Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1993-01-22
Halaman: 06

Konten


2cm Halaman 6 Harian Untuk Umum Bali Post Pengemban Pengamal Pancasila Terbit Sejak 16 Agustus 1948 Tajuk Rencana Renungan atas Musibah Hotel Bali Beach MUSIBAH yang menimpa hotel kebanggaan ra- kyat Bali, Hotel Bali Beach (HBB), tak dapat disang- kal lagi tentu merupakan kejutan sekaligus kepriha- tinan kita semua. Hotel megah di Pantai Sanur ini memiliki catatan sendiri untuk menjadi kebanggaan bangsa Indonesia, rakyat Bali khususnya. HBB adalah hotel tertinggi di Pulau Dewata, di samping hotel berbintang lima tertua yang bernilai historis. Dibangun mulai tahun 1963, hotel ini baru mulai beroperasi tahun 1966, bukan dengan modal konglomerat, tetapi pampasan perang dari Jepang. HBB muncul di Bali sebagai prototipe hotel-hotel yang dibangun kemudian. HBB adalah salah satu sumber inspirasi lahirnya ketentuan pemerintah daerah yang melarang dibangun di Bali hotel yang tingginya melebihi tinggi pohon kelapa. Namun lebih dari yang lain, HBB memiliki sarana pelayanan yang jauh lebih lengkap, terutama kaitannya dengan sa- rana fasilitas perkantoran dan usaha pariwisata lain. Di hotel yang secara keseluruhan berkamar 602 itu, dengan mudah kita mendapatkan sarana dan kantor-kantor pelayanan pariwisata, seperti pelay- anan penerbangan, pembelian souvenir, penukaran valuta asing, jasa biro perjalanan, rekreasi dan olah raga. Di sinilah salah satu letak permasalahannya, tidak semua kegiatan sehari-hari di kompleks hotel itu dapat dikoordinasikan pengendaliannya oleh ma- najemen HBB. Sebagai hotel yang tahun ini telah memasuki tahun ke-27, HBB memiliki pengalaman dalam memberikan pelayanan yang memang layak menjadi panutan dan sekaligus kebanggaan masya- rakat Bali. Kebakaran yang memusnahkan sebagian besar aset hotel tersebut, tentu saja membuat banyak orang bertanya-tanya. Api yang berkobar ternyata tak teratasi, baik oleh perlengkapan pemadam ke- bakaran hotel sendiri maupun yang dimiliki pemerin- tah daerah dan instansi lain. Kenyataan itu mau tak mau membuat kita berpikir tentang masalah- masalah keterampilan operasional petugas, daya tangkal terhadap kemungkinan timbulnya keba- karan, kewaspadaan petugas terhadap sarana- prasarana yang ada, serta kapasitas sarana pema- dam kebakaran yang ada di daerah tujuan wisata ini. Musibah ini seolah-olah menenggelamkan citra po- sitif HBB, sebagai unit kerja yang pernah meraih pre- dikat juara umum K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) se-Bali. Sederet pertanyaan mengiringi petugas yang kini menyelidiki apa penyebab kebakaran tersebut: Se- jauh mana pengawasan dilakukan terhadap prasa- rana dan sarana yang ada, baik yang dikendalikan manajemen HBB maupun yang dioperasionalkan para pemakai jasa di kompleks hotel tersebut? Be- narkah ini semata-mata musibah, ataukah itu dam- pak dari kelalaian? Apabila api melahap sebagian besar bangunan hotel dalam waktu relatif cepat (se- kitar tiga jam) lantas pertanyaannya adalah sejauh mana kesigapan karyawan hotel dan sejauh mana peralatan penangkal kebakaran tersedia di sana? Apabila pasukan pemadam kebakaran dari peme- rintah daerah dan instansi lain tetap tidak mampu berbuat banyak, maka pertanyaan akan timbul juga, sejauh mana perlengkapan barisan pemadam keba- karan itu dapat mengatasi sebuah musibah besar? Sudah memadaikah perlengkapan yang ada? Sudah menjadi kenyataan, perkembangan dunia perhotelan di Denpasar, dan Bali pada umumnya, tetap semarak, walaupun jumlah wisatawan belum sebanding dengan jumlah kamar hotel. Dengan ber- kembangnya Bali sebagai daerah tujuan wisata in- ternasional, tentu saja wajar apabila orang berpikir bahwa fasilitas pemadam kebakaran seharusnya sepadan dengan kemajuan dan perkembangan pa- riwisata itu. Kalau ternyata tidak, maka ini sebuah pelajaran yang amat pahit, untuk tidak dilupakan di kemudian hari. Perlu juga mendapat perhatian serius, kenyataan bahwa banyak usahawan pariwisata yang memba- ngun sarana akomodasi dan perkantorannya de- ngan gaya khas Bali, yaitu dengan menggunakan atap ijuk atau ilalang, dan bahkan menggunakan di- nding dari bambu atau kayu, bahan-bahan yang re- latif gampang terbakar. Dengan terjadinya musibah di HBB, tampaknya pemikiran tentang peningkatan pengamanan bangunan tersebut dari kemungkinan kebakaran menjadi amat mendesak. Dalam upaya preventif, perlengkapan hotel perlu ditingkatkan, se- padan dengan besarnya bahaya kebakaran yang tersebu mungkin timbul. Mengabaikan bisa membawa dampak cukup serius bagi hotel yang bersangkutan, masyarakat di sekitarnya, maupun hari depan pariwisata Indonesia. Amat relevan apa yang dikatakan Joop Ave, Di- rjen Pariwisata, bahwa di kawasan-kawasan wisata kita harus juga memperhatikan keamanan di sam- ping kenyamanan. Ini berarti bahwa setiap hotel maupun usaha pelayanan wisata lain perlu memiliki perlengkapan penangkal kebakaran yang memadai serta pengawasan berkala terhadap perlengkapan itu dan semua peralatan yang potensial menjadi pe- nyebab kebakaran secara intensif. Lebih dari itu, Pe- merintah Daerah Bali yang memang sedang meng- galakkan program pariwisata juga harus melengkapi diri sesuai dengan tuntutan perkembangan yang di- rencanakannya. Sungguh ironis apabila kita hanya memperhitungkan uang yang bakal masuk dari pari- wisata, tanpa memberikan perhatian serius terha- Bali Post JUMAT, 22 JANUARI 1993 JUMAT, 22 JANUARI 19 Pengadilan Nurcholish: Mereka Tercerabut? Semakin PEMIKIRAN Dr. Nurcholish Madjid tak pernah luput dari berbagai kesan kontroversial. Dari sejak tahun 1970-an dengan guliran ide 'sekulerisasi' yang mendapat sorotan tajam dari Prof. Dr. H.M. Rasjidi sampai kasus terbaru di peng- ujung 1992 kemarin, yakni "Islam itu bukan agama", dan "Tidak ada tuhan me- lainkan Tuhan"; serta beberapa lainnya. Kasus tersebut bermula pada presentasi kertas kerja Cak Nur "Beberapa Renungan Tentang Kehidupan Keagamaan di Indonesia untuk Generasi Mendatang" dalam ceramah budaya di TIM 21-10-1992 dan berkulminasi pada Forum Diskusi Eksklusif di tempat yang sama 13-12-1992. untuk "mengadili" Dr. Nurcholish Madjid. Isu forum pengadilan itu, de- ngan segala konotasinya, jelas memancing reaksi umat (Islam): baik sekadar mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Ada sementara anggapan (po- litis) bahwa kasus tersebut menggambarkan kekurangtang- gapan Cak Nur atas peta perpoli- tikan dewasa ini, yaitu bahwa di tengah kemesraan jalinan an- tara umat (baca: elite muslim tertentu) dengan pemerintah terdapat kecemburuan segmen muslím revivalis yang merasa dibelakangi. Mereka berupaya dan berharap bisa menggoyang elite umat pro-status quo dari da- lam. Namun, penulis beranjak meninjaunya secara empatik keilmuan, dari kerangka nalar beliau sendiri. simpulkan. Telah terjadi pole- mik yang berangkat dari perbe- daan tafsir. Cak Nur pada satu sisi, seba- gai neo-modernis, mencoba mengangkat khasanah keis- laman pendahulunya semacam politik, ekonomi, dan budaya Is- lam klasik ke dalam bingkai ke- modernan tanpa sedikit pun ter- cerabut dari akar-urat klasik. Ia berupaya mendayagunakan keo- tentikan basis lama. Era lampau 'perpustakaan ide' umat begitu tiba-tiba saja seorang ulama ter- luar biasa daripada hari ini, jika bang ke masa modern tanpa membawa serta kesejarahan itu, jelas akan terjadi, meminjam is- tilah Prof. Fazlur Rahman, intel- lectual impoverishment. Oleh Wisnu Erwinanto pat dan pendiriannya tentang ide-ide itu adalah sama sekali ti- dak orisinal, tetapi mengikuti dan berlandaskan sejumlah be- sar bahan bacaan. Dia, dalam hal ini, memang banyak menimba kekayaan konsep dari kitab- kitab Ibn Taymiyyah, sbb: pun dari orang-orang kemudian pengabdian (object of devotion) melainkan Tuhan." Jikalau latar yang berwujud nisbi seperti hal- pemikiran teologis ini bisa dipa- setelahnya (cf QS 3:85). Dalam "al-Iman," al-islam di- nya manusia itu sendiri dan hami lebih mendalam, penulis daana yadiinu-dinan tunduk abdian yang tak benar bercirikan tak perlu muncul. artikan sebagai al-din (dari benda-benda alam. Tujuan peng- yakin gugatan di TIM kemarin Saya ingin menggarisbawahi patuh) sebagaimana dijelaskan tiranik (thaghut), menguasai psi- Nabi SAW, hendaknya seseo- koindividu, dan merenggut ke- ajakan Cak Nur di TIM kemarin rang memasrahkan diri dan kal- merdekaan dirinya merampas untuk kembali pada penegasan bunya kepada Allah, dan me- hakikat harkat dan martabatnya Nabi SAW bahwa sebaik-baik agama di sisi Tuhan adalah al- murnikan sikap tunduk-patuh selaku makhluk yang tertinggi. hanya kepada Allah itulah 'is- QS 16:36 dan firman-firman hanafiyyat al-samhah, Agama lam. Ini tidak hanya cukup de- lainnya menegaskan bahwa se- yang bersemangat kebenaran ngan sikap membenarkan (tas- hdiq) sebab islam tersebut ada- telah dibangkitkan dalam setiap membantu individu mengatasi mua agama Nabi dan Rasul yang yang lapang dan terbuka itu me- nawarkan harapan besar untuk lah jenis amalan kalbu, umat adalah sama. Inti ajaran problem keterasingannya pada sedangkan tashdiq adalah jenis zaman modern ini, yakni prob- pengetahuan kalbu. Cak Nur semua Nabi dan Rasul adalah mendefinisikan "Islam itu Ketuhanan YME dan perla- lem bagaimana menaklukkan tunduk-patuh kepada Allah" wanan terhadap kekuatan kembali ciptaannya sendiri, ba- tak lebih- namun ini telah disa- kekuatan tiranik. Konsepsi ini gaimana agar kita tak tersung- lahmaknai sebagai "Islam itu bu- adalah common platform (bidang kur dalam praktek penyem- singgung) antara semua kitab bahan berhala modern, dan ba- kan agama." suci, yang dalam terminologi gaimana agar kita selamat dari Qur'anik disebut kalimat-un genggaman thaghut transforma- sawa kalimat/ajaran yang tif yang bisa saja berupa gerakan. kultus dan sejenis fundamenta- Kitab "al-Hasanah was al- Sayyi'ah" (1971) menerangkan bahwa Allah memerintahkan para Rasul; hendaknya millat Tesis Ibn Taymiyyah dan din (keduanya dapat diarti- Kitab "al-Tuhfat al-'Iraqiyyah, kan 'agama') mereka itu tunggal al-Urdun, Maktabat al-Manar" (satu) dan tak terpecah-pecah (1979) mengatakan bahwa dalam agama itu, sebagaimana keikhlasan merupakan hakikat disebutkan dalam Hadits Shahi- tislam' (sikap penuh pasrah) longan para Nabi, agama kami Islam karena 'islam' berarti 'is- hain dari Nabi SAW, "Kami go- pada Allah, tidak pada yang adalah satu." lain... Perkataan 'islam' (sebagai masdar, dari verba aslama- yuslimu) digunakan sebagai la zim (intransitif), seperti "Ketika kepadanya (Ibrahim) Tuhannya berfirman: 'Aslim !' (Pasrahlah Engkau), dia (Ibrahim) menja- wab: 'Aslamtu' (aku pasrah) ke- pada Tuhan sekalian alam." dan sebagai muta'addi (transitif), seperti "Sebenarnya- Dalam "al-Risalat al- sama. Dalam QS 3:64 Nabi SAW di- lisme. perintahkan untuk mengajak Untuk tetap 'mengada' pada kepada para penganut Kitab jalur semula dibutuhkan Suci agar berpegang teguh pada langkah-langkah intellectual en- ajaran Ketuhanan YME, dengan richment. Salah satunya ialah tidak memperserikatkan-Nya mahami secara kritis-dinamis, hanya menyembah kepada-Nya, dengan membaca kembali, me- kepada sesuatu apa pun, dan de- dan memberi apresiasi ilmiah mengangkat sesama manusia se- budaya umat guna mendapat da ngan meninggalkan praktek yang wajar-adil pada warisan bagai "tuan-tuan" (ardab), selain saran konvidensi yang sehat dari Allah, Tuhan YME. kokoh untuk menghadapi masa depan. Pengkajian kekayaan khasanah masa lalu mustinya tak ditujukan untuk menimbun otoritas. Masa lalu jangan dipan- dang sebagai sesuatu yang de- ngan sendirinya otentik dan ab- sah. Ia wajib dikritisi. Dengan dari pola-pola tertutup, konser- vatif, beku, dan nonproduktif. dap upaya-upaya pengamanan. Gangguan keam- anan dan keselamatan wisatawan tidak hanya ber- dernan yang diramunya berakar lam menginterpretasikan dua lah, barang siapa memasrahkan syariat Al Quran untuk umat agama kitab suci (bukan agama demikian kita akan selalu jauh manusia. kaitan dengan aspek kriminalitas, bisa juga bersumber dari musibah alam, dan kelalaian tangan Dampak negatif yang dapat timbul dengan ada- nya musibah, sebagaimana yang menimpa HBB, adalah merosotnya persepsi terhadap kesiapan kita mengelola pariwisata. Bisa jadi, wisatawan asing harus berpikir panjang sebelum datang ke Indone- sia, harus berpikir panjang sebelum menginap di ho- tel bertingkat dan hotel yang beratap ijuk atau ila- lang. Sudah terjaminkah nasib mereka di Indonesia, baik di jalanan, di terminal, bandara, maupun di ho- tel? Benarkah pemerintah Indonesia benar-benar serius dalam membangun lahan pariwisata dengan melengkapinya dengan segala macam perleng kapan keamanan dan kenyamanan? Kerugian akibat musibah kebakaran di HBB me- mang cukup besar, kalau tidak amat besar, baik bagi PT HII, perusahaan yang mengelolanya, maupun masyarakat pada umumnya. Kehilangan bagian be- sar dari salah satu hotel kebanggaan yang mempu- nyai nilai historis, tidak bisa diukur dengan rupiah, hanya bisa dirasakan dalam hati. Merosotnya citra pariwisata Indonesia dapat menjadi "kerugian" dari sisi lain. Belum lagi kerugian yang diderita para ka- ryawan, dan para pelayan jasa yang selama ini me- masok tamu dan barang ke hotel ini. Pelajaran berharga memang sering terasa pahit. Ada baiknya kita membuka-buka kembali hasil Lo- kakarya Ergonomi, Hiperkes, dan Keselamatan Kerja dalam Pencegahan Kecelakaan dan Penang- gulangan Kebakaran di Denpasar, 27 Juni s.d. 1 Juli 1983. Hasil lokakarya sepuluh tahun yang lalu itu masih cukup relevan untuk dibaca kembali, karena sebenarnya telah mengingatkan kita, termasuk para pengelola hotel, untuk selalu waspada terhadap ke- Bagi kalangan muslim, Nur- cholish, termasuk dalam koleksi pakar yang mampu 'memutih- kan' kitab kuning, karena itu tak heran kalau setelah ditelusuri secara rinci ternyata pemo- kuat dalam tradisi pemikiran Is- lam klasik (baca: kitab kuning). Sehingga kelompok yang memi- liki pemahaman memadai ten- tang disiplin inilah yang terlebih dahulu memberikan respon kon- dusif. Mereka adalah para tradi- sional yang jauh dari cakupan makna modern kyai di pesantren-pesantren. Sedang kan pihak penggugat (Lukman Hakim, Daud Rasyid, dan Rid- wan Saidi plus sekitar 500 ja- maah) mewakili golongan ulama yang tidak populer dalam kan- cah pergulatan falsafi-teologi Is- lam kontemporer. Cak Nur sebe- tulnya bermaksud merajut kem- bali sambil mengelaborasi ucapan Nabi SAW bahwa sebaik- baik agama di sisi Allah ialah al- hanafiyyat al-samhah, semangat mencari kebenaran yang lapang dan terbuka, tetapi malah me- reka menanggapinya di permu- kaannya dan secara parsial. Di sini kesenjangan intelektual kita Di sisi yang lain, ia tidak ingin terjebak dalam pola "Ini Islam versi saya pribadi !". Demi me- menuhi segi ilmiah, Cak Nur da- sumber utama: Al-Qur'an dan dirinya kepada Allah dan ber- Hadits, selalu menyertakan ber- buat baik, maka baginya pahala macam literatur, baik sumber di sisi Tuhannya, dan untuk me- asli, khasanah Islam, maupun referensi modern. Dari sinilah kita bisa memperoleh entrance permit ke medan keislaman kla- sik. Memang, tradisi kecende- kiaan klasik menyiratkan hal yang sama. Karya-karya Ibn Taymiyyah pun inkremental- kompilatif, mengandung ku- tipan pemikiran tokoh lainnya: Ibn Sina, Abu Hanifah, Abu Hasan Asy'ary, Al-Ghazali, dan Asy-Syafi'i. Cak Nur, dalam sebuah ha- rian, menegaskan bahwa penda- reka (seperti dia) tidak perlu ta- kut dan tidak pula bersedih." . Sebab itu pangkal Islam adalah persaksian bahwa "Tidak ada Tuhan selain Allah," yang berarti menyembah kepada Allah semata dan meninggalkan penyembahan kepada apa pun selain Dia, dan inilah Islam umum yang Allah tidak mene- rima din (agama dalam penger- tian luas, bukan sekadar atributif-formal) selain dari pa- danya, baik dari orang-orang se- belum Nabi Muhammad mau- Pengkajian kekayaan khasanah masa lalu mestinya tak di- tujukan untuk menimbun otoritas. Masa lalujangan dipan- dang sebagai sesuatu yang dengan sendirinya otentik dan absah. Ia wajib dikritisi. Dengan demikian kita akan selalu jauh dari pola-pola tertutup, konservatif, beku, dan non- produktif. Tadammuriyyah," dikatakan banyak orang bertikai pendapat tentang golongan terdahulu dari kalangan umat Nabi Musa dan Frasa "mengangkat sesama Nabi Isa, apakah mereka itu manusia sebagai tuan-tuan" da- orang-orang muslim? Ini adalah lam konteks tersebut, ialah men- pertikaian segi lafal (niza' lafzhi) jadikan sesama manusia sebagai saja. Sebab Islam khusus (al- objek penyembahan, dedikasi, islam al-khashsh) yang dibawa devosi, atau sikap pasrah yang Muhammad SAW mencakup komprehensif. Para penganut Nabi SAW. "Islam" dewasa ini alam animisme atau paga- secara mutlak ada dalam penger- nisme) diseru untuk menjauhi tian ini. Sedangkan "Islam praktek mengangkat sesama umum" (al-islam al-'amm) yang kita sebagai "tuan-tuan" ber- meliputi setiap syar'iat yang oleh makna bahwa hendaknya kita Allah diutus seorang Nabi men- berupaya membebaskan diri dari cakup Islam-nya setiap umat objek-objek yang memasung dan yang mengikuti Nabi mana pun melilit spiritualitas kita. Hal ini dari kalangan Nabi itu. Pangkal equivalen dengan makna dan se- Islam (baik khusus maupun mangat klausa pertama kalimat umum) ialah persaksian bahwa persaksian, "Aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah (Tuhan yang sebenarnya, yang lepas dari visualisasi, represen- tasi dan gambaran kita sendiri), dan dengan persaksian itulah se- mua Rasul dibangkitkan. (cf QS 16:36 dan 21:25) Pada kutub sebaliknya: musy- kil kiranya, jika menciptakan ke- budayaan mulai dari nol setiap saat. Tiadanya kesinambungan kultural dan kecendekiaan masa kini dan masa kuno akan ber- muara pada proses pemiskinan intelektual-budaya : tercerabut dari bumi-akarnya. Konservati- bahwa tidak ada suatu tuhan visme dan modernisme adalah (ilah)...", dengan kata lain: "aku dua tepi ekstrim dalam kebera- menyatakan diri bebas dari be- gamaan. Kita ambil jalan te- lenggu kepercayaan keper- ngahnya saja, yakni taqlid yang cayaan palsu yang membelit dan kritis dan kreatif. Oleh karena melilit ruhaniku." Selan- itu para ulama sunni sepakat jutnya, untuk sempurnanya "memelihara yang lama yang teologi pembebasan itu, kita me- baik mengambil yang baru yang Anti-Thaqhut neguhkan diri tetap pada jalan lebih baik" (al-muhafadhatu "Allah"-nya Islam sejajar de- pencarian kebenaran mutlak de- alal-qadim ash-shalih wal- ngan paham Ketuhanan Yang ngan mengucap"... kecuali Al- akhdzu biljadid al-aslah): tra- Maha Esa yang murni (Max We- lah" (al-Ilah). Dalam bingkai se- disi adalah wadah setiap per- ber: strict monotheism). Pema- mangat tauhid uluhiyyah atau ubahan, ia penentu peradaban sungan batin dan jiwa menyeli- monoteisme murni inilah sebe- sebuah bangsa. muti individu apabila yang ber- narnya letak proporsi Cak Nur sangkutan berorientasi pada menerjemahkan kalimah syaha- Penulis, Ketua HMI Cabang Den- sasaran sesembahan/tujuan dah menjadi "Tidak ada tuhan pasar. Pembangunan Kebudayaan antara Konsep dan Realitas Reorientasi DENGAN kesalahan orientasi dalam pembangunan kebudayaan tradisional, baik di Bali maupun di daerah lainnya, juga timbul 'ketidakadilan' dalam pembangunan kebu- dayaan. Para pelaku kesenian tradisional cenderung hanya dijadikan sebagai 'korban eks- ploitasi' wisata budaya, di mana hasil eksploitasinya tampak hanya dinikmati oleh para mungkinan bahaya kebakaran dan mengingatkan pengusaha pariwisata, sedangkan para senimannya hanya menerima tetesan-tetesannya. dayaan, dan bahkan nilai-nilai bahwa apa yang sedang terjadi di nyak diwarnai berbagai kecende Mereka tetap hidup miskin, dan bahkan karena keadaan tersebut, mereka terdorong untuk tetap mempertahankan keterbelakangannya, atau gaya hidup yang 'primitif. kita untuk melakukan upaya preventif sedini mung- kin. Menengok masa lampau dan menatap hari depan dengan waspada rasanya kiat terbaik kita da- lam menghadapi peristiwa pahit yang memprihatin- kan, sebagaimana musibah yang menimpa HBB. Namun kita tetap menaruh kepercayaan pada Di- reksi PT HII, yang bekerja sama dengan pemerin- tah, akan tetap mampu mengoperasikan sisa-sisa aset HBB itu. Dengan demikian keresahan yang sempat menimpa para karyawan dan keluarganya, kebijakannya yang bijaksana. Australia dan Hubungannya dengan Inggris HINGGA sekarang secara resmi Australia masih merupakan negara yang diperintah Ratu Inggris. Hal ini menurut anggapan banyak warga Australia meru- pakan kenyataan yang tak masuk akal. Hubungan ekonomi negeri ini sudah sejak dasa warsa terakhir ini lebih besar volumenya dengan Jepang. Di bidang politik Australia boleh dikatakan 100% mandiri. Satu-satunya hubungan yang mengikat mereka di- dasarkan atas pertimbangan historis. Eksistensi ne- geri ini memang tak bisa dilepaskan kaitannya de- ngan para orang buangan dari Inggris yang kemu- dian disusul kolonisasi berskala besar. Akan tetapi sejak awal tahun 60-an keabsahan hubungan ini mulai dipersoalkan. Terutama di ba- wah pengaruh tokoh-tokoh Partai Buruh dan kaum. intelektual, rakyat Australia mulai banyak yang me- mikirkan kemungkinannya membentuk republik bagi dirinya. Tentu saja kaum pro-republik harus menje- laskan alasan-alasan mereka untuk memenangkan ide-ide mereka. Dahulu masalah relevansi dan aktualitas menjadi alasan utama. Benarkah bahwa Sri Ratu Inggris itu benar-benar diperlukan sebagai Kepala Negara Australia? Kalau diperlukan, benarkah ia menyum- bangkan tenaga dan pikiran sesuai dengan fungsi- nya? Dapatkah semua tugas dan jabatannya itu di- laksanakan Ratu yang hanya berkunjung secara resmi ke negeri ini sekali setahun? Dengan mempertimbangkan masalah-masalah aktualitas dan relevansi saja, sangat sulit bagi rakyat Australia untuk mengakui kedudukan Ratu Inggris yang begitu tinggi di sebuah negara yang berjauhan letak, kepentingan, dan masalahnya. Dari tahun ke tahun sejak PD II antara Inggris dan Australia terda- pat hubungan yang berkembang makin lama makin longgar. Orang-orang Australia mulai merasa perlu mempunyai bahasa mereka sendiri (yang mengang- gap bahasa Inggris British terdengar dibuat-buat dan menjengkelkan). Sebaliknya mereka bangga dengan bahasa Inggris Australia yang pada pende- ngaran orang Inggris kasar dan kampungan. Rasa keperluan untuk memiliki identitas dan kebanggaan akan diri sendiri agaknya merupakan faktor utama dalam penciptaan kerenggangan hubungan historis ini. Tak heran kalau dalam se- buah diskusi budaya di Taman Ismail Marzuki Jakarta tahun 1986 budayawan tiga zaman, cer. Nilai-nilai dari sektor tradi- sional pun makin tidak kita hayati lagi, sementara nilai-nilai modernitas belum kita yakini se- cara benar. Di sinilah kemudian terjadi reduksi nilai-nilai kebu- keagamaan, yang disertai proses pendangkalan dan pemiskinan itu. Hal ini masih diperparah lagi oleh pengaruh gelombang globa Pendangkalan ket tari kecak untuk lisasi kebudayaan dan dampak dan Pemiskinan kepentingan pariwisata di Bali. revolusi informasi yang begitu Tari yang semula merupakan dahsyat melanda tiap bagian du- Kecenderungan terjadinya upacara ritual pemujaan terha- nia. Banyak orang mengira Sutan Takdir Alisyahbana, pendangkalan dan pemiskinan dap Sang Hyang Jaran itu, sete- bahwa masuknya nilai-nilai Ba- mengemukakan kecaman pedas kebudayaan yang merupakan lah dijadikan sebagai paket wi- rat akan memperkaya kebu- bahwa pelestarian kebudayaan suatu hal yang tak dapat kita tu- sata tinggal sekadar gerak-gerak dayaan kita. Tetapi karena kita tradisional Bali untuk kepen- tupi dalam melihat arah pemba- mekanis saja tanpa disertai belum begitu dewasa terhadap dapat segera dipulihkan dengan kebijakan- tingan wisata selama ini cende- ngunan nasional secara kritis. penghayatan penarinya. Dengan pembenturan nilai-nilai itu, rung hanya menjadikan Pulau Pendangkalan kebudayaan da- kata lain, tari kecak itu telah maka yang terjadi adalah keka- Dewata tersebut sebagai 'kebun pat dipahami sebagai muncul- mengalami deritualisasi. Hal ini cauan nilai, pendangkalan dan binatang. Masyarakat Bali yang nya berbagai upaya pelestarian juga terjadi pada jenis-jenis tari pemiskinan nilai-nilai kebu- seolah-olah dibiarkan untuk dan pengembangan kebudayaan dan upacara tradisional yang dayaan. Orang cenderung hanya terus hidup secara 'primitif cen- dengan menghilangkan dimensi- lain, baik di Bali maupun di menangkap budaya Barat pada derung diletakkan pada posisi dimensi batinnya sebagai akibat Jawa. sosok-sosok luarnya saja dan sebagai 'objek tontonan' orang dari adanya pemahaman yang Pendangkalan dan pemis- mengambil yang enak-enak saja, asing tanpa mendapat kesem- dangkal terhadap karya-karya kinan kebudayaan juga dapat di- bukan nilai positif yang dibawa- patan untuk 'menonton' orang budaya. Sehingga yang tertang- lihat pada adanya kecende- nya. Orang mengambil hasil- lain. kap adalah sosok-sosok lahirnya rungan masyarakat bergerak ke hasil budaya barat hanya seka- Sampai di sini barangkali kita saja dan dengan mudah dapat di- arus kebudayaan yang bersifat dar sebagai simbol status baru sudah merasa perlu untuk meng- eksploitasi untuk kepentingan di permukaan (kulit), sehingga ter- atau simbol modernitas tanpa di- gugat atau setidaknya memper- luar kebudayaan, misalnya, un- cerabut dari akar-akar kebu- hayati nilai-nilainya. Misalnya, dayaan yang bersifat transen-, kita banyak melihat komputer di tanyakan kembali realisasi dari tuk kepentingan pariwisata. dental. Dominannya budaya pop kantor-kantor yang seharusnya konsep pembangunan nasional sebagai pembangunan yang ber- di tengah masyarakat, berkem- untuk melakukan efisiensi kerja, budaya sebagaimana yang diga- bangnya budaya gincu, sikap malah mendorong pemborosan riskan dalam GBHN. Apa yang materialistik, dan sebagainya dan kemalasan, karena hanya telah terjadi, lebih-lebih jika kita Bersamaan dengan pendang- merupakan pertanda bahwa ma- untuk bermain-main dengan "di- kaitkan dengan kecenderungan kalan itu, akan terjadi pula pe- syarakat modern dewasa ini te- sket games." Sementara yang se- pembangunan secara global ada- miskinan kebudayaan sebagai lah kehilangan berbagai dimensi cara individual menimbulkan lah pembangunan yang mening- akibat dari hilangnya berbagai penting peradabannya. Mereka keenakan-keenakan, seperti si- galkan dimensi-dimensi kebu- dimensi batin karya-karya bu- telah mengalami pendangkalan kap hidup permisif, atheisme dayaan, atau bahkan pemba- daya itu, sehingga karya-karya dan pemiskinan kebudayaan. . modern, materialisme, per- ngunan yang menimbulkan budaya tersebut hanya tinggal fi- Jika kita kaitkan dengan ke- gaulan bebas, begitu gampang pengikisan-pengikisan kebu- siknya atau kulitnya saja. Ka- giatan pembangunan secara ma- berkembang dan menemukan dayaan, terutama terhadap ke- rena itu secara internal, pemis- kro, maka kita akan melihat pengikut-pengikutnya. budayaan tradisional. Bahkan kinan kebudayaan dapat dipa- bahwa terjadinya pendangkalan Terjadinya pemiskinan dan mungkin lebih tepat jika slogan hami sebagai penghilangan dan pemiskinan kebudayaan itu pendangkalan kebudayaan itu pembangunan yang berbudaya, dimensi-dimensi batin suatu ka- juga merupakan akibat dari pe- juga disebabkan adanya disfung- itu diganti dengan slogan pemba- rya budaya, sehingga karya ter- nempatan kebudayaan secara sionalisasi di bidang pendidikan. ngunan yang tak berdaya karena sebut menjadi miskin dimensi. keliru dalam pembangunan. Se- Lembaga-lembaga pendidikan pada kenyataannya pemba- Sedangkan secara eksternal, pe- bagaimana disinggung Dr. Toety sejak SD sampai ke perguruan ngunan nasional banyak menim- miskinan kebudayaan dapat Heraty Noerhadi dalam Buku tinggi sekarang cenderung ha- bulkan pendangkalan kebu- ditafsirkan sebagai lenyap- Dialog "Indonesia Kini dan Esok" nya berfungsi sebagai lembaga dayaan, eksploitasi yang berle- nya berbagai bentuk kebu- (buku kedua, Lepenas, 1981), ke- transfer ilmu pengetahuan. Dua bihan, ketidakadilan, monopoli, dayaan yang pernah ada akibat fungsi lain yang sangat penting, menipisnya nilai moral, dan ber- terlindas oleh gelombang per- yakni sebagai sarana transfer bagai dampak lain yang meng- ubahan zaman. Contoh pendang- nilai-nilai moral dan transfer ke- arah pada pemiskinan kalan dan pemiskinan kebu- budayaan tampak dilupakan. kebudayaan. dayaan itu dapat dilihat pada pa- Masalah-masalah moral dan ke- budayaan tidak begitu mendapat tempat dalam kurikulum SD sampai perguruan tinggi. Se- mentara banyak guru maupun dosen cenderung hanya ber- fungsi sebagai pengajar, bukan pendidik. Sehingga apa yang di- terima siswa hanya pengeta- huan dan sedikit keterampilan. Apa pun yang kurang baik dilakukan rakyat dan keluarga Ratu Inggris terhadap Australia, akan membantu proses kerenggangan hubungan ini. Ini terjadi beberapa waktu yang lalu ketika pemerintah Inggris menuduh kelakuan tak terpuji dari para ang- gota militer Australia di Singapura ketika terjadi PD II yang menyebut mereka sebagai melakukan brutali- tas terhadap rakyat dan terutama wanitanya. Seba- liknya, rakyat Australia ganti menuding bahwa hal itu terjadi karena kelalaian pemerintah Inggris dalam memasok bahan-bahan yang diperlukan. Bahkan jatuhnya Singapura ke tangan Jepang yang oleh Inggris dianggap disebabkan kelakuan tentara Aus- tralia yang buruk, ditanggapi balik dengan tuduhan yang sama. Tuduhan Inggris ini membekas dalam hati banyak kaum intelektual dan politisi Australia, yang menarik kesimpulan bahwa hubungan dengan Inggris harus diubah secara mendasar. Australia lebih baik mele- paskan diri menjadi sebuah republik dengan identi- tas, peranan, dan kebanggaannya sendiri. Suara untuk menjadikan Australia suatu republik makin ta- jam ketika Pangeran Charles mengalami heboh ke- luarga dengan istrinya Lady Di, gara-gara skandal cinta tersembunyi Pangeran Charles dengan seo- rang wanita yang bersuami, Kelompok pro-republik mempertanyakan moralitas dan mutu kepemim- pinan Charles yang sebagai seorang calon kepala negara ternyata tidak bersih dari petualangan de- ngan wanita luar. Terlepas dari skandal Charles-Camilla tersebut, secara objektif rakyat Australia memang layak mem- pertanyakan masa depan hubungannya dengan Inggris. Surat Pembaca Oleh Imam Ma'ruf Jika kita kaitkan dengan kegiatan pembangunan secara makro, kita melihat tejadinya pendangkalan dan pemiski- nan kebudayaan itu juga akibat penempatan kebudayaan secara keliru dalam pembangunan. Kebudayaan tidak di- jadikan "jiwa" pembangunan nasional. budayaan hanya dijadikan ins- trumen penunjang pemba- ngunan nasional. Kebudayaan tidak dijadikan 'jiwa' pemba- ngunan nasional. Kita mengejar sesuatu yang lazim disebut seba- gai modernisasi, laju pertum- buhan ekonomi yang tinggi, ke- mudian industrialisasi, yang prosesnya dibingkai dalam suatu stabilitas politik yang represif. Penekanan ini membuat sek- tor kebudayaan, terutama kebu- dayaan nasional, menjadi terce- Rp 13.096.100 untuk Karya Agung Tribhuwana Pancawalikrama Candi Narmada di Besakih Investor tak Pernah Bawa Nama Pejabat Setelah membaca berita koran Saya sebagai Kepala Dusun Br. Bali Post 19 Januari 1993 de- Sental Kangin sekaligus selaku ngan judul : Pengembangan Pa- pemilik tanah ingin memberikan Persyaratan: Sertakan fotokopi Identitas riwisata Nusa Penida "Gubernur penjelasan sebagai berikut: dan Bupati sama-sama me- 1. Investor tidak pernah Bali Post menerima titipan sumbangan dana punia untuk Karya Pemilihan Kepala Desa Tangkas I Bali Nomor: 08 Th. 1981. nunggu". Dengan ini saya selaku membawa-bawa nama pejabat Agung Tribhuwana Pancawalikrama di Besakih dari: 3. Setelah diadakan seleksi ad- Kepala Dusun Br. Sental Kangin tinggi dan kami sekeluarga (pe- IB Alit Udayana, Geria Gede Banjarangkan Sehubungan dengan pemberi resmi Kepala Desa Tangkas ministrasi bakal calon, maka ingin memberikan keterangan milik tanah) tidak pernah me- Klungkung taan Harian Umum Bali Post bulan November 1992 oleh Wayan Landra dan Sotok Guna- yang sebenarnya untuk tidak rasa dipaksa, malahan kami se- Kawiana, Denpasar Rabu 13 Januari 1993 Halaman P4KD, muncul 4 (empat) orang wan yang memenuhi persya- menimbulkan kesimpangsiuran bagai pemilik tanah bersama ke- I Gusti Ngurah Agus Krisna Putra, Tj. Bungkak bakal calon yaitu Drs. I Wayan ratan Psl. 7 Perda tersebut di berita yang tak bertanggung ja- luarga langsung menawarkan Dps. Landra, I Wayan Sotok Guna- atas serta lulus testing di tingkat wab yang dapat menghambat harga kepada pembeli. Harga IA Deasy Susiani, Jl. Delod Peken G 1/2 Sanur wan, Drs. I Wayan Mastra, I Ke- kabupaten. Sementara bakal ca- perkembangan pariwisata di Ke- yang kami sepakati adalah ber- Kauh tut Sergog (PNS Penjaga Seko- lon Mastra gugur dalam seleksi camatan Nusa Penida yang se- kisar antara Rp 150.000 sampai IB Juni Artha, Jl. Delod Peken B I/2 Sanur Kauh administrasi karena tidak mem- lama ini hidupnya sangat keku- 1.000.000 per are (bukan seratus 2. Proses pencalonan di atas peroleh SKKB dari Polres Klung- rangan mengingat lahan kami ribu seperti berita di koran). 3 kolom 4-7 antara lain berkisar pencalonan dan pelaksanaan pe- milihan Kepala Desa Tangkas, maka untuk tidak terjadinya sa- lah pengertian di masyarakat lah Dasar). perlu kami berikan penjelasan sebagai berikut: 1. Melalui proses pencalonan Bali Post dilaksanakan berdasarkan Psl. 9 ayat 1 dan Psl. 7 ayat 1 Perda Tk. sangat kering dan harga rumput (Bersambung ke Hal. 7, kol. 1) laut tidak menentu. Anggota Redaksi: Denpasar Made Sugendra, Sri Hartini, Ida Bagus Geriawan, Nengah Srianti, Wayan Suja Adnyana, Wayan Wirya, Wayan Suana, Dwi Yani, Komang Suarsana, Djarot Suprajitno, Ema Sukarelawanto, Daniel Fajry, Nyoman Sutiawan, Legawa Partha, Gianyar IB Alit Sumertha, Bangli Nikson, Semarapura: Made Sueca, Singaraja : Made Tirt hayasa, Putu Mangku, Amlapura: Wayan Su- darsana, Tabanan: Gst Alit Purnatha, Negara: Eddy Asri, Jakarta: Muslimin Hamzah, Suhendra Usmaya, Bambang Hermawan, Sahrudi, Surabaya: Endy Poerwanto, NTB Agus Talino, Iszul Kairi, Ryanto, Ruslan Efendi, NTT: Saparudin Maksum, Hilarius Laba, Wartawan Foto: IGN Arya Putra, Djoko Moeljono. Setiap artikel atau tulisan yang dikirim ke Redaksi hendaknya ditik dengan dua spasi (spasi rangkap) yang adaban gelombang ketiga atau dan Rekonseptualisasi peradaban pasca-industri yang bakal melanda kita, karena kita Jika kita simak secara sek- memang belum memiliki konsep sama arus global perkembangan yang jelas dan sikap yang tegas kebudayaan Indonesia dewasa tentang kebudayaan. Kebu ini, kita akan dapat melihat dayaan kita dewasa ini lebih ba-d sekeliling kita adalah proses rungan transformasi budaya yang bersi- 'dampak-dampak' saja. Bukan b merupakan se fat evolusioner. Kita cenderung kecenderungan yang dibangun, membiarkan proses perubahan strategi maupun pembangunan yang disertai berbagai perge- kebudayaan. seran nilai menggelinding sen- diri tanpa kendali, suatu proses kita butuhkan saat ini adalah Oleh karena itu, yang paling perubahan budaya yang sesung- reorientasi dan rekonseptuali- guhnya lebih banyak digerakkan sasi strategi kebudayaan nasio- kekuatan pasar dan dampak re- nal, kemudian merumuskan volusi informasi, bukan proses kembali konsep strategi dan perubahan yang digerakkan se- orientasi pembangunan kebu- trategi kebudayaan yang jelas dayaan nasional yang lebih pas dan tegas. Dari sinilah kemudian kita perlu Dalam kondisi seperti itu, kita sulit untuk membayangkan ba- proses transformasi budaya na- mempertimbangkan, apakah gaimana sosok kebudayaan In- sional kita biarkan menggelin- donesia masa depan. Kita tidak bisa membayangkan, sosok per- (Bersambung ke Hal. 8 kol.1) Bagian Terakhir dari Dua Tulisan Tamanisasi di Bali GUNA menjadikan Bali yang BALI (bersih, aman,lestari dan indah), pemerintah sejak lama mencanangkan program tamani- sasi di berbagai tempat. Bahkan kini di beberapa desa, masyara- kat dengan spontan membuat taman-taman di pojok tanah yang kosong dan pada telajakan-telajakan rumah, guna ikut mendu- kung program tersebut. Namun apakah itu sudah sesuai dengan harapan kita semua? Sebab di tengah-tengah dinamika kehidupan internasional, kita sangat membutuhkan taman-taman hijau sejuk sebagai paru- paru kota, akibat kian sesaknya atmosfir oleh berbagai polusi, suara, udara, mentalitas, moral dan lainnya. Model taman seperti apa sesungguhnya yang diperlukan di Bali? Pohon-pohon apa yang dapat dianggap mewakili karakter sebuah taman di Bali? Adakah pembuatan taman-taman di Bali harus dengan konsep 'kebalian orang Bali? Bagaimana sebaik- nya Pemda, investor, aparat keamanan dan masyarakat ber- peran untuk menciptakan kondisi itu? Apakah taman-taman yang diprakarsai pihak swasta, dengan nama-nama/lambang sponsor, yang sudah dibuat selama ini sudah ideal? Jika belum, bagaimana idealnya taman-taman di Bali? Jika Anda penduduk Bali, wisatawan manca negara/ nusan- tara yang tanggap dengan masalah lingkungan dan mempunyai opini, saran, tanggapan, atau unek-unek mengenai masalah ini, silakan kirim ke "Bagian Redaksi Bali Post", Jl.Kepundung 67 A Denpasar, Kode Pos 80232. Tulisan ditik rapi dua spasi, ja- ngan lebih dari 1 (satu) halaman kwarto. Sertakan foto (bukan pasfoto) ukuran berapa saja dan fotokopi KTP yang masih ber- laku. Paling lambat 15 Februari 1993 (cap pos). Catatan Menurut Presiden Soeharto, kurun 5 tahun yang akan datang merupakan kesempatan bagi Angkatan 45 untuk menebus berbagai kekurangan di masa lalu. - Yang jelas tetap terus bersemangat. Di Sulut, Sumut, dan Aceh terjadi gempa dan di Bali terjadi musibah Bali Beach terbakar. Prihatin dan waspadai musibah beruntun, silih berganti. "Guest H Gianyar (Bali Post). Sembilan unit bangunan sej nis cottages yang ada di kon pleks "guest house" Samua Tiga, Bedulu kini kondisinya s makin parah di mana hampir s mua bagian atap bangunan b cor. Selain bagian atap yang b cor sejak lama, beberapa bagia tembok juga mulai dimakan l mut akibat kurang perawatan. Petugas setempat yang dit mui Selasa siang mengataka sulit merawat bangunan ters but karena bagian atapnya yar bocor. "Kami paling hanya bis menyabit rumput yang tumbu serta menyapu bagian halama agar tidak semakin kotor," uca petugas jaga di sana. Bangunan tersebut yang pad mulanya direncanakan untu sarana pendukung pariwisat mengingat lokasinya yang be ada pada jalur wisata, selain d lengkapi ruang tempat tingg juga dilengkapi dengan temp pertunjukan serta beberapa b Dibentuk la Nasabah Ek Denpasar (Bali Post). Para nasabah eks-Bar Summa di Denpasar segera ak membentuk lagi tim koordina mengantisipasi kelanjutan p nanganan kasus bank yang tel dinyatakan pemerintah. bubar ol "Ternyata keresahan para r sabah eks-Bank Summa di De pasar belum mereda walaup penanganan kasusnya di tingk Pusat sudah ada kemajuan d ngan masuknya konsorsium ujar Made Rai Suarthana, sal seorang nasabah Kamis kem rin. Rai mendapat mandat unt membentuk tim di Bali dari Mangunsong, Sekretaris Umu "Team Koordinator Nasaba Bank Summa Seluruh Indon sia". Surat Pembaca kung, dan bakal calon Sergogg gur karena tidak memperoleh los butuh. 4. Pelaksanaan Pilkades 8 J nuari 1993 telah berjalan denga lancar, aman, tertib, dan mem nuhi azas Luber sehingga tida benar terjadi pemerkosaan D mokrasi Rakyat. 5. Langkah pembinaan da pengamanan yang dilakuka oleh panitia semata-mata untu menyukseskan Pilkades ters but agar terlaksana sesuai d ngan ketentuan Undan undang. Dalam hal pemilih d tang, tetapi tidak menggunaka hak pilihnya (surat suara mas saku), maka menjadi kewajiba panitia memberikan pembinaa dan mengingatkan pemilih yan bersangkutan agar menggun kan hak pilihnya secara Lub sebagai pengejawantahan Psl. dan Psl. 11 Perda tersebut atas. Dari hasil perhitungan sua ternyata calon Drs. I Wayan La dra memperoleh suara terb Harga Grosir Borongan Sayur-mayu Di Pasar Kumbasari Denpasar, 21 Januari 199 Jenis Komoditi Harga (Rp/kg Kol Bulat 180 Kol Gepeng 200 Tomat buah 300 Buncis 350 250 Kentang 400 Sawi putih 150 Seladri Labu siam 1.700 100 Sumber: Dinas Pertanian Wortel naman Pangan Bali PT. MASAJA Telp. 51978 Tanggal, 21 Januari 1993 Valas Forex Beli/Buy Jual/Se BN TC BN E£ AUD 3100 3090 3150 1368 1364 1383 USD 2058 2053 2073 SFR 1388 1385 1398 DM 1278 1272 1288 NGL 1130 1140 SIN 1236 1246 FFR 372 368 380 HKD 263 271 YEN 16,35 16,30 16,50 ASCH 169 182 BAHT 75 85 BFR 53 65 CAN 1593 1621 LIRE 1,20 1,45 NT 75 80 NZD 1023 1033 PESETA 13 18 SKR 253 273 K.WON 2.20 2,50 CO PT CENTRAL KUTA MONEY CHANGER Jln. Legian No. 557 Telp. 51345-51678-51299 Kuta Bali Tanggal, 21 Januari 1993 PENGUMUMAN KURS Valuta BN TC 1237 1235 Rp 15.000 Rp 10.000 Rp 5.000 JUAL Rp 10.000 US$ 2056 2051 2070 IA Novi Arwini, Jl. Delod Peken G 1/2 Sanur Kauh Rp 10.000 AU$ 1369 1364 Rp 5.000 HK$ 263 1389 261 273 SIN 1247 Kel. Besar Umat Hindu Karyawan CV Bali Sea- food Market & Rest Kuta sbb: Nyoman Pasco, Br. Pasekan Abiantuwung Tbn. Wyn. Artawa, Br. Pande Galiran Klungkung Wyn. Sukantri, Br. Pasekan Abiantuwung Tab- Rp 10.000 Rp 5.000 Pemerintah menerjunkan tim khusus untuk mengantisi- pasi penyelewengan bantuan bencana Flores. MAL 788 796 CAN 1596 1591 1610 Pound 3107 3117 3198 DM Rp 3.000 Rupanya ada saja yang memakai kesempatan dalam kesempitan. 1279 1274 1291 NGL 1133 1128 1146 FFR 375 371 383 anan SFR Rp 2.000 1396 1391 1408 YEN Rp 2.000 LIRE 16,39 16,34 16,62 Rp 2.000 1,20 1,45 NZ 1037 1045 Rp 2.000 THB 73 86 Rp 3.000 2 3 Rp 3.000 71 87 (Bersambung ke Hal. 8. kol. 3) CO Kt. Putra Yasa, Bali Seafood 2. Mengenai investor menurut kami tidak pernah melalaikan kewajibannya termasuk mem- bayar PBB setiap tahunnya, dan selalu kontak dengan kami. 3. Kami yakin dalam hal ini ti- Suja Astawa, Br. Delud Puri Kediri Tabanan dak ada unsur percaloan karena Dw. Pt. Sutama, Bali Seafood salah satu keluarga kami yang Putu Nata, Seririt Singaraja juga ikut menjual tanah kami Kt. Sudarsana, Br. Belong Sanur berikan kuasa untuk berhu- Made Suwenten, Seririt Singaraja (Bersambung ke Hal. 8 kol. 1) Bang Podjok WON NT Color Rendition Chart