Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1989-03-18
Halaman: 05

Konten


B MARET 1989 Wagom MO an at Bali. Pengaruh ngan usaha untuk anfaat ekonomis tingkat kesejah- ih baik. Perkem- ariwisata yang se- at, menyebabkan antara wisatawan kat lokal intensi- tinggi baik kuanti- litasnya. m membawa impli- alik, maksudnya ak saja terjadi pa- Bali sendiri, tetapi da wisatawan itu. dalah merupakan eraksi yang wajar. silitas-fasilitas pa- dan lain sebagai- lukan di dalam usaha pariwisata lajari dan diguna- peroleh manfaat but. Semua peng- a peroleh dari usa- terutama dalam eberapa fasilitas di dalam pengem- pergunakan pada u saja. Beberapa pengetahuan ter- esuai dengan kep- pat diserap dalam ngan kebudayaan ayaan Bali.. u terlalu khawatir yang akan terjadi entuhan-sentuhan man Bali dengan , sehubungan de- iwisata sekarang masyarakat Bali lai budaya yang rupakan suatu pe- at dalam mengha- mar. dar bahwa kebu- embang, bergeser rkembangan pen- peristiwa ini di da- sial termasuk da- ntang pergeseran gan kebudayaan Cultural dynamic. anjir ja, lampirkan litandatangani. di Redaksi Bali lagi untuk ba- lahkan seminar. Hi LMD/LKMD gomong-omong Kumpul kebo. waian Nasional ata kepegawaian merintah dengan ng dipimpinnya. segar, sejumlah erancam gulung rahan. 7 Podjok SABTU, 18 MARET 1989 Mimbar Agama Katolik Kasih Sejati TIDAK ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. (Yoh 15:13) Esok pagi, hari Minggu tanggal 19 Maret 1989, kita merayakan Ha- ri Minggu Palma. Kita memper- ingati Yesus ketika la masuk ke Yerusalem dan disambut dengan sorak-sorai: "Hosana-hosana". Hari Kamis, 23 Maret 1989, kita merayakan hari Kamis Putih. Kita memperingati Yesus ketika Ia ber- sama para murid-Nya mengadakan perjamuan terakhir. Ketika itu Ye- Dalam instruksi tersebut dikata- kan bahwa seni pewayangan me- rupakan seni teater total yang me- muat berbagai cabang seni seperti seni suara, seni sastra, seni tari dsb; dan di samping itu terkandung ni- lai-nilai luhur seperti tentang filsa- fat, agama, pendidikan dll. Sebagai umat Katolik, yang ek- sistensinya di dalam masyarakat luas memang terpanggil untuk ikut melestarikan seni-budaya setem- pat yang bernilai luhur, maka in- struksi tersebut kita sambut de- ngan baik. Terhadap seni pewayangan ini umat Katolik telah membuktikan perhatian dan cintanya yang cukup besar. Bolehlah kita sebut di an- taranya seperti Romo P.J. Zoet- mulder SJ, Romo Dic Hartoko SJ, Romo Dr. I. Kuntara Wiryamarta- na SJ, Romo Sindunata dsb. Salah satu episode folosofi (da- lam seni pewayangan kurang tepat kalau disebut sebagai lakon), yang gayut (relevan) dengan tema ming- gu adi ini adalah episode filosofi Prabu Usinara. bahasa Kawi: emprit; dan dalam bahasa Latin: Tringilla stricta) di pangkuan Sang Prabu. "Dhuh Paduka Prabu Usinara, Suatu ketika Prabu Usinara se- dang duduk di singhasananya ti- nangkil (dihadap, diseba) oleh pa- ra nayaka (perwira) dan para na- rapraja (pejabat). Tiba-tiba hing- gaplah seekor burung pipit (dalam hamba mohon perlindungan Padu ka," kata Si Emprit dengan nada sangat memelas (mengharukan). Hamba dikejar-kejar oleh burung alap-alap (dalam bahasa Latin: Falco coerulencens). Hamba hen- dak dimangsa olehnya (di- makan)." sus memberikan perintah supaya kita saling mengasihi. "Seperti Ba- pa telah mengasihi Aku, demikian juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah- Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya su- kacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi seperti Aku telah mengasihi kamu." (Yoh 15:9-12). Kasih yang bagaimana kasih yang dikehendaki Yesus itu? Yang dikehendai Yesus adalah kasih se- perti yang telah diteladankan oleh Yesus sendiri. Kasih-Nya itu diru- "Tidak, Alap-alap," jawab raja itu sambil melindungi burung em- prit itu, supaya jangan direbut se- cara tiba-tiba. "Ingsun sudah ber- janji untuk melindunginya." "Paduka," sembah Alap-alap dengan nada tinggi. "kekuatan he- wan itu ada pada makanannya. Ka- lau hamba terlalu lapar, hamba akan lekas mati. muskan sebagaimana yang tertulis Karena tidak ada yang mencarikan NTT akan Siapkan Makanan pada makan, maka istri awal tulisan ada kasih yang lebih besar daripada ka- sih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat- sahabatnya. an Yesus tidak sekadar member- ikan perintah kepada orang lain, tetapi Ia telah memberikan bukti dan memberi teladan. Yesus rela mati di kayu salib demi keselamat- sahabat-sahabat-Nya. Kita memperingati wafat Yesus di kayu salib setiap hari Jumat Agung. Pada hari Minggu Palma terde- ngar sorak-sorai: "Hosana- hosana", tetapi pada hari Jumat Agung, sorak-sorai yang ditujukan kepada Pribadi yang sama terde- ngar: "Salibkan Dia, salibkanlah Dia!" Untuk tahun ini peringatan tersebut jatuh pada hari Jumat, Maret 1989. Seluruh rangkaian upacara sejak hari Minggu Palma sampai dengan Hari Raya Paska disebut minggu suci, pekan suci atau minggu adi. Baru-baru ini Kepala Kantor Depdikbud Kabupaten Badung mengeluarkan surat dengan No- mor: 455/1 19.4/J.89; tertanggal 2 Maret 1989. Surat tersebut berupa sebuah instruksi yang ditujukan kepada Kepala SMTP dan SMTA se-Badung: Instruksi "Wayang masuk sekolah." "Tenangkan hatimu, Emprit! Ingsun (aku) berjanji untuk melin- dungimu," sahut raja Usinara. Tak lama kemudian burung alap-alap pun tiba di situ, dan hing- gap di lengan kiri raja itu. Kata burung alap-alap itu, "Paduka, hamba mohon berikanlah burung emprit itu kepada hamba. Hamba sudah terlalu lapar." 31 ga, Cucu Prabu rela memberikan diri seutuhnya. Inilah bukti kasih sejati. Sebab, tiada kasih yang lebih besar daripada kasih seseorang yang rela mati demi hidup sahabatnya. Kare- na Cucu Prabu hidup dalam kasih- Nya, maka tubuh Cucu Prabu pulih kembali (kembali utuh)." "Mintalah apa saja yang menja- di milik ingsun! Kalau perlu, kra- ton (istana) ini akan ingsun berikan kepadamu, asal burung emprit ini tetap hidup. Seketika itu juga tubuh Prabu Usinara pulih kembali, lalu kata Bathara Agni melanjutkan, "Jika Cucu Prabu tetap setia hidup da- lam kasih-Nya, maka kelak akan kembali ke Acintyapada (tempat yang tak terbayangkan) di hadapan Sang Hyang Mahacintakasih, yaitu Dia Yang Maha Pencipta, Maha- cipta dan Mahapawitra (Mahaku- dus). (Ignatius Suharto, Prabu Usi- nara, dalam serial KELIR, episode 88). "Baiklah, Paduka!" sembah alap-alap 'mengalah'. "Kalau itu memang kehendak Paduka, ham- ba mohon daging Paduka sendiri seberat bobot burung emprit itu. Prabu Usinara tersenyum, lalu memerintahhkan kepada para abdinya untuk menyediakan pisau tajam dan timbangan. Disaksikan oleh para nayaka dan para narap- raja, Prabu Usinara mengiris da- ging paha kirinya diperkirakan su- dah seberat burung pipit itu. Da- ging itu diletakkan di timbangan dan dibandingkan dengan berat burung emprit itu. Ternyata bu- rung emprit itu masih lebih berat. Raja itu mengiris daging paha ka- nannya, lalu menambahkannya pa- da daging yang ada di timbangan. Kedua kerat daging itu pun belum menyamai bobot burung emprit itu. Raja itu memotong lengan kiri- nya, dan menambahkannya pada dua kerat daging paha tadi. Itu pun masih lebih ringan daripada bobot burung emprit. Maka raja itu pun lalu masuk ke dalam timbangan, menyerahkan diri seutuhnya. Seketika itu juga burung emprit menjelma menjadi Bathara Agni dan burung alap-alap menjelma kembali menjadi Bethara Endra. "Cucu Prabu Usinara!" kata Bathara Agni. "Ulun berdua da- tang kemari untuk membuktikan kebenaran berita, yang menyata- kan bahwa Cucu Prabu pratita (ter- sohor) sebagai raja yang penuh be- las kasih. Untuk membuktikan- nya, ulun berdua menjadi kedua ekor burung tadi. Ternyata benar! Demi Si Emprit, burung yang tam- paknya begitu kecil dan tak berhar- Dalam Mahabrata, kisah serupa diceritakan oleh Bhagawan Loma- sa kepada Prabu Yudisthira. Di sa- na bukan burung pipit, melainkan merpati. Kepada Bapak Drs. Komang So- ka, yang menandatangani Instruksi tersebut, dan yang pernah mem- bimbing penulis berbahasa Indo- nesia, penulis menghaturkan salam hangat dan terima kasih. (Ignatius Suharto). lama akan mati. Jadi, karena Paduka berusaha melindu Ternak "Kingras" ngi seekor burung emprit, burung alap-alap sekeluarga mati semua. "E, Alap-alap, dari kata-katamu ingsun tahu bahwa engkau meng- erti tentang keutamaan budi. Ing- sun sudah prasetya (berjanji) mem- bela burung emprit ini; sebaliknya ingsun juga tidak ingin engkau ma- ti. Ingsun akan memberimu peng- gantinya. Pilihlah, daging ayam, daging kalkun, atau daging apa se- butkan, sejauh ingsun mempu- nyainya." "Ampun, Paduka," sembah bu- rung alap-alap itu. "tidak perlu mencari yang lain-lain. Berikan sa- ja burung emprit itu kepada hamba!" Kupang (Bali Post) - Balai pembibitan ternak (BPT) dan hijauan makanan ternak (HMT) NTT dalam memasuki era Repelita V berupaya menyiapkan bibit makanan ternak jenis "king- ras" bantuan presiden yang dida- tangkan dari Baturaden Jawa Te- ngah. Kepala BPT dan HMT NTT, Drh. Ng. Bolodadi kepada Bali Post, mengatakan, pihaknya kini sedang berupaya mengembangkan pembibitan rumput kingras itu di atas areal 40 ha lebih di Lili Keca- matan Kupang Timur Kabupaten Kupang. Kingras menurut Drh. Bolodadi, hasilnya bisa mencapai 250 ton/tahun. Dalam program, te- lah direncanakan Kingras akan di- kembangkan ke seluruh NTT un- tuk menggantikan lamtoro yang sudah sangat "parah nasibnya". Ji- kalau tidak ada upaya sekuat tena- ga, berarti suatu waktu NTT akan mundur di sektor ekonomi khusus- nya subsektor ternak sapi yang sa- tu-satunya sumber pendapatan pa- ling penting di kawasan ini di sam- ping komoditi lainnya. Demi ke- berhasilannya penyebaran rumput Kingras ini, pihak BPT dan HMT NTT selalu mengajak kerja sama dengan Pemda dan Dinas Peterna- pengembangan makanan ternak kan yang mempunyai program secara umum.. Ternak adalah satu-satunya sumber pendapatan NTT paling vi- tal. Bila penyebarannya tidak me- rata berupa penyediaan pakan yang cukup, tentu NTT suatu wak- tu bisa mengalami kemunduran di bidang ini. Jadi BPT dan HMT ma- sih merasa wajib menggalakkan makanan ternak secukupnya hing- ga merata di kalangan rakyat ba- nyak. Menurut Drh. Ng. Bolodadi, pi- haknya belum lama ini telah meng- usulkan lagi tanaman lamtoro tah- an kutu. Lamtoro itu jenis KTX3 didatangkan dari Waimando Ha- waii. Ternyata ketika masih di pembibitan, habis juga digasak ku- tu loncat itu dengan lahapnya. Na- mun balai tak berputus harapan melainkan terus menggalakkan tanaman "gulma dan turi" untuk mendapatkan bibit bagi kebutuhan rakyat petani. Selain lokasi pembi- bitan makanan ternak di Lili, terse- dia lagi 500 ha di Kabaru Kecamat- an Pahungalodu Kabupaten Sum- ba Timur. Di lokasi 20 ha lahan ditanami SEHARI setelah Nyepi, umat Hindu di Jember melaksanakan persembahyangan "Ngembak Ge- ni". Upacara ini berlangsung khid- mat di Pura Penataran Agung Pa- trang yang dihadiri pula oleh selu- ruh sesepuh umat Hindu se- Kabupaten Jember. "Rasanya lega membuka puasa bersama," cetus seorang umat. Rupanya, inilah se- dikit beda dengan di Bali. Usai persembahyangan seluruh umat melakukan dharma santi, sa- ling maaf memaafkan atas semua kesalahan atau kekeliruan yang te- lah diperbuat. "Saat seperti ini ka- mi betul-betul merasa terharu dan Nyepi Bersama Umat Hindu di Jember (11) Dharma Santi yang Dibanjiri Umat dari Pedesaan Catatan Ni Putu Tirtawati pertama kalinya mengadakan aca- ra dharma santi yang sekaligus diisi dengan resepsi Nyepi, tanggal 12 Maret di Aula Universitas Jember. Malam dharma santi ini ternyata mendapat sambutan hangat dari ribuan umat Hindu Kabupaten Jember. Malam dharma santi ini ternyata mendapat sambutan hangat dari ribuan umat Hindu Kabupaten Jember. Bahkan dari Kabupaten Bondowoso ada yang datang leng- kap dengan rombongan penari. Ketut Suamba,S.H, Ketua Parisada Bondowoso tampak ceria malam KESE bersatu," ungkap Sumardi. Saling kunjung mengunjungi merupakan acara yang dilakukan selanjutnya. Mereka saling bernos- talgia tentang masa lalu, saling ter- tawa riang. Akhirnya menikmati suguhan ala kadarnya sebagai sim- bolis persaudaraan yang erat. Pada saat ini juga ada umat lain yang memberi ucapan selamat. Akan te- tapi dibanding hari raya Galungan, menurut Sumardi, acara saling kunjung mengunjungi ini terasa le- bih sepi. "Barangkali karena bad- an masih lemah, sehingga agak ma- las bepergian jauh," alasannya. Oleh karena itu, para mahasiswa Hindu Universitas Jember untuk rumput Kingras di samping jenis setaria, benggala dan rumput ga- jah. Pengembangan makanan ter- nak di seluruh NTT tergantung da- na yang tersedia, katanya. Usaha Menjawab pertanyaan tentang penyediaan bibit ternak sapi, Drh. Ng. Bolodadi menjelaskan seba- nyak 40 ekor sapi Bali ada di Lili. "Ini hanya namanya sapi Bali teta- pi tidak seasli seperti puluhan ta- hun yang silam itu. Sekarang hanya ada bibit lokal karena sapi Bali asli semakin punah yang warna merah- nya tidak seperti sediakala." Menurut Drh. Ng. Bolodadi, walaupun demikian, pihaknya ma- sih terus berusaha bagaimana me- nemukan kembali jenis sapi Bali yang asli. Bali Post mengutip situasi awal yang dihadapi HMT dan BPT keti- ka baru terbentuk pada medio 1983 langsung menghadapi iklim berat yang dinilainya sebagai hambatan paling serius. Bila tiba musim ke- marau panjang, misalnya, banyak ternak sapi yang mati akibat keha- bisan persediaan air dan makanan. Kendala ini memang sudah menja- di "langganan" NTT. Pernah di- adakan seleksi bibit sapi di Cam- plong ibu kota Kecamatan Fatule U Kabupaten Kupang, hasil seleksi itu kemudian dibibitkan lagi untuk dibagikan kepada para petani. (Sn) Kapasitas Peralatan TV NTT Menurun Kupang (Bali Post) - Sebanyak 13 buah pemancar TV di NTT kapasitasnya sangat menu- run. Keterbatasan dana me- nyebabkan TVRI belum mampu merehabilitasi peralatan tersebut, demikian Direktur TVRI, Drs. Is- hadi, M.Sc pada acara serah terima jabatan Kepala TVRI Stasiun pro- duksi keliling Kupang, Rabu (15/ 3). Serah terima itu dilakukan oleh Gubernur NTT, dr. H. Fernandez dihadiri karyawan angkasawan, undangan, pejabat teras propinsi. Ia mengakui siaran TV di NTT masih mengalami gangguan teknis yang merisaukan penonton. Ia menjanjikan NTT akan mendapat prioritas perbaikan. Gubernur NTT, dr. H. Fernan- dez menilai TVRI SPK Kupang bermanfaat banyak untuk me- (Bersambung ke Hal IX, kol 1) SEJUTA, BERAWAL DARI SERATUS AH Rp1002 Mulailah dari sekarang menabung. Keuntungan ganda akan diperoleh. Bukan hanya menyimpan uang, bunga dan hadiah menarik juga menanti Anda. Untuk deposito atau kredit, pelayanan kami paling memuaskan BANK PASAR PELITA KENCANA JA Jalan Surapati No. 27-29 telp. 24848-24849-27151-27152-27153 Denpasar - Bali 0 Bali Post C 419 itu. Dari pelosok desa umat Hindu berdatangan. Mereka tumpah ruah di aula Universitas Jember yang megah itu. Panitia pun ikut panik, karena tidak mengira jumlah umat sebanyak itu. "Kami perkirakan paling datang dua ratus orang, eh, tahunya ribuan," cetus Aniatu, seorang mahasiswa Hindu berda- rah India yang mengkoordinasi pa- nitia pelaksana. Seksi komsumsi pun ikut bingung karena kehabisan persediaan minum. "Betul-betul kami salah perhitung- an," cetus seorang gadis manis di- bagian konsumsi. Ketua Panitia, Drs. I Wayan Subagiarta pun mengaku kecolongan malam itu. "Kami tak menyangka umat dari pedesaan datang begitu banyak," cetusnya. Keadaan seperti itu patut menja- di pelajaran untuk tahun menda- tang. Umat Hindu di Jember kini memang sedang bangkit dan selalu ingin bertimang rasa dengan re- kan-rekannya. "Dan saat yang pa- ling tepat untuk itu adalah acara dharma santi ini," cetus seorang umat Hindu dari Mumbulsari. Ia mengaku, masih banyak umat yang tidak bisa datang karena tidak mendapat kendaraan. "Kalau transportasi lancar, pasti gedung ini tidak bisa menampung seluruh umat," cetusnya lagi. Selain umat, tampak hadir da- lam acara dharma santi yang me- riah itu, para sesepuh umat Hindu Kabupaten Jember, seperti I Made Rempet, IGN Dirgha, dan lain- lain. Hadir pula Rektor Universi- tas Jember Prof. Dr. Simanhadi Widyoprakoso, Bupati Jember yang diwakili Kepala BP7 Jember, Giman Supriyatno. Terlihat jelas, kerukunan hidup beragama berjal- an mantap. Atas nama Pemerintah Daerah Tingkat II Jember, Kepala BP7, Giman Supriyatno, menyambut gembira acara dharma santi itu. Rektor Universitas Jember pun mengaku bahagia dengan dilaksa- nakannya dharma santi itu di kam- pus setempat. "Hal ini sekaligus bisa meningkatkan keimanan, ke- rukunan hidup beragama, dan me- ningkatkan rasa solidaritas di ka- GOD/MAGE Surya Surya langan catur sivitas akademika," alasannya. Parisada Hindu Dharma Indo- nesia Pusat pun menyatakan gem- bira atas prakarsa dan spontanitas umat Hindu di Jember. Drs. Ketut Wiana yang memberikan dharma wacana, di samping mengajak selu- ruh umat tetap melaksanakan ajar- an agama dengan mantap, juga menguraikan secara panjang lebar tentang sistimatika ajaran Weda dan rangkaian hari raya Nyepi. NO CAS Dijelaskan, Weda Sruti adalah sumber dari segala sumber ajaran Agama Hindu yang berasal dari Sanghyang Widhi Tuhan Yang Maha Esa. Selanjutnya, isi weda itu dijabarkan lebih lanjut dalam Wedangga, Itihasa, dan Purana. kitab-kitab seperti kitab Upaweda, Kitab Jyotesha yang merupakan bagian dari kitab Wedangga mem- bahas tentang astronomi. "Dari si- ni kita tahu, astronomi Hindu su- dah dikenal cukup lama serta telah mempengaruhi sistem astronomi Barat dan Timur," kata Wiana. Mengutip pendapat Prof. Flun- kett, Wiana mengakui Resi Garga memberikan pelajaran kepada orang-orang Yunani tentang astro- nomi pada abad pertama sebelum Masehi. Karena itu, lahirnya Tahun Saka di India jelas merupakan perwujudan dari sistem astronomi Hindu. Eksistensi tahun Saka, demikian Wiana, merupakan tonggak seja- rah yang menutup permusuhan an- tar suku bangsa di India. Suku- suku bangsa yang bermusuhan itu antara lain, Pahlawa, Yuechi, Yu- wana, Malawa, dan Saka. Akhir- nya, Suku bangsa Saka betul-betul bosan dengan permusuhan, se- hingga perjuangannya dialihkan kepada masalah kebudayaan. Ta- hun 125 SM, Dinasti Kushana dari suku bangsa Yuehchi memegang tampuk pemerintahan di India. Di- nasti ini bercermin dari suku Saka, sehingga mampu merangkul semua suku bangsa yang ada di India. Ta- hun 78 Masehi, Raja Kaniska I dari dinasti Kushana dan suku bangsa Yuehchi mengangkat sistem kalen- der Saka menjadi kalender keraja- an. "Sejak inilah bangkit toleransi antar suku di India," katanya. Toleransi berkat kalender Saka itu mempengaruhi cara penyebar- an ajaran Agama Hindu sampai di Indonesia. Tahun 456 Masehi Pen- deta Saka yang bergelar Aji Saka dari Kshatrapa Gujarat India, mendarat di Kabupaten Rembang Jawa Tengah. Pada zaman Maja- pahit Kalender Saka pun dipakai kalender kerajaan. Di kerajaan Majapahit inilah, setiap bulan Cai- tra (Maret) tahun Saka diperingati dengan upacara keagamaan. Di alun-alun berkumpul seluruh ke- pala desa, prajurit, pendeta, dan raja. Pertemuan ini, seperti tersu- rat dalam kekawin Negara Kerta- AAALA GUDANG GARAM 12 FILTER KRETEK CIGARETTES MADE IN INDONES membahas masalah katan moral dan kesejahteraan hi- Sementara itu di Bali, sesuai de- dup ngan petunjuk lontar Sundarigama dan lontar Sanghyang Aji Swa- mandala, tahun Saka itu dirayakan dengan hari raya Nyepi. "Sampai kini kita tetap rayakan Nyepi seba- gai Tahun Baru Isaka," katanya. Lalu bagaimana dengan brata penyepian? Menurut Wiana, brata itu adalah untuk menguasai diri, B 88 GG menuju kesucian hidup agar dapat melaksanakan dharma sebaik- baiknya menuju keseimbangan dharma, artha, kama, dan moksha. "Hakikat Nyepi tetap relevan de- ngan tuntutan masa kini," ujar Wiana berapi-api. Melestarikan alam misalnya, sebagai tujuan upa- cara Tawur tentu sangat relevan dengan tuntutan masa kini dan ma- sa depan. "Upacara itu memotivasi umat Hindu agar senantiasa meles- tarikan alam sebagai sumber kehi- dupan", katanya. Nilai inilah tam- paknya yang perlu ditanamkan se- tiap merayakan pergantian Tahun Saka. Dalam sejarah lahirnya Ta- hun Saka terkandung nilai kebang- kitan dan kesadaran serta toleransi menuju kebersamaan hidup. Mencapai hidup yang sejahtera lahir bathin atas karunia Ida Sang- hyang Widhi itu, seperti diakui Ke- pala BP7 Giman Supriyatno, ada- lah hakikat Nyepi yang harus dire- nungkan dan diamalkan dalam ke- hidupan sehari-hari. "Pelaksanaan penyepian adalah kesempatan un- tuk mawas diri sehingga memper- oleh citra diri yang direstui Ida Sanghyang Widhi Wasa. Hal ini sudah terkandung dalam ucapan mantram panganjali (OM Suastiastu," kata Giman lancar yang disambut tepuk tangan me- riah. Mengenakan baju batik dan rambut disisir rapi, Kepala BP7 itu mengakui hari raya Nyepi mengan- dung arti penting untuk me- nyeimbangkan batin dengan pisik. Dalam hidup sehari-hari sering ki- ta tidak sadar akan perbuatan sen- diri karena terlalu sibuk. Maka pa- da hari Nyepi kita hentikan seje- nak aktivitas, menyadari baik bu- ruk perbuatan, kemudian me- nentukan langkah menuju kesem- purnaan hidup di masa mendatang. "Jadi secara vertikal kita hidup bertaqwa kepada Tuhan, bertang- gung jawab kepada Ida Sanghyang Widhi. Sedangkan secara horizon- tal kita hidup bermasyarakat, ma- ka ajaran agama menuntun kita agar berbuat baik, selaras, seim- bang dengan sesama dan selalu berusaha agar tercipta rahayuning bhuwono," tegasnya. Ucapan senada juga dilontarkan Rektor Simanhadi. "Dengan me- rayakan Nyepi, kita secara leluasa dapat mawas diri dan bertaqwa ke- pada Ida Sanghyang Widhi sehing- ga memperoleh hidup jagadhita dan moksha," katanya. Karena itulah, ia menilai pelaksanaan Nye- pi mengandung makna yang men- dalam dan penting dalam kehidup- an. "Maka pengamalan Nyepi ja- ngan berhenti pada hari raya Nyepi saja," pintanya. Surya Sweya 12 Kenikmatan kretek filter dengan cita rasa sempurna AAAAA FINGE VOOR GUDANG GARAM 12 FILTER ARETTES Harum-Gurih - Nikmat Lahan Penggembalaan Ternak di NTT Dikhawatirkan semakin Menciut Kupang (Bali Post) - Padang penggembalaan ternak di seluruh NTT dikhawatirkan akan semakin menciut akibat per- tumbuhan penduduk dan pengem- bangan pembangunan yang mem- butuhkan lokasi. Lahan penggem- balaan yang ada sekarang ditaksir 787.762 ha menurut hasil sensus 1983. Apabila ternak sudah tidak ada tempat lagi, maka akibatnya akan sangat mengurangi pening- katan populasi ternak. Kepala Dinas Peternakan NTT, Drh. Malesy di ruang kerjanya hari Kamis (16/3) mengatakan hal itu atas pertanyaan Bali Post. Areal yang masih sisa ini harus segera di- lindungi dengan ketat agar tetap menjadi daerah penggembalaan yang tidak boleh diganggu gugat lagi, tegasnya. Contoh, "dataran Bena" yang begitu luas di Keca- matan Amanuban Barat Kabupa- ten Timor Tengah Selatan (TTS) sejak beberapa tahun lalu diubah menjadi areal persawahan di sam- ping kegiatan pembangunan lain- nya. Padahal, daerah itu sejak dulu kala terkenal sebagai lokasi peng- gembalaan yang memiliki sumber- daya alam maupun satwa liar yang harus diamankan. "Kita khawatir pada suatu waktu, lahan penggem- balaan NTT semakin menciut dan akhirnya terjadi kemunduran da- lam subsektor peternakan," tan- dasnya. Ia mengingatkan pening- katan populasi ternak perlu ditata mulai sekarang agar jangan berke- liaran. Sebab akibatnya bisa me- nimbulkan kasus karena ternak itu masuk lahan pertanian orang lain. Ini memerlukan pola pikir yang le- bih intensif lagi terutama bagaima- na merubah sistem pemilikan. Seseorang yang memiliki lebih dari 100 ekor ternak sapi harus ada izin usaha menurut PP No.16 tahun 1977. Dia harus mempunyai pa- dang penggembalaan tersendiri. Drh. Malesy mengakui di NTT ma- sih ada pemilikan yang melepaskan ternaknya bebas berkeliaran. Aki- batnya merusak lingkungan hidup. Pemeliharaan ternak dalam satu lokasi tertentu akan mudah diawa- si, makanan dan air tersedia serta pencegahan penyakit. Ini katanya harus ditempuh melalui dua pola. Pola usaha tani terpadu dan pola intensifikasi pertanian lahan ke- ring. Pola ini, katanya, sesuai "sis- tem tiga strata" yang kini sedang digalakkan di Bali. Sistem ini dini- lainya sangat membantu petani NTT dalam upaya memenuhi ke- butuhannya. Pada awal keterangannya, Ke- pala Dinas Peternakan NTT itu menggambarkan subsektor peter- nakan pada umumnya sangat me- nunjang peningkatan pendapatan daerah ini. Potensinya memungkinkan di samping subsektor lainnya seperti kehutanan, perikanan, pangan dan lain-lain. Selain ternak besar yang menjadi dambaan NTT selama ini HALAMAN V sejak Repelita I hingga Repelita IV maupun memasuki awal Repelita V, NTT melangkah lebih jauh lagi dengan ternak unggas. Unggas sa- ngat cocok bagi masyarakat desa, tandasnya. Bibit yang disiapkan melalui program NTASB di samping kerja sama pemerintah Australia dan In- donesia yang disebut "NTT- Integrated Area Development Project" (IADP) di Besipaz. Ter- nak yang tiap tahun menjadi sasar- an serangan penyakit harus dita- ngani dengan serius. Pencegahan hanya bisa dilakukan dengan sunti- kan. Sehingga dalam tahun 1989 pemerintah menyediakan 2.500 dosis sedangkan tahun 1988 seba- nyak 2.000 dosis. Di samping bantuan dosis masih perlu lebih di- intensifkan peningkatan dan peng- embangan ternak unggas, tandas- nya lagi. Unggas yang disinggungnya itu berupa ayam buras. Pemeliharaan- nya lebih diprioritaskan pada tiap desa binaan seluruh NTT. Tahun ini saja sudah diprogramkan vaksi- nasi 308.000 ekor. Dalam hubung- an ini ia tidak mengesampingkan ternak kecil seperti kambing, dom- ba dan babi. Di daerah ini jumlah kambing masih terbilang sedikit. Pembinaannya dilakukan mela- lui kelompok. Para pemilik yang tergabung dalam tiap kelompok di- arahkan mengandangkan kam- bingnya. Maksudnya agar secara perlahan mereka diajak turut serta membudidayakan sistem pemeli- haraan yang intensif seperti halnya ternak besar. Makanannya berupa jenis turi dan gamal mudah disiap- kan. Kedua jenis tanaman ini ber- fungsi ganda bagi pengamanan lo- kasi pertanian lahan kering. Tentu tanaman pangan mudah menda- patkan pupuk kandang, ujarnya memberi contoh. Mengenai dom- ba, jumlahnya terbatas. Bagi ter- nak ini di daratan pulau Timor di- batasi. Pembatasan ini dilakukan agar pemeliharaan domba tidak boleh dipadukan bersama ternak sapi Bali. Menurut Drh. Malesy, pihaknya selalu melakukan vaksinasi sekitar 30% menurut populasi domba di kedua daerah itu. Diharapkan ta- hun 1989 ini vaksinasi ternak selu- ruh NTT lebih dipercepat sebelum tiba musim penyakit Antrax, SE dan Surra. Peny Antrax terke- nal bisa bertahan selama 30 tahun dalam tanah. Antrax yang mengga- nas pada tiap musim kemarau bisa mematikan jumlah ternak yang tak terhitung. Ketika mengakhiri keterangan- nya, Kepala Dinas Peternakan itu merinci populasi ternak seluruh NTT hingga akhir 1988, seperti sa- pi 611.855 ekor (2,49%), kerbau 174.362 ekor (1,06%), kambing 414.377 ekor (5,33%), domba 89.427 ekor (4,83%), babi 1.056.163 ekor (5,99%) dan ung- gas 4.989.910 ekor (8,99%). (Sn) U 237 2cm Color Rendition Chart