Tipe: Koran
Tanggal: 1997-11-22
Halaman: 11
Konten
Sabtu, 22 Nopember 1997 TAMAN REMAJA & PELAJAR Percaya Dirilah! berbohong sehingga orang lain menganggap mereka hebat, pada hal sesungguhnya adalah sebalik nya. KALAU orang bertanya, "Sudahkah kau membeli T-shirt merek Giordano baru?" atau "Sudahkah kau menonton film laser disc yang baru masuk minggu ini?", apakah Anda akan merasa malu karena menjawab 'belum' atau bangga karena men- jawab 'ya', atau justru merasa bangga karena menjawab 'belum'?. Nah, jawaban Anda terhadap pertanyaan di atas inilah yang menentukan Anda sebagai orang yang bergengsi tinggi ataupun orang yang sombong. Sebenarnya, bukan hanya pertanyaan di atas yang biasanya diajukan orang- orang, namun berjuta-juta per- tanyaan yang menyangkut masalah di atas sering diper- tanyakan dalam kehidupan sehari- hari kita. Kita sebagai manusia normal memiliki harga diri. Tetapi bila harga diri itu tidak kita batasi sebagaimana mestinya, maka yang akan dirugikan adalah diri kita sendiri. Kata 'gengsi' sering kita dengar dari orang-orang di sekitar kita. Saya percaya, di an- tara Anda pasti pernah berkata baik dalam hati maupun secara terang-terangan: "Ah, gengsi, dong! Mengapa aku harus minta maaf padamu untuk hal sepele demikian?" dan hal-hal lainnya. Bila Anda sempat berpikir demikian, hal ini berarti dalam pikiran Anda tersimpan suatu ego manusia yang memang sudah sewajarnya ada. Harga diri seseorang sangatlah rumit untuk dijelaskan. Harga diri mampu membawa akibat yang sangat buruk, namun juga mampu memberikan sesuatu hal positif di luar dugaan kita. Sebagai contoh, kita lihat seorang anak di sekolah. Anak itu sering dihina karena pendek dan bodoh. Teman-temannya sering meledeknya karena kebodohan- nya. Bila ia memang seorang yang berhati lemah dan tak mampu menerima tantangan hidupnya, ia pasti sudah bunuh diri karena putus asa. Tetapi, apa yang dilakukannya? Ia bahkan berusaha keras agar tidak dihina lagi, yaitu dengan cara belajar giat. Tanpa istirahat siang dan malam anak itu menghapal semua pelajaran yang telah ia terima di sekolah. Karena tubuhnya yang pendek ia terus berolahraga, me- ninggikan tubuhnya dengan lom- pat tali. Segala cara dilakukannya agar tidak dihina lagi. Alhasil, apa yang ia lakukan membuahkan sesuatu di luar dugaan. Teman- teman yang semula menghinanya pada akhirnya menjadi segan dan menghormati anak itu. Dari sini kita melihat suatu keajaiban yang mampu dihasilkan oleh harga diri seseorang. Anak yang terus-menerus dihina itu merasakan harga dirinya yang terinjak-injak berusaha bangkit. Bila anak tersebut adalah anak yang tidak berkeinginan kuat dan bersifat sombong, maka yang akan ia peroleh sekarang bukan rasa hormat dari teman-teman nya, tetapi rasa benci. Karena harga dirinya yang tinggi berpadu dengan sifat sombong dan hati lemahnya membuatnya cemburu. Yang terbakar dalam hatinya adalah menjatuhkan lawan yang menurutnya merugikan dirinya. Pada akhirnya yang timbul adalah perselisihan. Hal ini tentu saja merugikan lawan dan dirinya sen- diri. Dan di antara semua itu, selain harga diri anak itu, ia juga memiliki kepercayaan diri yang kuat. Rasa percaya diri bahwa ia pasti akan berhasil membangkit kan semangatnya dalam mengejar ketinggalannya. BUKAN RENDAH HATI Orang-orang yang tidak memiliki kepercayaan diri biasanya disebut sebagai orang yang rendah diri, bukan rendah hati. Mereka yang demikian biasanya sering merasa putus asa. Harga dirinya semakin tertekan ke sudut yang tak tentu. Dan pada akhirnya yang timbul adalah penyesalan. Dan sampai pada suatu titik yang terburuk, mereka yang telah merasakan demikian akan menjadi gengsi, sehingga yang keluar adalah kata-kata bohong, dalam arti, untuk menarik perhatian karena sudah merasa tak mampu. Mereka akan KEMBALI... EXIT RUMAH SAKIT JIWA "TUNTUNGAN SELAMAT! ANDA SUDAH SEMBUH .. Kepercayaan dan harga diri mampu menunjang hidup kita dalam menyelesaikan segala per- masalahan. Apakah kita sudi meminta belas kasihan dari seorang teman Anda yang kaya raya, meminta uangnya, bersujud di hadapannya? Bila demikian, berarti kita orang yang tidak memiliki harga diri. Semiskin- miskinnya kita, meminta belas kasihan dari seseorang adalah hal yang memalukan. Hal yang seha rusnya kita lakukan bukanlah ber- sujud di hadapan orang itu, tetapi, berpikir keras dan berusaha berbuat sesuatu agar kita mampu berdiri sendiri lagi. Rasa percaya diri yang tinggi mampu menutup kekurangan kita sebagai manusia. Karena kita memiliki kepercayaan bahwa kita mampu berbuat lebih baik, per- caya bahwa kita dapat mengalah- kan seseorang, menyainginya, dan percaya bahwa setiap manusia itu sama, maka secara langsung, akan timbul pikiran bebas dari benak kita: "Dia bisa, mengapa aku tidak? Kita ini sama-sama manusia. Bukankah mungkin aku dapat mengalahkannya?". Bila hal ini telah muncul. dalam benak kita, maka untuk selanjutnya terserah kepada kita cara penyelesaiannya. Keper-. cayaan diri yang seperti ini akan membuat kita berhasil. Oleh "Angkuh" rasanya memberi kan kita suatu rasa kenegatifan pikiran. Angkuh artinya sombong dan suka pamer, seperti yang kita ketahui. Seseorang dapat menjadi angkuh karena merasa dirinya hebat, dan paling pintar di antara manusia di sekitarnya. Keangkuh- an mengundang kebencian antar Jadi dengan kata lain, ke- angkuhan adalah sisi negatif yang dapat kita temukan dari keper- cayaan diri yang terlalu tinggi dari seseorang. Tidak ada seorang pun yang mampu menjamin bahwa keper- cayaan diri tidak akan membuat seseorang gagal. Karena hidup ini tidak dapat kita tentukan sendiri. Namun, yang paling penting ada lah bahwa kita percaya, bahwa kepercayaan diri mampu mem- buat kita berhasil. Keinginan dan perbuatan yang selalu diikuti oleh kerendahan diri dan keragu- raguan membuat seseorang tidak mampu mengambil keputusan yang tepat. Bila ia menghendaki ini, hati kecilnya menghendaki itu. Ini menyebabkan dirinya terom- bang-ambing dengan kehidupan- nya. Sehingga apa yang telah men- jadi keputusannya batal, sebab orang-orang tidak percaya lagi Go 0 : Ellen Mitos mengatakan bahwa ke- percayaan diri yang terlalu besar akan membuat kita gagal. Apa- kah Anda percaya hal ini? Mungkin benar, mungkin juga tidak. Semuanya bergantung kepada diri kita sendiri. Bila kehendak alam mempunyai hal yang berlawanan dari yang kita inginkan, kita tidak akan mampu menolak, akan tetapi, yang perlu kita ketahui adalah bahwa bila kita percaya KEPERCAYAAN DIRI MAMPU MEMBUAT KI- TA SUKSES, maka kita harus percaya juga KEPERCAYAAN DIRI YANG BESAR AKAN MEMBUAT KITA SUKSES BESAR. Bukankah hal ini lebih baik bila kita percaya bahwa KEPERCAYAAN DIRI YANG BESAR AKAN MEMBUAT KI Mari kita mengambil perka- taan para ahli lainnya. "Orang yang penakut mati berkali-kali, tetapi seorang pemberani mati hanya sekali. "Perkataan William Shakespeare ini merupakan hal yang tidak bisa dilupakan orang banyak. Karena apa yang dikata kan adalah suatu kebenaran yang tak dapat dihindari. TA GAGAL? Inilah yang yang tidak lain dari perkataan di Untuk menjadi suatu figur dinamakan optimisme. Pada hakekatnya segala sifat manusia saling berkaitan. Bila kita berbicara akan suatu sifat dan kepribadian manusia, maka kita akan sampai pada suatu sifat dan kepribadian lain. Seperti juga pembicaraan di atas. Percaya diri adalah suatu sifat manusia. Bila kita mengkaji lagi dalam-dalam, akan kita peroleh suatu sifat yang baru lagi, yang saling berhubung- an, misalnya ANGKUH. atas, yang dibutuhkan adalah kepercayaan diri. Melatih rasa percaya diri hanya dapat dilaku kan oleh diri kita sendiri. Kita tak dapat dibantu orang lain. Karena tidak terdapat suatu resep ataupun rumus untuk membuat seseorang percaya dirinya sendiri. Yang tersedia hanyalah saran- saran penting. padanya. Dan pada akhirnya, ia hanya akan menjadi orang yang rendah, tidak dihormati dan tak berguna. Pertama, kita perlu menyadari bahwa semua orang termasuk diri kita sendiri adalah manusia. Dan dalam hal ini, manusia diberkati dengan akal dan pikiran yang sama. Percayalah, bahwa manusia itu sama dalam hal pikiran dan jiwanya. Tumbuhkanlah suatu hati yang kuat, bila Anda sudah hampir kehilangan kepercayaan diri Anda, pikirkanlah di dalam sesamanya. Rasa angkuh dapat diri Anda: "Hei! Ia juga menimbulkan kecemburuan so- sial. Sebenarnya sifat ini timbul karena kita memiliki kepercayaan diri yang salah. Kita menya- lahgunakan kepercayaan diri yang ada pada sifat kita menjadi suatu tombak yang kesasar menuju diri kita sendiri. Prof * Beranikah Anda mengambil risiko? Bagaimana caranya supaya memiliki kepercayaan diri? "Kepercayaan diri, seperti toh, tidak akan pernah kembali bila ia sudah menghilang" sesuai dengan perkataan Publilius Syrus dalam bukunya Sententioe No. 206. Makna yang terkandung di dalam perkataannya sangat masuk akal. Sekali kita kehilangan keper- cayaan diri kita, maka kita tak akan percaya pada diri kita lagi untuk seterusnya. Dan saat itu, yang muncul adalah ketakutan, takut akan kegagalan. manusia,bukan? Lalu, mengapa ia bisa, dan aku tidak bisa? Aku pasti bisa melebihinya!" Kedua, lakukan kegiatan- kegiatan yang berguna yang mam- pu mengembangkan kemampuan fisik dan mental Anda seperti berolahraga dan belajar. Dengan belajar, Anda akan memiliki pengetahuan yang tidak Anda ketahui, sehingga hal ini akan menambah rasa percaya diri tahu Anda, Ketiga, jangan berpikiran negatif atau dengan kata lain, pesimis. Sebab ini hanya akan membangkitkan keragu-raguan Anda terhadap keputusan yang Anda ambil. Kemampuan Anda, itulah yang terpenting. Bila Anda sudah yakin bahwa keputusan yang Anda ambil sudah tepat sesuai pengalaman dan kemam- puan Anda, jangan sekali-kali menariknya kembali. Ini hanya akan menimbulkan penyesalan yang tak beralasan. Keempat, biasakanlah melakukan segala sesuatu dengan tangan sendiri. Sehingga kita tidak terus menerus tergantung pada orang lain. Ketergantungan diri membuat kita lemah, dan ini ggggg Tantangan selalu melewati hidup kita. Untuk menghadapi tantangan itulah kita harus mengambil risiko, Mengambil risiko ibarat bertaruh dalam kegelapan. Kita tidak tahu, Kelima, jangan sekali-kali mengira diri Anda yang paling pintar, karena ini hanya akan merusak diri Anda sendiri. Inilah yang dinamakan angkuh. Tetapi, teruslah mengira Anda dapat melakukannya! apakah keputusan yang kita am- bil tepat, apakah akan menim- bulkan kehancuran atau justru sebaliknya. Di situlah dinilai kemampuan diri kita. Dan yang paling utama adalah rasa percaya diri pada diri kita sendiri. Setiap tantangan dalam hidup kita tidak lain adalah risiko. Untuk itu, Manusia semakin berkembang sesuai dengan zamannya. Demi kian juga dengan sifat dan kepribadiannya. Hati dan jiwa manusia menopang kehidupannya sendiri. Bila ia tidak mampu menyelesaikan masalahnya sen- diri, maka ia tidak akan dapat SEORANG lelaki mengeluh- kan penanganan kasus tabrak la- ri pada adiknya yang mahasiswa negeri. Sudah dua minggu dila- DAN sesuatu yang membang- kita dalam menangani 60 persen gakan adalah keberhasilan polisi kasus kejahatan. Itu secara kuan- nyawa, harta segalanya kita per- hidup di dunia yang penuh por, berikut kesaksian, lengkap sampai mencemari citra Polri ji- titas, belakangan memang cende- taruhkan dalam mengambil risiko. Bila kita tidak memiliki rasa percaya diri, kita tak akan berani menanggung risiko, dan akibatnya hasil yang kita peroleh adalah nihil. Bila kita memiliki keper- cayaan diri dalam menerima tan- tangan itu, baik buruk ataupun baik, yang tentu saja berdasarkan kemampuan kita, maka hasil yang akan kita peroleh adalah suatu nilai tertinggi atau keberhasilan. Jadi yang harus kita lakukan adalah mengalahkan diri sendiri sebelum mengalahkan tantangan yang sedang kita hadapi. ✰ ANALISA ANALISA menimbulkan hilangnya kemam- puan kita sehingga kita tidak dapat melakukan segala sesuatu tanpa bantuan orang lain. Secara mutlak kita kehilangan keper- cayaan diri kita. BANK AQ P dengan tantangan hidup ini. Walaupun bentuk dan raganya tidak berubah, namun di dalam jiwa manusia yang dinamis ter- dapat suatu perkembangan yang tidak dapat diduga oleh manusia itu sendiri. Yang menempanya adalah pengalaman hidupnya sen- diri. Dengan melangkah ke berjuta-juta tangga yang menan- ti di hadapannya, kemampuannya semakin terasah. Semakin dewasa seseorang, ia akan semakin matang. Begitu juga dengan rasa percaya dirinya.Kita tak dapat menghindari persaingan dunia yang semakin tajam. Saling mem- bunuh jiwa terjadi antar sesamanya. Untuk menghadapi persaingan inilah, kita harus menumbuhkan suatu kekuatan dan kemampuan yang mampu membawa kita ke arah medan perang. Di mana sampai pada saatnya kita dipaksa untuk berperang. Dan di saat itulah kita harus menunjukkan kemampuan kita.. Dari semua hal itu, yang menjadi prioritas untuk bangkit adalah kepercayaan diri. Akan berhasil atau tidak, kita sen- diri yang menentukan, sebab ta- ngan kita sendiri yang berbuat, pikiran kita sendiri yang menen- tukan yang benar dan salah, ser- ta jiwa kita yang menuntun pi- kiran kita. Kesemuanya mengan- dung unsur rasa percaya diri. HUMOR SAKIT PERUT Adut: Perut saya sakit sekali. Bibi: Kau belum makan dan perutmu kosong, karena itu sakit. Adut: Sekarang saya jadi mengerti mengapa paman selalu sakit kepala. mengeluh Kepalanya juga tentu kosong. Bibi: ??? (Rudy Yip) TIGA KOLAM RENANG Eric: Keluarga saya kaya sekali! Jimmy: Sampai seberapa kaya sih? Eric: Hmm..., misalnya dalam hal kolam renang... kami punya tiga! Jimmy: Untuk apa sampai tiga kolam renang? Eric: Satu air panas, satu air dingin dan satu lagi kosong. Jimmy: Untuk siapa yang kosong itu? Eric: Untuk orang yang tidak bisa berenang. (Rudy Yip) RAMBUT INDAH Seorang pemuda botak ma- suk ke sebuah salon kecantikan. "Apa yang bisa saya bantu?" tanya salah seorang karyawati salon itu. "Saya ingin agar rambut saya indah menawan, jika kamu bisa membuat rambutku seperti rambutmu akan saya beri Rp10 juta," ujar pemuda itu. "Bukan masalah!" Karyawati itu kemudian langsung men- cukur rambutnya hingga botak. (Tony) PENUH SESAK Seorang pria berusaha masuk ke dalam sebuah bus yang sudah penuh sesak. "Sudah penuh!" ujar para penumpang. "Cari saja bus lain!" "Tapi saya harus masuk!" teriak pria tersebut di tengah himpitan penumpang. "Jangan sok jago! Kau kira kau ini siapa?" "Saya supir bus ini!" (Tony) BANK 00 BANK BANK ANALISA Bersikap, Sabar, dan Polisi Oleh: Supri Harahap LIKUIDASI 800 SAYA pernah datang ke ba- gian Tabrak Lari, Pelanggaran La- lu Lintas, Poltabes Medan, di Ja- lan Adinegoro itu. Ternyata ba- nyak juga orang berurusan ke kantor ini setiap hari. Macam- macam urusan orang ke sini soal kecelakalan berlalu-lintas. Dua tiga orang, berjumpa ju- ga dengan mereka yang mengeluh. Pasalnya, kurang bersabar meng- ikuti kelambatan urusannya. Saya tidak mengerti masyarakatnya kurang bersabar, atau tak menger- ti prosedur. Untuk menangani sa- tu kasus tabrak lari, tidak cukup hanya lapor. Masih ada surat tu- gas penangkapan, setelah selesai proses pembuatan konfirmasi ke TKP, dan korbannya mesti diwa- wancara untuk pembuatan kesak- sian yang akurat. Jadi, untuk ini tak bisa terlalu bernafsu bisa se- kali urusan ke kantor polisi, dan wajibnya mesti satu,: bersabar. *** pengkonfirmasian ke TKP. Hasil tangkapan belum ada (karena me- mang katanya belum dilacak), se- mentara bus umum Amplas - Pi- nangbaris itu masih beroperasi te- rus tiap hari dengan supir yang sa- ma. Si lelaki akhirnya meminta izin supaya diberikan kesempatan untuk bertindak langsung, dan teman-teman adiknya sudah tidak Juliawaty : Bertahun-tahun aku duduk di sini sendiri merenungi nasib. Kini aku duduk di sini sendiri seperti hari-hari kemarin Kurenungkan nasibku kupikirkan masa lalu kubayangkan masa depan Selalu begini kapankah berubah aku tak tahu Juliawaty : Hari ini kudengar namanya kudengar pula ceritanya riwayat hidupnya Lengkap Puisi-Puisi BANGKIT (I) Aku ingin menangis aku ingin berteriak aku ingin marah aku ingin mengamuk aku ingin membunuh dan aku juga ingin dibunuh! Aku bandingkan diriku dengannya banyak persamaan antara kami walau tak serupa benar tapi ada satu hal yang sangat sama Mengapa harus begini? Entahlah, aku tak tahu Tapi, aku hanya tahu aku hanya tahu mulai hari ini aku 'kan bangkit AEST Aku akan bangkit menyusulmu agar tercipta lagi satu persamaan antara kita Juliawaty : DARA manis kelahiran Jakar- ta 13 Desember 1974 ini memang betul serius menapaki cita-citanya menjadi seorang jurnalis yang profesional. OLEH SUHARTINI bersabar tiap hari datang bergan- tian dari kampus ke rumah sakit, termasuk untuk jaga malam ha- ri. Mereka, kata sang abang, lebih marah, spontan, dan kurang ber sabar. BANGKIT (II) Anak bungsu dari enam ber- saudara buah perkawinan dari Bapak Drs Tridah Bangun dan Ibu Adat Asmani Tarigan ini me- mang nampaknya akan mengikuti jejak bapaknya yang seorang pe- nulis dan pengarang buku khusus- nya budaya adat Karo ini. Demi- kian pula abangnya yang telah menjadi redaktur di Harian Kom- pas Jakarta. Menurut pengakuan gadis yang punya postur tinggi 165 cm dan berat 49 kg ini, ketika masih SD ia bercita-cita menjadi seorang arsitek, kemudian ketika duduk di Kemarahan orang-orang mu- da terpelajar itu lebih merupakan ketidak--tegaan mereka melihat sang sopir yang selalu melintas di jalan depan kampus mereka, dan juga banyaknya biaya operasi ru- mah sakit yang konon sudah 8 ju- ta rupiah. Sebab tulang kakinya patah empat. Siapa yang salah? Polisi yang lamban? Jumlah ka- sus setiap hari tetap menumpuk di kantor. Ataukah sikap mahasiswa yang emosional, spontan? Tapi, mereka kan orang yang bisa berpikir?. 3 RUMAH SAK JIWA TUNTUNG RUANG TUNGGU SEKARANG ada semacam pemekaran di tubuh Polri. Hadiah juga barangkali di ulang tahunnya yang ke-51. Sebagai orang muda, kita tak perlu lagi bersikap pesi- mis atau skeptis jika berurusan di kantor polisi. Kasus-kasus pungli di jalan sebenarnya tidak perlu KEINGINAN KHUSUS UNTUK PENDERITA GAWAT DARURAT kalau kita juga bisa melihat me- nguapnya milyaran rupiah di sektor-sektor lain. Bahkan ada angka yang sampai trilyun rupiah. Berapa ratus kilometer sih uang seribu-seribu jika harus di- sambung-sambung? Namun demi kian, polisi tetap harus senantiasa berupaya membersihkan diri. Dengan perubahan dan pemekar- SUHARTINI 1997 Profil Rimna Sari Bangun Medan, Juli-1996 HARUN JAULIO HAMUR 4847 Medan, Juli-1996 Medan, Maret - 1997 bangku SMP cita-citanya ber- ubah, ingin menjadi dokter he- wan. Lagi-lagi cita-cita itu te rus berubah ketika ia menginjak SMA: menjadi seorang wartawan yang profesional, hingga saat ini. Gadis Karo yang biasa disapa dengan Rimna, Nana atau Endhol ini kini menjadi mahasiswa semes- ter akhir di jurusan Sastra Indo- nesia Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dan baru saja me- nyelesaikan KKN-nya tahun 1997 ini. an yang terjadi bisa juga untuk le- bih memperkuat kontrol permain- an petugas nakal untuk penindak- an lebih tegas dari atasan. Adanya kelambanan penangan- an kasus-kasus yang terjadi di ma- syarakat masih bisa disadari aki- bat adanya kelemahan-kelemahan petugas dalam menangani kasus yang tiap hari terus menumpuk. Ingat kelambatan penentuan iden- titas korban dukun jagal Datuk? Kata berita karena peralatan di Polda masih banyak mengguna- kan peralatan yang bersifat ma- nual. Alat-alat yang canggih un- tuk itu masih (hanya) ada di Ma- bes Polri, sehingga untuk menen- tukan identitas korban di daerah mesti harus menunggu hasil dari Mabes Polri. Alumnus SMA Negeri 46 Ja- karta yang suka pakai celana ba- reng kemeja ini memang akrab dengan lingkungan, hal ini terli- hat dengan senangnya ia ber- tualang di alam seperti mendaki gunung, berkemah dan kegiatan lain yang dekat dengan alam. Gadis hitam manis dengan rambut rada pirang ini punya to- koh idola orangtuanya sendiri, ar- tis idola Mariah Carey, punya ho- bi nonton, jalan-jalan ke suatu jungi serta menulis puisi. tempat yang belum pernah dikun- Ketika ditanya tentang cowok ideal yang didambakannya, Rim- na yang berpenampilan rada cuek ini mengungkapkan beberapa hal di antaranya sayang, setia, penger- tian, masuk dan direstui keluar- ga, baik, tingginya lebih dari dia, manis, jujur, berpendidikan mini- mal setara dengan dia dan punya proyeksi ke masa depan. Di Jakarta, Rimna tinggal di Jalan Limca 1/17 Kompleks Per- tamina Pd. Panji, Jakarta Selatan. Sedang di Medan ia tinggal di Ja- lan Jamin Ginting no. 2 Padang Bulan. (Syukri) Segala kekurangan dan keter- batasan polisi menangani kasus- kasus itu juga lebih merupakan karena jumlah personilnya yang masih jauh dari standar yang di- isyaratkan oleh badan PBB yak- ni satu orang polisi untuk 500 penduduk/masyarakat. Sedang- ding ribuan penduduk. kan polisi kita masih satu berban- *** rung ada peningkatan karena ada- nya kasus-kasus seperti korban ja- pokan nasabah bank dan lain- gal seorang dukun, adanya peram- lain. Tapi angka 60 persen, meru- pakan angka keberhasilan yang membanggakan. Masih di atas negara-negara maju seperti Ame- rika yang konon baru mencapai 40 persen. NAMANYA Rosita. Dia kawan baikku. Meski kami dibedakan oleh usia, jenjang akademis dalam artian ia kakak ratingku di fakultas, kemudian juga dibeda kan adat istiadat, agama, latar belakang wawasan, dalam hal ini ia beruntung sempat tinggal di luar negeri. Aku tidak lagi ingat sejak kapan kami bisa disebut bersaha belum kulupa, pada saat kuliah Auditing II, kami sering duduk bersebelahan. Keti ka absen baru kutahu namanya. 'Di sela-sela dosen memberi pe nerangan Rosita selalu menang gapinya dan melemparkan pole mik kepadaku, lama-lama kami mulai sering melakukan pembi caraan-pembicaraan. Tidak sekedar mata kuliah, melainkan di segala aspek kehidupan. Ya hukum, sosial politik, sastra, bahasa, sampai hal-hal rinci dalam kehidupan. Aneh! Terkadang ada perasaan anen un baunku mengapa aku disa berkarib-karib dengannya. Pada hal seumpama warna, kami kon- tras untuk dipadu. Barangkali ada yang terpenting dari segalanya, yaitu ketulusan. Tapi aku sering ragu sendiri, ketulusan yang ba gaimana sih ? "Hidup ini singkat. Berikan arti hidup dengan kegiatan yang padat". Itu nasehatnya yang entah ke berapa kali kepadaku. Aku bisa terima. Karenanya aku mencoba belajar komputer. Ikut les bahasa Jepang. Masuk teater sampai me nekuni musik kontemporer. Po koknya yang namanya kegiatan po sitif tidak kutinggalin. "Lelaki itu egois. Itu harus Kata-kata Mutiara 1. Ketika ditanyai oleh anaknya, kapan umurnya cukup untuk me- lakukan apa saja yang disukainya, maka seorang ayah yang bijak- sana menjawab, "Aku tidak tahu, Nah. Belum pernah ada orang yang mencapai umur setua itu". (Brian L. O'Connor) 2. Jika saya mendengar seseorang mengeluh, "Hidup ini berat," ma- ka saya selalu tergoda untuk bertanya, "Dibandingkan dengan apa?" (Sydney J. Harris) 3. Ada empat tipe manusia : * manusia yang tahu, dan sadar bahwa ia tahu, manusia seperti ini bijaksana, karena itu bertanyalah kepadanya. manusia yang tahu, tapi tak sadar bahwa dia tahu.., ingatkanlah dia agar dia jangan lalai. * manusia yang tidak tahu, dan sadar bahwa dia tidak tahu, ajarilah dia. * manusia yang tidak tahu, tapi berpura-pura tahu, dia seorang bebal, karena itu menjauhlah darinya. (Solomon ibn Gabirol) Halaman 10 Kontak Sayang (Kts) Love: Grup Andreas Dear: Dewi Julia. Met ultah besok ya? Kami doakan semoga From: LTC selalu melayani-Nya dan salam kompak selalu, oke? Immanuel... I wish you "Happy sweet Especially for you: Phin-Phin. seventeen-birthday" on 23rd November 1997 and hope you can be a cute and diligent girl. You're the best friend I've ever had in my life. Nothing gonna change our friendship, OK? (Kiriman : Sulia) From: "Cen" To: Henny D. at 11-1 SMU Sutomo 2. Happy birthday on 21st Nov '97 and... smile...., OK? To: Sanny & Yenny D. at II-I SMU Sutomo 2. Met birthday 20 Nov '97 and happy forever, OK? From: Panda Sakti, A Hiok, Naga Sakti To: Lampin si SWH dan Diana. Akhirnya, semua keberhasilan itu di balik kelemahan dan keku- rangannya dalam mengayom dan sebagai petugas penegak hukum terdepan di negeri kita, tidak me- sti harus dipuji tetapi tetap perlu diuji dari waktu ke waktu. Sega- la sikap kita yang kadung pesimis dan skeptis kiranya kini perlu di- perbaiki agar lebih optimis serta tidak berburuk sangka. Ya, sema- cam sistem hukum kita yang me- nerapkan sistem praduga tak ber- salah. Begitulah !- Tak Lagi Sepi Cerpen: Idris Siregar 10th Nov 1997! To: Candyman (alias Anton) on the earth. Pesan ini dari Yetty lho! Candyman... Candyman... Candyman... Candyman... Candyman... gua panggil 5 kali, wujudmu mana? Me: Phei-Phei di Pertahanan To: Rasyib di Hamparan Perak. Kak, selamat menempuh hidup baru. Semoga sukses selalu di segala bidang dan diberkati keturunan yang banyak sekalee... ha...ha... Ho': Edi Hartono at Japaris. Surprise! Happy birthday brother! Now you're 22 years old, so I hope you'll always succeed and may God bless you forever. And don't forget me--your sister, OK? From: 1107 Special for: Mery S. at BII. Kita damai saja terus sampai kiamat. Eh, kapan acara ciak-ciak dalam rangka pemakaian toganya? Juga, Sylvi at Modern. Kok jerawatnya makin akrab saja? Stres karena likuidasi atau karena Buldog yang baru? From: Millennium Girl (II...) For: Darmadi (III IPA 2 St.T-1) Tebak saja sendiri! Kamu kok setiap waktu istirahat suka godain cewek saja di atas? Gua cemburu nih! Love: 1278 Dear: Metty at LL. Kamu kok sering absen di Pos PI? Udah kangen nih! To: Woman in Black (WIB). Boleh-boleh aza. Elu kan gengnya Meri MDS Pandu, bener nggak? Salam dari Mr.Nice Guy 'tuk kalian semua. From: Mr.Top Secret To: YY at LG. Kok pada menghilang? Sampai kecarian lho! To: Ci...Luk...Ba... Mau informasi tentang bla...bla...bla... cari aja gua di tempat biasa. Dali: Ci...Luk...Ba... Tuk: Yinny (Chai Yin) at Asia. I miss you baby. Ah yiu fine-fine aja? From: Pinokio dan Snoopy To: Woman in Black (WIB). Foto wisudanya sudah siap dan bagus-bagus kok! Kami mau nanya, hitam mana kamu dengan orang negro? Dari: Tango Lima Tuk: Kungfu Boy. X'lam kenal balik. You're accepted, OK? Let me guess who you are, may I? From: Tell Me Why? To: Mr.Vampire, Mr.Top Secret, Ci...Luk...Ba... Salam kenal! From: Monkichi/ Snoopy Dear: BK 1386 HT (III IPA 2 St.Thomas 1). Don't play too many "films" in class! Anyway, thanks for the films you had played for us in the past. Ha...Hi... Hu...He... Ho... Just kidding. Sender: Mr.Vampire Toek: Metty at LL. Mana janjinya? From: Mr.Piggy (III... St.T 1) Especially for: Lidy II C (SMU St. Thomas 1). Boleh kenalan nggak? Kok... mukanya sinis banget?! Always smile! diakui. Makanya si istri, harus pandai-pandai membawa diri di hadapan suami", ucapnya suatu ketika, saat kami berbicara lebih dalam lagi. Ia memang sudah ber suami. "Kakak berapa kali pacaran se belum ketemu sama Abang ?", tanyaku bercanda waktu ujian. semester Sistem Akuntansi II akan berlangsung. Happy belated birthday on Rosita tersenyum. Lalu ia mem berikan jawaban melalui isyarat tangan. "Lima kali!", kataku spontan. Rosita menganggukkan kepala. "Kenapa ?". "Ceritanya kok bisa sampai begitu Kak ?", pancingku. "Nantilah aku ceritakan". Seusai ujian Rosita memang bercerita. Kami duduk di sudut kantin. Orang-orang pada meli hati. Aku cuek saja. Setelah dia selesai bicara, baru tanya kepa damu.. "Kamu sudah punya pacar, Bim ?" RHIN "Tiga kali !". "Cerita dong kenapa kok sam- pai begitu ?" Gantian aku yang bercerita kepada Rosita. Menjelang Zuhur kami berge rak dari kantin. Pulang! "Belum". "Masak ?". "Iya!" Aku tidak segera menjawab. "Tapi pacaran sudah pernah Rosita jadi penasaran. kan ?". AKU cuma manusia. Manusia biasa. Sepertikamu atau Rosita. Rosita yang wanita. Dan aku yang pria. Hidup dalam gerak nyata. Lewat bicaranya, melalui tatap matanya, pada anggun wajahnya, sengaja atau tidak disengaja ke kaguman itu mengalir di darah pe rasaan, menciptakan tanda-tanda yang bercampur baur. Apakah itu namanya cinta? Atau cuma rasa suka? Atau juga perasaan gede rasa saja ! Mengisi hidup dengan sendiri, ternyata tidak lebih baik dari se belumnya, ketika masih mem- punyai kekasih. Ada penumpukan kerinduan di kalbu. Tapi siapa yang harus dirindukan. Ada ruang sepi di hati. Tapi siapa yang per- duli? Ada butiran asa di jiwa. Tapi siapa yang mau menyemai nya ? "Eh, kenapa kamu. Patah hati? Frustasi? Atau falling in love?" celetuk Rosita. Aku tidak jawab pertanyaannya Tatap mata kami yang beradu padu. Lekat-lekat begitu! Saat- saat seperti itu aku sempat me ngembarakan diri ke lubuk hatinya terdalam. Ah ! Betapa bagus! nuraninya. Betapa indah ruang hatinya. Betapa sejuknya sinar matanya. Betapa dan..... "Kamu menatapku seperti mau memakanku saja !". Aku tersenyum malu. "Katakan saja, Bim", desaknya. Aku hampir mengucapkan ka ta-kata itu. Kata-kata yang mem- buat beban di hati berhari-hari yang lalu. Tapi, ada seolah-olah yang mendadak mengerem mulut ku untuk bicara. Otakku bergegas keras berpikir jernih. Cinta bukan untuk diucapkan ! Cinta adalah soal rahasia pribadi yang ter tutup. Dan kenikmatan penuh cin- ta adalah mati demi kekasih dan rahasia hati. "Ah! Tidak ada apa-apa, Kak !". "Lho tadi sudah mau bicara. Se karang mundur. Sejak kapan Bim jadi sebimbang ini ?". "Entahlah", ujarku lemah. Dalam takaran kepasrahan, akhirnya aku mengakui diri telah terlanjur jauh menyusuri belantara cinta. Apa yang bisa diperbuat kemudian ? Tidak lain mem- bunuh rasa cinta itu. Mencoba melupakan Rosita. Menghindari setiap pertemuan. Hingga suatu saat kami betul-betul dipisahkan ruang, waktu dan kesibukan. Dua tahun kemudian..... Aku dan Rosita ketemu lagi di sebuah plaza. Dia masih seperti dulu. Ceplas-ceplos. Tapi wa- jahnya kian cantik saja. "Sendirian saja, Kak ?". "Iya. Kamu sendiri ?". "Sama". "Mana istrimu ?". Aku tertawa kecil ketika dia ber tanya tentang istri. "Jangankan istri, kekasih saja belum punya". 'Aduh Bim! Kok sampai begi tu? Kriteria apa sih yang kamu pakai, sampai-sampai nggak ada cewek yang masuk nominasimu ?". "Dulu ada. Tapi ya..... aku harus menghargai kenyataan yang ada". "Memangnya siapa yang kamu taksir dahulu itu ?". "Kamu Ros....... Kulihat Rosita sempat ter gugup juga. Pias raut muka berubah sedikit. Tapi dia cepat- cepat menetralisir situasi. "Maafkan aku Bim, kalau ke marin-kemarin dulu membikin kamu tersiksa batin. Padahal aku berlaku seperti itu hanya karena aku sayang kamu sebatas adik dengan kakak. Aku beri kamu na sehat, perhatian, pengalamanku, untuk menjadi bekal bagimu". "Mungkin di situ letak nilai lebihnya, Kak. Karena cewek- cewek yang kudekati selalu tidak bisa menyamai apa yang Kakak ungkapkan kepadaku". "Tapi itu bukan berarti aku begitu sempurnanya. Masih ba nya kekurangan aku yang perlu dibenahi. Kamu harus melihat manusia itu dari keutuhan priba dinya. Jangan sepenggal-penggal. Bukankah manusia penuh dengan kekurangan dan kelebihan? Aku yakın kamu akan menemukan ke kasih yang baik hati". Bagiku apa yang dikatakan Ro sita menggugah batin untuk kem- bali bergairah dalam api asmara. Kata-kata itu sudah cukup untuk menembus kesepian diri selama ini. Ya, kini aku siap untuk menerima kekasih dengan segala kelebihan dan kekurangan. Sungguh! Se karang aku sudah siap! (FH. USU '91). LEBEST.
