Tipe: Koran
Tanggal: 1997-01-29
Halaman: 09
Konten
aman 8 tara Dua ma- me- atan ang en- ng- de- gan atif 1,5 aktif itnya oleh iliki ende ntuk atau ya. sian fitu adik bih, ang kan kan ang tau Han ang h an at- an hal rti ah atu ha ini us er- 69 69 n, ah "a- la tu ng va ya ph g T ar g in k n a a m al a d a Rabu, 29 Januari 1997 TAMAN REMAJA & PELAJAR Belajar Secara Oleh : Surya DALAM rubrik-rubrik kon- tak remaja atau rubrik konsulta- si sering kita baca keluhan dari kalangan remaja umumnya dan para pelajar khususnya tentang kesulitan belajar. Kesulitan bela- jar yang mereka maksud di sini adalah kesulitan dalam mencerna pelajaran atau menghapal pelajar an ketika belajar di rumah. Ke- sulitan seperti ini sering dialami oleh para pelajar. Kerisauan ini wajar untuk di- maklumi sebab belajar merupa- kan salah satu sarana untuk men-. capai keberhasilan dalam menem- puh pendidikan. Tanpa belajar di rumah jarang orang sukses dalam pendidikannya, sebab apa yang diterima di sekolah-sekolah be- lumlah cukup tanpa dibarengi de ngan belajar di rumah. Bahkan banyak kalangan pelajar yang mengambil pelajaran dalam ben- tuk les untuk meningkatkan ke- mampuannya agar mampu ber- saing dengan teman-temannya. Permasalahan yang dihadapi oleh para pelajar ini sebenarnya sederhana namun cukup rumit apabila permasalahan yang sebe- narnya tidak diketahui demikian juga halnya dengan belajar ini. Mereka para pelajar ini umumnya mengeluh walaupun mereka telah banyak belajar namun pelajaran yang mereka pelajari tidak juga bisa mereka kuasai. Keluhan se- perti ini sudah umum di kalangan remaja dewasa ini. Untuk mengatasi hal ini sebe- narnya tidaklah begitu sulit kalau diketahui makna atau hakikat da ri belajar itu sendiri. Belajar bu- kan hanya sekadar membaca atau menganalisa buku pelajaran na- mun lebih dari itu. Agar kita ber- hasil maka diperlukan suatu per- siapan yang matang. Persiapan di sini, adalah per- siapan fisik maupun mental. Ba- nyak orang yang tidak menyadari hal itu, bahkan mengabaikannya sama sekali. Keberhasilan dalam belajar bukan ditentukan oleh ba- nyaknya waktu yang diperguna- kan untuk belajar (kuantitasnya) namun keefektifan kita dalam mencerna pelajaran tersebut (kua litasnya). Untuk mencapai keefektifan belajar dibutuhkan suatu persiap an yaitu kesiapan diri secara fisik maupun mental untuk menerima pelajaran. Tidak ada gunanya ki- ta belajar sehari semalam kalau diri kita sendiri tidak siap mene rimanya. HUIL KULIRIK kalender di meja tulis. Duabelas Juny terlingkar dengan tinta hijau. Perasaanku, kacau antara sedih dan gembira. Gembira karena usiaku sudah ge- nap tujuhbelas. Tapi orang rumah nampaknya tak peduli, itu yang buat sedih. Jangankan perayaan besar, kado, atau ciuman di pipi, tanda-tanda bahwa mereka ingat dengan ucapan selamat ulangta- hun saja tak ada. Benarkah hari ini hari ulangtahunku?. Tahun-tahun sebelumnya....... Papa memesan tart istimewa. Mama merajut scarf atau menca- rikan gaun-gaun manis. Kak Wis- nu menyempatkan mengirim topi atau tali pinggang dari Bogor. Tapi tahun ini Papa dan Ma- ma bahkan tak ada di Medan. Ti- ga hari yang lalu aku bersitegang urat leher dengan mereka tentang pesta kecil bersama teman yang kuminta untuk merayakan usia tu- juhbelasku. Kejadiannya pagi hari saat aku akan berangkat ke seko- lah. Ternyata saat pulang mereka sudah pergi. Kunci dititipkan pa- da Tante Cynthia, tetangga baik hati yang dengan sabar menung- guku pulang sekolah untuk me- nyerahkan benda pembuka pintu itu. Benar-benar tujuhbelas kela- bu. Teman-teman memang mem- berikan kado-kado mungil untuk- ku saat kutraktir makan dengan uang tabunganku selama setahun. Tapi bukan itu yang paling ku- harapkan-setidaknya dari orang selain keluargaku. Aku meng- inginkan kehadiran Razali, seme- nit pun cukup untuk membuatku merasa masih dipedulikan. Secara Efektif kah memang benar-benar badan kita cukup segar saat itu. Segar dalam artian tidak menderita sua- tu penyakit seperti pusing atau se- jenisnya, tidak dalam keadaan ngantuk atau kurang tidur. Apa- bila badan kita dalam keadaan se- gar seperti ini maka tubuh kita Dalam hal sifat dan kebiasaan saja kami sudah amat berlawan- an, belum lagi soal lainnya. Aku benar-benar tak habis pikir kena- dalam hal ini otak akan dengan mudah mencerna apa yang kita baca atau pelajari. Kalau badan kita dalam keadaan letih atau ngantuk maka akan susah mencer na apa-apa yang sedang kita pela jari. Siap secara mental maksud- nya adalah bahwa pikiran kita saat itu sedang terpusat pada apa yang kita pelajari saja tidak se- dang memikirkan hal-hal yang lainnya. Kalau mental kita tidak siap misalnya kita sedang menga- lami suatu problem baik itu yang PERSIAPAN Langkah pertama yang men- dukung keberhasilan kita belajar adalah "persiapan". Tanpa per- siapan yang matang maka semua- nya akan sia-sia belaka. Persiap an yang dimaksud di sini adalah persiapan secara fisik dan mental. Pemilihan waktu di sini ada- lah kapan sebaiknya kita mulai Secara fisik maksudnya apa- Lilin Tujuhbelas Cerpen: Shandy Tan berat maupun yang ringan akan mengganggu kita nantinya keti- ka sedang belajar. Misalnya saja seorang yang baru saja putus dari pacarnya walaupun secara fisik ia sehat namun karena baru menga- lami tragedi tersebut pikirannya akan kacau dan sudah tentu tidak bisa berkonsentrasi untuk men- cerna pelajaran. Untuk itu agar kita sukses be- lajar harus kita perhatikan diri ki- ta sendiri apakah sudah siap se- cara fisik maupun mental saat itu. Kalau belum siap sebaiknya urungkan saja niat kita untuk be- lajar sebab akan sia-sia belaka ha- nya capek yang di dapat memper oleh hasil apapun. TEMPAT DAN WAKTU Langkah berikutnya yang ha- rus diperhatikan adalah masalah tempat dan waktu. Banyak para pelajar yang tidak memperhati- kan hal vital ini. Tempat dan waktu sangat menentukan sekali dalam proses belajar. Pemilihan waktu dan tempat yang tepat sa- ngat menunjang keberhasilan be lajar. Sapa Pengasuh Hai! Jumpa lagi di akhir Januari! Waktu seperti terus berlari. Tidak terasa kita hampir menapaki Pebruari lagi. Dan selama bulan ini, seperti bulan-bulan sebelumnya, kami menerima banyak naskah baik itu cerpen, artikel, humor, dan sebagainya. Sungguh, kami berbesar hati mendapat tanggapan dan perhatian yang begitu besar dari kalian semua, mitra remaja! Namun sejauh ini, tentu saja kami tidak luput dari kekurangan di sana-sini. Dan terima kasih banyak dari kami buat kalian yang telah menyampaikan berbagai kritik dan saran. Semoga semuanya itu menjadi masukan yang berharga bagi kami untuk terus berbenah diri. Oke? Nah, ada apa di rubrik ini dalam edisi Sabtu yang bertepatan hari pertama Pebruari? Jangan lewatkan ya? Salam kreatif! pa aku bisa menyetujui pertu- nangan itu dan dia juga mau me- nyetujuinya. Untung pestanya cu- ma diselenggarakan kecil-kecilan, antar keluarga kedua belah pihak saja. Kalau sampai dikabarkan ke- luar aku bisa jadi bahan omongan di sekolah. Sementara bagi Raza- li tak masalah karena sebentar lagi dia akan tamat kuliah. Hm..... Itukah alasan Papa dan Mama mendesakku bertunangan dengan putra tunggal sahabat baik mereka di masa revolusi fi- sik dulu? Lalu kenapa aku setuju dan putra Om Sanjaya itu juga mau saja? Atau ada hal-hal lain?. Misalnya saja-dari pihakku- aku memang tertarik padanya, pada sikap masa bodohnya. Tapi apa yang ia lihat dari diriku? Toh kami tak pernah dapat menyele- saikan satu masalah kecil pun dengan persamaan pendapat se- perti halnya persamaan kuadrat. Bermimpi pun aku tak pernah bi- sa mendapatkan calon pendam- ping seperti itu. Teman seiring yang kuharap kan-bahkan sering kuimpikan- adalah seseorang yang punya ba- nyak kesamaan denganku. Suka petualangan atau kemping, olah- raga menantang seperti selancar, tapi juga penyuka lagu-lagu lem- but seperti yang dilantunkan Ya- na Yulio. Sesekali tampil selengek- an seperti preman jalanan namun di lain waktu mampu berpenam- pilan rapi dan romantis seperti pangeran dalam dongeng. Aris contohnya. Tapi manusia satu ini juga tak ada kabarnya sejak pindah ke So- lo setahun yang lalu. Kartu uca- pannya saja tak datang. Sedemi- kian mudahnya Aris melupakan kenangan-kenangan manis yang kami rangkai meski statusku dah tunangan orang, Razali. Razali.....Dia lagi! Ke mana sih su- Namun makhluk aneh itu ju- ga tidak muncul. Aku yakin dia sengaja tak mau muncul, karena salah satu kesenangannya adalah membuatku marah, kecewa, dong kol, dan seribu satu emosi nega- tif lainnya. kamu?. Dengan lesu kulirik jam din- Kenapa sih aku bisa bertunang-ding. Pukul enam sore, dan aku an dengan orang macam itu? Su- tetap sendiri. Agaknya aku harus dah dua tahun lagi, padahal ka- melewati 'malam bersejarah' ini mi begitu berbeda. Aku orang dengan melamun. Atau lebih baik yang dinamik, ceria, selalu ingin tidur saja?. suasana yang ramai. Tapi Razali yang pendiam dan dingin lebih su- ka bertapa di kamarnya sambil baca buku atau memutar lagu- lagu Mandarin kesukaannya. belajar dan sampai kapan selesai- nya. Memilih waktu yang tepat untuk belajar tidaklah mudah se- bab waktu yang tepat untuk se- tiap orang tidaklah sama. Ketepat an waktu sangat tergantung kepa- da suasana setempat, jadi tidak sama masing-masing orang. Wak- tu yang tepat untuk belajar ada- lah waktu yang tidak berisik atau tidak ribut. Waktu seperti ini bia- sanya malam hari ataupun pagi hari namun ini tidak mutlak se- bab juga berkaitan dengan kebia- saan seseorang. Kalau di lingkungan kita ber ada ketika malam ribut sebaiknya kita belajar pagi hari dan sebalik- nya kalau pagi ribut maka sebaik- nya belajar pada malam hari. Kado dari teman-teman yang sudah kubuka berserakan di tem- Apabila kita sudah memperoleh waktu belajar yang tepat maka se- baiknya waktu ini dibakukan. Di- bakukan di sini maksudnya ada- lah dibuat secara tetap pada jam tertentu. Kalau kita mulai belajar mulai jam sembilan tiap malam maka sebaiknya setiap hari pada jam tersebutlah kita harus mulai belajar. Hal seperti ini harus dilaku- kan secara rutin sebab erat kaitan nya dengan kondisi tubuh kita. Kalau sudah terbiasa kita belajar jam sembilan malam maka apabi la sudah jam sembilan tubuh ki- ta akan terkontak untuk berakti- vitas yaitu belajar. Ini merupakan hukum alam. Misalkan saja bagi yang sudah terbiasa bangun jam lima pagi setiap harinya walaupun ada keinginan untuk bangun le- bih telat karena sudah terbiasa maka begitu jam lima maka tu- buh akan terbangun dengan sendi rinya. W none Demikian juga dengan kebia- saan makan. Kalau kita sudah terbiasa makan setiap jam satu siang maka apabila sudah pas jam satu pasti perut kita sudah me- minta diisi. Demikian juga halnya dengan belajar apabila sudah di- biasakan pada jam tertentu ma- ka pada jam tersebut otak telah siap untuk menerima pelajaran. lasan hadiah aneh lainnya. Tadi- nya benda-benda aneh ini mam- pu menghibur hatiku. Tapi seka- rang aku sudah bosan. Dengan gontai aku melangkah ke ruang tamu dan menyalakan te- levisi. Mudah-mudahan ada aca- ra yang lumayan lucu. Setengah jam kemudian ter- dengar suara pintu belakang dike- tuk. Kulihat arloji di tangan, ham- pir jam tujuh. Pasti Mang Karim yang mengantar rantang buat ma- kan malam. "Masuk, Mang" tegurku tan- pa menoleh. Terdengar derit pin- tu terbuka. "Taruh di meja aja ya, Mang, nggak usah di......... Suaraku terhenti saat lampu di ruang belakang tiba-tiba padam. Refleks aku melompat bangkit dan berbalik. "Siapa itu?" tanyaku galak meski dalam hati terselip rasa ta- kut. Cahaya dari televisi tidak cu- kup terang untuk melihat siapa yang barusan masuk. Orang jahatkah?. Pertanyaanku tak terjawab. Sosok hitam itu mendekat. Aku nya...... pat tidur. Ada diary pink dari Fè- mundur perlahan sampai akhir bi, kristal gypsi dari si kembar Auryn dan Audrey, kaos kaki be- lang-belang hitam putih seperti se- ragam napi dari Harris, topi me- rah dengan sticker maskot PON XIV dari si konyol Welly, dan be- Selain waktu, pemilihan tem- pat juga sangat menentukan ke- berhasilan belajar. Tentukanlah suatu tempat untuk kita belajar. Tempat ini harus pas walaupun ti dak harus mewah. Pas di sini ada- lah sesuai meja, kursi dan penca- hayaannya. Meja jangan terlalu pendek atau terlalu tinggi harus "Razali.....?" tegurku tak pasti. Terdengar tawa perlahan. Aku mendesah lega. Itu memang dia. "Selamat ulangtahun, Dy. Kema- ri, ikut aku". disesuaikan dengan diri kita sen- diri. Demikian juga halnya de- ngan kursi harus sesuai dan ka- lau bisa terbuat dari bahan yang mengandung busa agar lembut di badan dan tidak membuat badan. cepat merasa pegal-pegal atau ce- pat merasa letih. Seperti juga halnya dengan pemilihan waktu pemilihan tem- pat ini sangat berpengaruh terha- dap tubuh. Apabila kita telah me- milih suatu tempat secara perma- nen dalam suatu ruangan terten- tu maka suatu ketika, ketika kita memasuki ruangan tersebut tubuh kita secara reflek akan terasosia- si untuk beraktivitas belajar. Langkah-langkah yang dise- butkan di atas merupakan suatu langkah menuju keefisienan dan keefektifan belajar. Dengan wak- tu yang tidak perlu banyak kita dapat belajar dengan hasil yang cukup optimal. Apabila persiapan kita secara fisik dan mental sudah siap maka pada waktu tertentu yang menjadi kebiasaan kita un- tuk belajar dan kita belajar pada ruangan khusus untuk kita maka dengan waktu yang tidak perlu banyak kita dapat menguasai pe- lajaran yang akan kita pelajari. Dengan waktu yang tidak ter- lalu lama tersebut sudah tentu sangat efektif dan efisien sekali yang sangat menguntungkan diri kita secara fisik maupun mental sebab kita tidak akan terlalu me- rasa lelah. Agar lebih efisien dan efektif lagi hendaknya pelajaran yang akan kita pelajari sudah kita per- siapkan juga, baik buku-bukunya maupun bahan pendukung lain- nya. Di samping itu ada bahan- bahan pelengkap lainnya yang ha- rus dipersiapkan yang tidak setiap orang sama. Misalnya ada orang yang sudah belajar sambil men- dengarkan musik maka sebaiknya dipersiapkan radio atau "tape". Bagi yang suka ngemil sambil be- lajar maka sebaiknya disediakan camilan. Demikian pula apabila ba- nyak yang ingin kita pelajari su- dah tentu membutuhkan waktu F yang panjang maka jangan kita paksa secara marathon. Sebaik- nya pada waktu-waktu tertentu kita beristirahat sejenak untuk melemaskan otot-otot badan se- perti berjalan-jalan atau mem- bungkukkan badan. Demikianlah langkah-langkah yang harus ditempuh agar kita be- lajar secara efektif dan efisien. Se- lamat mencoba ! Tangan hangatnya mencekal lenganku, membawaku ke meja makan. Aku masih diam mende- ngar gesekan benda di tangannya. Sesaat kemudian....... Aku terpaku. Ruangan mulai terang oleh nyala lilin-lilin di atas sebuah tart besar. Tanpa menghi- tung pun aku yakin jumlahnya pasti tujuhbelas. Razali meraih bahuku dan se- cercah ciuman lembut mendarat di keningku. "Kenapa bengong? Ayo menyanyilah, lalu tiup semua lilin ini". "Razali, aku.....kau....... "Kau pasti berpikir kalau aku tidak ingat kan? Aku ingat betul kok. Om dan Tante Bharata me- nelepon dari Bogor dan minta aku menyampaikan ucapan maaf me- reka karena tak bisa menemanimu A di hari istimewa ini". "Papa dan Mama ke Bogor?". "Seminggu yang lalu Wisnu kirim telegram, katanya dia harus operasi apendiks. Aku diminta tu- tup mulut agar kau tidak kecewa karena mereka harus pergi ti ba-tiba". "Kak Wisnu operasi?" tanya- ku panik sambil mencengkram lengan Razali erat-erat. "Apakah sakitnya parah?". "Tenanglah, cuma operasi ke- cil. Dia akan segera sembuh". Ra- zali tersenyum lembut. Baru aku ANALISA Profil Sorayya Weldina Ragil juara I lomba lukis HUT Dhar- ma Wanita Kopertis Wil.I Sumut, juara I lomba bidang studi (Bi- dang Seni Lukis) tingkat Kotama- dya Medan tahun 1994, juara III Lomba lukis Peringatan Hari cin- ta Puspa dan Satwa Nasional tingkat SMA se-Kotamadya Me- dan tahun 1995. TERNYATA prestasi dapat kita raih dari bakat yang terus kita asah. Seperti halnya profil kita kali ini, remaja yang mempunyai bakat melukis. Dari kecil dia mengasah bakatnya dibantu oleh orangtuanya yang menurunkan bakat melukis pada anaknya. Namanya panjang; Sorayya Weldi na Ragil namun cukup dipanggil Ayya atau Ragil karena dia me- mang putri bungsu. Pelajar SMU Swasta Harapan I Medan ini meraih prestasi sejak umur 5 tahun sebagai juara 2 lom- ba melukis 'Aneka Kreasi Seni Supersemar' tingkat SD se-Sumut Tahun 1985, juara III Lomba lukis Budaya Kartika Nugraha Taman Siswa Tahun 1988. Setelah remaja, Ragil kembali mengumpulkan prestasi yaitu : HUMOR "LIBUR" Ibu: Lho, Mir hari ini kok nggak ke sekolah? Libur ya? Amir: Tidak, Bu. Ibu: (sambil menyentuh kening Amir) Sakit ya? Amir: Tidak, Bu. Ibu: Jadi kenapa? Amir: Hari ini saya bolos sekolah, Bu. Ibu: ??? (Herna Chang, T.Tinggi) SAWO MATANG Kenny: Ron, apa warna kulitmu? Aaron: Sawo mata Kenapa rupanya Kenny: Kalau begitu bagi dong sawo matangnya satu? Aaron: Ah, ada-ada aja kamu. Masa kulit saya dibagikan sama kamu? matang. Kenny: (senyum-senyum) (Sanny, Medan) CITA-CITA Dua anak remaja yang bercita-cita tinggi sedang bercerita tentang masa depan sadar betapa rapinya dia malam ini. Dan tubuhnya menebarkan keharuman yang menyegarkan. "Kau berbeda sekali malam ini, Raz," ujarku terus terang tan- pa dapat menahan diri lagi. "Pe- nampilanmu, sikapmu...... "Ini malam istimewa bukan, Dy? Mulai hari ini aku akan be- rubah karena masa perjanjianku dengan Om dan Tante sudah habis". "Perjanjian?" Apa lagi ini?. "Yah, merekalah yang memin- taku bersikap ketus padamu sam- pai kau melewati usia tujuhbelas dengan harapan kau mampu ber- sikap lebih dewasa serta tidak ter- lalu manja lagi. Akhirnya aku bi- sa memilikimu seperti cita-citaku. Berat lho, pura-pura cuek seperti itu". Akhirnya aku mengerti, ini ulah Papa dan Mama. Dan si ko- nyol ini mau-maunya menuruti permintaan mereka-yang juga ko- nyol. Sambil memasang muka se- bal aku melengos. "Hei, jangan marah dong. Li- hat apa yang kubawa". Acuh tak acuh aku menoleh. Hampir saja aku menghambur memeluk Razali saat melihat ben- da apa yang diacungkannya ke ha- dapanku. Poster close-up Yana Yulio. "Astaga, Raza, thanks berat!" Kusambar poster itu dengan ke- gembiraan meluap. Kemarahanku surut seketika. "Sudah lama sekali aku menginginkannya". "Dan ini," Razali merogoh sa- ku celananya. "Kaset terbarunya juga". "Razali, ini luar biasa. Kuki- ra kau tak akan pernah mau tahu sedikitpun tentang idolaku". "Tapi jujur saja, Dy, aku ke- sal sekali saat membelinya, de- ngus Razali. Raut wajahnya mengekspresikan penuh apa yang ada di dalam hatinya. "Kenapa? Tak rela ya?" po- tongku tersinggung. "Berapa sih harganya? Akan kubayar sekarang juga". "Nah, itulah kau, belum tahu alasannya sudah marah-marah. Nampaknya pikiranmu baru bisa sedikit kalem kalau sudah jadi nenek-nenek". "Semaumulah!" dengusku. Razali tak peduli. Dia terus sa- ja mengoceh. "Aku kesal karena cemburu. Aku tunanganmu, tapi kau lebih suka melihat poster Ya- na daripada melihatku. Bahkan saat datang tadi kau mengiraku tukang rantang". "Siapa suruh lewat pintu be- lakang?" tanyaku geli. "Lewat de- pan kan bisa. Pintu belakang cu- ma buat Mang Karim atau Bik Untuk prestasinya di tingkat Nasional adalah Finalis lomba lukis Poster Lingkungan Hidup (Hari Lingkungan Hidup) Na- sional tahun 1995. Sedangkan prestasi tingkat Internasional adalah Finalis Lomba Lukis UNESCO tahun 1996. Walaupun prestasi tingkat in- ternasionalnya cuma sebagai fina lis namun remaja putri yang me- nyenangi warna biru ini tidak kecewa, bahkan dia sama sekali mereka. Rahmad: Zy, kalau kau disuruh memilih, kau memilih jadi presiden apa jadi raja? Rozy: Jelas toh, aku milih jadi raja! Rahmad: Apa enaknya jadi raja rupanya? Rozy: Kalau jadi raja bisa punya banyak selir. Tapi kalau jadi presiden punya isteri dua saja sudah heboh, bahkan pasti akan tergusur. Rahmad: ??? (Surya, Medan) PORNO Seorang anak yang alim sedang berbincang dengan seorang anak yang terkenal berandal. Anto: Bud, pernahkah kamu noton film di bioskop? Budi: Ah, tidak pernah! Habis, film di bioskop itu kebanyakan pornonya. Lebih baik nonton sirkus. 'Kan sekarang lagi ada sirkus? Anto: Ya, sama aja sirkus itu 'kan porno juga? Habis, semuanya telanjang! Budi: Awas kamu! (Suzan Yanti, T.Tinggi) PENGEMIS Pengemis: Kasihanilah saya, Nyonya... Saya sudah nggak makan dua hari ini.... Nyonya: Oh... Anda juga berdiet seperti saya ya? Pengemis: ??? (Nicole, Medan) MEJA HIJAU Adik: Kak, mengapa orang jahat harus diadili di meja hijau? Mengapa tidak di meja merah? Kakak: Meja hijau itu maksudnya pengadilan, Dik. Bukan meja yang dicat warna hijau. Jadi meja hijau itu sama artinya dengan pengadilan. Adik: Oh, begitu. Jadi kalau meja merah apa artinya? Kakak: Ya, meja yang dicat warna merah. Adik: Ah, kakak! Saya juga tahu kalau meja merah itu meja yang dicat warna merah! Kakak: ??? (Mimi/Cin Ling, Medan) RABIES Seorang pemuda yang baru saja digigit anjing mendatangi Isah". "Tapi ceritanya mau buat kejutan". "Nyatanya kau yang terkejut kan?" cibirku senang. "Tapi su- dahlah. Aku lapar berat nih. Tart- nya udah boleh dicicipin kan?". "Tunggu dulu! Lilinnya kena- pa nggak ditiup? Tiup dulu dong, biar kita buka lampu aja. Serem juga gelap-gelap gini". "Ogah! Aku belum puas me- lihat lilin-lilin itu menyala. Rasa- nya tidak percaya usiaku sudah se- gitu," cegahku sambil terus mena- tap nyala lilin kecil berwarna hi- jau yang menghadirkan bayang- bayang memanjang di dinding ruangan. Seperti kata Razali, me- mang agak serem. Tapi aku me nikmatinya. "Jadi gimana makannya tidak menyangka bisa lolos di tingkat daerah dan nasional. Hal ini juga yang membuat semangat- nya semakin berkobar untuk me- raih berbagai prestasi, bukan sa- ja di bidang melukis. Ragil juga memiliki prestasi di bidang lain, ketika SMP di mana biasanya para remaja yang se- umur dengannya lebih menye- nangi bersikap bebas dan hura- hura, dia malah tekun belajar dan menjadi "Pelajar Terbaik tingkat SMP Tahun 1994-1995" di Pergu- ruan Jend. Sudirman. Dan kini di SMU Swasta Harapan I Medan, dia aktif di KIR (Kelompok Il- miah Remaja) dan duduk sebagai bendahara dan Pramuka Gudep 493-494. Ragil juga sering dikirim me- wakili sekolahnya untuk meng- ikuti berbagai seminar remaja an- tara lain Seminar Remaja tentang AIDS pada waktu Purna Bakti Kirab Remaja se-SUMUT tahun 1996, Seminar Obat Terlarang dan Narkotik oleh Yayasan Tiara Indonesia. Kini selain melukis Ragil juga mencoba mengasah bakatnya yang lain yaitu mengarang cerpen. Walaupun remaja yang berbintang Taurus belum mendapatkan presta si untuk mengarang namun bila para remaja rajin mengikuti acara "Ceritaku" di radio Kiss FM, mungkin akan mendengar cerpen- nya dibacakan di sana. Itulah bakat baru yang sedang diasah nya. "Bila ada kemauan pasti bisa," itulah yang menjadi tekadnya. Bila kalian ingin berkenalan dengan Ragil yang lahir tanggal 3 Mei 1980 di sebuah kota kecil per- batasan antara Sulawesi Selatan dan Tenggara yaitu Soroako, kota tambang nikel yang mempunyai danau indah seperti danau Toba yang bernama danau Matano. Su- rat kamu bisa dikirimkan melalui SMU Swasta Harapan I Medan, Jl. Imam Bonjol No. 35 Medan. Pasti dibalasnya, karena dia juga hobi berkorespondensi. Nah Ragil, semoga sukses sela lu... Kapan cerpennya atau lukisan nya dikirim ke Analisa? Ditunggu ya ?. (Shanty Aulia Dien). seorang dokter. "Dok, tadi saya baru saja digigit seekor anjing," ujarnya sambil memperlihatkan luka di kakinya. "Wah, luka Anda dalam sekali. Anjingnya kena rabies tidak?" Mendapat pertanyaan begitu, si pemuda menjadi bingung dan menjawab, "Entahlah... Soalnya begitu selesai anjing itu menggigit, langsung pergi begitu saja. Dia tidak bilang bahwa dia lagi rabies. Saya juga lupa menanyakannya." Mendengar itu, dokter tersebut terpaku bingung. (Su Ie SS, Medan) acial" Jendniom reisbe TANYA DULUGU Seorang pemohon SIM untuk jenis kendaraan umum sedang ditanyai oleh penguji. Penguji: Bila ada penumpang jatuh, apa yang akan kamu lakukan? Begitulah prestasi. Setiap saat tertentu ia harus muncul pada diri seseorang. Prestasi demi prestasi diukir memenuhi lembaran kehi- dupan seorang manusia. Namun, prestasi bukanlah mimpi tetapi se- suatu yang harus diperjuangkan. Sebuah perjuangan selalu membutuhkan pengorbanan. Apa kah pengorbanan materi, waktu maupun perasaan. Bisa dibayang- kan tanpa pengorbanan yang maksimal, prestasi maksimal su- lit didapat. Sebaliknya, pengorba- nan yang maksimal belum tentu melahirkan prestasi maksimal itu. Banyak faktor yang mempenga- ruhi tetapi usaha harus di jalankan. Didasari pemikiran seperti di atas, sejumlah 92 orang siswa dari SMP-1 Hang Tuah, SMU dan SMK Perkapalan Belawan melak- sanakan kegiatan yang mereka se- buah dengan Kemah Da'wah Sis- wa (KDS). Kegiatan yang me- ngambil lokasi di Dusun III Lan- tasan Lama Kecamatan Patum bak-Deli Serdang itu dipandu oleh Drs. Khairil Ikhsan dan Dra. Suparti dari SMP-1 Hang Tuah Belawan. Selain bimbingan praktek iba- dah sehari-hari juga ditampilkan tiga orang pembicara dari luar, tuh?". "Kita colek aja sedikit-sedikit, sahutku nakal sembari mengulur- kan telunjuk kanan. "Wah, enak seperti Bapak Al-Ustadz Magio- sekali rasanya". no, dari tokoh agama di desa se- Razali tersenyum sambil tempat, Ibu Dra. Erni Mulatsih, selaku Kasi Binmudora Kandep- menggelengkan kepala. Tapi ak- hirnya dia juga melakukan hal dikbud Kotamadya Medan dan diharapkan juga dari OKP. yang sama. Kami terus bertukar pandang dan senyum dalam kere- mangan cahaya lilin sambil men- colek tart yang sudah berlubang- lubang di banyak tempat, sampai suatu ketika Razali memekik ka- rena telunjuknya mendarat di sa- lah satu lilin. Matanya melotot melihat ujung jari yang keme rahan. Dalam ceramahnya berjudul "Islam sebagai Agama Univer- sal", Bapak Margiono menegas- kan kepada peserta KDS agar memberi keseimbangan antara kebutuhan dunia dengan akhirat. Kebutuhan rohani sangat diuta- makan tetapi tidak berat sebelah. Oleh kehidupan dunialah kehi- dupan akhirat dapat dicapai. Se- hingga kebutuhan jasmani tidak boleh diabaikan. Puisi & Quisi Melati N. Siregar : LINTONGNIHUTA Aku tertawa lepas. Meski ha- nya dirayakan berdua (bergelap- gelap pula), bagiku ini adalah pes- ta ulangtahun yang paling me- Lebih lanjut beliau menyam- riah. Tujuhbelas......Ah, se paikan bahwa kepintaran sese- orang yang tidak dibarengi de- nangnya.... Untaian cintaku yang kaupikat kini berakar dalam kalbuku engkau selalu kuingat tak sirna dari naluriku Kala bertemu kita menuturkan kerinduan saling bertatapan tersenyum oleh pengertian Usailah penantianku lepaslah belengguku ibarat benang-benang terurai kini suatu rajutan nyata Sejuta pesonamu kukenang dalam jiwaku walau kini aku berlalu engkau kukenang selalu Lin....... ijinkan aku pamit demi sebuah cita nan jauh di atas langit (Pro: Kanda Charles A. Sihombing) Melati N. Siregar : PEDAGANG KECIL Ketika mentari belum terbit engkau tiba di pasar pagi melangkah dan bangkit mencari sesuap nasi Berbagai macam daganganmu memenuhi langganan kumpulkan recehan sampai seribu hemat demi masa depan Beginilah nasib pedagang kecil menelusuri jalan panjang hidupnya betapa kerdil pagi siang malam berdagang Bila senja tiba kau pulang membawa hasil kau hitung rugi laba sabar dengan untung kecil Riun Parlindungan : KERINDUAN Ketika kutatap ke belakang Ada suatu rasa berteriak Menyalahkan diriku di setiap langkah Yang tak mungkin dapat berhenti Yang tak mungkin kembali lagi Kuteruskan langkah mengikuti putaran jarum jam menunjuk Ke atas, ke bawah Mengumandangkan suara-suara halus Tapi menjengkelkan Ah..... alangkah cepatnya waktu berlalu Aku heran, apakah aku yang mengejarnya atau diakah yang sesungguhnya mengejarku tapi aku sadari aku selalu tertinggal Kutatap lagi ke belakang Itu ada seonggok kegagalan Yang tak mungkin aku ubah lagi Tinggallah kini kerinduan Akankah kuraih nanti Masa depan yang belum pasti. Pemohon SIM: Saya tanya dulu sama kondekturnya, orang yang jatuh itu udah bayar apa belon..., kalau udah, tancep aja...! Penguji: ??? (Pauline, P.Siantar) KDS: Alternatif Peningkatan Prestasi PRESTASI ibarat halte bus di ngan dasar-dasar keagamaan jalan raya. Setiap bus harus men- akan dapat memangsa lingku- capainya dan singgah di sana. Te- ngan itu sendiri. tapi tidak berarti bus harus ber- henti di situ sebab banyak halte menunggu di depan untuk dising- gahi dan dilalui. Bus singgah ha- nya menurunkan penumpang ke- mudian melanjutkan perjalanan berikutnya. Kontak Sayang Dari: 1005 Buat: Hana di T.Morawa, selamat Ultah ya? Moga-moga makin sukses and bahagia. Salam sayang.... topsi garisbass in Dari: Yongsa Buat: Aling, Siau Ling, Melly, Sutiana, Rosni and Li Huang Gimana kabarnya cewek-cewek cakep? Me harap you semua baik dan oke. Siau Ling, gimana kabarnya Amin and (you)? Melly, gimana pula dengan Anthony? Jangan lupa undang gue ya? Salam kompak..... Dari: On Buat: Yohana, 'met Ultah. Semoga sukses selalu dan jangan lupa janjinya tahun lalu. Buat: Metty di Lippo Iskandar Muda, maaf ya kalau ada yang salah. Dari: Shandy Tan Buat: YHF, trims atas kartu Imlek-nya ya? Buat: Yuliana Chandra, surat Anda sudah saya terima. Harap bersabar menunggu balasan saya. Halaman 9 Sementara itu, Kasi Binmudo- ra yang menyampaikan ceramah- nya pada hari kedua, dengan to- pik "Remaja dan Tantangan- nya". Beliau memandang rema- ja saat ini sudah terlalu maju da- lam hal kehidupan remajanya. Kekompakan berteman dengan lawan jenis selalu diwujudkan dengan bentuk pacaran. Menu- rutnya, pacaran akan memper- sempit gerak persahabatan. Ke- intiman bertemu terbatas oleh pe- rasaan dimili dan memiliki. Se- dangkan semakin banyak teman akan semakin membuka wawasan sosial seseorang. Lebih lanjut, beliau memberi ilustrasi bandingan terhadap ke- hidupan remaja masa lalu yang mengartikan semua remaja ada- lah teman. Sehingga rasa kego- tongroyongan sangat membekas. Bila salah seorang teman merasa kesulitan dengan spontan keingi- nan untuk membantu itu muncul secara bersamaan. Tidak ada be- da apakah ia remaja putera atau puteri. Sedangkan kehidupan dewasa ini menjadi tantangan bagi rema- ja dalam menemukan jati diri yang sebenarnya. Tantangan itu dapat dijumpai di rumah, di se- kolah, maupun di antara kedua- nya. Remaja sebagai salah satu pilar pembangunan generasi mu- da harus mempersiapkan diri de- ngan nilai-nilai luhur yang dikem- bangkan di dalam masyarakat, khususnya kepedulian dan ke setiakawanan. Pada akhir kegiatan, sebelum menutup KDS ini, pihak Muspi- ka yang dihadiri oleh Sekretaris Kecamatan juga berkesempatan menawarkan satu pokok pikiran- nya untuk remaja dalam berperan menjaga ketertiban lingkungan. Menurutnya, kegiatan-kegiat an positif harus dimunculkan dan dikelola dengan baik agar rema- ja dapat berlatih dan memahami arti kehidupan sebenarnya. Keba- nyakan remaja berbuat atau ter- libat dalam kenakalan remaja di- karenakan kurangnya aktivitas, sehingga penyalurannya kepada hal-hal yang dapat mengganggu ketertiban lingkungan. BINGKISAN Kemah Da'wah Siswa tahun 1996 ini merupakan lanjutan dari kegiatan serupa pada tahun lalu. Sebagaimana tahun lalu pada akhir kegiatan diserahkan bingkisan ala kadarnya kepada tiga puluh anak yatim di sekitar lokasi kegia- tan. Yang tujuannya, menurut Kepala SMP-1 Hang Tuah Bela- wan sebagai tali kasih sesama kaum muslimin, dan pertanda ke- hadiran KDS di daerah itu. KDS kedua ini berlangsung selama dua hari yaitu tanggal 24-25 Desember 1996. Dijelaskan bahwa kegiatan ini sudah menja- di kalender kegiatan tetap yang dilaksanakan setiap tahun dengan tempat berpindah-pindah. Ada- pun materi yang disampaikan berkisar 65% keagamaan dan 35% lainnya masalah kehidupan seputar remaja. Namun, pene- kanan utama adalah memotivasi remaja/siswa untuk disiplin da- lam kehidupan sehari-hari, seka- ligus mengaplikasikan nilai-nilai islami yang telah dipelajari dalam pelajaran sekolah. Oleh karenanya, segala lang- kah dan tuturan dituntun untuk mencerminkan nilai luhur itu. Di- mulai dari hal-hal yang sepele se- kali seperti doa makan, istinja (bersuci), shalat berjamaah, doa mau tidur, dan lain-lain yang me- nyangkut pribadi seorang muslim MERASA KURANG Melaksanakan kegiatan dite- pi sungai seperti yang dialami pe- serta KDS kali ini memberikan keasyikan tersendiri. Akibatnya, banyak peserta yang merasa ku- rang puas dengan waktu yang ter- sedia itu. Bahkan salah seorang peserta, secara bergurau, minta agar waktu kepulangan diundur kan. Terlepas dari kelebihan dan kekurangan kegiatan ini, tampak- nya hal ini merupakan satu alter- natif lain dari pesanteren kilat yang diadakan pada bulan Ra- madhan. Seperti yang ditegaskan oleh Kasi Binmudora Kotamadya Medan bahwa kegiatan serupa ini perlu terus dilaksanakan sebab olahan kegiatannya lebih menge- na di hati remaja/siswa. Mereka secara tidak sadar telah diarahkan kepada hal-hal yang kalau itu di- sampaikan secara terus terang be- lum tentu dapat mereka laksana kan. Semoga KDS ketiga berlanjut. (sys)
