak keamanan. Permasalahan belum selesai dengan adopsi mesin dan tekno- logi, peribahasa berbunyi, "The man behind the gun". Siapa yang mengoperasikan mesin tersebut secara tepat dan optimal. Manu- sia. Di sini letak permasalahan- nya. Ketersediaan tenaga kerja yang memahami industri pengo- lahan furniture adalah sangat ter- batas, kalau tidak bisa dinyata- kan hampir nihil. Demikian juga para pelajar sebagai kaum muda turut mencip- takan kerusuhan walaupun masih dalam taraf yang lebih kecil, walaupun sebenarnya tidak bisa dianggap remeh sebab tahun lalu saja korban yang meninggal dunia sudah mencapai 19 orang. Belum habis keterkejutan menghadapi peristiwa "27 Juli" mereka sudah harus menghadapi peristiwa Situbondo yang diikuti pula dengan peristiwa Tasikmalaya dan Pasar Tanah Abang. Keterbatasan tenaga terampil untuk mengoperasikan mesin-me sin ini menjadi sebab tidak opti- malnya penempatan mesin dan se kaligus efisiensi kurang. Inefisien- si ini pada gilirannya mengakibat- kan tingginya biaya produksi. Hal ini bermuara pada dua hal, per- tama, harga masih layak pasar, namun margin keuntungan berku rang, atau lebih buruk lagi; ke- dua, harga tidak layak pasar. Di sisi lain, miskinnya ketrampilan ini jelas berakibat kualitas proses dan kualitas hasil akhir juga ren- dah. Hal ini berakibat produk in- dustri hanya berkutat pada pasar berkualitas rendah, dan tidak memberi peluang pada optimasi nilai tambah. Hal ini juga jelas mengakibatkan, secara nasional, tidak optimalnya penerimaan de visa. Dapatkan permasalahan ini di atasi? Dan, kalau dapat bagai- mana caranya? ✰✰✰✰ HASIL pemantauan terhadap industri perkayuan, pada umum- nya, dan industri furniture, pada khususnya, menunjukkan seba- gian besar pekerja mempunyai la- tar belakang pendidikan SD dan SLTP. Di samping itu mereka ti- dak mempunyai latar belakang pelatihan ketrampilan. Namun hal tersebut adalah masalah kli- se. Tindakan yang perlu diambil adalah yang perlu dipikirkan dan dilakukan segera! Terlepas dari penyebab menu- runnya permintaan dan harga plywood, kondisi tersebut me- rangsang para industriawan un- Tawuran, Refleksi Gejolak Kaum Muda pihak keamanan akan semakin berat di tahun ini. Tugas mereka yang paling utama adalah bagaimana agar kasu tawuran ini menurun atau berkurang dari tahun-tahun sebelumnya baik itu hun sebelumnya baik itu- lagpahkan bisa saja lebih secara kualitas maupun kuantitas. SETIA KAWAN DAN RASA TOGEL Oleh Rizal Surya pelajar ini menciptakan kerusuh- an seperti yang terjadi baru-baru ini saja, lebih besar Tindakan preventif merupa- kan suatu alternatif utama yang harus diprioritaskan. Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati?. Untuk melakukan upaya preventif maka upaya yang pertama dilakukan adalah iden- tifikasi akar penyebab per- masalahan tersebut. Khususnya masalah tawuran pelajar ini apa penyebab utama yang menyebab kannya. Dari beberapa tersangka pela- ku tawuran yang diinterog polisi diketahui ternyata para ter- sangka ini sendiri tidak mengenal para korbannya. Memang keli- hatannya sungguh menggelikan sekali, seorang yang menyebabkan seorang luka berat atau bahkan sampai meninggal dunia tidak mengenal siapa lawan atau kor- bannya tersebut. Dari indikasi ini terlihat bahwa antara tersangka dan korban tidak ada suatu hubungan sebelumnya. Kalau tidak ada sua.u hubungan atau suatu kontak sebelumnya menga- pa sampai terjadi suatu konflik. Inilah yang menjadi pertanyaan para aparat penyidik tersebut. Untuk selanjutnya baru dike- tahui bahwa mereka melakukan itu semua akibat yang namanya "rasa setia kawan, solidaritas dan rana dan prasarana pendidikan dan latihan yang berskala raksa- sa dan konsumsi waktu yang ba- nyak. Dan pada akhirnya mem- butuhkan dana luar biasa besar. yang ditawarkan. Mereka takut Memang, tidak "haram" hu kalah cepat karena semakin ba kumnya untuk menawarkan jan- nyaknya permintaan (demand). ji. Tetapi terlalu naif rasanya jika Hubungan antara pengem janji tersebut tanpa bukti. Tidak bang yang menawarkan produk dapat dipungkiri, berbagai kasus nya menjadi tidak berimbang perumahan muncul kepermuka dengan konsumen perumahan. an, karena ulah pengembang yang Karena permintaan (demand) lebih besar dari pada penawaran (supply). Dalam hubungan ini bukan pembeli yang menjadi "ra- ja", tetapi justru pengembang. Kenyataan ini diimplementasikan dalam bentuk pemasaran secara "pre project selling" dan perjan- jian baku (standard contract). Surat Pembaca Bagi konsumen, semakin ba nyak produk yang ditawarkan memberi dampak positip. Pilihan menjadi lebih variatif. Kelebihan dan kekurangan dapat diperban- dingkan dari pilihan rumah yang ada. Bukan hanya berbagai tipe rumah tetapi juga berbagai lo kasi yang lebih nyaman. Idealnya program pendidikan dan pelatihan tersebut didirikan dan dikelola oleh industri, baik secara sendiri-sendiri ataupun se- cara bersama-sama. Namun, ma- sih terdapat hambatan mental, di mana hal tersebut dipandang bu- kan kewajiban industri dan itu masih dipandang dari sisi cost- nya saja. Industri tidak meman- dangnya dari sisi potensi keuntu- ngannya, dalam arti tidak me- mandang sebagai asset industri. Industri furniture pada umumnya bersifat menunggu tindakan dari pihak lain, seperti pemerintah. misalnya. Dalam arti, kalau pe- merintah menyelenggarakan akan dimanfaatkan. Terlebih lagi kalau gratis. Apabila mensyaratkan bia- ya tertentu, nanti dulu. Pola kebijakan yang selalu dengan sifat reaktif tidak pro- aktif atau bahkan aktif mengaki- batkan pola pembinaan tenaga kerja di industri yang selalu da- lam kondisi sesak napas, tertatih- tatih, tragmental. Tidak terpola dan berkelanjutan. Dengan kebi- jakan dan pola tindak seperti itu adalah hal yang mustahil meng- harapkan terciptanya tenaga ker- ja industri yang terampil dan memberikan kontribusi optimal pada optimasi produktivitas dan kapasitas industri. DALAM upaya memperlancar lalu-lintas di kota Medan sering dilakukan perubahan-perubahan arah jalan dan pemasangan rambu-rambu baru. dan seba Misalnya jalan yang tadinya Tetapi pada sisi yang lain, dua arah dijadikan satu arah, iklan juga berdampak negatif atau jalan yang tadinya di bagi konsumen perumahan. Kare benarkan masuk kemudian di na kepadanya terus disuguhkan larang masuk harapan menarik terhadap rumah gainya. Maksud penggantian yang selalu jadi impian. Kon- atau pe rubahan arah jalan bagi sumen perumahan dibuai dengan kendera an itu perlu tentunya ber- suasana rumah dalam suatu maksud baik. kawasan pemukiman yang tidak Hanya saja terkadang pe terperikan. Sehingga pilihan dan rubahan ini dimanfaatkan oleh kemauan melakukan transaksi petugas yang "nakal" untuk tidak lagi didasarkan atas menjebak pemakai jalan. Begitu kesadaran dalam menjatuhkan mereka salah dan memasuki jalan pilihan. yang sudah tidak dibolehkan Pemerintah sebagai fasilitator terhadap kondisi tidak mengun- tungkan tersebut sebenarnya ju- ga telah melakukan upaya, yaitu dengan mendirikan pusat-pusat pelatihan untuk tenaga kerja di Industri kayu dan mebel PIKA di Semarang serta Pusat Latihan Produksi (PLP) di Bekasi, Sura- baya, Medan dan Banjar baru. PLP, misalnya, tidak dimanfaat- kan secara optimal oleh industri. Industri pada umumnya hanya memanfaatkan fasilitas pelatihan tersebut apabila secara cuma-cu ma atau biaya yang tidak berarti. Di mana hal tersebut ibarat seper- Walaupun kelihatannya sepele namun mau tidak mau pihak keamanan harus mampu mengan- tisipasinya tawuran di kalangan para pelajar ini. Ini erat hubungannya dengan pelaksa- naan pemilu itu sendiri. Yang kita khawatirkan adalah seperti juga kasus-kasus lainnya masuknya atas nama sekolah". Memang pihak ketiga untuk memperkeruh kalau dikaji secara lebih men- suasana. Kalau sampai hal ini ter- dalam semua itu mempunyai jadi bisa saja tawuran dikalangan sangkut paut atau keterkaitan. Iklan Perumahan Jangan Sekedar Janji Oleh Juneidi, D.Kamil, SH ti membunuh angsa bertelur emas sebagai mana dikisahkan hikayat angsa bertelur emas. Bagaimana tidak ? PLP yang berdasarkan prinsip pembiayaan sendiri (self financing) tersebut harus menelurkan tenaga-tenaga terampil yang sudah barang ten- tu butuh biaya besar, tidak mem- peroleh masukan dana untuk menggulirkan program-program nya. PLP harus tetap menghasil- kan tenaga-tenaga terampil, me- laksanakan program pelatihan te- tapi tanpa suntikan dana. Dalam waktu singkat kegiatan tersebut akan segera tutup, karena tidak mampu membiayai diri sendiri. Di sisi lain, pencari kerja ka- rena desakan kebutuhan hidup sehari-hari enggan untuk mengi- kuti program pelatihan, sebab dengan langsung bekerja mereka dapat melepaskan diri dari kejar an kebutuhan sehari-hari, semen- tara apabila turut pelatihan hal tersebut tak terpenuhi. Hal terse- but dapat dipahami sebab pada umumnya para pencaker (penca- ri kerja) yang bergabung dengan industri tersebut adalah mereka Keterkaitan di sini adalah keterkaitan seorang pelajar sebagai layaknya seorang remaja yang mana kestabilan jiwa atau pikiran itu belum mantap benar sehingga mudah sekali dirasuki oleh pikiran bahkan oleh semangat dari teman-teman untuk selanjutnya berbuat atas kehendak orang yang berada di luar dirinya sendiri. MUDAH TERPANCING Sebagai remaja yang belum mantap benar kepribadiannya, seorang pelajar akan dengan sekali mudah terpancing emosinya. Mereka akan dengan segera membenarkan apa yang dikemukakan oleh temannya yang sebenarnya apa yang dikatakan temannya tersebut belum tentu benar dan kebanyakan memang tidak benar. Kejadian yang sebenarnya te- lah direkayasa sedemikian rupa dengan harapan dapat meman- cing emosi. Keadaan-keadaan seperti inilah yang sering terjadi pemicu munculnya tawuran pela- jar. Mereka akan malu apabila ada diantara teman mereka yang dilecehkan oleh orang atau pela- jar dari sekolah lain. Selanjutnya dari masalah yang sifatnya lebih pribadi ini akan terangkat menjadi masalah sekolah akibatnya yang terjadi adalah "demi nama sekolah". Mereka berkelahi dengan pelajar lain mengatasnamakan sekolah, padahal antara kedua sekolah tersebut tidak ada suatu per- soalanpun. Mereka akan bangga apabila berkelahi demi nama "nakal". Perhatikan saja banyak berita di media massa yang mengungkap masalah ini. Bukan hanya dalam bentuk berita, keluhan itu di sam- paikan pula melalui rubrik buat pembaca yang sengaja disediakan Nama dan alamat harus jelas Sertakan Fotokopi KTP surat-surat kabar. Begitulah cara yang dilakukan konsumen peru mahan mencoba berbagi keke yang berasal dari skala ekonomi rendah, yang jangankan berpikir tentang pelatihan, menyelesaikan sekolah saja banyak yang tidak mampu. Dalam artian, kebu- tuhan biaya hidup lebih mende- sak daripada meningkatkan dana nalar dan ketrampilan. **** masih dianggap sebagai cost cen- ter dan herniiak kenada sesuatu ketidak-pastian akan masa men- datang. Artinya, secara khusus berkaitan dengan pembiayaan pe- latinan para tenaga yang dilatih tersebut mempunyai kebebasan memilih tempat bekerja (industri) sesuai dengan pembayar terting- gi. Industri menginvestasikan da- na tidak pada tempatnya, demi- kian sanggahannya. Jangankan tenaga yang dilatih secara khusus, sedangkan tenaga-tenaga yang su- dah "jadi" di industri merupakan sasaran bajak membajak antara sesama industri. SITUASI di atas sepertinya merupakan lingkaran setan yang tidak diketahui ujung pangkal- nya. Mutlak benar, apabila tidak ada keinginan bersama untuk membenahinya. Namun sebalik- nya apabila ada kesepakatan dan komitmen dari para pelaku indus tri untuk memperbaikinya. Se- mua pihak dapat memperoleh ke untungan apabila ketrampilan meningkat. Para pencari kerja dapat me- ningkatkan keterampilan melalui program pelatihan dan tetap mam pu membiayai hidup sehari-hari. Industri akan mampu meningkat- kan produktivitas dan kualitas produk dengan tenaga-tenaga te rampil yang tersedia. Dari sisi ke- pentingan perekonomian nasional penerimaan devisa semakin ting- gi. Namun, kondisi tersebut tidak dapat tanpa adanya keterbukaan pikiran dari industri. Namun, apakah dengan berku tat pada kondisi tersebut, industri dapat berkembang dalam pasar global yang makin kompetitif? Mampukah industri mengakomo- dasikan peningkatan upah karya wan yang akan terus meningkat? Jawabnya adalah tidak apabila yang dibicarakan adalah konteks jangka panjang. Apa kekhawatiran industri ? Bagi industri program pelatihan sekolah. Seakan-akan perkelahian itu untuk menunjukkan sekolah siapa yang lebih unggul dan selan- jutnya akan disegani yang akan menjadi kebanggaan bagi mereka. Dari gambaran ini terlihat bahwa mereka tawuran tidak lain untuk menunjukkan identitas sekolah, mengangkat citra sekolah agar disegani oleh sekolah lain- nya. Apabila memang ini tujuan mereka, maka mereka ini jelas- jelas telah mengambil jalan yang salah. Menunjukkan atau mening- katkan identitas nama sekolah agar menjadi terkenal dan disegani oleh sekolah lain bukan dengan cara ini namun melalui prestasi. Prestasi yang dimaksud di sini adalah prestasi secara akademik. salan sembari menanti pihak yang mau peduli. Apa yang dapat diperbuat konsumen, jika janji yang diberikan pengembang tidak sesuai dengan realitas.? MENGGUGAT JANJI Iklan yang mempromosikan produk yang ditawarkan pengem- bang dapat pula menjadi bume rang. Ketika pengembang melaku kannya baik dengan strategi "above the line" (melalui media massa) maupun "below the line" (non media massa), maka sedikit masih juga terjadi pelanggaran, bolehlah dianggap pemakai jalan itu sebagai orang yang lalai atau sengaja melanggar rambu-ram- bu. Bolehlah dikenakan tilang!. Rambu-rambu Jalan masuk (verboten) itu, maka petugas pun menghentikannya. Apapun masalahnya, yang rugi Baru Perlu Uji Coba akhirnya ad ah pengendara Sebulan kenderaan bermotor juga. Seyogianya setiap adanya perubahan penggunaan atau arah sesuatu jalan, ataupun adanya pemasangan rambu-rambu baru dilakukan dahulu masa uji coba misalnya satu bulan. Dan petugas polisi hendaknya memberikan aba-aba atau petunjuk di dekat rambu yang baru di pasang, sehingga masyarakat pengemudi kenderaan mengetahuinya. Padahal perubahan rambu itu ditujukan untuk memberikan ke lapangan dan ketenangan bagi pengguna jalan, memper Sebab, setiap perubahan yang Karena itulah masa uji coba baru, jarang sekali diketahui ,atau pengenalan rambu-rambu masyarakat karena memang su baru kepada pengguna jalan dah terbiasa dan kura sangat diperlukan sekali. Mudah- hatikan adanya perubahan. mudahan saran ini menjadi per Tetapi dengan adanya masa uji hatian bagi pimpinan Satlantas ccba atau masa pengenalan dan seluruh aparatnya di kota ini. perubahan rambu jalan kepada DJURAIMIN SAIDI pemakai jalan, maka masyarakat Jl.Abd. Hamid akan mengetahuinya. Medan Andaikan setelah satu bulan itu Adanya kekhawatiran akan te naga yang dilatiah akan lari sete- lah selesai masa pelatihan dapat diatasi dengan mengadakan kese- pakatan bersama di kalangan in- dustri, yaitu dengan mengadakan kesepakatan bersama sesama in- dustri dengan melakukan penge- cekan latar belakang si pencari kerja. *** Tetapi kalau perubahan rambu baru sehari-dua hari dipasang dan tanpa pemberitahuan pula sama sekali kemudian begitu "terlang- gar" langsung pula dikenakan tilang, kuranglah adil. Apalagi kalau perubahan itu sengaja di- jadikan "perangkap" oleh petu gas yang nakal, tentulah sangat merugikan masyarakat. Halaman 4 aman atas kehidupan sehari-hari selama masa pelatihan dan kepa- da pihak industri yang membayar dapat dilakukan kesepakatan ten- tang masa kerja minimum yang harus dijalankan sebagai kom- pensasi pembiayaan yang ditang- gung sendiri. Banyak cara yang dapat ditem puh untuk meningkatkan atau mengharumkan nama sekolah melalui prestasi akademik. Misalnya mengikuti lomba-lomba penelitian remaja, lomba-lomba olahraga dan lainnya. Apabila kita berprestasi dalam bidang ini maka prestasi sekolah juga akan terkenal dengan para ahli peneli- tian remaja, sekolah M terkenal sebagai penghasil alumni yang paling banyak diterima di PTN atau sekolah U terkenal karena jago basket atau sepakbola. Cara-cara inilah sebenarnya Kalau kita berandai, seandai- yang harus ditempuh oleh para nya sekolah menerapkan disiplin pelajar itu untuk meningkatkan yang lebih ketat niscaya frekuen- drajat nama sekolahnya bukan sinya masih bisa diminimalkan. melalui perkelahian dalam bentuk Sekolah harus mampu memberi- tawuran yang bukan saja merugikan kesibukan yang mengasyikan kan pihak sekolah saja tapi kepada para siswa sehingga para masyarakat umum juga bisa siswa tidak sempat berpikir untuk terkena getahnya. melakukan hal-hal lainnya. Bagi lembaga pelatihan sendi- ri, dengan adanya kerja sama- tersebut dapat lebih berkonsentra- si dengan pelaksanaan program pelatihan tanpa dibayang-bayangi keterbatasan dana yang dihadapi bahkan sekaligus lembaga pelatih an akan dapat menyesuaikan di- ri dengan industri sehingga tetap dapat menghasilkan tenaga-tena ga yang up-to-date. Lembaga pe- latihan dapat mengundang, bila perlu, tenaga-tenaga pakar dari luar negeri atau mengirimkan ins trukturnya ke pusat-pusat tekno- logi permebelan di manca negara. Apabila beban pembiayaan tersebut masih tetap dianggap masih terlalu mahal bagi industri, maka dapat dilakukan kerjasama dengan produsen bahan bantu dan bahan pendukung yang diper lukan industri furniture. Hal ini sangat mungkin. Jatuh bangun- nya industri furniture. Juga ber- pengaruh langsung terhadap ja- tuh bangunnya industri bahan bantu dan pendukung, tersebut. Kesadaran akan kaitan erat terse- but merupakan strength point da- lam proses bargaining pembiaya an program pelatihan. Apabila produktivitas industri furniture menanjak tinggi melalui peman- faatan tenaga terampil dan tekno- Bagaimana caranya, industri dapat mencek ke lembaga pelatih an apakah pencaker tersebut mempunyai keterikatan dengan industri lain. Apabila memang ada perusahaan menunjuk dan menganjurkan untuk kembali ke- logi yang tepat guna, maka indus tri bahan pembantu dan bahan pendukung tersebut akan memper oleh keuntungan lebih. pada industri yang membiayai pe- latihannya. Jelas, hal ini membu- tuhkan komitmen yang tegas dari kalangan industri. Sebab apabila tidak akan bermuara pada keka- cauan sistem yang sudah disepa kati. Dengan demikian, diperlukan kerja sama yang erat antara indus tri dengan lembaga pelatihan dan industri dengan industri. Industri membiayai pelatihan yang dise- lenggarakan lembaga pelatihan, kemudian dapat mempekerjakan tenaga terlatih tersebut sesuai dengan investasi yang ditanam- kan. Industri bisa berkomunika- si secara terbuka tentang tenaga yang terlatih agar jangan sampai dibajak di tengah jalan oleh indus tri lainnya. Rasa aman seperti itu akan memberikan keuntungan ba gi semua pihak. Khususnya bagi tenaga terlatih, juga ada rasa PERANAN GURU, SEKOLAH DAN ORANG TUA Sebenarnya apabila diteliti lebih mendalam sebab-sebab di atas memang merupakan hal yang dominan sebagai penyebab tawuran itu namun sebenarnya ada hal lain yang mendukung tim- bulnya tindakan tersebut. Dalam hal ini tidak terlepas dari lingkungan terdekat sang pelajar itu sendiri yaitu guru, sekolah dan orang tua. Memang cukup kom- pleks masalah tawuran pelajar ini. Masing-masing sisi dapat menjadi penyebab timbulnya akibat. Ling- kungan sekolah yang tidak nyaman dan kondusif dapat juga menjadi sebab timbulnya tawuran. Sekolah yang kurang disiplin dan sering mengabaikan aturan merupakan sekolah yang paling sering menelorkan kasus tawuran. Bagaimana tidak, misalnya saja pada sekolah seperti ini karena kurangnya disiplin siswa seenaknya bolos dari sekolah. Akibatnya pada jam pelajaran mereka berkeliaran di jalan dan pada saat inilah mereka akan ber- jumpa dengan para pelajar lain yang sedang "bernasib" seperti mereka akibatnya terjadilah hal hal yang tidak diinginkan. Memang jalannya tempat yang paling rawan timbulnya tawuran. Sebab di jalanan semuanya serba bebas dan serba terbuka kemung- kinan untuk melampiaskan apa- apa yang telah mengganjal di dalam hatinya. banyaknya pengembang telah mengikatkan diri kepada janji yang dibuatnya. Sehingga jika janji tidak ditepati berakibat jatuhnya reputasi yang dimiliki. Reputasi dalam bisnis ini meru pakan hal yang sangat vital. Karena investasi dalam bisnis perumahan merupakan investasi jangka panjang dan berkesinam bungan. Meskipun demikian, ada juga diantara pengembang yang tidak begitu peduli dengan resiko ini. Banyaknya kasus perumahan fiktif, rumah yang tidak jadi dibangun, kawasan perumahan yang ternyata banjir, fasilitas tidak seperti yang dijanjikan merupa kan fenomena yang tidak dapat dibantah. Mungkin beranjak dari kenya- taan ini Menteri Negara Perumah an Rakyat sejak Januari 1996 yang lalu sudah membuka Kotak Pos 5002 untuk menampung peng aduan konsumen perumahan itu. Bayangkan saja, sejak dibukanya penampungan pengaduan konsu men perumahan tersebut sampai sekarang sudah diterima sebanyak 246 pengaduan dan 106 diantara nya tentang pengembang bermasa lah. Kenyataan ini ditambah lagi dengan pengaduan yang masuk ke Yayasan Lembaga Konsumen In- donesia (YLKI). Pernah ketika suatu pameran perumahan ber langsung, YLKI yang membuka stand di sana menerima sebanyak 65 pengaduan. Itulah realitas pahit yang diderita konsumen perumahan. Kenyataan ini tidak dapat dibantah dari banyaknya jumlah **** PROPOSISI-proposisi di atas menunjukkan bahwa keterbuka an pikiran atas prospek bisnis fur- niture di kalangan industri ditin dak-lanjuti dengan tindakan nya ta untuk menggalang kerjasama dalam pengembangan keterampil an tenaga kerja serta adanya du- kungan konsisten dari pemerintah akan meningkatkan produktivitas industri itu sendiri. Komitmen dan konsistensi in dustri atas kesepakatan bersama tersebut akan meningkatkan daya saing industri nasional dalam per- dagangan global industri tidak akan lagi terlalu khawatir akan peningkatan upah sebab tenaga kerja yang dimiliki memberikan timbal balik yang sepadan. Sekolah harus mampu menim- bulkan suatu kreativitas bagi siswanya. Selain itu para guru harus mampu menanamkan suatu pe ngertian pada siswanya tentang dampak yang tidak baik akibat tawuran itu sendiri. Dampak terhadap diri sendiri, sekolah, orang tua dan masyarakat luas. Demikian juga peranan orang tua sebagai guru di rumah harus lebih ditingkatkan. Memang konsekuensi perkembangan zaman terutama dikota-kota besar mengharuskan mereka lebih giat berada di luar rumah untuk men- cari nafkah. Namun anak-anak di rumahpun harus diperhatikan. Kesuksesan karir tanpa diimbangi kesuksesan rumah tangga tidak ada artinya. Bukankah para orang tua bekerja demi masa depan anak-anaknya? Luangkanlah waktu walaupun hanya sedikit untuk memper- hatikan perkembangan sang anak. Jangan sampai ada laporan yang menyatakan terkadang sampai berhari-hari orang tua tidak sem- pat bertemu muka dengan anak- anaknya akibat sibuk yang luar biasa. Ketika anak berangkat sekolah sang orang tua belum bangun, begitu sang orang tua pulang dari kantor anak sudah tertidur. Hal seperti ini harus dihindarkan. Materi saja belum cukup bagi seorang anak. Mereka juga butuh kasih sayang, perha- tian dan kasih yang cukup dari orang tuanya. Hal seperti ini harus menjadi perhatian para orang tua, sebab penelitian menunjukkan sebagian besar anak yang terlibat dalam tawuran itu adalah anak-anak yang kurang mendapat perhatian (Bersambung ke hal. 15) pengaduan yang masuk ke Kotak, Pos 5002 yang dibuka Menpera dan jumlah pengaduan yang ma suk ke Yayasan Lembaga Kon- sumen Perumahan. Keluhan kon-- sumen perumahan sekarang ma sih menampilkan kesan yang kurang berarti. Sehingga gaungnya belum begitu terdengar. Akibatnya, perlindungan kon- sumen perumahan sampai saat ini belum diejawantahkan dalam ben tuk ketentuan normatif. Perhati kan saja, Undang-undang Perlin- dungan Konsumen sampai saat ini masih belum diundangkan. Jika janji pengembang tidak direalisasikan, maka konsumen perumahan dapat mengajukan tuntutan hak. Tuntutan hak dapat dilakukan baik secara perdana maupun secara pidana. Hal ini hendaklah merupakan langkah akhir dari suatu usaha untuk menggugat janji pengembang. Karena berperkara melalui lembaga peradilan memakan waktu yang terlalu lama dalam penyelesaian akhir. Meskipun demikian, upaya hukum ini harus juga menjadi alternatif. Karena selain untuk melakukan tuntutan hak juga merupakan proses pem belajaran bagi pengembang yang nakal. MEMBERDAYAKAN KONSUMEN Dalam perspektif ke depan, perlindungan terhadap konsumen perumahan ini pada khususnya perlu mendapatkan perhatian. Pembangunan perumahan dan pe mukiman pada masa mendatang mengindikasikan kecenderungan (Bersambung ke hal. 15)
