Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1995-03-22
Halaman: 09

Konten


HALAMAN 9 BALI POST ASBALI RABU KLIWON, 22 MARET 1995 ala", Konsep di Balik Kisah membuang benihnya sendiri, yang diterjemahkan dalam berbagai kegiatan ritual mau- klus ular, menetas dari telur di sebuah pun kebendaan yang pada intinya bermakna peru- gah hutan. watan atau penyucian. Secara harfiah suda berarti an ini tampak benar, bahwa Hindu den bersih atau suci, dan mala berarti kotor. Secara sim- mati mengingatkan umatnya bahwa tang- bolik sudamala diartikan suatu penyucian diri untuk atas suatu perbuatan selalu membutuh suatu kebahagiaan dan keselamatan, yang dicapai an jernih, pengendalian nafsu, pemaha- lewat hubungan dengan Hyang Widhi. Ada suatu dalil ib dan akibatnya di masyarakat umum di sini, bahwa segala persembahan atau hubungan membutuhkan pengorbanan. Karena itu yang dilakukan kepada Hyang Widhi haruslah ber- ang paling menyakitkan dari suatu ken- dasarkan kesucian. Dengan demikian, persembahan wa kelahiran ke dunia kadang menjadi yang suci atau hubungan dengan Hyang Widhi di- akberdayaan, dan bila tak sanggup laksanakan dengan suatu upacara pemarisuda atau kelahiran akan sia-sia. penglukatan atau penyudamalaan. r ketiga, dikisahkan bagaimana I Suda kan oleh raja setelah peristiwa pecaru- pedagang jeruk, ia yang telah berwujud in kedua orangtuanya dipersulit jalan eh penguasa, sehingga mereka memilih an, mengisolasi diri. Dan akhirnya men- eritaan lahir batin, sehingga I Sudamala mengembara. Berpijak dari sinilah, cerita "Sudamala" dikait- kan dengan berbagai upacara orang Hindu Bali. Sebab melalui cerita, umat Hindu dituntut untuk mengembangkan interpretasi-interpretasi intelektu- al untuk mendapatkan makna dan pengalaman dalam hidup. Dan sudah tentu latar belakang sosial suatu masyarakat menjadi alasan adanya cerita bernuansa religius yang digunakan untuk meredakan kecemasan r ketiga inilah terdapat gambaran hubun dan ketegangan akibat kenyataan sehari-hari. Sebagai a dan kebijakan, yang bila telah dirasu- masyarakat agraris, latar belakang pertanian an pribadi akan mengakibatkan keseng- meny babkan ancaman-ancaman fisik terhadap pe- at kecil. Pilar ini juga sekaligus meng- meliharaan kesehatan (alam maupun badan), yang kebangkitan rakyat kecil (I Sudamala) amat mempengaruhi pola pikir umat Hindu Bali. Dan perjuangkan nasibnya, sehingga dapat di sinilah letak kekhasannya. Bahwa suatu ketegan- konflik-konflik kehidupannya dengan gan yang berkaitan dengan psikologis dan sosial da- udamala akhirnya menjadi raja. pat dihadapi dengan muatan-muatan praktis yang yarakat Bali (Hindu) cerita yang bermua- terkandung dalam cerita religius, guna mendapatkan emiliki fungsi untuk menguatkan keper- jalan keluar melepaskan ketegangan hidup. Di sini diri sendiri dalam menghadapi kehidu ada muatan konsep disiplin hidup untuk memenang- rita religius dalam hal ini dimanfaatkan kan kehidupan. berikan penjelasan-penjelasan sebelum melakukan kewajiban-kewajiban keag- Keinginan dan Harapan Dalam cerita religius yang tergambar Cerita Sudamala" menggambarkan keinginan bang-lambang yang membutuhkan pula dan harapan untuk tetap menjaga harmoni hubungan lanjutan. 9 antarmanusia, manusia dengan Tuhan, manusia den- cerita religius dapat diterima secara mor- gan alam. Melalui cerita ini diingatkan, bahwa dalam istem dalam suatu aturan kelembagaan. tatanan sosial (hubungan antarmanusia), penguasa konteks ini, cerita I Sudamala dalam memiliki peran penting untuk mendorong pencapaian harian kehidupan religi umat Hindu Bali, harmoni itu. Sebagaimana dikisahkan, raja yang se- at ksa Be- an- nti gi, ar, ura aji ura en- SIMPATI ANDA Bali Post menerima titipan sumbangan pembaca untuk saudara-saudara kita yang tengah menderita dan ditimpa kemalangan, antara lain Komang Mardika penderita tumor mata, Ariyawan penderita tumor, Wil- iawan penderita kanker tulang, IGP Cakra penderita kaki gajah, Aryanti pen- derita kepala membesar, Maulana penderita kepala membesar, Kt. Raka pen- derita tangan puntung, Gd. Wardana penderita tumor, I Nyoman Rapa pen- derita perut mengeras, Wayan Kari penderita kanker rahang, Wayan Mubagia penderita kepala membesar, Ely Saputra penderita kulit bersisik. Sumbangan Anda dapat dikirim langsung ke bagian Sekretariat Redaksi Bali Post 67 A Denpasar atau dengan weselpos dan rekening Bali Post di BRI Cabang Denpasar No. 31-45, 1065.4. Rp 905.300 Untuk Aryawan ng- dis David Subianto, Dps -ա- Warsada, Semolo Waru, Kav. 13 Sumbaya Ike, Jl. Gn. Bromo 1/104 Dps Jumlah penerimaan yang dimuat hari ini Rp 849.500 Kel. Made Kawit, Jl. Cokroaminoto Rp om 5.000 1.000 1.000 Rp Rp Rp 7.000 Rp 898.300 Rp 905.300 sha di fa- ng Jumlah penerimaan sebelumnya m, Jumlah penerimaan seluruhnya m, Untuk Komang Ely Saputra Gg. Nuri No. 3 Dps Rp 00 Ike, Jl.Gn. Bromo 1/104 Dps Rp 00 Jumlah penerimaan yang dimuat han ini Rp 5.000 1.000 6.000 00 Jumlah penerimaan sebelumnya Rp 50 Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 843.500 849.500 50 Rp 752.000 Untuk Aryanti Rp Rp Rp Rp Rp Rp 1.000 5.000 1.000 7,000 745.000 752,000 88888 888 888 Ike, Jl. Gn. Bromo 1/104 Dps David Subianto S, Dps Warsada, Semolo, Waru Kav. 13 Surabaya Jumlah penerimaan yang dimuat han ini Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 3.376.650 Untuk Gede Wardana Parmadi dan Parwati Dps Kel. Made Kawit, Jl. Cokroaminoto Gg. Nuri No. 3 Dps 33333 222222 222222 Rp 10.000 Rp 00 Ike, Jl. Gn. Bromo I/104 Dps Rp 5.000 1.000 100 00 Jumlah penerimaan yang dimuat hari ini Rp 16.000 Jumlah penerimaan sebelumnya Rp 3.360.650 00 Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 3.376.650 dang sakit dan tak ada obatnya, tiba-tiba mendapat wisik bahwa penyakit itu tak lain karena raja tidak pernah melakukan upacara pecaruan. Di sinilah tampak fungsi cerita religius dalam kehidupan umat Hindu di Bali, yang digunakan se- bagai penjelasan mengapa suatu upacara pecaruan harus dilakukan. Bahwa hubungan bhuwana agung dan bhuwana alit sesungguhnya dapat diterjemah- kan secara sederhana, tidak rumit. Dapat dikaji dari kandungan arti konsep Tri Hita Karana, bahwa hubungan-hubungan yang terjadi dalam kehidupan manusia selalu berdalil timbal balik. Ketika raja tidak memelihara alam sebagaimana mestinya, sakitlah dia. Atau bila dikaji dari latar be- lakang pola kerja agraris, bahwa untuk menjaga kese- hatan fisik, diperlukan pengenalan terhadap anca- man-ancaman fisik itu sendiri bila ingin tetap hidup. Secara simbolik pemeliharaan itu dikisahkan lewat upacara pecaruan. Makna pemeliharaan inilah yang memerlukan penerjemahan dalam keseharian, den- gan sudamala sebagai pembersihan. Dalam cerita Sudamala" tergambar pula, dalam penataan suatu sistem kelembagaan agar umat dapat melaksanakan kewajiban-kewajibannya, ada peran penguasa yang tidak lepas dari persoalan ekonomi, politik maupun sosial. Karena itulah, kisah "Sudamala" bukan semata-mata kisah perjuangan manusia setengah ular, atau upacara peruwatan se- belum melakukan persembahan. Di dalamnya juga tersirat, hidup yang kompleks ini bila dihadapi den- gan tanpa landasan kesucian hanya akan menghasil- kan kehancuran. Dan itu berlaku di alam niskala dan sekala. Tentu persoalan niskala dan sekala ini yang patut diisi dengan penjabaran-penjabaran yang se- suai dengan kebutuhan hidup. Sudamala tak cuma kuat dalam ritus sebagai up- aya mencapai keseimbangan manusia dengan parahyangan, tetapi di pawongan dan palemahan- nya pun sudamala diperlukan. Karenanya, memaha- mi kisah "Sudamala" sebetulnya menantang inter- pretasi intelektual untuk kembali menerjemahkan dalam pawongan dan palemahan. Cok Sawitri MASIH PERLU DANA Umat Hindu di beberapa daerah masih memerlukan dana punia Anda untuk membangun pura dan sarana pendukung lainnya un- tuk ibadah. Pura Luhur Tanah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Kediri Kabupaten/Daerah Tingkat II Tabanan, memerlukan dana Rp 205.730.000 untuk pelaksanaan upacara Karya Agung Mamung- kah, berlangsung 14 Juni 1995, serta untuk pembangunan dan per- baikan fisik. Dari dana tersebut, sebesar Rp 125 juta nantinya un- tuk biaya Karya Agung Mamungkah, selebihnya untuk pemban- gunan dan perbaikan fisik meliputi: perbaikan meru dan piyasan, perbaikan undag, pelebaran natar pura, pembangunan pelinggih penyawang, pembangunan dapur dan ruang makan, da ih Pembangunan Pura Segara Tawangalun, Desa Sumberagung, Kecamatan Pasanggaran, Kab. Banyuwangi, Jawa Timur yang ru- sak berat akibat gelombang tsunami, dan kini hanya tinggal ban- gunan padmasana. Dana yang diperlukan seluruhnya Rp 37 juta. Pura Ponjok Batu, Kecamatan Tejakula, Kabupaten/Daerah Tingkat II Buleleng, yang pembangunannya sudah dimulai 18 Desember lalu, diperkirakan memerlukan dana Rp 1 milyar den- gan waktu membangun sekitar 3 tahun. PHDI Tingkat Desa Karya Makmur di daerah transmigrasi memerlukan dana untuk mewujudkan cita-cita umat memiliki sep- erangkat gong. Dana punia Anda dapat dikirim langsung ke bagian Sekretariat Redaksi Bali Post di BRI Cabang Denpasar No. 31-45, 1065,4. Pura Hargo Loka, Desa Balong, Kecamatan Jenawi, Kabupat- en Karanganyar, Jawa Tengah, yang direncanakan dibangun di lereng pegunungan berlokasi di Dukuh Gununganten, Desa Balo- ng. Untuk lancarnya pembangunan pura tersebut, dana punia Anda bisa langsung dikirim kepada bendahara panitia pembangunan Pura Hargo Loka, Sunardi, d.a. Kantor BKK Kecamatan Jenawi Karan- ganyar, Surakarta 57795, Jawa Tengah. Pura Jati Pramana, Kotamadya Cirebon, memerlukan dana sebesar Rp 98.214.281 (sembilan puluh delapan juta dua ratus empat belas ribu dua ratus delapan puluh satu rupiah). Pura yang dibangun di atas tanah sertifikat Hak Milik, Nomor 532 dengan luas 1.184 m2 terletak di Jalan Kalijaga Permai Kelurahan Laran- gan Kecamatan Harjamukti Kotamadya Cirebon. Tanah tersebut hasil pembelian swadaya umat Hindu di wilayah Cirebon. Ban- gunan pura yang akan dibangun mencakup padmasana, kori agung, bale pagongan, tempat ganti, penyengker, dan pintu masuk. Dana punia Anda dapat dikirimkan melalui Rekening Nomor 037.1.01135.3, atas nama Panitia Pembangunan Pura di PT Bank Dagang Nasional Indonesia Cabang Cirebon dan Rekening Nomor 33-20-7122.8, atas nama Panitia Pembangunan Pura di PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Cirebon. Penelusuran "Sudamala KETIKA di tahun 1979 biasa, digunakan untuk upac- mben, kelatkat, sangku bahkan mengenai sudamala oleh berlangsung upacara Eka Dasa ara dewa yadnya, dengan tu- ada keris sudamala. Dari dun- sekelompok cendekiawan Rudra, Profesor Ngurah Bagus juan untuk memberikan ia seni dikenal kidung, cerita, Bali, 12 April 1985 (AA Made melakukan pencatatan penting "upah" kepada butakala agar tabuh, tari dan gender sudama- Jelantik, AA Gd Putra Agung, mengenai sudamala; suatu upacara yang akan dilaksana- la. Prof. Bagus, P. Koehne. B. catatan yang didasarkan pada kan berjalan lancar tanpa gang- Dalam proses pengobatan Palam, IA Agung Mas, W, Vi- pengamatan pembuatan ajen- guan. Pada manusa yadnya, dikenal minyak sudamala. tale, I Nengah Wenten, D. gan taur, yaitu proses dan awal sesayut sudamala digunakan Ditemukan pula catatan D. Schaareman, dll), menunjuk- pedanda Buddha dan pedanda sewaktu memohon istri membuat korban untuk tu- tirta (pada up- juan penyucian. Yang diamati acara po- oleh Profesor Bagus mengenai tong salah satu peralatan dalam gigi), pembuatan ajengan taur itu, yakni tiuk (pisau-red) sudama- la. Tiuk sudamala sebetulnya memiliki bentuk sederhana, yang mengingatkan pada sen- jata semacam trisula, gada, cakra dan sebagainya. Hanya pegangannya yang langsung menyatu, sebagai batang yang utuh memberikan kesan agak lain. Bedanya dengan pisau bi- asa adalah hulu pisau itu ber- cabang tiga dan meruncing. Tiuk sudamala inilah yang per digunakan membunuh segala kawi- binatang korban untuk pem- nan, se- buatan ajengan taur, yang di- sudah sebel lakukan di areal yang disebut tiga hari. Sebe- madia, tepat di depan pedanda Buddha. Hanya itulah yang da- pat dijejaki mengenai catatan Profesor Bagus mengenai "peristiwa" besar yang terja- di di tahun 1979 itu. Dalam keseharian, umat Hindu di Bali mengenal berb- agai macam benda, tumbuhan dan hewan serta kesenian yang dinamai dengan sudamala. Di Padang Kerta, sebuah desa di Karangasem, sebagai simbol pembersihan atau menyucikan mala pada diri manusia dike- nal beberapa upacara yang menggunakan penggunaan ses- ayut sudamala agung. Ini di- gunakan dalam upacara meca- ru agung, usaba gentuh (tilem, sasih Yestha), mecaru manjek- lut, mecaru rsi gana. Kemudi- an sesayut sudamala alit atau lum memasuki rumah baru, sesayut sudamala diletakkan di rumah yang akan ditinggali tersebut. Ditemukan pula istilah sudamala pada waktu melaku- kan peruwatan terhadap anak yang lahir pada Wuku Wayang (Tumpek Wayang), yang dise- but biasanya Niudalama. Khazanah Flora-Fauna Dalam keseharian lainnya, dari khazanah flora dan fauna, masyarakat Bali pun mengenal apa yang disebut dengan kela- Schaareman men- kan interpretasi antropologis genai gend- dari dongeng "Sudamala" ing suda- Dongeng maupun kidung mala "Sudamala" dapat dilihat dari se dua aspek penting. Pertama untuk memperoleh kesehatan lahir dan batin, kedua untuk kesuburan dan kemakmuran atau keselamatan pada umum- nya. Bahwa untuk mencapai ke- selamatan dan kesehatan, kita terlebih dulu memerlukan adanya kelalaian, dosa atau utang, kesalahan" dalam konteks, bahwa sudamala mempunyai fungsi sebagai jembatan antara mati dan hidup, antara kesalahan dan bagi kematian. gend- Sedangkan P. Koehne men- ing gambil inti dari kedua versi gambang/ Sudamala" (dongeng dan ki- selunding di Tat- dung) berdasarkan pada tiga ulinga yang berkaitan dengan unsur, 1) kesalahan akibat upacara adat Usaba Sumbu manusia melanggar peraturan- atau Usaba Kasa. Pada Hari Purnamaning Kasa diyakini bhatara-bhatari turun dan menari. Pada upacara terse- but, gending sudamala dilantun- kan, tetapi hanya pada bagian keempat yang disebut dengan nama taksu. Iramanya pelan, di- mana pukulan pokok gending diiringi 6 dan 10 pukulan oncan- gan berturut-turut. peraturan yang berlaku, 2) dosa, dan 3) pembebasan. Pembebasan ini memiliki sifat religius dan dapat disa- makan dengan konsep harapan di bidang flsafat serta konsep rehabilitasi dilihat dari konsep duniawi. Menurut dr. AAM Jelantik, orang Bali tidak per- nah merasakan dosa. Yang dirasakan adalah kelalaian ter- Gending sudamala juga hadap kewajiban, dalam arti dipukul pada gamelan selund- kelalaian yang berkaitan den- pa sudamala, yang digunakan ing saat golongan petugas desa gan kewajiban amal. Maka di- untuk metabuh dalam upacara menarikan tari abuang. Cata- lakukan penglukatan (peruwa- besar. Juga dikenal daun, tan D. Schaarman ini juga tan-red) atau penyudamalaan. pisang, kayu, bambu sudama- menyebutkan keterkaitan mak- Pertanyaan besar yang belum la. Dari dunia binatang dike- na gending sudamala dengan terjawab dari penyusuran itu, nal ayam dan itik sudamala, tirta sebagai simbol pembersi- bagaimana konsep sudamala sedangkan untuk peralatan up- han dan peruwatan. dalam kehidupan sehari-hari? Sedangkan penyusuran acara dikenal lis, sesayut, ka- Cok Sawitri 99 Mitos "Sudamala" ORANG Hindu Bali umum- tumbuh subur dan produksinya takan dalang seperti halnya tilah ngapuleger terdiri dari nya, percaya, ada kondisi-kon- tinggi. Dengan hasil yang baik, Sang Hyang Widhi, yang "sapu" berarti sampat (alat disi tertentu dari diri manusia petani mengalami kesejahter- diperkuat dengan bukti me- pembersih-red), "leger" sama yang harus diruwat dengan up- aan dan kebahagiaan. nampakkan Bhatara Siwa di dengan sakit. "Ngapuleger" acara sudamala. Misalnya bayi Namun menurut Dalang I atas ubun-ubunnya. Kala pun berarti nyapuang sakit, kelete- yang lahir pada Wuku Wayang, Ketut Rajeg, upacara penyuda- menyerah, dan sejak saat itu han (membersihkan kekotoran pada saat upacara otonan-nya malaan, tepatnya dilakukan berjanji tidak memakan manu- hidup). Sudamala, menurutnya, dipentaskan wayang sapu dalam membersihkan roh yang sia yang lahir di Wuku Way- leger. Ini, menurut Ngurah meninggalnya secara menyim- ang, asalkan telah diruwat oleh juga digunakan untuk mem- Nala terkait dengan mitos, bah- pang menurut konsep Hindu. dalang. Peruwatan ini dinama- bayar kaul. "Yang dibersihkan wa orang yang lahir pada Wuku Orang yang bunuh diri, tengge- kan Sudamala Ngapuleger. itu utangnya, janjinya," kata Menurut Dalang Rajeg, is- Rajeg. (Tim BP) Wayang mempunyai tempera- lam di air, disambar petir, di- men dan watak keras. "Untuk injak binatang, dalam Hindu itu ia harus diruwat untuk men- disebut salah pati. "Manusia gurangi watak kerasnya dengan yang meninggal secara salah upacara itu. Dan yang ber- pati ini yang harus diberi up- wenang meruwat orang-orang ini adalah ki dalang." acara penyudamalaan. Bagi umat Hindu, upacara pengluka- Sebenarnya, kata Nala, se- tan (sudamala-red) dimaksud- mua orang mesti di-sudamala kan untuk menyucikan leteh (diruwat), sebab tidak ada agar atma (roh) bisa tenang manusia yang betul-betul ber- menuju alam niskala," kata da- sih. Dalam konsep beragama lang kelahiran 1915 ini. sebenarnya kita diajarkan Dalam kaitannya dengan pe- hidup bersih, sebelum bersem- ruwatan orang-orang yang la- bahyang atau mendekatkan diri hir pada Wuku Wayang, menu- dengan Tuhan, kita dianjurkan rut Ketut Rajeg berangkat dari membersihkan badan, kemudi- Lontar Siwagama. Konon ini an memakai pakaian yang ber- bertujuan agar orang tersebut sih. Sebelum persembahyan- tidak disantap Sang Hyang gan dimulai para sulinggih me- Kala. Sebab putra Bhatara Siwa merciki air suci (pakalahyas) ini, telah mendapat izin dari untuk menghilangkan kotoran Siwa untuk menyantap manu- secara niskala," katanya. sia yang lahir pada Wuku Way- Tujuan hidup kita sesuai ang. dengan ajaran agama Hindu Dari dunia pewayangan, adalah mencapai kesejahteraan soal kebiasaan Sang Hyang lahir dan batin. Untuk menca- Kala ini dikisahkan tak hanya pai kesejahteraan itu, kata berlaku bagi kalangan manusia, Nala, kita tidak hanya bisa tetapi juga turunan dewa. Sang diam begitu saja. Kita harus Hyang Trena Windu yang ked- berbuat sesuai dengan swadar- ua putranya -Sang Hyang ma masing-masing. Contoh Brata dan Brati yang kebetulan sederhana yang disodorkan lahir pada Wuku Wayang, Nala misalnya petani. Sebagai tidak luput dari sasaran Sang petani kita harus mengolah Hyang Kala. Karenanya, Brata tanah sesuai dengan ilmu per- dan Brati lari ke Mayaspati, tanian, memperhatikan yang saat itu kebetulan tengah lingkungan (tanah, air, udara) menggelar pertunjukan wayang dan memelihara tanaman den- oleh Dalang Samirana. gan baik. Dengan memperha- Perang antara Sang Hyang tikan ekologi dan cara bertani Kala dan Samirana tak terelak- yang benar maka tanaman akan kan, karena Samirana menya- BONORES Bisa SATU suku kata "bisa", ternyata mengandung banyak arti. Rupa- rupa ungkapan dapat dimunculkan dengan bahan dasar "bisa". Yang pertama dia berarti racun. Seperti dalam kalimat, ular berbisa, artinya ular yang beracun. Kalau kita didigitnya, bukan saja menimbulkan rasa sakit, lebih dari itu dapat menyebabkan keracunan, dan bukan tak mungkin bisa mati akibatnya. Entah kalau terjadi sebaliknya. Mis- alnya ada orang digigit ular berbisa, lalu orang yang digigit dengan gagah berani menggigit balik ular bersangkutan. Dagange ane jegeg ento anak bisa. (Dagang yang cantik itu or- angnya bisa). "Bisa" dalam kalimat ini mengandung arti: menguasai ilmu hitam. Semacam santet atau leak, kalau di Bali. Dalam hubunga- nnya dengan dagang, mungkin dia hanya berupa pengasren, atau mungkin berupa pengeger. Apa pun bentuknya, maksud dan tujuan- nya sama. Agar barang dagangannya laris, dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Jenis yang manapun yang digunakan oleh seseorang, konon juga orang terse- but sedikit banyak mengerti ilmu hitam, atau dalam hal ini pengelea- kan. Dan ini pula sebabnya kenapa seorang dagang yang meng- gunakan pengasren atau pengeger, sering disebut sebagai dagang yang "bisa". "Bisa" juga dapat berarti pintar. Dalam hubungannya dengan arti yang terakhir ini, seorang seniman yang sampai sekarang tak jelas siapa orangnya, menuangkan dalam lagu yang sangat populer di ka- langan masyarakat Bali. Judulnya: "Eda Ngaden Awak Bisa"/Jangan sebut diri pintar. Lengkapnya lagu itu sbb: Eda ngaden awak bisa. Depang anake ngadaning. Geginane buka menyampat. Anak sai tum- buh luhu. Hilang luhu buke katah. Yadin ririh. Liu enu pelajahin. Lagu ini sangat digemari oleh anak-anak sekolahan karena singkat dan mudah dinyanyikan. Dan kalau dia juga dinyanyikan oleh orang tua, pejabat tinggi dan rendah, termasuk sopir dan tukang kebun, dis- ebabkan karena muatan nasihat yang terkandung di dalamnya san- gat padat dan layak direnungkan. Bagi saya, lagu itu mengandung arti dan kandungan nasihat sbb: Walau kita menguasai cabang ilmu tertentu, jangan suka sebut diri pintar. Biarkanlah orang lain yang menilainya. Sebab, kenyataannya orang menuntut ilmu itu seperti pe- kerjaan penyapu. Walaupun tukang sapu itu setiap hari menyapu, masih saja ada sampah. Kalaupun sampah dianggap tidak ada, yang namanya debu, tetap saja akan ada. Maka, walaupun kita pintar, se- sungguhnya masih banyak yang harus kita pelajari. Singkat cerita, kalau kita ingin memahami pesan yang sesungguhnya ingin disam- paikan oleh penggubah lagu itu, tak ada pilihan lain kecuali menyany- ikan seutuhnya dan memahami arti yang termuat dalam kalimat per- tama dan terakhir sebagai satu kesatuan. Sialnya, lebih banyak orang yang memilih menghapalkan juduln- ya saja, ketimbang memahaminya secara keseluruhan. Lebih sial lagi, judul yang berbunyi "Eda Ngaden Awak Bisa" itu suka "ditembak- kan untuk segala keperluan, termasuk untuk keperluan menyindir orang lain yang tak disukainya, karena orang lain itu bisa atau pintar. Judul lagu ini juga sering kali digunakan untuk mencegah munculnya sifat sombong, pada anak-anak. Sepanjang yang dikedepankan han- ya judulnya saja, hal ini bukan saja berarti pelecehan terhadap guba- han seseorang, lebih dari itu saya menganggap hal ini juga sama dengan racun. Bila ucapan itu ditujukan kepada anak-anak, secara tidak langsung sebenarnya kita telah meracuni anak itu. Sebab seor- ang anak yang sebenarnya mengerti dan bisa akan sesuatu, kita te- kan dengan judul lagu "Eda Ngaden Awak Bisa", kemungkinan anak bersangkutan akan tumbuh menjadi penuh keraguan dan tak percaya diri. Pada zaman serba canggih dan globalisasi seperti sekarang ini, mungkin sudah saatnya kita untuk merenungkan kembali kebiasaan jelek memangkas lagu. Lebih-lebih lagi pemangkasan semacam itu akan berakibat buruk bagi perkembangan mental. Dengan kata lain, mengatakan bisa sesuatu yang benar-benar kita kuasai dengan meyakinkan, tentunya bukan dosa. Sebaliknya kalau mengatakan bisa akan sesuatu yang sesungguhnya tak dikuasai, hal ini bukan saja dosa, melainkan juga dapat berarti bisa atau racun yang mematikan. Nah, yang ini tentunya pendapat saya sendiri. Wayan P. Windia BULAN GAMPANG PUNYA KIJANG UANG MUKA 1,5 JUTA CICILAN MULAI 780 RIBU E STRATEGIS BROTO DENPASAR --T.125/200 T. 170/250 EKOLAH DHARMA GRAHA LOKASI TOKDAN KANTOR POUSI STATEGIS L.C. FASILITAS NTOR PEMASARAN KAMI: CAJAYA NO.REI. 13.00099 (0361) 233437 DENPASAR HOME SWEET REKENING SIMPAN PINJAM Khusus bagi anda yang telah memiliki RUMAH. Maksimum Rp. 100.000.000. Bebas digunakan untuk apa saja, dengan memakai cek. Ambil atau setor sesuai keperluan. Saldo simpanan, bunga untuk anda. Saldo pinjaman, bunga untuk kami. C710 Hubungilah Tel. 263736 maka, anda akan merasakan betapa manisnya memiliki rumah sendiri. BDB BANK DAGANG BALI 21 C719 Collezione Vista 95 VERSACE OCCHIALI KIJANG AGEN RESMI DI BALI: VERSUS OCCHIALI 229590 -SOL Sunglass Shop, Jl. Raya Legian, Kuta, MITHRAS Sunglass Shop, Jl. Raya Legian, Kuta 751794 (YA LEBARAN, YA KIJANG) Dalam rangka merayakan dan memeriahkan Lebaran, di saat harga-harga naik merayap, Bulan Gampang Punya Kijang kembali datang. Uang muka tetap, hanya Rp 1,5 juta dan cicilan ringan mulai dari Rp 780 ribu*! Jangan tunda lagi, tanpa menunggu tabungan siap, segera miliki Kijang idaman keluarga Anda. Bergegaslah, hubungi dealer Toyota, salesman kami selalu siap memberikan saran dan penjelasan yang berguna bagi Anda. Model SX di Jakarta, cicilan dapat berbeda di tiap daerah. Hubungi : PT Agung Automall JI. HOS Cokroaminoto 47 Denpasar Telp.425547 (566 KIJANG MEMANG TIADA DUANYA Toyota Car Home Service Anda panggil Kami datang Siap melayani Anda dimana saja 2cm Color Rendition Chart