Tipe: Koran
Tanggal: 1994-05-10
Halaman: 06
Konten
2cm HALAMAN 6 Harian untuk Umum Bali Post Pengemban Pengamal Pancasila Terbit Sejak 16 Agustus 1948 Tajuk Rencana Isu Kebangsaan Menunjukkan Kita Mundur ISU kebangsaan itu muncul lagi tatkala Ketua Umum DPP PDI, Megawati Soekarnoputri, menun- juk bahwa wawasan kebangsaan kita cenderung su- rut lagi. Hal itu ditandai adanya pengotakan dalam wadah-wadah seperti ICMI, ICKI, PIKI, dan organi- sasi lain serupa dengan itu (Bali Post, 8/5). Padahal sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 kita melebur se- bagai suatu bangsa, ujar Megawati. Paham kebangsaan sebagai jiwa dari suatu ne- gara (statengeist) modern seperti Indonesia, tidak semata-mata mengacu pada unsur fisik yang kira- kira seragam, entah ditinjau dari aspek antropologis atau kultural, entah dari aspek sosiologis atau etno- logis, melainkan terutama pada keinginan para warga untuk bersama-sama menyatakan diri seba- gai bangsa. Dengan demikian keinginan merupakan jiwa, menjadi semangat yang melahirkan suatu ne- gara. Pengertian baru ini muncul dan menjiwai pem- bentukan negara-negara multirasial seperti Amerika Serikat dan Singapura. Hal ini tentu berbeda dengan pengertian negara kebangsaan yang bertumbuh secara historis dari suatu kelompok etnis atau ras tertentu, seperti Jerman. Dibandingkan paham yang modern, paham negara kebangsaan menurut pengertian tradisional ini lebih memperlihatkan ciri yang secara fisik dapat dilihat, misalnya dari bentuk ragawi dan kebudayaan sebagai cipta dan karsa masyarakat yang seketu- runan. Proses pembentukannya pun berlangsung lebih alamiah dibandingkan negara kebangsaan ka- rena persamaan cita-cita. Walaupun secara realitas kita mendukung negara kebangsaan, yang menjadi jiwa, roh, atau semangat negara Indonesia menurut konsep baru tersebut, te- tapi ada bahaya bahwa perbedaan yang secara ala- miah sudah ada dapat menjulur keluar dan muncul sebagai ancaman, sekalipun perbedaan itu diang- gap sebagai potensi yang patut disyukuri. Ikatan primordial yang terjelma melalui antara lain ikatan etnis, akan muncul secara otomatis apabila orang tidak lagi berpikir secara makro melainkan se- cara mikro. Orang tidak lagi berpikir secara "nasio- nal" melainkan secara regional, sektoral, atau lokal. Keunggulan kelompok etnis yang satu dibesar- besarkan seraya mengecilkan atau meremehkan ni- lai lebih pada kelompok etnis lain. Dengan memunculkan paham kebangsaan ini se- telah kita merdeka 49 tahun sebetulnya menunjuk- kan kita melangkah mundur. Dapat terjadi, kebang- saan yang menjadi jiwa, roh, dan semangat berne- gara hanya berbentuk semu, atau ditutup-tutupi walaupun secara nyata hal itu masih ada. Itulah po- kok masalah yang mau tidak mau merupakan tanta- ngan yang patut diatasi secara tuntas. Bagi kita masalahnya barangkali terletak pada ke- bangsaan itu masih merupakan suatu ideologi. Me- nurut pengertian populernya, ideologi dimaknakan sebagai sesuatu yang belum ada dalam kenyataan nya. Pengetahuan yang bersifat ideologis, misalnya, berarti pengetahuan yang lebih sarat dengan keya- kinan subjektit seseorang, daripada sarat dengan fakta-fakta empiris. Jika inti masalahnya terletak pada kebangsaan masih merupakan ideologi, masalahnya lalu beran- jak pada bagaimana ideologi itu diwujudnyatakan sehingga maknanya sebagai keyakinan subjektif dapat dan mungkin diterima sebagai fakta. Pertama-tama harus diidentifikasi secara jelas, apa yang menjadi penyebab munculnya kesenja- ngan antara dunia ide dan dunia nyata. Sangat mungkin kita mempunyai keyakinan yang terlalu kuat bahwa proses memasyarakatkan ideologi ke- bangsaan itu sudah berhasil segera setelah Prokla- masi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Hal lain ada- lah munculnya sikap kritis yang juga berlebihan se- hingga soal yang kita anggap sudah tidak ada lagi justru muncul atau dimunculkan dan menimbulkan keraguan atau menggoyahkan keyakinan yang su- dah bertumbuh. Kemungkinan ketiga, proses pendidikan yang se- lama ini dilaksanakan melalui berbagai jenjang pen- didikan formal dan nonformal dalam masyarakat de- ngan mengambil bentuk P-4 tidak melahirkan manu- sia Indonesia yang kuat dalam pengamalannya. Yang lahir dan dilahirkan melalui pemasyarakatan P-4 adalah orang-orang yang kuat dalam menghafal (verbalistis) karena para pesertanya dituntut memi- liki lisensi atau sertifikat lulus pendidikan atau pena- taran P-4. Greget P-4 sebagai upaya menanamkan kesa- daran berbangsa boleh jadi luntur atau tawar karena sistemnya hanya memperkaya tahap kognisi, tidak memperkaya kemampuan bertingkah laku sesuai dengan pendidikan yang telah diterimanya, atau proses sosialisasinya terlalu mekanistis dan verbalistis. Memang tidak mudah kita menarik kesimpulan. dengan hanya menduga-duga penyebabnya. Jika diakui P-4 merupakan salah satu proses yang am- puh menanamkan dan membangkitkan semangat kebangsaan, barangkali sudah saatnya menilai ulang apa yang telah dilaksanakan hingga seka- rang. Penilaian ulang ini kita anggap penting karena dari waktu ke waktu tampaknya kesenjangan antara ajaran dan pelaksanaan semakin lebar menganga, bukan saja pada penanaman dan pengembangan paham kebangsaan, tetapi meluas pada berbagai pola tingkah-laku dalam masyarakat. Gejala ini kita nilai serius karena mencerminkan bahwa pendidikan P-4 atau PMP ternyata mubazir atau tersia-sia. Seharusnya semakin lama pola ting- kah laku yang sesuai dengan ajaran yang diterima semakin terjelma atau terwujud. Dilema Penerapan Embargo EMBARGO, tak bisa disangkal lagi, memang bisa efektif. Dikenakan sebagai pengganti tindakan mili- ter, mekanisme tekanan ini memang sering berhasil memaksa sebuah rezim melakukan atau menghen- tikan kebijakan tertentu. Akan tetapi di samping efektif, embargo tak jarang pula menimbulkan se- jumlah masalah yang serius. Akibat tindakannya mencaplok Kuwait, rezim Sadham Hussein di Irak terkena embargo ekonomi dan politik dari PBB. Terhadap rezim militer Burma yang bertindak a-demokratik, karena membatalkan kemenangan orpol dalam pemilu, negara-negara Barat melakukan tekanan politik maupun ekonomi, antara lain melalui embargo terbatas. Amerika Seri- kat sejak lama menggunakan embargo untuk mene- kan rezim Fidel Castro di Kuba untuk bersikap lebih demokratik. Paling akhir, Dewan Keamanan PBB memutuskan untuk mengenakan sanksi terhadap penguasa militer di Haiti, demi memulihkan kehi- dupan demokrasi serta mengembalikan presiden terpilih yang kemudian terguling, Jean Bertrand Aristide. Secara umum, embargo digunakan badan dunia tersebut untuk tujuan-tujuan yang bersifat mulia, se- perti kemanusiaan, demokratisasi, mencegah per- ang saudara. Demi kemanusiaan dan terciptanya tertib hukum internasional, PBB menghukum Irak melalui embargo, Sebaliknya, demi mencegah me- luasnya perang saudara di mantan negara Yugosla- via, dewan dunia itu dan negara-negara Barat mengenakan sanksi terhadap pihak Serbia yang di- kesankan terkenal karena ambisi dan kekejaman- nya. Akan tetapi satu hal yang jelas, sementara em- bargo belum tentu berhasil, rakyat negara yang ter- kena sanksi tersebut sudah mengalami penderitaan. Rakyat Irak, Kuba, Burma, dan bukan- nya tidak mungkin, nantinya Haiti, menderita akibat kebringasan pemerintahnya sekaligus pengenaan sanksi oleh pihak PBB. Akibatnya, muncul sebuah pertanyaan, "Sejauh mana sebenarnya hak PBB untuk turut campur ma- salah dalam negeri sebuah negara?" Pertanyaan ini muncul dalam kaitan yang amat erat dengan perge- seran visi kemanusiaan akibat globalisasi. Apabila pada masa lampau keterlibatan PBB dalam konflik atau masalah lokal lebih berlandaskan pada kepen- tingan politik dan ekonomi, misalnya di Vietnam dan Semenanjung Korea, kini keterlibatan mereka lebih bertumpu pada pemahaman baru mengenai soal kemanusiaan, demokrasi, tertib internasional, dan lain-lain, dengan catatan bahwa kepentingan eko- nomi masih tetap memegang peranan penting. Me- mang, sampai hari ini pun masih tetap terdapat kesan bahwa pada hakikatnya semuanya itu tidak lebih dari sekadar formulasinya saja yang berubah. Dalih demi ketertiban internasional dan kemanu- siaan yang dicanangkan di Perang Teluk, sebenar- nya hanyalah slogan, sementara landasan realnya adalah kepentingan ekonomi dan politik. Sikap me- galomaniak Sadham membuat Barat merasa risi dan resah. Apalagi dengan proyek nuklirnya. Na- mun minyak dan prospek perdagangan senjata tak kalah pentingnya. Pengenaan embargo oleh PBB, tak urung, sering justru menimbulkan kesulitan pada pihak PBB sen- diri. Tidak semua anggota dewan tersebut menyetu- jui dan melaksanakannya dengan konsekuen. Da- lam perhitungan, setelah sekian tahun terkena em- bargo internasional, rezim Sadham akan runtuh dan rakyat akan bergerak melawannya. Akan tetapi ke- nyataan tidak demikian. Di samping Sadham masih bertahan, juga belum ada tanda-tanda munculnya kekuatan rakyat yang memadai untuk melawannya. Akibatnya, penderitaan paling berat justru ditang- gung rakyat kecil, sementara pihak penguasa tetap bertahan. Kenyataan itu menunjukkan, secara lang- sung atau tidak langsung, bahwa ada negara negara tertentu yang masih melakukan kontak da- gang dengan Irak, walaupun secara sembunyi- sembunyi. Khmer Merah bisa terus bertahan juga karena masih ada sejumlah negara yang menerus- kan kontak dagangnya dengan kelompok pembang- kang tersebut. Dengan menggelindingnya era globalisasi, masalah-masalah kemanusiaan memang menda- pat perhatian besar dari dunia, khususnya Barat, te- tapi itu tidak berarti bahwa perang dan sengketa te- lah berhasil dihentikan. Bahkan, ironisnya, dunia masih terus dilibatkan oleh kenyataan tidak enak, untuk menghentikan sebuah peperangan tak jarang diperlukan peperangan lain, bisa tertutup atau terse- lubung, bisa terbuka. Surat Pembaca Persyaratan: Sertakan Fotokopi Identitas. lau boleh, akan jadi rancu, lebih baik tanda larangan di ujung Jalan Serma Kawi yang mengha- dap Jl. P.B. Sudirman dicabut saja! luar di Jalan Diponegoro, Sebab Mohon bapak-bapak di ujung jalan itu tidak ada tanda DLLAJR lewat di jalan yang saya larangannya. Pertanyaan saya sebut itu dan melihatnya sendiri. kepada bapak-bapak Di Mana Rambunya ? Memang kemacetan dan ke- Serma Made Pil tidak akan semrawutan lalu-lintas merupa mengetahui larangan itu, lang kan suatu "penyakit" yang tidak sung saja belok ke kiri lalu ke- kunjung sembuh-sembuh, terle- bih tanpa bantuan semua pihak, baik petugasnya yaitu bapak po- lisi, pengemudi, pemakai jalan serta masyarakat pengguna ken daraan umum (yang minta ber- henti dan menyetop kendaraan umum tepat di depan tanda "Di- larang Stop"), seperti di Jalan P.B. Sudirman. Lebih baik tanda larangan itu dicabut saja, agar ti- dak lebih melecehkan petugas yang bertugas jaga di pos penja- gaan tidak jauh dari lokasi itu. Bali Post Kesiapan NU Merebut Kepemimpinan PPP NALURI politik praktis NU memang kuat sekali dibandingkan ormas Islam yang lain. Sekalipun Muktamar PPP yang ketiga masih beberapa bulan lagi, Agus- tus 1994, namun riak politik di kalangan kader NU untuk merebut puncak kepe- mimpinan partai cukup kuat. Sejumlah nama telah dimunculkan, mulai dari seo- rang tokoh seniman-budayawan, politisi, intelektual-akademisi, hingga kyai. Bahkan telah dibentuk tim yang bertugas menginventarisasi dan menyeleksi ca- lon yang akan dinominasikan untuk memimpin partai. Pertemuan antarelite dan po- litisi PPP eksponen NU juga te- lah dilakukan di TMII beberapa waktu lalu. Salah satu hasilnya adalah menetapkan strategi NU untuk merebut kepemimpinan PPP lima tahun mendatang. Riak politik demikian diperkira- kan akan semakin deras menje- lang muktamar nanti, menyisih- kan peringatan tokoh NU, Cha- tentang kemungkinan bahaya perpe- cahan di tubuh NU jika kader or- mas ini memaksakan diri untuk memimpin partai berlambang bintang itu. lid Mawardi, Sikap proaktif NU menang- gapi Muktamar PPP mendatang menggambarkan tentang masih kuatnya perhitungan unsur da- lam proses pergantian kepemim- pinan di PPP. Hal ini sebenarnya dapat dimaklumi karena proses kaderisasi kepemimpinan PPP masih digodok lewat unsur- unsur pembentuk fusi partai, yakni NU, MI, PSII, dan Perti, Bahkan dapat dikatakan, dari awal dibentuknya PPP hingga saat ini belum lahir kader-kader lewat kelembagaan partai. Per- anan unsur masih tetap berpe- ngaruh dalam menentukan pro- fil kepemimpinan partai. Reali- tas politik demikian memang sulit dipungkiri, sekalipun se- cara formal unsur-unsur bersifat independen terhadap partai. Po- litik unsur tidak mudah diha- nyutkan begitu saja oleh forma- lisme independensinya. Per- saingan memperebutkan kepemimpinan itu tentunya akan semakin seru manakala masing-masing unsur, khusus- nya NU dan MI mengambil per- siapan, sikap, dan tindakan yang sama. Faktor-faktor kepen- tingan politik yang sama dan bertentangan akan berpengaruh terhadap intensitas perebutan kekuasaan partai. Faktor lain dari adanya riak politik yang deras dalam me- nanggapi kepemimpinan PPP lima tahun mendatang dikare- nakan kedekatan NU dengan partai ini yang dijalin nilai histo- ris. Apalagi selama ini NU belum pernah memegang tampuk pim- pinan partai, karena sejak didiri- kan hingga saat ini puncak pim- pinan PPP dipegang politisi dari unsur MI, yakni H. MS Minta- redja (1873-1984), H. J. Naro (9184-1989), dan H. Ismail Hasan Metareum (1989-1994). Oleh Kusnadi Di bawah kepemimpinan me- reka, partai tidak banyak meng- alami perkembangan yang ber- arti. Dominasi politisi MI dalam PPP juga telah membuat NU ter- marginalisasi seperti terlihat ke- tika terjadi konflik yang berke- panjangan dengan MI menjelang Pemilu 19982 hingga Pemilu 19987. Padahal, jika dilihat dari saham suara politiknya terha- dap PPP, NU memiliki sum- bangan yang cukup besar (70%) mengingat basis traditional voters-nya berada di Jawa- Madura.. lam Pemilu 1955 pada urutan tiga besar dengan perolehan suara 6.955.141 (45 kursi) di ba- wah perolehan suara PNI 8.434.653 (57 kursi) dan Ma- syumi 7.903.886 (57 kursi). De- mikian pula, dalam Pemilu 1971 sebelum fusi partai de- ngan situasi depolitisasi dan peng-Golkar-an secara besar- besaran, ternyata NU mampu memperoleh jumlah suara 10.213.650 ((58 kursi), setingkat di bawah perolehan suara Golkar 34.348.673 (227 kursi) dan di atas perolehan suara partai- partai Islam lainnya, seperti Parmusi (24 kursi), PSII (10 kursi), Perti (2 kursi), dan PNI (20 kursi). Hal serupa ditunjuk- kan dalam Pemilu 1987 tatkala NU menarik diri dari PPP de- ngan "politik penggembosan- nya", perolehan partai ini meng- alami penurunan yang substan- sial, yakni 13.701.428 (61 kursi); padahal perolehan suara PPP dalam Pemilu 1982 sebesar 20.871.880 (94 kursi). Berdasar- kan data tersebut dan dengan memperhatikan profil NU be- serta aktivitasnya akhir-akhir ini, dapat dikatakan jika NU "mewakili" kekuatan real politik Islam. NU merupakan kekuatan politik tradisional yang masih berakar kuat dalam masyarakat pendukungnya. hanya di PPP, tetapi juga di Gol- kar dan PDI. Bahkan dalam ke- pemimpinan PDI sekarang, sa- lah satu ketuanya adalah seo- rang kyai NU dari Semarang. Oleh karena itu, benar kata orang bahwa dengan kembali ke Khittah 1926, NU "tidak ke mana-mana, tetapi ada di mana- mana". Kembali ke Khittah 1926 dipandang pula sebagai "mun- dur selangkah untuk maju se- ribu langkah". Suatu langkah strategis yang kontekstual un- tuk mencermati dan menyikapi tantangan dan format politik yang ada. Hal demikian tidak di- temukan pada ormas Islam yang lain. Sejak diterimanya Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam ormas ini yang disertai dengan gerakan sosialisasi intensif ten- tang "Islam berwawasan ke- bangsaan", menjadikan NU ako- modatif terhadap bangunan poli- tik negara kebangsaan. Masyarakat luas pun cukup ak- septabel terhadap keberadaan NU. Dari segi internal, ormas ini cukup solid, tidak ada konflik di antara para elitenya, sebagai- mana pernah terjadi menjelang Munas NU 1983 di Situbondo. Fakta-fakta dan kondisi- kondisi yang digambarkan itu adalah logis kalau memberikan dorongan kekuatan pada NU un- tuk memperebutkan peluang ke- pemimpinan PPP dalam mukta- mar bulan Agustus mendatang. Namun, jika upaya merebut ke- pemimpinan partai itu hanya untuk menebus "kerugian dan pengorbanan politik" pada masa lalu, harapan demikian terlalu sederhana untuk sebuah ormas Islam seperti NU. Dengan mem- pertimbangkan kesiapan inter- nalnya, seberapa jauh harapan Dengan kembalinya NU ke ga- NU merebut kepemimpinan par- ris perjuangan semula, Khittah tai berlambang bintang itu dapat 1926, sejak sepuluh tahun lalu, terwujud, akan ditentukan pula Di samping itu, sejarah ke- telah menjadikannya dapat oleh pola bargainning politik an- jayaan masa lampau masih menjaga jarak dengan kekuatan tarunsur dan pengaruh ke- membayangi keberadaan ormas ini sehingga banyak pihak harus sosial-politik yang ada dan seka- kuatan ekternal partai. mempertimbangkan keberada-ligus memberikan keleluasaan annya. Misalnya, posisi NU da- yang besar bagi para politisinya Penulis, dosen Fakultas Sastra untuk berpolitik praktis tidak Universitas Jember. Arus Bawah Dalam Percaturan Politik Kita Sekarang "ARUS bawah memang ada. Tetapi umumnya dalam pembangunan, tuntutan-tuntutan kelonggaran demokrasi itu didengarkan. Bukan di-rai-gedhek-kan. Hanya saja, cara menu- rutinya tetap step by step, menurut kemampuan. Hal itu juga merupakan salah satu hukum sosiologi, yakni yang terpenting perubahan harus ada. Perubahan memang membawa ke- guncangan. Namun, keguncangan harus dijaga jangan sampai merusak sistem sosial kita. Itu yang harus diingat". (Selo Soemardjan dalam wawancara dengan Editor, 21 April 1994). Pembangunan suatu bangsa bawah ini bisa dianggap sebagai sumber kemelut oleh penguasa, masalahnya tidaklah sebugil itu sedangkan dalam realitasnya Oleh Usadi Wiryatnaya Sumbang yang dilakukan se- mentara vokalis legislatif, ekse- kutif dan yudikatif, dengan ciri- ciri bahwa vokalitas mereka se- kaligus juga menunjukkan ketiadaan sonoritas, maka per- tumbuhan Si Bocah Nakal tadi seperti dipacu dan memperoleh pengakuan resmi dari sejarah. Jika ini terjadi, baik penguasa bakan dibuatnya, lebih-lebih jika maupun rakyat sendiri bisa kela- tidak ada orang yang mengajari bagaimana Si Bocah itu "berke- lahi" dengan aturan main yang benar. "pembawa bencana" akan diter- jangnya sampai remuk Akibatnya wibawa hukum dan sanya" yang sulit ditangani senantiasa mengandaikan se- pengadilan menjadi barang olok- penguasa. Demonstrasi dan mo- buah kerangka acuan kerja yang olok, kesenjangan antara yang gok kerja yang membawa per- jelas: Siapa para pembuat kepu- miskin dan yang kaya menguak angai kemarahan dan dendam tusannya? Kekuatan-kekuatan lebar, tidak jelasnya bentuk de- lama terpendam, seperti dalam mana bekerja sebagai kelompok- mokrasi yang kita anut (liberal peristiwa Medan beberapa kelompok penekan? Bagaimana ataukah Pancasila), kesangsian waktu yang lalu, bisa saja mem- peranan rakyat sebagai arus dunia luar terhadap kesung- buat langkah-langkah maju bawah terhadap perkem- guhan kita melaksanakan HAM yang telah dibuat terpaksa di- Tak bisa dipungkiri bahwa Si bangan yang terjadi? Sebagai pe- sehingga menimbulkan tekanan pertimbangkan kembali. Mung: dan tumbuh makin besar di bumi Bocah Nakal tadi sudah lahir main bebas ataukah sebagai pe- luar yang telah mendorong pe- kin pula tatanan indah sebagai Indonesia. Siapa pun yang di- main terpaksa? Di Indonesia merintah membentuk Komisi hasil pembangunan rusak atau sendiri -- sebagaimana kita mak- Nasional HAM, dan makin san- tidak berfungsi karenanya. Pen- anggapnya salah atau licik akan lumi --Orde Baru dengan Golkar ternya gerakan-gerakan protes dek kata, ciri-ciri anonimitas dan ditantangnya untuk mengha- sebagai badan kendaraan pem- di kalangan rakyat terhadap si- ketidakbertanggungjawaban dapi dirinya. Barang apa pun bangunan resminya menggelin- kon yang ada. Dengan menguat- gerakan-gerakan yang menda- yang dianggapnya "haram" atau ding dengan roda-roda militer, nya kekuatan arus bawah seka- pat inspirasi dari kekuatan arus teknokrat (yang sekarang mulai rang ini, posisi dan kemampuan Fenomena sosio-politik sema- dicoba ganti dengan teknolog) penguasa menjadi seperti dalam dan kaum modal (pribumi, non- pribumi dan asing). Dengan de- ini tidak bisa ditindas begitu ngan kebijakan dan kewaspa- ujian. Di satu pihak, kekuatan cam ini harus kita tangani de- daan penuh dan dini. Cara-cara mikian bisa dipahami apabila saja, karena jika ditangani de- Golkar bertanggung jawab pe- litas maupun kapabilitas peng- represif, memojokkan dan meng- ngan cara tersebut baik kredibi- gilas kekuatan arus bawah ini nuh atas hitam-putihnya hasil yang dilakukan "arus atas" atau pembangunan selama lima kali uasa diragukan, baik oleh rakyat LSM dan Demokrasi "para pengelola" bukannya saja Pelita yang telah lalu, namun da- oleh pemerintah asing yang ke- yang mulai sadar politik maupun Partisipatif mempertunjukkan naivitas dan lam konteks aktual ketiga unsur betulan menjadi kreditor- Arus bawah akan lahir dan penguasa, namun terutama jus- ketakbecusan kerja sementara kelompok penekan tadi harus di- kreditor kita. Masa 50 tahun tumbuh makin montok sebagai tru akan makin meyakinkan Si perhitungkan sebagai penang- merdeka (kurang setahun lagi) bayi yang iahir dari hasil perka- Bocah bahwa tak ada jalan lain gung jawab derajat kedua. Di pi telah membawa bangsa ini pada winan Ibu Demokrasi dan Bapak buat dirinya kecuali melangkah hak lain, harus pula diakui tingkat kedewasaan politik yang yang mengidap sejumlah penya- terus ke depan dengan semboyan dalam masyarakat -- yang sering cukup tinggi. kit mental-politik. Apabila ra- "Rawe-rawe rantas, malang- Rakyat tak bisa diperlakukan kyat merasa tak lagi terwakili malang putung". Masalahnya ditengarai sebagai kekuatan sebagai "anak-anak ingusan" di aspirasi dan kepentingannya da- lantas, siapakah yang layak "arus bawah" -- merupakan bidang politik lagi. Namun di pi- lam lembaga-lembaga resmi ter- menjadi pihak-pihak yang men- bukti bahwa ada sejumlah masa hak lain harus pula diakui kait yang ada, mereka akan cen- didik dan memperhalus per- lah besar yang muncul sebagai bahwa arus bawah tidak selama- derung untuk "mengelus-elus angai liar Si Bocah tadi? akibat arah dan juras politik nya merupakan arus yang sehat. jago" mereka, yang tak lain dan Orde Baru, yang pada intinya Sebagai kekuatan besar arus ini tak bukan adalah Si Bocah Nakal menekankan pembangunan eko- bisa menampakkan diri dengan tadi. Makin intens kecurigaan dengan pendekatan "keliaran" dan "kekuatan raksa- mereka terhadap adanya Trio kendati dalam konteks formal bahwa timbulnya kekuatan baru nomi sekuritas. Rp 804.000 untuk Pura Jagat Natha di Jembrana Bali Post menerima titipan sumbangan dana punia untuk Pura Jagat Natha di Jembrana dari: Gd. Tirta, Dps. Tak sulit untuk menjawab pertanyaan ini. Hanya LSM- (Bersambung ke Hal. 11, Kol.8) Rp 145.000 untuk Latihan Dasar Kepemimpinan Hindu di Brawijaya Malang Rp 1.000 di STT Santika Dharma, Br. Batu Agung Negara Jumlah yang dimuat hari ini Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 50.000 Rp 51.000 Bali Post menerima titipan sumbangan dana punia untuk La- tihan Dasar Kepemimpinan Hindu di Brawijaya Malang dari: Ni Ketut Sulandri, Jl. Tukad Yeh Aya VII-D/3 Dps A.A. Kemala, Jl. Trijata, Dps Rp 5.000 Rp 753.000 A.A. Sri Utami, Hang Tuah Sanur Rp 2,000 Rp 5.000 Rp 804.000 Perajin Tedung Agung Dewi Ratih, Br. Pande Mengwi No. 44 Dps. Rp 10.000 Ir. Dharma Landra, Denpasar Rp 50.000 Ni Made Sudarmi, Jl. Hayam Wuruk 4 Dps. Rp 5.000 Jumlah yang dimuat hari ini Rp 77.000 Jumlah penerimaan sebelumnya Rp 68.000 Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 145.000 Rp 857.000 untuk Maulana Penderita Kepala Membesar di Atas perhatiannya saya mengha- DLLAJR, apa memang betul di- turkan banyak terima kasih. perbolehkan keluar dari Jalan Dr. John D. Mangindaan, Serma Kawi tembus ke Jalan Di- M.B.S. ponegoro? Apalagi yang datang Jl. Swakarya Baru A06-07 dari Jalan Serma Made Pil. Ka- Denpasar Antre perlu Dibudayakan Rp 25.000 Rp 5.000 Rp 10.000 Rp 40.000 Rp 817.000 Rp 857.000 Perlu Penjelasan Humas Pemda Klungkung Menanggapi surat pembaca cocok mencontoh pariwisata Pu- Bali Post 3 Mei 1994, halaman 6, lau Batam di mana realisasinya kolom 1, dengan judul "Kapan dulu karena janji penguasa Dae- Oleh-oleh dari Batam Diterap- rah lewat Bapak Kabag Humas Salah satu kelebihan Taplus langsung menyelonong dan me- kan?", saya sangat tertarik dan ternyata belum ada tindak lan- adalah penarikan dan pengam- nyerahkan buku tabungan itu, mendukung pengirim surat pem- jut. Dari hasil studi banding ter Bali Post menerima titipan sumbangan untuk Maulana pende- Ada tanda larangan tetap juga bilan dapat dilakukan di semua saya jadi merasa kesal. Pegawai baca tersebut. Untuk itu saya se- sebut, di pihak lain saya sangat rita kepala membesar dari: dilanggar, apalagi tidak adanya cabang BNI yang sama-sama su- bagian tabungan dan juga sat- bagai masyarakat kecil mengha- mengharapkan karena saya Budi, Denpasar tanda apa pun. Pengalaman saya dah On Line. Dengan fasilitas pam tidak memberitahu pada rapkan penjelasan secara krono- ingin adanya perubahan dan Nyoman Wedastra, Taman Mahayu No. 27 Sempidi yang hampir saja berbenturan tersebut, saya dapat menarik ta- nasabah agar antre dengan ter- logis kepada Bapak Kabag pembaruan di Kabupaten Klung- Selsian, Gatot Subroto 3 Dps. jangkrik, di Jalan Diponegoro, bungan di BNI Denpasar. Suatu tib, tetapi sebaliknya buku nasa Humas agar sudi kiranya mence- kung khususnya di daerah ren- Jumlah yang dimuat hari ini dari RSUP Sanglah saya membe- hal yang tidak enak saya rasa- bah diterima begitu saja oleh pe- ritakan perihal anjang sana ke cana pengembangan pariwisata Jumlah penerimaan sebelumnya lok ke Jalan Serma Kawi, men kan pelayanan bank adalah keti- gawai bank. Pulau Batam. Jika benar anjang Nusa Penida untuk meningkat- dadak muncul mobil dari jalan dakpedulian petugas terhadap Untuk itu saya mohon dengan sana tersebut sekadar hura- kan taraf hidup masyarakat, di Jumlah penerimaan seluruhnya tersebut, sedangkan saya tahu ketidaktertiban nasabah di ba sangat kepada pihak BNI Den hura, saya sangat menyayang samping dapat meningkatkan bahwa Jalan Serma Kawi (Seko- gian tabungan. Saya sebagai pasar agar memperhatikan hal kan, sebab Pemda bisa secepat pendapatan asli daerah untuk lah Swastyastu) adalah jalan orang yang sudah terbiasa mela- yang kecil tetapi penting seperti nya dapat menyelamatkan uang menunjang pembangunan dae- satu arah. Sebab di ujung jalan kukan dan melihat nasabah ini. negara bukan malah sebaliknya rah, menata pemerintah yang itu terpampang tanda larangan antre dengan tertib di BNI Ca- justru menghambur- bersih dan berwibawa di bawah masuk (kalau dilihat dari Jalan bang ITB, melihat suasana ba- hamburkannya. Tentang ren- kepemimpinan Bapak Drs. Ida Bali Post menerima titipan sumbangan untuk Pura Gelap di Be- Sudirman). Tetapi bagi peng- gian tabungan di BNI Denpasar cana pengembangan pariwisata Bagus Oka. Bapak Bupati mene- sakih dari: emudi yang keluar dari Jalan seperti nasabah yang datang Nusa Penida yang dinilai sangat rima warisan atau PR yang sa Ni Ketut Sulandri, Jl. Tukad Yeh Aya VII-D/3 Dps. ngat berat dari penguasa yang I Ketut Miarda, Klungkung dulu, akan tetapi gebrakan be- I Nengah Tamped, Klungkung liau sudah saya rasakan dengan I Ketut Purna, Klungkung adanya rasa jengah untuk mem- I Wayan Dana, Bangli bangun Kota Semarapura. I Nengah Gandra, Bangli Agus Putu Arijana, Bangli I Made Astina Lab. Teknik Pendingin Teknik Mesin-ITB Bandung 40132 Anggota Redaksi: Denpasar: Made Sugendra, Sri Hartini, Ida Bagus Geriawan, Nengah Srianti, Wayan Suja Bali Post Adnyana, Wayan Wirya, Wayan Suana, Dwi Yani, Komang Suarsana, Djarot Suprajitno, Ema Sukarelawanto, Nikson, Nyoman Sutiawan, Legawa Partha, Gianyar: IB. Alit Sumertha, Bangli: Made Sueca, Semarapura: Daniel Fajri, Singaraja: Made Tirthayasa, Amlapura: Wayan Sudarsana, Tabanan: Gst. Alit Purnatha, Negara: Eddy Asri, Jakarta: Muslimin Hamzah, Suhendra Usmaya, Bambang Hermawan, Sahrudi, Surabaya: Edy Poerwanto, NTB: Agus Talino, Iszul Kairi, Ryanto, Ruslan Efendi, NTT: Hilarius Laba, Wartawan Foto: IGN. Arya Putra, Djoko Mulyono. Setiap artikel atau tulisan yang dikirim ke Redaksi hendaknya ditik dengan dua spasi (spasi rangkap). I Wayan Sutena Jl. R. A. Kartini No. 22 Semarapura Rp 30.885.000 untuk Pura Gelap di Besakih I Ketut Kasna, Klungkung Rp 5.000 Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 2.000 (Bersambung ke Hal. 11, Kol. 8) Selasa Wage, 10 Mei 1994 Giliran Anda Strategi Pembangunan Bali SEPERTI diketahui, mulai 1 April 1994 bangsa Indonesia memasuki tahun pertama Pelita VI dan sekaligus tahun pertama PJPTII; tahun-tahun pertama yang mempunyai arti strategis dalam mengantar perjalanan se- jarah bangsa dalam rangka upaya mencapai cita-cita kemerdekaan. Sejarah telah pula mencatat bahwa kinerja ekonomi Bali selama PJPTI , banyak faktor yang menjadi penyebabnya, antara lain yang penting mengagumkan etos kerja, kreativitas kerja dan kemampuan adaptasi hawkat dalam mengikuti "alur irama" dan dinamika perubahan yang pembangunan. Memasuki PJPT II ini sudah tentu sudah merupakan harapan semua masyarakat Ball, kinerja ekonomi tadi tetap dapat dipertahankan, dengan mutu yang lebih baik dalam arti: kesejahteraan yang lebih merata, sistem ekologi tetap terlestarikan, pelestarian budaya terjamin, pengaturan tata ruang yang tidak menyinggung emosi keagamaan umat. Sehubungan dengan hal tersebut, Bali Post memberikan kesempatan para pembaca yang budiman, untuk menyampaikan sumbangan pemikiran tentang strategi pembangunan Bali pada masa depan, dengan penekanan pada segi: ekonomi kesejahteraan rakyat, pengaturan tata ruang Bali yang berhubungan dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR), pendekatan bu- daya dalam pembangunan, pelestarian budaya, dan sistem ekologi, serta pariwisata budaya. Sumbangan pemikiran maksimal setengah halaman kuarto ditik 1 1/2 spasi, dilengkapi foto (bukan pasfoto) dan fotokopi KTP, dikirim kepada Redaksi Bali Post, Jalan Kepundung 67 A Denpasar 80232. Prioritaskan Strategi "In-Out" SECARA umum strategi pembangunan diklasifikasi menjadi tipe-tipe : Out-in, yakni strategi perencanaan pembangunan di mana pertimbangannya didominasi faktor/variabel luar atau asing; In-out, yakni strategi perencanaan pembangunan di mana pertimbangannya didominasi faktor/variabel dari dalam; serta tipe stra- tegi campuran dari kedua tipe tersebut. Menapaki PJP II di wilayah Bali, strategi pembangunan In- out patut diprioritaskan, dalam arti: Tujuan pembangunan di- dominasi potensi alam, tenaga kerja (sumber daya manusia) di daerah, dan oleh kecenderungan-kecenderungan positif yang tumbuh di masyarakat baik yang berupa keinginan, kebutuhan, kepentingan atau aspirasi rakyat. Sehingga dalam perwujudan pembangunan tipe strategi ini juga mencerminkan tujuan pem- bangunan tersebut. Dengan strategi In-out ini besar harapan kita bahwa pemba- ngunan pada era PJP II dimiliki, dinikmati dan disertai partisi- pasi penuh dari masyarakat Bali khususnya. Ketut Adhi Jl. P. Saelus Gang X/23 Pedungan - Denpasar Jangan Abaikan Hal-hal Kecil PJPT I telah berlalu. Pembangunan yang kita laksanakan dengan susah payah selama PJPTI membuahkan hasil yang cu- kup memuaskan, sampai-sampai banyak negara yang iri atas kemajuan bangsa kita. Namun hendaknya kita jangan merasa ce- pat puas, karena di balik keberhasilan itu masih banyak hal yang perlu kita benahi. Bali khususnya, sebuah daerah wisata yang sangat terkenal ke mancanegara perlu mendapat perha- tian serius sampai hal-hal yang sangat kecil sekalipun. Masih banyak daerah wisata di Bali yang keadaannya di samping me- mikat, juga mengecewakan wisatawan yang datang berkunjung. Contohnya, masih banyak jalan yang rusak justru di pusat kera- maian wisatawan. Sehingga setiap turis yang melewatinya akan mengeluh dan berkata, "It's broken, I don't like it". Apakah hati kita tidak merasa sakit mendengar keluhan seperti itu. Hal-hal seperti inilah yang perlu kita perhatikan bersama. Sebaiknya kita jangan hanya menanti turun tangan pemerintah untuk memperbaiki jalan tersebut. Dengan swadaya masyarakat se- tempat, jalan-jalan yang rusak pasti bisa diperbaiki. Mengapa tidak? I Wayan Putra Kayana Br. Badung-Payangan Gianyar Kolom Soemitro dan Panggabean MENYAKSIKAN para pen- cerita semacam itu mulai dekar memainkan senjata menghilang dari keinginan sungguh mengasyikkan. saya. Yang muncul adalah kei- Akhir-akhir ini keasyikan kita nginan untuk melihat pertem- semakin dilengkapi dengan pe- puran sesungguhnya antara nayangan berbagai kisah fiksi jenderal dengan jenderal, tidak melalui layar televisi, video, lagi pendekar dalam cerita re- atau film. Tatkala alam pi- kaan itu. Anda tentu maklum, kiran saya belum tercemar de- Perang Teluk Parsi antara ngan berbagai buku silat, idola NATO dan Irak membuat kei- saya adalah Winnetou dan Old nginan saya menjadi ke- Shatterhand. Hampir semua nyataan. Alangkah menegang- karya Karl May saya lalap, se- kan mengikuti berita sepotong- hingga seringkali ibu saya sepotong yang disajikan yang almarhum melaporkan melalui Dunia Dalam Berita saya kepada guru, gara-gara ti- yang disunting dari siaran dak memenuhi periuk air ibu CNN yang kondang itu. dalam dapur. Perang di Yugoslavia, di Ketika Kho Ping Hoo muncul Sudut-sudut Balkan, seperti dengan seri silat "Api Dari Bu- judul salah satu buku Karl kit Menoreh", wah, keinginan May, kurang menimbulkan saya membaca versi lain terpe- gairah. Soalnya yang di- nuhi sampai sehabis-habisnya. tayangkan adalah rekaman Bahan bacaan yang lebih lensa sepihak-sepihak, tidak mengandalkan imaginasi ber menghadirkan sosok perang se- kat permainan kata-kata peng, sungguhnya, yang satu menye- arang, kini mencapai bentuk rang yang lain berkelit me- kesempurnaan atau mendekati nunggu saat memberi balasan keutuhan, karena saya tidak yang pas. perlu berimprovisasi mencari Minggu lalu "perang" dua bentuk imaginasi yang paling jenderal di Indonesia hampir cocok. Semua rincian imagi- kesampaian. Walaupun dua- nasi yang mungkin muncul dua sudah uzur, sudah pen- dan mendenyutkan tekanan siun, rambut sudah beruban darah di kepala saya, terpapar dan kerut-merut mengubah sangat jelas melalui layar wajah yang angker jadi penuh kaca. Pendeknya ada tokoh keakraban, tetapi persiapan idola, ada yang diperangi, ada genderang perang mengisya- yang menang, dan alangkah ratkan, keduanya akan me- senangnya hati jika tokoh idola mainkan senjata pamungkas yang menang. Biasanya begitu! nya di depar publik Indonesia. Barangkali karena bosan dan dimakan usia, cerita- (Bersambung ke Hal. 11, Kol.5) Catatan Dari seminar politik PPP diungkapkan bahwa posisi par- pol di Indonesia masih marginal dan nyaris tidak terlihat dalam pengambilan keputusan yang strategis. Bahkan ada yang bilang PPP: Partai Perlu Pem- baruan. Komisi I DPR-RI amat menyayangkan pembubaran kangen-kangen seniman muda di Yogyakarta. Rupanya terbuka budaya "sayang menyayang- kan" Menurut mantan Menteri Kesehatan RI, dr. Adhyatma MPH, pengidap HIV dan AIDS di Indonesia hanyalah yang tampak dilaporkan, sedangkan yang belum dilapor- kan jauh lebih besar, karena AIDS itu bagaikan gunung - Hati-hati kebiasaan "jajan". es. Selasa Wage, 10 Mei 1994 BPR Ratna Serius Sele Denpasar (Bali Post). BPR Ratnadi dinilai kurang seriu masalahnya dengan nasabah. Seba jual tanpa sepengetahuan dan k Uangnya dibagi-bagi kepada nasa Direktur, Dewan Komisaris m ngan Bu "Ini sudah penggelapan hak dan tidak lagi menghargai par- tnership yang dibentuk Februari terse lalu," kata Ketua partnership gota IMR Djonika, S.H., yang memim- satu pin pertemuan antara nasabah undu dengan Dewan Komirasis, Di- menj reksi, dan Direktur Utama bank piha bersangkutan, Senin (9/5) sore diber kemarin. anka Partnership selama ini oleh pi- sehi hak bank, hanya dijadikan bum- men M rapa per saja. "Kami tidak pernah di- beritahukan mengenai neraca sementara bank bersangkutan. nyeb Begitu juga jumlah asetnya. De- kint ngan berbagai alasan, pihak tawa bank selalu menghindar jika di- gang mintai dokumen penting terse- mint but," ujar Djonika. lum Dan yang lebih menyakitkan dap lagi, dokumen-dokumen penting kuta tersebut dibawa sekretaris pri- dah badi Direktur Utama. "Mengapa men dokumen penting itu harus dibe- inve rikan kepada Sekretaris pri- dija badi," tanya Djonika sambil me- gom mandang Sandya, Direktur BPR bersangkutan. P yan Djonika menyatakan juga per- pert nah menjadi sekretaris di tempat dak kerjanya, di Kandepdikbud Ba- "Ka dung. Tetapi tugasnya, bukan kita untuk menyimpan dokumen data penting. seor Harga G dan Denpasar (Bali Post) - Harga gula Bali/gula aren baik nail produksi dari Jawa maupun pro- ting duksi Klungkung kini meng- Rp alami kenaikan. Menurut konsu- 1.10 men, kenaikan harga produk ter- sebut dianggap melambung tinggi. H Minggu lalu satu keranjang bun gula aren dari Jawa isi 25 kg di sete tingkat grosir tercatat Rp 25.000 lun namun minggu ini menjadi Rp Bal 30.000. Bahkan ada juga gosir yang menjual lebih tinggi lagi dari itu. mer nga sed Kalau dihitung per kg, harga pro gula aren di tingkat grosir men- nga jadi Rp antara 1.200/kg sampai gul dengan Rp 1.250/kg dan di ting- Pro kat pengecer harganya berkisar pun antara Rp 1.600/kg sampai de- has ngan Rp 1.750/kg. Harga eceran tersebut juga Klu berlaku di pasaran bebas baik di gul Pasar Badung, Pasar Kereneng dih Pesta Mer Renovasi *650 Karyawan Nik Denpasar (Bali Post) - Hya mas and Hotel Bali Hyatt, Sanur akhir- gian nya resmi dinyatakan tertutup tine sementara untuk umum dan di- lam nyatakan vakum dari segala ke- seba giatan perhotelan sejak awal Mei kar lalu, karena menjalani program perenovasian hotel secara total. sisa Sekitar 800 karyawan hotel, pe- mas kan lalu menyelenggarakan se- buah pesta meriah di sekitar Ho areal kolam renang hotel yang aka baru untuk menandai dimulai- lira nya renovasi Hotel Bali Hyatt se- B cara total. bil c Pada kesempatan itu, pihak rim manajemen hotel juga memberi- dita kan penghargaan kepada para gan karyawannya yang segera me- aki masuki masa pensiun serta bagi but mereka yang telah bekerja se- ruh lama 10 tahun, 15 tahun dan 20 75 p tahun. "Hotel Bali Hyatt (HBH) yang terletak di kawasan wisata Sa- mer mu bebe tobe war mas unt nur secara resmi telah ditutup untuk umum sejak awal Mei lalu. Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat proses renovasi hotel secara total yang diharap-gra kan akan selesai pertengahan nga Desember mendatang. Bahkan laya perenovasian ini telah berlang- sung selama tiga tahap dimulai par awal Maret lalu, dengan me- nyisakan 243 kamar dari 387 ka- kan S kep mar yang dimiliki HBH. Dan di per hari terakhir sebelum ditutup- naje nya hotel tersebut, Sabtu (30/4) war lalu tercatat masih ada 18 kamar yang masih terisi," demikian lah penjelasan Marketing Communi- cations Bali Hyatt, Ayun Sun- dari, ketika dihubungi Bali Post Senin (9/5). dari anal bil dibe kan kerj Dialihkan Bagi para tamu yang sudah saja terlanjur melakukan booking un- aka tuk bulan Mei hingga Desember bela mendatang, dialihkan ke Grand alan Bang Podjok SELEKTIF Produk buah-buahan dalam pemasaran. Namun tidak jar tungkan kondisi pasar. Niat ikut-i Komoditi lokal. Kalau sudah demiki belian yang lebih selektif. Yang kem ke atas adalah yang "kemasannya" diti untuk klas pasaran di tempat petani di Bali diseleksi sebelum dita Color Rendition Chart 4cm
