Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Waspada
Tipe: Koran
Tanggal: 2002-04-06
Halaman: 05

Konten


PRIL 2002 4 (kelalaian adminis- yang berpotensi un- Dan gugatan pada ertuju kepada seluruh anggota, person De- ilan Rakyat, Majelis ratan Rakyat, presi- residen, Dewan Per- gung, Badan Peme- gan, Bank Indone- kamah Agung. an ini adalah salah esar dari setidak-ti- krisis besar bangsa ng absolut harus di- ngan satu terobosan inistrasi negara Re- mesia. Apa yang dila- mpinan, anggota dan aga-lembaga negara ngguh tidak menun- sekalipun yang men- entikan state neglect nyarankan agar se- ruh pimpinan, anggo- n lembaga-lembaga ksud agar mawas diri ertanya kepada diri ng, nilai apakah yang eroleh dari harta rak- a; nilai apakah yang mbangan dalam usa- is kemiskinan massal man struktural bagian kyat Indonesia; nilai telah saya sumbang- enghentikan keterpu- ng telah melanda ba- ak anak-anak Indone- kah yang telah saya dalam usaha meng- embludaknya anak- sia yang terpaksa dan njadi anak jalanan. komprehensif-inte- lan komparatif yang Hi Danau Toba adalah a, (2) Air yang tersedia can miliran kubik, (3) etapi, dalam banyak a tidak bisa maju se- sata Pulau Bali? atau wang mendatangkan m bagi penduduk seki- ggunya ekosistem di ADT dicemaskan bu- karena mengganggu u Toba sebagai pema- Sungai Asahan, me- a kita (penduduk se- rantau, masyarakat dari investor sampai pangan, terutama pe- bagai pengarang ske- angunan), gagal mem- erah/bangsa. duk setempat gagal ebih banyak karena ayaan; tiada memiliki k well inform dalam perkembangan Danau tau juga gagal karena anya gembar-gembor padahal sebenarnya upun mencintai, bias- erkotak-kotak. Antara jut ke hal 11 kol 3) ? an Residen Tapanuli diangkat menjadi Gu- iter. Secara otomatis megang Komando Mi- emimpin pemerintah- ngan dibantu bupati- er seperti Djamaluddin di Labuhan Batu. Ti- alau dikatakan di masa Dr FL Tobing (pahla- mal) adalah gubernur elah Mr SM Amin. mai siapa Gubernur Su- ara pertama dan urut- ya sebenarnya pernah sikan di masa Gubernur Siregar. Atas inisiatif dukungan Pemda Su- ara, masyarakat dapat ajah para Gubernur Su- ara di Museum Negeri Utara JL. M. Joni 51. Mu- ubernur Sumatera Mr . d Hasan, gubernur per- EMAmin sampai guber- ang Tengku Rizal Nur- mpingan dengan ruang- potret" para Gubernur Utara, pengunjung da- at "Pameran Tetap Pers a Utara". Di antaranya ar pertama terbit di In- Bataviase Nouvelles rat kabar pertama terbit Deli Courant terbit 1885, koh pers tempoe doeloe, n pers, dan wajah para s Sumatera Utara yang ngabdi lebih dari 30 ta- yenangkan bagi pihak- tentu yang selama ini sebagai pencuri pro- Beberapa kali pihak dari pelaku pencurian angkap meminta tolong masalahnya diselesai- mun selalu kami tolak. erita tersebut telah di- asikan melalui APK, dan kan bahwa hal tersebut nar, namun kenapa di- ".Berita tersebut tentu- gat merusak nama baik tas berita yang sama idak benar itu. Ir M Ritonga ADM PTPN III .Aek Nabara Husni Siregar, Perdinan S, angan Hutasoit, Tapsel: er, Neirul Nizam, Agus Bireuen: Samsul Rizal us Jeumpa, Arafat Nur, ai Surya, Aceh Singkil: "ibekali tanda pengenal. KABUPATEN Bireuen kini berusia dua tahun lebih. Sejak lahir pada 4 Oktober 1999, gerak laju pembangunan di kabupaten yang dijuluki "Kota Juang terus menggeliat dan dipacu. Salah satu tokoh yang turut melahirkan ka- bupaten muda di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) ini adalah Drs H.Hamdani Raden. Putra daerah yang pendiam dan low profile ini kemudian dipercayakan sebagai Pjs Bupati Bireuen. Atas dorongan kawan sejawat dan tokoh SABTU, 6 APRIL 2002 BILA anda berkesempatan mengunjungi Kota Bireuen, ibukota Kabupaten Bireuen, sesekali ayunkan langkah anda ke Pendopo Kabupaten yang terletak hanya beberapa puluh meter dari jantung kota itu. Di tempat yang 'tidak umum' itu, anda akan tercengang melihat banyaknya tamu-baik dari kalangan atas, menengah dan tidak ketinggalan dari kalangan bawah berjubel- menunggu kesempatan bertemu dengan Pejabat Bupati setempat, Drs H.Hamdani Raden (foto). Bila banyak tamu di Pendopo, jangan langsung berpikiran bahwa ada acara penting atau silaturrah- mi digelar tempat tersebut. Karena dalam keseha- riannya-ketika Pak Hamdani berada di tempat- pendopo tidak pernah sepi dari berbagai kalangan yang menghadap dan bertemu dengannya. Begitulah sikap kesahajaan' yang ditunjukkan Drs H.Hamdani Raden, sang bupati yang 'merang- kak dan mengawali kariernya sebagai mantri polisi (manpol) pamong praja di Kecamatan Makmur (ketika itu masuk Kabupaten Aceh Utara-red) sejak 3 Agustus 1977. Siapapun yang anda temui di Bireuen- jika orang itu mengatakan yang sebenar- nya- akan mengakui bahwa Hamdani memang akrab dan peduli dengan segenap lapisan masyarakat. Kalau itu jawaban yang terdengar, anda janganlah terperangah karena itulah kenyataannya. Suami Ny.Cut Maryana,S.Pd ini dan ayah dari empat putra-putri- Rahmat Hidayat, 21, Vika Rahmawati, 17, Hery Fakhri, 14, dan Cut Merry Sahara Putri, 11, ini- suka bergurau dan tertawa serta tersenyum bila menemui orang-orang yang menga-dukan berbagai persoalan kepadanya. Sikap ini memang telah 'mendarah daging' dalam ritme kehidupan sosok-kelahiran 1 Mei 1949 ini-yang kini mendharmabaktikan karya nyata dan pemikirannya bagi 365.341 jiwa penduduk Kabupaten Bireuen yang dipimpinnya. Setelah dari Makmur, Hamdani kemudian pindah tugas dengan posisi sama ke Kecamatan Peusangan hingga menjelang akhir tahun 1981. Kecemerlangan pemikiran dan keakrabannya dengan masyarakat membawa berkah bagi putra Adalah Drs H.Hamdani Ra- den yang dipercayakan pemerin- tah pusat untuk memangku jabatan dalam posisi pejabat sementara (Pjs) Bupati Bireuen perdana, ditandai dengan pelantikan pamong kelahiran Desa Cot Trieng Kec.Jeumpa tersebut oleh Mendagri (ketika itu) Soerjadi Sudirja, beberapa hari menyusul pengesahan kabupaten baru itu. Bagi masyarakat dan tokoh di Bireuen, Hamdani-mantan Camat Peusangan-bukanlah sosok yang 'asing', meskipun tidak juga sangat terkenal ketika itu. Dia termasuk salah satu tokoh di saat terakhir ikut memperjuangkan peningkatan status daerah Bireuen, dari per Pamong Yang Berangkat Dari Bawah Dan Tetap Merakyat pasangan Raden Mahmud dan Latifah Yusuf (kini keduanya almarhum). Jenjang kariernya yang menjanjikan ternyata membawa lulusan Akademi Pendidikan Dalam Negeri (APDN) Banda Aceh ini dipercaya sebagai pejabat Camat Peudada, selama tujuh tahun hingga per-tengahan 1998. dapat penghargaan atas prestasi yang dibuatnya. Prestasi tersebut diantaranya, penghargaan dari Mendagri dalam penataran camat se Indonesia (1982), Penghargaan Gubernur Daerah Istimewa Aceh pada pendidikan camat petugas IPEDA (1984), penghargaan BKKBN pada Diklat Poped Krida se Aceh (1982), Penghargaan Mendagri pada Diklat Teknis Fungsional Kursus Keterampilan Manajemen Tipe B Angkat. II (1990) serta sejumlah penghargaan lainnya. Dalam mengalokasikan dana untuk pembangunan Hamdani selalu memprioritaskan tujuan utama yang harus dicapai, yakni memperbaiki dan meningkatkan derajat hidup serta perekonomian masyarakat luas. Di antara beberapa hal yang masuk sebagai indikator keberhasilan Hamdani selama dua tahun terakhir adalah berhasil memfasilitasi pembentukan DPRD Bireuen, ditandai dengan pelantikan anggota dewan perdana itu pada 9 Juni 2001. Selain itu, mantan pemain bulutangkis PON ini mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sehingga kabupaten. ini termasuk dalam tujuh besar di antara 13 kabupaten/ kota yang ada di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Derap langkah menuju kemajuan dan kemak- muran rakyat di Bumi Perjuangan ini, memang bukan karya Hamdani Raden sendiri. Sejak me-wujudkan wilayah ini menjadi kabupaten, puluhan bahkan mungkin ratusan tokoh masyarakat mendampinginya. Namun, diantara sejumlah para pendamping itu, ada seseorang yang selalu mengiringi dalam suka maupun duka, yakni Ny.Hj.Cut Maryana Hamdani Raden, S.Pd, sang istri tercinta. Ny.Hj.Cut Maryana-yang akrab disapa Ibu Cut- adalah sosok yang senantiasa setia mendampingil DEKAT DENGAN ULAMA masyarakat, tokoh ini kemudian mencalonkan diri untuk menjadi calon Bupati definitif perdana, periode 2002-2007, seiring dibukanya pintu suksesi di kabupaten itu. Bagaimana kiprah ayah empat orang putra- putri dalam dua tahun terakhir, serta harapan dan komentar tokoh tentang dirinya? Simak tulisan wartawan Waspada di Bireuen, Masykur Tom Randista dan Kepala Koordinator Lhokseumawe, Bustami Saleh. (REDAKSI) Dari kawasan barat Bireuen, kemudian atasannya mempercayakan untuk menjadi camat definitif di Kecamatan Gandapura, yang kini menjadi wilayah paling timur Kabupaten Bireuen (saat ini). Di tempat yang baru ini, dia tidak kurang berbuat untuk masyarakat setempat, selama kurun waktu tujuh tahun hingga 30 Maret 1995. Di Kecamatan Gandapura ini, kinerja Hamdani sangat menggem- birakan rakyat setempat, sehingga 'menghadiahinya' dengan tiket pesawat terbang (ONH) ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji. Tgk H. M. Amin/Tumin (Ulama Kharismatik/Pimpinan Dayah Madi- natud Diniyah Babussalam, Blang Bladeh, Bireuen). Berturut-turut kemudian, Hamdani kembali dipercayakan sebagai camat di Kecamatan Jeunib antara 31 Maret 1995 hingga 8 Oktober 1995. Sedangkan jabatan camat terakhir yang pernah dipegangnya adalah di Kecamatan Peusangan selama empat tahun, yakni dari tahun 1995 hingga tahun 1999, tepatnya hingga tanggal 11 Oktober. Dalam tahun 1999 inilah, Drs H Hamdani Raden yang menunaikan ibadah haji ke Arab Saudi tahun 1995 ini, -menerima berkah paling berkesan dan paling membanggakan sepanjang kariernya-, diberi kepercayaan dan diangkat sebagai Pjs.Bupati Kabupaten Bireuen pada tanggal 12 Oktober 1999. Pelantikannya yang ditunjuk oleh Gubernur Daerah Istimewa Aceh, Prof.Dr.Syamsuddin Mahmud (ketika itu) dilakukan beberapa hari setelah pengesahan UU No.48 Tahun 1999 tentang pembentukan Kabu- paten Bireuen dan Simeulu pada tanggal 4 Oktober 1999 oleh DPR RI. Seharusnya semua pihak menilai dan memberikan kesempatan buat figur yang telah berbuat untuk Bireuen selama dua tahun berakhir. Saat Bireuen perda- na ditetapkan sebagai kabupaten, siapa yang secara berani' yang mau pulang dan membangun daerah, dan siapa yang meninggalkan gelanggang. Masyarakat akan menilai dari hal-hal itu, bukan hanya ketika keadaan mulai kondusif semua mengatakan dirinya mampu. Suksesi pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bireuen, periode 2002- Beberapa saat setelah dilantik menjadi Pjs.Bupati Bireuen, dengan dukungan dana infrastruktur serta sarana yang minim, Hamdani mulai berbuat dan menyusun jajaran pembantunya yang 'dicopot' dari berbagai dinas serta instansi baik di Aceh Utara maupun dari daerah lainnya. Dalam menjalankan tugas sehari-hari, -selama menjabat bupati-, Hamdani Raden tidak pernah meninggalkan kalangan ulama, legislatif, tokoh masyarakat dan seluruh komponen lainnya yang ada di Bireuen. Sosok yang lahir dari keluarga sederhana ini, memang ahli dalam membangkitkan dan menjem- batani keinginan segenap elemen dan komponen masyarakat. Hal ini telah sejak lama dibuktikan - termasuk dengan diterimanya penghargaan-Camat Teladan se Aceh pada tahun 1996 dan Percasi Kencana dari Presiden RI tahun 1997 serta Pembina Kelompok Tani (P3A) Tingkat Provinsi Aceh Tahun 1992 ini. Kegiatan seminar, simposium serta perjalanan ke luar negeri juga telah menghiasi lembaran hidup Hamdani, seperti Barter Trade di Malaysia tahun 2000. Sedangkan dalam bidang penataran dan pendidikan di dalam negeri, dia bahkan sering men- Sebagaimana diketahui, pemekaran Kabupaten Bireuen dari induknya Aceh Utara, membutuhkan masa yang pan- jang serta pengorbanan yang tidak sedikit. Pun demikian, ka- rena didasari dengan semangat baja dan sifat pantang me- nyerah untuk meraih impian, akhirnya cita-cita tersebut ter- wujud juga, dengan ikut andilnya semua pihak. Kegigihan dan kesabaran, -disadari atau tidak merupakan salah satu kunci dari lahirnya kabupaten Kota Juang ini. Karena hal yang demikian, adalah suatu yang patut dan Dua Tahun Mandiri, Makin Berseri M losok dengan metode memba- ngun seperti ini. pantas, bilamana 365.184 jiwa masyarakat Bireuen yang kini mendiami 10 kecamatan dalam kabupaten sendiri, mengucap- kan terima kasih kepada DPRD Aceh Utara yang mengikhlas- kan' wilayahnya diperkecil.. ERETAS masa depan Kabupaten Bireuen yang lahir sejak 4 Okto- ber 1999,-dengan potensi ter- besar bagi rakyat dalam bidang pertanian-, bukanlah sesuatu hal yang mudah. Berbeda jauh dengan kabupaten induk Aceh Utara yang mengandalkan PAD dari migas, Bireuen yang dijuluki "Kota Juang" adalah kabupaten muda yang butuh energi ekstra untuk menjadikan- nya sejajar dengan kabupaten/ kota yang terlebih dahulu lahir dalam lingkup Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). wakilan pembantu bupati men- jadi kabupaten penuh (definitif). Perjuangan masyarakat Bireuen menuju kabupaten itu, sebenarnya telah melalui ren- tang waktu yang tidak singkat. Perjuangan mulai ini dimulai sejak puluhan tahun silam, yakni sejak tahun 1957. Dan hasil kerja keras sejumlah masyarakat yang saat itu berada dalam tujuh keca- matan di wilayah barat Kabu- paten Aceh Utara -saat itu, berbuah manis' 42 tahun kemu- dian. "Masa berbunga" itu ditan- dai dengan disahkannya Undang Undang No.48 Tahun 1999, pada tanggal 4 Oktober 1999, tentang pembentukan Kabupaten Bireuen dan Simeulu. Terima kasih harus di- sampaikan kepada tokoh pahla- wan' Bireuen, baik yang ber- domisili di Bireuen maupun luar daerah (Banda Aceh, Medan, Jakarta, dan lainnya). Sebenarnya, memang telah banyak yang berubah menuju kemakmuran dan kesejahteraan Bireuen dalam dua tahun terakhir. Namun, bukan berarti jalan yang terbentang di depan mulus-mulus saja. Kondisi per- ekonomian sebagian masyara- kat yang masih terpuruk, daya beli menurun, lapangan kerja terbatas dan pengangguran intelektual yang tidak habis dihitung dengan jari, adalah sebagian dari tantangan yang masih memerlukan kerja keras seorang yang bernama Hamdani Raden di masa dan waktu men- datang. Harus diakui, kelahiran ja- bang bayi' yang bernama Kabu- paten Bireuen serta penunjukan Drs H.Hamdani Raden sebagai Pjs. bupati perdana, bukanlah di saat akhir bulan madu yang manis dan mengesankan'. Kela- hiran kabupaten ke-13 di Bumi Tanah Rencong ini, justru terjadi ketika krisis ekonomi dan gangguan keamanan melanda kawasan ini. 0,00 0,0 Tak pelak, kondisi ini mem- buat jajaran kabinet' sang Bu- pati Hamdani Raden harus be- kerja ekstra keras dengan modal awal yang minim. Rentang waktu antara akhir 1999 sampai awal 2002 ini ada- lah masa pembaktian' bagi Ham- dani dan jajarannya. Tentu tanpa lupa melibatkan DPRD, alim ulama, tokoh masyarakat serta warga secara keseluruhan, telah berbuat dan menyingsingkan Hamdani Raden (paling kanan) di antara ulama, Gubernur dan Pangdam. BREUEN PPT 2007 yang perdana ini merupakan suatu keinginan rakyat yang tak dapat ditun- da-tunda lagi. Menyangkut sosok figur yang layak tampil sebagai bupati defini- tif untuk masa bakti lima tahun mendatang, dari sejumlah calon yang telah men-daftar semuanya sangat layak. Namun ada satu figur, yakni sosok Hamdani Raden sebagai orang yang melakukan 'cah rienteuh' (membuka belu-kar-red) pertama layak dipertim- bangkan dan penghormatan. Kendati demikian, bukan berarti sosok lainnya tidak pantas dan tidak layak untuk mengambil kesempatan yang sama. Muchtar Yusuf (Tokoh Pengu- lengan baju melahirkan prestasi dan berkarya untuk daerah. Sejumlah karya besar, mene- ngah dan kecil kali ini dapat dilihat, dinikmati dan dirasakan serta diakui oleh ratusan ribu masyarakat di Kecamatan Sa- malanga, Jeunib, Peudada, Jeumpa, Peusangan, Makmur, Gandapura serta juga kecama- tan baru yakni Pandrah (peca- han Jeunib), Juli (dimekarkan dari Jeumpa), serta Jangka (berpisah dari Peusangan). Fakta membuktikan, dengan hanya bermodalkan kepercayaan dan kemitraan dengan semua pihak serta seluruh komponen masyarakat, Hamdani-yang pada pengantar tugasnya hanya diperintah untuk membentuk lembaga/dinas di daerah dan memfasilitasi kelahiran legis- latif-, telah berbuat lebih ba- nyak demi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Sebagai catatan, Kabupaten Bireuen terletak pada 4.54 sam- pai 5.18 Lintang Utara dan 96.20 sampai 97.21 Bujur Timur, ber- batas dengan Kabupaten Aceh Utara (bagian Timur), Aceh Tengah (Selatan), Pidie (Barat) dan di sebelah utara dengan Selat Malaka. Posisi strategis di atas, memang menjanjikan harapan besar di masa yang akan datang. Saya bukannya mau memuji atau mengkultus individu, tapi apa yang telah dilakukan Drs H. Hamdani Raden dalam dua tahun kepemimpinannya memang telah mulai mengubah wajah daerah ini secara keseluruhan. Meskipun di sana-sini terdapat kekurangan, na- mun itu boleh dibilang kecil dibanding- kan keberhasilannya. Kalau saya boleh ngomong jujur, tidak semua orang bisa melakukan apa yang telah diperbuat Hamdani. Di tengah kondisi yang kurang kondusif dan keterpurukan ekonomi, Hamdani tetap eksis dan berhasil. Agak luar biasa memang. BIREUEN MENUJU CITA-CITA Harus diakui, dalam rentang waktu yang sangat singkat, Hamdani telah melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya, bahkan melampaui. Tentu saja dengan tidak melangkahi ketentuan yang ada dan tetap dalam koordinasi sejalan dengan ketentuan Provinsi dan pemerintah pusat. Tgk.H.Abdullah Ali (Pimpinan Pesantren/Dayah Lipah, Kec.Jeumpa/ Tokoh Ulama Bireuen). dan berbuat bersama-sama sang suami demi kesejahteraan rakyat. Bagi ibu empat anak ini, berpengalaman puluhan tahun sebagai guru dan pegawai negeri sipil (PNS) telah menempanya untuk siap kapan saja melayani dan memberikan waktunya untuk orang lain. Dalam tugas sehari-hari sebagai Ketua Dharma Wanita (DW) dan Ketua Penggerak PKK, Ny. Cut Maryana berupaya sekuat daya dan upaya untuk meningkatkan derajat kehidupan wanita dan anak- anak darikota hingga ke pelosok desa. Tidak ada kata dan nuansa lain yang selalu ingin dilihatnya dalam keseharian seluruh masyarakat di daerah ini, selain semua rakyat hidup layak dan sejahtera, baik lahir maupun bathin dalam lindungan dan ridha Allah SWT. Kami secara pribadi menilai, apa yang telah diperbuat oleh Drs H.Ham- dani Raden selama ini terasa cukup berarti bagi semua kalangan. Tapi, itu Secara nyata dapat dilihat, sedikit di antara segudang kepeduliannya kepada wanita anak- anak serta mereka yang kurang beruntung. Di antaranya, menyantuni panti jompo Tresna Werdha di Cot Bada, menyalurkan berbagai bantuan ke berbagai panti asuhan yatim piatu dan memberikan santunan bagi pengungsi. Selain itu, membiayai operasi tumor warga miskin, menggelar pelatihan jahit-menjahit bagi remaja putus sekolah dan ibu-ibu rumah tangga. Memberikan biaya penyelenggaraan pesantren kilat bagi anak didik di sekolah-sekolah pada bulan puasa, membantu kaum dhuafa dalam bulan suci Ramadhan serta sejumlah kegiatan lain yang pada hakikatnya meringankan beban penderitaan dan memberikan keterampilan bagi mereka yang kurang beruntung. Hamdani Raden bersama istri dan keempat anaknya. Ditambah lagi dengan tersedia- nya jalur transportasi berupa jalan aspal hingga ke pelosok- pelosok desa. Bagi sebagian orang, gaya membangun versi Hamdani da- lam dua tahun terakhir memang rada aneh'. Dalam menata kabu- paten yang mempunyai luas wi- layah 190.121 ha (1,901,21 Km2) ini, suami Ny.Hj.Cut Maryana S.Pd ini, memakai sistem yang mirip dengan 'obat nyamuk bakar'. Sistem ini, berupa mem- bangun infrastruktur dan membebaskan keterisolasian daerah pedesaan dan pedala- man terlebih dahulu, diiringi dengan pembenahan wajah' kota kemudian. Karena hal yang demikian dilaksanakan, banyak orang yang tidak mengetahui bahwa roda perekonomian rakyat pede- saan semakin dan tetap lancar, meskipun dengan konsekwensi wajah kota Bireuen maupun kota-kota kecamatan yang lain tidak berubah drastis. Bagi ma- syarakat Bireuen di perantauan, -terutama yang jarang pulang saweu gampong-, menganggap bahwa tidak ada pembangunan di kabupaten ini alias jalan di tempat'. Pernyataan itu, hanya semata-mata mereka tidak meli- hat 'sumringah' dan gembiranya masyarakat pedalaman dan pe- Namun, seperti sebuah kalimat yang tertulis di batu prasasti berukuran besar yang bercokol' di depan Pendopo Bu- pati Bireuen, semua tantangan akan menjadi ringan dan mudah dilewati, bila semua bertekad untuk bersatu padu. Komentar Seputar Kinerja Hamdani Raden bukan berarti tidak ada kekurangannya, karena semua manusia tidak ada yang sempurna. saha dan Ketua ARDIN Kab. Bireuen). Terus-terang sejak dua tahun ter- akhir (dengan lahirnya Kabupaten Bireuen) masyarakat di kawasan ini telah merasakan langsung manfaatnya, terutama dalam sektor perhubungan dan sarana jalan sebagai pendukung penting urat nadi ekonomi. Segala kekurangan Hamdani, se- akan-akan hapus' dengan berbagai ke- berhasilan yang telah dicapai dan dira- sakan secara langsung oleh ratusan ribu masyarakat, termasuk dari kalangan pesantren/dayah. Keberpihakan' Ham- dani kepada dayah, di antaranya adalah memberikan insentif berupa honor bagi guru pesantren dan balai-balai penga- jian, selain membantu dana untuk pem- bangunan dan pengembangannyd. Bunyi tulisan di batu itu adalah tidak lain dari falsafah hidup masyarakat daerah ini, Gemilang Datang Padamu, Bila Tekad Kukuh Berpadu. Seuntai kata yang bermakna hampir segaris dengan motto kabupaten baru ini, Udeep Saree Ade Beurata, Bireuen Menuju Cita-cita. Keberhasilan lainnya, yakni terben- tuknya Majelis Pertimbangan Ulama (MPU) Kabupaten Bireuen beberapa waktu lalu, pada saat kabupaten/kota lain di NAD masih bersikap menunggu. Memang dalam beberapa suk dalam bidang keagamaan-Ham- dani adalah pelopornya. -terma- Drs. H. Adam Ibrahim (Tokoh Masyarakat/Mantan Pembantu Bupati Wilayah Bireuen). Saya melihat bahwa dalam kurun waktu 2000-2001, Drs H.Hamdani Ra- den dan aparaturnya telah bekerja me- macu pembangunan di berbagai sektor. Terutama merealisasikan program pem- bangunan yang mengarah pada upaya membantu pengembangan ekonomi kerakyatan, di antaranya bidang perta- nian, perkebunan, perdagangan, perika- nan, pendidikan kesehatan dan lainnya. Dalam penilaian saya, Hamdani adalah pamong karir yang cenderung bersikap low profile serta mudah diajak berdiskusi terutama dalam pengem- Gerak Laju Pembangunan Dan Karya Nyata Terkini Di Bireuen BANYAK yang telah berubah menuju kemak- muran bila kita melihat dan menanyakan kepada masyarakat Bireuen yang dua tahun terakhir menjadi kabupaten, dibandingkan ketika masih berada dalam ketiak Aceh Utara. Tanpa bermaksud menuding, pembangunan untuk wilayah barat ketika daerah ini masih bergabung dengan kabupaten penghasil gas itu memang dirasakan kurang. Sejak pelantikannya sebagai Penjabat Bupati 12 Oktober 1999, -diiringi pelantikan Drs H.Hasan Basri Djalil sebagai Plt Sekdakab Bireuen pada 29 Oktober 1999, Drs H.Hamdani Raden dengan gerak cepat namun penuh kehati-hatian langsung membentuk perangkat dinas dan lembaga daerah. Maksud dan tujuan pembentukan lembaga, dinas dan instansi di daerah ini, tidak lain daripada untuk membantu serta mendelegasikan tugas pembangu- nan sesuai dengan job discribtion (keahlian dan kemampuan) bidang masing-masing. Pelantikan perdana para kepala dinas dan lembaga daerah ini dilaksanakan pada tanggal 2 Februari 2000. Gerak dan laju pembangunan di kabupaten baru -yang lahir pada 4 Oktober 1999 itu-, langsung dimulai oleh duet Hamdani dan Hasan Basri begitu mereka berhasil membentuk dinas dan lembaga di daerah. Padahal dalam SK pengangkatannya, Drs Hamdani Raden hanya diberikan tanggungjawab untuk membentuk lembaga daerah serta memfa- silitasi kelahiran dewan legislatif (DPRD) setempat serta membuat kebijakan dan keputusan yang berkenaan dengan jalannya roda pemerintahan. Satu hal yang harus dicatat, di saat awal kepemimpinan Drs H.Hamdani Raden sebagai Pjs Bupati Bireuen, kondisi perekonomian nasional dan stabilitas keamanan di daerah mencapai titik nadir. Dalam keadaan yang sangat terjepit dan sedemikian seret, duet Hamdani dan Hasan Basri terus maju pantang mundur melaksanakan tugasnya. Sejumlah persoalan dan tantangan yang mengha- dang langsung pada saat kabupaten ini dilahirkan adalah merancang pembangunan sejumlah sektor yang mendesak dan penting. Di antaranya sarana dan prasarana perkantoran, pembangunan sarana pendukung ekonomi kerakyatan, seperti jalan dan jembatan serta infrastruktur wilayah pedesaan irigasi dan pendidikan ditambah dengan bidang kesehatan. Tanpa mengesampingkan bidang lain, mun- culnya perubahan kondisi kesehatan masyarakat yang semakin sehat, pengembangan sarana dan prasarana termasuk infrastruktur pertanian seperti irigasi, jalan dan jembatan terasa sangat membantu warga di seluruh pelosok. Disertai peningkatan sarana pendukung pendidikan agama dan pesantren serta peningkatan angka pemasukan daerah dalam jumlah yang cukup membanggakan, semua itu terlahir di tengah kondisi keamanan yang kurang bersahabat. Salah satu jembatan rangka baja yang sedang dipacu pembangunannya. Disebabkan faktor kesulitan di segala bidang, terutama finansial pada tahun pertama, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bireuen yang dimotori Drs H.Hamdani Raden dan Drs H.Hasan Basri Djalil serta pejabat perancang daerah yang lainnya ketika itu, terlebih dahulu membenahi sektor penting yang dinilai mendesak. Apalagi sebagian besar sumber pendapatan daerah yang dinilai menghasilkan masih dalam proses pengalihan dari kabupaten induk, Aceh Utara. Terlepas dari berbagai program yang terus dirintis di daerah, upaya pendekatan dengan berbagai instansi di tingkat Provinsi dan pemerintah pusat (Jakarta) terus dilakukan. Kerja keras yang dilandasi semangat juang tinggi tersebut, ternyata tidak sia- sia. Dengan tekad dan usaha yang solid, berikut kepercayaan semua pihak, Pemkab Bireuen berhasil memperoleh berbagai bantuan dan kemudahan da- lam rangka membangun dan menata pembangunan pada tahap pondasi awal. Satu hal yang 'mencuatkan' nama Hamdani Ra- den adalah keberhasilannya memfasilitasi pemben- tukan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bireuen yang akhirnya berhasil' dilantik pada 9 Juni 2001 (malam). Beberapa bulan kemudian, tepatnya 12 Nopember 2001, dilakukan pengambilan sumpah pimpinan DPRD Bireuen, masing-masing H.Asyeik H. Yusuf (ketua) dan dua Wakil Ketua, H.Syamaun Arifin serta Drs Ridwan Khalid. Pelantikan anggota DPRD perdana masa bakti 2001-2004 yang fenomenal' itu tidak terlepas dari jasa dan keberanian' sejumlah tokoh masyarakat bangan program yang menyangkut hajat hidup dan kesejahteraan rakyat. Sejak masih bertugas sebagai camat, Hamdani adalah sosok yang punya kon- sep dasar dalam membangun. Sehingga, begitu ditunjuk oleh atasannya sebagai Pjs. Bupati Bireuen, dia langsung menge- rahkan segenap personil dalam rangka menata pemerintahan di daerah dengan mengutamakan kepentingan yang mendesak. Salah satu karya terbaik yang dila- kukannya adalah membangun jalan alternatif dari Samalanga (kecamatan paling barat) hingga ke kecamatan paling timur, Gandapura, yang dihu- bungkan dengan lima unit jembatan rangka baja. Zulkifli Ilyas, S.Ag (Tokoh Masyarakat/Ketua LSM Tanoh Aceh Bireuen). Menyikapi kepemimpinan Bupati Drs H. Hamdani Raden yang sudah berusia dua tahun lebih, kami menya- takan cukup puas. Betapa tidak, di bawah komandan mantan Camat Peudada, Gandapura, dan Peusangan ini, hampir semua bidang kehidupan masyarakat telah terlayani dengan baik. Kepribadian serta karakteristik beliau sebagai pemimpin dan tokoh, sa- ngat sesuai dengan karakter masyara- kat dan geografis daerah di mana seba- gian besar masyarakat bertumpu pada bidang pertanian. Upaya menambah dan memperbaiki sarana pendukung seperti jalan, irigasi dan jembatan menjadi titik tolak keberhasilan beliau. Jika di sana-sini ada kekurangan, maka WASPADA Halaman 5 yang duduk dalam Panitia Pengisian Keanggotaan (PPK) DPRD Bireuen yang bekerja jauh beberapa bulan sebelumnya. Mereka-mereka yang berjasa besar terhadap 34 anggota dewan yang di legislatif Bireuen itu, Lutfi, SE, Ak (Ketua PKK). Sedangkan anggotanya, Drs Adam Ibrahim, H.Idris Bentara, Drs Amiruddin Idris, alm. Drs Anwar, Bc.IP (mantan Kepala LP Bireuen). Sedangkan dalam bidang pembangunan fisik' yang paling nyata dirasakan manfaatnya oleh segenap lapisan masyarakat, salah satu di antaranya, yaitu bidang bina marga. Dalam tahun pertama pembangunan dilaksanakan, sektor prioritas bidang ini dilaksanakannya pembangunan sarana jalan dan jembatan. Dalam tahun pertama ini, tidak kurang dari 35,24 kilometer sarana jalan kabupaten ditambah ruasnya. Dalam tahun ini pula, atas kegigihan lobby dan peningkatan kinerja Dinas Bina Marga (kini dilebur dalam Dinas Kimpraswil), Pemkab Bireuen berhasil memboyong komponen material enam jembatan rangka baja bantuan pemerintah pusat. Panjang keseluruhan jembatan rangka baja produksi Australia ini yakni 480 meter, terbagi atas enam unit jembatan. Pembangunan enam unit jembatan ini, tersebar di sejumlah kecamatan dalam wilayah kabupaten baru ini. Meliputi masing-masing Krueng Meuseugop, Kecamatan Samalanga dengan panjang 120 meter, Menkeulayu Kecamatan Gandapura (120 meter), Sarah Sirong, (120 meter), Kecamatan Juli- Blang Mane Kec.Peusangan sepanjang 60 meter, Lawang Wie, Kec.Peudada (60 meter), serta Lawang Uneun sepanjang 60 meter. Memasuki tahun 2001, kinerja dan gerak laju pembangunan bina marga semakin 'melejit' pesat. Di antaranya dibuktikan dengan peningkatan panjang luas jalan kabupaten yang dibangun di sejumlah kecamatan, mencapai 38,29 kilometer atau naik sekitar 12 persen dari tahun sebelumnya. Khusus untuk Proyek Perbaikan Perumahan dan Permukiman (P2P) Perkotaan Kabupaten Bireuen, ditambah lagi untuk sektor tersendiri yang disebut dengan P2P Pedesaan. Anggaran P2P tahun ini berjumlah Rp 4.833.786.500 atau sekitar Rp 4,8 miliar. Sedangkan PPABP menghabiskan dana Rp 2.399.877.250 (Rp 2,3 miliar lebih), serta proyek PLP Perkotaan yang alokasi dana sebesar Rp 1,6 miliar lebih (Rp 1.627.421.000). Di sektor PDP Perkotaan, Pemkab Bireuen melakukan inovasi besar-besaran terhadap sarana dan prasarana lingkungan masyarakat marginal (kurang beruntung) dengan melakukan pembangu- nan dalam beberapa titik fokus. Khusus dalam bidang pengairan, dalam dua tahun terakhir terjadi peningkatan pembangunan yang cukup menggembirakan. Dalam tahun anggaran 2000 dan 2001 kemarin, dana yang dikucurkan untuk bidang yang menyentuh langsung kepentingan rakyat terutama petani, ini mencapai Rp 5.586.021.000 (Rp 5,5 miliar lebih). Menyangkut bidang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bireuen secara keseluruhan pada tahun pertama (Tahun Anggaran 2000), mulai 1 April hingga 31 Desember (sembilan bulan) mencapai Rp 878.254.068 atau sekitar Rp 878 juta lebih. Sedangkan satu tahun kemudian, yakni pada Tahun Anggaran 2001 PAD meningkat tajam menjadi Rp 3.266.252.092 (Rp 3,2 miliar) lebih. Angka ini menunjukkan kenaikan yang 'fantastis' yakni mencapai angka Rp 2.387.998.024 (Rp 2,3 miliar) lebih dengan persentasi kenaikan mencapai 271,9 persen. Sungguh luar biasa, memang. Keberhasilan semua itu, tentu tidak lepas juga dari dukungan para pegawai jempolan' yang berada di bawah jajaran Hamdani Raden, baik dari lingkup paling atas hingga level paling bawah. Mereka ini, sebagian di antaranya, Kadis Kimpraswil Ir. H.Syahbuddin Usman, Msi, Kepala Bappeda Ir.Aiyub Ahmad, MM, Kadispenda Safwan, SE serta tiga asisten, Drs H.Maimun Rasyid, Ir. Razuardi Ibrahim dan Drs Azhari Usman. Meskipun demikian, masih banyak hal yang harus dibangun dan disempurnakan oleh Hamdani Cs di masa-masa mendatang. Terutama dalam rangka membangun fisik, mental dan spritual di tengah-tengah masyarakat dalam menyongsong kehidupan yang lebih cerah di masa yang akan datang, Selamat untuk Drs H.Hamdani Raden. hendaknya disikapi secara wajar meng. ingat berbagai keterbatasan sebagai darah yang baru lahir dan segera mem- bangun. Hal ini yang menjadi contoh dari Hamdani adalah, tidak alergi terhadap kritik ataupun pemberitaan yang memojokkan. SINGEN Remaja putus sekolah mendapat pembinaan kursus jahit-menjahit. A.Thaleb Muhammad (Ketua Umum Persatuan Tiga Roda [PER- TISA] Kota Juang, Bireuen). Saya selaku pengurus organisasi becak mesin yang mempunyai anggota 650 orang di Kota Bireuen ini, dapat melihat dan merasakan langsung kedermawanan serta kepedulian besar Bapak Hamdani Raden kepada kami. Selama lebih kurang dua tahun, Drs CIPTAKAN LAPANGAN KERJA H.Hamdani Raden memimpin Kab. Bireuen, kami dan sebagian besar ang- gota telah beberapa kali bersilaturrahmi, baik dalam acara resmi maupun acara biasa. Beliau itu bukan orang besar yang bangga atas pangkat dan jabatan, tapi sosok yang penyayang dan tetap merak- yat termasuk kepada kami kaum ping- giran atau menengah bawah ini. Di antara kepedulian beliau, selain sering mengundang kami dan rekan- rekan ke pendopo-baik dalam bulan puasa Ramadan atau di luarnya-, adalah upaya beliau untuk membantu bagi kesejahteraan kami dan anggota dengan membantu mendirikan satu unit koperasi profesi. 2cm Color Rendition Chart