Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Analisa
Tipe: Koran
Tanggal: 2003-08-19
Halaman: 08

Konten


2CM ANALISA: Selasa, 19 Agustus 2003 Penerbit Pemimpin Redaksi/ Penanggung Jawab Wakil Managing Editor Sekretaris Redaksi Redaktur A analisa : Yayasan SIKAP PRESS Anggota Redaksi Fotografer Terbit Tarip Iklan Alamat Telepon Perwakilan Jakarta SIUPP Dicetak Oleh HARIAN : H. Soffyan : H. Ali Soekardi : Paulus M. Cukrono H. War Djamil H. Bahari Effendy, H. Naswan Effendi, Mulyadi Franseda, H. Ismail Lubis, H. Agus Salim, H.M. Hatta Lubis, Syamsir Arief, Ali Sati Nasution, Anthony Limtan, Fajaruddin Idris. Mac. Reyadi MS, A. Rivai Siregar, Ismugiman, Idris Pasaribu, M. Sulaiman, Samil Chandra, M. Nur, H. Hermansyah, Aswadi, Faisal Pardede, Kwa Tjen Siung, Hendar Tusmin, Rizal Rudi Surya, Ali Murthado, T. Deddy Bustamam, Irham Nasution, Ridwan, Bachtiar Adamy, Zulmaidi, Muhaddis, James P. Pardede, Fahrin Malau. Andi Kurniawan Lubis, Ferdy Siregar, M. Said Harahap. : Seminggu 7 kali Rp. 7.500,- per mm/kolom (umum) Rp. 5.000,- per mm/kolom (keluarga) Jalan Jend. A. Yani No. 35-43 Medan 20111 Kotak Pos : 1481, Telex No. 51326 Fax.: (061) 4514031, Telegram: ANALISA MDN Redaksi: (061) 4156655 (5 saluran), 4511256 Tata Usaha: (061) 4154711 (5 saluran), 4513554 Frans Tandun, Jalan K.H. Hasym Ashari No. 43-A Jakarta Pusat, Tel. (021) 6322440, 6322271, 6322289 Fax.: (021) 6322315 SK. Menpen No. 023/SK/MENPEN/SIUPP/A.7/1985 Tanggal 24 Desember 1985 P.T. KUMANGO Medan (Isi diluar tanggung jawab pencetak). Tajukrencana Moratorium Jabatan PEMILIHAN kepala daerah, sangat menarik diperbincangkan. Mulai dari pra pemilihan hingga ke pasca pemilihan. Kasus-kasus yang muncul belakangan juga menarik untuk diikuti, dari kasus money politics sampai kasus yang mempersoalkan masalah moral. Kenapa hal ini menarik ? karena kepemimpinan dan kekuasaan dari sejak dulu hingga sekarang banyak diperebutkan. Tidak saja orang-orang yang bergerak dalam kekuasaan tersebut (politikus) tapi sekarang sudah merambah kepada artis, aktor maupun aktris, sebagai contoh konkrit pemilihan Gubernur California yang akan diadakan pada 7 Oktober 2003. Dari pemberitaan, panitia sedikit runyam mengingat sampai batas akhir pendaftaran sudah ada 250 orang yang bersaing untuk menjadi gubernur. Jumlah ini merupakan rekor tertinggi dalam sejarah pemilihan gubernur di Amerika Serikat dan dari sekian banyak calon tersebut terdapat nama Mary Carey salah seorang aktris film porno serta aktor film laga Arnold Schwarzenegger. Keikutsertaan para aktor dan akris ini sangat menarik mengingat selama ini dari kebiasaan yang muncul para aktor dan aktris tidak ingin masuk dalam ajang politik, walaupun peran yang dibawakan terkadang tidak terlepas dari unsur politik. Kondisi ini membuktikan politik saat ini sangat diminati, tidak saja oleh para tokoh politik an sich tapi juga oleh para seniman. Sebagai seorang aktor dan aktris, memerankan tokoh penguasa seperti presiden, gubernur, walikota mungkin sudah pernah dilakoninya, tapi di kehidupan nyata sangat jauh berbeda tidak seperti di kehidupan layar lebar di mana sutradara sudah memplot akhir cerita apakah berakhir dengan happy ending, tragedy ending maupun success story. Terlepas dari hal itu, siapapun tampaknya tidak menolak jika ditawari menjadi walikota, gubernur apalagi kepala negara, bahkan yang masih menjabat sebagai penguasapun punya keinginan agar langgeng kekuasaannya tersebut. Seolah-olah mereka tidak menginginkan agar kursi yang setiap hari mereka duduki itu diduduki orang lain. Saat ini terbetik kabar, pemerintah akan memperpanjang atau menangguhkan (moratorium) masa jabatan para kepala daerah yang habis masa jabatannya di tahun 2004, dengan alasan berkaitan akan dilaksanakannya Pemilihan Umum pada tahun itu. Hal itu dikemukakan Menteri Dalam Negeri Hari Sabarno dalam konferensi pers usai menghadap Presiden Megawati Soekarnoputri di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/8). Menurutnya, tercatat satu gubernur yaitu Gubernur Bengkulu, 78 bupati termasuk 36 bupati pemekaran, dan 14 walikota termasuk 3 walikota pemekaran, yang akan berakhir masa jabatannya tahun 2004. Kebijakan ini jelas akan memberikan secercah senyum tersendiri kepada pihak eksekutif tetapi belum tentu diterima pihak legislatif dengan lapang dada. Bahkan para legislatif dari beberapa DPRD Daerah dan Kabupaten sudah meminta Depdagri mempercepat pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada). Keinginan dari DPRD ini jelas sangat kontradiktif dengan keinginan pemerintah pusat, mengingat salah satu alasan dari Mendagri mengenai adanya moratorium jabatan itu, pemilihan umum menjadi saat- saat yang relatif sensitif, jika pada saat itu digelar pemilihan kepala daerah akan menambah gejolak. Ketika pemerintah memberikan moratorium kepada pejabat kepala daerah yang berakhir masa jabatannya pada 2004 dengan alasan-alasan yang menurut sebagian orang hal itu logis, sementara anggota legislatif tidak menginginkan demikian. Dari dua keinginan ini jelas ada line in between (sesuatu yang tersirat) di antara eksekutif dan legislatif yaitu kepentingan. Pemerintah mempunyai kepentingan begitu juga dengan legislatif yang tidak ingin kepentingannya 'hilang' begitu saja akibat diperpanjangnya masa jabatan kepala daerah tersebut. Kepentingan yang hilang itu boleh jadi kepentingan sesaat, tapi kepentingan sesaat itu sangat dibutuhkan oleh setiap anggota legislatif untuk kepentingannya ke depan. Maka jelas akan terjadi terjadi perbedaan persepsi ketika moratorium itu direalisasikan. Apapun masalah yang mungkin muncul belakangan ini ketika moratorium dilaksanakan jangan sampai menjadikan rakyat sebagai tameng dari segala kebijakan yang ada. Sudah banyak rakyat yang menjadi korban akibat kebijakan yang tidak populis di tengah- tengah masyarakat. Boleh jadi moratorium jabatan ini bagian dari bagian-bagian kebijakan yang digantungkan oleh kepentingan, mudah-mudahan tidak demikian. Surat Pembaca Titi Gantung Ini tontonan yang mengasyik- kan bagi anak-anak, seperti hal- nya di Jalan Komodor Udara Harus Cepat Adisucipto (Polonia) anak-anak Direnovasi pesawat-udara yang turun naik di bandara. PASAR Buku yang berloka- si di pinggiran Lapangan Merde- ka, di depan stasiun besar kere- tapi, kini sudah beroperasi. Pasar Buku ini pindahan dari pasar bu- ku yang dulu berada di Titi Gan- tung dalam keadaan kumal. Kini Pasar Buku tersebut bo- leh dibilang sudah "cantik", ter- tib, dan menarik. Asal saja para pedagang buku bekas itu mau te- tap menjaga kebersihan, kecan- tikan dan ketertiban yang sudah ada. Titi Gantung yang sekarang sudah kosong, meskipun masih ada satu dua gerobak pedagang buku bekas, serta ada semacam bangunan yang tak layak berada di tempat itu, sudah seharusnya segera dibersihkan. Maksudnya, pihak Pemko Medan dan PT KAI (Kereta Api Indonesia) Sumatera Utara, atau minimal pihak Stasiun Besar, se- cepatnya membereskan Titi Gantung ini dikembalikan kepa- da fungsinya yang semula, yak- ni sebagai sarana lalulintas umum. Bahkan juga tempat rekreasi warga kota. Sebab dulu, ketika Titi Gantung ini bersih dan can- tik, tidak semrawut seperti seka- rang, jika sore hari banyak. orang-orangtua yang membawa anak-anaknya yang kecil untuk melihat kereta api yang sim- pang-siur keluar masuk stasiun, ataupun keretapi yang langsir. Nama dan alamat harus jelas Sertakan Fotokopi KTP Hal ini penting, sebab warga kota Medan, yang dimaksud warga dari kalangan pas-pasan (bawah) sangat kekurangan tem- pat-tempat hiburan yang layak tapi murah. Bukan hanya ku- rang, tetapi memang tidak ada. Nonton pesawat-udara naik turun atau keretapi langsir, sudah merupakan kegembiraan tersen- diri bagi mereka. Maka itu diharapkan Pemko Medan segera merenovasi kem- bali Titi Gantung ini. Bukan saja memindahkan para pedagang memolesnya agar lebih cantik buku bekas tersebut, tetapi juga dan bersih. Bukan itu saja, kios-kios yang masih ada di sekitarnya, juga yang masih ada satu dua di Titi Gantung itu juga segera dipin- dahkan. Karena hal ini pasti akan mengganggu. Seharusnya dilakukan reno- vasi itu sekarang pada saat sudah bersih. Jangan ditunggu berla- ma-lama, karena gerobak buku bekas yang masih ada satu dua itu akan memancing orang lain berdagang lagi di tempat itu. Akan bertambah banyak lagi. Jika sudah banyak mereka. memenuhi Titi Gantung, kelak memindahkannya akan bertam- bah sulit. Percayalah! Karena hal ini sudah menjadi kebiasaan. H. SUTAN GN.KULABU Jalan Veteran Medan *** ΟΡΙΝΙ Trayek Tumpang Tindih Masalah Klasik yang Dilupakan MEDAN sebagai kota besar di luar Jawa, semakin berbenah diri memenuhi ambisinya men- jadi kota metropolitan, banyak hal-hal yang berubah dari tahun ke tahun, mulai dari pembangun- an gedung-gedung pencakar langit, maupun penataan jalan- jalan sampai kepada penghiasan jalan-jalan dengan berbagai lampu hias yang menyemarak- kan kota Medan di malam hari. Pujian dan kritikan terus mengalir dari berbagai kalangan menyikapi program yang dijalan- kan oleh Pemko Medan yang dipimpin oleh Walikota Abdillah ini, secara jujur diakui banyak perubahan yang terjadi dari 'tuaian' kritik yang diterima pe- merintah, misalnya telah terjadi penertiban pedagang kaki lima yang selama ini menjadi beban yang harus diselesaikan oleh pemko Medan, karena terkadang sebagian pedagang kaki lima ini menimbulkan kemacetan di beberapa ruas jalan, pengerukan parit-parit yang selama ini pe- nyebab utama banjir di kota Me- dan akibat menumpuknya sam- pah di selokan dan parit-parit. Akan tetapi ada satu perma- salahan yang dari hari ke hari bukannya makin membaik akan tetapi malah semakin buram saja. Permasalahan itu adalah kondisi angkutan yang ada di kota Medan yang sangat tidak karuan. Carut marut...!, mungkin perkataan itu yang dapat menggambarkan betapa parahnya kondisi angkut- an umum di Kota Medan. Betapa tidak ?, dalam kurun waktu beberapa bulan saja di tahun 2003 ini jika ditabulasi telah belasan atau bahkan puluh-. an kali para pengemudi angkutan umum yang kerap disapa dengan sebutan 'Abang Sopir' harus rela mengorbankan waktunya untuk melakukan unjuk rasa untuk menyuarakan kepedihan nasib- nya menyangkut trayek yang tumpang tindih. Tuntutan yang muncul ber- tubi-tubi dari kalangan operator/ supir angkutan umum dalam kota di kantor Wali Kota dan gedung DPRD kota Medan untuk mende- sak penertiban izin trayek yang dinilai tumpang tindih. Naifnya lagi, persoalan tidak hanya ber- henti di permasalahan izin trayek yang dinilai 'tumpang tindih', melainkan menyangkut persoal- an plafon armada yang melebihi kapasitas, biaya operasional (ber- bagai retribusi) yang relatif ting- gi, notabene keseluruhan pole- mik ini mengakibatkan berku- rangnya penghasilan pengemudi angkutan umum. Imbasnya jelas berdampak kepada konsumen pengguna jasa angkutan umum. Bukan tidak mungkin akibat berjubelnya ar- mada (angkutan umum) di Kota Medan sarat menimbulkan dam- pak yang besar seperti; kema- cetan, kesimpangsiuran lalu lin- tas dan berbagai permasalahan lainnya. Belum lagi persoalan sikap pengemudi/supir angkutan yang sering ugal-ugalan demi ngejar setoran, semua ini sebagai imbas dari menumpuknya trayek pada jalur-jalur tertentu. Pendeknya, semua persoalan yang terlihat sepele ini membawa pengaruh yang besar bagi keselamatan dan kenyamanan penumpang sebagai nama lama lain dari pengguna jasa transportasi (angkutan umum). masyarakat terhadap transportasi ini tidak menjadi prioritas pemerintahan kota Medan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakatnya, karena masalah semrawutnya transportasi ini bukanlah hal yang baru dikota Medan, jauh sebelumnya ma- salahnya transportasi dan trayek tumpang tindih ini sudah menjadi sarapan sehari-hari bagi masya- rakat di kota yang tercinta ini. Akan tetapi masalah yang sebenarnya berkaitan dengan nasib ribuan bahkan jutaan masyarakat kota Medan seperti- PADA masa tradisional di China tempo dulu pada umum- nya terdapat dua macam catatan tentang sejarah mau pun peradab- an budaya yang kesemuanya me- rupakan sumber bahan masukkan dalam rangka mengenal situasi maupun kondisi yang ingin dike- tahui oleh generasi-generasi se- sudahnya. Catatan-catatan tersebut ada yang bersifat resmi dan ada juga yang tidak resmi. Catatan-catatan yang bersifat resmi adalah pel- bagai bentuk dari aneka warna yang dikemukakan oleh penca- tat, seperti tentang kawasan atau wilayah, tentang kependudukan, tentang cukai, keselamatan, tentang kegiatan-kegiatan yang bersifat umum atau upacara- upacara, masalah pendidikan, pengawasan dan pemeriksaan dari kerajaan, serta surat-surat resmi yang bersifat perintah dari pihak yang berkuasa. Bentuk- bentuk atau jenis-jenis catatan ini pada dasarnya terdapat pada semua peringkat birokrasi peme- rintahan dan pusat kerajaan sampai dengan daerah dan tempatan lainnya. Oleh: Faisal & Dhani nya tidak pernah dianggap sama persoalan ini, diakibatkan oleh sekali sebagai permasalahan jalur-jalur trayek yang dinilai serius oleh pemerintah di daerah kurang 'basah' sehingga per- ini, hal ini terbukti dengan tidak usahaan lebih mengoptimalkan adanya keseriusan dalam meme- armada kepada trayek-trayek cahkan permasalahan yang yang menguntungkan belaka. menimpa pelayanan transportasi Imbas yang terburuk dari perma- salahan ini adalah lambatnya di kota Medan baik oleh pihak eksekutif, maupun oleh kalangan pembangunan dan pengembang- legislatif yang seharusnya mem- an suatu wilayah tertentu, akibat- perhatikan keluhan-keluhan dari nya berapa besar kerugian kon- masyarakat karena merekalah sumen pengguna jasa bila diukur sebagai wakil masyarakat yang dari segi pembiayaan dan waktu diharapkan akan menyuarakan dalam konteks kurangnya (atau kepedihan ini. bahkan tidak tersedianya) pela- yanan jasa transportasi di daerah- nya. Penulisan yang bersifat resmi tidak resmi pada umumnya ter- diri dari catatan-catatan harian, kisah pengalaman, silsilah atau Sebenarnya permasalahan ini tidak dapat dipisahkan dari faktor manajemen yang buruk dari Dinas Perhubungan sebagai ins- tansi yang mengeluarkan izin trayek. Secara pilosofis; memak- simalkan pelayanan angkutan (antara lain akupan frekuwensi, tarif yang terjangkau dan lain- Tabel Jumlah Perusahaan Angkutan Umum & Jumlah Trayek di Kota Medan kondisi Tahun 2003. PENYEDIA JASA NO 1234STORI345 1. 2. 5. 7 8. 9. 10. 11 15. TOTAL KPUM GAJAH MADA SAKTI MINI WAMPU MEKAR JAYA MORINA RAHAYU POVRI Medan Bus M. TRAN MITRA KOBUN DESA MAJU MARS MRX L.DELI 15 Perusahaan lain) terhadap kawasan yang dilayani dengan biaya operasi yang serendah-rendahnya adalah merupakan tujuan utama pe- ngembangan dunia transportasi dalam rangka penyediaan layan- an angkutan yang baik kepada masyarakat dengan senantiasa memperhatikan serta memper- timbangkan faktor efisiensi dan efektivitas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan YLAPK Medan, ada beberapa data yang dapat diguna- kan untuk melihat indikasi- indikasi di atas. Data tersebut antara lain : Jadi, sangat naif kalau teori manajemen 'bobrok' yang di- gunakan Dinas Perhubungan dalam menentukan izin trayek terlebih jika tidak mengindahkan landasan filosopi yang dimaksud. 'BURAMNYA PROSEDUR' Banyak indikasi negatif yang menunjukkan adanya tingkah neko-neko selama ini telah dilakukan pihak yang berwenang dalam menerbitkan izin trayek mereka (Tim BAKORTIB Sekda-ko, Kasat-lantas, Dinas Perhubungan dan termasuk di dalamnya ORGANDA) dalam menyidangkan permohonan izin trayek baru yang diajukan oleh perusahaan terkesan melupakan landasan filosopis yang dikan- dung dalam penetapan izin trayek seperti apa yang tertulis di atas. Terbukti dari masih menumpuk- nya sejumlah izin trayek (dengan jumlah yang relatif banyak) yang dipegang oleh satu perusahaan tertentu dengan rute-rute trayek yang dinilai sebagai trayek padat penumpang (Trayek Basah). Padahal seharusnya Dinas Perhu- bungan dalam permasalahan ini harus lebih mengoptimalkan perhatiannya terhadap faktor kepadatan trayek yang berada dalam sebuah rute trayek. JUMLAH IZIN Realisasi TRAYEK 93 8 7 4 20 22 5 13 10 11 4 11 20 6 4 Sumber: Dinas Perhubungan Kota Medan 240 56 5 5 1 7 17 4 6 2 10 12 2 0 138 Oleh: Chainur Arrasjid (I) Belum Terealisasi Jenis Armada No 1. Bus Kecil 2. 37 3 2 3 14 6 Mobil Pengangkutan Umum 1 7 4 6 1 8 4 4 102 'MASALAH KLASIK' Siapapun tidak dapat me- mungkiri kenyataan yang me- nyebutkan bahwa Transportasi adalah alat vital masyarakat da- lam mendukung aktifitas sehari- Belum lagi persoalan 'man- dat' trayek yang diberikan tanpa pengawasan yang plus dari Dinas hari. Agaknya ketergantungan Perhubungan terhadap peme- gang izin trayek menyangkut pla- fon armadanya. Permasalahan lain juga kerap muncul dari 'buramnya' proses pengurusan izin trayek ini, seperti permasalahan menumpuknya izin trayek yang belum direali- sasikan oleh perusahaan yang memegang izin trayek tersebut. Pada hal, kalau seandainya saja Dinas Perhubungan memegang prinsip pengembangan trans- portasi dengan pemerataan jalur distribusi armada maka hal demikian tidak akan terjadi. Indikasi yang terlihat dari Cikal Bakal Dinasti Han di Kawasan China Dari data diatas, di lihat ada beberapa perusahaan yang sam- pai saat ini hanya merealisasikan dipegangnya bahkan beberapa beberapa izin trayek yang perusahaan yang malah belum merealisasikannya sama sekali. Hal ini menunjukkan adanya indikasi manajemen yang bobrok dalam proses penertiban izin trayek, dimana prioritas pelayan- an tertumpu pada tingkat jumlah kepadatan penumpangnya yang besar pada sebuah daerah/wila- yah rute sementara untuk jumlah kepadatan penumpang yang se- dang - ke bawah, prioritas layan- an 'dinomor sekian-kan!. Pada- hal, idealnya pemerataan distri- busi layanan angkutan umum harus merata di setiap kebutuhan masyarakat menyangkut trans- portasi angkutan umum. Dari indikasi di atas, ditemu- kan juga faktor penyebab seme- rautnya lalu lintas di Kota Medan, sekaligus sebagai jawaban sing- kat tentang ada apa dibalik izin trayek? Hal ini dibuktikan de- ngan laju armada yang terka- dang melebihi plafon dengan indikasi 'trayek basah'. Misal- kan, kita ambil sempel untuk tra- yek KPUM 32 dengan izin plafon 80 unit, jurusan yang ditempuh sejauh 30.4 Km, dengan rute; P. Baris-Gatot Subroto-Petisah (Bundaran SIB)- Gelugur-Yos Sudarso-Simpang Kantor-Bela- wan. Yang rutenya sama persis dengan trayek Mekar Jaya 117 dengan izin plafonnya 115 unit. Makabayangkan jika seandainya terjadi penumpukan armada pada rute panjang ini maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi kemacetan, layanan yang kurang menyenangkan (supir ugal-ugalan) dan lain sebagai memperkeruh dan memperburuk kondisi dunia transportasi di kota nya Tabel Jumlah Plafon, Realisasi Dan Operasi Angkutan Umum di Kota Medan kondisi Tahun 2003 Plafon Realisasi 4195 unit 2286 unit 9734 unit 5428 unit tor (khususnya di kota Medan) adalah merupakan pihak yang bertanggung jawab dalam kasus 'tumpang tindih' trayek ini seka- ligus penyebab 'carut-marutnya' kondisi transportasi di Kota Medan. Apa pasal ? Pertama, seharusnya organ- da sebagai salah satu anggota TIM BAKORTIB yang menyi- dangkan permohonan izin trayek baru dapat melihat dan menelaah rute trayek yang dimintakan. perusahaan penyedia jasa, se- hingga dalam pendistribusian. angkutan umum dapat semak- simal mungkin memenuhi per- mintaan transportasi di semua wilayah. kekerabatan keluarga mau pun pada masa itu yakni akhir peme- sejenisnya yang agak pribadi. rintahan Chou di tahun 463-221 Catatan-catatan tak resmi ini SM. diperbuat secara perorangan ter- lepas daripada apakah ianya dari kalangan pegawai kerajaan atau Perkembangan selanjutnya. yakni sekitar tahun 202 SM sam- pai dengan tahun ke 9 masehi, pun tidak, tetapi yang jelas pada pada catatan sebelumnya. Buku dasarnya mereka ini adalah or- ang terpelajar dan berpendidikan. Dianggap berunsur sejarah yang pertama terdapat di China adalah Shu Ching atau Shang Shu, Ch'un Ch'iu, Tso Chuan dan Chan Kuo Ts'e yang muncul pada akhir kekuasaan dinasti Chiu atau Hikayat Musim Semi Chou. Khusus tentang Ch'un yang bertajuk Shih Chi inilah yang selalu dipergunakan penu- lis-penulis sesudahnya sebagai bahan rujukan dalam penulisan sejarah China tempo dulu. *** Kedua, di lain sisi, bukankah kategori perusahaan penyedia jasa angkutan yang kendaraan- nya bermotor milik atau ang- gotanya organda ? Jadi artinya, perusahaan yang mengajukan permohonan izin trayek baru adalah merupakan anggota or- ganda, yang seharusnya propor- sional penempatan rute trayek- nya harus adil dan seimbang antara satu anggota dengan ang- gota yang lainnya. Namun kenyataannya? Masih banyak izin trayek yang tertumpu pada satu perusahaan tertentu. Ada apa di balik semua ini ? Kemudian, ambivalensi or- ganda lebih terlihat ketika permasalahan issu 'tumpang tindih trayek' ini makin 'mema- nas'. Dengan menganggap per- masalahan tersebut adalah per- masalahan enteng, organdapun 'mengelak' dari tanggung jawab dengan berdalil bahwa jauh sebelum trayek disidang oleh Tim Bakortib, Organda telah ter- lebih dahulu memberikan ber- bagai pertimbangan tentang kondisi trayek yang diinginkan perusahaan. Padahal, seharusnya organda turut 'iba' atas nasib yang dialami supir angkutan sebagai anggotanya. TULISAN sepintas ini dalam rangka untuk mengingat kembali tentang salah satu Dinasti Wang- sa Han yang pernah berkuasa di dan Musim gugur, merupakan daratan China tempo dulu, men- catatan-catatan tentang peristi- wa-peristiwa yang terjadi di wila- yah Lu tempat asal Kungfutze, nulis yang pernah menulisnya serta wilayah lainnya antara ta- hun 722-481 SM. Kemudian seperti Burton Watson yang berjudul Record of the Grand buku ini disempurnakan lagi oleh penulis-penulis sesudahnya de- Historian of China, serta penulis penulis lainnya yang pernah ter- ngan buku yang berjudul Ch'un baca. Ch'iu manakala Chan Kuo Ts'e atau Catatan Negeri-negeri Ber- perang yang mengkisahkan be- berapa negeri yang sedang ber- perang berebut kuasa di China Ungkapan ini berupa pan- dangan alam, kepercayaan dan suasana politik di China pada saat peralihan kemusnahan di- nasti Ch'in serta kemunculan di- Dari beberapa indikasi di atas, terlihat organda memiliki peran saling 'menumpang' dan 'menin- yang besar terhadap issu KKN dan permasalahan trayek yang dih',sebab ada intrik yang menonjol atas beberapa izin yang diterbitkan Dinas Perhubungan yang menimbulkan banyak permasalahan di belakang hari. Artinya, hal demikian ini me- nunjukkan adanya 'konsfirasi negatif (atau bahkan 'perzinah- an') antara Dinas Perhubungan dan Organda dalam proses per- izinan trayek yang tumpang ndih. DPRD KOK BUNGKAM'? Hal yang sangat disayangkan ternyata, permasalahan "Trayek Tumpang Tindih' masih jauh dari pembahasan yang serius bagi DPRD. Artinya, 'belaian mesra plus penuh kasih sayang yang diharapkan para supir armada da- lam kasus tersebut masih belum dirasakan sepenuhnya. Total 13923 unit 7714 unit Sumber: Dinas Perhubungan Kota Medan. 'AMBIVALENSI ORGANDA' Organda sebagai satu-satu- perjuangan ini. nya organisasi angkutan bermo- DPRD seakan 'bungkam' dan tidak dapat banyak berbuat dalam menata kembali 'carut- marutnya' kondisi transportasi di Kota Medan. Buktinya, dalam pembahasan perizinan, penataan tata ruang transportasi dan lain permasalahan menyangkut dunia transportasi khususnya angkutan umum di Kota Medan DPRD tidak dilibatkan. Indikasi ini menunjukkan bahwa konsep pembangunan fisik dalam segala bidang di bangsa ini khususnya di kota Medan tidak berdasarkan aspirasi dan keinginan masyarakat. Artinya 'kebungkaman DPRD selaku Dewan yang mewakili suara rakyat ternyata turut Operasi 1945 unit 4620 unit 6565 unit Penulis adalah Staf Pengajar Fakultas Hukum UMSU dan Aktivis YLAPK Medan. *** ngan mempergunakan Tuan Yang Terhormat, sedangkan ibu- nya selalu disebut dengan Nyo- nya besar atau Nyonya Besar Liu. MENURUT legenda yang tertulis dalam Shih Chi, suatu hari sewaktu Nyonya Besar Liu Jejak-Jejak Menuju Merdeka, Perang, Hanya Itu? BESOK bangsa ini akan memperingati ulang tahun Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agus- tus 1945. Sebagaimana biasa, peringatan akan berupa aneka kegiatan, termasuk panjat pinang dan tarik tambang, setelah acara-acara resmi, biasanya berupa detik-detik Proklamasi dan upa- cara bendera, yang diselenggarakan di berbagai lembaga, institusi dan instansi. nasti Han atau kerajaan Han yang merupakan wangsa mayoritas di kawasan tersebut. Pendiri dari dinasti Han ini jadi kepala kampung sungai Ssu. bernama Liu Pang atau Liu Chi Sifat dan sikapnya kemudian ber- yang kemudian setelah beliau. ubah menjadi acuh tak acuh serta wafat diberi gelar 'Kao-tsu'. menganggap rendah terhadap Mengapa demikian disebabkan pegawai-pegawai yang lain dan penggunaan nama asalnya Pang suka minum arak. Kalau dia se- tidak dibenarkan penggunaannya pada zaman Han, oleh karena itu pengarang Shih Chi menggu- nakan gelaran 'Kao-tsu' yang merupakan kaisar pertama dari dinasti Han ini. dang tertidur seakan-akan terlihat seekor naga senantiasa berada di atas tempat dia tidur. Juga di setiap kedai yang dimasukinya, menyebabkan jualan yang punya kedai banyak yang laku atau laris, Diceritakan di dalam Shih Chi bahkan bahan jualan menjadi bahwa Kao-tsu berasal dari ka- bertambah. Oleh karena itulah langan masyarakat Chung-yang tidak ditagih lagi kepadanya dan hutang-hutangnya di kedai-kedai yang berada di kota Feng, di kawasan P'ei. Nama keluarga dianggap hutangnya sudah sele- dari Kao-tsu adalah Liu, serta sai dibayar serta dianggap lunas. Banyak peristiwa-peristiwa yang agak ganjil yang terdapat nama dari kaisar pertama ini adalah Liu. Kedua orang tuanya coba mengungkapkannya berda- selalu disebut dalam ucapan de- sarkan rujukan dari penulis-pe- yakni ayah dan ibunya dihormati pada diri Kao-tsu, walau pun se- di Kota Feng, sehingga ayahnya cara rasional kurang dapat diteri- ma dan dianggap sebagai legenda saja, kecuali bagi yang memper- cayainya. Cerita dalam catatan ini yang berupa legenda adalah sekedar menunjukkan kehebatan Kao-tsu baik sebagai pribadi mau pun maharaja China dari wangsa Han dan umumnya legenda- legenda seperti ini ditemui juga pada catatan-catatan yang terda- pat pada kaisar-kaisar China dari Ada juga yang membuat kegiatan unik, misal- nya menelusuri jejak-jejak menuju merdeka. Sa- yang, sebagian besar dari kegiatan 'napak tilas' itu lebih banyak bersifat gambaran peperangan melawan penjajah Belanda. Untuk daerah-dae- rah tertentu dilengkapi pula dengan catatan se- jarah perjuangan yang terjadi di daerah tersebut. Kalau di Surabaya ada kaitannya dengan te- wasnya Jenderal Mallaby, panglima pasukan Sekutu dari Inggris yang kemudian menimbul- kan pecahnya perang yang kini dikenal sebagai Hari Pahlawan, 10 Nopember, di Jogyakarta ada kenangan tentang agresi militer Belanda, yang sempat direkam dalam film 'Enam Jam di Jog- ya'. Ada lagi, 'Janur Kuning'. Di Semarang ada pertempuran lima hari, yang diabadikan dalam bentuk monumen Tugu Muda. Bila di Bali ada Puputan Margarana, maka di Medan tentu lebih banyak catatannya. Ada yang berkaitan dengan pertempuran Medan Area, yang monumennya adalah tugu bambu runcing yang 'megah' terpateri di Jalan Sutomo. Ada pula kenangan lain. Tersimpan dalam museum 'ABRI' yang amat jarang dikunjungi umat. Yang jelas. semuanya bernuansa pertempuran. Akibatnya, karnaval sekalipun, kalau masih diselenggara- kan untuk tahun ini, juga akan bernuansa sekitar hal tersebut. Setelah barisan resmi pasukan-pa- sukan angkatan bersenjata, mulailah rombongan 'gerilyawan' dengan mengenakan ikat kepala merah putih, baju dan celana koyak-koyak, di- oles obat merah. Darahlah, ecek-eceknya. *** Oleh: Subanindyo Hadiluwih TAK banyak yang tahu bahwa perlawanan Cak Durasim, pemain Ludruk di Surabaya tidak dengan cara menyandang senjata. Ia justru tampil dengan bait terkenalnya 'Pagupon omah dara, melok Nippon tambah sara'. Maknanya, 'pagu- pon rumah merpati, dijajah Jepang tambah se- tengah mati'. Tak ayal, iapun ditikam bayonet, Jepang, tewas. Hanya itu? Tidak juga. Mendekati peringatan. tujuh belasan, demikian peringatan hari prokla- masi ini sering disebut, banyak didendangkan pula lagu-lagu perjuangan. Melalui berbagai me- dia tentunya. Tak banyak lagi yang berminat mendengarnya. Nostalgianya mereka yang mu- lai renta. Ada lagu 'Selendang Sutera', 'Dinda Bestari', dan 'Hampir Malam di Yogya'. Ada pula 'Erkata Bedil', 'Turang', 'Butet', 'Jem- batan Merah', 'Rangkaian Melati' dan masih banyak lagu-lagu perjuangan lainnya. Meski diselipkan romantisme gaya tempo dulu, namun tak pelak, nuansa pertempuran akan tersirat disana. Paling tidak, catatan 'revolusi fisik' sebagaimana tahapannya yang dibuat un- tuk mempelajarinya kini, cukup tergambarkan. Meski ada juga yang lebih stilis, halus, tergam- barkan dalam berbagai puisi yang dibuat oleh para sastrawan seniman pada zamannya. Misal- nya puisi 'Aku' yang dicecahkan seorang Chairil Anwar. Atau puisi milik Amir Hamzah. Di kraton Sala, ada pula reppertoire tari yang berjudul Kapten Tack-Untung Suropati'. Barang tentu mengisahkan terbunuhnya Kapten Tack yang Belanda, oleh Untung Suropati, 'brandal' (preman) yang menjadi pahlawan oleh karena memberontak kepada penjajah Belanda. Mudah ditangkap maknanya. Ada lagi 'Bedhoyo Sango- pati'. Yang ini memang tak terlalu gampang dipahami. Penari nan sembilan remaja puteri itu membawa sloki minuman keras. Dipinggangnya yang biasa disisipkan patrem (keris kecil), di- ganti pistol. Ternyata, ketika para tamu undang- an orang-orang Belanda hadir disitu, mereka ditembak oleh para penari tersebut. Perang juga. Padahal, perjuangan tidak hanya perang. Atau kalau tergolong perangpun, ia berwujud perang cakap. Berdebat, diplomasi. Berbagai konperensi atau pertemuan menyertakan perdebatan yang pada hakekatnya adalah negosiasi. Mulai dari Renville sampai kepada Konperensi Meja Bundar (KMB) merupakan perjuangan diplomasi yang tak menganggarkan suasana mesiu. Perjuangan ini meski tak dianggap mempertaruhkan nyawa, namun membikin terkenal beberapa daerah tem- pat pembuangan para pejuang. Termasuk 'naar' Boven Digoel. Tak mati perang, tetapi mati digi- yakni istri dari Tuan yang Ter- hormat Liu istirahat dan tertidur di tepi sebuah kolam besar, beliau bermimpi telah berjumpa dengan dewa-dewa. Pada saat itu langit mendung dan petir serta kilat sambung menyambung. Ketika suaminya mencarinya, beliau melihat seekor naga bersisik ber- ada di atas tempat istrinya sedang tertidur. Kemudian tak berapa lama berselang Nyonya Besar Liu hamil dan melahirkan anak yang dinamai Kao-tsu. Kao-tsu berhidung besar dan berwajah seakan-akan naga de- ngan janggut dan jambang yang lebat di dagu dan pipinya, di paha kirinya terdapat tujuh puluh dua tahi lalat hitam. Tanda ini menurut kepercayaan China, yakni tujuh puluh dua, yakni gan- daan delapan dan sembilan ialah nomor mistik dalam pemikiran China. Dia seorang yang suka menolong serta mengisihi orang. Dia sangat bersifat mau pun ber- sikap sederhana. Cepat berpikir dan mengagumkan dan sangat memperhatikan atau mempunyai perhatian terhadap setiap usaha yang dikerjakan oleh keluarga- nya yang lain. Setelah meningkat dewasa Kao-tsu melamar menjadi pega- wai dan kemudian dilantik men- Halaman 8 git nyamuk Malaria. Mungkin juga Suriname. *** JEJAK politik, merupakan salah satu aspek dan aspirasi menelusuri jejak-jejak menuju Ke- merdekaan. Sidang-sidang 'Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BP- UPKI)' jelas merupakan tahapan yang amat pen- ting untuk mengantarkan negeri ini kepada per- nyataan kemerdekaan. Tak heran kalau kegiatan itu dicurigai ada kolaborasi dengan pihak Jepang, penjajah baru berlambang Matahari Terbit itu. Momentum kekalahan Jepang, 8 Maret 1945 dalam Perang Asia Timur Raya yang dianggap sebagai bagian dari Perang Dunia II harus segera diambil meski melalui badan yang oleh Jepang disebut Dokuritsu Tyunbi Tjosakai. Kekhawatiran keterliban Jepang yang terlalu besar, terutama setelah pertemuan di Saigon, menyebabkan proklamasi dibacakan lebih awal dari kesepakatan semula, 22 Agustus 1945. Itupun melalui peristiwa yang kemudian dikenal sebagai peristiwa Rengasdengklok, berperannya generasi muda, antara lain dengan pimpinannya Chaerul Saleh, mendesak Bung Karno dan kawan-kawan segera memanfaatkan momentum kritis itu. Selanjutnya mengenai jejak politik sudah bayak ditulis orang. Bahkan dibukukan. Meski ada juga tulisan yang dikesankan 'berkhianat' terhadap se- jarah. Teks proklamasi sendiri pernah dipersoal- kan. Ada yang berpendapat diakhiri dengan kata- kata Wakil-wakil Bangsa Indonesia', ada pula yang diakhiri dengan kata-kata 'Atas nama Bangsa Indonesia, Soekarno-Hatta'. Bagaimanapun yang jelas angka tahunnya masih menggunakan tahun Jepang! Jejak Budaya? Ternyata, layaknya bu- daya, tak senantiasa disadari kehadirannya. Meski sesungguhnya cukup menggigit. Ketika parlemen Belanda mendengar paparan seorang anggotanya yang 'terkontaminasi' pikir- an van Vollenhoven yang ditulis dengan judul 'Geen strijd van het Adatrecht', pada sekitar tahun 1920-an, muncul dua visi baru. Rakyat Belanda sendiri ternyata tidak menduga bahwa cara pelaksanaan pemerintahan kolonial Belan- da sedemikian 'absurd', bertentangan dengan harkat kemanusiaan. Visi yang kedua, mereka juga tak menduga bahwa negeri yang selama ini dikenal sebagai Hindia Belanda, ternyata sudah mempunyai atur- an-aturan hukum yang berbeda dengan aturan hukum Belanda yang modern, meski sebenarnya mengutip dari hukum Perancis. Yaitu Hukum Adat. Nama Indonesia-pun semakin nyaring ter- dengar dan semakin familiar. Barang tentu didukung oleh mahasiswa-mahasiswa kita di sana. *** BAGAIMANA pula dengan jejak ekonomi? Motivasi utama kehadiran Belanda sesungguh- nya justru ekonomi. Siapapun tahu bahwa hal yang utama adalah rangsangan untuk memper- oleh rempah-rempah. Datanglah ekspedisi Be- landa pertama kali pada tahun 1595 di pelabuhan Sunda Kelapa. Tahun 1602 mereka membuat firma dagang dengan nama Verenigde Oost In- dische Compagnie (VOC). Lama-lama pemerin- tahpun berselera. Mereka ikut datang. Perilaku pemerintahan kolonial dengan peda- gang, barang tentu lain. Jadilah mereka penjajah. Tak heran manakala merdeka, maka salah satu sasaran utama adalah 'nasionalisasi'. Mengam- bil-alih perusahaan-perusahaan Belanda. Selain perkebunan, juga aneka kantor-kantor dagang. Dari pemerintah Belanda, dinasionalisasi men- jadi kekuasaan pemerintah Indonesia. Untuk perusahaan perdagangan, kantor-kan- tor dagang Belanda berubah menjadi berbagai kantor dengan nama belakang 'Bhakti'. Misalnya 'Tulus Bhakti', 'Aneka Bhakti' dan lain-lain. Beberapa direkturnya, bekas tentara. Terasa kurang serasi, yang namanya berdagang mana mungkin 'berbhakti', maka namanya berubah lagi menjadi 'Niaga'. Perdagangan dengan Belanda serta negara-negara Eropah lainnya ternyata sema- kin menciut. Muncullah nama baru, 'Panca Niaga', 'Dirga Niaga' dan lain-lain. Tak hanya berdagang, usaha kontraktor-pun dibangun. Muncullah de- ngan istilah 'karya'. Ada 'Waskita Karya', ada 'Hutama Karya', 'Nindya Karya' dan lain-lain. Pelan tetapi pasti, kantor-kantor dagang itu menuju kebangkrutan. Lha pemerintah kok ber- dagang. Birokrat adalah ambtenaar. Sulit rasa- nya merubah mental 'Penguasa' menjadi 'Peng- usaha'. Sebuah catatan yang mungkin menarik untuk dikaji lanjut. Sembari menyanyikan lagu 'Indonesia Raya' dan 'hening cipta'. (ninagus 2003).*** wangsa-wangsa lain sebelum dan sesudahnya. Kepala Kampung sering menda- Kaisar pertama Ch'in pada masa Kao-tsu masih menjadi pat firasat bahwa terdapat tanda- tanda akan muncul seseorang yang akan berkuasa menjadi penggantinya yang direstui oleh Tien. Oleh karena itu Kaisar Ch'in pergi ke Timur untuk me- musnahkan ancaman terhadap kekuasaannya kelak. Kao-tsu mengetahui hal ini, dan ia me- nyadari bahwa dirinyalah yang disangkakan oleh Kaisar Pertama Ch'in, oleh sebab itu ia bersem- bunyi di suatu kawasan berbatu di daerah pegunungan dan paya di antara Mang dan Tang. Namun demikian istrinya Nyonya Lu dapat mencari dima- na suaminya bersembunyi. Kao- tsu bertanya kepada istrinya bagaimana ia dapat menemui- nya. Istrinya menjawab bahwa terdapat tanda-tanda di awan di- mana suaminya berada. Kao-tsu bersenang hati mendengarnya, dan berita ini terdengar serta ter- sebar di kalangan pemuda di dae- rah P'ei dan mereka bermohon untuk menjadi pengikutnya. *** PADA masa kaisar kedua wangsa Ch'in (209 SM) sese- orang yang bernama Ch'en She beserta pengikutnya mengada- kan pemberontakan di Chi. Se- waktu Ch'en She sampai di dae- rah Ch'en ia menjadikan dirinya seorang raja bergelar 'Penyela- mat Ch'u dan rakyat di beberapa daerah membunuh ketua-ketua- nya dan mengikuti pemerintahan yang dipimpin oleh Ch'en She. manggil Kao-tsu. Namun pega- wai daerah merasa menyesal dan khawatir atas kedatangan Kao- tsu yang datang bersama Fan K'uai beserta pengikutnya, dan segera memerintahkan menutup semua pintu masuk dan bersiap- siap untuk membunuh Hsiao Ho dan Ts'ao Ts'an. Tetapi kedua- nya dapat melarikan diri keluar dari kota tersebut serta meminta dan mendapat perlindungan dari Kao-tsu. Kao-tsu menjadi berang dan sangat marah, dan menulis surat yang ditujukan ke bagian dalam tembok kota, dengan mengata- kan: "Dunia telah lama menderita di bawah kekuasaan Ch'in. Seka- rang, sungguh pun kamu orang- orang P'ei mengawal kota ini untuk pegawai daerah, para bang- sawan lain yang telah menyertai pemberontakan akan turut serta membunuh penduduk kota ini. Sekiranya kamu bersatu dan ha- puskan pegawai daerah itu, melantik diantara para pemuda kamu seseorang yang layak untuk menjadi ketua kamu, dan mengisytiharkan dirimu bersa- ma-sama para bangsawan lain itu, maka rumah tangga dan ke- luarga kamu akan diselamatkan. Sekiranya kamu tidak melakukan ini, kamu akan dimusnahkan tan- pa banyak bicara." Akhirnya orang-orang yang dituakan memimpin para pemu- da mereka dan bersama-sama mereka membunuh Pegawai Daerah P'ei, serta membuka pin- tu masuk kota dan mengelu-elu- kan Kao-tsu. Selanjutnya pendu- duk daerah tersebut berkeinginan Peristiwa ini mempengaruhi pegawai-pegawai kerajaan di daerah P'ei dan berikhtiar untuk bersama-sama mengikuti pem- berontakan tersebut. Tetapi pim- pinan wilayah P'ei yang bernama Hsiao Ho dan Ts'ao Ts'an tidak sependapat dan mengatakan: 'Tuan adalah pegawai Ch'in. Kini sungguh pun Tuan berhasrat menantang Ch'in dan mengetuai pengikut P'ei, kami khawatir me- reka tidak akan mendengar perin- Setelah Kao-tsu menjadi ke- tua negeri P'ei banyak terjadi tah tuan. Kami menyarankan peristiwa-peristiwa pemberon- tuan menjemput semua orang yang telah melarikan diri dan bersembunyi di tempat lain yang jumlahnya beberapa ratus orang, dan menggunakan mereka untuk menggertak rakyat dan memaksa mereka mematuhi tuan." agar Kao-tsu diangkat menjadi pegawai daerah menggantikan pegawai daerah yang lama. Na- mun Kao-tsu menolak dengan alasan tidak dapat menjamin memberikan kebajikan dan me- minta kepada mereka agar ber- musyawarah kembali untuk men- cari orang yang tepat untuk itu, yakni menjadi pegawai daerah bagi daerah P'ei. takan terhadap kekaisaran dinasti Ch'in. Sejak itulah dimulai seca- ra berangsur-angsur Kao-tsu me- nuju kekuasaan yang lebih besar dan akhirnya beliau menjadi Kai- sar Han yang pertama setelah menguasai sebagian besar darat- an China pada waktu itu.*** Penulis Guru Besar FH-USU Pegawai daerah P'ei meminta atau menyuruh Fan K'uai me- 4cm ANALISA: Selasa, 19 Agustus PANJAT PINANG: Dalam memeriahkan P kota maupun pinggiran Tebing Tinggi. Pan kaum pria, tapi masyarakat khususnya w Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi un pinang dan bola kaki untuk mengimbangi k Manajer dan 13 Peker Polres Labuhan Rantau Prapat, (Analisa) Sebanyak 14 buruh PT Tor- ganda ditahan dan diperiksa intensif oleh Polres Labuhan Batu di Rantau Prapat karena diduga terlibat dalam kasus penyerangan pemukiman penduduk Lorong 11 Desa Ack Hitetoras Kecamatan Marbau, Kamis (7/8) lalu. Kapolres Labuhan Batu AK- BP Flora Dakhi menjelaskan hal- hal ini kepada wartawan belum lama ini di Rantau Prapat. Selanjutnya dikatakan, selain memeriksa 14 pelaku penyerang Polres juga sebelumnya me- mintai keterangan 32 orang saksi korban pengrusakan. Ke 14 penyerang, peng- rusakan, dan pembakaran rumah yang ditahan di Polres Labuhann Batu masing-masing berinitial Ir Ch (Manajer) PT Torganda Kebun Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo). Sehari Kemudian buruh PT Torganda, WZ (20), YM (33), MS (27), PS (43), TR (20), MR (29). Tanjung Sehar Seterusnya enam petugas dekaan R pengamanan kebun, yaitu AR (16/8), s (46), PB (26), HY (28), ST (32), kota Tang dibandin AS (22). Sementara saksi yang dimintai keterangana, M. Ihsan seperti (35), Ucok (40), Muhidin (40), Sutomo, Misrun (30), Santoso (35), Jono Cokroam (38), Anto (35), Darmuji (65),. Jalan Jen itu. Sairin (50), Raqib (57), Simin Menu (40), Deman (50), Sartono (25). dan Kasidin (38). Semua saksi warga ya warga lorong 11 Desa Aek bagai lok РЕМВЕ TOBA PT. TOBA PL Direksi PT. TOBA PULP LESTAHI IDK memberitahukan, bahwa dalam Rapat Un telah diselenggarakan pada hari Jumat ta sebagai berikut: Hitetora. Sumb lisa dari yang tak mengata akan seg Medan u jutnya. pertanya akan diu Perlu pengama terulang terjadi, P peleton E kan Polre Aek Kors Kepala k turut diru tenda-ten Kami dirusak MR RAPAT UMUM PARA PEMEGANG S 1. Menyetujui pemberian dispensasi kepa RUPS Tahunan Perseroan tahun buku 2. Menerima Laporan Direksi tentang kegi Buku 2002; Color Rendition Chart 3. Menerima dan mengesahkan Neraca 4. Menyetujui Perseroan tidak menentu mengalami kerugian; 5. Menyetujui pemberian wewenang kepa Publik guna memeriksa pembukuan Desember 2003 berikut persetujuan sy 6. Menyetujui pemberian pelunasan dan p Direksi dan Dewan Komisaris atas pen tahun buku 2002 sejauh tindakan tersel 7. Menyetujui perubahan susunan pengu Komisaris Utama Dedy Su Komisaris Doktoran Lundu Pa Jan Olof : Komisaris Independen Direktur Utama Wakil Direktur Utama Direktur Direktur Direktur 8. Menyetujui pemberian kuasa kepada pe diperlukan menetapkan honorarium da 2003 dan memberi wewenang Dewan K bagi Anggota Direksi Perseroan. RAPAT UMUM PARA PEMEGANG SA 1. Menerima dan mengukuhkan tindaka Perjanjian Perdamaian sebagaimana ter Negeri Jakarta Pusat Nomor: 04/B PN.NIAGA.JKT.PST. tanggal 10 Oktobe (portepel) yang diambil oleh para kreditu komitmen pendanaan baru atas re-ope para pemegang saham dalam Rapat Un 2002. Wagimin Insinyur Mulia Na Juanda R