Tipe: Koran
Tanggal: 1989-12-02
Halaman: 04
Konten
4cm HALAMAN IV TAJUK RENCANA Tampilnya Kembali Dua Pendekar Nahdlatul Ulama yang Tangguh KEHADIRAN Nahdlatul Ulama di bumi Nusantara bukan kehadiran sembarang organisasi. Jumlah manusia yang terhimpun di dalamnya sebagai anggota atau simpatisan terlalu besar untuk ditatap hanya de- ngan sebelah mata. Program-program kerjanya berjalan makin lama makin realistis dan pragmatis. nya yang luas (sebagai budayawan, kolumnis, intelektual dengan berba- gai pendapat aktual-pragmatis yang dilemparkan dalam seminar- seminar dan sebangsanya) pastilah merupakan asset yang berharga buat nama baiknya di dalam dan di luar negeri. Konon pemerintah Filipina sendiri pernah meminta saran-sarannya sehubungan dengan gerakan Islam Moro di bagian Selatan negeri ini. Bahwa tokoh-tokoh KH Abdurrahman Wahid dan KH Achmad Siddiq bisa duduk kembali dalam kepemimpinan pusat NU maka hal ini sebenar- nya membuktikan bahwa dalam tubuh organisasi besar beranggotakan I.k. 20 juta orang ini mulai terasa betapa perlunya ummat Islam meman- dang dunia modern yang pluralistis dan canggih secara lebih cermat dan menjawab segala tantangan yang dihadapinya dengan tepat pula. Ini berarti bahwa mayoritas warga NU menginginkan adanya kesejajaran antara nilai-nilai Islami dengan kondisi zaman, di mana ajaran-ajarannya berfungsi sebagai sarana yang bersifat operasional terhadap realitas kehidupan. Tidak diragukan lagi bahwa PPP merasa sangat terpukul ketika dalam pemilihan umum yang terakhir ini NU melakukan "penggembosan ban" (tidak memberikan dukungan formal-organisatoris) kepadanya. Juga gampang dimengerti bahwa Pemerintah dan Golkar merasa wajib untuk bisa menggaet kekuatan massa besar potensial ini. Peranannya, baik dalam ujud fatwa-fatwa ataupun program-program kerja yang menyen- tuh bidang-bidang religius-sosial-edukatif, mempunyai pengaruh besar kepada para anggotanya. Kehadiran dan peranannya memberikan war- na tersendiri kepada kualitas ke-Islam-an dan kualitas manusia Indo- nesia. Setelah mengikuti apa yang telah terjadi dalam Muktamar ke-28 NU di Krapyak, Yogyakarta baru-baru ini, maka kesimpulan kita bahwa hasil keputusannya yang amat penting, yakni terpilihnya kembali Gus Dur (Abdurrahman Wahid) dan Achmad Siddiq dalam kepengurusan tertinggi NU bukan saja diharapkan oleh banyak orang, melainkan terutama di- anggap satu kelayakan yang membawa berkat. Para pengamat, baik dari dalam maupun dari luar negeri, sempat mencatat adanya pertarungan paham antara yang tua dan yang muda. Walaupun jika dilihat dari umumnya Achmad Siddiq tak lagi bisa dibilang muda, namun wawasan dan kapasitas berpikirnya membuat dia lebih cocok dikelompokkan dalam jajaran kaum pembaru. Perbedaan dalam isi gagasan antara Siddiq dan Wahid hampir boleh dikatakan tidak signifikan. Hanya dalam soal melontarkan pendapat- pendapat, Wahid lebih berani menciptakan kontradiksi dan kontroversi. Ucapan-ucapannya yang kontroversial -- a.l. mengenai ucapan "assala- mualaikum" yang bisa diganti dengan sapaan Indonesia dan ucapannya bahwa semua agama harus diperlakukan sama di depan undang-undang negara-sempat dijadikan pisau untuk menikam Wahid oleh pihak yang menyatroninya. Namun kenyataan membuktikan bahwa popularitas Wa- hid tak bisa menjadi pudar lantaran pendapat-pendapatnya yang me- mang menyimpang dari alur lama yang baku. (Sebenarnya Wahid berbi- cara betul, hanya saja ia disalahfahami). Abdurrahman Wahid memperoleh popular s yang luas dan kokoh itu agaknya karena dalam dirinya terhimpun unsur-unsur positif yang me- nunjangnya. Sebagai seorang cucu K.H. Hasyim Asyari, pendiri dan pengelola pondok pesantren Tebu Ireng, Jombang, tentunya ia berhak mendapatkan penghormatan tersendiri. Di samping itu skope aktivitas- Sebaliknya pembangunan dengan master plan yang dikerjakan oleh para pakar dari pelbagai disiplin ilmu bisa menghindarkan kita dari dam- pak-dampak yang tidak kita inginkan di kemudian hari. Khusus mengenai pembangunan kota, kita mengenal tata-kota dan perencanaan kota. Kondisi hidup modern yang makin canggih menuntut dilaksanakannya pula tata-kota dan perencanaan kota yang didukung profesionalisme tinggi. Kota-kota di Indonesia mempertunjukkan perkembangan fisik yang cukup pesat seiring dengan laju pertambahan penduduk serta laju pertumbuhan ekonomi yang pesat pula. Namun susahnya di dalam me- laksanakan pembangunan fisik tersebut amat sering para pejabat dan petugas yang bersangkutan bekerja tanpa menggunakan satu master plan yang benar-benar dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan masa kini yang mendesak namun masih akan bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan masa mendatang jauh. Pembangunan fisik kota tanpa master plan yang handal akan berakibat sbb: (1). Menurunnya kualitas higienis lingkungan hidup manusia. Hal ini kita lihat dalam tercampurnya daerah industri dan daerah pemukiman, di mana limbah industri mempengaruhi kualitas air, udara dan tanah huni- an. (2). Terganggunya arus lalu-lintas kendaraan sebagai akibat dari sempitnya jalan-jalan yang ada dan pertambahan jumlah kendaraan. Gejala inilah yang sering menimbulkan masalah traffic jam pada banyak kota-kota besar atau kota-kota yang cepat tumbuh. (3). Sebagai akibat lebih lanjut, juga kita amati gejala peningkatan kecelakaan lalu-lintas. Lebih-lebih jika banyak orang menjalankan kendaraan bermotornya de- ngan ngebut, sedangkan kondisi jalan tidak mengizinkan untuk itu. (4). Kerugian ekonomis, psikologis dan sosiologis daripada banyak pendu- duk. Untuk membenahi prasarana lalu-lintas sering diterapkan kebijakan pelebaran jalan, penataan wilayah (pemukiman, perkantoran, perin- dustrian dll) dan pemindahan penduduk yang walaupun dilakukan de- ngan ganti rugi, namun dalam kenyataannya senantiasa mengakibatkan kerugian ekonomis, psikologis dan sosiologis yang tidak kecil pada pihak-pihak yang terkena. (5). Sebagai akibat tak langsung maka pening- katan kriminalitas masyarakat bisa kita ketengahkan di sini. Kita sangat prihatin akan kenyataan bahwasanya kebanyakan Pemda kita memang bekerja tanpa master plan pembangunan fisik. Ada sejum- lah alasan yang dikemukakan orang untuk menjawabnya. Yang paling sering kita dengar adalah bahwa kita memang baru bisa bekerja dengan target jangka pendek. "Selesaikan dulu masalah sekarang. Masalah besok kita selesaikan besok". Sikap semacam ini tak salah lagi bisa kita sebut sebagai "sikap papa budaya". Dalam masyarakat dengan tingkat poverty culture sentra dari perhatian manusia adalah kebutuhan primer Tiap Pemerintah Daerah Dituntut untuk Memiliki "Master Plan" Pembangunan masa kini. PEMBANGUNAN yang acak-acakan akan mempersulit kita sendiri pada masa-masa mendatang. Ketentuan ini pun berlaku bagi pemba- ngunan gedung-gedung baik untuk perumahan maupun untuk industri dan perkantoran. Alasan lain yang lebih masuk akal dan bisa diampuni adalah bahwa pembangunan kita, mutu dan skope-nya, sangat tergantung daripada dana yang tersedia. Kita tak bisa merencanakan pembangunan yang muluk-muluk berjangka panjang lantaran keterbatasan dana. Ini sangat relevan sekali bila pembangunan fisik didanai oleh daerah dengan inco- me daerah. Sebagai seorang tua/wali mu- rid, tentu merupakan suatu ke- banggaan tersendiri jika meli- hat putra putrinya ke sekolah dengan pakaian seragam yang rapi dan disiplin. Kami sangat berterima kasih dengan dibuatnya peraturan tentang pakaian seragam se- kolah. Sekolah-sekolah lain mungkin juga mengalami seperti apa yang saya alami. Saya punya adik yang saya sekolahkan di SMEA Dwi Tunggal Tabanan Rp 17.441.200,00 untuk Masjid Raya Ukhuwah Beli di sekolah atau kita masing- masing yang akan membeli sen- diri? Menurut adik saya setelah saya suruh menanyakan pada gurunya, katanya beli sendiri, di samping itu adik saya sudah banyak mema- kai pakaian putih abu-abu. Di samping itu gurunya member- teman-teman 585.000,00 Bali Post menerima titipan Jumlah penerimaan sampai Ju- sumbangan untuk perluasan mat siang Rp dan perbaikan Masjid Raya Jumlah penerimaan sebelum- Ukhuwah Denpasar masing- nya Rp 16.856.200,00 masing dari : Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 17.441.200,00 Karyawan/karyawati Muslim Kanwil Depnaker Bali Niti Man- dala Renon Denpasar Rp 40.000,00 L, Jl. Raya Sesetan Denpasar Rp 10.000,00 Jamaah Masjid Raya Ukhuwah Jl. Kalimantan Denpasar Rp 500.000,00 Toko Monalisa, Pasar Kumbasa- ri Lt. F.3 Denpasar Rp 25.000,00 M. Djamaludin, Sesetan Indah C.4 Pegok Denpasar Rp 10.000,00 Surat Pembaca Persyaratan: Sertakan fotokopi identitas Pakaian Seragam SMEA Dwi Tunggal Tabanan Tersendat-sendat itahu agar mulai hari Senin/ka- bagian juga. periode 1989/1990. Singkat ceri-, ta setelah adik saya masuk (1 minggu penataran P4 dan 2 minggu belajar sebagaimana mestinya). Saya tanya bagaima- na mengenai pakaian seragam- nya...? lau tidak salah tanggal 7-8-89 anak-anak sudah pakai sera- gam. Karena sudah ada pember- itahuan saya belikan dulu 2 stel (putih-abu dan putih-putih). Ti- ba-tiba tanggal 3 September '89 ada pengumuman bayar uang seragam dengan perincian : Putih abu-abu Rp 11.400,00 satu stel, Olah raga Rp 7.500,00, Ba- tik Rp 5.700,00, Nama Rp 300,00. Total Rp 24.900,00. Penyelenggaraan Muktamar NU kali ini di Pondok Pesantren Al Muna- wir, Krapyak, tentu punya keistimewaan sendiri. Pesantren ini didirikan oleh seorang ulama yang berpikiran dinamis dan terkenal dengan uca- . pannya bahwa perbedaan pendapat itu diperlukan, serta pemuda itu bersikap kreatif, dinamis, tidak takut menanggung risiko. Fasilitas mo- dern serta tradisi lama yang baik dipertemukan. Trend kaum muda yang menggandrungi musik Rock pun mendapat saluran yang wajar. Diskusi dan dialog digalakkan, sementara kultus kepada pimpinan (Sang Kyahi) disingkirkan. Dengan warna sedemikian ini bisa difahami bahwa Pesant- ren Al-Munawir lantas berhasil memikat minat sejumlah mahasiswa (yang belajar merangkap) dari Universitas Gajah Mada, Universitas Is- lam Indonesia, IAIN dsb. I Wayan Kaler, S.H., sekeluarga Tampilnya kembali dua pendekar tangguh NUdalam Muktamar ke-28 ini harus kita tafsirkan sebagai makin jelasnya arah dan amanat NU dalam perkembangannya sekarang ini. Abdurrahman Wahid yang oleh sejumlah warga NU dikhawatirkan sebagai tokoh yang tak akan bisa bertindak sinkron dengan kemauan pemerintah serta tak akan bisa dite- rima oleh banyak warga NU ternyata masih dipercayakan lagi lewat kemenangan yang meyakinkan dalam Muktamar untuk membawa orga- nisasi besar ini melangkah lebih tegap dan mantap bersama partner perjuangannya yang lebih senior tetapi tak kalah pentingnya, KH Achmad Siddiq. Kami atas nama keluarga al- marhum I Made Kacir me- nyampaikan rasa terima kasih kepada PT Asuransi Bhakti Bhayangkara atas pembayaran klaim Asuransi Kecelakaan Diri Pengemudi sebesar Rp 1.000.000,00. Semula kami ti- dak menyangka kalau Bapak Rp 1.110.100,00 untuk Keluarga Ketut Ngong tut Ngong masing-masing dari : Didi Soepardi, Jl. Raya Puputan Bali Post menerima titipan Darmasaba Rp 2.500,00 sumbangan untuk keluarga Ke- Staf Kantor Kepala Desa Dar- masaba dan Kader PSM Desa Darmasaba Rp 5.000,00 Ni Made Sugiantini, Jl. Trijata II Gg. I/15 Denpasar Rp 2.000,00 ma No. 19 Dps. Rp 10.000,00 Jumlah penerimaan sampai Ju- Wayan Ruditha, Jl. Yudistira mat siang Rp 34.500,00 G. 29 Renon Dps. Rp 10.000,00 AA Putra Adi, Jl. Wijaya Kusu- Gg. II/6 Dps. Rp 2.500,00 Jumlah penerimaan sebelum- 1 Nyoman Patra/sekeluarga nya Darmasaba Peranan ummat Islam di masa-masa mendatang ini diharapkan akan lebih berbobot dan penuh keberhasilan di bidang-bidang pengejaran kualitas manusia Indonesia yang lebih tinggi. Barangkali saja ada benarnya bila orang sering menuduh bahwa bagi banyak pejabat pembangunan itu yang paling utama adalah bagaimana kita memanfaatkan sebagian dari uang proyek itu untuk kepentingan pribadi. Makin banyak proyek, walaupun itu nanti harus diulang lagi ata diperbaiki lagi, makin baik bagi para pimpro (pimpinan proyek). Jadi, kenapa harus repot-repot berpikir tentang keperluan masa depan? Kecenderungan-kecenderungan di atas tadi, plus sejumlah praktika tak terpuji yang dilakukan oleh pimpro dan pemborong, membuat hasil- hasil pembangunan fisik kita tidak memuaskan, seakan-akan hanya formalitas untuk memenuhi persyaratan agar orang bisa berkata "Di sini dilaksanakan pembangunan". Sehubungan dengan hal-hal di atas kita tak perlu tercengang apabila jalan-jalan, saluran-saluran air, gedung-gedung dll dibangun untuk ke- mudian kehilangan fungsinya atau tak bisa dipakai karena mutunya memang jauh di bawah standard minimum. Contoh-contoh dapat kita ambil dengan gampang di Bali sendiri. Jalan- jalan diperlebar atau diaspal tanpa sebelumnya diadakan saluran- saluran pembuangan air hujan, sehingga ketika hujan deras turun, han- curlah aspal jalan-jalan secara mengerikan. Keluhan Perhimpunan Real Estate Indonesia (REI) yang disampaikan oleh ketuanya, Ir.M. Hidayat, dalam dengar pendapat dengan Komisi X DPR, bahwasanya masih banyak Pemda kita belum memiliki master plan memang memprihatinkan kita semua. Namun yang lebih memprihatinkan kita adalah kenyataan bahwa ba- nyak pejabat dan juga anggota masyarakat yang melihat pembangunan itu dari segi lahir, jangka pendek, sepintas lalu dan tanpa tanggungjawab untuk mempertunjukkan kualitas dan pemeliharaan yang layak. Dewasa ini kita sedang terpesona oleh azimat semboyan pariwisata kita yang bernama Sapta Pesona. Kita ingin membangun kepariwisataan kita. Tetapi, berapa buah toilet (public convenience) telah didirikan oleh Pemda kita di sepanjang jalan-jalan ramai yang dilewati oleh para pelan- cong mancanegara? Dan berapa buah dari toilet-toilet umum yang didiri- kan oleh Pemda kita itu benar-benar bisa disebut public convenience karena memenuhi persyaratan kebersihan dan keindahan? Agaknya konsep tentang master plan memang masih terlalu abstrak buat kebanyakan daripada kita. Tetapi bagaimana dengan kebutuhan jangka pendek seperti toilet umum yang bersih dan indah buat menun- jang turisme di Bali? Ini kebutuhan jangka pendek yang tidak terlalu banyak menuntut kehebatan para pakar pembuat master plan. Terima Kasih Kepada PT Asuransi Bhakti Bhayangkara Nah disini saya temui kejang- galan. Kalau memang sekolah yang akan membelikan kenapa tidak lengkap....? Coba lihat perincian di atas, pakaian Batik dapat terus di bawahnya pakai sarung.....? Walaupun demikian saya bayar juga tanggal 5 Sep- tember itupun dengan uang pin- jaman. Karena anak-anak yang belum melunasi, tak akan diberi ikut pelajaran. Tapi sial apa yang terjadi, sampai saat ini tanggal 26 September sudah hampir 1 semester belum ke- Rp 1.075.600,00 Ni Wayan Suati Rp 2.500,00 Jumlah penerimaan seluruhnya Dsn./ Br. Tubuh Blahbatuh Rp 1.110.100,00 Gianyar. Setelah saya hubungi per te- lepon berulang kali, baru ke- bagian putih abunya saja satu stel. Sisanya dimana....? Dan yang membuat saya kecewa, tiap kali saya telepon orang yang menerima bilang tidak ta- hu-menahu dan langsung menu- tup pembicaraan. Di sini dapat saya kutip pembicaraan saya dengan oknum seseorang guru di SMEA Dwi Tunggal a.l: "Hal- lo.... selamat sore, saya orang tua wali murid mau bicara de- ngan G.A. Suyadnyawati, dija- wab "sedang sakit." Dengan Ba- pak Pimpinan bisa...? dijawab sedang mengajar. Ini dengan siapa saya bicara...? dijawab," saya guru pengajar disini. Oh ya... minta tolong dicari seben- tar Bapak Pimpinannya, dija- wab kok malah merintah dan langsung pembicaraan diputus. Nah itulah antara lain semoga Bapak-bapak/Ibu-ibu yang ber- wenang di SMEA Dwi Tunggal maklum. Nama dan Alamat Diketahui Redaksi. BBI Hortikultura Luwus "BBI Hortikultura Luwus Bu- kan Produksi Bibit Jeruk Bebas kami masuk Asuransi tersebut, tapi ternyata kami ketemukan kartu asuransi Bhakti Bhayang- kara pada dompet Bapak bersa- ma-sama dengan surat-surat lainnya. Atas saran tetangga Penyakit". Pada pemberitaan akhirnya kami disuruh menghu- Bali Post Selasa 28 November bungi pihak kepolisian di bagi pada halaman VIII kolom 3s.d.4 an Satlantas. Di kantor Polisi dengan judul BBI Hortikultura kami diberi pengarahan dan di- Luwus Produksi Jeruk Bebas suruh melengkapi surat-surat Penyakit terdapat kekeliruan lainnya, seperti KTP dari korb- an, KTP ahli waris, visum et re- pertum dari dokter dan surat- surat lainnya. Setelah semua- nya lengkap klaim asuransi pun yaitu sebenarnya,"BBI Horti- kultura Luwus bukan mempro- duksi bibit tetapi memproduksi mata tempel Jeruk Keprok Te- jakula yang bebas penyakit dan dibayar sepenuhnya, tanpa ada diharapkan mulai diproduksi potongan potongan lainnya. Sekali lagi saya sampaikan ucapkan terima kasih atas pe- layanan dari petugas Asuransi atas proses klaim yang sederha- na namun cepat. Bali Post tahun 1991. Demikianlah pembetulan pemberitaan tersebut sehingga pembaca, utamanya petani je- ruk menjadi maklum. DITERTIBKAN= DIGUSUR Q SEORANG teman di Alangkajeng mengeluh per- ihal sampah rumah tangganya: "Ya, mesti dibawa ke mana". Satu-satunya bak sampah yang ada di depan rumahnya kini telah dibongkar. Akan tetapi teman tersebut bukan satu-satunya mengalami hal seperti itu. Masih banyak yang lainnya teristimewa bak sam- pah di tempat-tempat strategis di pusat kota. Kenapa? Cukup beralasan memang mengingat Bali merupakan dae- rah tujuan wisata nomor satu di Indonesia bagian Timur, dan Kota Denpasar adalah yang per- tama dikunjungi oleh para turis yang datang ke Bali. Lebih- lebih lagi kini sedang hangat- hangatnya dibicarakan dan se- dang gencar-gencarnya dikam- panyekan perihal lingkungan hidup: lingkungan yang bersih, sehat, nyaman, dan bebas polu- si. Apalagi dalam dua tahun mendatang ini Bali harus sudah betul-betul bersih dan asri, se- bab Konferensi PATA 'kan da- tang menjelang. Belum lagi di- tambah Pulau Taman yang men- jadi idaman prima kini, maka semakin saratlah beban di pundak. Telah banyak usaha yang di- lakukan oleh Suku Dinas Keber- sihan Kotif Denpasar (SDKK) beserta instansi terkait dalam menanggulangi masalah per- sampahan tersebut baik dalam TUSUARYA SOETHAMA Perlu Dukungan erbicara masalah sampah bisnya sebab sampah itu dipro- duksi setiap hari, maka dari itu penanganan sampah harus be- tul-betul diperhatikan. Pena- nganan sampah bukan saja ha- rus dipelopori oleh Pemerintah namun harus pula didukung o- leh masyarakatnya sendiri yang menginginkan daerahnya ber- sih. Dengan penanganan dan dukungan dari berbagai pihak yang menyadari arti kebersihan maka Bersih, Aman, Rapi, Indah dan Sehat akan terpenuhi. Ber- sih artinya bebas dari sampah. Aman artinya aman dari ke- mungkinan banjir, Rapi artinya dengan bersihnya pekarangan atau jalan maka daerah itu men- jadi rapi bak orang habis ber- hias. Indah dengan kerapian ini apapun yang dilihat makin in- Ir. Nyoman Sugarwa dah dipandang mata. Sehat arti- BBI Hortikultura nya tidak adanya gangguan bi- bit penyakit yang ditimbulkan Kepala Luwus Baturiti, Tabanan. oleh sampah. Dengan dipenuhi- Quo Vadis Sampah Kotif Denpasar menjaga kebersihan. Namun ke mana air bersih yang telah ko- tor itu mengalir dan apa peng- aruhnya terhadap lingkungan tentu jarang dipikirkan. Pun- tung rokok dan bekas pembung- kus makanan sering dilempar mun terkadang acuh terhadap dak kalah pentingnya ialah be lingkungan. Mandi dua kali se- lum tersedianya lahan tempat hari adalah salah satu contoh pembuangan akhir (TPA) seba- gai pengganti TPA Suwung yang kini telah penuh. Praktis sistem yang diterapkan yakni Sanitary Landfill tidak efektif la- gi walau telah diubah dengan sistem Controlled Landfill. Ber bagai alternatif perihal lokasi TPA kemudian muncul: Kenapa tidak lari pada suatu quarry di Bukit Jimbaran atau di Klung. kung saja. Yang satu berupa be kas galian batu kapur dan yang satu lagi bekas galian pasir. Al- ternatif lain ialah memanfaat- kan lahan hak milik perorangan yang lokasinya sekitar 6 km dari TPA Suwung. Awalnya pada Rumah Tangga Ada suatu istilah yang sering diucapkan bahwa disiplin diri sendiri tidak memerlukan disi- plin dari luar. Memang ada be- narnya namun disiplin tersebut perlu ditambah lagi dengan di- siplin lingkungan. Kesadaran akan kebersihan yang telah di miliki perlu dilengkapi dengan kesadaran betapa pentingnya arti lingkungan yang bersih dan asri. operasi dan pemeliharaan dan penyediaan prasarananya. Na- mun masih saja ada kesan 'ku- rang bersih' seperti kata pepa- tah Bali: "...ilang luhu buk ka- tah". Apalagi produksi sampah Kotif Denpasar yang 975 m3/ hari baru sekitar 47% dapat di tanggulangi dan baru 43% pen- duduk perkotaan terlayani se- suai hasil penelitian konsultan PPPKT Bali. Ini berarti target pelayanan yang telah dicanang kan pemerintah sebesar 60% untuk Pelita yang lalu belum tercapai. Sedangkan target da- lam Pelita V ini sebesar 80%. Dari 975 m3/hari, ternyata ru- mah tanggalah yang mempro- duksi sampah terbesar di sam- ping pasar dan daerah komer- sial lainnya. Sistem yang diter- apkan selama ini guna mena- ngani sampah rumah tangga (SRT) ternyata masih belum efektip dan kurang efisien. Ma- sih tegar dalam ingatan perihal tempat sampah rumah tangga Lakukan Tilang Giliran Anda untuk topik ber- ikutnya, soal panti pijat yang secara resmi boleh beroperasi di Bali khususnya di Denpasar. Asal telah memenuhi persya- ratan: tidak dekat obyek wisa- ta, sekolah, pemukiman dsb. Ini artinya pemerintah daerah I Ketut Gede Arthana telah mengucapkan selamat da- Jln. Sahadewa No. 20 Tabanan. tang bagi panti pijat "menghiasi" Bali. Pertanda apa ini? Apa yang akan terjadi dan sedang berlangsung di Bali? Mungkin hanya Tuhan yang pa- ling tahu? Komentar Anda di- tunggu mulai hari ini. Alamat- kan ke Redaksi Bali Post JL.Ke- pundung 67 A, Denpasar. Serta- kan fotokopi KTP, sebuah foto yang bukan pasfoto. Disedia- kan 10 jam dinding Bali Post bagi komentar yang terbaik atau mungkin yang sekadar enak dibaca, menggelitik atau yang membuat hati sedih alam menangani sampah yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Kesadaran GILIRAN ANDA nya persyaratan tersebut maka anjuran Gubernur Oka men- jadikan Denpasar kota bersih a- kan terwujud dengan sendiri- nya. Dan ingat: ini harus didu- kung oleh semua pihak. Manusia dengan sampah ada- lah sesuatu yang tidak dapat di- pisahkan. Dimana dengan ada- nya aktifitas manusia maka a- kan menghasilkan sampah se- bagai hasil sampingan. Agar tidak mengganggu maka kita perlu tahu, bagaimana memperlakukannya. Sangat kita sayangkan, orang yang tahu dan senang dengan tempat yang bersih tetapi kadang- kadang mereka lupa dimana ha- rus membuang sampah yang be- nar? Tidak jarang kita lihat o- rang-orang membuang sampah dari mobil kejalanan, demikian pula orang-orang begitu enak- nya membuang sampah rumah tangga ke sungai dan di tempat- tempat yang bukan tempatnya. Mungkin disinilah perlu korek- si diri kita sendiri, sejauh mana kesadaran kita terhadap sam- pah? Kalau kita dengar orang mengucapkan kata kesadaran, rasanya kata itu sudah terlalu klise untuk diucapkan, tetapi mempunyai makna yang sangat besar. GANT RUGI (TSR) dari bekas ban yang sem- pat menjadi masalah karena pengadaannya di masing- masing rumah tangga harus membeli dengan harga yang cu- kup mahal. Hal ini diakibatkan oleh pengadaan TSR berupa bin (polyethylene) kapasitas 40 liter jumlahnya terbatas dan usia teknisnya terlalu singkat. Oleh Ir. I Gede Mardhika Haryawan, Dipl. S.E. Baik TSR yang berupa bak sam- pah tepi jalan maupun yang ber- upa bekas ban sama-sama ada kelemahannya: terkadang me- limpah ruah karena kapasitas- nya terlampaui dan berserakan kian ke mari oleh ulah anjing atau kucing karena tidak tertu- tup dan atau ulah angin yg me- nerpanya. Belum lagi diguyur air hujan sehingga becek dan la- ma-lama berbau seperti pada pasar Kreneng. Di samping itu belum cukupnya kesadaran diri sendiri untuk membuang sam- pah pada tempatnya, sampai-sampah hasil kegiatan upacara adat pada saat-saat tertentu. sampai PUK (?) memandang perlu memasang kotak sampah pada tempat-tempat strategis di jalan protokol seperti jalan Ga- jah Mada dengan jarak penem- patan yang relatif rapat. Pada hakikatnya setiap orang sadar akan arti kebersihan, na- lebih efektip. Pengaturan disini sangat erat hubungannya de- ngan "kewenangan", dalam hal ini pemerintah setempat. Sehubungan dengan kedua hal di atas saya ingin mengim- bau: a. Tingkatkan kesadaran kita (Bersambung ke Hal. X kol. 4) Mulai dari Pendidikan Terbawah Intuk mencapai suatu sasa- harapkan di 2. Pengaturan perlukan pengorbanan yang tak terhingga baik materi maupun batin. Dewasa ini masalah sam- pah merupakan masalah kita bersama baik dampak positif a- palagi dampak negatifnya. Yang kita bicarakan adalah dampak negatifnya. Kita seba- gai warga terbawah hendaknya ikut berperan serta di dalam menangani masalah sampah. Begitu pula di pihak pemerin- tah tidak henti-hentinya men- cari terobosan baru di dalam pe- nanggulangan sampah. Sadar a- kan kebersihan sama halnya kita mengharapkan hasil dari suatu jenis tanaman. Kita harus memupuk tanaman tersebut dari benih hingga besar, sesuai dengan perkembangan tekno- Untuk mengurangi tingkat logi modern. Dengan demikian gangguan sampah terhadap ke- apa yang kita harapkan dari ta- hidupan manusia, maka perlu naman tersebut optimis akan diupayakan pengaturan yang berhasil. Begitu pula masalah sampah, kita mulai dari pen- didikan terbawah sampai ke jenjang berikutnya, jangan henti-hentinya memberikan pengarahan dan pengertian ten- tang sampah tersebut. Kita se- mua harus berusaha dan beru- saha agar tercapai suatu sasa- Iran yang kita harapkan ber- Masalah sampah biasanya se- jalan dengan masalah kepada- tan penduduk. Masalah sampah lebih besar suaranya di kota di- bandingkan di desa. sama. SABTU, 2 DESEMBER 1989 I Ketut Sukadana Banjar Belaluan Dangin Puri Kauh Denpasar. 8 (11 kan begitu saja dari pintu ken- daraan yang lagi melaju di ja- lanan dan dari pejalan kaki di pinggir jalan tanpa peduli di mana sampah tersebut jatuh. Tersumbatnya saluran drainase oleh SRT seperti yang bisa dili- hat pada saluran Oongan yang memotong Jalan Sutoyo adalah akibat sadar akan arti kebersih- an di lingkungan rumah tangga sendiri dan masalahnya akan di- anggap selesai setelah mem- buang SRT-1 pada saluran tersebut. Belum lagi ditambah Syukur kalau ada hujan sehing- ga SRT tersebut hanyut oleh banjir dan sampai ke Tukad Ba- dung yang penuh problema. Hal ini menambah problema lagi pa- da daerah aliran sungai pada dataran rendah sehingga terja- di pendangkalan akibat endap- an lumpur dan sampah. Dahulu pernah diberlakukan sanksi kepada siapa yang terti- lang membuang sampah tidak pada tempatnya. Akan tetapi tampaknya tidak berkesinam- bungan, karena mungkin sanksinya dirasakan amat ri- ngan. Kalau ditengok sejenak sang juara Adipura dalam peng- elolaan persampahan seperti Bogor, Surabaya, Banjarmasin, dan lain-lainnya naga-naganya mereka menerapkan sanksi ber- at yang diatur dalam Perdanya berupa denda sebesar Rp 50.000,00 bagi setiap orang yang tertilang dan hukuman ku- rungan jika tidak mampu mem- bayar denda tersebut. Yang le- bih berat lagi sebagai perban- dingan, jika melongok ke nega- ra tetangga seperti Singapura. Denda tersebut besarnya seki- tar Rp 200.000,00 bagi yang ter- tilang hanya karena membuang sebatang puntung rokok semba- rangan. Denda yang sama besar- nya akan dikenakan jika senga- ja mengganggu atau mencolek seorang gadis di depan umum. Di lain sisi, kendala yang ti- tl (50 7777 Untuk mewujudkannya kiranya perlu didukung oleh suatu sara- na TSR yang memadai dan tepat guna: praktis dan ergonomis. TSR tersebut dibuat disainnya sedemikian rupa sehingga aman terhadap gangguan luar. Bahannya boleh dari plastik, po- lyethylene, atau yang alami khas Bali berupa anyaman bambu atau rotan. Untuk menghindari bau yang tak sedap atau sampah yang bercampur cairan, maka TSR ini perlu dilengkapi de- ngan suatu kantong yang diran- cang khusus sehingga pas ma- suk pada TSR dan jika telah pe nuh dapat diikat dan diganti de- ngan kantong yang baru. SRT sekarang dapat disimpan pada rumah tangga masing-masing dan jadwal pengangkutannya bisa diatur sedemikian rupa 3-4 kali seminggu. Kantong TSR tersebut hendaknya terbuat da- ri bahan yang kedap air atau elastik sesuai sistem yang diter- apkan pada TPA. Lebih baik la- gi jika SRT tersebut dapat dipi sah-pisahkan sesuai jenisnya dan masing-masing ditempat- kan pada satu kantong: ada SRT jenis plastik, ada SRT jenis lo gam, dan ada SRT jenis gelas. Dengan demikian pahlawan tanpa tanda jasa seperti 'pemu- lung' akan lebih mudah melak- (Bersambung ke Hal X, Kol 4) Catatan Diungkapkan, sekitar 24 persen wanita tuna susila (WTS) yang menjalankan praktek di Bali berpeluang terjangkiti penyakit AIDS, mengingat mereka sering melakukan hubu- ngan seks dengan wisatawan asing yang dilanda penyakit tersebut. - Lantas siapa kontrol siapa praktek-praktek berdam- pak negatif dan mencegah sedini mungkin. ✰✰✰ *** Menurut Dr. Aulia Sani, tim medis Yayasan Jantung Indo- nesia, dari hasil survei kesehatan rumah tangga yang di- lakukan oleh Depkes, terbukti, setiap tahun terlihat kenai- kan kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Semakin tambah yang tidak tahan kejutan-kejutan dan stres, agaknya. Dalam Rapat Kerja Komisi IV DPR RI diungkapkan bahwa sampai saat ini belum bisa diukur dengan pasti mana pihak yang paling berpotensi menimbulkan kerusakan hutan tro- pis, para peladang berpindah atau pengusaha HPH yang sama-sama menebang pohon. Sementara cari-cari kambing hitam, jangan-jangan po- hon-pohon pun terus ditebangi. Bang Portjok SABTU, 2 DE Muba Pendi Kupang (Bali Latar belak NTT, sering d kan. Kecende tentang mutu berkutak-kati Lameng, Dire ta Sint. Thoma kapan dengar cenderung dip faktor perasa dalam pembuk ru. Pernah say bahwa Depdik anggap ijazah sata, khususny dak sah. Saya p Dubes Aus Proyek Cukup B Kupang Duta Besar Indonesia, Phil proyek kerja (Integrated Ar Project) antara donesia dan menunjukkan Keberhasil. karena adanya baik antara ap dan rakyat yan proyek itu, ka Flood ketika r NTT-IADP di k Tengah Selatan kan ini. Proyek ini, k kan usaha nya rintah Indones untuk lebih me ngan baik yan selama ini. Bupati TTS, Tallo, S.H. pada menjelaskan k dan geografi w hambatan da proyek NTT Dubes. Sebelum me- Dubes bersama dampingi Bupa proyek NTT-L perti Cekdam wakilan Kecam Timur, dan pr ngan peternak camatan Ama (Ant) Carras Dulu d Dili- Gubernur T Mario Viegas nyatakan kecer ada penduduk lum mampu me keadaan, keti masih menjadi dulu dengan se si ke dalam neg publik Indones "Kalau masih kir keadaan sa nya menjajah, ru," kata guber sa Indonesia ya terjemahkan k Pataluku ketik dengan masyar Tutuala, Kabu akhir pekan la Dikatakan; d Portugis sama mempedulikan kebodohan dan an rakyat Timc ka hanya men Berlan Bali di I Hub. Bira JI. Avenida E Telp. (0390) Terbit beredar h AC HARI 2 Des Action & K TOT MI Color Rendition Chart
