Tipe: Koran
Tanggal: 1992-10-16
Halaman: 04
Konten
Color Rendition Chart 2cm 4.JUMAT PON, 16 OKTOBER 1992 OPINI Penalaran Ekonomis Prof Gary S Becker BISA jadi kita akan kaget bukan main kalau mendengar pendapat seorang profesor yang menyebutkan bahwa perkawinan pun, sebagaimana bercerai, mencuri, melanjutkan keturunan, dan lain-lain, sebenarnya punya alasan ekonomis. Nikah dan cerai kan soal cinta, demikian keyakinan kita. Tetapi benarkan kita selama ini tak pernah bersikap dan bertindak berdasar orientasi ekonomis? Coba kita periksa. Umumnya orang Indonesia menganggap biasa kalau memper- soalkan anak atau famili, bahkan juga sahabat, yang belum bekerja sudah berencana menikah. Apalagi yang belum bekerja itu calon pengantin lelaki. Nanti akan makan apa? Begitu kira-kira ucapan yang gampang terlontar. Tanpa sadar kita sudah mema- sukkan unsur ekonomi dalam pergunjingan itu. Contoh lain, tak sedikit yang mempergunakan "perhitungan" berorientasi "ekonomi" kalau mau bepergian, pindah rumah, menikahkan anaknya, dan sebagainya. Misalnya bepergian pada hari Senin tak boleh ke selatan karena naga kaya yang "menca- plok" rezeki, berada di selatan. Pasangan calon pengantin yang hari kelahirannya Rabu Kliwon dan Selasa Pahing, dipercayai akan banyak rezeki. Tentang itu semua, ada yang menyebut tahyul, tetapi jelas pikiran mereka terkait soal ekonomi. Pemilihan jodoh yang kemasukan unsur ekonomis tampak jelas dalam pedoman bibit, bobot, bebet. Bibit mengacu asal-usul, keturunan orang baik-baik atau bukan. Bobot mengait ke kemampuan/harta, dan bebet (kain pelekat) menunjukkan pangkat/jabatan orangtua si calon. Larangan menebang pohon sembarangan ditahyulkan dengan adanya jin. Ternyata larangan itu mengandung makna pelestarian lingkungan, sumber air, dan lain-lain yang juga berbau ekonomis. Swedish Academy of Science yang memberikan Hadial Nobel tersebut, antara lain menilai Prof Becker telah "memperluas atmosfir analisis ekonomi ke arah kawasan baru dalam perilaku manusia dan hubungan antarmanusia". Becker, menurut akademi itu, berhasil membangun hipotesis bahwa manusia bertindak rasional dan membawa hal itu pada sifat-sifatnya. Becker sendiri mengakui jalan pikirannya banyak yang kontroversial, melawan arus dalam arus besar ekonomi. Ia berterus terang, dari dulu berhasrat menerapkan penalaran bercorak ekonomis untuk membahas problem-problem kemasya- rakatan, dari perkawinan, kejahatan, perang, dan sebagainya. DALAM masa pembangunan ini pun kita banyak mengaitkan segala sesuatu dengan segi ekonomi. Itu tampak dalam usaha swasembada pangan, peningkatan ekspor nonmigas, ekspor tenaga kerja, dan sebagainya. Rakyat kecil pun kian meningkat orientasi ekonominya. Kalau ada proyek yang akan menggusur tempat tinggalnya, mereka minta ganti rugi yang tinggi agar punya modal untuk survival di tempat lain. Demikian juga dalam menghadapi berbagai tata niaga, tawaran kredit, bekerja sebagai TKI/KTW, dan sebagainya, mereka harus kita anggap wajar memasukkan pertimbangan ekonomisnya. Penekanan terhadap mereka akan merupakan penyimpangan dari naluri penalaran ekonomis yang sah. UUPA untuk Lindungi Rakyat Lemah PENGGUNAAN tanah untuk kepentingan proyek-proyek pembangunan apa pun, merupakan masalah peka bahkan dapat menjadi krusial jika pelaksanannya dilakukan kurang hati-hati dalam artian tidak sesuai dengan jiwa UUPA yang sampai sekarang praktis belum ada PP-nya yang lengkap. Dari Seminar Nasional Pertanahan Dalam Rangka HUT UUPA ke XXXII yang diselenggarakan oleh Badan Pertanahan Nasional 15 Oktober di kota ini, muncul pendapat dari para pakar yang disiplin ilmunya berkaitan erat dengan soal pertanahan ini. Memasuki Repelita VI nanti era industrialisasi akan kita tingkatkan. Dampaknya akan lebih banyak lagi tanah yang diperlukan untuk kepentingan pembangunan sektor ini. Dengan demikian pula akan terjadi pembebasan tanah milik penduduk atau petani. Pengalaman menunjukkan peraturan tentang pembebasan tanah yang kita punya sekarang, sering menimbul- kan keresahan. Maka perlu ditinjau, ditingkatkan dan dirombak sesuai dengan jiwa dan semangat UUPA. Jiwa dan semangat ini adalah untuk melindungi rakyat -dalam artian luas- terutama yang ekonomis lemah dalam kaitannya dengan pemilikan dan pembebasan tanah. Sebab UUPA pada hakekatnya merupakan pelaksanaan dari alinea keempat Pembu- kaan UUD 1945 dan pasal-pasal yang ada dalam Batang Tubuh- nya. Ini yang perlu kita kembangkan terus, jika kita berbicara tentang pendayagunaan tanah di tanah air kita ini. Belakangan ini kita kerap mendengar tentang dibangunnya lapangan golf bertaraf internasional. Sebab cabang olahraga ini dijadikan sebagai salah satu primadona untuk menarik wisatawan mancanegara yang mendatangkan devisa dan tambahan peneri- maan negara. Malah sudah diperkenalkan main golf waktu malam dengan alasan guna mendorong tampilnya olahragawan yang bisa dibanggakan di forum internasional. Untuk keperluan olahraga ini diperlukan tanah yang tidak sedikit. Bahkan pernah dikabarkan akan dilakukan semacam mbedol desa guna pengadaan sarana- nya. Yang jadi pertanyaan selanjutnya kemana perginya dan bagaimana keadaan mereka yang merelakan tanahnya guna kepentingan cabang olahraga yang dikatakan santai itu. Masih dalam kerangka pembebasan tanah dengan lapangan golf. Tidak sedikit investor yang akan membangun pemukiman mewah, mendahulukan pengadaan lapangan golfnya. Katanya dengan demikian, harga tanah akan menjadi lebih mahal. Pada gilirannya penjualan rumah mewah pasti akan ikut naik pula barganya. Kalau sampai Kepala Negara minta supaya dikeluarkan SK bersama antardepartemen yang menangani soal real estate, supaya developer membangun rumah untuk kepentingan rakyat kecil sekitarnya dalam areal tanah yang luas itu, berisikan semangat untuk melindungi rakyat kecil. Tidak tergusur, tergeser jadi penonton dari jauh. Apalagi tidak punya pekerjaan dengan kemampuan atau keterampilan baru.. Tapi ikut menikmati hidup dalam lingkungan yang nyaman dan serasi. Juga supaya industri memberikan saham pada rakyat yang telah memberikan tanahnya kepada pihak penanam modal yang kuat ekonominya, nafasnya sama. Dalam hubungan dengan itu kiranya dalam pelaksanaan UUPA masalah hak hukum dan hak politik rakyat tetap terjamin. Tidak tidak tergeser ke belakang karena langkah dan pengertian modernisasi, hingga yang kuat makin menjadi kuat. Dalam seminar yang sama timbul pendapat dan reaksi tentang HGU. Sebab terlontar kabar ada yang menghendaki supaya diperpanjang sampai 100 tahun. Bila hal ini diluluskan berarti baru setelah waktu itu pemerintah bisa campur tangan. Siapa yang dapat menjamin dalam jangka waktu yang lama itu, usaha yang dijalankan betul-betul untuk kemakmuran seluruh bangsa, terutama rakyat atau petani biasa. Masih banyak pasal dari UUPA yang perlu dijabarkan lebih rinci dalam peraturan pelaksanannya. lingga betul-betul terasa jiwa dan semangat untuk mewujudkan kemakmuran bersama dan melindungi rakyat kecil yang ekono- minya lemah. Pemimpin Umum: Kusfandi Wakil Pramono BS BERNAS Pemimpin Redaksi : Abdurrachman Wakil: AM Dewabrata, R. Subadhi Redaktur Pelaksana: Trias Kuncahyono, J. Roestam Afandi Wakil: Bambang Sigap Sumantri, Y.B. Margantoro, Sulaiman Ismail Manajer Produksi : Yusran Pare Sekretaris Redaksi : Ny. Arie Giyarto. Penerbit: PT Bernas ISSN: 0215-3343 SIUPP: SK Menpen No 110/Menpen/SIUPP/A.7/1986, tanggal 22 Maret 1986. Redaktur: Agoes Widhartono, Baskoro Muncar, Giyarno MH, Hari Budiono, Ireng Laras Sari, LB Indrasmawan, Putut Wiryawan, Rs Rudhatan, Sigit Setiono. Staf Redaksi : Anis Suryani, Anggit Nugroho, A. Tavip Pancoro, Basili, Bambang Sukotjo, Daniel Tatag, Dedi H Purwadi, Eddy Hasby, Endah Saptorini, Farid Wahdiono, Handoko Adinugroho, Herry Varia Deriza, Krisno Wibowo, Mantoro FX, Nuruddin, RHR Sarjana BS, Rr. Susilastuti, Suroso, Suryanto Sastroatmodjo, Sugeng Prayitno, Tertiana Kriswahyuni, T. Poerya Langga, Tarko Sudiarno, Wineng Endah Winarni, Yuliana Kusumastuti. BERNAS Seputar Rancangan Undang-undang Perkoperasian BISNI berkembang, dan memang binaan koperasi oleh pemerin- dunia usaha swasta besar diha- tah (pasal-pasal 60-64) cukup rapkan menarik perkembangan luas, termasuk di dalamnya koperasi, seharusnya ada klau- keharusan pemerintah memberi- sal yang benar-benar dapat kan kemudahan dan perlin- mengundang partisipasi usaha- dungan kepada koperasi. Na- mun karena adanya ketentuan usaha non-koperasi. Ketentuan pasal 45 ayat 1 merupakan kewajiban pajak yang tidak akan dibedakan sama sekali ketentuan yang hampir meng- dengan badan-badan usaha lain, semua ketentuan kemudahan dan perlindungan ini akan tidak berarti. Alangkah baiknya apabila ke- tentuan-ketentuan pembinaan pemerintah ini lebih lanjut dia- tur dalam peraturan pemerintah tentang perpajakan (khusus) badan usaha koperasi. Adanya aturan pembebasan pajak atas sisa hasil usaha koperasi atau atas perolehan-perolehan terten- tu dari koperasi akan membantu semangat berkoperasi. Demikian RUU Koperasi jelas harus kita sambut gembira, karena jangkauannya sangat luas. Dengan pengaturan-peng- aturan lebih lanjut dan lebih tegas dalam bentuk peraturan pemerintah yang merangsang badan usaha koperasi secara konkret, kiranya gerakan kope- rasi dan badan-badan usaha koperasi akan benar-benar ting- gal landas.*** BAGAIMANAPUN kita perlu memberikan penghargaan amat tinggi kepada peranan pers di negara kita. Menurut kalangan DPR sendiri dan mereka yang terlibat langsung dalam penggo- dogan RUU Perkoperasian, adalah pemberitaan yang gencar tentang berbagai kelemahan dan kekurangan RUU ini yang merupakan sumber utama ba- han-bahan dan pemikiran-pemi- kiran untuk lebih menyempur- nakannya. JADI dengan menyimak apa yang kita lakukan sehari-hari atau terjadi di sekeliling kita, mestinya kini juga tak perlu kaget mendengar bahwa Prof Gary S Becker dari Universitas Chicago Amerika Serikat yang menalarkan segala perbuatan manusia dengan soal ekonomi, akhirnya mendapat Hadial Nobel Bidang Ekonomi. Bahkan kita pantas secara jujur mengakui kehebatannya dalam mencermati tingkah laku manusia sampai ia bisa mempero- leh rumusan tadi. Sedangkan kita yang dari dulu sudah mengge- luti sikap dan tindakan tersebut, malah tak sempat menyadari. Menyambut Hari Pangan se-Dunia, 16 Oktober 1992 apalagi menyusun teori/hipotesa. Sebagaimana kita catat, ham- pir setiap surat kabar lebih ba- nyak memberitakan pendapat masyarakat tentang kekurangan ketimbang kekuatan RUU, jadi bisa dikatakan kritik-kritiknya tak membangun. Namun justru karena itulah para juru masak RUU secara langsung dan cepat mengarahkan perbaikan-perba- ikannya ke sana. Dengan demikian, kiranya bisa disimpulkan ketidakbenar- an kritik terhadap pers yang biasanya dianggap kurang seim- bang dalam pemberitaan karena lebih sering mengritik tanpa memberikan jalan keluar, atau lebih banyak menonjolkan ke- kurangan tanpa menyebutkan kebaikan-kebaikan yang sudah ada. Bagaimana dengan hasil penggodogan RUU Perkoperasi an yang kini sudah siap disan- tap ini? Adakah sudah sempurna dan tak ada cacatnya, sehingga CUKUP menarik apa yang dikemukakan Menteri Kesehat- an RI, Dr Adhyatma MPH, pada acara wawancara TVRI dalam rangka menyambut Hari Pangan se-Dunia 1992, bahwa kita ja- nganlah makan hanya semba- rang makan atau sekadar ke- nyang. Juga dikatakannya, bah- wa masalah gizi bukanlah mo- nopoli negara dunia ketiga atau negara berkembang saja, namun negara maju pun mengalami problema gizi. Yang berbeda hanyalah kategori problemanya saja. Permasalahan di negara berkembang adalah undernutri- tion (kurang gizi), namun di negara maju adalah malnutri- tion (salah gizi). Untuk mengupas perilaku makan, perlu kita bertanya ke- pada diri kita sendiri. Motivasi apa sebenarnya yang mendo- rong kita makan? Sudah pasti, yang dimaksud makan di sini bisa termasuk makan utama, yakni makan pagi, makan siang dan makan malam, maupun makan makanan di luar makan utama. Yang jelas, setiap tindak- an memasukkan makanan ke mulut -- tanpa memandang je- nisnya adalah termasuk aktivi- tas makan. Ibarat perilaku seksual, tam- paknya motivasi seseorang un- tuk makan juga telah menga- lami pergeseran. Kita sadar, bahwa perilaku seksual telah bergeser dari tujuan prokreasi (tujuan melestarikan keturunan) menjadi motivasi rekreasi (tu- juan memperoleh kesenang- an/kenikmatan). Kalau pada awalnya, makan bertujuan untuk memenuhi ke- butuhan fisiologis seseorang agar hidup sehat, maka dengan Film Akhir Pekan Perlu Dijadwal TVRI saat ini tengah giat berbenah diri di semua sektor, kita cukup memujinya saja? *** agar sajian-sajiannya semakin menarik pirsawan. Di antara banyak acara TVRI, yang cukup menarik adalah film akhir pekan yang ditayangkan pada acara terakhir setiap Sabtu malam. Dari acara ini kita bisa meli- hat film-film Indonesia baik yang berupa sinema elektronik maupun film bioskop layar lebar masa lampau. Themanya beragam, mulai dari action, perjuangan, komedi, drama keluarga dan masih banyak lagi. Namun sayangnya, tidak ada jadwal thematik yang disusun setiap bulan. Alangkah baiknya jika penayangan masing-masing thema diberikan jadwal. Misal- nya pekan pertama film keras (action, silat dan perjuangan), pekan kedua film drama, pekan 'ketiga film komedi dan pekan keempat film khusus untuk 17 tahun ke atas. Jadi penggemar Pemimpin Perusahaan : A. Kardjono Wakil: Bimo Sukarno PERTAMA kali memang kita harus angkat topi dan mengu- capkan selamat kepada semua Lembaga Gerakan Koperasi, ki- pihak, khususnya Komisi VII ranya organisasi-organisasi ko- DPR-RI dan Departemen Kope- perasi sebagai lembaga bisa be- nar-benar mewadahi berbagai rasi, yang telah berhasil menyu- guhkan produk hukum yang upaya, dan menjadi alat perju- sungguh berbobot. Jajaran ge- angan bagi kepentingan-kepen- rakan koperasi Indonesia bisa tingan dan aspirasi-aspirasi berbangga, karena dengan un- koperasi. Sebagai wahana politik, efektivitas koperasi sangat tergantung pada pengakuan semua pihak termasuk pemerintah, bahwa wadah politik ini benar-benar untuk membela dan dang-undang baru ini bisa diha- rapkan lebih terbuka peluang memajukan koperasi Indonesia di hari-hari mendatang, baik pada tingkat koperasi primer maupun koperasi sekunder. Lebih-lebih berpedoman pada pasal-pasal 57-59 tentang Alamat Redaksi/Tata Usaha : Jl Jend. Sudirman 52, Yogyakarta 55224 Telepon Semua Bagian: 61211 (PABX) Fax: 64062 memperjuangkan kepentingan warga koperasi yang ekonominya masih lemah. Artinya, wadah politik tidak boleh digunakan bagi kepentingan individual oknum-oknum pengurus koperasi. perkembangan sosial budaya motivasi makan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan fisiologis semata, namun meng- arah pada pencarian kenikmat- an, hubungan sosial, kompensa- si, nyidam, dan lain sebagainya. Jadi rupanya ada dua jenis motivasi pada aktivitas makan. Pertama adalah rasa lapar demi memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh. Kedua adalah motivasi mencari kenikmatan, kesenang- an, maupun motivasi sosial. DARI ANDA Pengirim rubrik ini harap melampirkan fotokopi KTP atau identitas lainnya Menyimak Kandungan Gizi dalam Makanan Kita Untuk dorongan lapar, kira- nya memang harus dipenuhi de- mi mempertahankan fungsi tu- buh yang normal. Kekurangan makan tentunya akan menye- babkan undernutrition. Namun untuk motivasi men- cari kenikmatan, kesenangan atau motivasi lain selain peme- nuhan kebutuhan fisiologis, bila dijalankan secara berlebihan, sudah pasti akan menimbulkan problema malnutrisi atau over- nutrition Rupanya, untuk menghindari terjadinya undernutrition dan malnutrisi, kita harus makan Intake yang baik adalah keseimbangan antara sumber tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Sehingga, selama berlangsungnya kerja "mesin tubuh", zat-zat bisa terpakai secara efektif dan efisien, tanpa timbunan yang berarti maupun kekurangan satu unsur yang dapat menyebabkan berlebihnya unsur yang lain. film tertentu akan bisa menyak- sikan film sesuai jadwalnya. Dengan demikian juga berarti tidak ada film yang secara the- matik dianaktirikan. Menurut pengamatan saya, sekarang TVRI jarang sekali menayangkan film komedinya Ateng cs, Warkop dan lain-lain. Tentu sebagaimana saya, jutaan penggemar film komedi di selu- ruh Indonesia juga merasa kece- wa. Sedangkan film drama terla- lu sering ditampilkan. Sebulan sampai tiga kali. Apakah hal ini karena kurangnya dana atau kurangnya jenis film layak tam- pil di televisi terbesar di Indone- sia ini. Mubyarto Saya juga mengimbau, agar film-film yang pernah ditayang- Apalagi tenggang waktunya kan jangan ditayangkan ulang relatif pendek. Mudah-mudahan TVRI semakin maju di tengah persaingan dengan TV swasta. Heri Setiawan Kelas I B SMAN 9 Jalan Sagan 1 Yogyakarta Pelaksana Pemimpin Perusahaan : Bambang Trisno Manajer: Sirkulasi: Sugeng Hari Santoso, Iklan: Bimo Sukarno, Gunawan Wibisono (Wakil), Promosi: Indro Suseno, Keuangan: Daryono, Umum: Gunawan Wibisono, Personalia: Isnu Hardoyo. Tarif Langganan: Rp 9.000/bulan (7 x seminggu) Tarifiklan: Warna Rp 3.000/mmk (minimal 1.215 mmk), Umum Rp 2.000/mmk, Keluarga Rp 1.300/mmk, Kolom Rp 2.000/mmk (minimal 1x30 mm, maksimal 1x150 mm), Mini Rp 1.500/baris (minimal 3 baris, maksimal 15 baris). Semua ditambah PPN 10% BANK: Lippo Bank Sudirman Yogyakarta AC 787.30.0386.5, Bank Niaga AC 211.2078.2 BANK BNI '46 Rek No. 008561001 Yogyakarta, Rekening Dinas & Giro Pos: J 11848 Percetakan : PT Muria Baru Offset Yogyakarta Isi di luar tanggung jawab Percetakan Biro Jakarta: J Soetardjo (Koordinator), Marcel Weter Gobang (Sekred), Manuel Kaisiepo, Richardus Satrio Hutomo, Ferdinand Matita, Arief Sofiyanto, Doddy Barnas, Josef Umarhadi, Rochyati, Yosef Suhimno, Alex Palit, Ries Mariana, Herryanto Prabowo, Heroe Baskoro, Budi Purnomo, Ermansyah Rachman, Nanik Ś Deyang, Andy Pribadi, Ratih Prahesti Sudarsono, Drajat Wibawanto, Daryadi Pribadi, Tatang Suherman, Paulus Sulasdi, Victorawan M Sophiaan, Tonnio Irnawan, Sugiyanto, A M Putut Prabantoro, Yan Supriyatna, Agus Setyabudi, Waris S Haroen, Antonius Bramantoro. (Jalan Palmerah Barat 33-35, Jakarta 10270, Telepon: 548363, 5495359, 5483008, 5490666 (ext: 4340-4341), 5494999, 5301991, 5495077, 5495006, (ext: 300-3005). Fax: 5495360 Semarang: Yupratomo Dwi P (Koordinator), Suherdjoko, Heru Prasetya, Yohanes Agus Ismunarno (Jalan Menteri Supeno No. 30 Telp. 319659) Solo: Mulyanto (Koordinator), Joko Syahban Panggih (Jalan Slamet Riyadi No. 284 Telp. 42767) Purwokerto: Sigit Oediarto. Tentu saja sebagai wahana politik efektivitasnya sangat tergantung pada pengakuan semua pihak termasuk pemerin- koperasi dibandingkan badan-badan usaha tah, bahwa wadah politik ini' benar-benar untuk membela dan memperjuangkan kepen- tingan warga koperasi yang ekonominya masih lemah. Arti- nya, wadah politik tidak boleh digunakan (atau disalah-guna- kan) bagi kepentingan individu- al oknum-oknum pengurus koperasi. Sebab, jika itu terjadi, maka kepercayaan anggota terhadap lembaga koperasi tidak akan berkembang. Dalam pada itu, permasalah- an permodalan yang biasanya dianggap faktor kunci dalam perkembangan koperasi masih akan tergantung pada peraturan pemerintah (pasal 42 ayat 2). Modal penyertaan (capital shar- ing) sebagai ide memang mena- Catatan penting yang ingin kita berikan dalam hal ini ada- lah bahwa agar bisa secara efektif memperjuangkan dan menyalurkan aspirasi koperasi, meningkatkan kesadaran berko- perasi, melakukan pendidikan perkoperasian bagi masyarakat, rik, tetapi bagi dunia swasta yang konsepsional. Artinya, makan yang tidak sekadar me- manjakan lidah dan perut saja, namun harus melihat komposisi dan kandungan gizinya. Siswanto Tiga komponen utama Tiga komponen utama zat gi- zi yang harus dipenuhi dalam intake (pemasukan) makanan kita sehari-hari adalah sumber tenaga (karbohidrat dan lemak), zat pembangun (protein) dan zat pengatur (vitamin dan mine- ral). Dalam intake makanan kita, tiga komponen di atas mutlak harus ada. Besarnya intake tergantung pada umur dan akti- vitas. Komposisi dari ketiga komponen harus seimbang se- suai dengan tingkat pertumbuh- an dan perkembangan seseo- rang. Berbagai sumber karbohidrat yang sering dimakan oleh orang Indonesia adalah beras, jagung, Nurhadi Bambang S Sagan GK V / 982 Yogyakarta 55223 Ditemukan Ijazah SMP Beberapa waktu yang lalu ketika ibu saya berbelanja, be- liau menemukan secarik kertas. Mungkin di mata Mbok Bakul kurang berharga. Tetapi sebagai mantan guru, ibu melihat bahwa secarik ker- tas itu amat sangat berharga. Karena kertas itu adalah ijazah asli SMP, atas nama Saudari Purwarina Widayanti. Dikeluar- kan oleh Yayasan Pendidikan Dharma Patra Rantau di Kabu- paten Aceh Timur tahun 1980. Kepada pembaca yang kebe- tulan kenal dengan Saudari Purwarina Widayanti, kami mohon memberitahukan hal ini. Dipersilakan pemiliknya meng- hubungi alamat saya. Tentu saja membawa bukti diri. Perlu Buku Ringan Kami mahasiswa IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang se- dang KKN di Desa Pulutan Kabupaten Gunungkidul mem- punyai salah satu program me- lengkapi perpustakaan desa yang masih minim koleksi bu- kunya. Untuk itu kami mengha- rap keikhlasan para pembaca menyumbangkan buku-buku ringan yang sesuai dengan kea- daan Desa Pulutan yang masih serba sederhana. dan mengembangkan kerjasama antarkoperasi, serta antara ko- perasi dengan badan-badan usaha lain, koperasi harus lebih menekankan diri sebagai "ge- rakan ekonomi rakyat" yang mempunyai kekuatan dan wiba- wa politik, tidak sekadar badan usaha ekonomi yang mengejar kesejahteraan material dan fi- nansial anggotanya. Bagi yang berkenan mengu- lurkan tangan, dipersilakan mengirim kepada kami dengan alamat di bawah ini. Semoga Allah SWT membalas amal baik para pembaca. Widiastuti Mhs KKN IAIN Sunan Kalijaga Desa Pulutan Gunungkidul Hari Khusus Pria Saya ingin mengimbau kepa- da pengusaha pemandian umum/ kolam renang di Yog- yakarta, agar menyediakan waktu khusus bagi pengunjung pria. Saya berkeyakinan hari khusus itu tidak akan sepi dari pengunjung. Karena banyak pria muslim yang berhasrat terigu, sagu, ketela pohon, ubi jalar dan masih banyak lagi ber- bagai jenis ubi-ubian lainnya. Kendala utama program penga- nekaragaman makanan pokok, khususnya untuk masyarakat desa, adalah adanya persepsi bahwa apabila belum makan nasi, maka belum merasa ma- kan dalam arti makan utama. Sementara itu, kita mengenal dua jenis protein, yaitu protein hewani dan protein nabati. Na- mun dari analisis ilmu gizi, dika- takan bahwa variasi asam amino pada protein nabati tidak se- lengkap dibanding protein he- wani. Oleh karena itu, harus terdapat keseimbangan antara intake protein hewani dan in- take protein nabati. Vitamin dan mineral, sebagai elemen mikro yang cukup pen- ting, jenisnya cukup banyak Untuk vitamin, ada vitamin A, D, E, K, B1, B2, B6, B12, C dan sebagainya. Untuk mineral, ada Fe, Cu, Co, Mn, Mg, Ca dan sebagainya. Di sekitar kita, sumber vita- min dan mineral cukup melim- pah. Sebab, semua sayur-sayur- an dan buah-buahan adalah sumber. vitamin dan mineral bagi manusia. Vitamin dan mineral -- sering disebut pula mikronutrien - sa- ngat penting manfaatnya untuk mengatur berbagai proses kimi- awi di dalam tubuh manusia. Di antaranya adalah sistem hormo- nal, sistem pembakaran di mito- kondria, sistem penghantaran listrik di serabut saraf, dan lain sebagainya. olahraga renang, namun ter- hambat karena pertimbangan syariat agama. Dengan tidak bercampurnya antara pria dan wanita dalam kolam, maka hambatan itu tak ada lagi. Apalagi sebenarnya renang merupakan aktivitas yang dianjurkan dalam agama. Bukhari Mahasiswa Fak Ekonomi UGM (88/65606/EK/11083) Nasib Buruh Bangunan Bernas 14/10-92 halaman 1 memuat berita tentang tewasnya tiga buruh bangunan sekaligus karena tersengat listrik. Peristi- wa ini terjadi di Purworejo, ketika mereka berempat (seo- rang selamat) sedang bekerja memperbaiki rumah di desa Dukuhrejo Kecamatan Bayan. Dari pemberitaan itu semen- tara saya menyimpulkan bahwa musibah tersebut merupakan kecelakaan murni. Kalau kita mengembalikan kepada suratan takdir, maka hati akan pasrah. Namun lebih dari itu yang kadang lewat dari perhatian, adalah nasib istri dan anak-anak pekerja semacam ini. Karena mereka tidak dilindungi jaminan asuransi sebagaimana keba- nyakan pekerja sektor lainnya. Padahal bangunan merupakan sektor pekerjaan yang rawan terhadap kecelakaan. Kita se- ringkali melihat, mereka mem- bangun gedung bertingkat cu- kup tinggi. Hanya dengan kete- rampilan alam dan pengalaman saja, mereka bekerja mengge- lantung tanpa menggunakan sabuk pengaman. Kalau terjadi musibah, pasti akan cukup fatal. Sudah saatnya apabila pihak- pihak yang berwenang memi- kirkan perlindungan berupa asuransi atau semacam dana yang diharapkan bisa ditarik oleh koperasi untuk memberi- kan penyertaannya, pastilah harus ada perangsang. Sumber modal tidak tertarik masuk ko- perasi, karena alternatif non- koperasi selalu menjanjikan hasil penyertaan lebih baik. gotong royong. Seandainya terjadi musibah yang bisa me- renggut jiwa, menimbulkan cacat seumur hidup ataupun sakit berkepanjangan, maka keluarga bisa mendapatkan modal usaha untuk menyam- bung hidup keluarga. Anik Yang tercantum pada pasal 45 tentang kewajiban-kewajiban Perum Karangjati Indah I Blok B5 Nomor 6 Kasihan Bantul pajak terhadap sisa hasil usaha, merupakan ketentuan yang tetap akan menghambat daya tarik badan usaha lainnya. Dapat dikatakan pula, pasal 45 ayat 1 adalah ketentuan yang hampir menghapuskan segala ketentuan baik dan merangsang dari pasal-pasal sebelumnya. AKHIRNYA apa yang tercan- tum pada pasal 45 tentang ke- wajiban-kewajiban pajak terha- dap sisa hasil usaha, merupakan ketentuan yang tetap akan menghambat daya tarik, lemba- ga/badan usaha koperasi diban- dingkan badan-badan usaha lainnya. Dalam kondisi perekonomian kita dewasa ini, di mana sektor usaha swasta sudah jauh lebih Salah gizi (malnutrisi) mem- punyai pengertian yang lebih luas ketimbang undernutrition (kurang gizi). Yang jelas, under- nutrition hanya sub-bagian dari malnutrisi. Malnutrisi adalah kondisi di mana intake makanan tidak se- suai dengan kebutuhan tubuh. Di sini bisa berarti kekurangan, kelebihan atau ketidakseim- bangan masukan gizi. Dalam dua dasawarsa tera- khir di Indonesia, penyakit-pe- nyakit degeneratif (kardiovas- kuler, rematik, kencing manis, stroke, dll) telah menggeser kedudukan penyakit menular sebagai penyebab kesakitan (morbiditas) maupun kematian. Padahal, penyakit-penyakit degeneratif seperti disebut di atas yang notabene adalah penyakit non-infeksi -- di sam- ping memang karena faktor ge- netik, adanya pemaparan terha- dap kondisi yang tidak mengun- tungkan, termasuk di dalamnya salah gizi, adalah faktor yang cukup penting. Salah gizi yang mempunyai hobi makan jerohan. Walaupun masalah kurang gizi, khususnya Kurang Kalori Protein (KKP), disinyalir masih terdapat prevalensi 10 persen di antara balita, namun masalah salah gizi karena ketidaktepatan intake makanan tampaknya di masa-masa mendatang akan menjadi problema primadona. Intake yang baik adalah ke- seimbangan antara sumber te- naga, zat pembangun dan zat pengatur. Sehingga selama ber- langsungnya kerja "mesin tu- buh", zat-zat bisa terpakai seca- ra efektif dan efisien, tanpa tim- bunan yang berarti maupun ke- kurangan satu unsur yang dapat menyebabkan berlebihnya un- sur yang lain. Contoh klasik, penyakit salah gizi adalah penyakit Gout. Pe- nyakit ini ditandai dengan ting- ginya kadar asam urat darah dan adanya endapan kristal asam urat di persendian mau- pun ginjal. Penyakit Gout biasa- nya muncul pada orang-orang LEGISLATIE hapuskan segala ketentuan baik dan merangsang dari pasal-pa- sal sebelumnya. KUSS 92 INDARTO Koperasi, jika diharapkan mengejar ketertinggalannya dari bangun-bangun usaha lain, memerlukan kemudahan dan keringanan-keringanan dalam perpajakan yang lebih mening- katkan daya tariknya. Sebenar- nya apa yang selanjutnya diatur dalam pasal-pasal tentang pem- F Tampaknya secara ilmu gizi, dalam hal makan jerohan, kira- nya benar juga pendapat orang- orang Barat. Mereka tidak mem- punyai kebiasaan makan jero- han. Pada rumah-rumah potong di Barat, jerohan dijadikan jatah makan hewan piaraan, biasanya anjing. Em Sadar gizi Dari uraian di depan, kita dapat menyimpulkan bahwa tu- juan makan bukanlah sekadar kenyang atau mencari kenik- matan, namun lebih dari itu adalah kesadaran untuk mem- peroleh jenis dan jumlah zat-zat gizi, yang mampu meningkat- kan kesehatan tubuh. Kesadaran demikianlah yang sering disebut sadar gizi. Prof Dr Mubyarto, Kepala Pusat Penelitian Pembangunan Pedesaan dan Kawasan (P3PK) UGM. Apakah semua dari kita su- dah sadar gizi? Untuk menjawab pertanyaan di atas, kiranya kita perlu mawas diri terhadap in- take makanan kita sehari-hari. Apabila kita makan sekadar un- tuk tujuan kenyang atau tujuan kenikmatan, maka mulai seka- rang kita harus memikirkan as- pek penting dalam hal makan- memakan, yakni aspek kan- dungan gizi. Dengan penanaman sadar gizi yang dikaitkan dengan peningkatan kualitas generasi di masa depan serta upaya untuk memperoleh kesehatan, masyarakat akan tergerak untuk melakukan upaya perbaikan mutu menu, mulai dari penyediaan, pengolahan dan penyajian. Sudah tentu, upaya demikian harus dilakukan secara terpadu oleh berbagai sektor terkait.mox Bagi masyarakat Indonesia yang sebagian besar hidup di pedesaan, kiranya banyak sekali celah-celah upaya terobosan untuk meningkatkan kesadaran gizi masyarakat. Berbagai gerak- an di masyarakat untuk menun- jang program sadar gizi sesung- guhnya sudah melembaga. Mi- salnya saja, Posyandu, Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UP- GK), upaya diversifikasi makan- an pokok, pembudidayaan ikan air tawar, dan lain sebagainya. Dengan penanaman sadar gi- zi yang dikaitkan dengan pe- ningkatan kualitas generasi di masa mendatang, serta upaya untuk memperoleh kesehatan, masyarakat akan tergerak untuk melakukan upaya-upaya perba- ikan mutu menu, mulai dari pe- nyediaan, pengolahan dan pe- nyajian. Sudah tentu, upaya- upaya demikian harus dilaku- kan secara terpadu oleh berba- gai sektor yang terkait, baik itu pertanian, peternakan, perikan- an, penerangan, kesehatan, ke- luarga, berencana, dan sebagai- nya. Sudah saatnya, wadah lintas sektoral UPGK mulai dari pusat (perbaikan menu makanan rak- yat) sampai tingkat kecamatan (badan perbaikan gizi daerah) harus lebih digiatkan lagi secara lebih terpadu dan berkelanjut- an. Namun, kesemuanya itu berpulang pada tekat masing- masing sektor untuk bersatu- padu menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang berkua- litas.*** dr Siswanto, Sekretaris Ikat- an Dokter Indonesia (IDI) Ca- bang Kulon Progo, Yogyakarta. EKSEKUTIF 4cm DUDUK DI DUA KURSI TENTU TAK ENAK DIPANDANG DAN DIRASAKAN, YA PAK B BANK JAKARTA J.P. Mangkubumi No. 2, Telp. 62398, 8665 BAN VALUTA ASIN Daftar Kurs Konversi di Bank Indonesia. H BTN BPD Bank Summa Bank Jakarta Shilling Austria Dolar Australia France Belgia 67 1.632 1.566 1.395 Dolar Brunei Darusalam 1.267 Dolar Kanada Franc Swiss Mark Jerman Kron Denmark Franc Perancis Poundsterling Inggris Dolar Hongkong Lira Italia (100) 361 410 3.482 263 157 Yen Jepang (100) Ringgit Malaysia Gulden Belanda Krone Norwegia Dolar Selandia Baru Peso Filipina Krone Swedia Dolar Singapura Bath Thailand Dolar AS SUKU BUNG BII BBI Lippo Bank Danamon Bank Niaga Bank BNI 46 BCA BTPN Bukopin BON BHS Bel 198 1.467 1.675 814 1.235 342 1.09 8 37 1.26 8 2.04 SHOW 1 bula 15,50% 17% 18% 19% 16% 17% 15% 17% 15% 16% 16% 18% 16% 17,50% 15,50% 16% Bapindo BONI BBD BRI Bank Pasar Bank Duta BPR Mandiri SP BPR Danagung R BUN BPR Redjo Bhawono 18% BPR Bhumikarya Pala 18% 15,50% 15% 18% 17% 21% 21% 17% Eddy Kuntadi, Ketua JAKARTA - Musyawarah Indonesia (Hipmi) BPD D (12-13 Oktober) di Jakarta milih Ir Eddy Kuntadi, bo Umum Hipmi DKI Jaya p kandidat, maka pemilihan taran pertama untuk memil memilih Ketua dan Wakil K Wiyogo unggul dengan 14 Ramadhani yang mengante suara. Pada babak akhir pe rakhir pukul 21.30 Wib, ke Kuntadi akhirnya keluar se mengantongi 100 suara, Bambang Wiyogo mendap melorot diurutan ketiga de demikian, maka Ir Eddy K sebagai Ketua Umum Hipp Nestle Dirikan Pabrik JAKARTA - Perusahaan Nestle melalui PT Nestle -membangun pabrik baru susu dan makanan bayi katakan Chairman and Mc cher, Kamis (15/10) di Jakar namun diperkirakan invest Di Indonesia, Nestle mulai m di Waru Sidoarjo-Jatim. Mell donesia, Nestle memprodul diresmikan pada tahun 15 memproduksi susu bubuk. Dancow Carnation, susu Lactogen, Bera Brand, su PUE JL.BRIG.JE YOG PARA IBU KOTA D FO SHOW DANK DUT BERSAMA O.M. FASILITAS LAD O TAMAN REKR OT & T LAB DA O GAZEBO GARE ORAMAYANA BALLET O REGOL GALLERY O O GEDUNG KESENIAL DENGAN 1200 KAF Lalui 20 jam Ar YASIKA 1 POWER HITS YE ΤΕ
