Tipe: Koran
Tanggal: 1994-01-07
Halaman: 07
Konten
Umanis, 7 Januari 1994 Madrid Meet In Giants Atletico Madrid on Tuesday, natching an undeserved 2-2 draw from a penalty near full time. After going ahead with a Scrambled early goal, Real were Outplayed by an Atletico side pre- vented from Scorre or five times by the skill of goalkeeper Paco Buyo. Critical Point Madrid's season appears to be at another critical point. They mave to survive a second leg away to Atletico to stay in the Cup and Hefeat in Barcelona on Saturday could see them losing touch eague. They have not won it Camp Nou for nine seasons and mana- ed only two draws. od Coach Benito Floro will have nternational Fernando Hierro mack in midfield'after a two-game uspension. Sporting Gijon will be keeping heir minds firmly on last Sun ay's win over Barcelona rather han Tuesday's defeat when they eep their dream season going wint an away victory at Real Caragoza. The Austrians have won only wice in 31 visits to Zaragoza but hey are playing some of the most ttractive football to be seen in Spain at the moment and have a ine away record. Leaders Deportivo should con- olidate their position by beating Logrones at home. But the visi ors have battled to six draws and ne win in their last seven games nd are no pushover. Another derby sell-out will be the Basque country where At- letic Bilbao host Real Sociedad f San Sebatian. (Rtr). 16 First Quiet Jazz nd 12 rebounds to pace the Ma- ic to a 105-9 over the Chicago Fulls. Orlando outscored the Bulls 3-16 in the second quarter to ad 55-40 at the half. chicago clo- ed to 89-82 with 6:39 to go in the ourth, but Orlando used a 7-2 un to seal the win. Scottie Pippen had 20 points nd Pete Myers in 14 for the Fulls, who have lost only three of meir last 18. In Dallas In Dallas, Hakeem Olajuwon cored 15 of his 37 points in the econd quarter to power the BA-best Houston Rockets to a 14-102 win over the league- worst Mavericks. Olajuwon had 27 points and 14 bounds and added 25 points for me Rockets, who have won four of meir last five games and impro- ed their overall record to 26-4. Jamal Mashburn had a career- igh 37 points and Jim Jackson ded 21 to pace the Mavericks, ho fell to 0-14 at home and 2-27 werall. (Rtr). (0351) 51785 Jan Steet Kuta Balt Diponegoro Street 351) 34358 an Street elp. (0351) 51606 (0361) 22147 koan Kertha Wijaya) 7 Bali Block B 12A-14 46 Bal Telp. (0361) 52686 ponegoro Street 98A.1 Bal 351)771272/73 11 pes.1403 361)771272/73 1755780 N 1261 ng you? BUTOR JATIM & BALI ATNA WIJAYA PUSAT: NG TELP. (0341) 27339 FAX. (0341) 24860 CABANG: 46. A-3 SURABAYA (031) 520947, 520949 FAX (031) 520975 Jumat Umanis, 7 Januari 1994 Harian untuk Umum Bali Post Pengemban Pengamal Pancasila Terbit Sejak 16 Agustus 1948 Tajuk Rencana Pidato Presiden dan Kebocoran Anggaran PEMERINTAH bertekad meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam Pelita VI mendatang. Untuk itu akan lebih digalakkan gerakan penghematan dan pengawasan. Tekad tersebut tersirat dari pidato Presiden Soeharto mengantarkan Nota Keuangan dan RAPBN 1994/1995 dalam sidang paripurna DPR Kamis kemarin. Ungkapan tersebut mengingatkan kita pada ke- bocoran anggaran yang menjadi isu nasional akhir- akhir ini. Andaikata mekanisme pengawasan terlak- sana secara konsisten, dan andaikata efisiensi dan produktivitas telah menjadi prinsip hidup dalam se- tiap aktivitas negara dan pemerintahan, kita yakin kebocoran anggaran pembangunan tidak sampai pada angka 30 persen, apalagi 50 persen. Sejak diungkapkan Prof.Dr. Soemitro Djojohadi- kusumo pada Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi In- donesia (ISEI) di Surabaya, masalah kebocoran anggaran pembangunan 30 persen itu bergema dan dibicarakan terus-menerus hingga sekarang. Se- minggu setelah kata-kata itu diucapkan, Direktur Lembaga Konsultasi Ekonomi, Industri dan Perda- gangan Dr. Rizal Ramli, dalam sebuah seminar di Jakarta mengutarakan, agar Fraksi ABRI di DPR da- pat membentuk "Komisi Kebocoran Anggaran" un- tuk meneliti tingkat kebocoran yang sesungguhnya serta mengkaji cara-cara penanggulangannya yang bersifat preventif. Sementara itu Ketua Fraksi Persatuan Pemba- ngunan di DPR RI Hamzah Has, mengatakan fraksi- nya akan mengundang Prof. Sumitro Djojohadiku- sumo untuk melakukan dengar pendapat umum guna membahas kebocoran dana pembangunan. Dengar pendapat itu dijadwalkan akan dilaksanakan pada masa sidang ketiga tahun anggaran 1993-1994 ini juga. Soal ini menjadi serius oleh karena konteks dan relevansi ucapan tersebut bergaung secara nasio- nal. Malahan dapat saja bergaung secara interna- sional. Sebabnya tidak lain daripada yang meng- ucapkan kata-kata tersebut bukan sebarang orang melainkan oleh "begawan ekonomi" Indonesia. Se- lain itu pemerintah sangat berkepentingan terhadap benar-tidaknya ucapan tersebut karena kredibilitas dan kewibawaan pemerintah justru terletak pada soal yang tetap saja aktual dibicarakan yaitu kebo- coran pembangunan itu sendiri. Kecuali ada faktor lain, menurut hemat kita keha- diran Prof. Sumitro, baik di DPR atau di lembaga mana saja, untuk membeberkan pendapatnya itu mendesak sifatnya. Telah kita sebutkan dua di an- tara sejumlah alasan, mengapa hal itu mendesak. Prof. Sumitro tentu mempunyai dasar kuat dan ma- lahan mempertaruhkan otoritasnya sebagai seo- rang pakar serta posisi pemerintah Indonesia yang disudutkan ucapan Prof. Sumitro. Kebocoran dan inefisiensi diklasifikasikan dalam korupsi murni, yaitu penyelewengan penggunaan anggaran oleh aparat birokrasi. Yang lebih lihai lagi adalah rekayasa kebocoran yang dilakukan dengan cermat mulai dari perencanaan anggaran hingga suatu proyek selesai dikerjakan. Secara lebih tegas dikatakan, rekayasa kebocoran merupakan peng- ulangan penggunaan berbagai mata anggaran un- tuk tujuan proyek yang sama. Korupsi mumi telah jauh berkurang terutama se- bagai hasil peningkatan audit yang dilakukan, an- tara lain oleh Bepeka. Akan tetapi rekayasa kebo- coran semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan kebocoran sulit dideteksi apabila hanya mengguna- kan mekanisme audit akunting. Untuk melukiskan bagaimana rekayasa itu terlak- dikeluarkan. sana, Rizal Ramli menyebutkan, banyak sekali pro- gram yang dikelompokkan dalam kategori "pembi- naan" di setiap departemen dan lembaga antarde partemental. Akan tetapi sering terjadi kelompok sasaran pembinaan tersebut sama. Dengan kondisi demikian akan sangat sulit mengukur tingkat efi- siensi dan efektivitas dana anggaran yang telah Barangkali yang lebih menarik adalah modus yang disebut mark-up, yaitu menaikkan nilai proyek dari yang sebenarnya. Tujuannya tidak lain untuk memperoleh komisi. Akibatnya adalah biaya proyek menjadi mahal dan tidak kompetitif. Pihak pelak- sana proyek juga mempunyai akal. Oleh karena ter- kena gunting "upeti" terus-menerus, dan semua orang maklum, kualitas proyek diturunkan. Banyak proyek, banyak sekali malahan, yang rusak sebelum diresmikan karena kualitasnya diturunkan, tidak se- suai dengan kualitas yang tercantum dalam bestek. Barangkali soal-soal tersebut hanya mengingat- kan kita betapa rumitnya masalah kebocoran itu, Pengertian korupsi mungkin sudah bergeser dari konsep tradisional dan konvensional, oleh karena- nya muncul berbagai istilah pemanis. Bagi kita penggantian istilah sama sekali tidak mengatasi per- soalan, yaitu korupsi itu sendiri dalam berbagai manifestasinya. Yang lebih perlu adalah bagaimana mekanisme pengawasan itu berlangsung sehingga peng- awasan lebih ketat. Usul antara lain agar Fraksi ABRI membentuk "Komisi Kebocoran Anggaran" agaknya bertumpu pada beberapa pemikiran. Fraksi ABRI dipandang sebagai penggerak, lebih banyak bekerja daripada omong. Atau kalau me- mang harus berbicara, maka sudah ada orang untuk itu. Disiplin hirarkis memungkinkan ABRI lebih ba- nyak bertutur di atas fakta. Dahulu juga pernah dibentuk apa yang disebut "Komisi Empat untuk menanggulangi korupsi. Akan tetapi nasib komisi tersebut tidak lebih baik da- ripada komisi-komisi lain yang serupa sebab terje- bak dalam suatu mekanisme yang tidak berujung dan tidak berpangkal. Perangkat peraturan perun- dangan juga sudah berkembang sebegitu jauh. Jika demikian, apa sebetulnya yang menjadi pangkal yang sulit ditemukan? Kemauan politik ba- rangkali sudah sering dikaitkan dengan pemerin- tahan yang bersih dan berwibawa. Yang kurang adalah keberanian untuk melaksanakan secara konsekuen tekad penanggulangan kebocoran. Kasus-kasus kebocoran hampir-hampir tidak lagi meninggalkan bekas atau diangkat ke permukaan. Setelah muncul sebentar lama-kelamaan hal itu menguap dan segera dilupakan. Soal kedua adalah kurangnya etika kepemim- pinan. Etika kepemimpinan mengacu pada sejum- lah tolok ukur untuk menilai seberapa jauh kadar ke- pemimpinan seseorang. Salah satu kadarnya ada- lah fungsi keteladanan dalam masyarakat yang Bali Post Visi Masa Depan: Dari Kolom HALAMAN 7 Perlukah Dibuat UU Tahun 1994 Masuk Abad XXI U Unjuk Rasa? Oleh THE collapse of communisms removes the ideological framework that has sha- ped the politics of the 20th century. One of the two great rival bodies of ideas have been defeated, and the other will be transformed by the consequences of its victory. Dr. H. Roeslan This does not mean that the world is now non-ideological. There will be other ideas in the name of which politicians will call upon people to follow them into the good fight". Abdulgani ganda kosong, tetapi suatu cita- cita realistik, berpijak pada lan- dasan yang kokoh kuat, yaitu landasan mental dan profesional dari aparat pemerintah dan ne- gara, serta kepemimpinan nasio- (Robohnya paham komunisme menghapuskan kerangka ideologis yang telah membentuk kehidupan politik abad ke-20. Salah satu paham yang saling berta- rung telah dapat dikalahkan, dan yang satunya akan mengalami konsekuensi kemenangan, yaitu mentransformasi dirinya. Ini tidak berarti, bahwa dunia seka- rang akan bebas sama sekali dari ideologi. Dunia tidak akan nonideologis. Akan tumbuh gagasan-gagasan lain, atas nama mana kaum politisi akan menganjur-nal yang konsekuen dan konsis kan rakyat pengikutnya untuk memperjuangkannya). Penulis Brian Beedham dalam majalah "The Economist" yang memuat rang- kaian tulisan "The next 150 years: the future surveyed", bulan September 1993. Visi Masa Depan Memasuki tahun 1994 seka- rang ini oleh banyak pihak dija- dikan batu loncatan untuk menatap jauh ke masa depan, yaitu sampai memasuki abad ke-21. Oleh karena melompat jauh itu, proyeksi dan visi ke abad 21 itu, dilandasi intro dan retro-speksi jauh ke belakang, yaitu ke abad ke-20 sebagai kese- luruhan, dan dalam garis besar- nya saja. Salah satu proyeksi dan visi yang jauh ke depan itu antara lain dilakukan majalah ming- guan Inggris The Economist Lon- don. Pada tahun 1993 ini maja- lah tersebut berusia 150 tahun. Ia didirikan pada tahun 1843, se- waktu Inggris mengalami revo- lusi industri, dan mempelopori dunia sebagai "the worshop" atau bengkelnya dunia pada abad ke-19. Bertolak dari sejak berdirinya mist mengundang beberapa pa- 150 tahun yang lalu, The Econo- kar dunia di berbagai bidang un- tuk menancapkan pandangan- nya tentang perkembangan dunia 150 tahun mendatang, sampai menjangkau tahun 2143. Jadi sudah masuk ke abad ke-21 dan ke-22. Telescope Sejarah Dengan menggunakan pengli- hatan historis-telescopis, proyeksi yang visioner itu dila- kukan dengan penuh renungan dan refleksi yang amat berani se- kali. Ada kadar fantsanisnya juga. Apakah men-survei masa paternalistis. Hidup sebagai pemimpin yang seder- depan sampai 150 tahun menda- detail cara mengatur negara dan pemerintahan, melalui pemilu tanpa parpol. Seperti yang kini terlihat dalam kehidupan demo- krasi di Swiss. kita tidak tahu dengan pasti. Na- bih banyak kompetisi mengenai mun dengan nalar interpolasi dan memperhatikan trend dan megatrend, yaitu kecenderungan dan gejala yang sedang berkem- bang, mungkin sekali kita dapat memperkirakan arah perkem- bangan masa depan. Apalagi ka- lau diingat, bahwa masa lampau membentuk masa-kini; sedang kan masa kini mempengaruhi masa depan. Dari 18 buah pikiran yang di- gelar dalam Economist bulan September 1993, dan yang meng- upas berbagai bidang sejarah umat manusia, khususnya bi- dang politik, finek, iptek dan sos- bud, saya pilih satu saja, yaitu yang menyangkut proyeksi dan visi tentang masa depan demo- krasi, sehubungan dengan ber- antakannya ideologi komunisme dan proses transformasi dalam ideologi liberal kapitalisme : sendiri. The Economist tersebut berjudul Tulisan yang saya pilih dari "Wat Next for Democracy?", di- tulis Briad Beedham, yang saya kutip di atas. Eksistensi Ideologi Prediksi Brian Beedham me- negaskan, bahwa sekalipun kedua ideologi dari Perang Di- ngin sedang mengalami transisi historis, namun itu tidak berarti bahwa dunia masa mendatang akan bebas dari eksistensi ideo- logi lain-lain. Konsekuensinya ialah bahwa pelaksanaan demo- krasi melalui pemilu dengan kompetisi para parpol akan mengalami perubahan. Kompe- tisi tentang prinsip akan meng- "The old war of principle, the contest between grand ideas, is over. The new politics is full of dull detail", demikian prediksi Briand Beedham. Tetapi beliau memperingatkan juga bahwa na- sionalisme dan agama akan te- tap merupakan faktor dalam ke- hidupan ideologi dan politik masa depan. Demikian pula tun- tutan keterbukaan, keadilan dan pemerataan akan tetap bergema di mana-mana. Visi Malaysia Apabila kita memperhatikan di sekitar kawasan kita, negara yang kini juga mempunyai visi sampai menjangkau ke abad ke-21 adalah Malaysia. Sejak ta- hir dan kabinetnya mencanang- hun 1990, maka PM Dr. Mahat- kan gagasan "Vision 2020", yaitu suatu rencana pembangunan 30 tahun mendatang, di mana nanti diharapkan Malaysia akan da- pat berdiri sejajar dengan negara-negara industri maju. GNP per kapita rakyat Malay- sia diharapkan dapat meningkat sampai empat kali dari 2000 US$ sekarang, yaitu menjadi sekitar 8000 US$. Pertumbuhan ke- kuatan ekonomi, kapabilitas hankam, serta penguasaan iptek akan menentukan tempat Ma- laysia di tengah bangsa-bangsa lain di dunia ini. Kata Dr. Mahathir, visi 2020 antara cita-cita dan pelaksa- naannya, antara ucapan dan perbuatan. Visi Indonesia Bagaimana dengan Indone- sia? Kita pun mempunyai visi masa depan, yaitu era PJPT II. Di dalam pidato kenegaraan Pre- siden Soeharto bulan Agustus 1993 dicanangkan rencana tin- dakan 25 tahun mendatang, yaitu "Indonesia's next leap in the coming 25 years", lompatan 25 tahun mendatang. Dengan GNP kita 600 US$ se- karang kita ingin meningkat- kannya empat kali dalam 25 ta- hun mendatang, yaitu setinggi 2000 US$ sekitar tahun 2020. Jadi setaraf GNP-nya Malaysia sekarang! Stok utang kita yang kini ber- kisar sekitar 80 milyar US$ akan diusahakan untuk menurun. "Debt Service Ratio" total, yaitu DSR pemerintah dan swasta, di- usahakan ditekan menjadi 20%. Semua itu merupakan "a tall or- der", tugas maha-berat! Dalam memasuki tahun 1994 sekarang ini, Pemerintah sudah menancapkan visinya jauh ke depan sampai masuk abad ke-21, Presiden tadi. seperti tercermin dari pidato Perlu Landasan Kokoh Visi tadi akan dapat tercapai apabila landasan berpijak kita sekokoh semen dan beton, bukan selicin lumpur longsor. Kalau jiwa Pancasila kita mengalami kelongsoran, dalam bentuk erosi moral dan etika, tercermin da- lam bermacam-macam bentuk korupsi, malversasi, komersiali- sasi jabatan, serta kolusi peng- uasa dan pengusaha, maka ini semua merupakan landasan lumpur longsor. Ini semua perlu dikikis habis bersama, agar ber- landasan tahun 1994 visi kita 25 ini bukan utopia, bukan impian tahun mendatang dapat kita ca- hana dan membaktikan diri sebagai tokoh panutan tang secara akurat itu mungkin, hilang. Akan tampil ke depan le- ambisius, dan bukan juga propa- pai bersama. rasanya semakin jauh dari persepsi masyarakat de- wasa ini. Kolusi dan kolaborasi antara penguasa dan pengusaha mengaburkan fungsi keteladanan itu. Setiap posisi atau jabatan dipandang sebagai investasi untuk memperkaya diri secara tidak etis. Di tengah melesunya persepsi terhadap korupsi dan tingkah kebocoran yang lain, fungsi profetis kita mengetuk dari dasar nurani paling dalam, kita me- merlukan penyadaran kembali karena kepedulian kita terhadap soal yang satu ini semakin tumpul. Sungguh disayangkan. Pertikaian Keluarga Bhutto dan Demokratisasi Pakistan PERTIKAIAN antarkeluarga Bhutto akhir-akhir ini meruak semakin tajam. Benazir Bhutto yang kini menduduki kursi Perdana Menteri (PM) Pakistan, di- goncang dua pihak: ibu kandung dan adiknya sen- diri. Murtaza Bhutto yang berahun-tahun berada di pengasingan luar negeri, kembali ke Pakistan untuk mendekam kembali di penjara karena tuduhan mengotaki penyerangan pangkalan AL pada tahun 1992. Sebelumnya, pada tahun 1981 dia terpaksa berurusan dengan pengadilan gara-gara tuduhan mengotaki pembajakan sebuah kapal terbang. Kakak-beradik tersebut tidak saling menyapa se- jak kembalinya Murtaza ke Pakistan bulan Novem- ber lalu. Pertikaian kedua tokoh keluarga Bhutto itu ada hubungannya dengan masalah kedudukan Ke- tua Partai Rakyat Pakistan. Baik Benazir maupun Murtaza sama-sama menghendaki kedudukan ter- sebut. Sementara itu, Nusrat Bhutto mendukung pencalonan Murtaza, dengan alasan sebagai anak lelaki keluarga Bhutto dialah yang paling pantas me- megang kendali partai warisan suaminya. Di sam- ping itu, janda mendiang Zulfikar Ali Bhutto itu juga merasa tersinggung dan menjadi amat gusar ketika dirinya diberhentikan dari jabatannya sebagai pena- sihat partai. Pertikaian antaribu-anak dan kakak-adik ini jelas jauh lebih serius dari sekadar masalah keluarga biasa. Di dalamnya terdapat masalah-masalah poli- tik dan proses politik. Kemenangan yang dicapai Partai Rakyat Pakistan tidak terlalu meyakinkan. Untuk membentuk pemerintahan, partai tersebut membutuhkan dukungan partai lain. Sementara itu, di hadapan mereka berdiri kekuatan oposisi yang tidak bisa diremehkan. Perpecahan dalan tubuh par- tai, dengan demikian, bisa saja berdampak politik yang amat serius bagi Benazir. Kelompok oposisi, dalam hal ini pihak Nawaz Syarif, bisa tampil ke muka dan mengguncang kedudukannya sebagai perdana menteri. Setidak-tidaknya, apabila akhir- nya kedudukannya sebagai ketua Partai Rakyat Pa- kistan terguncang oleh kekuatan dalam partai sen- diri, Benazir akan terguncang. Apabila hal itu terjadi, proses demokratisasi di Pa- kistan pun akan mengalami kemandekan kembali. Bagi banyak orang, figur Benazir diterima sebagai bukan saja tokoh wanita dalam politik, juga simbol proses demokratisasi di negara Islam tersebut. Dia dikenal sebagai politikus yang mendengungkan de- mokrasi dan sekaligus sekularisasi, atau, demokrasi sekuler. Sedangkan lawan-lawan politiknya, lebih cenderung menjadikan Pakistan sebagai sebuah negara agama dengan Islam sebagai dasarnya. Dari sini dapat dipahami pemikiran bahwa apabila Benazir akhirnya tergoncang konflik keluarga terse- but, proses demokratisasi sekuler bakal terhenti, un- tuk sementara, atau bahkan untuk jangka lama. Perpecahan dalam tubuh Partai Rakyat Pakistan akan membuat Benazir mulai dari awal lagi dan ha- rus berhadapan dengan ibu dan adik kandungnya sendiri. Di samping itu, tidak bisa dikecilkan artinya, dia pun akan dan harus berhadapan dengan bekas pendukungnya. Paling berat, apabila kemudian ter- nyata, dari sekian pendukungnya yang membelot ke kubu adik dan ibunya, terdapat tokoh-tokoh sentral partai, yang selama ini menjadi andalan dan mitra kerjanya. Merosotnya citra PNI pada masa pasca-G 30 S/PKI juga berkaitan erat dengan kenyataan ba- nyaknya tokoh partai tersebut yang menyeberang ke Golkar. Sudah Saatnya NU Kembali ke PPP? SETELAH Harmoko terpilih sebagai Ketua Umum DPP Golkar melalui Munas V, dan Megawati Soekarnoputri menjadi Ketua Umum DPP PDI Desember lalu, kini perhatian masyarakat bergeser pada siapakah yang bakal memimpin PPP. Apakah PPP akan me- nampilkan wajah baru, dan siapa figur yang akan menggantikan Buya Ismail untuk meng- imbangi kelincahan gerak Harmoko dan Megawati? kemenangannya, dan ini dipasti- kan akan merebak ke mana- mana. Muktamar NU dan PPP tahun 1994 ini misalnya, dipasti- kan akan menjadi bagian dari peristiwa politik penting. Agak- nya sinyalemen dari beberapa pengamat politik beberapa waktu lalu bahwa tahun 1994 ra- wan secara politik, tidak bisa di- lepaskan dari dua peristiwa be- sar tersebut. Sementara berkaitan dengan HAM, demo- demonstrasi-demonstrasi yang kratisasi, atau kasus-kasus se- macam itu, diperkirakan juga akan semakin marak. Oleh dr. Saleh Al - Djufri tampaknya kurang menerima nya. Maka diperkirakan akan terjadi perbenturan politik. Per- soalannya, apakah perbenturan itu sekeras di PDI atau tidak, ter- gantung dari bagaimana peme- rintah melihatnya, terutama bagi kepentingan hegemoni poli- tik Golkar. Sementara Muktamar PPP di- perkirakan akan lebih seru lagi, karena kuatnya arus demokrati- nya akan sangat mendorong NU sasi yang menghembus di dalam- untuk merebut posisinya kem- bali di PPP, setelah sekian lama didominasi MI. Sangat mungkin kedua unsur yang selama ini sa- yang selama ini dilakukan. Te- tapi ini semua tergantung bagai- mana tingkat kemandirian poli- tisi NU di PPP. Apakah sudah sampai pada tingkat berpikir strategis seperti itu, ataukah masih mudah dipermainkan se- bagaimana pada masa-masa sebelumnya. Keinginan NU merebut posisi- nya kembali di PPP, merupakan bagian dari kegelisahan warga NU melihat perkembangan Gol- kar dan PDI di bawah kepemim- pinan Harmoko dan Megawati. Hanya dengan NU kembali ke PPP secara utuh, partai ini akan mampu bangkit kembali seperti pada masa kejayaannya sebagai- mana terjadi pada Pemilu tahun 1977 dan 1982. Sebagaimana diketahui, PPP merosot sejak pemilu 1987, me- nyusul sikap politik NU yang se- cara tegas tidak lagi mendukung PPP. Bahkan dalam Pemilu 1987 KITA tidak tahu secara pasti pemerintah untuk mencabut ada fenomena apa sebenarnya SDSB, mengingat dampak ne- di balik kian maraknya aksi gatifnya. Namun pemerintah unjuk rasa ini. Mungkinkah diam saja. Akibatnya, terjadi hal ini sebagai gejala muncul- unjuk rasa besar-besaran. nya kesadaran masyarakat a- kan hak-haknya dalam kehidu- pan berdemokrasi? Benarkah aksi unjuk rasa sebagai akibat "mampetnya" sejumlah salu- ran yang menjadi sarana ko- munikasi politik masyarakat? Ataukah fenomena unjuk rasa ini merupakan peringatan pa- da kita semua untuk pandai membaca tanda-tanda zaman? Fenomena unjuk rasa yang telah menggejala ini membawa akibat terjadinya pro dan kon- tra di antara berbagai kalan- gan. Yang setuju adanya unjuk rasa, melihat ada beberapa manfaat dari aksi unjuk rasa. Antara lain, dapat menjadi pe- ngontrol pihak penguasa, me- mungkinkan timbulnya peru- bahan dan pembaruan dan se- bagai jalan terakhir ketika up- aya-upaya yang telah ditempuh sebelumnya mengalami jalan buntu. Kelompok yang kurang setu- ju, mempunyai kekhawatiran jika unjuk rasa kemudian di- jadikan budaya dan menjadi kebiasaan masyarakat. Sebab menyampaikan aspirasi den- gan model unjuk rasa ini dapat mengganggu ketertiban dan stabilitas keamanan, dapat mengundang pihak-pihak ter- tentu untuk menunggangi" ak si unjuk rasa itu, dan bahkan ada yang mengkhawatirkan akan kemungkinan bangkitnya isu SARA atau tindakan de- struktif lainnya. Masalahnya, kenapa akhir- akhir ini unjuk rasa seolah- olah cenderung menjadi pili- han masyarakat untuk me- nyampaikan aspirasinya? Jika ditelusuri ada beberapa penye- bab yang memungkinkan mun- culnya unjuk rasa. Pertama, tidak jalannya saluran-salu ran komunikasi politik yang ada secara baik. Setidaknya masyarakat merasa kurang puas dengan perlakuan-per- lakuan mereka yang berada di pusat-pusat kekuasaan. Mere- ka dianggap kurang menghi- raukan atau bahkan cenderung melecehkan kepentingan mas- yarakat banyak. Banyak contoh untuk mengungkap masalah ini, misalnya, banyaknya kasus pembebasan tanah yang selalu saja memenangkan atau men- guntungkan kelompok yang ku- at. Di pihak lain pihak yang lemah terpaksa harus pasrah dan menerima kenyataan pahit akan kekalahannya. Melihat kenyataan bahwa unjuk rasa tampaknya telah menjadi kebiasaan dan budaya masyarakat, ada sebagian pi- hak merasa perlu mengusulkan adanya undang-undang unjuk rasa (U3R), sebagaimana te- rungkap dalam keterangan Menko Polkam, Soesilo Soedar- man dalam ceramahnya di ha- dapan Kongres Nasional II PI- KI (Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia) di Bogor. Menteri menegaskan aksi un- juk rasa untuk menyampaikan tuntutan hendaknya tidak di- jadikan suatu budaya. Dihara- pkan agar pelaku unjuk rasa tidak memaksa orang lain yang tidak tahu masalah dan tujuan unjuk rasa, karena tindakan demikian mempunyai risiko tinggi, yakni dapat menggang- gu ketertiban masyarakat dan mengganggu stabilitas. Dicontohkan, di Washington di negara kampium demokrasi, unjuk rasa diatur. Di sana, pelaku unjuk rasa lapor kepada polisi sebelum melakukan un- juk rasa. Laporan ini berkaitan di mana akan digelar unjuk rasa, mulai jam berapa, berapa jumlah peserta yang akan terli- bat unjuk rasa dan seterusnya, Persoalannya perlukah di negara kita juga dibuat aturan main unjuk rasa. Apalagi jika dilihat unjuk rasa ternyata bukan merupakan penyebab, melainkan suatu akibat dari proses komunikasi politik yang tidak dapat berjalan sebagai- mana yang diharapkan masyarakat. Melihat berbagai pertimban- gan yang ada, undang-undang unjuk rasa mungkin tidak di- perlukan. Sebab unjuk rasa sendiri sebenarnya telah disa- dari bukanlah cara yang sesuai dengan kepribadian bangsa In- donesia yang menekankan a- danya musyawarah mufakat dalam menyelesaikan problem yang ada. Sedangkan jika yang diatur atau diundangkan itu berkai- tan dengan tata cara atau etika unjuk rasa mungkin tidak ter- lalu masalah. Misalnya berkai- tan dengan masalah kea- manan, ada jaminan tidak ada pengerusakan, mempunyai tu- juan yang jelas dan sebagainya. Termasuk yang perlu diun- dangkan misalnya bagaimana etika petugas keamanan dalam menjalankan tugasnya. Arti- nya sejauh mana aparat kea- Kedua, derasnya arus demo- manan harus bertindak dan kratisasi yang melanda mas- bersikap. Jangan sampai terja- yarakat secara keseluruhan. di, misalnya para aparat kea- Artinya, dengan semakin me- manan main tangkap pada pe- ningkatnya pendidikan yang ngunjuk rasa tanpa ada alasan diperoleh masyarakat, mereka yang jelas. Atau penangkapan menjadi semakin menyadari tidak disertai surat-surat pe- hak-haknya sebagai warga nangkapan dan seterusnya. masyarakat dan warga negara. Dengan kesadaran ini men- jadikan mereka sering bereaksi atau melakukan protes man- akala hak-hak mereka dilang- gar dan tidak dihargai seba- gaimana mestinya. Di tengah berkembangnya sikap hidup masyarakat yang mulai menyandarkan aktivitas sosialnya bertumpu pada nilai- nilai demokrasi ini, memang seharusnya diikuti perilaku yang sama oleh para "pelayan" Ketiga, unjuk rasa dinilai masyarakat yang biasa disebut sebagai sarana jalan pintas birokrasi. Arus demokrasi me- yang paling mudah dan rasion- nuntut adanya pemahaman al untuk mengungkapkan aspi- dan kesadaran yang lebih baik rasi mereka. Disebut cara yang bagi para pengelola kekuasaan. mudah sebab siapa pun bisa Fenomena unjuk rasa se- melakukannya, dan tidak pan- sungguhnya merupakan gam- dang bulu. Dari tukang becak, baran kontradiktif yang ber- kuli bangunan, pekerja pabrik, sumber dari perbedaan ke- karyawan hotel, mahasiswa, pentingan antara masyarakat sampai anggota DPR pun ter- secara keseluruhan dan pihak nyata juga bisa terlibat aksi un- penguasa. Unjuk rasa dapat juk rasa. dikurangi manakala masing- masing pihak menjalankan tu- gas dan wewenangnya sesuai dengan hukum dan aturan yang sebenarnya. Disebut sebagai cara yang paling rasional menurut mere- ka, disebabkan unjuk rasa me- rupakan satu-satunya cara ter- akhir dan masuk akal ketika Selama budaya komunikasi jalur hukum yang ditempuh se- politik tidak seimbang dalam belumnya dianggap tidak ma- operasionalnya, selama itu pu- mpu lagi memenuhi harapan la unjuk rasa akan tetap mereka. Kasus SDSB mungkin muncul. Apalagi jika pihak-pi- dapat mewakili fenomena ini. hak tertentu masih cenderung Sebagaimana pernah di- memihak pada mereka yang ungkap Ny Aisyah Aminy, yang kuat dan mereka yang berada mencontohkan kasus SDSB di pusat-pusat kekuasaan. dan disebutkan bahwa sebe- narnya sudah lama ma- syarakat melalui DPR meminta Drs. AH Bahrudin Yogyakarta Meski belum begitu jelas kiat kiat politik apa saja yang bakal dialunkan Harmoko dan Mega- wati, tetapi secara sepintas kita dapat memperkirakannya. Har- moko agaknya akan mengangkat isu pengentasan kemiskinan, yang pada Kabinet Pemba- ngunan VI ini mendapat priori- tas. Apalagi pada pemilu lalu ter- bukti masalah ini dapat meno- hok Golkar di mata rakyat, identik dengan kemiskinan ini karena konsep "wong cilik" yang diambil alih PDI. Sementara Me- gawati mungkin akan menggelo- rakan masalah demokratisasi dan hak asasi, di samping secara tidak langsung membangkitkan kembali romantisme kebesaran ling bersikutan di PPP itu, kini itu, tokoh-tokoh NU bahu- tengah pasang strategi menje- membahu menggembosi PPP. mendiang ayahnya, dan melan- jutkan gelora "wong cilik" yang lang Muktamar. NU disibukkan Hal itu semata-mata untuk me- Muktamar NU diperkirakan bagaimana merebut kembali do- nunjukkan bahwa, tanpa NU se- telah dilontarkan Soerjadi. bakal ramai karena sampai hari minasinya, sementara MI akan benarnya PPP ibarat harimau Meski Pemilu tahun 1997 ma- ini masih belum ada calon peng- melakukan segala upaya untuk ompong, tidak ada apa-apanya. sih empat tahun lagi, rasanya su- ganti Gus Dur yang diperkira- bisa mempertahankan posisi- Sikap tegas NU untuk tidak dah demikian dekat, karena kan dapat menyamai kualitas nya. Perbenturan ini diperkira- lagi mendukung PPP, diambil "pesta demokrasi" pada akhir kepemimpinannya. Meski bebe- kan bakal seru dan jargon "fusi karena perlakuan politik Naro abad XX ini diperkirakan bakal rapa waktu lalu Gus Dur pernah sudah tuntas" yang selama ini (dari unsur MI) terhadap tokoh- seru. Tinggal PPP, apakah akan melontarkan niatnya untuk ti- dihembus-hembuskan oleh tokoh NU di PPP. Rasanya tidak mengambil kesempatan dalam dak lagi bersedia dicalonkan se- orang-orang PPP, bakal diuji sulit untuk memungkiri ke- arena pertandingan itu secara bagai Ketua Umum PB NU, te- kembali. NU akan menggugat nyataan bahwa Naro adalah optimum, atau membiarkan par- tapi tampaknya mayoritas posisinya sebagai pemilik saham orang pemerintah yang disusup- tainya terus mengecil di tengah massa NU, terutama generasi terbesar PPP. Bagaimana pun kan ke PPP untuk menggembosi rena Golkar membutuhkan akar Pemilu 1971, kekuatan- jepitan Golkar dan PDI? mudanya, masih sangat meng- permainan politik adalah soal partai ini, agar kelangsungan he- yang kuat, dan Golkar tahu akar kekuatan politik yang berjaya Jelas bahwa tampilnya Mega- harapkan ia bersedia memimpin perebutan dan pembagian ke- gemoni politik Golkar sebagai ke bawah tidak ada yang mele- pada masa Bung Karno seperti wati merupakan indikasi sema- kembali. Yang diperkirakan ba- kuasaan. Dengan belajar dari single majority party" tetap ter- bihi kekuatan NU. Bukankah PNI dan Masyumi (yang ber- kin menguatnya arus demokrati- kal ramai adalah kalau Gus Dur kasus Megawati, agaknya NU ti- jamin. Jelas sekali bahwa manu- Golkar hanya sebuah pohon "ber- ganti baju dengan Parmusi/MI), sasi politik, dan arus bawah ti- masih bersedia dicalonkan kem- dak akan mau begitu saja mene- ver politik Naro itu dimaksud- ingin", sebesar apa pun pohon itu terlihat loyo, kecuali hanya NÚ dak lagi bisa didikte sesuai bali, dengan alasan mendapat rima calon pimpinannya secara kan untuk mendorong NU agar tidak mungkin kokoh tanpa yang masih tetap bertahan. Ke- dengan kehendak suprastruk- dukungan kuat dari arus bawah. drop-dropan dari birokrasi, yaitu keluar dari PPP, dan berpindah "bumi" yang subur, yang nota kokohan akar NU tidak mampu tur. Arus bawah menunjukkan Padahal pihak suprastruktur dari unsur MI, sebagaimana ke Golkar. Hal ini wajar saja ka- bene adalah lambang NU? menggoyang kekuatannya, ken- Kalau dilihat pada pemilu per- dati dilanda berbagai krisis tama tahun 1955 dan Pemilu politik. mudah mendorong orang-orang 1971 sebelum berfusi ke dalam Dengan alasan program res- berbuat nekat seperti penyele- PPP, kekuatan NU patut diper- trukturisasi politik, NU dipaksa Pendidikan kesehatan mental manfaatkan keberadaan dari wengan, korupsi, pengerusakan, hitungkan. Pada Pemilu 1955 berfusi ke dalam PPP bersama mya. Tetapi beliau menegaskan, yang berlangsung 2 November pendidikan kesehatan mental perampokan, penyiksaan, pe- misalnya, NU menduduki dengan partai-partai politik ke- merkosaan, pemerasan dan lain urutan ketiga dengan 45 kursi, di tidak berarti Bangli juga menda- s.d. 21 Desember 93 adalah ke- ini. Melalui media ini kami me- sebagainya, liar tidak bertang- bawah PNI dan Masyumi. Pada patkan Parasamya. giatan Lab/UPF Psikiatri FK Semua Kabupaten/Kodya Berpeluang Raih "Parasamya" Ini berarti semua Kabupaten/ Unud/RSU Wangaya yang keti- nyarankan supaya pendidikan gung jawab. Demikian pula over Kodya Dati II mempunyai pe- gakalinya. Pendidikan kese- kesehatan mental ini terus dilan- stres bisa menjadikan orang me- Sehubungan berita Bali Post 5 penjelasan dan penegasan berita yang melaporkan pelaksanaan luang yang sama untuk meraih hatan mental ini bertujuan jutkan. Kegiatan ini merupakan rasa kecewa, sedih, frustasi, dan Januari 1994 pada halaman 3 de- sbb: pembangunan di Kabupaten penghargaan Parasamya Purna memberi bekal kepada peserta partisipasi aktif dalam pemba- bosan hidup di dunia ini. ngan judul "Parasamya akan Ja- Bapak Gubernur Kepala Dae- Dati II Bangli serangkaian de- Karya Nugraha, tergantung dari untuk mempersiapkan diri ngunan khususnya di bidang Kesehatan Mental ini mutlak tuh di Kabupaten Bangli", maka rah Tingkat I Bali tidak pernah ngan kunjungan kerja Bapak siapa yang memperoleh nilai ter- menghadapi atau sedang menja- mental. untuk tidak menimbulkan salah mengatakan Parasamya akan ja Gubernur tanggal, 4 Januari tinggi. Hal ini disampaikan un- lani masa usia lanjut agar bisa Dalam masa pembangunan ini perlu dan harus seimbang de- Mbak Tutut melakukan penekanan tombol tanda dimu- tuh di Kabupaten Bangli. Tetapi 1994 di Kabupaten Bangli, be- tuk menghilangkan kesan mem- mandiri bahagia dan sejahtera. kebutuhan terus meningkat dan ngan Pendidikan Jasmani (olah dalam menanggapi atau meng- liau mengatakan bahwa progre- Ternyata kami yang meng- sumber-sumber stres pun ber- raga) yang telah mendapat per- lainya pembangunan gedung MPR/DPR senilai Rp 90,149 milyar. ikuti pendidikan kesehatan tambah banyak, karenanya ke- hatian cukup besar dari peme- mental ini sangat merasakan tahanan mental sangat diperlu- rintah dan masyarakat luas yang manfaatnya, bahkan kami pikir kan justru bagi mereka yang ma- menjadi sponsor dana bantuan sangat baik juga bagi mereka sih produktif dalam kegiatan yang memadai. Kita perlu memiliki sikap Alamat kami (M. Kepel) se- Pada Surat Pembaca Bali Post April 1994. Ini saya ketahui sete- yang berusia masih produktif hidupnya, agar mampu mengha- mental yang positif yang dapat mentara ini di Kuta (hingga 9 Ja- 28 Desember 1993 I Komang lah saya mendapatkan lampiran khususnya untuk pegawai- dapi dan menyelesaikan semua hingga 9 Januari 1994, mencari nuari): Dewi Ratih Cottages (N. Adiartha yang berdomisili di ralat dari sebuah buku harian pegawai kantor yang telah ber- permasalahan yang merupakan dan mampu melihat semua per- Dirut PT STAR, Rinto Harahap dengan dukungan Citra demam stres yang saat ini cende- masalahan dari segi baiknya Suparni) Popies lane II Telepon Bandung menanyakan jatuhnya yang menyatakan berdasarkan umur 50 tahun ke atas. bernama Bagus Permadi atau 751694. Alamat kami di Belanda hari raya Nyepi berbeda antara Surat Keputusan Menteri Kami merasa mempunyai ke- rung ditakuti kalangan mene- saja, menerima nilai-nilai baru Lamtorogung Persada milik Ny.Siti Hardiyanti Rukmana secara selektif, produktif dalam sanggup membeli seluruh aset Bank Suma. Ida Bagus (?) Permadi. Ia lahir di M. Kepel Mr H.F. De Boerlaan kalender "hadiah" dari Super- Agama RI, hari raya Nyepi jatuh wajiban moral (moral obligation) ngah dan atas. untuk menyampaikan ke masya- Bandung sekitar tahun 1953. 16-7417 DA Deventer Holland maket dengan Kalender terbitan pada tanggal 12 April 1994. Agaknya stres, gangguan pembinaan, konstruktif dalam Jadi sanggup dengan dukungan. Nama ibunya Cornelia Kepel, Telepon 0570034432. Tolong hu- TU Warta Hindu Dharma. Yang Ida Bagus Ari Suarnayasa, rakat umum agar dapat ikut me- mental, cacat mental, kini cende- rung makin meningkat sehingga (Bersambung ke Hal 9 kol 2) dan ayahnya (almarhum) asal bungi kami di Kuta atau di Be- benar adalah hari raya Nyepi Denpasar, waktu itu tinggal di landa. Oma dan keluarga sudah versi kalender terbitan TU Warta Hindu Dharma, yaitu hari Cimahi sebagai militer, dan me- sangat ingin bertemu. Rp 142.000 raya Nyepi jatuh pada tanggal 12 ninggal di Bandung. Surat Pembaca Persyaratan: Sertakan Fotokopi Identitas pengertian khususnya dari Kabupaten/Kodya Dati II lain- .nya di Bali, dengan ini diberikan ngunan di Kabupaten Bangli mi- rip dengan kondisi Kabupaten Jembrana dalam Pelita III se- waktu mendapatkan Parasa- omentari laporan Bupati Bangli sivitas peningkatan pemba- (Bersambung ke Hal 9 kol 1) M. Kepel Mencari Permadi Kami, keluarga M. Kepel yang sementara ini tinggal di Kuta anggota keluarga yang hilang, Bali Post M. Kepel Menjawab Surat I Komang Adiartha S.H. d.a. UD Eka Yuli - Kom. Pasar Pagesangan Mataram NTB Anggota Redaksi: Denpasar: Made Sugendra, Sri Hartini, Ida Bagus Geriawan, Nengah Sri- anti, Wayan Suja Adnyana, Wayan Wirya, Wayan Suana, Dwi Yani, Komang Suarsana, Djarot Suprajitno, Ema Sukarelawanto, Daniel Fajry, Nyoman Setiawan, Legawa Partha, Gianyar: IB. Alit Sumertha, Bangli: Nikson, Semarapura: Made Suweca, Singaraja: Made Tirthayasa, Putu Mangku, Amlapura: Wayan Sudarsana, Tabanan: Gst. Alit Purnatha, Negara: Eddy Asri, Jakarta: Muslimin Hamzah, Suhen- dra Usmaya, Bambang Hermawan, Sahrudi, Surabaya: Edy Poerwanto, NTB: Agus Talino, Iszul Kairi, Ryanto, Ruslan Efendi, NTT: Hilarius Laba, Wartawan Foto: IGN. Arya Putra, Djoko Moelyono. * Setiap artikel atau tulisan yang dikirim ke Redaksi hendaknya ditik dengan dua spasi (spasi rangkap). Pendidikan Kesehatan Mental Jelaslah bahwa Pendidikan untuk Pura Hulun Danu Batur Ban Tertukar Bapak pemilik Kijang Merah DK 1304 MA, dengan ini kami beritahukan bahwa waktu Ba- pak membeli ban di Jalan Sutoyo Bali Post menerima titipan sumbangan dana punia untuk Pura No. 30 A Gemeh Denpasar, ter- Hulun Danu Batur di Kintamani dari: nyata bannya tertukar. Oleh ka- Wayan Gede Widastra, Jl.P. Batam 18 Dps rena itu mohon bantuan Bapak dr. IGN Sanjaya Putra, Puri Melayu Marga Tabanan untuk menukarkan ke alamat Ir. I Gst Ngr. Oka, Puri Belayu Marga Tabanan Nurjana, Denpasar kami. I Made Winten (Pelanggan dari Agen Pak Losin) Jl. Sutoyo No. 30 A Denpasar Jumlah yang dimuat hari ini Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 2.500 Rp 5.000 Rp 15.000 Rp 5.000 Rp 27,500 Rp 114.500 Rp 142.000 (Bersambung ke Hal 9 kol 3) (Bersambung ke Hal 9 kol 1) Catatan - Tampaknya untuk buktikan tahun peranan wanita. Kata konglomerat ternama Probosutedjo, pengusaha ke- cil harus diberi peluang untuk hidup dan pengusaha besar jangan serakah. Yang namanya hidup ada yang kecil tambah kecil dan yang besar bertambah besar. Bang Podjok C.3063 Color Rendition Chart 2cm 4cm
