Tipe: Koran
Tanggal: 1988-04-04
Halaman: 07
Konten
h n a |- D- va JU n S. ). Senin, 4 April 1988 BUNGA RAMPAI APBN dan Peredaran Uang 1988 ipnine *Untuk terpeliharanya stabilitas moneter, penciptaan iklim investasi dan pengembangan dunia usaha yang sehat, merupa- kan prasyarat mutlak yang harus diciptakan, terutama bagi merangsang peningkatan penanam modal asing. KABINET Pembangunan V, dalam memulai tugas dan tang- gung jawabnya, di tahun terakhir Pelita IV, telah dibekali dengan APBN 1988/1989 sebagai alat kebijaksanaan dan pelaksanaan pembangunan. APBN dipakai sebagai sarana untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pemerataan pendapatan dan hasil-hasil pem- bangunan, serta kestabilan mo- kannya melalui fungsi utama APBN, yaitu alokasi sumber- sumber ekonomi, distribusi da- na-dana APBN ke berbagai lapi- san pendapatan masyarakat, serta sta bilisa si ekonomi. fiskal. Melalui pengerahan dana- lebih tinggi, melebihi tingkat per- dana, baik dari sektor migas mau- tumbuhan penduduk. pun perpajakan, penerimaan da- lam negeri dialokasikan pada bentuk pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. Tampaknya, dalam Nota Ke- uangan dan RAPBN 1988/1989, Pemerintah lebih mengefektifkan penggunaan Tabungan Pemerin- tah yang lebih sesuai. Tabungan Pemerintah, yakni selisih dari Alokasi daripada sumber-sum- berekonomi itu, merupakan titik Tanjung Mas seaport - Semarang pelabuhan ekspor non-migas itu, kebijaksanaan moneter de- meningkatkan pertumbuhan eko- wasa ini telah memainkan peran- nomi dan pemerataan pendapat- an penting, yang umumnya di- an. Keadaan itu diupayakan me- arahkan pada pengendalian per- lalui penyediaan jumlah uang mintaan efektif dalam masyara- beredar yang sesuai dengan ke- neter dan harga-harga, yang di- penerimaan dalam negeri, diku- suai dengan keinginan rakyat masyarakat. Masyarakat dari global itu, menuntut adanya arah kondisi moneter yang sesuai de- kat melalui kebijaksanaan suku- perluan likuiditas di dalam ma- sebut Trilogi Pembangunan. Un- rangi anggaran rutin dialokasi yang dalam Pelika lebih dite- berbagai lapisan, harus dengan baru bagi kebijaksanaan moneter ngan perkembangan pembangun- bunga SBI dan SBPU dan alat pyarakat. tuk mencapai Trilogi Pembangu- kankan pada sektor perhubung- Sadar ikut terlibat dalam kegiat dan perkreditan Indonesia. Arahan dan kebutuhan masyarakat, moneter lainnya yang mempenga an pembangunan baik di sektor yang dicapai misalnya perluasan tentu akan dilanjutkan terus, ti-ruhi likuiditas dalam perekonomi- ekonomi, maupun di sektor pen- dan peningkatan sumber-sumber dak saja bagi stabilitas moneter didikan dan sebagianya. pembiayaan pembangunan yang jangka pendek, tapi juga jangka berasal dari dalam negeri di luar panjang yang mengacu pada usa- sektor pemerintah melalui pe- ha untuk meningkatkan sumber ngembangan usaha dan efisiensi dana yang bertumpu pada ke- industri keuangan, untuk men- mampuan sendiri. dukung terciptanya pasar uang dan pasar modal yang dinamis kan ke dalam berbagai proyek nan itu, pembangunan, pun regional. an. Proyek-proyek yang diusaha- kan tersebut, senantiasa yang produktif, dalam artian proyek- proyek yang menghasilkan pro- duksi yang jauh lebih besar dari pada nilai investasinya. Ini di- wujudkan ke dalam bentuk ting- mau- & pertam- bangan dan energi, sektor pen- didikan, dan sektor pertanian serta pengairan. Sedangkan pada Pelita I perioritas diberikan pada sektor pertanian, perhubungan dan pariwisata, serta sektor pem- bangunan daerah dan regional. Tahun Anggaran 1988/1989 pe- Di samping itu penciptaan nilai tukar rupiah dan valuta asing KAYU JATI: Seorang ibu berkebaya tengah menggendong beberapa potong kayu jati berkeliling untuk menjajakan di kota Madiun, Jawa Timur, baru-baru ini. Dari hasil penjualan kayu jati tersebut, ia (Foto: ANTARA) mengaku dapat berpenghasilan sekitar Rp. 7500,- per-hari. dan bertentangan manusia me- rusak bakau di Asia dan Pasifik dengan kecepatan tinggi. Aki- batnya sering menjadi bencana, tapi negara-negara di kawasan itu tampaknya tidak pernah me- ngambil pelajaran mereka. India dan Bangladesh merupa- kan dua contoh. Tekanan kuat terhadap tanah di kedua negara itu telah membawa kepada pe- ngubahan hutan bakau dan dae- rah data yang berbatasan dengan hutan bakau itu. Tanah itu men- jadi tanah pertanian dan tempat pemeliharaan udang. karena ini timbullah kesulitan besar dalam pengelolaan air dan perlindung- an terhadap banjir badai. Di samping alokasi dana Ta- bungan Pemerintah ke berbagai proyek yang dipilih sebagai pro- yek-proyek yang produktif, alo- kasi tersebut juga dikaitkan pada alokasi sektoral dan regional. Dalam hubungan dengan alokasi Asia Sangat Cepat Merusak Bakau PEMAKAIAN "tidak rasional sial masyarakat pantai dan ba- kata ESCAP, "adalah untuk pem- nyak kegiatan ekonomi. Hal itu untuk sebagian atau seluruhnya didukung dan tergantung kepada kelangsungan hidup ba kau yang berkesinambungan," kata ES- bangunan perumahan dan indus- tri, pariwisata, pengembangan pe- labuhan kecil dan industri. Tekan- an kebutuhan tanah yang dapat ditanami membawa pengubahan besar-besaran hutan bakau men- jadi tanah pertanian. Hutan ba- kau juga dieksploitasi secara tan- pa pandang bulu untuk memenu- hi meningkatnya kebutuhan akan kayu bakar dan bahan bakar un- tuk keperluan rumah tangga. Lebih belakangan ini hutan ba- kau telah diubah menjadi kolam- kolam budidaya air, sama sekali mengabaikan keseimbanganeko- logi hutan tersebut. Dalam 1977 sekitar 1,2 juta hektar hutan ba- kau telah diubah menjadi kolam budidaya air. Sebagai hasilnya banyak tanaman dan binatang di daerah sekitar kolam telah di- rusak. CAP. Hasil-hasil bermanfaat dari ba- kau mulai dari kayu dan bahan bangunan sampai ke kulit bina- tang dan madu. Bakau juga me- nyediakan pangan dan makanan ternak maupun berbagai macam pemakaian untuk obat. Semen-- tara jenis, seperti pohon nipah, dipakai memproduksi cuka, alko- hol dan minuman meragi yang dipakai secara luas, dikenal seba- gai tuba di Filipina, arak di Indo- nesia dan toddy di Bangladesh, India dan Malaysia. Sekitar 1.550 kilometer persegi hutan bakau di Bengal Barat saja Disamping itu bakau merupa- direkla ma si selama 100 tahun be- kan zona penyangga alami antara la kangan. "Kare na jarak pasang daratan dan laut, terutama di dan surut yang besar dan gelombang sekitar muara, yang merupakan pasang akibat badai, banjir yang kumpulan air yang setengah ter- menimbulkan bencana dan kor-kurung yang mempunyai hubung- banjiwa dalam jumlah besar seca- an dengan laut terbuka. Secara ra tetap terjadi di kedua negara alami tumbuh-tumbuhan menu- itu (India dan Bangladesh)", catat tupi daratan yang baru dibentuk di apa yang dinamakan zona an- tar pasang surut dan melindungi daratan dari erosi aktip. ESCAP suram. sektoral, Pemerintah berusa ha melaksanakan pembangunan se- ESCAP adalah Komisi Eko- nomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik (the UN Economic and Social Commission for Asia and the Pasific) berdiri di barisan depan kampanye untuk pelestari- an dan pengelolaan rasional ba- kau. Kampanye ini dibantu ba- dan-badan PBB seperti Program Pembangunan PBB, Program lingkungan PBB dan Organisasi Pangan dan Pertani- an PBB. Di sebagian terbesar kawasan itu dewasa ini terdapat penga- kuan yang terus tumbuh bahwa bakau memainkan peranan ber- arti dalam produktivitas dan sta- bilitas lingkungan pantai, kata ESCAP. Tapi kata-kata saja ti- dak cukup. Tindakanlah yang di- perlukan saat ini, ESCAP me- negaskan. Bakau tidak hanya membantu menstabilkan daerah garis pan- tai, Ia juga melindungi daratan di belakang gelombang pasang su- rut, tingkah laku badai dan angin kencang. Disamping itu bakau membantu tivitas pantai dan karenanya juga produksi ikan. Ditambah lagi bakau semakin dicemari. Hutan bakau dipakai sebagai tempat buangan limbah padat, cair dan rumah tangga, minyak dan pestisida dan dari pabrik pembangkit tenaga pa nas. Tidak mengherankan hasilnya adalah polusi berat, menimbul- kan tekanan sangat berat kepada ekosistem bakau. Moneter dan perkreditan PEREKONOMIAN Indone- sia, dalam tahun 1988/1989 yang terkait dengan APBN dan peran serta masyarakat, terkait erat sentral daripada kebijaksanaan kat pertumbuhan ekonomi yang merintah melaksanakan tugas pula dengan masa la h moneter da- sebagai sumber pembiayaan pem- yang lebih realistis dan penetap- ke seluruh daerah. Hasilnya ialah kuasi dapat berasal dari trans- ngi terhadap jumlah yang bet- GUMA Untunglah, beberapa negara -- khususnya Bangladesh, Malaysia dan Thailand -- telah mengambil langkah-langkah positip untuk melindungi hutan bakau mereka masih ratip, ESCAP mencatat, adalah Karena faktanya adalah baka u cepat musna karena negara-nega- ra mengubah hutan bakau men- jadi daerah pertanian atau budi- daya air dan bentuk lain peng- gunaan tanah. Bandung, NERACA Jumlah luas hutan bakau selu- ruhnya di kawasan itu mencapai sekitar enam sampai delapan juta hektar, tapi hutan ini sedang di- rusak dengan sangat cepat, INDUSTRIAWAN kecil yang tumbuh di daerah-daerah sampai ke pedesaan, sangat memerlukan proteksi bagi pemasaran hasil industrinya, tapi bukan proteksi yang memanjakan. Tapi apa yang tidak disadari banyak pihak adalah bakau me- rupakan salah satu ekosistem yang paling produktip di semua daerah di atas bumi dan dalam Kalau tidak diperlakukan ma- atmosfir yang mendukung kehi- ka industriawan kecil akan ter- himpit di dalam persaingan usa- ha. Dengan demikian, para indus- triawan kecil sulit memajukan usahanya. dupan (biosphere). Terutama de- mikian di Asia dan Pasifik yang ditumbuhi 63 dari 90 jenis bakau yang terdapat di dunia. pengelolaan bakau berencana, khususnya dalam bidang kehu- tanan dan pertambahan tanah. Tapi jauh lebih banyak lagi yang harus dilakukan. Pengala- man telah menunjukkan jika di- kelola dengan baik, bakau dapat memenuhi kebutuhan berbagai sumber masyarakat lokal atas da- Sekalipun keuntungan dan ke- baikan ini diakui, perusakan besar-besaran bakau terjadi di banyak negeri di kawasan ini. Tekanan pertumbuhan pendu- duk merupakan salah satu faktor utama, memaksa orang merek- lamasi daerah hutan baka u untuk kepentingan pembangunan da- sar yang berkesinambungan. lam negeri dan industri. (A. Indrani/DEPTnews Indone- "Bentuk yang paling umum," sia). dan tanggung jawabnya berda- sarkan APBN dengan penerima- an dalam negeri berupa peneri- maan dari minyak bumi dan gas alam Rp 8.855,8 milyar dan pene- rimaan di luar migas Rp 12.947,2 milyar yang keduanya berjumlah Rp 21.803,0 milyar. Untuk mencapai penerimaan negara yang begitu besar, memer- lukan kerja keras semua pihak, tidak saja pemerintah tetapi juga HARIAN NERACA Industriawan Kecil Perlu Proteksi lam dan luar negeri. Perkembangan ekonomi dan moneter interansional, terutama dalam dasawarsa terakhir menun- jukkan kecenderungan untuk ber- gerak meluas ke arah pergerakan yang bersifat global. Hal ini ter- cermin pada perdagangan barang dan jasa internasional serta arus hutang piutang dan arus investasi antar negara yang semakin ber- kembang luas, baik dalam jum- lah maupun dalam nilai transak- modal, valuta asing dan simpan an jangka pendek, sebagai ganti dari jenis investasi nyata dan produktif yang bersifat jangka panjang. Perkembangan ini tentu akan menimbulkan tantangan baru bagi negara berkembang seperti kita Indonesia, terutama dalam menyesuaikan kebijaksanaan ekonomi dan moneter. Gambaran keadaan ekonomi pemasaran hasil industri kecil merupakan hambatan bagi upaya memajukan industri ini. "Orientasi pasar bagi industri- awan kecil memerlukan dorong- an disertai dengan kemampuan membaca peta pemasaran yang terkait," ujar Dr. Haji Muhamad Wirahadikusumah. la menunjuk, salah satu jenis proteksi ialah sistem Bapak Ang- kat. "Gebrakan pelaksanaan pola Bapak Angkat dalam situasi per- ekonomian dewasa ini sangat laik untuk dimuluskan," ujarnya. Arti pentingnya dapat dilihat Pendapat itu dikemukakan dari hasil yang langsung diambil oleh Dr. H. Muhamad Wiraha- Pergeseran industri kecil dari dari ekosistim itu dan banyak dikusumah Ketua Komisi D Bi- produksi ke pemasaran, katanya kesenangan yang disediakan oleh dang Pembangunan dan Perin- merupakan pertanda kemajuan sumber-sumber yang terdapat di dustrian DPRD Jawa Barat kepa- usaha industriawan kecil, meng- dalam dan diluar batasnya. da NERACA, baru-baru ini. ingat di sentra-sentra industri ke- "Tapi yang lebih penting adalah Atas pertanyaan, ilmuwan ki- cil telah bertumbuh industiawan Penurunan tingkat bunga, pe- kesejahteraan ekonomi dan so-, mia itu mengatakan, masalah kecil bergerak dalam pasar.K.10) ningkatan domestic demand yang bangunan yang penting bagi pem- bangunan. Usaha-usaha ke arah ini, seka- ligus merupakan langkah pening- katan partisipasi masyarakat baik dalam pengerahan dana maupun dalam penggunaannya, terutama dalam meningkatkan kegiatan du- nia usaha dan peranan sektor swasta. Pemerintah nampaknya telah bertekad melaksanakan pe- ngembangan Pasar Udang dan Pasar Modal yang lebih dinamis, yang seharusnya mulai 1 April telah berjalan dengan pengem- bangan Pasar Bursa Paralel. lel. surat berharga pasar uang (SB- PU) dan penyediaan fasilitas dis- konto. Untuk memperoleh gam- baran yang tepat tentang likuidi- tas yang diperlukan masyarakat, cara penjualan SBI dan SBPU dilakukan secara lelang, sehingga suku bunga yang terjadi mencer- minkan harga pasar yang sebe- narnya. Kedua hal ini sangat penting terutama dalam mengusahakan tercapainya harga barang-barang komoditi ekspor yang lebih kom- petitif di pasaran dunia serta ter- ciptanya lalulintas permodalan antar negara yang menguntung- kan ekonomin Indonesia. Pembaruan di bidang moneter, yang dilakukan pemerintah sejak Juni 1983 dengan deregulasi per- bankan, telah membawa kema- Untuk terpeliharanya stabilitas moneter, penciptaan iklim inves- tasi dan pengembangan dunia juan cukup berarti, tidak saja usaha yang sehat, merupakan pra- syarat mutlak yang harus dicip- takan, terutama bagi merangsang peningkatan penanaman modal asing. Penciptaan stabilitas mone- ter berkaitan erat dengan kebi- jaksanaan pengelolaan likuiditas perekonomian, yang menitik be- ratkan pada perkembangan di- namika masyarakat dalam meng- atur likuiditasnya. dari kemampuan menghadapi goncangan dan gangguan mone- ter. Begitu pula kebijaksanaan opera si pasar terbuka, juga mem- bawa hasil, yang mampu mene- tralkan kegoncangan harga dan moneter yang terjadi pada masa setelah devaluasí 1986, dengan meningkatnya gejolak spekulasi mata uang asing pada pertengah- an tahun 1987 lalu. subtantial dan terkoordinasi oleh Jerman Barat dan Jepang me- rupakan policy yang diharapkan, untuk menghindari resesi/depre- si yang mungkin timbul akhir Langkah dan usaha pemerin- tah menciptakan keadaan dan Pabrik Plywood PT Mangole Timber Producers. P. Mangole Ambon - Barito Pacific Group. (Dok.NERACA) Ekonomi Internasional 1989. Kebijaksanaan ini perlu dipantau terus menerus, karena coordinate action dari dua nega- ra tersebut akan menentukan ting- kat resesi yang akan terjadi dalam tahun 1988 an suk ubunga yang sesuai dengan pola permintaan dan penawaran dana di psar serta sukubunga di pusat-pusat pasar uang interna- sional adalah merupakan salah satu kebijaksanaan moneter yang terus dipertahankan. Adanya masa transisi structu- ralantará ekonomi Amerika Seri- kat dengan Jerman Barat dan Jepang. Uncertainty di bidang mone- ter, financial dan forex tahun 1988, yang mudah menimbulkan gejolak financial (pasar modal dan uang) dan forex. Untuk menunjang kebijaksana an moneter tersebut, pemerintah berupaya tersedianya barang dan jasa yang cukup dalam masyara- kat, melalui penambahan paso- kan dan kelancaran distribusi bahan-bahan kebutuhan pokok 2. Dilema Politik Ekonomi Amerika Serikat Jangka Pendek (1988). tingkat inflasi nasional dalam beberapa tahun terakhir berada pada tingkat yang terkendali. sinya. 1987/1988. Pada akhir tahun 1987/1988, Di bidang moneter kecender- ungan ini tampak dari pergera- kan dana yang semakin meluas dari pusat-pusat pasar uang dan pasar modal internasional ke ber- bagai negara secara aktif dan dalam jumlah yang besar. Permasalahan yang dihadapi moneter dunia dewasa ini, terli- hat bahwa gerakan arus dana- dana itu khususnya yang bersifat jangka pendek, tidak hanya di- tujukan pada kegiatan produktif yang nyata, melainkan juga di- gunakan untuk tujuan spekulasi. Atas hal itu, pergerakan modal pada saat ini, nampaknya akan lebih banyak ditentukan oleh Hal ini dilakukan pemerintah Salah satu tujuan operasional pandangan keuntungan yang ber- melalui kebijaksanaan operasi kebijaksanaan moneter itu ada- sifat jangka pendek, yakni jenis- pasar terbuka dengan penciptaan lah menjaga agar laju inflasi tetap jenis investasi dalam surat-surat alat-alat moneter seperti Sertifi- berada pada tingkat yang wajar. berharga pasar uang dan pasar kat Bank Indonesia (SBI) dengan Dalam upaya mencapai tujuan Sedangkan sektor pemerintah pusat dan sektor luar negeri masing-masing memberikan tam- bahan terhadap jumlah uang ber- edar sebesar Rp 2.488 milyar dan Rp 916 milyar. Pertambahan di sektor pemerintah itu disebabkan oleh penyesuaian aliran peneri- maan dan pengeluaran dalam se- tiap bulan atau triwulan. jumlah uang beredar, likuiditas perekonomian, dan kredit per- bankan (rupiah dan valuta asing) masing-masing diperkirakan se- besar Rp 12.768 milyar, Rp 34.244 milyar dan Rp 33.784 mil- yar. Tahun 1988/1989 jumlah uang beredar diperkirakan akan bertambah sekitar Rp 7.779 mil- yar (22,7 persen), sedangkan krę- dit perbankan akan bertambah Rp 6.929 milyar (20,5%). Dengan demikian pada akhir tahun 1988/ 1989 (akhir Maret 1989) jumlah uang beredar diperkirakan akan Sedangkan pertambahan da- mencapai jumlah Rp 14.562 mil- lam sektor luar negeri, diakibat- yar, likuiditas perekonomian se- kan oleh kenaikan penerimaan kitar Rp 42.023 milyar, sedang- devisa yang berasal dari peneri- kan kredit perbankan diperkira- maan ekspor bersih, baik migas kan akan mencapai Rp 40.713 maupun non migas, dan kenaik milyar. Perkiraan Perkembangan Ekonomi 1988 Dalam jangka pendek, tingkat bunga di Amerika Serikat akan meningkat kembali akbiat kekha- watiran terjadinya inflasi yang formasi uang kartal atau giral, jumlah uang yang beredar merupakan hal terpenting dalam kebijaksa- naan moneter. Perubahan kebi- jaksanaan moneter melalui per ngendalian jumlah uang beredar akan mempunyai pengaruh dan simpanan dalam valuta asing mi- lik penduduk yang diakibatkan oleh kenaikan pendapatan. Seka- ligus menunjukkan isyarat bahwa kepercayaan masyarakat akan mata uang rupiah dan pereko- nomian nasional tetap besar. Tagihan pada perusahaan dan perorangan merupakan salah satu faktor utama yang mendukung kenaikan jumlah uang beredar dampak yang luas terhadap besar- pada semester I tahun 1987/1988. an-besaran ekonomi seperti pen- kan tambahan likuiditas bersih Sistim moneter telah memberi- dapatan nasional, inflasi dan ne- kepada perusahaan-perusahaan raca pembayaran. Atas hal itu sebesar Rp 3.507 milyar, guna pengelolaan jumlah uang yang beredar selalu dilakukan berhati- hati dengan mempertimbangkan pengaruh yang mungkin timbul pada besaran-besaran ekonomi tersebut. meningkatkan investasi dunia usaha dan mendorong produksi nasional. Peredaran uang PENGENDALIAN Jumlah uang beredar dalam arti luas yaitu jumlah uang ber- edar ditambah dengan uang kuasi atau likuiditas perekonomian da- lam periode April - September 1987 bertambah cukup besar yakni Rp 2.680 milyar. Ini di- sebabkan oleh kenaikan yang ber- arti dalam simpanan berjangka dan tabungan. Kenaikan uang Jumlah uang beredar juga da- pat mempengaruhi neraca pem- bayaran melalui perubahan daya beli masyarakat terutama terha- dap barang imor, maupun mela- lui pengaruhnya terhadap sektor lainnya. Dengan demikian kebi- jaksanaan moneter melalui pe- ngelolaan uang beredar dalam beberapa tahun terakhir ini, ti- dak terlepas dari usaha mendu; kung perbaikan neraca pembayar- an, disamping pula pada usaha lebih tinggi tahun 1988. Penuru- 1987 ini penuh dengan optimisme nan tingkat bunga di MEE yang terutama karena adanya pening- dimulai oleh Jerman Barat baru- katan ekspor non migas yang baru ini berakibat positif terha- cukup tinggi dan stabilitas harga dap tingkat bunga di Amerika minyak bumi yang lebih baik Serikat, yaitu akan mengurangi dalam tahun ini. Pertanyaan se- kenaikan tingkat bunga tahun karang, apakah keadaan ini dapat 1988. Namun demikian tingkat berlanjut dalam tahun 1988, me- bunga yang lebih tinggi di Ameri- ngingat keadaan ekonomi Indo- ka Serikat tetap besar probabili- nesia tergantung pada perkem- tasnya akan terjadi dalam tahun bangan ekonomi internasional. 1988 mendatang. Tentang kurs mata uangnya, secara teoritis USS telah mulai under valued. Akan tetapi perkembangan kurs US $ masih dibawah pengaruh indikator ekonomi jangka pen- dek dan psikologi ekonomi inter- nasional yang labil. Karena itu suprise baru dalam nilai US S masih mungkin terus terjadi. 3. Pressure Amerika Serikat terhadap 3 Tiger Penggerak utama ekonomi In- donesia yang diharapkan adalah komoditi ekspor yang terdiri dari empat katagori: Agro based (udang, kopi, teh, minyak sawit). DIFISIT neraca perdagangan Amerika Serikat dengan Jepang makin membaik bulan-bulan ter- akhir ini, akan tetapi dengan 3 tiger (Hong Kong, Taiwan dan Korea Selatan), tetap memburuk Amerika Serikat makin memberi perhatian yang lebih besar ter- hadap 3 tigers ini, terutama kare- na nilai mata uang huan Taiwan dan won Korea Selatan dirasa- kan sangat under valued. Politik moneter dan perdagang- an Amerika Serikat akan mem- berikan perhatian lebih banyak Halaman VII (Dok. Neraca) an dalam pemasukan modal ber- sih. Meningkatnya sukubunga pet- bankan semester I - 1987/1988 telah meningkatkan deposito ber- jangka masyarakat dan simpan- an lainnya di sektor perbankan, yang berarti pengurangan dalam jumlah uang beredar. Pengurang- an jumlah uang beredar karena kenaikan dalam tabungan dan simpanan dalam periode tersebut sejumlah Rp 2.372 milyar, sehing- ga secara bersama-sama dengan pengaruh kontraktif yang ditim- bulkan oleh sektor lainnya, telah memberikan pengaruh mengura- Gambaran ekonomi internasio- nal seperti tersebut diatas, khu- susnya growth negara-negara OECD yang menurun, akan mem- berikan tekanan negatif yang ber- beda atas berbagai jenis komoditi ekspor Indonesia. Makin tinggi tingkat pengolahannya (manufac- turing procesnya) akan makin ke edar secara total sebesar Rp 6.603 milyar. Ini merupakan jumlah uang beredar yang terserap kem- bali ke dalam sistím moneter. Dalam memasuki tahun ang- garan 1988/1989, dari perkem- bangan dan apa yang dicapai tahun 1987/1988, perkembangan jumlah uang beredar tahun 1988/ 1989 didasarkan pada asumsi perkembangan dan kenaikan har- ga tahun 1988/1989 diperkirakan sama dengan tahun anggaran 1. Crash 1987 dan Resesi PADA tahun 1986 lan 1987 Indonesia yang terutama diten- Street tanggal 19 Oktober 1987 (crash of 87) yang lalu, telah ter jadi penurunan "paper assets "se- por. GNP di Amerika Serikat dan 5% dari GNP di AKIBAT dari Crash Wall tahun 1988 atau permulaan tahun ekspor Amerika Serikat telah ke negara-negara tersebut, yaitu cil efek harga dan demand ter- kembangan neraca pembayaran menguat, terutama akibat depre- terhadap nilai mata uang dan hadap komoditi tersebut di pasar tukan oleh perkembangan eks- ternyata meningkat lebih cepat upaya untuk menekan kedua 2. Moneter dan Forex siasi US Dolar. Tapi impornya impornya. Hal ini bisa berupa lagi. Diharapkan ekspor Ameri- mata uang negara tersebut untuk ka Serikat tahun 1988 akan me- diapresiasi yang akibatnya dapat ningkat semakin cepat, sehingga menekan ekspor negara-negara bisa membawa investasi yang le- tersebut. bih besar pula. Peningkatan eks- Sementara prospek ekspor Indo- nesia tahun 1988 masih mengha- dapi tantangan yang berat karena situasi ekonomi internasional yang diliputi oleh berbagai ke- tidak-pastian. Indikator ekonomi internasio- ANGGARAN belanja berim- bang dan kebijaksanaan keuang- an anti inflasi akan tetap diperta- hankan pemerintah tahun 1988. Hal ini antara lain terlihat dari sikap Pemerintah yang belum se- Jepang. Hal ini akan berakibat berubahnya pola konsumsi, sav- ing dan investasi di kedua negara tersebut dan juga di negara- nal bulan Oktober, Nopember negara maju lainnya pada tahun dan Desember 1987, dianggap 1988 dan 1989 mendatang. masih terlalu pagi untuk melihat efek dari crash 1987, tetapi akan memberikan petunjuk yang lebih jelas bagi arah perkembangan ekonomi dunia. por ini diperkirakan belum akan Ekonomi Indonesia berakibat peningkatan impor yang substantial, karena pening- 1. Gambaran Umum dan pendapat dengan usul untuk me- naikkan gaji pegwai negeri. Menurunnya konsumsi dan in- vestasi internasional sebagai aki- bat crash 1987, akan menyebab- kan lebih rendahnya pertumbuh- an ekonomi negara-negara OECD. Penurunan tersebut mini- Pertanda lain dari cyclical yang yang berlangsung masih bersifat konsumtif. Penga- Ekspor ruh dari peningkatan ekspor ter- EKONOMI Indonesia tahun sebut hanya akan mendorong harga barang-barang domestik Amerika Serikat menjadi lebih murah akibat depresiasi US do- lar. Demikian pula anggaran be- lanja dapat diperkecil defisitnya. mal adalah 0,5%, sehingga perki- memperkuat probabilitas akan raan pertumbuhan ekonomi ne- gara-negara OECD yang semula sebesar 2,6%, akan turun menjadi 2.1%. Secara keseluruhan akan ter- jadi pengurangan aggregate de- mand ekonomi Amerika Serikat sehingga akan mengurangi impor- Pertanyaan sekarang, apakah mungkin terjadi akibat yang le- bih parah dari penurunan per- tumbuhan 0.5% tersebut, yaitu berupa resesi baru atau suatu depressi (negative growth) ?. Crash Wall Street tahun 1929 ekonomi internasional akan ber- nya. Dan ini berarti lokomotif memberi pelajaran bahwa. "When every country turned to protect its national private inte- adanya resesi tahun 1989 ialah ekspansi ekonomi Amerika Seri- kat yang telah berlangsung sejak Nopember 1982 sampai dengan sekarang. Proses ini adalah kedua terpanjang dalam sejarah Ameri- ka Serikat. Karena itu periode ini dapat berakhir menjadi masa transisi yang berbahaya bagi per- kembangan ekonomi internaiso- kurang kecepatannya, kecuali nal. Apakah lokomotif ekonomi bila negara-negara MFF dan Je- dunia dapat pindah dari Amerika pang mengkompensirnya dengan Serikat ke kombinasi Jepang dan meningkatkan agregate demand- Jerman Barat? Skenario semen-nya (domestic demand import). Selanjutnya sebagai akbiat crash of 87. Federal Reserve telah melaksanakan politik akomodasi Pertumbuhan ekonomi negara- moneter "easier money policy". negara OECD tahun 1988 lebih, yang sifatnya sementara. Karena Jadi sampai berapa jauh nega- rendah sekitar 0,5% dibawah per- dengan terus menurunnya nilai US Dolar tekanan inflasi di Ame- rika Serikat akan menjadi lebih nyata, sehingga untuk mengha- dapi ini dipekirakan Federal Re- ser akan kembali pada "tighter money policy' res, the world public interest went tara untuk ekonomi internasional down the drain, with it the private tahun 1988 ialah : business of all," (Prof. C.P. Kin- dleberger: "The World in Depre- sion 1929-1939). ra-negara OECD dapat meng-kiraan semula. koordinasikan langkah-langkah mereka menghadapi akibat nega- tif dari crash of 87 ini, akan menentukan apakah akhir tahun 1988 akan ada resesi yang serius atau suatu depresi ekonomi du- nia. longgar dalam triwulan IV 1987. yaitu dengan meningkatnya har- ga barang-barang seperti bahan bangunan, pangan, barang-ba- rang tahan lama dan lain-lainnya. Tingkat lain yang menentukan tingkat bunga dan nilai rupiah ialah perkembangan neraca pem- bayaran Indonesia, terutama oleh perkembangan ekspor. Dan perkembangan ekspor Indonesia tahun 1988 ini adalah penuh uncertainty. Tingkat bunga riil secara teori- tis di Indonesia saat ini adalah sekitar 5,5%. Angka ini tidak ter- lalu jauh berbeda dengan di negara-negara maju yang besar- Product manufacturing padat nya berkisar antara 3% sampai karya (garment, foot wear, furni- 49% ture). - Resource based (plywood, ro- tan, rubber products). High technology (kapal ter- bang, mobil dan lain-lain). Komoditi ekspor Indonesia ter- sebut diperkirakan akan mengha- dapi situasi lingkungan (environ- ment) internasional yang mem- buruk selama tahun 1988 yang lebih banyak ditentukan oleh per- akan datang. Atas dasar ini, nampaknya ke- cil kemungkinan untuk menekan lebih rendah lagi tingkat suku bunga bank yang berlaku seka- rang yaitu sekitar 17,5% p.a un- tuk deposito berjangka 12 bulan. Namun demikian, tingkat bunga mintaan dan penawaran yang nyata dalam aktivitas usaha di Indonesia, Misalnya, aliran inves- tasi yang lebih besar ke Indone- sia, dapat berakibat turunnya tingkat bunga di Indonesia. Faktor yang mempengaruhi mi- lai mata uang rupiah dan juga tingkat suku bunga adalah per- (Tulisan ini merupakan in- BNI 1946 yang Katup inflasi akibat devaluasi dirangkum oleh Drs. Adril tahun 1986 tampaknya terbuka Sulaiman MPA). Perkebunan Kelapa Sawit PTP VI. Sumatera Utara, salah satu pengembangan usaha sektor agribis keringkan pur non-migas. (Dok.NERACA)
