Tipe: Koran
Tanggal: 1992-09-14
Halaman: 07
Konten
4cm 4 SEPTEMBER 1992 SENIN, 14 SEPTEMBER 1992 for a few days in your er having done my job world, and this time I'm our national language ople here for practical I have got some fruit d my daughter who is soon. ca Elderhostel tsb. N. Ontare Rd. a Barbara, C.A. 93105 27, 1992 ng Bali, so I am excited r. And for you to allow Onor and pleasure, for al university, where I then I have done some Spanish, African art, ifornia had minimal in my garden, which as well as flowers. I'll to show you. daughter, an interior ysical therapist, lives ay since my husband's ral or South American with me in Bali, and I u can see how much I ities do you enjoy? Do ger to meet you and to the beginning of a real Sincerely yours, Anne Pidgeon andainya Anda harus ? Jelas yang ditanya- cobalah mereka-reka at pendek-pendek dan Bali Post/PR an ook bespoed lic Works of China has International. er (third from the left) ional and H.E. Houjie ber of his delegation in ready for a break,," said year old Courier. Defore any break Courier Sampras, Andre Agassi an McEnroe for the semifi- vis Cup tie against Swe- Minneapolis in two weeks. a month off after Davis d I can't wait," he said. "I een going full throttle me beginning of the year much rest and I am a t tired. I will take a rest harge the batteries I am a bit on empty at the gh Courier accepted his on placidly, he allowed a anger to slip out before ow I have had the best Slam year of anybody out nd to me that is what ma- number one player in the he said. (Rtr). ANG yu 2'5% ntai 1. 25% ntai 2. ntuk... Credit Card. Harian Untuk Umum Bali Post Pengemban Pengamal Pancasila Terbit Sejak 16 Agustus 1948 Tajuk Rencana Pariwisata Mengancam Keseimbangan Lingkungan DAMPAK negatif pariwisata terhadap lingkungan alam fisik dan sektor pertanian dalam arti luas, mut- lak perlu ditelaah. Menjamurnya hotel-hotel besar maupun kecil, restoran, dan tempat-tempat disko pada hampir semua sudut Pulau Bali yang tak ter- kendalikan, mengganggu keindahan alam aslinya. Pernyataan Dr. Ida Nyoman Oka, Ketua Kelom- pok Kerja Program Nasional Pengendalian Hama Terpadu, pada seminar menyambut Yubileum Perak (25 tahun) Fakultas Pertanian Unud, Jumat lalu (Bali Post, 12/9) menurut hemat kita bukan lagi hal baru. Di tempat ini juga, sudah beberapa kali kita kemukakan pandangan, apa yang terjadi jika ruang- ruang yang hijau antara Tabanan-Denpasar- Gianyar dipenuhi bangunan-bangunan. Sejak menginjakkan kaki di Bandara Ngurah Rai, atau begitu turun dari kapal penumpang di Benoa, "wisatawan yang berlibur ke Bali melalui dua pintu gerbang di selatan, sudah mulai disuguhi panorama yang menarik. Bakau di pinggir pantai, sawah yang terbentang dari Kuta hingga Denpasar, dan di sela- selanya berdiri hutan kelapa. Belum lagi peman- dangan yang indah melalui Gilimanuk, Singaraja, atau Padangbai. Aset yang indah itu perlahan tetapi pasti mulai di- gantikan bangunan-bangunan beton yang mema- gari jalan. Kehijauan buatan manusia itu mulai terge- ser karena digusur sarana dan prasarana fasilitas yang bernama hotel, restoran, disko, atau art-shop dan fasilitas pariwisata lain. Dampak pembangunan pariwisata yang semakin rakus menelan lahan-lahan produktif pertanian atau penyangga perimbangan yang bersifat ekologis se- perti hutan dan lereng bukit, mulai terasa. Jika turun hujan, banjir tidak lagi diramalkan sebagai kemung- kinan melainkan sudah berubah menjadi keyakinan. Sudah dapat dipastikan bahwa untuk menikmati setelempap langit yang biru atau mengirup udara segar dan bebauan tanah dari sawah yang sedang dibajak, kita mesti beranjak ke luar lingkungan pe- mukiman, kalau perlu keluar kota. Kota tidak lagi menjadi taman pemukiman manusia tetapi menjadi lingkungan yang penuh pepak dan gerah. Itulah hu- kum alam. Ada gula ada semut, ada terang lampu ada laron. Tatkala PATA menyelenggarakan konferensi di Nusa Dua bulan April 1991, Bali mendapat pujian selangit dari para pembicara maupun peserta konfe- rensi dalam hal menata ruang lingkungan perho- telan dan penggunaan material bangunan fisik. Se- muanya tampak begitu indah, asri, dan menakjubkan. Munculnya istilah ecotourism (pariwisata yang berwawasan lingkungan) dalam konferensi itu mengungkapkan bahwa kita sudah berjalan di lajur yang tepat. Pertimbangan lingkungan menduduki prioritas tinggi, pertimbangan utama malahan, da- lam pembangunan fasilitas perhotelan untuk men- dukung perkembangan pariwisata. Di sela-sela menggelembungnya kebanggaan itu muncul kekhawatiran, apakah keserasian, kein- dahan, atau perwujudan Bali sebagai pulau taman, akan tetap langgeng, bertahan terhadap empasan waktu. Kecemasan itu diakibatkan berbagai kebijak- sanaan yang saling menggunting. Misalnya, sudah mulai terlihat bahwa dalam studi kelayakan (feasibility study) untuk pembangunan fa- silitas pariwisata, dampak positif yang bertumpu pada segi keuntungan material (baca ekonomi) menduduki prioritas utama dan ditonjol-tonjolkan. Aspek ini kemudian memperoleh pengukuhan dari pendekatan legalistik (melihat celah-celah kele- mahan Perda, misalnya) sehingga dampak negatif menjadi kabur atau tergeser karena memang digusur. Membuat studi kelayakan sambil bertumpu pada Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) melalui pendekatan multidisipliner, kini semakin sulit karena biayanya tinggi sekali. Dari situ muncul ke- cenderungan, mulai saja dulu, kalau ada persoalan baru diurus. Ada segi baiknya biaya Amdal menjadi mahal. Dengan demikian orang menimbang- nimbang dulu, apakah perlu membangun fasilitas pariwisata di situ. Masalah lain yang juga muncul dalam seminar Fakultas Pertanian Unud tersebut yakni surat sakti dari pejabat-pejabat di Jakarta, yang minta jatah ta- nah yang nilai turistiknya tinggi. Meluluskan perintah surat sakti berarti segudang dampak negatif meng- hadang di depan. Ada kekhawatiran, menolak isi su- rat sakti berarti mempetaruhkan jabatan. Kedudu- kan yang dilematis ini sengaja atau tidak memang tercipta dalam struktur masyarakat Indonesia. Pada akhirnya pejabat di daerah terpaksa mengorbankan kepentingan umum. Seluruh masalah ini dapat diatasi apabila ke- mauan politik mempertahankan kebijaksanaan dae- rah yang sudah disepakati, dijalankan secara kon- sekuen. Kebijaksanaan daerah tertuang misalnya dalam Peraturan Daerah mengenai Tata Ruang dan Tata Guna Tanah. Prosedur penetapan Perda mengenai Tata Ruang dan Tata Guna Tanah sudah tentu harus bertumpu pada berbagai disiplin ilmu agar tidak pincang. Ekoturisme, misalnya dengan mengarungi sungai atau mendaki gunung yang menjadi trend baru se- karang, juga mengandaikan bahwa masyarakat di sekitar objek wisata alam ikut dilibatkan memelihara lingkungan karena dari situ mereka juga menimba keuntungan ganda. Secara alami hutan merupakan pelindung bagi masyarakat karena itu masyarakat harus tetap memelihara alam lingkungan. Hukum saling bergantungan demi manfaat masing-masing (simbiose mutualistis) harus tetap dipertahankan. Dengan berduyunnya masyarakat wisatawan mengunjungi tempat-tempat wisata alam, masyara- kat sekitar juga ikut menikmati limpahan rezekinya, entah dengan menjual jasa sebagai pemandu, atau juga dengan kegiatan catering dan sebagainya. Benturan kepentingan antara pariwisata dan sek- tor lain memperebutkan lahan, masih akan berlan- jut. Perda sudah ada, wewenang sudah ada, ke- mauan politik juga sudah lebih dari cukup karena sering dilontarkan. Yang kurang adalah keberanian menjalankannya secara konsekuen. Mencoba Memahami Sikap Pemerintah Filipina SEBAGAI mantan pembantu dekat dan sekarang pengganti Presiden Corry Aquino, Ramos nampak- nya memiliki sejumlah kesejalanan pikiran meng- enai masalah-masalah di dalam negeri Filipina. Satu di antaranya adalah sikap yang terbuka dan toleran kepada kelompok-kelompok penentang, baik itu mi- liter pembangkang, pemberontak Islam Moro, mau- pun kelompok komunis. Khusus mengenai pemberontak komunis, dapat kita ketahui bahwa walaupun belum pernah berhasil mengancam telak keberadaan pemerintah, namun telah mencatat karier perlawanan bersenjata yang amat panjang, lebih dari 20 tahun. Perjuangan me- reka berjalan pada saat komunisme masih berjaya di dunia, hingga saat sekarang di mana keberha- silan sistem ini diragukan banyak orang, akibat ke- hancuran negara adidaya Uni Soviet beserta konco- konconya. Pihak yang dilawan pun tidak pilih-pilih, baik itu Ferdinan Marcos, Corazon Aquino, maupun kini Fidel Ramos. Sasaran gerakan komunis di mana pun hanya satu, merebut kekuasaan dan mendirikan pemerintah komunis. Kabar terakhir menyebutkan bahwa telah terda- pat persetujuan antara pihak pemerintah dan pem- berontak komunis Filipina untuk saling bertemu di sebuah daerah pegunungan yang dijaga ketat New People's Army (NPA) atau Tentara Rakyat Baru. Mengenai hal ini, Menteri Kehakiman Franklin Drilon menyatakan pemerintah setuju untuk mengadakan pembicaraan di tempat yang dijaga NPA, jika pihak pemberontak menginginkannya. Sementara itu, ter- siar berita pula bahwa kedua pihak telah sepakat bahwa pembicaraan tidak perlu didahului gencatan senjata. Menurut Komandan NPA, prasyarat gen- catan senjata hanya akan menghambat kelancaran perundingan, karena hanya terpateri pada masalah kekerasan, sedangkan masalah yang esensial terlu- pakan. Untuk memahami sikap pemerintah Filipina hal- hal berikut rasanya akan amat diperlukan. Pertama, telah tumbuh kesadaran sejak zaman Corry ber- kuasa, adanya keperluan persatuan bangsa untuk melakukan pembangunan serentak guna mengatasi kesulitan-kesulitan akibat rezim Marcos. Dewasa ini, Filipina menghadapi banyak persoalan yang me- nyangkut masalah-masalah ekonomi, sosial, mau- pun politik. Semuanya memerlukan, kalau tidak me- nuntut, pembaharuan secara serentak. Untuk itu, di- perlukan kesatuan dan stabilitas dalam arti sebenarnya, bukan stabilitas di bawah tekanan sen- jata maupun gebug. Kedua, telah tumbuh satu pengertian bahwa ma- salah pemberontakan komunis bukan sekadar gera- kan, komunisme, melainkan juga gerakan masyarakat atau rakyat, termasuk di dalamnya orang-orang yang tidak tahu menahu tentang ideo- logi komunisme, yang mereaksi situasi tertentu pada masa lampau. Dengan kerangka pikiran itu, maka pemerintah Ramos mencoba mengembalikan para pemberontak untuk bersama-sama bekerja demi pembangunan negara Filipina, dengan melu- pakan konflik masa lampau. Ketiga, walaupun pihak pemerintah, seperti hal- nya semua orang, tahu betul bahwa komunisme saat ini telah berada di ambang kehancuran total, namun mereka tidak mengandalkan fenomena itu sebagai jalan untuk memojokkan kaum pemberon- tak. Sebaliknya, dengan mengadakan perundingan, mereka ingin mendapatkan kesadaran para pembe- rontak dalam arti yang sebenarnya, bukan karena desakan lawan, akan tetapi muncul dari kesepa- katan. Keempat, dengan adanya fenomena yang boleh disebut bersifat global, yaitu bahwa komunisme te- lah berguguran, pemerintah Filipina melepaskan diri dari kekhawatiran terhadap bahaya komunis laten. Kekuatan komunis tidak lagi mendapat simpati dari rakyat dan mendapat dukungan dari mereka, kare- nanya tidak terlalu perlu dihancurkan sama sekali. Sebaliknya, untuk menarik kembali mereka ke ma- syarakat, mereka perlu diberi jalan yang bersifat per- suasif sekaligus bebas dari kecurigaan berlebihan, yaitu melalui perundingan. Bahwa kebijakan yang ditempuh pemerintah Fi- del Ramos mengandung bahaya, sudah tentu. Na- mun bahwa apabila berhasil akan mendatangkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Filipina, tanpa menimbulkan penderitaan pada sekelompok rakyat tertentu, bisa dan patut diperhitungkan oleh peme- rintah di sana. Namun yang jelas, untuk menanggu- langi masalah-masalah yang segudang jumlahnya, di Filipina diperlukan persatuan dan stabilitas dalam arti sebenarnya, amat disadari Ramos dan para pembantunya. Surat Pembaca Bali Post Halaman 7 Dengan Semangat Bandung KABAR & KOMENTAR GNB Menatap Masa Depan Mengembalikan KNPI "SINCE Bandung 37 years ago, we have consistently struggled for the nealiza- tion of our fundamental principles and objectives. As we chart our course for this decade and beyond, the Movement is comitted to the shaping of a new international order, free from war, poverty, intolerance and injustice; a world based on the princi- ples of peaceful co-existence and genuine interdependence; a world which take into account the diversity of social systems and cultures. It should reflect global, not separate, interests". (Sejak Bandung 37 tahun yang lalu, kita secara konsisten telah berjuang untuk merealisasi prinsip dan tujuan fundamental kita. Di mana kita sekarang ini se- dang memasuki abad ke-21, Gerakan Nonblok tetap mempunyai komitmen untuk membentuk suatu tata-tertib internasional, bebas dari perang, dari kemiskinan, dari intoleransi dan dari ketidakadilan; untuk membangun suatu dunia baru ber- dasarkan hidup-berdampingan - secara - damai dan interdependensi yang murni; suatu dunia yang memperhatikan kebhinekaan dalam sistem sosial dan budaya. Dunia baru itu harus mencerminkan kepentingan global, bukan kepentingan sepotong-potong). KTT X GNB di Jakarta, dalam "Jakarta Message", butir nomer 27, 6 September 1992. Tetap Relevan Dengan selesainya KTT X GNB yang berhasil baik, maka tersapulah sinisme dan keragu- raguan, bahwa GNB sudah tidak relevan dan tidak penting lagi dalam kehidupan internasional. Hasilnya mencerminkan suatu visi kolektif yang jernih dan yang jauh menjangkau ke masa depan, ke abad ke-21. Ini tanda kesadaran yang mendalam sekali tentang tahap sejarah umat manusia dewasa ini, yang sedang mengalami fundamental sehubungan de- ngan menguapnya Perang Di- ngin, bersamaan dengan runtuh- nya komunisme di Eropa Timur dan di Uni Soviet. Namun demi- kian KTT GNB di Jakarta baru- baru ini mengingatkan kita suatu transisi dan transformasi bahwa situasi masa depan masih Memang ada harapan-harapan jauh dari tenteram dan damai. yang menggembirakan, namun semua itu masih dibayangi oleh mendung di sana-sini, yang da- pat merupakan sumber ancaman bagi ketenteraman dan perda- maian. Kesadaran KTT GNB di atas tercermin dalam dokumen yang diberi nama "Jakarta Message" yaitu panggilan tertuju ke selu- ruh dunia untuk mengadakan aksi kolektif dan usaha demokra- tisasi dari hubungan internasio- nal. The Jakarta Message is a call for collective action and the de- mocratization on international nya dokumen Pesan Jakarta itu. Malahan memberi kesan agak muluk-muluk. Apalagi karena KTT GNB Jakarta itu mengatas- namakan the vast majority of mankind, yaitu mayoritas besar dari umat manusia, yang diper- kirakan terdiri atas tiga sete- ngah milyar umat manusia, atau 3/4 jumlah seluruh penduduk du- nia, dan yang mendiami lebih dari 2/3 luasnya tanah daratan di bumi ini. Kata Laporan Komisi Selatan, yang dipimpin bekas Presiden Tanzania, Julius Nye- rere, bahwa three and a half bil- lion people, three quarters of all humanity, accounting for more than two thirds of the earth's land surface area, live in the South, in the developing countries. Mereka inilah yang mewakil- kan 108 negara untuk datang ke baru ini. KTT X GNB di Jakarta baru- Secara kuantitatif memang 108 negara anggota GNB itu sa- ngat mengesankan sekali. Na- mun secara kualitatif, dengan ukuran GNPnya, kekuatan eko- nomi dan militernya, maka GNB kalah unggul dengan minoritas negara-negara Utara, yaitu yang industrinya sudah jauh lebih maju. Namun demikian, atau justru demikian, hati nurani mayoritas umat manusia di Selatan itu, mengemukakan pikiran-pikiran yang global dan universal untuk bersama-sama, secara kemi- traan dengan Utara membentuk Ambisius suatu tata-internasional baru, Ambisius sekali kedengaran bebas dari perang, bebas dari ke- relation. miskinan, bebas dari intoleransi dan ketidakadilan. Tata Dunia Baru Seperti yang saya kutip di atas dari Pesan Jakarta, butir 27, maka GNB mengajak Utara un- tuk bersama-sama mendirikan Dunia Baru berdasarkan peace- ful co-existence dan interdepen- densi murni; suatu dunia yang memperhatikan kebhinekaan Dunia Baru ini harus mencer- dalam sistem sosial dan budaya. minkan kepentingan global, bu- kan kepentingan parsial sepotong-potong. Demikianlah salah satu pokok Oleh Dr. H. Roeslar, Abdulgani Akar Sejarah Bandung Pandangan jauh ke depan ini dimungkinkan, karena para pe- sejarahnya GNB, yaitu Sema- ngat Bandung 37 tahun yang serta menyadari kembali akar- lalu. Dalam Pesan Jakarta itu mereka menegaskan, bahwa se- jak Bandung 37 tahun yang lalu kita semua secara konsisten ber- juang untuk merealisasi prinsip dan tujuan fundamentalnya, yaitu suatu Dunia Baru berda- sarkan kemerdekaan, perda- maian dan keadilan. Berkat Bandung dan GNB, Perang Dingin menguap. Sistem komunisme yang diktatorial dan atheis itu berantakan di Eropa Timur dan di Uni Soviet. Timbul di sana desintegrasi dari kesatuan-kesatuan politik yang supra-nasional, dibarengi de- ngan konflik-konflik rasial, yang menimbulkan suatu usaha et- sihan etnis" yang sangat mence- hnic cleansing, atau "pember- kam. Dalam pada itu kita harus terus berusaha keras memba- pikiran KTT GNB Jakarta baru-gun Dunia Baru. Bukan yang baru ini; dalam kerangka usaha seperti dikehendaki oleh negara- untuk mengadakan aksi kolektif negara besar di Dunia Barat di dan untuk mendemokratisasi Utara, tetapi menurut konsepsi kita sendiri. KTT GNB Jakarta hubungan internasional. Langkah-langkah yang diten- dalam Pesan Jakarta menegas- tukan oleh KTT GNB Jakarta ia- kan bahwa Dunia Baru yang kita lah antara lain mengurangi per- cita-cita-kan itu harus berakar lombaan senjata dan secara kokoh dalam rule of law, perdagangan senjata, mengada- yaitu dalam peraturan-dasar hu- kan re-strukturisasi sistem per- kum, serta prinsip-prinsip pokok ekonomian dunia, meningkat- PBB, dengan tanggung-jawab kan kerja sama ekonomi antara serta komitmen bersama demi Selatan dengan Selatan, mene- kerja sama dan solidaritas glo- gakkan hak-hak asasi manusia, bal. The new Order must be fir- menentang pencemaran ling- mly rooted in the rule of law, the kungan hidup, merevisi Piagam principles of the United Nations PBB agar PBB lebih efektif dan as well as equitable shared res- lebih demokratis dan juga mem- ponsibility and joint commitment percepat penyelesaian konflik to global cooperation and solida- Arab-Israel serta penghapusan rasialisme di Afrika - Selatan. Langkah-langkah ini jelas mengarah ke masa depan. KTT GNB Jakarta melihat jauh ke depan. Tatapan ke masa depan itu menjangkau sampai ke abad ke-21. Visi, Motivasi, dan rity. Demikianlah penajaman ta- tapan muka KTT GNB Jakarta, yang dimungkinkan karena pen- dalamannya ke akar-akar serta sumber aslinya, yaitu Semangat Dasasila Bandung. Tanggung Jawab Petugas Lapangan BAHWA ternak-ternak itu berada di tangan petani di pedesaan, semua pihak sungguh maklum. Bahwa ternak-ternak termaksud belum berproduksi secara optimal, sudah dire- kam oleh sejumlah besar kalangan. Bahwa ternak berkualitas baik mutlak diperlukan dalam jaringan komersialisasi, sudah jelas menjadi prinsip beragribisnis. Bahwa pemba- ngunan peternakan secara bertahap dan pasti diarahkan agar bernafaskan iptek peterna- kan, sudah sering didengungkan. Bahwa membina peternakan rakyat (di seluruh pelosok pedesaan dengan keminiman prasarana dan sarana) itu bukanlah pekerjaan gampang, merupakan realitas pembangunan peternakan. duksi Ditjenak. pada umur tertentu, katakan se- tahun, jauh di bawah bidikan target, maka prestasi pemacek dapat dipertanyakan (dengan ca- tatan lingkungan memang ber- miripan). Atau jika banyak in- duk yang tidak dapat dihamil- kan lagi setelah beranak maka upaya penyisihan perlu dipertimbangkan. Oleh Yohanes Djegho Fenomena terpaparkan nam- lam konotasi pembibitan, sebuah pembinaannya. Demikian juga paknya menjadi latar utama La- populasi lebih dimaksudkan se- jika rata-rata berat keturunan tihan Tatalaksana bagi petugas bagai sejumlah ternak induk/ lapangan Pusat Pembibitan Pe- calon induk (breeding popula- desaan (village breeding centre tion) dari mana berbagai para- atau VBC) yang tersebar di se- meter (teknis) produktif dan jumlah propinsi dan Unit-unit reproduktif diperhitungkan. Mi- Pelaksana Teknis dibawah salnya, angka kebuntingan, naungan Direktorat Bina Pro- angka keguguran, angka kela- hiran, dan angka kematian anak Memperhatikan latar terke- (umur tertentu). Kesemuanya mukakan maka sungguh wajar bermuara ke parameter yang pa- jika sentra kegiatan dari VBC ia- ling penting yaitu panen anak lah menciptakan populasi ternak ternak (calves crop). Kawanan (jenis dan jumlah tertentu), ter- induk akan terus dibina agar sebar di petani pedesaan (terli- yang dipelihara ialah kawanan bat dalam sistem), dan tertata yang berpotensi genetik semakin dalam kejelasan organisasi kerja baik (karena seleksi yang baik Dari populasi tertentu (jum- (peternak dan pembina memiliki dan sisih yang jelek) sehingga de- lah ternak memang dibatasi kewajiban, hak dan atau tang- ngan daya dukung yang semakin pada jumlah dan kawasan khu- gung jawab). Dalam kerutinan baik (karena kelebihbaikan kete- sus karena sangat tidak rang kegiatan kerja aspek-aspek se- rampilan peternak dan kondisi kin untuk membina secara in- perti pembinaan peternak, pem- pakan) penampilan reproduksi tens dan rutin pada semua ter- binaan ternak termasuk monito- dan produksinya pun semakin nak di masyarakat) diharapkan ring keberadaan, rekording pe- baik. nampilan, seleksi untuk tujuan Dengan mengetahui ke- pembibitan dan culling (menyi- nyataan parameter teknis dari sihkan yang kurang baik) diker- populasi yang sedang dibina, jakan relatif intens dan berkete- petugas-petugas lapangan atau rusan. Dan tugas serta tanggung terlebih bagi sang komandan da- jawab petugas-petugas lapangan pat mengantisipasi porsi-porsi sungguh harus menjadi perha- kegiatan yang memang perlu di- intenskan. Misalnya panen godel Memahami hakikat populasi menurun karena kekurangsu- dari program VBC merupakan buran pejantan, maka pemacek- salah satu harapan teralamat- pemacek tersebutlah yang perlu kan bagi petugas lapangan. Da- diperhitungkan tata-laksana selalu mengkambing hitamkan para pemain saja. tian utama. Ditabrak Sedan Putih di lapangan. reka yang menjadi ujung tombak Keturunan bermutu paling baik, diarahkan menjadi ka- wanan tetua bagi generasi ke berikut dan bukannya menuju tempat penjagalan ternak. De- ngan bekal visi (kemampuan me- metakan hakikat ternak ber- mutu dalam konteks sosek peter- nakan), pengetahuan, serta didukung oleh prasarana pengalaman dan keterampilan dan sarana penunjang identifi- kasi mutu ternak, petugas- petugas lapangan diharapkan akan lebih awal dan jitu meng- identifikasikan keturunan yang seharusnya dipilih menjadi calon tetua nantinya. Walaupun se- perti terekam, baik selama pela- tihan maupun kesempatan lain- nya, dukungan dana untuk me-- nyelamatkan ternak bermutu (di tangan peternak) agar sungguh menjadi calon tetua masih mem- butuhkan pemikiran terus. Seperti pada komoditi lain- nya, petugas lapangan (yang ber- hadapan dengan peternak) ka- dang dihadang dengan kondisi memedihkan. Tugas utama un- tuk memacu produksi harus di- akhiri dengan sinis akibat pro- duksi berkualitas baik (katakan kerutinan "panen anak" secara ternak teridentifikasi bermutu optimal. Target produktivitas di- baik) sering tidak dapat dijual sesuaikan dengan kapabilitas oleh petani dengan harga mema- breed bersangkutan baik secara dai. Ini mengemukakan agar jika kuantitas (persentase per popu- memang sudah ada pola perbai- lasi) maupun kualitas (antara kan mutu (katakan kantong- lain relatif lebih cepat pertum- kantong pembibitan pedesaan) buhan dengan daya dukung ling- maka butuh konsekuensi inves- kungan yang bermiripan). Meng- tasi dalam menyelamatkan bibit. hasilkan keturunan berkualitas Yang dimaksud ialah membeli inilah sesungguhnya sasaran ternak bermutu (sungguh diper- pembinaan yang akan dilakukan tanggungjawabkan dari aspek petugas-petugas, khususnya me- (Bersambung Ke Hal 10, kol.5) Rp 93.566.307 untuk Pura Mandharagiri Semeru Agung di Jatim Bali Post menerima titipan sumbangan Dana Punia untuk Pura Mandharagiri Semeru Agung di Jatim dari: Robby Kurniawan, Jl. Salya Denpasar Jumlah penerimaan sampai Sabtu siang Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya 10.000 Rp 20.000 Rp 30.000 Rp 93.536.307 Rp 93.566.307 Lapangan sepak bola Gelora Samudra Kuta merupakan Persyaratan: Sertakan fotokopi Identitas upaya pemerintah daerah untuk Pada 9 September 1992 sekira meningkatkan kualitas olah pukul 02.00 Wita, di persimpa- Pesanku Kuta agar tidak Loyo sebut. Apakah rugi atau untung, raga di Kuta yang patut disyu ngan Jl. Gatot Subroto - Jl. A. bila untung dan sudah tentu un- kuri oleh seluruh masyarakat Yani, tepatnya di sebelah utara Pesanku (Persatuan Ang- anku akibat kurang becus me- tung, untuk apa. Dengan demi- Kuta. Namun dengan keadaan Polsek Kota Denpasar anak saya katan Muda Kuta) adalah wadah mimpin organisasi ini pada per- kian Pesanku Cup berkesan bu- pengurus yang sedemikian rupa pada saat mengendarai sepeda I Nyoman Triwibawa, Jl. Raya Sesetan 190 A Dps Rp kegiatan olah raga di Kelurahan iode kepengurusan sebelumnya kan untuk meningkatkan kuali- saat ini yang patut bertanggung motor Honda DK. 3966 AB, telah Kuta yang sejak dahulu merupa- ikut berjuang untuk menjadi tas dari pada pemain Pesanku jawab terhadap pemeliharaan ditabrak oleh sedan warna putih kan idola dan harapan masyara- pengurus periode sekarang. Se- tetapi justru lebih cenderung un- lapangan tersebut tidak becus, krem mengakibatkan anak kat Kuta, saya salah satu peng- hingga terjadi apa yang kita lihat tuk menonjolkan diri beberapa sehingga lapangan menjadi ger- saya kedua kakinya patah, se- gemar dan sekaligus sebagai pe- sekarang yaitu nafsunya tinggi oknum pengurus di mata masya- sang dan berdebu serta di sana dangkan kawannya yang dibon- main, akhir-akhir ini melihat tetapi tenaganya kurang apalagi rakat dan pejabat, yang pada sininya penuh dengan corat- ceng hanya mengalami lecet. banyak kejanggalan khususnya tidak ditambah telor madu ka- akhirnya masyarakat Kuta lebih coretan. Sungguh tindakan serta per- di bidang sepak bola sehingga ke- rena pengurus tidak bisa menca- jeli untuk menilainya. Dengan keadaan seperti terse- buatan saudara sangat tidak lihatannya Pesanku loyo dan ti- rinya. Dengan keadaan yang demi- but di atas, saya mengimbau berperikemanusiaan, di mana dak terorganisir dengan baik dan Menjelang pemilihan umum kian saya dan para pemain muda pengurus Pesanku Kuta untuk saudara sudah menabrak orang- saya sangat merasa prihatin, yang baru lalu Pesanku telah khususnya tetap mengadakan berbenah diri dalam rangka me- nya, lalu menggeret sepeda mo- mungkin juga yang lain. mengadakan kegiatan bergengsi latihan seperti biasa, walaupun majukan olah raga di Kuta dan tor Hondanya sampai beberapa Ketika diadakan peremajaan Pesanku Cup yang sudah tentu tanpa pernah di dampingi apa- tidak untuk menonjolkan diri ratus meter dari tempat keja- pengurus Pesanku Agustus 1991 mengajak beberapa kesebelasan lagi dibina oleh pengurus Pes- untuk mencari keuntungan pri- dian. Kemudian saudara lari un- yang lalu, saya melihat oknum yang lain untuk berpartisipasi anku. Sehingga para pemain ba badi semata-mata, sehingga ti- tuk meninggalkan tanggung ja- pengurus periode sekarang ini memperebutkan beberapa piala gaikan anak ayam yang kehi- dak terjadi blok-blokan di antara seperti berlomba untuk bisa dipi yang disiapkan panitia penye- langan induknya, maka oleh pengurus dan pemain. lih menjadi pengurus Pesanku. lenggara dan mengundang peja- karena itu beberapa pemain la- Sekian dan terima kasih. Banyak yang sudah tidak punya bat untuk menyaksikannya. Na tihannya terpencar-pencar di be- Hidup Pesanku, Pesanku hidup, waktu/ tidak melakukan ke- mun di balik itu panitia sampai berapa tempat di Kuta. Dengan Hidup Pesanku....... pernah mengad giatan olah raga bahkan ada saat ini demikian atas segala keku- yang telah pernah mengundur kan pertemuan tentang penyele- rangan pengurus ini hendaknya kan diri dari kepengurusan Pes- saian dari pada Pesanku Cup ter- jangan membiasakan diri untuk Bali Post Nama dan Alamat Diketahui Redaksi Anggota Redaksi: Denpasar: Made Sugendra, Sri Hartini, Ida Bagus Geriawan, Nengah Srianti, Wayan Suja Adnyana, Wayan Wirya, Wayan Suana, Dwi Yani, Komang Suarsana, Djarot Suprajitno, Ema Sukarelawanto, Daniel Fajry, Nyoman Sutiawan, Legawa Partha, Gianyar IB Alit Sumertha, Bangli: Nikson, Semarapura: Made Sueca, Singaraja : Made Tirt hayasa, Putu Mangku, Amlapura: Wayan Su- darsana, Tabanan: Gst Alit Purnatha, Negara: Eddy Asri, Jakarta Muslimin Hamzah, Suhendra Usmaya, Bambang Hermawan, Sahrudi, Agus Widodo Budidarma, Surabaya: Endy Poerwanto, NTB Agus Talino, Iszul Kairi, Ryanto, Ruslan Efendi, NTT: Saparudin Maksum, Hilarius La- ba, Wartawan Foto: I GN Arya Putra, Djoko Moeljono. Setiap artikel atau tulisan yang dikirim ke Redaksi hendaknya ditik dengan dua spasi (spasi rangkap) wab saudara sebagai sopir. Alangkah tidak terpujinya sikap dan perbuatan saudara, bagai- mana seandainya saudara punya anak/keluarga yang kena musi- Rp 384.500 untuk Pura di Irian Jaya Bali Post menerima titipan sumbangan Dana Punia untuk Pura di Irian Jaya dari AA. Ngr. Alit Mahawan, Puri Gaji, Kuta Robby Kurniawan, Jl. Salya Denpasar Jumlah penerimaan sampai Sabtu siang Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 20.000 Rp 20.000 Rp 40.000 Rp 344.500 Rp 384.500 Rp 155.000 untuk Ni Putu Ariyanti Bali Post menerima titipan sumbangan untuk Ni Putu Ariyanti bah serupa. Perlu saudara keta- dari: hui bahwa karena ulah serta per- Robby Kurniawan Jl. Salya Denpasar buatan saudara, anak saya seka- Jumlah penerimaan sebelumnya rang dirawat di Rumah Sakit Jumlah penerimaan seluruhnya Surya Husada dengan kedua kaki nya patah. Untuk bapak sopir yang de- ngan ikhlas telah mengangkat/ mengangkut anak saya ke RSUP. Sanglah, saya sampaikan banyak terima kasih, semoga (Bersambung Ke Hal 10, Kol 9) Rp 20.000 Rp 135.000 Rp 155.000 Rp 302.500 untuk Lusy Parwati Bali Post menerima titipan sumbangan untuk Lusy Parwati dari Robby Kurniawan. Jl. Salya Denpasar Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 20.000 Rp 282.500 Rp 302.500 (Bersambung Ke Hal 10, kol.7) kepada Pemuda TERLONTARNYA per- nyataan sikap dari beberapa organisasi pemuda yang meng- gugat keberadaan Komite Na- sional Pemuda Indonesia (KNPI) baru-baru ini cukup menyentakkan. Seperti biasa, berita semacam ini langsung mengundang komentar pro dan kontra yang cukup ramai. Khususnya pihak-pihak yang terkait atau yang terlibat lang- sung di dalamnya. Namun dari berbagai komentar yang muncul, hampir semuanya ha- nya menghendaki perbaikan dan perubahan bukan pembu- baran. Sehingga tindakan Pengurus PMII Cabang Yogya- karta yang menyatakan keluar dari keanggotaan dalam KNPI dianggap sebagai langkah yang terlalu tergesa-gesa dan tidak tepat. Bagi KNPI sendiri yang hari-hari belakangan ini tengah merayakan ulang ta- hunnya yang ke-19, suara- suara yang muncuk ini mesti menjadi bahan renungan yang serius, jika masih ingin diakui sebagai wadah berhimpun dan penyalur aspirasi generasi muda. Paling tidak ada dua hal yang esensial yang bisa kita tangkap dari munculnya gu- gatan tersebut. Pertama ada- lah semakin meningkatnya ke- sadaran kritis dan keberanian menyatakan sikap. Apalagi pernyataan Pengurus Cabang PMII Yogyakarta yang siap de- ngan segala konsekuensi dan risiko yang mungkin harus di- hadapi atas sikap yang diam- bil. Walaupun sebagian ka- langan menyayangkan, tidak sedikit pula yang menyatakan salut dan mendukung. Khusus dalam kasus PMII Yogyakarta, nampaknya ada kecende- rungan baru yang tidak searah dengan "orang tuanya", NU, yang biasanya cenderung lebih kompromis dengan sistem yang sedang berlaku. Bisa jadi meningkatnya ke- sadaran kritis yang demikian ini merupakan imbas atau ba- gian dari suatu arus besar ma- syarakat kita yang tengah menghendaki perubahan, dan juga karena sedikit melonggar- nya katup demokrasi beberapa waktu terakhir ini. Tetapi da- lam konteks pergerakan pe- muda Indonesia era 80-an, hal ini merupakan dinamika atau langkah maju yang menggem- birakan. Minimal mengurangi kesan tentang pergerakan pe- muda yang 'adem-ayem' dan kehilangan greget. Didorong oleh kesadaran yang tinggi dan keberanian menanggung risiko seperti itulah pada waktu- waktu lalu organisasi - organi- sasi pemuda mampu melahir- kan pemimpin-pemimpin bangsa yang tangguh dan dise- gani. Bagi organisasi pemuda yang salah satu fungsinya ada- lah menyiapkan atau mencetak kader pemimpin masa depan, kesadaran kritis dalam mema- hami permasalahan masyara- kat dan keberanian bersikap terhadap ketidakberesan me- rupakan modal dasar yang ha- rus dimiliki. Karena di situlah justru terpupuknya kemata- berpikir dan ngan kemandirian. Kedua, tercetusnya sikap di atas menunjukkan bahwa keje- nuhan para aktivis muda ter- hadap sistem yang dikembang- kan antara lain dalam dan oleh KNPI -- sudah mencapai titik klimaks. Kondisi tersebut sebenarnya tidak hanya dira- sakan pada saat ini, tetapi su- dah cukup lama mengendap dan terakumulasi. Sehingga gugatan itu bisa diibaratkan sebagai bom waktu yang baru saja meletus, walaupun sebe- tulnya sudah lama menyala. Tidak mengada-ada kiranya jika dikatakan bahwa KNPI yang dilahirkan oleh bersatu- nya organisasi - organisasi pe- muda, kini mulai meninggal- kan "induknya". KNPI yang di bentuk untuk lebih mendorong dan mengembangkan potensi serta kreasi seluruh pemuda Indonesia, dan menjadi wadah berhimpun berbagai organi sasi pemuda yang ada, tidak kondusif untuk menjalankan fungsinya. Kita lihat dewasa ini banyak organisasi pemuda yang sudah cukup tua umur berdirinya, yang mestinya ma- nya sedikit yang masih mem- punyai perangkat memadai dan mengadakan aktivitas - aktivitasnya secara teratur dan intens. Sementara KNPI yang mereka dirikan itu menjadi or- ganisasi sendiri yang besar, es- tablish, dengan segala atribut dan kelengkapan yang boleh dibilang serba ada dan serba bagus. Maka timbullah pertanyaan yang sangat klise, yaitu "siapa yang salah". Dengan mudah kita akan melihat, tidak ada yang merasa salah, apalagi mau disalahkan, karena se- mua pihak memandang per- masalahan dan menjawab ber dasarkan sudut pandang dan kepentingannya masing- masing. Sehingga yang paling baik adalah jika semua pihak yang berkepentingan itu me- rasa bertanggung jawab untuk memperbaikinya. Baik KNPI sendiri, organisasi pemuda yang melahirkannya, juga pe- merintah selaku pembina ma- syarakat, khususnya generasi muda. Terlepas dari siapa-siapa yang mesti bertanggung jawab, ada beberapa hal penting yang mesti dilakukan untuk mem- perbaiki atau mengembalikan KNPI kepada fungsinya se- mula. Salah satunya adalah memperjelas pola rekrutmen pengurus dengan lebih demo- kratis dan terbuka. Sehingga semua kader organisasi pe- muda, dengan mekanisme se- leksi yang jujur, mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi fungsionaris. Hal ini penting, karena kita masih se- ring mendengar tentang terpi- lihnya pengurus dengan basis organisasi yang tidak jelas. Ini terjadi dibarengi oleh 'isu' ten- tang budaya lobi, titipan, pes- anan dan sebagainya. Karena isu yang demikianlah muncul pandangan negatif bahwa KNPI menjadi batu loncatan sekelompok elite pemuda untuk melangkah masuk ke jenjang elite kekuasaan atau birokrasi. Apalagi seperti dilansir oleh salah satu media massa bahwa pucuk pimpinan KNPI di se- mua daerah berasal dari ha- nya organisasi - organisasi ter- tentu, yang jelas afiliasi poli- tiknya pada salah satu organisasi politik tertentu pula. Hal lain berikutnya adalah meningkatkan peranan Orga- nisasi Kemasyarakatan Pe- muda (OKP) tidak hanya seba- tas pada Munas/Musda dan penyusunan program, tetapi juga pada pelaksanaan pro- gram itu sendiri. Sehingga per- asaan terlibat dan memiliki dalam diri OKP itu pun men- jadi lebih besar. Pada giliran- nya ini tentu akan menghilang- kan kebiasaan saling tuding antara KNPI dengan OKP yang dihimpunnya, karena se- tiap kesuksesan ataupun kesa- lahan yang timbul akan dira- sakan dan ditanggung ber- sama. Kemudian antar OKP pun semakin meningkat keber- samaan dan persatuan sebagai komponen yang penting dalam pembangunan nasional. Satu lagi yang tidak kalah pentingnya adalah penjabaran kembali tentang fungsi KNPI sebagai wadah berhimpun OKP dan fungsi pembinaan pe- muda yang terbahasakan de- ngan istilah stabilisator dan dinamisator pemuda. Ini perlu dilakukan sebagai upaya un- tuk menghilangkan anggapan bahwa KNPI tak lebih sebagai perpanjangan tangan peng- uasa, yang tidak aspiratif bagi ide-ide dan pandangan gene- rasi muda. Pola pembinaan yang dikembangkan mestinya betul-betul mengarah pada penciptaan suasana yang kon- dusif bagi generasi muda, khu- susnya OKP, untuk mengem- bangkan segenap potensi dan mengaktualisasikan dalam wujud gerakan kepemudaan dan kemasyarakatan yang kongkret, tanpa semboyan dan slogan-slogan yang tidak pro- porsional dengan kesempatan yang diberikan. Sehingga tak perlu muncul penafsiran yang beda dengan penjinakan. keliru bahwa pembinaan tidak di atas tentunya hanya meru- Upaya-upaya yang diajukan pakan sebagian kecil yang tang dalam usia dan peng- perlu dilakukan untuk meng- alaman, malah tinggal memi- embalikan KNPI kepada liki sepotong papan nama dan (Bersambung Ke Hal 10, kol.9) beberapa orang pengurus. Ha- Catatan Menparpostel Soesilo Soedarman berpendapat manusia berkualitas tidak bercirikan budaya barat. Juga bukan budaya buaya, tetapi budaya kerja de- ngan etos kerja. Kata Menteri Agama, Munawir Sjadzali, kemajuan yang dicapai pada era industrialisasi mendatang tidak harus mengorbankan moral agama dan etika bangsa. Betul, bukan maju dengan moral dan mental bobrok. Menteri Kehutanan Hasjrul Harahap minta bantuan Je- pang untuk melestarikan hutan tropis. Bantuan kerja sama, saling membantu, jangan sesa- ma dikerjain. Bang Podjok C.1460 Color Rendition Chart 2cm
