Tipe: Koran
Tanggal: 1997-01-29
Halaman: 08
Konten
Rabu, 29 Januari 1997 Buruh Pelabuhan Cilincing Belajar Tinggal di Rumah Susun CEPATNYA perkembangan penduduk terutama di kota besar seperti Jakarta, Bandung, Sura baya, dan Medan membawa konse kuensi sendiri bagi pemerintah da lam pengadaan perumahan yang layak huni. Antara tahun 1987-2000 pen duduk di kota besar diperkirakan berkembang dua kali lipat, apa lagi di ibukota akan menjadi em- pat kali lipat. Bahkan pada tahun 2000 penduduk yang akan meng huni 13 daerah perkotaan diper kirakan mencapai 40 persen. Kota besar terutama Jakarta, banyak menawarkan kegemer lapan hidup, dan peluang memper baiki diri, alasan inilah yang an- tara lain menggiring orang men- datangi kota-kota besar. Salah satu masalah yang meng hadang mereka adalah kemampu an untuk menempati rumah yang layak huni di kota besar. Bagi yang berpenghasilan besar tentu tak sulit membeli rumah yang tidak hanya layak huni tetapi juga mewah, namun bagi wong cilik dengan peng hasilan pas-pasan atau di bawah standar akan mengalami kesulitan mendapat tempat tinggal. Tak jarang mereka terpaksa tinggal di rumah kumuh yang tak meme nuhi syarat kesehatan. Salah satu peluang untuk bisa tinggal di rumah layak huni dengan fasilitas cukup memadai ialah dengan menempati rumah susun (rusun). Menurut data akhir 1994 Pemda DKI Jakarta menetapkan pembangunan rusun murah di 25 kelurahan. Sampai tahun 2000 diharapkan pemba ngunan mencapai 15.750 unit. HAMPIR setiap tahun harga singkong menimbulkan keresahan di dalam masyarakat Lampung, karena pabrik tapioka selaku pembeli utama untuk bahan ba- ku industrinya, pada saat panen raya selalu menetapkan harga ren- dah yang merugikan petani. Sementara yang juga ikut ke- bingungan dan merasa terpukul, adalah jajaran Kanwil Departe- men Pertanian dan Dinas Perta- nian Tanaman Pangan dan Hor- tikultura setempat. "Kami sudah menyatu dengan petani, sehingga bila ada keluhan tentang nasib para petani, kami juga merasakannya," ujar Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Da- ti. Il Lampung Utara Ir. Trisbani Arif, beberapa waktu lalu. Trisbani mengungkapkan, la- han singkong di Lampung terca- tat paling luas dibanding daerah lain. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS) 1995, areal sing- kong di Lampung 193.062 ha de- ngan jumlah produksi 2.267.741 ton atau rata-rata 11,75 ton per ha. Dari luas areal singkong se- Lampung tadi, terpusat di Lam- pung Utara 116.537 ha menghasil- kan 1.408.362 ton dengan produk- tivitas 120,85 ku/ha, disusul Lam- pung Tengah 64.025 ha produksi 721.982 ton dan produktivitas 112,77 ku/ha. Daerah lain, Lampung Selatan 11.645 ha hasilnya 127.293 ton dan produktivitas 109,32 ku/ha, Lam- pung Barat 748 ha memproduksi 8.858 tondan produktivitas 118,42 ku/ha serta Bandar Lampung ha- nya 107 ha produksi 11.246 ton dan produktivitas 115,99 ku/ha. Dengan melihat luasnya areal tanaman singkong di Lampung Utara, maka wajar saja kalau Ke- pala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura setem- pat, "pusing tujuh keliling" aki- Ia juga tak akan melihat lagi kesibukan guru-guru bawahannya membuat catatan untuk persiapan mengajar. Kadang ia jadi terse- nyum mendengar gurauan sesama guru yang barangkali tanpa me- reka sadari merupakan manifesta- si dari kejengkelan mereka juga. Oleh Larasati Soesilo "Tahu, apa sesungguhnya PPSI itu? Persatuan Pimpong Seluruh Indonesia." Seorang gu- ru yang suka membanyol mem- plesetkan arti P(Program) P (engembangan) S(istem) I(nstruk- sional) itu. "Lho, kok gitu?" sambut pung semua kebutuhan dan ke giatan penduduk kota yang demi kian banyak diperlukan peng aturan tata ruang yang baik. SATU setengah tahun lagi menjelang pensiun, ia mendapat tugas sebagai pengawas SLTA da- lam lingkungan Kanwil Depdik- bud. Itulah tugas terakhirnya yang diembannya setelah melalui pengabdian yang cukup lama se- bagai pendidik. Enam tahun se- bagai guru dan duapuluh tujuh tahun sebagai Kepala Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Sudah ti- ga puluh tiga tahun ia jalani pe- ngabdian itu. Cukup lama sudah. Padahal sejak semula, ia sebenar- nya tak bercita-cita menjadi gu- ru. Tapi itulah akhirnya yang dijalaninya. Hari ini, adalah hari terakhir ia di sekolah itu. Besok ia akan menyerahkan tugasnya kepada ke pala sekolah yang baru. Ia tak akan direpoti lagi oleh kenakalan dua-tiga muridnya. Kenakalan re- maja yang berangkat dewasa. Ke nakalan-kenakalan yang manis, asal saja tidak mengarah ke ke- jahatan, seperti yang pernah ia alami ketika di SMA dulu. Suatu yang tak akan mungkin berulang kembali. Salah satu cara untuk meng hemat lahan, katanya, harus ditempuh dengan menghindari atau membatasi perkembangan bangunan horisontal, dan mengembangkan bangunan ver tikal. Walau demikian, penduduk kota Jakarta yang sudah terbiasa tinggal di rumah horisontal tam- paknya masih perlu diberi penger- tian tentang keuntungan tinggal di rusun. Pemberian pengertian itu antara lain bisa dilakukan dengan cara menyelenggarakan berbagai penyuluhan. BURUH PELABUHAN Salah satu rusun yang saat ini sedang dibangun oleh PT (Perse ro) Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II dengan pengembang PT Cakra Nayaka adalah rusun di daerah Cilincing, Jakarta Utara. Rusun sebanyak lima unit yang masing-masing, berlantai lima yang diharapkan selesai Agustus mendatang disediakan untuk 1000 Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari tenaga kerja bongkar muat (TKBM), disam ping untuk umum. Para buruh pelabuhan itu sebelumnya menghuni perumahan di daerah Koja, Jakarta Utara. Rumah mereka digusur karena tempat itu digunakan untuk perluasan terminal peti kemas. Gubernur DKI Jakarta, Sur- jadi Soedirdja, mengatakan luas kota Jakarta yang hanya 650 Km2 dihadapkan pada jumlah pendu duk yang lebih dari 8,5 juta jiwa. Untuk menyediakan tempat ting- gal yang layak dan dapat menam- Nasib Petani Singkong di Lampung Tanah di mana rusun diba ngun adalah milik Pelindo II, sehingga pihak perusahaan tidak kesulitan mencari lahan baru un- tuk tempat berteduh para karya wannya. Namun untuk tinggal di ru mah susun diperlukan tenggang rasa yang cukup tinggi, mengingat akan banyak masalah yang timbul dak bisa ber- bila si penghuni Oleh: Khaidir F. Ganie bat perilaku harga yang tidak menentu. "Jika harga hasil pertanian baik, berarti kesejahteraan keluar ga tani meningkat. Ini suatu ke- banggaan bahwa pembangunan bidang pertanian berhasil mening- katkan tarap hidup," katanya. Menurut Trisbani, pihaknya terus mengupayakan perbaikan harga, namun belum berhasil. Harga sekarang, katanya, malah cenderung merosot mencapai ang- ka riil sekitar Rp 30/kg (di ting- kat petani) atau Rp 60-Rp 70/kg (pabrik). Kemerosotan harga juga dipi- cu oleh membesarnya potongan rafaksi yang tadinya berkisar 10-15 persen menjadi 15-35 persen. Potongan rafaks: (kadar air/kotor) sebesar itu diungkap- kan sejumlah petani dan peda- gang pengumpul singkong di se- kitar daerah sentra tanaman sing- kong di Tulang Bawang. Potongan kadar kotor dan air untuk singkong yang langsung ke pabrik mencapai 15 - 35 persen. "Kalau harga ditetapkan Rp 60/- kg, berarti petani hanya terima Rp 30-Rp 40/kg," kata mereka. Perjuangan untuk memper- baiki harga, menurut petugas per- tanian di lapangan sudah maksimal. TIM UBIKAYU Gubernur Poedjono tampak nya juga serius untuk meningkat- kan kehidupan petani singkong, dengan membentuk Tim Ubikayu, Juni 1995. Tim itu terdiri dari Kakanwil Departemen Pertanian Ir. H. Thamrin Bastari, MEd, dengan anggota instansi terkait dan peng- usaha yang diwakili Asosiasi Te- pung Tapioka Indonesia (ATTI) dan Asosiasi Pengusaha Makanan Ternak Indonesia (Aspemti) Ca- yang lain. "Ya, kita anggotanya. Malah an juga bolanya." "Betul itu," sambut yang lain lagi. "Dulu begini. Sekarang mo- delnya lain lagi. PPSI dijabarkan lagi jadi Prospel. Kita ini kayak bola pimpong jadinya." sosialisasi dengan tetangga. Untuk mengantisipasi berba gai masalah itu, beberapa waktu lalu, di rusun Cilincing itu diselenggarakan pendidikan "So sialisasi dan Pembinaan Penghuni Rumah Susun" "Apakah dengan membuat Pr (gram) S(atuan) Pel(ajaran) itu, mutu pendidikan akan bertam- bah. Kalau memang dasar gob lok, ya akan goblok juga jadi- nya." Penyelenggara adalah PT Pe lindo II sebagai pemilik rusun, bekerjasama dengan Yayasan La Rose yang bergerak di bidang pengembangan potensi sumber dava manusia (SDM) sebagai pe laksana, didukung oleh Kantor Menteri Negara Perumahan Rakyat. Pendidikan tersebut diikuti 378 kepala keluarga bersama isteri mereka itu, menurut para peserta telah memberikan bekal pengeta huan yang sebelumnya tidak mere ka bayangkan, seperti bagaimana sebaiknya belajar bertenggang rasa, memelihara kebersihan, dan tidak menimbulkan permusuhan atau kecemburuan sosial. Instruktur pendidikan tersebut yaitu novelis La Rose, bersama puteri bungsunya Jane Jelita, dalam kesempatan itu banyak mengutarakan masalah penting nya kebersamaan, kebersihan, tata krama, kelestarian lingkungan, sampai disiplin nasional. Pengajar lain, Djoko Ang- gono SH, menyampaikan pen- tingnya tata tertib dan kesadaran hukum tinggal di rumah susun. SEPERTI HOTEL Di depan rusun yang letaknya agak jauh dari pemukiman pen- duduk itu mengalir Kali Cakung yang banyak dilalui perahu kecil, sehingga para penghuni rusun mempunyai kesempatan untuk me nikmati pemandangan yang lain. Pemandangan itu dapat mere ka nikmati dari ruang berukuran 21 m2 dan 27 m2, yang terdiri dari sebuah ruangan dengan kamar mandi dan dapur yang terletak di pintu masuk. Namun calon peng bang Lampung. Tim tersebut kemudian ditin- daklanjuti di kabupaten, namun setelah dioperasionalkan di Lam- pung Utara juga tak bisa berfung- si maksimal. "Akibatnya, kita se- karang hanya menunggu," kata Tabrani. Namun, Pemda Tk. I Lam- pung bersama Himpunan Keru- kunan Tani Indonesia (HKTI) te- rus berusaha mencari jalan keluar. Solusi baru yang bakal diambil adalah membuat "kelompok pe- tani ubikayu" yang dalam waktu dekat di Lampung Utara dengan nama Perhimpunan Kelompok Tani Ubikayu (PKTU). PKTU nantinya akan menjem- batani petani sebagai anggota dengan pabrik, sehingga terjadi negosiasi harga yang seimbang, ti- terjadi sekarang ini. dak merugikan petani seperti yang Lembaga kelompok petani ba- ru yang bakal dibentuk, khusus membidangi singkong karena tingginya produksi setempat yang pada 1996 mencapai 2,2 juta ton dari luas areal tanam 177.462 ha. Untuk jangka panjang, diha- rapkan akan terjadi kemitraan yang saling mendukung dan membutuhkan antara produksi dan kebutuhan bahan baku pab- rik, baik dari segi jumlah maupun mutu. Selama ini kemitraan belum terlaksana secara baik, terbukti dengan masih sering dipanennya singkong yang belum cukup umur sehingga mutu (kadar aci) rendah, dan akhirnya membuat harga merosot. "Bila terjadi kemitraan yang serasi, pengusaha bisa memban- tu biaya olah lahan, pupuk dan bi- bit, agar jumlah dan mutu hasil pa nen bisa sesuai dengan kebutuhan bahan baku pabrik. Harga pun ti- dak bakal jatuh lagi," katanya. (Ant) diputar kuncinya baru bekerja. Tanpa rasa, tanpa jiwa. Ia me- mang masih tetap sebagai guru, tapi bukan seorang pendidik. IA memang tidak pernah ber cita-cita menjadi guru. Walaupun akhirnya profesi itulah yang telah dijalaninya selama 33 tahun de- ngan penuh pengabdian. Mulanya terlalu sederhana. Ia menjadi akrab dengan Zet, teman sekelas- nya di kelas 3 taman-madya Ta- man Siswa. Zet, gadis semampai berwajah ke-arab-araban. Pagi hari, mereka sering belajar bersa- ma. Apalagi kalau sorenya ada pe lajaran Tata Buku atau Hitung Dagang. Sekolahnya memang so- re hari. Antara jam 14.00 sampai jam 19.00. Jadi pagi hari banyak waktu untuk menyelesaikan soal- soal pekerjaan rumah. "Jangan lupa besok Dev. Sa ya betul-betul tidak mengerti lajur." mencari laba/rugi pada neraca- "Tak usah dikerjakan. Besok di sekolah kita bahas bersama.' "Kalau kertas saya tak berisi, apa kata pak Suryadi nanti." "Beliau tak hadir besok. Saya diminta untuk menjelaskan peme- cahan soal-soal itu." "Kau bisa ?" "Beliau percaya. Mungkin ka- rena nilai yang kudapat selama ini. Dan kalau ternyata salah, bi- sa diperbaiki beliau ketika masuk huni tidak boleh memilih ukuran atau letak yang gininya, karena penetapan penempatan ruangan dilakukan lewat undian. Ketika para peserta pendi dikan melihat calon rumahnya mereka tampak heran, karena mendapati bahwa kamar mandi dan dapur dengan sebuah koridor kecil yang letaknya di depan. Setelah ruangan ini ada ruangan lain yang dapat mereka reka sendiri agar bisa dipakai sebagai kamar tidur, kamar tamu, atau kamar makan. Pembagian ruang itu memang berbeda dari umumnya rumah biasa yang me miliki dapur dan kamar mandi di belakang. "Tapi tak janji ya ?" la, Dev, tidak datang ke ru- mah Zet pada pagi yang diharap- kan Zet itu. Ia mempersiapkan di- Namun Jane Jelita, dalam ke sempatan itu menyebutkan bahwa tipe rumah seperti itu bisa dika takan modern, dan disainnya di buat persis seperti ruang hotel berbintang dengan kamar mandi terletak di pintu masuk. Sementara La Rose sendiri dalam kesempatan terpisah mengatakan, motivasi memberi kan penyuluhan bagi penghuni rumah susun adalah karena mera PENDUDUK daerah bahaya Merapi memang takut jika terja- di bencana dari gunung itu, teta- pi mereka lebih takut kehilangan kampung halaman dan lahan per- tanian miliknya jika harus me- ninggalkan tempat yang selama ini telah menyatu dalam kehi dupannya. bud om/ Jane, yang juga instruktur pada sekolah pengembangan Walau Sedikit, Arus Mudik Timbulkan pedagang atau pembantu rumah pribadi "John Robert Powers" Aliran Dana ke Daerah dan juga pelukis Istana Brunei itu, mengatakan bahwa salah satu keuntungan bagi penghuni adalah bisa menjaga lantai tetap bersih, karena ketika masuk rumah bisa Ia mengharapkan, daerah yang memperoleh remitansi dari warganya yang bekerja di kota besar, dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kegiatan yang produktif. langsung mencuci kaki. Ketika sedang bicara tentang kebersihan, Jane juga memperaga kan cara membersihkan debu dengan mengelap dari atas ke bawah. Begitu pula ia memberi contoh melapisi dasar tempat sampah dengan plastik agar tem- pat sampah tertutup. Meski terlihat sepele, namun hal-hal semacam itu penting bagi para ibu rumah tangga calon penghuni. Meski rumah kecil, namun jika ditata dengan tepat misalnya dengan memasang rak atau lemari gantung, kursi tamu yang bisa mempunyai fungsi seba gai tempat tidur, atau meja lipat untuk menghemat tempat, akan memberikan perasaan nyaman bagi penghuninya. Ketika Gunung Merapi ber- guncang dengan letusan dan lun- curan awan panas Jumat 17 Ja- nuari lalu, sebagian penduduk di daerah bahaya Merapi telah te- nang dan bahkan tidak mau me- ngungsi ke tempat yang aman. "O, gurunya bisa ikut goblok juga kalau tidak sempat menda- lami pelajaran yang akan diajar- kan besoknya. Waktunya habis disita oleh asyik bikin Prospel itu. Begitu 'kan ?" kata seorang gu- ru yang suka sinis. "Mana yang lebih penting. Administrasinya, atau mendalami materinya untuk memudahkan pe nyampaian kepada murid ?" "Pak Hatta 'kan bilang, tan- pa keberesan administrasi, jangan harap kesempurnaan tujuan. Lagi pula, kita dituntun oleh program itu. Untuk sampai ke tujuan pro- gram, Anda tak mungkin korup- si waktu lagi. Dan ingin main ko- midi di kelas ? O, jangan harap lagi!" Guru tertua di sekolah ini menujukan kalimatnya kepada gu ru pertama tadi. Dan semua ma- ta pun melirik ke arahnya. Dan pecahlah tawa guru-guru itu. Dan di situlah seninya. Kare- na tanpa rasa humor yang kadang Kamis depan." sinis itu, akan timbul kejenuhan. Bila hal itu sudah mendalam, ia "Tapi kalau sempat, datang akan menjadi apatis. Kalau sudah jugalah Dev." sampai ke tingkat itu, tamatlah ri- wayatnya sebagai pendidik. Ia akan menjadi robot, yang kalau Meskipun ribuan penduduk di kawasan kaki gunung itu terpak- sa mengungsi demi keselamatan ji wanya, namun ada sejumlah war- ga yang lain, yakni dari Dusun Turgo, Kaliadem, dan Desa Ki- nahrejo di wilayah Kabupaten Sleman, Yogyakarta, tetap berta- han tidak mau mengungsi. Meskipun petugas SAR dan petugas Satkorlak Penang- gulangan Bencana Alam (PBA) dan bahkan beberapa aparat pe- merintah dari kecamatan sampai kabupaten membujuk dengan ber bagai cara, mereka tetap menolak dan tidak mau mengungsi. Di Kaliadem dan Kinahrejo yang berada di kaki Merapi sebe- lah selatan, ada sejumlah pendu- duk yang tetap tenang tinggal di rumahnya, bahkan beberapa orang di antaranya tetap melaku- kan aktivitas rutin, yakni ke la- dang ataupun mencari rumput untuk ternaknya, di tengah hujan-abu yang melanda kawasan itu. Letusan Merapi beserta awan ANALISA sa memiliki kepedulian membagi pengalaman dan ilmu bagi yang memerlukan. Novelis yang juga dikenal sebagai pelukis dan pimpinan Yayasan La Rose itu, mengatakan akan terus memberikan pendi dikan sosialisasi semacam itu kepada para penghuri rusun di tempat-tempat lain. Meski para buruh pelabuhan calon penghuni rusun Cilincing itu sendiri menerima upah Rp. 8400 per hari, dan hanya bisa bekerja bila ada barang yang harus diangkut, umumnya menga takan akan tetap menyisihkan uang untuk memelihara rumah agar selalu bersih dan rapi. Mereka menyatakan senang akan tinggal di rusun, meski jika sudah tidak bekerja lagi di PT Pelindo atau jika sudah pensiun harus meninggalkan rumah itu, karena statusnya adalah rumah dinas. Sebagai penghuni mereka hanya diwajibkan membayar aliran listrik, gas, dan air saja. Tinggal di rumah susun me mang memerlukan kebiasaan baru, seperti bertenggang rasa, tidak menyetel radio atau televisi terlalu keras, tidak membuang sampah lewat jendela, tidak mabuk-mabukan dan sederet ti dak boleh lainnya. (Spektrum) Thum Sos MEMBANJIRNYA arus pe mudik saat Lebaran memang ke rap diiringi dengan pengaliran dana dari kota ke desa walaupun pengaruhnya lebih banyak ada di sekitar kegiatan rumah tangga yang konsumtif, kata pengamat ekonomi Umar Juoro di Jakarta, baru-baru ini. Staf Peneliti Pusat Kajian In- formasi, Pembangunan dan Eko nomi (CIDES) Umar Juoro mengatakan, pengaliran dana tersebut belum berupa investasi yang bersifat jangka panjang atau permanen. "Jadi kecenderungan yang se benarnya timbul adalah perge seran konsumsi masyarakat di kota besar ke kota yang lebih kecil secara temporal," ujarnya menam bahkan. Umar menyatakan pendapat tersebut ketika dimintai tang- gapannya soal benar tidaknya asumsi bahwa sebetulnya tidak terjadi pengaliran dana dari kota ke desa saat banyak kaum urban panasnya ketika itu mereka yakini belum sangat mengkhawatirkan, itu yang menjadi alasan mereka untuk tetap bertahan tidak mau mengungsi. Pendirian, Mbah Maridjan (78), juru kunci Merapi, yang enggan mangungsi dengan alasan letusan gunung itu diyakini belum membahayakan dan tinggal di ba- rak pengungsian justru akan me- repotkan orang lain, merupakan kenyataan bahwa masih ada sikap masyarakat setempat seperti itu dalam menghadapi bahaya me rapi. Merapi Berguncang, Penduduk Tenang Oleh Masduki Attamami Memang aneh, tetapi itu ke- nyataan. Keanehan itu makin ti- dak masuk-akal, karena sikap "keras kepala" mereka yang ti- dak mau menggungsi itu tidak ha- nya sekali-dua kali, tetapi sudah berulang kali dan mungkin mere- ka akan terus seperti itu setiap ter- jadi letusan serta awan panas Me rapi. Kebetulan pada kejadian le- tusan dan awan panas Merapi 17 Januari lalu tidak ada korban ji- wa manusia, karena luncuran awan panasnya tidak sampai men jangkau permukiman penduduk. Pada bencana Merapi 22 No- vember 1994, jatuh korban 66 orang tewas karena diterjang awan panas dan belasan orang yang lain mengalami luka bakar. ri agar tidak mengecewakan te man-teman sekelasnya. Lebih-le bih lagi untuk tidak mengecewa- kan pak Suryadi yang telah mem- Senja Sang Pendidik Cerpen: Achmad Rivai Nasution PERLU PERDA Dari kenyataan masih adanya sikap sebagian penduduk daerah bahaya Merapi yang tidak mau mengungsi, maka sangat tepat sa- ran Menko Kesra Azwar Anas agar dibuat semacam peraturan daerah (perda) yang mengatur percayainya mengemban tugas itu. "Hebat ya ?" Ada kekaguman dibayang ma que tran "mudik" ke daerah asal mereka. suplainya akan berkurang seperti Beberapa waktu lalu suatu ka- sediakala" kata staf peneliti CIDES itu. jian menyimpulkan bahwa sebe narnya tidak banyak pengaliran atau pemerataan "kekayaan" dari kota ke desa dalam fenomena mudik karena "produk" yang dibawa pulang para pemudik lebih banyak berupa "keluaran" kota seperti baju, sepatu atau alat- alat elektronika. Dengan demikian, yang sebe narnya terjadi adalah kekayaan yang berputar-putar di kota saja dan tidak sempat banyak mengalir ke desa. Namun, menurat Umar, para pemudik memang banyak membe lanjakan uang di daerah pada saat Lebaran sehingga perputaran uang di sana pada saat itu akan lebih banyak dari pada hari biasa. Setelah itu, ia mengatakan, kegiatan jual beli akan kembali pada situasi semula. "Produk setempat pada saat Lebaran juga akan dibanjiri pembeli secara musiman saja dan setelah itu pengungsi. Dengan demikian, diharapkan dengan perda itu, akan dapat diantisipasi jika ada penduduk suatu daerah yang terancam ben- cana alam tetapi tidak mau me ngungsi, Dengan perda tersebut, maka penduduk tanpa dipaksa tetapi dengan kesadarannya sendiri akan bersedia menyingkir dari daerah yang berbahaya itu. Menko Kesra ketika di Yogya karta mengunjungi para pengung- si di barak penampungan Hargo- binangun Minggu (19/1) juga ber- pesan kepada aparat pemerintah daerah agar menggunakan cara yang manusiawi dalam mengajak penduduk untuk mengungsi. TANAH SUBUR Penduduk yang bermukim di daerah bahaya Merapi sebahagian besar adalah petani yang meng- olah tanah miliknya dengan ber- aneka tanaman buah serta beter- nak sapi terutama sapi perah dan kambing. Tanah yang mereka olah me- rupakan tanah subur dan sekali- gus daerahnya cocok untuk beter- nak sapi maupun kambing, kare- na rumput dan hijauan makanan ternak tersedia melimpah. Dusun Turgo di wilayah Ka- bupaten Sleman, yang terletak ha- nya sekitar enam kilometer dari Merapi, adalah dusun penghasil air susu sapi dari ternak yang di- miliki dan dipelihara penduduk setempat. Dusun itu juga menghasilkan buah-buahan, di antaranya pi- sang, nangka, nanas, dan salak. Maka dapat dimaklumi tekad ta Zet. Dan barangkali lebih dari itu. Sesuatu yang seolah menem- bus ke hatinya. Lalu terasa getar an halus menjalari bibirnya. Dan ia mengharapkan pandangan ma- ta seperti itu berulang selalu. Pan- dangan yang tak pernah ia rasa- kan ketika mereka belajar bersa- ma selama ini. "Apa hebatnya ? Memang su- dah saya persiapkan pagi tadi. Itu sebabnya saya tak datang ke ru- mahmu.' "Saya mengerti mengapa kau tak datang ke rumah. Saya se- nang bila kau jadi guru. Teman- teman juga bilang begitu. Kau bi- sa menjelaskan sedetilnya." Dan memang, sejak itu, ia se- ring ditugasi oleh pak Suryadi menggantikannya membahas soal-soal Tata Buku dan Hitung Dagang kalau ia berhalangan. Ia sering bolos, karena ia juga selain guru senior yang disegani, mewa- kili partainya di DPRD Kotama dya. ✰✰✰✰✰ AKU senang bila kau jadi gu- ru. Kalimat itu serasa didengar- nya kembali ketika ia meninggal- kan gundukan tanah di pekubur an muslim itu. Bunga rampai yang ditabur di atasnya mulai layu. Zet meninggal lima hari yang lalu, setelah kuman-kuman TBC melobangi paru-parunya. Hanya dua bulan ia dirawat di RS Perkebunan Tanjung Morawa. Padahal, jauh sebelumnya, Dev telah mendesaknya untuk berobat intensif. EN "Kau haru istirahat total Zet. Dokter juga menganjurkan begi- tu kan ?" "Ya. Tapi ujian terakhir su- SEDIKIT BERMANFAAT Kondisi seperti itu, katanya, dapat disamakan dengan me ningkatnya arus tenaga kerja dari desa ke kota pada musim-musim tertentu. Bagaimanapun, menurut Umar, pengaliran dana yang tem- poral tersebut dinilai sedikit ber- manfaat bagi masyarakat pede- saan, sebelum dana yang benar- benar permanen dikucurkan ke daerah tersebut. Tetapi, menurutnya, ada seba gian daerah atau kota kecil yang proses remitansinya (pengaliram uang) bersifat rutin. "Seperti contoh pekerja asal Wonogiri yang secara rutin mengirimkan sebagian uangnya ke daerah asal mereka," kata Umar. Mereka itu, tambahnya, ber asal dari berbagai kalangan, seperti pekerja sektor non-formal, penduduk Dusun Turgo yang ki- ni kembali bermukim di kampung halamannya, setelah mereka satu tahun lebih tinggal di tempat yang aman, yaitu tempat relokasi (pe- mukiman kembali) Sudimoro aki- bat bencana awan panas Merapi 22 November 1994.91 ks durk Bencana awan panas Merapi ketika itu menghancurkan serta menghanguskan Dusun Turgo, dengan korban 66 orang tewas serta belasan orang yang lain mengalami luka bakar. Gunung Merapi (2.968 meter) di perbatasan Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta memang gu- nung-api paling aktif di Indone- sia saat ini. Sejarah mencatat gunung ini pernah menimbulkan bencana be- sar karena letusannya pada 8 April 1672 dengan menewaskan sekitar 3.000 orang, yang seba- gian besar penduduk Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Te ngah. Tetapi kenyataannya manusia yang kini bertempat tinggal di de- kat Merapi merasa tenang dan hi- dup tentram, meskipun mereka tahu bahaya dari gunung itu mengancam setiap saat. Tampaknya perlu pendekatan yang manusiawi dan penerapan aturan pemerintah yang mungkin akan dibuat, agar penduduk tidak merasa dipaksa pindah setelah bertempat tinggal di permukiman baru yang aman dari bahaya Me rapi. Di tempat baru itu, mereka juga tidak akan merasa kehi- langan lahan pertaniannya, bila di sana sudah tersedia lahan peng- ganti yang subur untuk bercocok tanam. (Ant) dah dekat !" "Kalau tak mungkin tahun ini, tahun depan kau bisa ikut kem- bali. Pokoknya, yang utama ada- lah kesehatan." Memang sudah sebulan Zet ti- dak ke sekolah. Tapi ia minta agar Dev terus mengajari setiap pagi. "Agar tidak ketinggalan," katanya. Padahal fisiknya sudah makin melemah. Dan batuknya masih saja mengeluarkan darah. Akhirnya, ia harus juga opname di rumah sakit. Ketika untuk ketiga kalinya Dev mengunjunginya, ia begitu pucat. Walaupun ia mencoba ter- senyum, namun sinar matanya ti- dak lagi memancarkan bayang kehidupan. Dev berusaha untuk tidak menampakkan kekhawa tirannya. "Kau lulus Dev ?" Suaranya bagai berbisik. "Ya." dan?" "Kau melanjutkan ke Me "Tidak. Tidak mungkin Zet. Kau tentunya memahami keada an kami. Tapi di kota kita akan dibuka Program B1 untuk calon guru SLTA. Saya akan mendaf- tar, dan berusaha untuk menda- patkan ikatan dinas." "Syukurlah Dev. Saya se- nang, kalau kau jadi guru.' Zet tersenyum, tampak gem- bira. Lalu memindahkan tangan kanannya dari atas dada ke ping- gir tempat tidur. Dev mengerti dan menggenggam jari-jemari yang hampir tak berdaya itu. Ke- mudian mereka saling berpanda- ngan, seolah ingin menembus yang ada di kedirian mereka masing-masing. "Mau kau memelukku ?" pin "" "Selama ini saya belum melihat daerah memanfaatkan dana itu untuk kegiatan produktif yang pada akhirnya dapat mene kan arus pekerja daerah ke kota," katanya. Sementara itu, Wakil Ketua FKP Bidang Ekonomi dan Ke uangan di DPR-RI Novyan Ka man menyetujui anggapan bahwa ada sedikit pengaliran dana dari kota ke daerah pada saat mudik Lebaran. Menurutnya, pengaliran dana tersebut lebih bersifat konsumtif dan tidak produktif. "Setelah sampai di daerah asalnya, para pemudik itu lebih suka membelanjakan uangnya un- tuk barang yang kurang produktif dan biasanya hanya untuk gengsi," katanya. Dana yang mengalir di daerah itu, kata Novyan, hanya mem- punyai manfaat yang sedikit ser- ta tidak berlangsung lama karena dana tersebut tidak tertanam, seperti berupa tabungan. Novyan menilai bahwa peng "Berbagai aspirasi, kebutuhan dan tuntutan warga masyarakat Dayak sebagai penduduk asli Kalteng selama ini belum tersalur dengan baik, meskipun di beberapa wilayah kecamatan ter- dapat seorang demang kepala adat yang ditunjuk oleh Pemda", ucapnya. Namun para demang kepala adat yang digaji oleh pemerintah itu, perannya dirasakan belum optimal dan cenderung hanya sebagai simbol, kata seorang tokoh Dayak lainnya yang juga ketua SOKSI Kalteng, Sabran Ahmad. Baik Usop maupun Sabran Ahmad sama-sama berpendapat, tanya haru. Dev merasakan getar di bibirnya. Ia tidak segera bereaksi. "Kau takut ?" Suaranya ba- gai tertahan. Pelan-pelan ditarik- nya tangannya dari pegangan Dev. Wajahnya sendu, seolah me- nahan suatu kekecewaan. "Jangan katakan itu Zet." Dev membungkukkan badan. Dan ketika pipi mereka bersentuh an, ia merasa begitu dingin. Dan ketika ia tiba-tiba merasakan se- suatu yang hangat, ia tahu bah- wa airmata Zet telah membasahi pipinya. Halaman 8 Suku Dayak di Kalteng Butuh Lembaga Kerakatan Adat Dan itulah pertemuan terakhir mereka. Karena dua hari setelah itu, Zet sudah tiada. Antara JEMBATAN RUSAK: Dua anak Desa Tinjomoyo, Sema- rang baru-baru ini nekad me- nyeberang melalui jembatan gantung di atas Kaligarang yang rusak berat untuk men- capai Desa Sukorejo Gunung- pati. Banyak warga kedua de- sa mengambil risiko dengan tetap memilih jalur ini ketim- bang melalui jalan alternatif yang panjangnya sekitar 1,5 meter. - PARA pemangku adat dan perkembangan pembangunan tokoh adat Dayak di Kalimantan tentu diiringi dengan meningkat- Tengah mengusulkan agar di nya kebutuhan dan tuntutan daerah tersebut dapat segera masyarakat, terutama dalam hal dibentuk Lembaga Kerakatan pengakuan hak-hak adat seperti Adat Masyarakat Dayak dalam hal penguasaart tanah (LKAMD), guna lebih menjamin secara turun-temurun pada suatu dan melindungi hak-hak dan desa. kewajiban masyarakat asli. Ketua Lembaga Musyawarah Masyarakat Dayak dan Daerah Kalteng (LMMDD-KT), Prof. KMA.M. Usop, MA kepada AN- TARA di Palangka Raya, baru baru ini, di Palangka Raya mengatakan, lembaga kerakatan adat merupakan kebutuhan mendesak, sehingga pemerataan pembangunan nasional dan pemberdayaan masyarakat dapat terwujud di daerah ini. aliran dana yang tidak produktif itu disebabkan oleh sedikitnya jumlah uang yang dimiliki oleh para pemudik. tujuh yang bertahan. Berlima me- reka terpaksa dipulangkan, kare- na dianggap "tidak cocok untuk jabatan kepala kantor pos, tele- graf dan telepon." Ia masih ingat, satu dari lima mereka yang dipu- langkan itu, lebih memilih profesi sebagai wartawan dan pengarang. Memang, ia AS, sejak masih pe- lajar di SMEA Sindoro dulu su- dah "akrab" dengan koran dan "Kalau dana yang dimiliki pemudik itu besar, mereka cende rung mengirimkan uangnya untuk membeli sebidang tanah atau membetulkan rumah," ujarnya. Ia mengatakan, pengalokasian dana yang bersifat konsumtif itu biasanya dilakukan oleh pemudik yang tidak mempunyai uang lebih, jadi mereka membelanjakan uang nya pada saat Lebaran saja. Lebih lanjut ia mengharapkan arus mudik lebih dapat ditekan dan bila mempunyai dana yang lebih sebaiknya dikirimkan atau dititipkan lewat temannya dan digunakan untuk kegiatan yang produktif. (Ant) Untuk memberi peluang terha dap pembentukan LKAMD ini maka yang pertama harus dilakukan adalah meninjau Per- da nomor : 16/DPRD-GR/1969 tertanggal 16 September 1969 yang mengatur pengangkatan, pemecatan, penunjukan wilayah kerja, bidang tugas dan kewa- jiban seorang demang kepala adat. Perda yang berusia 27 tahun itu sudah tidak relevan lagi seiring dengan perkembangan budaya dan pesatnya kemajuan pem- bangunan dan segala eksesnya dewasa ini, ujar mereka. Para pemangku adat dan tokoh adat Dayak yang tergabung dalam wadah LMMDD-KT merencanakan melakukan dengar pendapat dengan DPRD Kalteng khusus membahas pembentukan lembaga kerakatan adat Dayak tersebut. Perlunya lembaga kerakatan adat Dayak juga dibahas secara mendalam pada semiloka Kebudayaan Dayak dan Hukum Adat yang dilaksanakan awal Desember tahun lalu di Palangka Raya (Ant).- majalah. Dan Dev kembali ke B1, me- nandatangani kontrak ikatan-di nas untuk selama lima tahun. Se- lesai kontrak itu, ia tidak lagi ber- pikit untuk pindah profesi. Ia su- dah terbiasa menghadapi murid dan guru dengan segala liku ro- mantikanya. Ia bahkan seperti merasakan ada sesuatu yang hi- lang, saat-saat liburan. Roman- tika situasi dalam lingkungan se- kolah itu. Tapi kadang ia terpikir juga akan apa yang bisa diwariskan- nya kepada anak-anaknya nanti. Satu rumah kreditan dan ratusan buku dari berbagai jenis klasifi- kasi. Namun ia sangat bersyukur, karena keempat anaknya sempat lulus di perguruan tinggi. Walau tak seorang pun yang memilih ju- rusan pendidikan dan keguruan. Ia hanya bisa tersenyum, ketika anak perempuannya mengatakan: "Kami sudah melihat bagaimana bapak sebagai guru." IA tidak pernah bercita-cita menjadi guru, walaupun ia sela- lu teringat ucapan Zet itu. Kalau- pun akhirnya ia masuk sekolah guru juga, itu karena, itulah pi- lih an satu-satunya yang ada di kota tempat tinggalnya. Namun begitu, ia pernah tertarik untuk masuk Akademi PTT. Dasarnya, karena semua biaya ditanggung Ia tahu anaknya bergurau. Tapi mungkin mereka tidak tahu, bahwa dibalik kehidupan yang oleh pemerintah. Apa salahnya yang mungkin tidak terasakan pas-pasan itu, ada kebanggaan kalau dicoba. Begitu pikirnya ke- tika itu. Dan di tingkat propinsi, ia dan sebelas calon lainnya lulus oleh orang lain. Adalah kebang- gaan bagi seorang pendidik, bila mantan anak-anak didiknya bisa saringan. Tapi di Bandung, hanya melebihinya. Dan memang sudah puluhan mereka yang mendapat jabatan-jabatan penentu di peme- rintahan dan swasta. Ia sangat ba- hagia, karena pada umumnya, ja- rang di antara mereka yang me- lupakannya, walaupun dengan hanya sekedar mengirim kartu lebaran. = Siantar-Sigli, pada suatu ketika = Rabu D tak re si ser kalan para kesul jar y adala pelaj an k sulita oleh k mak kan capa puh rum pend dite lum. nga ban mer tuk mar sair olel sed apa nar jug Me me bar yar bis pen rer na dil ri ka m m ha $12 $12 ny ha sa be n k n m li b a n P S n
