Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1989-09-04
Halaman: 04

Konten


2cm HALAMAN IV TAJUK RENCANA Langkah Baru dan Orientasi Baru Gerakan Nonblok MATA dan perhatian dunia tertuju ke Yugoslavia yang akan menjadi tuan rumah Konperensi Tingkat Tinggi Gerakan Nonblok mulai Senin ini hingga 7 September. Harapan sekaligus tanda tanya terlontar me- nyongsong KTT yang akan dihadiri 102 anggotanya itu. Sebuah agenda penting yang telah disetujui para menteri luar negeri negara-negara Gerakan Nonblok itu adalah modernisasi Gerakan Nonblok. Sampai di mana modernisasi itu akan menandai langkah baru gerakan itu sementa- ra para pengamat menyebutkan bahwa gerakan itu kini sebenarnya sedang dilanda krisis? Gerakan Nonblok yang lahir tahun 1961 pada dasarnya adalah gera- kan politik sekaligus suatu gerakan moral. Dalam kurun waktu 28 tahun itu kita mencatat keberhasilan gerakan ini menempatkan diri dalam per- caturan politik internasional sebagai faktor penentu yang mengilhami negara-negara anggotanya. Gerakan Nonblok telah mampu menjadikan dirinya sebagai faktor yang tak dapat diabaikan dalam penyelesaian konflik-konflik politik khususnya dalam menghadapi blok-blok lain. Peranan itu berhasil diperlihatkan pada saat-saat gerakan ini tidak mengalami krisis, khususnya "krisis kepemimpinan seperti sekarang ini, pada saat gerakan ini masih mampu menelurkan gagasan-gagasan uni- versal yang berbobot, khususnya di mata blok-blok lainnya. Menghindar- kan diri dari sikap serba ketergantungan pada negara lain, khususnya pada negara maju, adalah slogan yang mampu memberi warna peranan dan perjuangan negara-negara nonblok. Peranan seperti itu terasa makin luntur. la luntur bersama lunturnya kewibawaan nonblok sebagai suatu gerakan politik dan gerakan moral. Namun lunturnya kewibawaan tersebut bukan berarti mengendornya jiwa dan semangat nonblok di kalangan negara-negara anggota khusus- nya pelopor berdirinya gerakan itu. Pada saat muncul perbedaan penda- pat mengenai negara mana yang bakal ditetapkan menjadi tuan rumah Konperensi Tingkat Tinggi Gerakan Nonblok ke-9, muncul langkah kom- promis. Masih cukup melegakan karena pilihan masih jatuh pada salah satu negara pemrakarsa berdirinya gerakan ini yakni Yugoslavia, suatu negara yang dikenal beraliran moderat dalam deretan negara-negara sesama nonblok. Hal ini merefleksikan masih tumbuhnya rasa percaya diri untuk mengembangkan Gerakan Nonblok pada masa-masa menda- tang. WE cannot not communicate. Demikian dikatakan Gail E- Myers dan Michele T.Myers da- lam buku mereka The Dynamics of Human Communication (1980:220). Kita tidak akan per- nah dapat untuk tidak melaku- kan komunikasi. Kita dapat menghindar dari komunikasi le- wat kata-kata (words), tetapi mustahil untuk melepaskan diri dari komunikasi yang bersifat nonverbal. Oleh sebab itu, sikap, tingkah laku, ekspresi wajah, gerak tu- buh (gesture) merupakan kom. ponen penting dalam komuni- kasi. Itulah antara lain sasaran yang hendak diungkap Dra. Mien R.Uno, Direktur Sekolah Kepribadian John Robert Po- Sebab Purel, seperti dikata- kan Mien R.Uno yang selalu i- ngin rapi, bukanlah sekadar hu- bungan dengan wartawan atau seksi "cuap-cuap". Lebih dari itu, Purel berusaha untuk me- lakukan kegiatan komunikasi timbal balik; baik dalam bentuk lisan maupun tertulis. Kalau ko- munikasi yang bersifat lisan dan tertulis (verbal communica- tion) berusaha untuk menyam- paikan isi dari informasi (con- tent information) maka komuni- kasi yang bersifat nonverbal a- kan mengekspresikan perasaan yang terkandung dalam sebuah informasi (affective information). Dari komunikasi yang bersifat nonverbal ini akan dapat dibaca sikap bersahabat, memusuhi, tertarik, dapat dipercaya, dan sebagainya. Hal-hal semacam itulah yang membuat acara kedua dari se- minar tersebut terasa lebih se- Penampilan dan Jatidiri "Public Relations" wers Jakarta dalam Seminar Oleh Chusmeru Nasional "Public Relations" tanggal 26 Agustus 1989 di Puri Bunga Pertamina Cottages. Konon, jauh sebelum seminar ini dilangsungkan, Cleopatra dengan wangi aroma tubuh dan segala kemegahan seorang ratu menyambut Mark Anthony; yang kalau dapat kita amati se- bagai suatu kegiatan Public rela- tions (Purel). gar. Tak heran jika sebagian be- sar peserta seminar yang terdiri atas wanita itu berusaha untuk berdandan dan berpoles diri "sekece" mungkin. Mereka ber- harap, bahwa penampilan yang baik akan menunjukkan sikap yang baik pula sebagai petugas Purel. Inti Penampilan Berpenampilan yang baik me- mang merupakan inti dari ke- giatan praktisi Purel, karena dari penampilan petugas Purel yang baik akan diperoleh citra (image) organisasi yang bersang- kutan. Hal ini dapat diperoleh petugas Purel melalui pengem- bangan kepribadian secara maksimal. Bagian Terakhir dari Tiga Tulisan Surat pembaca ini saya tujukan kepada yang terhormat: 1. Bapak Menteri Pendidikan dan Kebu- dayaan Republik Indonesia. 2. Ba- pak Kepala Badan Administrasi Ke- pegawaian Negara (BAKN), Jln. Kramat Raya No. 132 Jakarta. 3. Bapak Kepala Inspektur Jenderal Bidang Kepegawaian, Jln. Kramat Raya No. 144 Jakarta. 4. Bapak Ke- pala Biro Personalia (Bagian Regist- rasi), Jln. Sudirman Senayan Jakar- ta. 5. Bapak Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Propinsi NTB di Mata- ram. 6. Bapak Kepala Bidang Dik- menum Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi NTB di Mataram. 7. Bapak Kepala Kantor Bagian Kepegawaian Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi NTB di Mataram, sehubungan de- ngan keterlambatan kenaikan pang- kat saya. Saya adalah seorang guru yang bertugas di SMP Negeri 2 Alas Sumbawa NTB bernama Sugihar- Surat Pembaca Persyaratan: Sertakan fotokopi identitas Mien R.Uno yang pernah ter- pilih sebagai salah seorang dari 12 Wanita Berpakaian Terbaik, mengajukan jurus POWER da- lam rangka pengembangan kep- ribadian. P adalah pengemba- ngan sikap positf (Positive atti- tude) petugas Purel. Percaya bahwa segala tugas dapat dise- lesaikan dengan tuntas adalah salah satu sikap positif yang mesti dimiliki petugas Purel. Sedangkan 0 adalah merupa- kan sikap toleransi kepada o rang lain (Other people). Sikap toleransi ini menurut Mien R.Uno akan dapat meningkat- kan pengertian mengenai de- mokrasi; yakni keinginan untuk menghargai pendapat orang lain. Petugas Purel (PRO) yang hanya ingin memaksakan ke hendak pribadi atau pimpinan jelas bertentangan dengan prin- sip toleransi kepada orang lain. Lebih jauh lagi tentunya, PRO yang hendak memaksakan se- suatu jenis produk atau jasa ter- tentu kepada masyarakat, tan- pa mau mendengar penilaian masyarakat tentang kualitas produk dan jasa tersebut; jelas suatu sikap yang tidak demok- ratis dan tidak manusiawi. W atau words menunjuk ke- Terlambat Naik Pangkat Rp 100.000,00 Drs. HM Iskandar Susilo, Ka.Kan- wil Koperasi Jawa Tengah 50.000,00 toyo, NIP. 131 259 048, No. Kar- peg. C.0817050, No. SK Capeg. Ilal tgl. 15794/c/2/1983 - 1 Februari 1983, No. SK Ilaltgl. 2139/cl/Sp-1 Desember 1984. Sudah menjalankan tugas menga- jar selama 7 tahun dan akan masuk 8 tahun, sejak tanggal 1 Februari 1983 sampai sekarang (tahun 1989). Tetapi sampai saat sekarang ini kenaikan pangkat Otomatis IIb (SKO IIb) saya terlambat/belum da- tang. Sedangkan sebentar lagi sudah akan menyusul kenaikan pangkat IIc. Inilah yang menjadi masalah; sudah menjalankan tugas mengajar 8 tahun masih Ila, kenaikan pang- kat Otomatis IIb (SKO IIb) terlam- bat belum datang, dan sebentar lagi naik pangkat IIc. Jadi sebetulnya saya ini sudah go- longan IIb/Ilc, tetapi masih golo- ngan Ila. (Yaitu tepatnya bulan Feb- ruari 1986 seharusnya sudah golo- Apabila dalam KTT Gerakan Nonblok ke-9 di Yogoslavia ini diagenda- kan masalah modernisasi Gerakan Nonblok tidak lain kita artikan sebagai upaya untuk menjabarkan dan mengembangkan jiwa dan semangat nonblok tahun 1961 itu dalam mengamati perubahan dan perkembangan dunia yang terjadi dan mengantisipasinya, mencari penyelesaiannya secara kongkret, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang realis- tis praktis. Perubahan dan perkembangan itu bukan hanya terjadi di luar diri Gerakan Nonblok tetapi juga sedang terjadi dalam tubuh Gerakan Nonblok itu sendiri. Yang segera tampak di permukaan adalah masalah ekonomi. Namun masalah ini tidak lepas sama sekali dari masalah politik dan moral. Sebagian negara nonblok sekarang ini terperangkap dalam masalah utang. Bahkan ada negara yang sudah berada dalam kondisi tidak mam- pu lagi membayar cicilan utang-utangnya. Kondisi yang demikian ini sangat rawan bagi tumbuhnya sikap ketergantungan suatu negara pada negara lain, khususnya pada negara maju. Sudah menjadi rahasia umum bahwa sementara negara anggota Gerakan Nonblok telah menjadi satelit negara blok-blok lain. Padahal gerakan ini lahir untuk mengikis sikap serba ketergantungan ini. Namun ini semua adalah kenyataan zaman. Jumlah penerimaan sampai Sabtu siang Rp 1.501.000,00 Jumlah penerimaan sebelumnya Rp 6.366.110,00 Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 7.867.110,00 Dalam kaitan contoh tersebut barangkali dapat diharapkan dari KTT Gerakan Nonblok ke-9 ini lahir gagasan-gagasan segar yang universisal yang mampu memformulasikan mekanisme pemberian utang sebagai mekanisme untuk memberi kemampuan negara-negara pengutang dan bukan sebaliknya cepat atau lambat mengantarkan negara pengutang itu sebagai pihak yang terbelit pada sikap ketergantungan terus-menerus. Gagasan ini diformulasikan dalam upaya membangun suatu tata eko- nomi baru dalam masyarakat dunia baru. Dalam konteks ini sebenarnya Gerakan Nonblok bukan hanya "berha- dapan" dengan blok Barat atau blok Timur saja. Ada blok-blok lain yang ternyata mendominasi bidang-bidang ekonomi dan perdagangan inter- nasional. Hal ini mendorong adanya penyesuaian orientasi dalam upaya gerakan ini bertindak dan melibatkan diri di berbagai percaturan dunia. Dari sini kita harapkan KTT Gerakan Nonblok ke-9 ini akan mampu menandai gerakannya dengan langkah-langkah baru, orientasi baru, dengan pertimbangan-pertimbangan yang realistis. Kita harapkan KTT kali i memperbobot keberadaan dan peranan Gerakan Nonblok pada masa-masa mendatang. pada pemahaman dan penguta- raan kata dalam bahasa yang baik. Mengenai jurus ini ba- nyak pertanyaan yang terlontar dalam acara diskusi. Rai, misal- nya, menanyakan bagaimana menjadi operator yang baik, de- ngan bahasa komunikasi yang baik tentu. Atau Evi juga me- rasa mengalami kesulitan un- tuk memotong pembicaraan re- lasi usaha. Pada dasarnya, demikian Mien R.Uno, setiap orang memi- liki tenggang saat (pause) dalam berbicara sesuai dengan ke- mampuan pernafasannya. Pada saat pause itulah sebaiknya kita memotong pembicaraan orang. Sedangkan kiat untuk menjadi operator yang baik, atau sema- ngat menggebu dari Romuna yang manis dan gesit untuk jadi MC yang baik; sayang tidak da- pat secara tuntas dijawab. Ba- rangkali membuat penasaran peserta seminar adalah strategi John Robert Powers untuk membangkitkan minat peserta agar mau memperdalam kiat Purel lewat lembaga pendidi- kannya. Sebagai PRO dituntut pula untuk melakukan E (Expan- ding), yaitu menambah minat pada hal-hal lain yang akan memperluas wawasan dan cak- rawala berpikir. Jika dikaitkan dengan makalah Drs. Ashadi Si- regar, maka PRO harus peka dan mampu membaca peta ling- kungan sosial budaya di mana organisasinya berada. Hal ini a- kan membuat PRO memiliki source credibility bagi publiknya. Pengetahuan semacam ini da- pat diperoleh PRO dengan me- lakukan kegiatan membaca, mengikuti seminar, kursus- kursus, dan sebagainya. Sedangkan R (Realize your goal) mengingatkan kepada PRO untuk menyadari maksud dan tujuan berbuat sesuatu se- hingga jelas sasarannya. Me- lakukan kegiatan Purel yang ti- dak jelas kepada masyarakat bukan hanya dapat berakibat munculnya sikap acuh masyara- kat kepada produk dan jasa yang ditawarkan (zero feed back), tetapi juga sikap yang ngan IIb dan bulan Februari 1990 harus golongan Ilc, tetapi sekarang masih golongan Ila). Oleh karena itu melalui surat pembaca ini saya rakyat yang kecil ini mohon diperhatikan! Tolonglah saya! Buatkanlah SKO IIb saya. Saya sudah menunggu lama sekali. Tolong kirimkanlah SKO IIb saya ke SMP Negeri 2 Alas NTB. Saya sudah berusaha semaksimal mungkin, banyak jalan yang sudah saya tempuh. Usulan dari sekolah sudah banyak kali/sering kali dan terus menerus. Rp 7.867.110,00 untuk Masjid Raya Ukhuwah 100.000,00 Bali Post menerima titipan sum- N. Made Giri Sudirman Denpasar bangan untuk perluasan dan perbai- Ini disampaikan sehubungan de- Rp 30.000,00 kan Masjid Raya Ukhuwah Denpa- Jamaah Haji Masjid Raya Ukhuwah ngan adanya pernyataan yang me- sar masing-masing dari : nyimpang dari hasil penyuluhan hu- Rumah Makan Murah Meriah, Jl. Sri Ayu Sariningsih, Jl.Lettu Lila 9 kum di Desa Pangkung Tibah Keca- matan Kediri Kabupaten Dati II Ta- Imam Bonjol 253 Stand 11-14 Den- Bangli Rp 10.000,00 pasar Rp 101.000,00 Sri Ayu Wulansari S. Jl. Lettu Lila 9 banan yang sempat dimuat dalam Harian Bali Post 5 Agustus 1989. Dalam acara penyuluhan hukum tersebut, tim penyuluh merasa yakin tidak ada menginformasikan kepada masyarakat bahwa hak laki-laki dan wanita menurut hukum adat waris Bali adalah sama. Justru pada ke- sempatan itu kami telah menandas- Jamaah Masjid Raya Ukhuwah Bangli Denpasar Rp 1.100.000,00 H. Dr Abdullah Nahrawi, Jl. Dipo- negoro Gg. Berlian Dps.. Rp 10.000,00 Saya pernah mengirim surat ke Badan Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN) di Jakarta dan Ins- pektur Jenderal Bidang Kepega- waian di Jakarta, baik secara dinas bertentangan dari masyarakat (negative feed back). Menambah wawasan dalam rangka penampilan PRO mut- lak diperlukan. Sebab penampi- lan seperti yang diajarkan Mien R.Uno tiada lain dari bentuk ko- munikasi nonverbal; atau dise but juga body language. Penam- pilan sebagai bagian dari proses komunikasi memerlukan duku- ngan wawasan pengetahuan so- siologi, psikologi, etnologi, dan antropologi (Judith Hall Koivu- maki, 1975:26). Bagaimana o- rang Jepang mengucap terima kasih, bagaimana orang Jawa memberi salam, dan bagaimana sikap orang Batak berbicara de- ngan orang lain, dapat dipela- jari dengan bahasa tubuh yang menurut Judith merupakan hid- den system of communication. Mekanisme Defensif Memang menarik pengeta- huan praktis penampilan Purel yang disampaikan Mien R.Uno yang juga Manajer Purel PT Nyonya Meneer itu. Ada kiat untuk berjalan yang baik, cara berbicara, duduk, gerak-gerik tangan, pandangan mata sam- pai kepada cara tersenyum yang baik dan benar. Demikianlah komunikasi. Ia bukan hanya yang tampak, me- lainkan juga yang tersembunyi di balik penampilan seseorang. Derajat komunikasi bukan se- mata-mata apa yang dikatakan seseorang (what), juga bagaima- na orang menyampaikan sesua- tu (How). Kegagalan seorang PRO tidak jarang berawal bu- kan dari apa yang disampaikan, tetapi lebih pada bagaimana cara ia menyampaikan. Karena how dalam komunikasi akan memberikan interpretasi terha- dap apa yang disampaikan serta menunjukkan relationship dalam berkomunikasi dengan orang lain. Kata-kata "ya" atau "baik" yang diucapkan pimpinan de- ngan intonasi-suara tertentu ke- tika seorang karyawan minta pamit pulang karena anaknya sakit, dapat berarti setuju, me- nentang dalam hati atau juga marah. Begitu pun ketika seo- rang karyawan mengatakan : "Akan saya kerjakan "pada saat menerima tugas dari pimpi- nan, dapat bermakna mengerja- kan dengan senang hati, beru- saha secermat mungkin, dong- kol, dianggap rendah, dan seba- gainya. Faktor nonverbal ini (Bersambung ke Hal X, kol 1) maupun secara pribadi yang saya tembuskan ke Kakanwil Propinsi NTB dan Dikmenum Propinsi NTB di Mataram. Saya berulang-ulang menghadap ke Kakanwil Mataram melalui ba- gian kepegawaian untuk menanya- kan SKO IIb saya. Tetapi semua itu tidak ada hasilnya/sia-sia, tidak ada balasan dan tidak ada jawaban yang memuaskan. Oleh karena itu dengan rasa ter- paksa saya menulis di Bali Post de- ngan tujuan untuk memperbaiki na- sib saya. Tidak ada maksud-maksud yang lain. Tujuan saya satu mem- perbaiki nasib saya/masa depan saya, yaitu supaya cepat prosesnya kenaikan pangkat Otomatis IIb (SKO Ilb) saya. Terima Kasih Saudara Ketut Sudantra, S.H. Daya tangkap yang berbeda-beda kan bahwa sebagai ahli waris menu- dari pihak pendengar terhadap suatu rut hukum adat waris Bali adalah informasi adalah merupakan ken- anak kandung laki-laki (purusa) se- dala yang sering kita alami dalam dangkan wanita hanya mempunyai kehidupan sehari-hari, hal ini hak menikmati atas harta kekayaan mungkin saja disebabkan karena la- orang tuanya sepanjang yang ber- tar belakang pendidikan yang bersangkutan menjalankan kewajiban beda-beda pula. sebagai seorang anak (dharmaning sentana), terkecuali di Desa Tenga- nan Pegringsingan menganut sistem parental. Mudah-mudahan informasi ini dapat meluruskan pernyataan terse- but yang mungkin bisa timbul dari kekeliruan dalam meliput acara pe- nyuluhan hukum di desa itu dan ke- pada Saudara Ketut Sudantra, S.H. kami sampaikan terima kasih atas imbauannya. Tim Penyuluhan Hukum di Desa Pangkung Tibah Kediri-Tabanan Bali Post CHI "SETIAP roh pada dasarnya adalah suci, muncul kanlah kesucian ini di dalam dirimu dengan mengen- dalikan alam batin maupun lahir. Lakukan penyucian ini dengan Karma, mengabdi tanpa pamrih, dengan Bhakti kepada Tuhan, dengan latihan kejiwaan Yoga Bali Pulau Dewata, Sebuah Renungan ngan bahasa sederhana, kita menerima warisan pulau Bali ini sebagai sumber daya spiri- tual (spiritual resources). Barang- kali sebutan Bali Pulau Dewata, Pulau Sorga, merupakan penye- derhanaan dari konsep Bali da- lam kesuciannya. dan kebijaksanaan rohani Jnana, dengan melakukan salah satu daripadanya atau lebih atau seluruh dari jalan (untuk penyucian diri) ini dan carilah kebeba- san. Inilah keseluruhan dari Agama." (Swami Veve- kananda, yang termuat dalam Buku "Panca Wali Krama 1910 Saka" oleh Drs. Oka Punia Atmaja M.P. yang diterbitkan Federasi Hindu Sedunia, World Hin- du Federation). Oleh I Gde Sudibia Sekarang ini kita masyarakat Hindu sedang dalam suasana perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan. Dalam suasana perayaan ini, barangkali adalah baik buat kita untuk melakukan renungan, melakukan kontemp- lasi, membuat sebuah "neraca" yang dapat menghimpun totali- tas perbuatan yang telah kita lakukan selama enam bulan ter- akhir ini. Dari data "neraca per-. buatan" ini, secara jujur sudah tentu kita akan dapat membuat suatu penilaian pribadi (perso- nal judgement) ke arah mana to- talitas pola tingkah laku kita bergerak, mendekati dharma a- tau malah menjauhinya. Hasil penilaian pribadi yang jujur ini, sudah tentu akan memberikan sumbangan yang sangat berhar- ga untuk melahirkan inspirasi dan motivasi yang datangnya dari dalam diri sendiri dalam rangka upaya untuk memper- baiki pola berpikir, berucap dan berbuat untuk periode e- nam bulan yang akan datang. Konsepsi sederhana dalam kehidupan beragama ini, sudah tentu merupakan jawaban nya- ta terhadap otokritik yang me- nyatakan bahwa sebagian besar kehidupan beragama di Indone- sia, sudah tentu termasuk di Bali, terlalu berat sebelah pada agama sebagai totalitas upa- cara, himpunan hukum dan dog- ma, sehingga komitmen agama Mudah-mudahan dengan cara ini Insya Allah akan berhasil dan bisa memperbaiki masa depan saya/nasib saya. Atas pertolongan dan kebaikan hati bapak serta terkabulnya permo- honan ini, saya mengucapkan ba- nyak terima kasih. Dan saya mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang sopan dan kurang ber- kenan di hati bapak. Terima kasih. Sugihartoyo RT II Desa Kalimango Tidak Semuanya Miskin Sehubungan dengan berita Bali Post, Selasa 15 Agustus pada hala- man III, dengan judul "NTB Perlu- kan Aparat yang Sadar Kemiski- nan," ada yang kiranya perlu diberi penjelasan. Dalam berita itu disebutkan bah- wa di NTB terdapat 25 kecamatan miskin. Ini benar. Yang keliru ada- lah tentang jumlah penduduk yang miskin di NTB, sebanyak 980.856. Yang benar, penduduk sebanyak ini adalah penduduk yang tinggal di 25 kecamatan miskin, artinya tidak se- luruh penduduk sebanyak 980.856 jiwa tersebut, tergolong miskin, ada sebagian yang tidak miskin. Karena- nya distribusi penduduk miskin me- nurut kabupaten seperti tersebut pada harian Bali Post itu, juga men- jadi keliru. Demikianlah, semoga kekeliruan tersebut tidak berkelanjutan. Tim Evaluasi Eksternal PPW di NTB Sekretaris, Drs. I G.L. Ardana, MS. terhadap kesejahteraan umum, kemanusiaan, keadilan sosial dan nilai-nilai dasar yang lain menjadi "ketinggalan kereta." Bagian masyarakat yang kri- tis, dan sering sikap kritis ini dilandasi oleh kecintaan yang dalam akan agama yang dianut- nya, mempertanyakan hubu- ngan peningkatan kesemara- kan perayaan upacara keaga- maan dengan peningkatan kua- litas kehidupan beragama. Apa- kah peningkatan kesemarakan upacara keagamaan identik de- ngan peningkatan kualitas ke- hidupan beragama, atau kese- marakan ini merupakan sebuah tahapan sebelum sampai pada peningkatan kualitas. Atau ter- jadi suatu keadaan: kesemara- kan kehidupan beragama tidak mempunyai hubungan yang ter- lalu nyata dengan peningkatan kualitas kehidupan beragama. Ini pertanyaan dasar, yang perlu dicari jawabannya, dan pantas menjadi bahan renu- ngan pada saat kita merayakan Hari Raya Galungan & Kuni- ngan seperti sekarang ini. Konsepsi Tri Hita Karana mengajarkan kepada kita bah- wa tiga penyebab dari kesejah- teraan manusia adalah kemam- puan manusia untuk menjaga keseimbangan hubungan de- ngan Tuhannya (Parhyangan), dengan alamnya (Palemahan), dan dengan manusia sesamanya (Pawongan). Jika kita memandang pemba- ngunan, pembangunan dalam artian totalitas transformasi ke- hidupan sosial ekonomi masya- rakat, pembangunan dalam arti pembangunan kebudayaan yang merupakan bagian dari proses peradaban, jadi tidak ha- nya terbatas dalam pengertian pembangunan ekonomi, terle- bih-lebih dengan mengidentik- kan pembangunan dengan per- tumbuhan ekonomi semata- mata, konsepsi Tri Hita Karana akan dapat memberikan bahan rujukan kefilsafatan dan landa- san etika dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan. Dalam konteks ini, sebutan a- tau bahkan dapat disebut kon- sep Bali sebagai Pulau Dewata dapat dijadikan bahan renu- ngan dalam suasana perayaan Hari Galungan & Kuningan. Bry pulau sorga. Terhadap pujian pengetahuan, dan kegiatan ma- ini, umumnya kita masyarakat syarakat lainnya, begitu men- Bali menerimanya dengan se- jadi satu dengan kegiatan upa- nang hati dan tanpa argumen- cara keagamaan. tasi. Kegiatan berbagai upacara pe- caruan, upacara tumpek wa- riga, tumpek kandang, per- ayaan Saraswati dan berbagai upacara Bhuta Yadnya, Dewa Yadnya, begitu menyatu de- ngan totalitas kehidupan ma- syarakat. Alam Bhuta, alam be- tara-betari leluhur, alam Tu- han, begitu menyatu dalam a- lam manusia masyarakat Bali, Barangkali belum banyak dari kita mempertanyakan atau minimal mempertanyakan da- lam diri sendiri kenapa pulau ini disebut Pulau Dewata, Pulau Sorga, dan kemudian begitu di- kagumi oleh masyarakat dari Dunia Pertama. Barangkali ja- rang di antara kita masyarakat Bali, membuat renungan, kon- templasi, tentang konsekuensi sehingga fenomena para Bhuta, etis, moral dari pulau yang kita huni ini sebagai Pulau Dewata, yang kemudian dapat dijadikan landasan untuk memperbaiki sikap hidup dalam rangka pe- ningkatan kualitas kehidupan beragama. betara betari leluhur, Tuhan di- pandang menjadi fenomena nyata dalam totalitas kehidu- pan masyarakat Bali. Dalam kondisi agama seperti ini, Pura sebagai tempat per- sembahyangan dapat dijumpai di mana-mana, mulai dari ru- mah tempat tinggal, kantor, pa- sar, tempat-tempat strategis di setiap desa, di tengah persawa- han, di kaki, di lereng, dan di puncak bukit, di berbagai petir- tan di pinggir pantai, di hulu su- ngai, di lereng gunung. Kalau Muangthai sering disebut sebagai negara dengan seribu pagoda, barangkali Bali pantas disebut pulau dengan seribu Mudah-mudahan pengama- tan penulis ini keliru, karena materi tulisan ini didasarkan pada pengamatan pribadi yang sudah tentu penuh dengan ke- terbatasan. Paling tidak, ada beberapa a- lasan yang dapat dikemukakan untuk dapat membantu mem- berikan jawaban terhadap per- tanyaan berupa Bali disebut se- bagai Pulau Dewata, Pulau Sor- ga. Pertama, menurut agama- Iwan, cendekiawan Hindu Drs. Oka Punia Atmaja dalam buku beliau tsb dikemukakan bahwa Bali Dwipa atau Pulau Bali oleh para Rsi Hindu jaman dahulu dibayangkan sebagai Padmasa- na, tempat duduk atau singgasa. na teratai dari Tuhan Siwa, Tu- han Yang Maha Esa dan Maha Kuasa dengan Asta Sakti-Nya (Delapan kemahakuasaan-Nya) yang membentang kedelapan penjuru (Asta Desa) Pulau Bali, masing-masing dengan Dewa a- tau Malaikat penguasanya: Is- wara, di Timur (Purwa) berse- mayam di sebuah tempat suci yang terletak dipuncak Gunung Lempuyang, menghadap ke Laut Bali di sebelah Timur. Nada simbolisnya (Bijaksara) Sa. Brahma, di Selatan (Daksi- na), bersemayam di pura suci, yang terletak dipuncak Gunung Andakasa, tidak jauh dari laut. Nada simbolisnya (Bijaksara) Ba. Mahadewa, di Barat (Pascima), bersemayam di sebuah tempat suci yg terletak di lereng Gu- nung Batukaru yang tinggi menghadap ke Danau Beratan. Nada simbolisnya (Bijaksara) Ta.Wisnu, di Utara (Uttara) ber- semayam di pura suci, yang ter- letak di tepi kawah Gunung Ba- tur, menghadap ke Danau Ba- tur. Nada simbolisnya (Bijak- sara) A Maheswara, penguasa dari arah Tenggara (Agneya) yang berse- mayam di pura suci, dikenal de- ngan nama Goa Lawah terletak di goa kelelawar pada kaki se- buah bukit, dekat dengan pan- tai. Nada simbolisnya (Bijak- sara) Na. Rudra, di Barat Daya (Neriti) bersemayam di sebuah tempat suci, yang terletak pada seme- nanjung kecil Bukit Hulu Watu, menghadap ke Samudra Hin- dia. Nada simbolisnya (Bijak- sara) Ma. Bali Pulau Dewata Sudah sering dan lama kita Sangkara, adalah penjaga arah dengar pendapat dan komentar Barat Laut (Wayabya) Pulau orang (baik orang asing maupun Bali bersemayam di sebuah rekan bangsa Indonesia sendiri pura suci, yang terletak di pun di luar masyarakat Bali) seper. cak Gunung Beratan/Puncak ti: Bali adalah pulau dewata, Mangu di atas Danau Beratan. Bali pulau Sorga, Bali is a para- Nada simbolisnya (Bijaksara) dise island, Datanglah ke Bali se- Si. belum Anda meninggal, karena Bali adalah sorga dunia. Bahkan di ruang tunggu bagasi untuk penumpang penerbangan inter- nasional di Bandar Udara Ngu- rah Rai kita bisa membaca tema iklan dari sebuah Hotel berbin- tang lima yang berbunyi "We provide a paradise in paradise", "kami menyajikan sorga di da- lam sorga". Bagi masyarakat yang awam tentang psikologi Siwa, Sada Siwa, dan Siwa atau periklanan sudah tentu pesan Siwa Guru. iklan (advertising message) tsb a- kan dirasakan berlebihan. Na- mun demikian dari pesan iklan tsb, secara implisit terdapat pengakuan bahwa Bali adalah Sambhu, berada di Timur Laut (Airsanya) Bali, disemayamkan di lereng Gunung Agung, ditem- patkan bersama-sama dengan Pura Pusat Besakih (Wasukhi). Nada simbolisnya (Bijaksara) Wa. Siwa, Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kuasa, berse- mayam pada altar dari Pura Pu- sat Besakih (Wasukhi), dengan Tri Purusa-Nya yaitu Parama Kedua, Alam Sekala dan Niskala dicoba untuk disatupadukan dalam totalitas kehidupan ma- syarakat Bali. Kegiatan eko- nomi, kegiatan menambah ilmu YANG TERLIBAT DIPECAT! pura. Ketiga, totalitas kehidupan seni, mulai dari seni lukis, tari, pahat, seni suara, diduga ba- nyak berkaitan dengan tradisi kehidupan yang dilandasi oleh paham keagamaan. Keempat, kondisi kehidupan pada butir dua di atas, dan hasil dari produk seni pada butir ke- tiga di atas, membuat orang luar yang datang ke Pulau Bali ini merasakan adanya keunikan, kekhasan budaya dari masyara- kat dari pulau ini. Keunikan dan kekhasan ini dapat mem- berikan suasana lain bagi ma- syarakat yang mengunjungi- nya, suasana yang relatif damai, tenang dan tenteram bagi ma- syarakat yang datang dari ba- gian Dunia Pertama. Bahkan lebih jauh lagi, tidak se- dikit dari para pengunjung ini merasakan tidak hanya sekadar ketenangan, tetapi juga me- rasakan getaran spiritual (spiri- tual vibration), yang sudah tentu amat sulit untuk dijelaskan de- ngan kemampuan akal semata- mata. Kemudian timbul perta- nyaan: hikmah apa yang dapat ditarik dari Pulau Bali sebagai Pulau Dewata, dalam kondisi kekinian dari masyarakat kita. Hikmahnya barangkali adalah Pulau Bali yang kita warisi ini merupakan akumulasi prestasi kesucian dari para leluhur ma- syarakat Bali itu sendiri. De- SENIN, 4 SEPTEMBER 1989 1 1 Dimensi moral, etis dari kon- sep Bali dalam kesucian ini, ba- rangkali adalah adanya tuntu- tan dari "alam Bali" untuk ter- lestarinya nilai kesucian, se- hingga merupakan lahan subur untuk penyucian roh, yang sa- ngat penting artinya dalam ke- hidupan beragama sepertti yang dikemukakan oleh Swami Vevekananda, yang dikutip pada awal tulisan ini. SWASTA Secara jujur harus diakui, se- lalu terjadi kesenjangan antara konsep kesucian yang diwaris- kan kepada kita dengan realitas nyata yang terjadi di tengah- tengah masyarakat, sehingga diperlukan upaya terus mene- rus untuk menjembatani kesen- jangan tsb. Yang perlu terus di- upayakan adalah dihindarkan terjadinya kesenjangan yang semakin lebar, karena terjadi a- rah perkembangan masyarakat yang makin menjauhi konsep kesucian tsb. Apa makna kesucian ini, di te. ngah-tengah kehidupan masya- rakat yang begitu didominasi o- leh nilai-nilai ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi. Ke- mungkinan, kesucian ini akan memberikan kekuatan batin, landasan filosofi berpikir dan dasar etika, sehingga di satu pi hak masyarakat dapat melaku- kan adaptasi terhadap peruba- han lingkungan yang dibawa- kan oleh nilai ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, se- dangkan di pihak lain masyara kat tidak menjadi luluh ke da- lam dampak negatif yang di- bawa oleh nilai-nilai tsb. Masyarakat kita dewasa ini a dalah masyarakat yang begitu gandrung akan pembangunan, sehingga sebagai penutup tuli- san ini tidak ada salahnya penu- lis kutip pendapat Max Webber mengenai tujuan pembangunan yakni: Development should furt- her the kind of personality which is representative of the respective cul- ture, yang pada intinya berarti pentingnya budaya dalam pe- laksanaan dan penetapan tu- juan pembangunan. Dengan demikian, renungan mengenai Bali sebagai Pulau Dewata, konsep Bali dalam ke- sucian, memberikan kita wawa- san berpikir yang lebih jernih dalam mengamati pembangu- nan yang sedang dilaksanakan di pulau Bali yang kita cintai ini. Catatan Menteri Kehutanan Hasjrul Harahap merasa kaget karena ternyata lahan-lahan proyek PIR (perusahaan inti rakyat) perkebunan untuk petani ladang berpindah, dikuasai para "pejabat" yang berduit di Sumut. Apa ini aneh, tapi nyata. *** I Nyoman Moena, Dirut Sucofindo, yang lebih dikenal seba- gai bankir pada seminar "Wira Usaha bagi Calon Purna Karya" mengatakan, penyakit PPS (Post Power Syndrome) lebih berbahaya dari AIDS, karena kalau AIDS hanya menghancurkan daya tahan tubuh terhadap penyakit fisik, PPS justru menghancurkan seluruh kemampuan yang tadi. nya dimiliki seseorang ketika dia menjabat atau memiliki kedudukan sesuatu. Boleh percaya boleh tidak. ✰✰✰ Kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, tahun ini saja, dari hampir 2500 guru SD yang mencalonkan diri menjadi kepala desa, 680 di antaranya berhasil dipilih, sementara pengangkatan guru baru melalui program Inpres hanya 400 orang. Tentunya ini bukan kekurangan guru SD fiktif. Bang Podjok SENIN, 4 SE Dies Na Sarjana Kupang (Bal Sarjana ha bukan menja kan Rektor ketika mewi dalam sebua aula Undana mengatakan, lapangan ker_ kan, adalah de kan potensi a NTT untuk me bangunan. Kh katkan kesej dengan menja ningkatan pen kyat. Baik rektori berharap aga yang baru di manfaatkan membangun mengingatkar utama yang a lam masyarak an lapangan nambahkan, k tumbuh di syarakat luas nya sekian ba ru. "Untuk itu masyarakat n hendaknya d nutan, pesan dez. Menjelang senat terbuka ra wisudawa Es anakan Cend bang estafet harus ditingka saja oleh pa saatnya menin tetapi juga ole yang masih m universitas te rus berjuang ningkatkan bangsa, karen bangsa kita a mencapai ting seorang wak lam sambutam Rektor me hun ini namp tahun sebel Fa Ter Tuk HU P 4cm Color Rendition Chart