Konten
2cm
Halaman 6
Harian Untuk Umum
Bali Post
Pengemban Pengamal Pancasila
Terbit Sejak 16 Agustus 1948
Tajuk Rencana
Renungan atas Musibah Hotel Bali Beach
MUSIBAH yang menimpa hotel kebanggaan ra-
kyat Bali, Hotel Bali Beach (HBB), tak dapat disang-
kal lagi tentu merupakan kejutan sekaligus kepriha-
tinan kita semua. Hotel megah di Pantai Sanur ini
memiliki catatan sendiri untuk menjadi kebanggaan
bangsa Indonesia, rakyat Bali khususnya.
HBB adalah hotel tertinggi di Pulau Dewata, di
samping hotel berbintang lima tertua yang bernilai
historis. Dibangun mulai tahun 1963, hotel ini baru
mulai beroperasi tahun 1966, bukan dengan modal
konglomerat, tetapi pampasan perang dari Jepang.
HBB muncul di Bali sebagai prototipe hotel-hotel
yang dibangun kemudian. HBB adalah salah satu
sumber inspirasi lahirnya ketentuan pemerintah
daerah yang melarang dibangun di Bali hotel yang
tingginya melebihi tinggi pohon kelapa. Namun lebih
dari yang lain, HBB memiliki sarana pelayanan yang
jauh lebih lengkap, terutama kaitannya dengan sa-
rana fasilitas perkantoran dan usaha pariwisata lain.
Di hotel yang secara keseluruhan berkamar 602 itu,
dengan mudah kita mendapatkan sarana dan
kantor-kantor pelayanan pariwisata, seperti pelay-
anan penerbangan, pembelian souvenir, penukaran
valuta asing, jasa biro perjalanan, rekreasi dan olah
raga. Di sinilah salah satu letak permasalahannya,
tidak semua kegiatan sehari-hari di kompleks hotel
itu dapat dikoordinasikan pengendaliannya oleh ma-
najemen HBB. Sebagai hotel yang tahun ini telah
memasuki tahun ke-27, HBB memiliki pengalaman
dalam memberikan pelayanan yang memang layak
menjadi panutan dan sekaligus kebanggaan masya-
rakat Bali.
Kebakaran yang memusnahkan sebagian besar
aset hotel tersebut, tentu saja membuat banyak
orang bertanya-tanya. Api yang berkobar ternyata
tak teratasi, baik oleh perlengkapan pemadam ke-
bakaran hotel sendiri maupun yang dimiliki pemerin-
tah daerah dan instansi lain. Kenyataan itu mau tak
mau membuat kita berpikir tentang masalah-
masalah keterampilan operasional petugas, daya
tangkal terhadap kemungkinan timbulnya keba-
karan, kewaspadaan petugas terhadap sarana-
prasarana yang ada, serta kapasitas sarana pema-
dam kebakaran yang ada di daerah tujuan wisata ini.
Musibah ini seolah-olah menenggelamkan citra po-
sitif HBB, sebagai unit kerja yang pernah meraih pre-
dikat juara umum K3 (Kesehatan dan Keselamatan
Kerja) se-Bali.
Sederet pertanyaan mengiringi petugas yang kini
menyelidiki apa penyebab kebakaran tersebut: Se-
jauh mana pengawasan dilakukan terhadap prasa-
rana dan sarana yang ada, baik yang dikendalikan
manajemen HBB maupun yang dioperasionalkan
para pemakai jasa di kompleks hotel tersebut? Be-
narkah ini semata-mata musibah, ataukah itu dam-
pak dari kelalaian? Apabila api melahap sebagian
besar bangunan hotel dalam waktu relatif cepat (se-
kitar tiga jam) lantas pertanyaannya adalah sejauh
mana kesigapan karyawan hotel dan sejauh mana
peralatan penangkal kebakaran tersedia di sana?
Apabila pasukan pemadam kebakaran dari peme-
rintah daerah dan instansi lain tetap tidak mampu
berbuat banyak, maka pertanyaan akan timbul juga,
sejauh mana perlengkapan barisan pemadam keba-
karan itu dapat mengatasi sebuah musibah besar?
Sudah memadaikah perlengkapan yang ada?
Sudah menjadi kenyataan, perkembangan dunia
perhotelan di Denpasar, dan Bali pada umumnya,
tetap semarak, walaupun jumlah wisatawan belum
sebanding dengan jumlah kamar hotel. Dengan ber-
kembangnya Bali sebagai daerah tujuan wisata in-
ternasional, tentu saja wajar apabila orang berpikir
bahwa fasilitas pemadam kebakaran seharusnya
sepadan dengan kemajuan dan perkembangan pa-
riwisata itu. Kalau ternyata tidak, maka ini sebuah
pelajaran yang amat pahit, untuk tidak dilupakan di
kemudian hari.
Perlu juga mendapat perhatian serius, kenyataan
bahwa banyak usahawan pariwisata yang memba-
ngun sarana akomodasi dan perkantorannya de-
ngan gaya khas Bali, yaitu dengan menggunakan
atap ijuk atau ilalang, dan bahkan menggunakan di-
nding dari bambu atau kayu, bahan-bahan yang re-
latif gampang terbakar. Dengan terjadinya musibah
di HBB, tampaknya pemikiran tentang peningkatan
pengamanan bangunan tersebut dari kemungkinan
kebakaran menjadi amat mendesak. Dalam upaya
preventif, perlengkapan hotel perlu ditingkatkan, se-
padan dengan besarnya bahaya kebakaran yang
tersebu
mungkin timbul. Mengabaikan
bisa
membawa dampak cukup serius bagi hotel yang
bersangkutan, masyarakat di sekitarnya, maupun
hari depan pariwisata Indonesia.
Amat relevan apa yang dikatakan Joop Ave, Di-
rjen Pariwisata, bahwa di kawasan-kawasan wisata
kita harus juga memperhatikan keamanan di sam-
ping kenyamanan. Ini berarti bahwa setiap hotel
maupun usaha pelayanan wisata lain perlu memiliki
perlengkapan penangkal kebakaran yang memadai
serta pengawasan berkala terhadap perlengkapan
itu dan semua peralatan yang potensial menjadi pe-
nyebab kebakaran secara intensif. Lebih dari itu, Pe-
merintah Daerah Bali yang memang sedang meng-
galakkan program pariwisata juga harus melengkapi
diri sesuai dengan tuntutan perkembangan yang di-
rencanakannya. Sungguh ironis apabila kita hanya
memperhitungkan uang yang bakal masuk dari pari-
wisata, tanpa memberikan perhatian serius terha-
Bali Post
JUMAT, 22 JANUARI 1993
JUMAT, 22 JANUARI 19
Pengadilan Nurcholish: Mereka Tercerabut? Semakin
PEMIKIRAN Dr. Nurcholish Madjid tak pernah luput dari berbagai kesan
kontroversial. Dari sejak tahun 1970-an dengan guliran ide 'sekulerisasi' yang
mendapat sorotan tajam dari Prof. Dr. H.M. Rasjidi sampai kasus terbaru di peng-
ujung 1992 kemarin, yakni "Islam itu bukan agama", dan "Tidak ada tuhan me-
lainkan Tuhan"; serta beberapa lainnya. Kasus tersebut bermula pada presentasi
kertas kerja Cak Nur "Beberapa Renungan Tentang Kehidupan Keagamaan di
Indonesia untuk Generasi Mendatang" dalam ceramah budaya di TIM 21-10-1992
dan berkulminasi pada Forum Diskusi Eksklusif di tempat yang sama 13-12-1992.
untuk "mengadili" Dr. Nurcholish Madjid.
Isu forum pengadilan itu, de-
ngan segala konotasinya, jelas
memancing reaksi umat (Islam):
baik sekadar mempertanyakan
apa yang sebenarnya terjadi.
Ada sementara anggapan (po-
litis) bahwa kasus tersebut
menggambarkan kekurangtang-
gapan Cak Nur atas peta perpoli-
tikan dewasa ini, yaitu bahwa di
tengah kemesraan jalinan an-
tara umat (baca: elite muslim
tertentu) dengan pemerintah
terdapat kecemburuan segmen
muslím revivalis yang merasa
dibelakangi. Mereka berupaya
dan berharap bisa menggoyang
elite umat pro-status quo dari da-
lam. Namun, penulis beranjak
meninjaunya secara empatik
keilmuan, dari kerangka nalar
beliau sendiri.
simpulkan. Telah terjadi pole-
mik yang berangkat dari perbe-
daan tafsir.
Cak Nur pada satu sisi, seba-
gai neo-modernis, mencoba
mengangkat khasanah keis-
laman pendahulunya semacam
politik, ekonomi, dan budaya Is-
lam klasik ke dalam bingkai ke-
modernan tanpa sedikit pun ter-
cerabut dari akar-urat klasik. Ia
berupaya mendayagunakan keo-
tentikan basis lama. Era lampau
'perpustakaan ide' umat begitu
tiba-tiba saja seorang ulama ter-
luar biasa daripada hari ini, jika
bang ke masa modern tanpa
membawa serta kesejarahan itu,
jelas akan terjadi, meminjam is-
tilah Prof. Fazlur Rahman, intel-
lectual impoverishment.
Oleh Wisnu Erwinanto
pat dan pendiriannya tentang
ide-ide itu adalah sama sekali ti-
dak orisinal, tetapi mengikuti
dan berlandaskan sejumlah be-
sar bahan bacaan. Dia, dalam hal
ini, memang banyak menimba
kekayaan konsep dari kitab-
kitab Ibn Taymiyyah, sbb:
pun dari orang-orang kemudian pengabdian (object of devotion) melainkan Tuhan." Jikalau latar
yang berwujud nisbi seperti hal- pemikiran teologis ini bisa dipa-
setelahnya (cf QS 3:85).
Dalam "al-Iman," al-islam di- nya manusia itu sendiri dan hami lebih mendalam, penulis
daana yadiinu-dinan tunduk abdian yang tak benar bercirikan tak perlu muncul.
artikan sebagai al-din (dari benda-benda alam. Tujuan peng- yakin gugatan di TIM kemarin
Saya ingin menggarisbawahi
patuh) sebagaimana dijelaskan tiranik (thaghut), menguasai psi-
Nabi SAW, hendaknya seseo- koindividu, dan merenggut ke- ajakan Cak Nur di TIM kemarin
rang memasrahkan diri dan kal- merdekaan dirinya merampas untuk kembali pada penegasan
bunya kepada Allah, dan me- hakikat harkat dan martabatnya Nabi SAW bahwa sebaik-baik
agama di sisi Tuhan adalah al-
murnikan sikap tunduk-patuh selaku makhluk yang tertinggi.
hanya kepada Allah itulah 'is-
QS 16:36 dan firman-firman hanafiyyat al-samhah, Agama
lam. Ini tidak hanya cukup de- lainnya menegaskan bahwa se- yang bersemangat kebenaran
ngan sikap membenarkan (tas-
hdiq) sebab islam tersebut ada- telah dibangkitkan dalam setiap membantu individu mengatasi
mua agama Nabi dan Rasul yang yang lapang dan terbuka itu me-
nawarkan harapan besar untuk
lah jenis amalan kalbu, umat adalah sama. Inti ajaran problem keterasingannya pada
sedangkan tashdiq adalah jenis
zaman modern ini, yakni prob-
pengetahuan kalbu. Cak Nur semua Nabi dan Rasul adalah
mendefinisikan "Islam itu Ketuhanan YME dan perla- lem bagaimana menaklukkan
tunduk-patuh kepada Allah"
wanan terhadap kekuatan kembali ciptaannya sendiri, ba-
tak lebih- namun ini telah disa- kekuatan tiranik. Konsepsi ini gaimana agar kita tak tersung-
lahmaknai sebagai "Islam itu bu- adalah common platform (bidang kur dalam praktek penyem-
singgung) antara semua kitab bahan berhala modern, dan ba-
kan agama."
suci, yang dalam terminologi gaimana agar kita selamat dari
Qur'anik disebut kalimat-un genggaman thaghut transforma-
sawa kalimat/ajaran yang tif yang bisa saja berupa gerakan.
kultus dan sejenis fundamenta-
Kitab "al-Hasanah was al-
Sayyi'ah" (1971) menerangkan
bahwa Allah memerintahkan
para Rasul; hendaknya millat
Tesis Ibn Taymiyyah dan din (keduanya dapat diarti-
Kitab "al-Tuhfat al-'Iraqiyyah, kan 'agama') mereka itu tunggal
al-Urdun, Maktabat al-Manar" (satu) dan tak terpecah-pecah
(1979) mengatakan bahwa dalam agama itu, sebagaimana
keikhlasan merupakan hakikat disebutkan dalam Hadits Shahi-
tislam' (sikap penuh pasrah) longan para Nabi, agama kami
Islam karena 'islam' berarti 'is- hain dari Nabi SAW, "Kami go-
pada Allah, tidak pada yang adalah satu."
lain... Perkataan 'islam' (sebagai
masdar, dari verba aslama-
yuslimu) digunakan sebagai la
zim (intransitif), seperti "Ketika
kepadanya (Ibrahim) Tuhannya
berfirman: 'Aslim !' (Pasrahlah
Engkau), dia (Ibrahim) menja-
wab: 'Aslamtu' (aku pasrah) ke-
pada Tuhan sekalian alam." dan sebagai muta'addi
(transitif), seperti "Sebenarnya-
Dalam "al-Risalat
al-
sama.
Dalam QS 3:64 Nabi SAW di- lisme.
perintahkan untuk mengajak Untuk tetap 'mengada' pada
kepada para penganut Kitab jalur semula dibutuhkan
Suci agar berpegang teguh pada langkah-langkah intellectual en-
ajaran Ketuhanan YME, dengan richment. Salah satunya ialah
tidak memperserikatkan-Nya mahami secara kritis-dinamis,
hanya menyembah kepada-Nya, dengan membaca kembali, me-
kepada sesuatu apa pun, dan de- dan memberi apresiasi ilmiah
mengangkat sesama manusia se- budaya umat guna mendapat da
ngan meninggalkan praktek yang wajar-adil pada warisan
bagai "tuan-tuan" (ardab), selain saran konvidensi yang sehat
dari Allah, Tuhan YME.
kokoh untuk menghadapi masa
depan. Pengkajian kekayaan
khasanah masa lalu mustinya
tak ditujukan untuk menimbun
otoritas. Masa lalu jangan dipan-
dang sebagai sesuatu yang de-
ngan sendirinya otentik dan ab-
sah. Ia wajib dikritisi. Dengan
dari pola-pola tertutup, konser-
vatif, beku, dan nonproduktif.
dap upaya-upaya pengamanan. Gangguan keam-
anan dan keselamatan wisatawan tidak hanya ber- dernan yang diramunya berakar lam menginterpretasikan dua lah, barang siapa memasrahkan syariat Al Quran untuk umat agama kitab suci (bukan agama demikian kita akan selalu jauh
manusia.
kaitan dengan aspek kriminalitas, bisa juga
bersumber dari musibah alam, dan kelalaian tangan
Dampak negatif yang dapat timbul dengan ada-
nya musibah, sebagaimana yang menimpa HBB,
adalah merosotnya persepsi terhadap kesiapan kita
mengelola pariwisata. Bisa jadi, wisatawan asing
harus berpikir panjang sebelum datang ke Indone-
sia, harus berpikir panjang sebelum menginap di ho-
tel bertingkat dan hotel yang beratap ijuk atau ila-
lang. Sudah terjaminkah nasib mereka di Indonesia,
baik di jalanan, di terminal, bandara, maupun di ho-
tel? Benarkah pemerintah Indonesia benar-benar
serius dalam membangun lahan pariwisata dengan
melengkapinya dengan segala macam perleng
kapan keamanan dan kenyamanan?
Kerugian akibat musibah kebakaran di HBB me-
mang cukup besar, kalau tidak amat besar, baik bagi
PT HII, perusahaan yang mengelolanya, maupun
masyarakat pada umumnya. Kehilangan bagian be-
sar dari salah satu hotel kebanggaan yang mempu-
nyai nilai historis, tidak bisa diukur dengan rupiah,
hanya bisa dirasakan dalam hati. Merosotnya citra
pariwisata Indonesia dapat menjadi "kerugian" dari
sisi lain. Belum lagi kerugian yang diderita para ka-
ryawan, dan para pelayan jasa yang selama ini me-
masok tamu dan barang ke hotel ini.
Pelajaran berharga memang sering terasa pahit.
Ada baiknya kita membuka-buka kembali hasil Lo-
kakarya Ergonomi, Hiperkes, dan Keselamatan
Kerja dalam Pencegahan Kecelakaan dan Penang-
gulangan Kebakaran di Denpasar, 27 Juni s.d. 1 Juli
1983. Hasil lokakarya sepuluh tahun yang lalu itu
masih cukup relevan untuk dibaca kembali, karena
sebenarnya telah mengingatkan kita, termasuk para
pengelola hotel, untuk selalu waspada terhadap ke-
Bagi kalangan muslim, Nur-
cholish, termasuk dalam koleksi
pakar yang mampu 'memutih-
kan' kitab kuning, karena itu tak
heran kalau setelah ditelusuri
secara rinci ternyata pemo-
kuat dalam tradisi pemikiran Is-
lam klasik (baca: kitab kuning).
Sehingga kelompok yang memi-
liki pemahaman memadai ten-
tang disiplin inilah yang terlebih
dahulu memberikan respon kon-
dusif. Mereka adalah para tradi-
sional yang jauh dari cakupan
makna modern kyai di
pesantren-pesantren. Sedang
kan pihak penggugat (Lukman
Hakim, Daud Rasyid, dan Rid-
wan Saidi plus sekitar 500 ja-
maah) mewakili golongan ulama
yang tidak populer dalam kan-
cah pergulatan falsafi-teologi Is-
lam kontemporer. Cak Nur sebe-
tulnya bermaksud merajut kem-
bali sambil mengelaborasi
ucapan Nabi SAW bahwa sebaik-
baik agama di sisi Allah ialah al-
hanafiyyat al-samhah, semangat
mencari kebenaran yang lapang
dan terbuka, tetapi malah me-
reka menanggapinya di permu-
kaannya dan secara parsial. Di
sini kesenjangan intelektual kita
Di sisi yang lain, ia tidak ingin
terjebak dalam pola "Ini Islam
versi saya pribadi !". Demi me-
menuhi segi ilmiah, Cak Nur da-
sumber utama: Al-Qur'an dan dirinya kepada Allah dan ber-
Hadits, selalu menyertakan ber- buat baik, maka baginya pahala
macam literatur, baik sumber di sisi Tuhannya, dan untuk me-
asli, khasanah Islam, maupun
referensi modern. Dari sinilah
kita bisa memperoleh entrance
permit ke medan keislaman kla-
sik. Memang, tradisi kecende-
kiaan klasik menyiratkan hal
yang sama. Karya-karya Ibn
Taymiyyah pun inkremental-
kompilatif, mengandung ku-
tipan pemikiran tokoh lainnya:
Ibn Sina, Abu Hanifah, Abu
Hasan Asy'ary, Al-Ghazali, dan
Asy-Syafi'i.
Cak Nur, dalam sebuah ha-
rian, menegaskan bahwa penda-
reka (seperti dia) tidak perlu ta-
kut dan tidak pula bersedih."
. Sebab itu pangkal
Islam adalah persaksian bahwa
"Tidak ada Tuhan selain Allah,"
yang berarti menyembah kepada
Allah semata dan meninggalkan
penyembahan kepada apa pun
selain Dia, dan inilah Islam
umum yang Allah tidak mene-
rima din (agama dalam penger-
tian luas, bukan sekadar
atributif-formal) selain dari pa-
danya, baik dari orang-orang se-
belum Nabi Muhammad mau-
Pengkajian kekayaan khasanah masa lalu mestinya tak di-
tujukan untuk menimbun otoritas. Masa lalujangan dipan-
dang sebagai sesuatu yang dengan sendirinya otentik dan
absah. Ia wajib dikritisi. Dengan demikian kita akan selalu
jauh dari pola-pola tertutup, konservatif, beku, dan non-
produktif.
Tadammuriyyah," dikatakan
banyak orang bertikai pendapat
tentang golongan terdahulu dari
kalangan umat Nabi Musa dan Frasa "mengangkat sesama
Nabi Isa, apakah mereka itu manusia sebagai tuan-tuan" da-
orang-orang muslim? Ini adalah lam konteks tersebut, ialah men-
pertikaian segi lafal (niza' lafzhi) jadikan sesama manusia sebagai
saja. Sebab Islam khusus (al- objek penyembahan, dedikasi,
islam al-khashsh) yang dibawa devosi, atau sikap pasrah yang
Muhammad SAW mencakup komprehensif. Para penganut
Nabi SAW. "Islam" dewasa ini alam animisme atau paga-
secara mutlak ada dalam penger- nisme) diseru untuk menjauhi
tian ini. Sedangkan "Islam praktek mengangkat sesama
umum" (al-islam al-'amm) yang kita sebagai "tuan-tuan" ber-
meliputi setiap syar'iat yang oleh makna bahwa hendaknya kita
Allah diutus seorang Nabi men- berupaya membebaskan diri dari
cakup Islam-nya setiap umat objek-objek yang memasung dan
yang mengikuti Nabi mana pun melilit spiritualitas kita. Hal ini
dari kalangan Nabi itu. Pangkal equivalen dengan makna dan se-
Islam (baik khusus maupun mangat klausa pertama kalimat
umum) ialah persaksian bahwa persaksian, "Aku bersaksi
tidak ada Tuhan selain Allah
(Tuhan yang sebenarnya, yang
lepas dari visualisasi, represen-
tasi dan gambaran kita sendiri),
dan dengan persaksian itulah se-
mua Rasul dibangkitkan. (cf QS
16:36 dan 21:25)
Pada kutub sebaliknya: musy-
kil kiranya, jika menciptakan ke-
budayaan mulai dari nol setiap
saat. Tiadanya kesinambungan
kultural dan kecendekiaan masa
kini dan masa kuno akan ber-
muara pada proses pemiskinan
intelektual-budaya : tercerabut
dari bumi-akarnya. Konservati-
bahwa tidak ada suatu tuhan visme dan modernisme adalah
(ilah)...", dengan kata lain: "aku dua tepi ekstrim dalam kebera-
menyatakan diri bebas dari be- gamaan. Kita ambil jalan te-
lenggu kepercayaan keper- ngahnya saja, yakni taqlid yang
cayaan palsu yang membelit dan kritis dan kreatif. Oleh karena
melilit ruhaniku." Selan- itu para ulama sunni sepakat
jutnya, untuk sempurnanya "memelihara yang lama yang
teologi pembebasan itu, kita me- baik mengambil yang baru yang
Anti-Thaqhut
neguhkan diri tetap pada jalan lebih baik" (al-muhafadhatu
"Allah"-nya Islam sejajar de- pencarian kebenaran mutlak de- alal-qadim ash-shalih wal-
ngan paham Ketuhanan Yang ngan mengucap"... kecuali Al- akhdzu biljadid al-aslah): tra-
Maha Esa yang murni (Max We- lah" (al-Ilah). Dalam bingkai se- disi adalah wadah setiap per-
ber: strict monotheism). Pema- mangat tauhid uluhiyyah atau ubahan, ia penentu peradaban
sungan batin dan jiwa menyeli- monoteisme murni inilah sebe- sebuah bangsa.
muti individu apabila yang ber- narnya letak proporsi Cak Nur
sangkutan berorientasi pada menerjemahkan kalimah syaha- Penulis, Ketua HMI Cabang Den-
sasaran sesembahan/tujuan dah menjadi "Tidak ada tuhan pasar.
Pembangunan Kebudayaan antara Konsep dan Realitas
Reorientasi
DENGAN kesalahan orientasi dalam pembangunan kebudayaan tradisional, baik di
Bali maupun di daerah lainnya, juga timbul 'ketidakadilan' dalam pembangunan kebu-
dayaan. Para pelaku kesenian tradisional cenderung hanya dijadikan sebagai 'korban eks-
ploitasi' wisata budaya, di mana hasil eksploitasinya tampak hanya dinikmati oleh para
mungkinan bahaya kebakaran dan mengingatkan pengusaha pariwisata, sedangkan para senimannya hanya menerima tetesan-tetesannya. dayaan, dan bahkan nilai-nilai bahwa apa yang sedang terjadi di nyak diwarnai berbagai kecende
Mereka tetap hidup miskin, dan bahkan karena keadaan tersebut, mereka terdorong untuk
tetap mempertahankan keterbelakangannya, atau gaya hidup yang 'primitif.
kita untuk melakukan upaya preventif sedini mung-
kin. Menengok masa lampau dan menatap hari
depan dengan waspada rasanya kiat terbaik kita da-
lam menghadapi peristiwa pahit yang memprihatin-
kan, sebagaimana musibah yang menimpa HBB.
Namun kita tetap menaruh kepercayaan pada Di-
reksi PT HII, yang bekerja sama dengan pemerin-
tah, akan tetap mampu mengoperasikan sisa-sisa
aset HBB itu. Dengan demikian keresahan yang
sempat menimpa para karyawan dan keluarganya,
kebijakannya yang bijaksana.
Australia dan Hubungannya dengan Inggris
HINGGA sekarang secara resmi Australia masih
merupakan negara yang diperintah Ratu Inggris. Hal
ini menurut anggapan banyak warga Australia meru-
pakan kenyataan yang tak masuk akal. Hubungan
ekonomi negeri ini sudah sejak dasa warsa terakhir
ini lebih besar volumenya dengan Jepang. Di bidang
politik Australia boleh dikatakan 100% mandiri.
Satu-satunya hubungan yang mengikat mereka di-
dasarkan atas pertimbangan historis. Eksistensi ne-
geri ini memang tak bisa dilepaskan kaitannya de-
ngan para orang buangan dari Inggris yang kemu-
dian disusul kolonisasi berskala besar.
Akan tetapi sejak awal tahun 60-an keabsahan
hubungan ini mulai dipersoalkan. Terutama di ba-
wah pengaruh tokoh-tokoh Partai Buruh dan kaum.
intelektual, rakyat Australia mulai banyak yang me-
mikirkan kemungkinannya membentuk republik bagi
dirinya. Tentu saja kaum pro-republik harus menje-
laskan alasan-alasan mereka untuk memenangkan
ide-ide mereka.
Dahulu masalah relevansi dan aktualitas menjadi
alasan utama. Benarkah bahwa Sri Ratu Inggris itu
benar-benar diperlukan sebagai Kepala Negara
Australia? Kalau diperlukan, benarkah ia menyum-
bangkan tenaga dan pikiran sesuai dengan fungsi-
nya? Dapatkah semua tugas dan jabatannya itu di-
laksanakan Ratu yang hanya berkunjung secara
resmi ke negeri ini sekali setahun?
Dengan mempertimbangkan masalah-masalah
aktualitas dan relevansi saja, sangat sulit bagi rakyat
Australia untuk mengakui kedudukan Ratu Inggris
yang begitu tinggi di sebuah negara yang berjauhan
letak, kepentingan, dan masalahnya. Dari tahun ke
tahun sejak PD II antara Inggris dan Australia terda-
pat hubungan yang berkembang makin lama makin
longgar. Orang-orang Australia mulai merasa perlu
mempunyai bahasa mereka sendiri (yang mengang-
gap bahasa Inggris British terdengar dibuat-buat
dan menjengkelkan). Sebaliknya mereka bangga
dengan bahasa Inggris Australia yang pada pende-
ngaran orang Inggris kasar dan kampungan. Rasa
keperluan untuk memiliki identitas dan kebanggaan
akan diri sendiri agaknya merupakan faktor utama
dalam penciptaan kerenggangan hubungan historis
ini.
Tak heran kalau dalam se-
buah diskusi budaya di Taman
Ismail Marzuki Jakarta tahun
1986 budayawan tiga zaman,
cer. Nilai-nilai dari sektor tradi-
sional pun makin tidak kita
hayati lagi, sementara nilai-nilai
modernitas belum kita yakini se-
cara benar. Di sinilah kemudian
terjadi reduksi nilai-nilai kebu-
keagamaan, yang disertai proses
pendangkalan dan pemiskinan
itu. Hal ini masih diperparah lagi
oleh pengaruh gelombang globa
Pendangkalan ket tari kecak untuk lisasi kebudayaan dan dampak
dan Pemiskinan kepentingan pariwisata di Bali. revolusi informasi yang begitu
Tari yang semula merupakan dahsyat melanda tiap bagian du-
Kecenderungan terjadinya upacara ritual pemujaan terha- nia. Banyak orang mengira
Sutan Takdir Alisyahbana, pendangkalan dan pemiskinan dap Sang Hyang Jaran itu, sete- bahwa masuknya nilai-nilai Ba-
mengemukakan kecaman pedas kebudayaan yang merupakan lah dijadikan sebagai paket wi- rat akan memperkaya kebu-
bahwa pelestarian kebudayaan suatu hal yang tak dapat kita tu- sata tinggal sekadar gerak-gerak dayaan kita. Tetapi karena kita
tradisional Bali untuk kepen- tupi dalam melihat arah pemba- mekanis saja tanpa disertai belum begitu dewasa terhadap
dapat segera dipulihkan dengan kebijakan- tingan wisata selama ini cende- ngunan nasional secara kritis. penghayatan penarinya. Dengan pembenturan nilai-nilai itu,
rung hanya menjadikan Pulau Pendangkalan kebudayaan da- kata lain, tari kecak itu telah maka yang terjadi adalah keka-
Dewata tersebut sebagai 'kebun pat dipahami sebagai muncul- mengalami deritualisasi. Hal ini cauan nilai, pendangkalan dan
binatang. Masyarakat Bali yang nya berbagai upaya pelestarian juga terjadi pada jenis-jenis tari pemiskinan nilai-nilai kebu-
seolah-olah dibiarkan untuk dan pengembangan kebudayaan dan upacara tradisional yang dayaan. Orang cenderung hanya
terus hidup secara 'primitif cen- dengan menghilangkan dimensi- lain, baik di Bali maupun di menangkap budaya Barat pada
derung diletakkan pada posisi dimensi batinnya sebagai akibat Jawa.
sosok-sosok luarnya saja dan
sebagai 'objek tontonan' orang dari adanya pemahaman yang Pendangkalan dan pemis- mengambil yang enak-enak saja,
asing tanpa mendapat kesem- dangkal terhadap karya-karya kinan kebudayaan juga dapat di- bukan nilai positif yang dibawa-
patan untuk 'menonton' orang budaya. Sehingga yang tertang- lihat pada adanya kecende- nya. Orang mengambil hasil-
lain.
kap adalah sosok-sosok lahirnya rungan masyarakat bergerak ke hasil budaya barat hanya seka-
Sampai di sini barangkali kita saja dan dengan mudah dapat di- arus kebudayaan yang bersifat dar sebagai simbol status baru
sudah merasa perlu untuk meng- eksploitasi untuk kepentingan di permukaan (kulit), sehingga ter- atau simbol modernitas tanpa di-
gugat atau setidaknya memper- luar kebudayaan, misalnya, un- cerabut dari akar-akar kebu- hayati nilai-nilainya. Misalnya,
dayaan yang bersifat transen-, kita banyak melihat komputer di
tanyakan kembali realisasi dari tuk kepentingan pariwisata.
dental. Dominannya budaya pop kantor-kantor yang seharusnya
konsep pembangunan nasional
sebagai pembangunan yang ber-
di tengah masyarakat, berkem- untuk melakukan efisiensi kerja,
budaya sebagaimana yang diga-
bangnya budaya gincu, sikap malah mendorong pemborosan
riskan dalam GBHN. Apa yang
materialistik, dan sebagainya dan kemalasan, karena hanya
telah terjadi, lebih-lebih jika kita Bersamaan dengan pendang- merupakan pertanda bahwa ma- untuk bermain-main dengan "di-
kaitkan dengan kecenderungan kalan itu, akan terjadi pula pe- syarakat modern dewasa ini te- sket games." Sementara yang se-
pembangunan secara global ada- miskinan kebudayaan sebagai lah kehilangan berbagai dimensi cara individual menimbulkan
lah pembangunan yang mening- akibat dari hilangnya berbagai penting peradabannya. Mereka keenakan-keenakan, seperti si-
galkan dimensi-dimensi kebu- dimensi batin karya-karya bu- telah mengalami pendangkalan kap hidup permisif, atheisme
dayaan, atau bahkan pemba- daya itu, sehingga karya-karya dan pemiskinan kebudayaan. . modern, materialisme, per-
ngunan yang menimbulkan budaya tersebut hanya tinggal fi- Jika kita kaitkan dengan ke- gaulan bebas, begitu gampang
pengikisan-pengikisan kebu- siknya atau kulitnya saja. Ka- giatan pembangunan secara ma- berkembang dan menemukan
dayaan, terutama terhadap ke- rena itu secara internal, pemis- kro, maka kita akan melihat pengikut-pengikutnya.
budayaan tradisional. Bahkan kinan kebudayaan dapat dipa- bahwa terjadinya pendangkalan Terjadinya pemiskinan dan
mungkin lebih tepat jika slogan hami sebagai penghilangan dan pemiskinan kebudayaan itu pendangkalan kebudayaan itu
pembangunan yang berbudaya, dimensi-dimensi batin suatu ka- juga merupakan akibat dari pe- juga disebabkan adanya disfung-
itu diganti dengan slogan pemba- rya budaya, sehingga karya ter- nempatan kebudayaan secara sionalisasi di bidang pendidikan.
ngunan yang tak berdaya karena sebut menjadi miskin dimensi. keliru dalam pembangunan. Se- Lembaga-lembaga pendidikan
pada kenyataannya pemba- Sedangkan secara eksternal, pe- bagaimana disinggung Dr. Toety sejak SD sampai ke perguruan
ngunan nasional banyak menim- miskinan kebudayaan dapat Heraty Noerhadi dalam Buku tinggi sekarang cenderung ha-
bulkan pendangkalan kebu- ditafsirkan sebagai lenyap- Dialog "Indonesia Kini dan Esok" nya berfungsi sebagai lembaga
dayaan, eksploitasi yang berle- nya berbagai bentuk kebu- (buku kedua, Lepenas, 1981), ke- transfer ilmu pengetahuan. Dua
bihan, ketidakadilan, monopoli, dayaan yang pernah ada akibat
fungsi lain yang sangat penting,
menipisnya nilai moral, dan ber- terlindas oleh gelombang per-
yakni sebagai sarana transfer
bagai dampak lain yang meng- ubahan zaman. Contoh pendang-
nilai-nilai moral dan transfer ke-
arah pada pemiskinan kalan dan pemiskinan kebu-
budayaan tampak dilupakan.
kebudayaan.
dayaan itu dapat dilihat pada pa-
Masalah-masalah moral dan ke-
budayaan tidak begitu mendapat
tempat dalam kurikulum SD
sampai perguruan tinggi. Se-
mentara banyak guru maupun
dosen cenderung hanya ber-
fungsi sebagai pengajar, bukan
pendidik. Sehingga apa yang di-
terima siswa hanya pengeta-
huan dan sedikit keterampilan.
Apa pun yang kurang baik dilakukan rakyat dan
keluarga Ratu Inggris terhadap Australia, akan
membantu proses kerenggangan hubungan ini. Ini
terjadi beberapa waktu yang lalu ketika pemerintah
Inggris menuduh kelakuan tak terpuji dari para ang-
gota militer Australia di Singapura ketika terjadi PD II
yang menyebut mereka sebagai melakukan brutali-
tas terhadap rakyat dan terutama wanitanya. Seba-
liknya, rakyat Australia ganti menuding bahwa hal itu
terjadi karena kelalaian pemerintah Inggris dalam
memasok bahan-bahan yang diperlukan. Bahkan
jatuhnya Singapura ke tangan Jepang yang oleh
Inggris dianggap disebabkan kelakuan tentara Aus-
tralia yang buruk, ditanggapi balik dengan tuduhan
yang sama.
Tuduhan Inggris ini membekas dalam hati banyak
kaum intelektual dan politisi Australia, yang menarik
kesimpulan bahwa hubungan dengan Inggris harus
diubah secara mendasar. Australia lebih baik mele-
paskan diri menjadi sebuah republik dengan identi-
tas, peranan, dan kebanggaannya sendiri. Suara
untuk menjadikan Australia suatu republik makin ta-
jam ketika Pangeran Charles mengalami heboh ke-
luarga dengan istrinya Lady Di, gara-gara skandal
cinta tersembunyi Pangeran Charles dengan seo-
rang wanita yang bersuami, Kelompok pro-republik
mempertanyakan moralitas dan mutu kepemim-
pinan Charles yang sebagai seorang calon kepala
negara ternyata tidak bersih dari petualangan de-
ngan wanita luar.
Terlepas dari skandal Charles-Camilla tersebut,
secara objektif rakyat Australia memang layak mem-
pertanyakan masa depan hubungannya dengan
Inggris.
Surat Pembaca
Oleh Imam Ma'ruf
Jika kita kaitkan dengan kegiatan pembangunan secara
makro, kita melihat tejadinya pendangkalan dan pemiski-
nan kebudayaan itu juga akibat penempatan kebudayaan
secara keliru dalam pembangunan. Kebudayaan tidak di-
jadikan "jiwa" pembangunan nasional.
budayaan hanya dijadikan ins-
trumen penunjang pemba-
ngunan nasional. Kebudayaan
tidak dijadikan 'jiwa' pemba-
ngunan nasional. Kita mengejar
sesuatu yang lazim disebut seba-
gai modernisasi, laju pertum-
buhan ekonomi yang tinggi, ke-
mudian industrialisasi, yang
prosesnya dibingkai dalam suatu
stabilitas politik yang represif.
Penekanan ini membuat sek-
tor kebudayaan, terutama kebu-
dayaan nasional, menjadi terce-
Rp 13.096.100 untuk Karya Agung
Tribhuwana Pancawalikrama
Candi Narmada di Besakih
Investor tak Pernah Bawa Nama Pejabat
Setelah membaca berita koran Saya sebagai Kepala Dusun Br.
Bali Post 19 Januari 1993 de- Sental Kangin sekaligus selaku
ngan judul : Pengembangan Pa- pemilik tanah ingin memberikan
Persyaratan: Sertakan fotokopi Identitas
riwisata Nusa Penida "Gubernur penjelasan sebagai berikut:
dan Bupati sama-sama me- 1. Investor tidak pernah
Bali Post menerima titipan sumbangan dana punia untuk Karya
Pemilihan Kepala Desa Tangkas I Bali Nomor: 08 Th. 1981. nunggu". Dengan ini saya selaku membawa-bawa nama pejabat Agung Tribhuwana Pancawalikrama di Besakih dari:
3. Setelah diadakan seleksi ad- Kepala Dusun Br. Sental Kangin tinggi dan kami sekeluarga (pe- IB Alit Udayana, Geria Gede Banjarangkan
Sehubungan dengan pemberi resmi Kepala Desa Tangkas ministrasi bakal calon, maka ingin memberikan keterangan milik tanah) tidak pernah me- Klungkung
taan Harian Umum Bali Post bulan November 1992 oleh Wayan Landra dan Sotok Guna- yang sebenarnya untuk tidak rasa dipaksa, malahan kami se- Kawiana, Denpasar
Rabu 13 Januari 1993 Halaman P4KD, muncul 4 (empat) orang wan yang memenuhi persya- menimbulkan kesimpangsiuran bagai pemilik tanah bersama ke- I Gusti Ngurah Agus Krisna Putra, Tj. Bungkak
bakal calon yaitu Drs. I Wayan ratan Psl. 7 Perda tersebut di berita yang tak bertanggung ja- luarga langsung menawarkan Dps.
Landra, I Wayan Sotok Guna- atas serta lulus testing di tingkat wab yang dapat menghambat harga kepada pembeli. Harga IA Deasy Susiani, Jl. Delod Peken G 1/2 Sanur
wan, Drs. I Wayan Mastra, I Ke- kabupaten. Sementara bakal ca- perkembangan pariwisata di Ke- yang kami sepakati adalah ber- Kauh
tut Sergog (PNS Penjaga Seko- lon Mastra gugur dalam seleksi camatan Nusa Penida yang se- kisar antara Rp 150.000 sampai IB Juni Artha, Jl. Delod Peken B I/2 Sanur Kauh
administrasi karena tidak mem- lama ini hidupnya sangat keku- 1.000.000 per are (bukan seratus
2. Proses pencalonan di atas peroleh SKKB dari Polres Klung- rangan mengingat lahan kami ribu seperti berita di koran).
3 kolom 4-7 antara lain berkisar
pencalonan dan pelaksanaan pe-
milihan Kepala Desa Tangkas,
maka untuk tidak terjadinya sa-
lah pengertian di masyarakat lah Dasar).
perlu kami berikan penjelasan
sebagai berikut:
1. Melalui proses pencalonan
Bali Post
dilaksanakan berdasarkan Psl. 9
ayat 1 dan Psl. 7 ayat 1 Perda Tk.
sangat kering dan harga rumput
(Bersambung ke Hal. 7, kol. 1) laut tidak menentu.
Anggota Redaksi: Denpasar Made Sugendra, Sri Hartini, Ida Bagus Geriawan, Nengah Srianti, Wayan
Suja Adnyana, Wayan Wirya, Wayan Suana, Dwi Yani, Komang Suarsana, Djarot Suprajitno, Ema
Sukarelawanto, Daniel Fajry, Nyoman Sutiawan, Legawa Partha, Gianyar IB Alit Sumertha, Bangli
Nikson, Semarapura: Made Sueca, Singaraja : Made Tirt hayasa, Putu Mangku, Amlapura: Wayan Su-
darsana, Tabanan: Gst Alit Purnatha, Negara: Eddy Asri, Jakarta: Muslimin Hamzah, Suhendra Usmaya, Bambang Hermawan, Sahrudi,
Surabaya: Endy Poerwanto, NTB Agus Talino, Iszul Kairi, Ryanto, Ruslan Efendi, NTT: Saparudin Maksum, Hilarius Laba, Wartawan Foto:
IGN Arya Putra, Djoko Moeljono.
Setiap artikel atau tulisan yang dikirim ke Redaksi hendaknya ditik dengan dua spasi (spasi rangkap)
yang
adaban gelombang ketiga atau
dan Rekonseptualisasi peradaban pasca-industri yang
bakal melanda kita, karena kita
Jika kita simak secara sek- memang belum memiliki konsep
sama arus global perkembangan yang jelas dan sikap yang tegas
kebudayaan Indonesia dewasa tentang kebudayaan. Kebu
ini, kita akan dapat melihat dayaan kita dewasa ini lebih ba-d
sekeliling kita adalah proses rungan
transformasi budaya yang bersi- 'dampak-dampak' saja. Bukan b
merupakan se
fat evolusioner. Kita cenderung kecenderungan yang dibangun,
membiarkan proses perubahan strategi maupun pembangunan
yang disertai berbagai perge- kebudayaan.
seran nilai menggelinding sen-
diri tanpa kendali, suatu proses kita butuhkan saat ini adalah
Oleh karena itu, yang paling
perubahan budaya yang sesung- reorientasi dan rekonseptuali-
guhnya lebih banyak digerakkan sasi strategi kebudayaan nasio-
kekuatan pasar dan dampak re- nal, kemudian merumuskan
volusi informasi, bukan proses kembali konsep strategi dan
perubahan yang digerakkan se- orientasi pembangunan kebu-
trategi kebudayaan yang jelas dayaan nasional yang lebih pas
dan tegas.
Dari sinilah kemudian kita perlu
Dalam kondisi seperti itu, kita
sulit untuk membayangkan ba- proses transformasi budaya na-
mempertimbangkan, apakah
gaimana sosok kebudayaan In- sional kita biarkan menggelin-
donesia masa depan. Kita tidak
bisa membayangkan, sosok per- (Bersambung ke Hal. 8 kol.1)
Bagian Terakhir dari Dua Tulisan
Tamanisasi di Bali
GUNA menjadikan Bali yang BALI (bersih, aman,lestari dan
indah), pemerintah sejak lama mencanangkan program tamani-
sasi di berbagai tempat. Bahkan kini di beberapa desa, masyara-
kat dengan spontan membuat taman-taman di pojok tanah yang
kosong dan pada telajakan-telajakan rumah, guna ikut mendu-
kung program tersebut.
Namun apakah itu sudah sesuai dengan harapan kita semua?
Sebab di tengah-tengah dinamika kehidupan internasional, kita
sangat membutuhkan taman-taman hijau sejuk sebagai paru-
paru kota, akibat kian sesaknya atmosfir oleh berbagai polusi,
suara, udara, mentalitas, moral dan lainnya.
Model taman seperti apa sesungguhnya yang diperlukan di
Bali? Pohon-pohon apa yang dapat dianggap mewakili karakter
sebuah taman di Bali? Adakah pembuatan taman-taman di Bali
harus dengan konsep 'kebalian orang Bali? Bagaimana sebaik-
nya Pemda, investor, aparat keamanan dan masyarakat ber-
peran untuk menciptakan kondisi itu? Apakah taman-taman
yang diprakarsai pihak swasta, dengan nama-nama/lambang
sponsor, yang sudah dibuat selama ini sudah ideal? Jika belum,
bagaimana idealnya taman-taman di Bali?
Jika Anda penduduk Bali, wisatawan manca negara/ nusan-
tara yang tanggap dengan masalah lingkungan dan mempunyai
opini, saran, tanggapan, atau unek-unek mengenai masalah ini,
silakan kirim ke "Bagian Redaksi Bali Post", Jl.Kepundung 67 A
Denpasar, Kode Pos 80232. Tulisan ditik rapi dua spasi, ja-
ngan lebih dari 1 (satu) halaman kwarto. Sertakan foto (bukan
pasfoto) ukuran berapa saja dan fotokopi KTP yang masih ber-
laku. Paling lambat 15 Februari 1993 (cap pos).
Catatan
Menurut Presiden Soeharto, kurun 5 tahun yang akan
datang merupakan kesempatan bagi Angkatan 45 untuk
menebus berbagai kekurangan di masa lalu.
-
Yang jelas tetap terus bersemangat.
Di Sulut, Sumut, dan Aceh terjadi gempa dan di Bali
terjadi musibah Bali Beach terbakar.
Prihatin dan waspadai musibah beruntun, silih
berganti.
"Guest H
Gianyar (Bali Post).
Sembilan unit bangunan sej
nis cottages yang ada di kon
pleks "guest house" Samua
Tiga, Bedulu kini kondisinya s
makin parah di mana hampir s
mua bagian atap bangunan b
cor. Selain bagian atap yang b
cor sejak lama, beberapa bagia
tembok juga mulai dimakan l
mut akibat kurang perawatan.
Petugas setempat yang dit
mui Selasa siang mengataka
sulit merawat bangunan ters
but karena bagian atapnya yar
bocor. "Kami paling hanya bis
menyabit rumput yang tumbu
serta menyapu bagian halama
agar tidak semakin kotor," uca
petugas jaga di sana.
Bangunan tersebut yang pad
mulanya direncanakan untu
sarana pendukung pariwisat
mengingat lokasinya yang be
ada pada jalur wisata, selain d
lengkapi ruang tempat tingg
juga dilengkapi dengan temp
pertunjukan serta beberapa b
Dibentuk la
Nasabah Ek
Denpasar (Bali Post).
Para nasabah eks-Bar
Summa di Denpasar segera ak
membentuk lagi tim koordina
mengantisipasi kelanjutan p
nanganan kasus bank yang tel
dinyatakan
pemerintah.
bubar
ol
"Ternyata keresahan para r
sabah eks-Bank Summa di De
pasar belum mereda walaup
penanganan kasusnya di tingk
Pusat sudah ada kemajuan d
ngan masuknya konsorsium
ujar Made Rai Suarthana, sal
seorang nasabah Kamis kem
rin. Rai mendapat mandat unt
membentuk tim di Bali dari
Mangunsong, Sekretaris Umu
"Team Koordinator Nasaba
Bank Summa Seluruh Indon
sia".
Surat Pembaca
kung, dan bakal calon Sergogg
gur karena tidak memperoleh
los butuh.
4. Pelaksanaan Pilkades 8 J
nuari 1993 telah berjalan denga
lancar, aman, tertib, dan mem
nuhi azas Luber sehingga tida
benar terjadi pemerkosaan D
mokrasi Rakyat.
5. Langkah pembinaan da
pengamanan yang dilakuka
oleh panitia semata-mata untu
menyukseskan Pilkades ters
but agar terlaksana sesuai d
ngan ketentuan Undan
undang. Dalam hal pemilih d
tang, tetapi tidak menggunaka
hak pilihnya (surat suara mas
saku), maka menjadi kewajiba
panitia memberikan pembinaa
dan mengingatkan pemilih yan
bersangkutan agar menggun
kan hak pilihnya secara Lub
sebagai pengejawantahan Psl.
dan Psl. 11 Perda tersebut
atas.
Dari hasil perhitungan sua
ternyata calon Drs. I Wayan La
dra memperoleh suara terb
Harga Grosir
Borongan Sayur-mayu
Di Pasar Kumbasari
Denpasar, 21 Januari 199
Jenis
Komoditi
Harga
(Rp/kg
Kol Bulat
180
Kol Gepeng
200
Tomat buah
300
Buncis
350
250
Kentang
400
Sawi putih
150
Seladri
Labu siam
1.700
100
Sumber: Dinas Pertanian
Wortel
naman Pangan Bali
PT. MASAJA
Telp. 51978
Tanggal, 21 Januari 1993
Valas
Forex
Beli/Buy Jual/Se
BN TC BN
E£
AUD
3100 3090 3150
1368 1364 1383
USD
2058 2053 2073
SFR
1388
1385 1398
DM
1278 1272 1288
NGL
1130
1140
SIN
1236
1246
FFR
372
368
380
HKD
263
271
YEN
16,35 16,30 16,50
ASCH
169
182
BAHT
75
85
BFR
53
65
CAN
1593
1621
LIRE
1,20
1,45
NT
75
80
NZD
1023
1033
PESETA 13
18
SKR
253
273
K.WON
2.20
2,50
CO
PT CENTRAL KUTA
MONEY CHANGER
Jln. Legian No. 557
Telp. 51345-51678-51299
Kuta Bali
Tanggal, 21 Januari 1993
PENGUMUMAN KURS
Valuta
BN TC
1237 1235
Rp 15.000
Rp 10.000
Rp 5.000
JUAL
Rp 10.000
US$
2056 2051
2070
IA Novi Arwini, Jl. Delod Peken G 1/2 Sanur Kauh
Rp 10.000
AU$
1369 1364
Rp 5.000
HK$
263
1389
261 273
SIN
1247
Kel. Besar Umat Hindu Karyawan CV Bali Sea-
food Market & Rest Kuta sbb:
Nyoman Pasco, Br. Pasekan Abiantuwung Tbn.
Wyn. Artawa, Br. Pande Galiran Klungkung
Wyn. Sukantri, Br. Pasekan Abiantuwung Tab-
Rp 10.000
Rp 5.000
Pemerintah menerjunkan tim khusus untuk mengantisi-
pasi penyelewengan bantuan bencana Flores.
MAL
788
796
CAN
1596 1591
1610
Pound
3107 3117
3198
DM
Rp 3.000
Rupanya ada saja yang memakai kesempatan dalam
kesempitan.
1279 1274
1291
NGL
1133 1128
1146
FFR
375
371
383
anan
SFR
Rp 2.000
1396 1391
1408
YEN
Rp 2.000
LIRE
16,39 16,34
16,62
Rp 2.000
1,20
1,45
NZ
1037
1045
Rp 2.000
THB
73
86
Rp 3.000
2
3
Rp 3.000
71
87
(Bersambung ke Hal. 8. kol. 3)
CO
Kt. Putra Yasa, Bali Seafood
2. Mengenai investor menurut
kami tidak pernah melalaikan
kewajibannya termasuk mem-
bayar PBB setiap tahunnya, dan
selalu kontak dengan kami.
3. Kami yakin dalam hal ini ti-
Suja Astawa, Br. Delud Puri Kediri Tabanan
dak ada unsur percaloan karena Dw. Pt. Sutama, Bali Seafood
salah satu keluarga kami yang Putu Nata, Seririt Singaraja
juga ikut menjual tanah kami Kt. Sudarsana, Br. Belong Sanur
berikan kuasa untuk berhu- Made Suwenten, Seririt Singaraja
(Bersambung ke Hal. 8 kol. 1)
Bang Podjok
WON
NT
Color Rendition Chart