Tipe: Koran
Tanggal: 1980-05-22
Halaman: 03
Konten
KAMIS, 22 MEI 1980 TAJUK RENCANA Bagaimana harga BBM? DALAM pertemuan Menteri-Menteri OPEC (Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak) di Taif, Arab Saudi tanggal 8 Mei lalu disepakati suatu sistem menaikkan harga minyak bumi setiap tiga bulan dengan memperhitungkan inflasi di negara-negara Barat, perubahan nilai mata uang dan pertumbuhan di negara-negara yang tergabung dalam OECD (Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan). Dalam rangka pelaksanaan kesepakatan itulah barangkali Arab Saudi menaikkan harga minyaknya (jenis ALC - Arabian Light Crude) dengan AS$-2 sehingga menjadi AS$-28 per barrel. Harga ekspor minyak Arab Saudi memang merupakan paling rendah di antara negara-negara OPEC. Dan kenaikan yang diadakan kurang lebih seminggu setelah kesepakatan yang diambil dalam pertemuan Taif selain memang sejalan dengan apa yang disepakati, tampaknya juga mengandung pokok pemikiran lain sebagai penyiapan iklim bagi penerimaan dan pelaksanaan apa yang dinamakan strategi OPEC jangka panjang. Salah satu unsur dari pokok pemikiran itu adalah, penyeragaman harga dengan memperkecil perbedaan antara harga tertinggi (AS$-35 per barrel) dan harga terendah (AS$-26 per barrel). Apakah usaha memperkecil perbedaan harga itu akan mencapai atau tidak, baik kita lihat perkembangan sasaran selanjutnya. Dalam rangka apa yang menjadi kesepakatan dalam pertemuan Taif itu pula barangkali dapat dilihat keputusan pemerintah menaikkan harga ekspor minyak kita sejak tanggal 20 Mei lalu juga dengan AS$-2 per barrel. Dengan kenaikan itu, harga ekspor minyak Minas (LSC) yang merupakan bagian terbesar dari produksi minyak kita menjadi AS$-31,50 per barrel. Pertanyaan yang timbul dengan itu, apakah harga BBM di dalam negeri juga akan dinaikkan atau tidak? Oleh karena BBM yang kita pakai di dalam negeri berasal dari impor, maka menurut jalan pikiran wajar harga BBM juga harus dinaikkan. Kalau tidak, pembengkakan subsidi yang ingin kita kurangi dengan menaikkan harga BBM tanggal 5 Mei lalu akan berulang lagi. Dan bila jalan pikiran yang wajar itu kita kaitkan dengan apa yang disepakati pertemuan Taif untuk menaikkan harga ekspor minyak setiap tiga bulan seperti disebutkan tadi, mau tak mau kita akan dipaksa pula menaikkan harga BBM setiap kali harga minyak dunia naik. Di sinilah kita dihadapkan pada sebenarnya permasalahan yang betul-betul rumit karena harus menentukan satu di antara dua pilihan yang sama berat. Di satu pihak, tidak mengikuti kenaikan harga ekspor yang direncanakan akan terjadi sekali tiga bulan dengan akibat subsidi akan makin membengkak. Di pihak lain, mengambil langkah penyesuaian sejalan dengan kenaikan harga internasional dengan akibat kemungkinan besar terjadi kegoncangan harga-harga dalam negeri secara beruntun. Ditinjau dari sudut mana pun, rasanya tidak terlalu keliru bila dikatakan, pemerintah akan lebih cenderung memilih alternatif pertama, mengambil risiko membeng- kaknya lagi subsidi BBM. Sebab memilih alternatif kedua, menurut pengalaman akan menimbulkan kegoncangan terus menerus harga-harga yang pada gilirannya dapat melahirkan ketidakpastian bagi dunia produksi, di satu pihak. Sedang di pihak lain, merupakan potensi gangguan yang selalu mengancam stabilitas keamanan. Tapi bersamaan dengan itu, barangkali kita tidak pula bisa mengabaikan sama sekali kemungkinan tekanan terus menerus pembengkakan subsidi. Menghadapi kemungkinan itu agaknya patut diciptakan iklim yang secara wajar mampu menerima dan menghayati, bahwa paling cepat sekali setahun misalnya, akan terpaksa dilakukan penyesuaian harga BBM. Kalau tidak, setiap kenaikan harga ekspor akan terpaksa dipakai untuk menambah subsidi. Penciptaan iklim yang demikian itu rasanya mempunyai dasar yang lebih kuat lagi, sebab kesepakatan menaikkan harga minyak OPEC sekali tiga bulan dapat dianggap sebagai suatu proses peralihan guna menciptakan keseimbangan baru yang oleh negara-negara OPEC sebagai penyuara negara-negara berkembang, dianggap adil. Kapan keseimbangan baru itu tercapai, serta apakah keseimbangan baru berhasil memenuhi tuntutan yang diperjuangkan negara-negara OPEC atau tidak, barangkali pengamat paling tajam pun sulit meramalkannya dengan agak tepat. Namun tidak terlalu berlebihan bila dikatakan, negara-negara industri konsumen minyak pun tidak akan tinggal diam. Menghadapi pelbagai kemungkinan, agaknya kepala dingin dan sikap moderat serta pandangan jauh pemimpin-pemimpin OPEC amat diperlukan, sehingga strategi jangka panjang OPEC yang pada dasarnya bertujuan ganda, memperjuangkan kepentingan negara berkembang dengan tetap memperhatikan kepentingan negara maju itu, dapat dilaksanakan tanpa menimbulkan kegon- cangan-kegoncangan yang tidak perlu.** ALIHKAN pula peraturan-peraturannya perlu disederhanakan, Menyangkut penetapan harga dasar komoditi pertanian hendak- nya diperhitungkan komponen ongkos produksi secara menyelu- ruh, lebih lagi harga dasar padi yang menyangkut sebagian besar petani kecil, yang sampai sekarang belum dirasakan manfaatnya. HKTI berpendapat mekanisme pemasaran di pedesaan perlu ditangani pemerintah secara sung- guh-sungguh, di samping penye- derhanaan prosedure perizinan perdagangan antar pulau dan ekspor, penghapusan persyaratan- persyaratan yang memberatkan. petani, penyediaan kredit pemasa- ran dan juga kebijaksanaan luar negeri ditujukan untuk melindu- ngi kepentingan petani produsen di Dalam Negeri. Koperasi. Menyangkut koperasi, MU- KERNAS HKTI menerima KUD sebagai salah satu model koperasi, tetapi harus dengan memperbaiki organisasi, pengelolaan, mental MEMILIH Indonesia, dimana 90 persen dari seluruh rumah sakit yang ada adalah milik pemerintah yang semata-mata bertujuan sosial, untuk melayani sebagian besar masyarakat yang berpenghasilan rendah. Masyarakat yang demi- kian tidak berpendidikan cukup, sehingga kurang mengetahui ke- bersihan. RS. Swasta Menjawab pertanyaan, apakah tidak mungkin rumah sakit swasta diberi kesempatan untuk bekerja- sama dengan luar negeri, agar mampu memiliki peralatan mo- dern. Mengingat sampai saat ini belum ada satu rumah sakit swastapun yang sanggup membeli peralatan itu. Menurut Brata Ranuh, kebi- jaksanaan yang demikian belum pada waktunya, terutama untuk menghindari gejolak sosial akibat dari perbedaan pelayanan yang menyolok. "Pada prinsipnya per- hatian kita harus lebih banyak Dari halaman I petugas serta perlu diberi hak hidup bagi koperasi-koperasi yang mengadakan amalgasi (peleburan) dan koperasi-koperasi lainnya, yang nyata-nyata diperlukan oleh penduduk pedesaan. Untuk menjamin kelangsungan penanaman TRI (Tebu Rakyat Intensifikasi) serta menjamin harga gula TRI milik, petani, perlu ditetapkan adanya suatu Badan yang dapat menampung dengan harga dasar minimal, MUKERNAS telah me- nyampaikan pendapatnya bahwa HKTI satu-satunya organisasi massa tani professi fungsional dan independen sebagai partner pe- merintah dalam menangani pem- bangunan Nasional, sehingga ke- pastian kedudukan dan penataan peranan serta keikut sertaan HKTI dalam Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan dapat melembaga baik tingkat Pusat sampai Tingkat terendah, Selain itu MUKERNAS telah merumuskan program operasional 1980/1981 mulai tingkat Pusat sampai tingkat Desa. (R-O) Dari halaman I pada golognan masyarakat ber- penghasilan rendah tanpa menga- baikan golongan mampu" ucap- nya. Dalam usaha meningkatkan pelayanan kesehatan dan sekaligus membendung arus orang Indone- sia yang berobat ke luar negeri, Dirjen Yankes mengemukakan, dalam waktu dekat di RSCM dan RS dr. Sutomo akan dilengkapi dengan peralatan kedokteran, selengkap dengan peralatan yang disediakan di Singapura. Peralatan yang cukup rumit itu, menurut Dirjen membutuhkan perawatan khusus. Perkelahian Massal di SMPP Kupang Dengan hormat, Pada tanggal 14 Mei 1980, sekitar pukul 10.30 saya kebetul- an berada di sekitar kompleks "Sekolah Menengah Pembangun- an Persiapan (SMPP) Kupang. Letaknya cukup strategis untuk belajar yaitu tidak seberapa gaduh jika dibanding ditengah-tengah yang terkenal jantung kota dengan kebisingannya. Hanya sayang agak jauh dari pusat kota sehingga memaksa si anak murid untuk berjalan kurang lebih 2 km dari tempat pemberhentian Bis. Tepatnya di jalan W.Y. Lala- mentik OEpoi, Kupang. Untuk itu, telah diper- siapkan 3 insinyur ahli radiologi bagi kedua rumah sakit tersebut. Selain itu, melalui IGGI, Indone- sia mendapat bantuan dari Jepang sebanyak 5 milyar rupiah, yang akan diperuntukkan guna meleng- kapi peralatan kedokteran di RS Sumatera Utara, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. (T-1). Sungguh suatu atraksi yang dapat kulihat secara gratis dan menegangkan urat syaraf tapi berbahaya dan juga mengundang maut/korban jiwa. Atraksi ter- sebut adalah perkelahian antar siswa-siswa dan guru-guru, dan beberapa pegawai yang bekerja pada sekolah itu. Suatu kejang- galan adalah setelah saya melihat apa yang disebut tempat pen- kini berubah didikan tiba2 menjadi tempat adu jotos dan bukan hanya terbatas pada adu tinju dan kekuatan, tapi malah menjurus pada tindak kriminalitas, dengan menggunakan benda ta- jam Kuamati lebih lanjut ada siswa yang membawa pisau, keris, badik, pisau kuningan, pisau dapur disbnya. Sedangkan pihak guru dan beberapa pegawai yang bekerja di sekolah tsb yang pro pada guru-guru yang mengajar di SMPP, juga ada yang memegang Masalah angkutan bis kota di Jakarta belum dapat dikatakan memenuhi persyaratan angkutan umum yang ideal seperti yang kita idam-idamkan. Nyaman, tertib, dan aman. Telah berulang-kali Pemerintah harus turun tangan langsung dan menge- luarkan seperangkat peraturan dan kebijaksanaan. Yang tiada lain dimaksudkan untuk menertibkan jenis angkutan umum ini. Bahkan pada tahun yang lalu dalam perangkat kebijaksanaannya, Pemerintah terpaksa mengambil alih manajemen 8 buah perusahaan bis kota di Jakarta. Dan baru-baru ini diberitakan di media massa akan diadakan lagi operasi penertiban terhadap segala kebijaksanaan yang telah dikeluar- kan terhadap armada bis kota di Jakarta. Suatu yang istimewa tang- gal operasinya dirahasiakan. Walaupun segala usaha telah ditempuh namun kenyamanan pelayananan bis kota di Jakarta belum lagi dapat kita rasakan sepenuhnya.Sekalipun disana sini terasa juga ada peningkatan dibandingkan dengan waktu- waktu yang lalu. Seperti adanya trayek bis kota jarak jauh dengan tarif yang sama. Sistim karcis berhadiah untuk menggairahkan masyarakat meminta karcis kepada kondektur bis. Suatu masalah yang sampai hari ini belum teratasi, yaitu kebut- kebutan di jalan antara sesama bis kota tersebut. Kadang-kadang ber- gidik bulu roma kita melihat keberanian pengemudi bis tersebut. Apa alasan mereka untuk melaku- kan hal tersebut kadang-kadang tidak sampai pada jangkauan pikiran kita. Sebab, apabila dulu pengemudi dan kondektur tidak digaji, kini mereka sudah di gaji. Dan mereka juga wajib harus istirahat tiap satu bulan dalam beberapa hari. Semuanya ini adalah kebijaksanaan Pemerintah. Begitupula mengembalikan sistem karcis, dan lain sebagainya. Kita tidak tahu sejauh mana semua perangkat kebijaksanaan ketertib- an tersebut berjalan dengan semes- tinya. Memang dapat kita maklumi penertiban bis kota ini tidak semudah melakukannya terhadap jenis angkutan umum lainnya, seperti pesawat udara misalnya. Bis kota adalah angkutan umum yang relatif harus murah dan sangat vital bagi kegiatan masyarakat sehari- hari. Dalam perangkat ketertiban terhadap jenis angkutan ini banyak faktor yang terlibat dan harus diperhatikan Faktor masyarakat sebagai pemakai jasa, faktor kepentingan perusahaan bis kota sebagai pengelola bisnis angkutan umum ini, faktor pengemudi dan kon- dektur sebagai pelaksana pelayanan angkutan umum ini dan faktor Pemerintah dalam mengatur dan mengembangkan penyediaan sarana pelayanan bagi kepentingan serta umum masyarakat. Ikut sertanya sektor swasta dalam usaha angkutan umum ini merupakan pola yang tepat dalam mengembangkan berbagai kegiat- an dalam masyarakat dan sejalan dengan tujuan Pembangunan Nasional. Hanya sektor swasta harus menyadari bahwa bisnis ini lebih mengutamakan kepentingan umum. Karena itu keuntungan dari bisnis ini relatif kecil dan harus diproyeksikan dalam jangka panjang. Akan tetapi keuntungan bagi pengusaha bahwa bisnis ini tidak begitu terpengaruh oleh gejolak-gejolak ekonomi sehari- hari secara langsung. Kebutuhan akan angkutan jarak pendek (dalam kota) merupakan kebutuh- an pokok masyarakat. Layaknya sama seperti kebutuhan pokok akan sandang dan pangan. Dalam rangkaian gagasan seder- hana ini kita ingin mengemukakan TUJUH KANTOR SENSUS TINGKAT I LAGI AKAN DILENGKAPI UNIT KOMPU- TER MINI. YOGYA, (Suara Karya). Wakil Kepala Biro Pusat Statistik (BPS) Drs. Asjwar Rasid mengatakan, 7 unit komputer mini bantuan Pemerintah Inggeris yang kini sudah ada di Jakarta diharapkan tahun ini sudah dapat dikirim ke daerah2 tingkat I khususnya di Jawa dan daerah2 lain di luar Jawa yang mempunyai bany kegiatan pembangunan, untuk melengkapi sarana peng- olahan data sederhana pada kantor2 Sensus di daerah itu. Asjwar Rasid juga menyata- kan, saat ini masih dihadapi kesulitan kurangnya tenaga ahli untuk daerah2 tingkat II. (fxr/arm). Surat Pembaca EBTA yang diumumkan pada tanggal 13 Mei 1980, dan berdasarkan pengalaman2 bebe.. rapa tahun sebelumnya peristiwa seperti ini sering terjadi, tapi dapat lekas diatasi oleh petugas keamanan. Yang saya sesalkan, mengapa sekolah yang dapat disebut rawan tidak dijaga oleh petugas kepolisian? Mungkin agak jauh dari pusat kota? tajam, batu-batuan benda disbnya. Saya yang tidak mengetahui sebab dan musabab mengapa bisa terjadi begitu, yaah hanya dapat menarik napas panjang dan mengurut dada setelah menyaksi- kan atraksi yang tidak lucu itu. Si siswa yang dulunya menerima dan mengenyam pendidikan dari guru kini berbalik menampar dan meninju muka guru sampai babak belur. Apa daya guru yang hanya dapat dihitung dengan jari dapat melawan dengan para siswa yang tidak salah jumlahnya ratusan. Setelah kuperhatikan lebih lanjut dan menyaksikan keributan itu yang mulai menjurus pada menakut- kriminalitas untuk nakuti guru dan orang2 yang mungkin akan merintangi/men- cegah perbuatan dari siswa-siswa itu. Dan akhirnya sasaran jatuh pada kaca-kaca sekolah, tak ayal lagi beberapa kaca hancur beran- takan. Hampir 20 menit siswa- siswa yang menimbulkan keri- butan itu menguasai sekolah tsb, dan menghilang setelah polisi datang menggrebek. Sayang polisi datang terlambat 10 menit, setelah darah tercecer di lantai sekolah. Untunglah tidak ada korban jiwa, seorang ibu guru pingsan. Polisi bukannya datang dengan mobil patroli tetapi hanya dengan sebuah sepeda motor (hanya dua orang polisi). Pemeriksaan lebih lanjut me- insiden itu ngatakan bahwa berekor pada pengumuman hasil sekedar saran dari beberapa segi. Sekedar melengkapi pola kebijak- sanaan yang telah ada. Suksesnya membentuk pola angkutan umum bis kota di Jakarta, tentunya kemudian dapat dikembangkan pula pada kota-kota lain di Indonesia Disesuaikan dengan kondisi masing-masing kota. Misalnya, pada kota-kota tertentu tidak perlu ikut-ikutan mengguna- kan bis bertingkat seperti yang direncanakan untuk Jakarta. KEBUT-KEBUTAN Keinginan pengemudi bis kota yang ukuran mini maupun maksi untuk kebut-kebutan di jalan masih saja kita jumpai. Terutama pada jam-jam pada penumpang, dipagi hari dan siang/sore hari. Kasihannya, penumpang umum- nya menerima saja perlakuan demikian. Tidak ada protes. Paling- paling mengeluh. Sebenarnya pihak DLLAJR telah memberikan peringatan dengan menempelkan plakat pada masing-masing bis kota, "peringatilah supir apabila dia ngebut!"," Dalam hal ini penumpang atau masyarakat konsumen bis kota masih dalam kedudukan yang lemah. Menurut hukum ekonomi, mereka masih dalam posisi pada tingkat permintaan yang tinggi. Sedangkan jumlah bis kota masih terbatas. Oleh karena itu penum- pang tidak banyak bisa berbuat. Bukan suatu pemandangan yang luar biasa lagi pada jam-jam padat penumpang bis kota berjejal- jejal.Sementara yang menunggu di terminal dan halte bis tak kurang banyaknya. Sebenarnya sumber permasalah- an kebut-kebutan dan saling ber- lomba untuk mendapatkan penumpang sejejal-jejalnya dari bis-bis kota tersebut terletak pada masalah disiplin. Masalah yang sederhana tetapi seperti sukar diwujudkan dalam kenyataannya. Disiplin yang dibutuhkan bukan saja harus datang dari pihak bis kotanya, tetapi juga dari pihak masyarakat penumpang. Dalam gagasan mengatasi masalah kebut- kebutan ini dapat kita kemukakan suatu cara yang sederhana. Caranya, yaitu setiap bis kota yang akan keluar dari terminal pada setiap jurusan diberikan nomor perjalanan secara berurut- an. Nomor pertama diberikan pada awal jam operasi (misalnya pukul 06.00), yang kemudian jumlah nomornya dibatasi sampai dengan batas waktu tertentu. Dari beberapa keterangan sementara, saya mengumpulkan data-data yang perlu digaris bawahi, yaitu, keterangan dari SMPP yang guru olah raga mengatakan bahwa yang lulus sebenarnya hanya berkisar 20% Tetapi setelah melalui pertim- bangan satu dan lain sebab, angka itu disulap menjadi 50%. Jadi kesimpulan saya yang tidak lulus adalah 150 siswa. Wah, suatu angka yang besar jika diban- dingkan dengan tahun-tahun se- belumnya. Timbul tanda tanya mengapa murid-murid yang tidak lulus t 150 orang itu berjumlah berani memukul guru-gurunya. Apakah guru-guru yang berada di SMPP itu dalam melaksanakan tugas ujian EBTA tidak berlaku konsekuen sehingga menimbul kan kemarahan murid-murid yang tidak lulus karena merasa bahwa guru-guru yang menanganinya tidak berlaku adil? Ataukah pula karena mereka beranggapan me. ngapa si anu yang sehari-harinya tergolong bodoh tapi mengapa lulus, dan kenapa si B yang dapat Setiap keberangkatan dan waktu istirahat bagi setiap bis kota tidak ditentukan oleh pengemudinya, tetapi ditentukan oleh petugas yang diberikan wewenang untuk itu. Bahkan sebenarnya kegiatan itu ditentukan oleh sistem yang diper- lakukan. Manfaat lainnya yang dapat kita peroleh dari sistem ini, yaitu pihak pengatur perjalanan bis kota dapat mengontrol kecepatan perjalanan bis ini. Artinya, berdasarkan per- kiraan waktu setiap bis kota ber- dasarkan nomor urut perjalanan- nya hanya diperkenankan masuk terminal tujuannya pada perkiraan waktu yang telah ditentukan. Tentunya secara berurutan pula. Tentunya dengan sistem ini setiap bis kota tidak boleh saling mendahului. Perjalanan atau posisi di jalan raya sesuai dengan nomor urut dan seri masing-masing. Kecuali di antaranya terdapat yang mogok atau mengalami kerusakan. Jika terjadi semikian, maka bis pada nomor urut berikutnya dapat mendahuluinya. Dengan catatan bis kota yang didahului itu harus menyerahkan salah satu pelat b nomor urutnya kepada bis yang akan mendahuluinya. Hal ini diperlukan untuk bukti kepada petugas terminal nantinya. Pola kebijaksanaan teknis seper- ti ini tidak akan adá artinya tanpa didukung dengan kontrol yang sek- sama oleh aparat yang ber- wewenang di jalan raya maupun di terminal. Setiap pelanggaran ter- hadap kebijaksanaan ini harus dikenakan sanksi yang tegas dan langsung di tempat. Misalnya, setiap pelanggaran yang mendahului urutan bis di muka- nya, dikenakan denda sebesar Rp 2500,- atau sebesar pendapatan 50 orang penumpang untuk setiap pelanggaran yang dilakukan oleh pengemudi bis. Sekedar melengkapi gagasan kebijakan bis kota Jakarta Oleh: Nizamuddin SE TERTIB PENUMPANG. Harus diakui, kebalauan dalam bidang angkutan umum bis kota di Jakarta juga disebabkan kurang- nya disiplin dan ketertiban dari masyarakat sendiri sebagai pemakai jasa bis kota ini. Kita masih melihat tingkah masya- rakat yang saling berebut-rebutan, saling mendahului, sewaktu naik bis. Begitupula pada waktu turun. Kejadian seperti itu sepertinya sudah dipandang biasa saja oleh masyarakat. Dianggap suatu hal yang lumrah. Tidak disadari bahwa melalui kejadian yang lumrah itu telah terjadi kemerosotan budaya bangsa dan moral masyarakat yang disiplin. Tidak ada rasa saling hargai meng- hargai sesama anggota masya- rakat. Tidak ada saling mengin- dahkan hak masing-masing. Siapa yang telah mendapat tempat ter- dahulu dan siapa yang kemudian. Semuanya ditentukan oleh siapa yang kuat dan siapa yang lihay, dan siapa yang gesit. Misalnya sampai pukul 09.00. Selanjutnya nomor ini diawali lagi dari nomor 1 (satu) dengan in- dentifikasi yang lain. Demikian seterusnya. Atau, dapat juga dibatasi pada jumlah nomor urut- nya, bukan pada batas waktunya. Jadi pemberian nomor urut ini secara berseri. Maksud pemberian nomor secara berseri ini, agar bis yang mendapat nomor 1 pada seri I, pada seri berikutnya tidak lagi diberikan nomor 1 tetapi justru nomor ter- akhir dari seri berikutnya. Kelebih- an waktu menunggu urutan keluar terminal menurut nomor urut seri yang diberikan itu, dgunakan untuk istirahat. Sebaiknya, nomor urut dan serinya ini diletakkan di muka dan di belakang bis kota yang bersangkutan di tempat yang mudah terlihat. Baik oleh petugas oleh maupun masyarakat penumpang. Dengan adanya nomor urut per- jalanan yang berseri ini, diharap- kan pengemudi bis dituntun untuk berbuat disiplin serta tidak perlu berlomba-lomba. Disamping itu, dengan adanya waktu istirahat diharapkan pengemudi serta awak bis dapat terpelihara stamina pisik dan konsentrasi kerjanya dengan baik. Begitupula terhadap bisnya, secara tidak langsung ikut terawat kondisinya yang sangat penting ar- tinya bagi usia teknis bis tersebut. Konsekuensi dari "pola perjalanan serial" ini, bahwa pada setiap ter- minal harus disediakan jalur khusus untuk istirahat bagi bis-bis kota yang menunggu keberangkat- an selanjutnya. Hal ini tidak begitu sulit dan barangkali tidak perlu ada perluasan terminal yang ada. Karena dengan arus yang lancar dan tertib, kegiatan bis-bis kota di terminal tidak akan menjadi kacau- balau. Ekses lebih lanjut, bahwa tidak ada lagi budaya untuak menghargai kaum wanita kaum ibu, dan anak- anak. Tentunya bukan ujud eman- sipasi wanita seperti ini yang kita inginkan dalam pergaulan di masyarakat. Kalau budaya seperti ini yang berlangsung setiap hari kita biarkan terus, tidaklah heran suatu waktu kita bisa nyaris ter- perosok dalam suatu budaya "homohomini lopus modern". Oleh karena itu penertiban dan mengembalikan disiplin masyarakat dlam masalah turun-naik bis ini, mutlak diperlukan. Kita telah memagar jalan raya tertentu di Jakarta yang tiada lain dimaksud- kan untuk menuntun disiplin penyeberangan jalan. Tentunya bukan sekedar mengindarkan kecelakaaan saja. Untuk mengem- balikan disiplin pemakai jasa angkutan bis kota dan sekedar untuk menjadi penuntun disiplin, cara pagar-pagaran ini masih kita perlukan. Antara lain usaha ini dapat kita jajaki pada terminal- terminal bis kota di Jakarta. Ketentuan untuk penumpang yang naik melalui pintu muka dan yang turun melalui pintu belakang pada setiap bis kota, seyogyanya tetap dipertahankan. Bahkan perlu ditingkatkan penertibannya. Baik pada terminal maupun pada setiap halte bis (bus shelter). dikategorikan "Bintang Pelajar", kok tidak berhasil? Pada terminal, seyogyanya jalur- jalur atau areal untuk menurunkan penumpang jauh terpisah atau dipisahkandenganjalur-jalur untuk menaikkan penumpang. Jadi setiap bis yang masuk jalur keberangkat- an sesuai dengan rutenya sudah dalam keadaan kosong dan pintu belakang bis dalam keadaan ter- Nah, saya kira masing-masing pihak bisa mengoreksi diri sendiri, apa itu si pelajar yang tidak lulus maupun guru-guru yang berada di sekolah itu secara lebih dewasa, yang nota bene sebagian besar terdiri dari pada kaum intelektual- intelektual/Drs. 2. Karena kita jangan terburu-buru memberikan keputusan final bahwa si murid yang salah. Kita juga perlu tanyakan pada diri kita sendiri, apalagi sebagai tiang pertama pendidikan, karena hal ini jelas akan berpengaruh pada kehidupan persekolahan dan juga bahwa guru yang dewasa akan melahirkan generasi muda yang berjiwa dewasa pula, demikian pula guru yang berjiwa kerdil atau pincang akan melahirkan generasi muda yang pincang pula. Dalam hal ini saya juga ingin tanyakan, apakah nanti setiap pengumuman hasil EBTA pada tahun-tahun yang akan datang, terulang lagi peristiwa yang menyedihkan seperti di atas? Atau mungkin lebih tragis lagi? Semoga surat ini dapat dimengerti oleh guru-guru khu- susnya guru-guru SMPP Kupang, karena sifatnya spontan. Kepada redaksi atas pemuatan surat ini saya ucapkan terima- kasih. Kupang, 14 Mei 1980 David Johannes. Jl. Gunung Mutis 73. KUPANG NTT. tutup. Berarti jalur-jalur keberang- katan benar-benar hanya untuk dan menaikkan penumpang keberangkatan bis. Tidak ada bis yang menunggu penumpang pada jalur keberangkatan. Para penge- mudi bis beserta kondektur atau bis yang memerlukan perbaikan kecil atau memerlukan istirahat harus masuk pada jalur atau areal untuk itirahat. Pada trotoar keberangkatan penumpang seyogyanya dipagar dan hanya ada satu pintu untuk naik ke atas bis sesuai dengan rute bis yang bersangkutan. Dan alangkah baiknya untuk kembali menuntun masyarakat berdisiplin kembali, maka beberapa meter menuju pintu bis ini di beri pagar yang cukup untuk satu orang antrian. Biar bagaimanapun budaya antri tidak seburuk namanya, sebab di negara maju yang liberal sekalipun budaya antri ini masih dipelihara orang. Motivasinya, adalah menghargai hak orang yang lebih dahulu datang.Bukankah dengan sistem keamanan. ini juga masalah sekaligus secara tidak langsung dapat terawasi dan terselenggara- kan. Cara ini juga dapat diterapkan pada halte-halte bis yang tersebar di seluruh rute bis kota di Jakarta. BUDAYA KARCIS Di antara usaha penertiban yang dilakukan Pemerintah adalah kembali membudayakan peng- gunaan karcis bis kota sebagai bukti pembayaran penumpang bis. Ternyata setelah sekian lama peng- gunaan karcis ini di wajibkan peng- gunaannya nampaknya kembali agak meluntur kewibawaan karcis tersebut di kalangan masyarakat penumpang bis kota. Hal ini bukan saja disebabkan oleh ulah kon- dektur bis tetapi juga oleh ulah masyarakat yang kadang-kadang enggan menerima karcis bis kota tersebut. Kalau kondektur yang membuat ulah nampaknya tidak begitu sulit penertibannya. Karena sekarang ini sudah ada pemeriksaan karcis pada beberapa bis kota oleh petugas yang di tunjuk untuk itu. Sayembara Kantor Sensus & Statistik Jateng Dengan hormat, Menanggapi tulisan Sdr. Sunar- di alamat Pancarkembar 337 Purwokerto yang dimuat dalam Harian Suara Karya penerbitan hari Rabu tanggal 7 Mei 1980 pada halaman III ruang Surat Pembaca, maka dengan ini perlu kami jelaskan sebagai berikut: 1. Bahwa Sayembara Mengarang Sensus Penduduk 1980 yang diselenggarakan oleh Kantor Sensus & Statistik Propinsi Dati I Jawa Tengah tetap berjalan terus, tidak dibatal- kan. Masalah karcis ini memang penting karena menyangkut masalah pendapatan perusahaan bis untuk kelangsungan armada bis tersebut. Selain itu juga dimaksudkan untuk mengurangi kebut-kebutan di jalan oleh pengemudi bis yang tadinya dibebankan target setoran tertentu. Lebih lanjut sistem karcis tentunya bermanfaat untuk pendapatan guna kebijakan pengembangan dan perluasan jaringan serta ar- mada bis kota di Jakarta. 2. Karangan yang masuk pada Panitia, telah diperiksa semua oleh Dewan Yuri. 3. Para pemenang khususnya Tingkat Propinsi belum dapat diumumkan, karena masih diperlukan penilaian final, yaitu diadakan wawancara dengan para finalis dan dewan yuri. Direncanakan Pengumuman Pemenang akan dilaksanakan tanggal 24 Mei 1980. Demikian penjelasan kami agar maklum dan minta maaf jadwal terpaksa berubah karena sesuatu hal yang ada di luar kewenangan Panitia. An. KEPALA KANTOR SENSUS & STATISTIK PROPINSI DATI I JAWA TENGAH Ketua Panitia Sayembara, SP.-80 SOEGENG HARDONO NIP. 340004036. Dalam mengembangkan budaya karcis ini dikalangan penumpang bis juga telah ditempuh usaha dengan sistem karcis berhadiah yang diundi setiap dua minggu sekali. Nampaknya belakangan ini masyarakat tidak begitu lagi ter- gugah dengan sistem ini. Buktinya dapat kita lihat betapa banyaknya karcis bis yang berserakan di ter- minal dan di lantai bis-bis kota. Barangkali sistem karcis berhadiah ini dapat dialihkan dengan sistem lainnya. Sistem yang lebih dapat memberikan keuntungan yang lebih merata kepada hampir setiap penumpang. mat karyo WAH PANTAL INI INDAH NIAN BAGAIMANA KALAU KUTANYAKAN PAK LURAH KARCIS PREMI Sistem karcis berhadiah tersebut seyogyanya dialihkan kepada sistem karcis premi. Yaitu, setiap penumpang yang memiliki 100 lembar karcis pada trayek atau rute tertentu dapat menukarkannya de- ngan 5 lembar karcis gratis. Berarti setiap penumpang yang telah 100 kali membayar atau lebih akan memperoleh kesempatan yang sama untuk menerima imbalan. Hanva dalam sistem in perlu juga diperhatikan tempat penukaran- nya. Sebaiknya tempat penuka- rannya in tidak terbatas pada ter- minal saja, tetapi juga dapat ditukarkan pada halte-halte bis kota yang dianggap cukup ramai pada tiap-tiap rute tertentu. Barangkali untuk keperluan ini cukup dengan menempatkan se- orang petugas pada waktu yang di- anggap tepat. Misalnya, siang sam pai dengan sore hari. Tentunya sis- tem karcis premi ini tidak berlaku bagi anak sekolah dan mahasiswa yang memang telah menerima tarif khusus. Dengan hormat, Lewat ini kusampaikan sesua- tu keadaan nyata. Mungkin dapat mendorong semangat kerja para pegawai negeri khusus para guru SD Flores Timur propinsi NTT. Paling tidak sekedar diketahui umum. MENGATASI ARUS PENUM- PANG PADA JAM PADAT Sekalipun di Jakarta banyak orang memiliki kendaraan pribadi atau kendaraan dinas, namun jum- lah orang yang menggunakan jasa angkutan umum bis kota jauh ber- lipat ganda jumlahnya. Terutama jika kita lihat pada waktu pagi hari. Seakan-akan kita dihadapi oleh jumlah bis kota yang jauh men- cukupi. Sementara itu waktu- waktu lainnya selain siang hari jumlah arus penumpang tidaklah begitu meledak jumlahnya. SUARA KARYA - HALAMAN III baktinya dari guru teladan kita Nasib guru ini, berhasil mencapai golongan III/a. Tidak salah bahwa prestasi di Flores Timur guru diketahui umum. Yang berhak memberi konduite lebih tahu segala dan membenarkan pendapat umum. Apakah guru yang unggul mencapai golongan III/a, punya prestasi dalam waktu singkat menanjak dan berbalik 180 derajat dari semula? Jika semua guru begini, pasti menda- pat dukungan hebat dalam pengusulan kenaikan pangkat. Ha- rap yang benar dan jujur demi peningkatan mutu pendidikan dan prestasi kerja. Bukan ABS. Dari kenyataan ini timbul pertanyaan: Selain diperlukan penambahan armada bis kota sebagaimana yang direncanakan (500 buah bis) untuk mengatasi kepadatan arus penum- pang tersebut, juga bisa ditempuh cara lain. Yaitu memanfaatkan armada angkutan bermotor lain- nya. Seperti angkutan taksi. Sekalipun pada pagi hari cukup mendapat penumpang, tetapi tidak kurang pula kita lihat yang masih kosong. Sebenarnya kepada kendaraan umum taksi ini bisa dimanfaatkan untuk mengurangi arus penumpang pada jam-jam padat tersebut. Kepada taksi ter- sebut dengan ijin khusus yang tidak sukar memperolehnya. Diberikan ijin atau diwajibkan untuk meng- angkut penumpang di pagi hari, antara pukul 06.00-09.00. Tiga persyaratan yang perlu diindahkan oleh taksi ini. Pertama, taksi yang mendapat ijin operasi ini diwajibkan mengkuti rute bis kota yang ada. Walaupun tidak harus dimulai dari suatu ter- minal. Tetapi rute tujuannya harus sama dengan rute tujuan bis kota yang dijalurinya. Kedua, taksi ter- sebut mengisi penumpangnya tidak sistem borongan, tetapi seperti opelet atau bis kota. Ketiga, tarif yang dikenakan untuk tiap orang berlaku tarif jauh dekat yang lebih mahal dari tarif bis kota (misalnya Rp.200/orang). Tentunya selama operasi ini tidak diperkenankan memakai meter dan harus meng- gunakan tanda-tanda yang diwa- Guru SD di Flores Timur belum seorangpun mencapai go. longan gaji IIIa. Termasuk guru teladan tingkat kabupaten tahun 1976 yang sudah lebih dari 4 tahun dalam golongan II/d dan sudah lulus ujian dinas. Guru teladan kita ini pernah diusulkan ke III/a dalam rangka kenaikan pangkat reguler pada beberapa tahun lalu. Sampai surat ini ditulis belum juga berhasil, Saudara kita ini sudah lebih 30 tahun mengabdikan diri sebagai guru SD. bahan Sayang.... bahwa usulan kenaikan pangkatnya tidak diketemukan di kantor urusan personalia pada kantor gubernur NTT. Diajukan pengusulan ulang. Tapi mengalami nasib yang sama. Kete- ladanannya jelas tidak diberi penghargaan kenaikan pangkat. Perhatian saja tidak nampak, meskipun surat dari Departemen P dan K di Jakarta tanggal 9 September 1978 Nomor: 58351/C/2/78 menyangkut ke- naikan pangkat istimewa guru teladan, telah diketahui oleh instansi yang berwewenang di kabupaten. Meskipun demikian ada lagi kelainan di Flores Timur. Guru SD yang jauh lebih muda masa jibkan, yang kelihatan oleh umum. Bahkan kendaraan pribadi berupa sedan atau sejenisnya dapatpula diberikan ijin seperti kendaraaan taksi tersebut. Dan tetap hanya diperkenankan pada jam tertentu saja. Hal ini dimaksudkan agar tidak membalaukan pola angkutan umum dalam kota Jakarta yang telah ditetapkan. Barangkali melalui sistem ini kita mulai merintis titian jurang pemisah antara golongan masya- rakat "the have" dan "the have not". Walaupun untuk itu masya- rakat masih harus membayar agak sedikit lebih mahal. Tetapi di lain pihak kita masih membuktikan bahwa segala yang diselenggarakan untuk kepentingan umum itu memang tetap mengandung nilai- nilai "public utility" dan social function". Selain itu tidak mesti lagi dalam jangka pendek Pemerintah memikirkan suatu investasi yang cukup besar untuk menambah armada bis kota yang nilai per-unitnya tentunya juga tidak lebih murah dari harga taksi. Meningkatnya jumlah masya- rakat yang membutuhkan dan menggunakan angkutan bis kota maka tidak dapat dihindari diper- lukan penambahan armada bis kota itu sendiri. Selain untuk tuju- Melalui sistem karcis premi iniman peremajaan bis kota yang ada. Beberapa pengalaman menunjuk- nampaknya lebih menunjukkan kan bahwa turut sertanya masya- asas pemerataan kesempatan bagi rakat secara individual dalam masyarakat penumpang bis tanpa investasi di bidang usaha ini lebih harus melalui suatu seleksi undian. menunjukkan terawatnya kendara- Di samping masyarakat Jakarta an umum tersebut. Karena mereka sendiri nampaknya sudah agak je- pada umumnya mempertaruhkan nuh dengan sistem undian-undian berhadiah. SUARA PENYERTAAN INVESTASI MASYARAKAT PAK LURAH SAYA INGIN BELI PANTAI. ITU TUH DISEBELAH SANA ? 1. Di mana letak kunci keberha- silan proses kenaikan pangkat guru SD di NTT? Relasi atau prestasi? 2. Benarkah ungkapan: Terlalu jujur sulit mencapai sukses dan yang pertama menjadi tera- khir? LURAH MB ay Apabila kita semua ingin dan mengharapkan semangat dedikasi yang tinggi dari para guru, ciptakanlah situasi yang tidak menimbulkan kekecewaan dan rasa kurang adil Masyarakat dan para guru sendiri sangat tajam pengamatannya. Tulisan ini bisa dianggap spele, tapi kenyataan yg kecil ini luas pengaruhnya ke arah negatip. Kesan yang dipero- leh: Ada hal yang tidak beres diatas. Mohon perhatian! Redaks! Malam Tata Usaha Hormat saya, A.K. Lamaholot Larantuka, Flores Nusa Tenggara Timur investasi dari kekayaan sendiri. Sebagai modelnya dapat dilihat pada perusahaan taksi, Presiden Taksi. Perusahaan mini bis, yaitu Metro Mini dan Kopaja, dan lain-lainnya. Seyogyanya dalam program Pemerintah untuk menambah armada bis kota di Jakarta, model seperti yang diterapkan pada peru- sahaan taksi dan bis mini tersebut dapat diterapkan pula pada bis kota ini. Jadi, Pemerintah DKI dapat membentuk suatu peru- sahaan yang secara khusus menam- pung penyertaan investasi masya- rakat pada bidang usaha bis kota ini. Hanya yang perlu menjadi catatan kita, bahwa bis-bis kota yang dimiliki secara individual tersebut tidak diperkenankan di-pool pada masing-masing pemiliknya. Semua bis tersebut harus di-pool pada tempat yang telah disediakan bis oleh perusahaan yang menaunginya. Adapun mengenai supir dan awak bis lainnya boleh disediakan oleh perusahaan yang dinaunginya ataupun oleh pemilik investasi tersebut. Namun semuanya harus tunduk kepada ketentuan-ketentuan yang telah dibuat, sebagaimana layaknya seperti pada perusahaan taksi "Presiden Taksi". Segala gagasan tersebut di atas hanya berupa buah pikiran sederhana. Sekedar sebagai suatu sumbangan kepada permasalahan pelayanan umum yang pada dasarnya adalah tanggung jawab kita bersama. Tanggung jawab Pemerintah dan masyarakat. Jakarta, Mei 1980. DITERBITKAN OLEH P.T. SUARA RAKYAT MEMBANGUN PENASEHAT Amir Moertono, Sapardjo PEMIMPIN UMUM: Sumiskum WAKIL PEMIMPIN UMUM: Djamal All PEMIMPIN REDAKSI: D.H. Assegaff PEMIMPIN REDAKSI/PENANGGUNG JAWAB SEHARI-HARI; Sjamsul Basri WAKIL PEMIMPIN REDAKSI/PENANGGUNG JAWAB SEHARI- HARI: Kajat Harteye RED. PELAKSANA: A.J. Bungin, Herman Rumpoko, Herutjahjo, Yop Pandle. KARYA Guara rakyat membangun DEWAN REDAKSI: A.J. Bungin, Herman Rumpoko, Herutjahjo, Yop Pandie, Musteffa Kamil, Leopold F.P. Runkat, S.M. Asl Siregar, J.R. Susante, H. Hatmanto, Alfred Simanjuntak, Christ. R. Tumangger, Kusnun HM, John Syukur, Sugyanto, Manusmara, Raun Gultom, STAF AHLI: Sayuti Melik, Midian Siralt, Sudjati, Cosmas Batubara, David Napitupulu, Hendro Budijanto, Pintor Simanjuntak, R. Haryosaputro. ALAMAT REDAKSI DAN TATA USAHA/LANGGANAN: JI. Bangka 11/2 Kebayoran Baru. NOMOR TELEPON SUARA KARYA Redaksi : 797819,777020 (langsung) 778211-778218 pes 60: Redaksi pes 63: Pem. Red. : 797819 : 791352,777020 778 211-778218 pes 59 1621691 Iklan : Jln. Gajah Mada 90 A Tingkat III ALAMAT BAGIAN IKLAN SURAT (SELURUH BAGIAN): Tromol Pos No. 3408 JAKARTA P.O. Box. No. 334-KBY Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Perwakilan Jawa Tengah JI. Lamper Sarl 12 A. Telp 313113 SEMARANG. Perwakilan Jawa Barat Jl. Gatot Subroto Gg. Warta No.13 Telp. 56213 BANDUNG IZIN TERBIT: No.01098/SK/Dir.PP/SIT/1971 HARGA LANGGANAN TERMASUK SKM: Rp.2.350,- per bulan bayar dimuka, PERPOS: Rp. 2.600,- per bulan bayar dimuka. Pengiriman dengan pesawat dibabanl ongkos angkutan HARGA ECERANI Rp.100,- per eksemplar TARIP IKLAN: Umum Rp.500,-, Keluarga : Rp.400,- Khusus: Rp.300,- Film Rp.300,- (per mm kolom) IKLAN MINI: 1 baris (25 huruf) Rp. 500,- minimum 2 baris, maksimum 10 baris. BANK: BNI 46 No. 001799, Bumi Daya Kebayoran Baru No.1110 43523, BRI Kebayoran Baru No.1729, 20 C. Giro A. 12745. First National City Bank No.01.9892.7 Perwakilan Jawa Timur & Ball Jl. Raya Diponegoro No.62 Telp. 60568 SURABAYA, BAGAIMANA KALAU GUNUNG KRAKATAU SAJA. SAMPEAN INGET SEDIKIT DONG JANGAN MENTANG 2 PUNYA DUIT...
