Tipe: Koran
Tanggal: 2021-02-28
Halaman: 05
Konten
MINGGU KLIWON, 28 FEBRUARI 2021 (16 REJEB 1954) Sebabkan Kanker Servik dan Stunting Hindari Pernikahan Usia Muda ERNIKAHAN usia muda,akan menyebabkan kanker mulut rahim dan melahirkan anak stunting. Hal ini dikatakan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo,di Jakarta kemarin. P Hal itu disampaikan Hasto, merespons ajakan atau imbauan menikah di usia dini yang lagi viral di media sosial. Kaum muda dengan rentang usia 12-21 tahun diimbau untuk segera menikah. Menurut Hasto, pernikahan dini sangat berbahaya. Karena itu, pihaknya mengingatkan agar pernikahan disiapkan secara matang, termasuk usia yang mencukupi. "Pernikahan dini sangat bermasalah. Saya selaku Kepala BKKBN, melarang keras perkawinan anak dan perkawinan dini," tegas Hasto Pernikahan yang tidak dilakukan dengan persiapan yang matang, termasuk secara usia, sangat berpotensi melahirkan anak stunting (anak mengalami kekerdilan). Kedua, proses persalinan yang bisa terganggu atau macet, karena panggul perempuan yang belum cukup usia sempit sehingga mengancam kematian bayi. "Ketiga, anak- anak dan perempuan hamil terlalu muda potensi robek mulut rahim dan jalan lahir saat proses melahirkan dan mengancam perdarahan serta kematian," tuturnya. Selain itu potensi banyak penyakit preeklamsia, tensi darah naik, kaki bengkak, kejang saat persalinan dan kematian ibu. "Ini banyak juga pada perempuan yang hamil pada usia kurang dari 20 tahun," Bahaya keempat, tutur Hasto, perkawinan di usia muda bias menjadi penyebab terjadinya kanker mulut rahim. Kelima, perempuan yang hamil pada usia pertumbuhan maka tulangnya berhenti tumbuh dan cenderung keropos atau osteoporosis, dan pada saat memasuki usia Tak ingin membuat anaknya penasaran, dia lalu berdiskusi dengan istrinya Sumantina Puji Astuti. Hal pertama yang dibahas, apakah anaknya sudah mimpi basah atau belum. Dan ternyata su- dah. Karena sebenarnya Sony dan istrinya, sudah pernah berdiskusi soal pu- bertas buat anaknya. "Video yang ditanyakan Ipang saya download. Lalu kita nonton berdua. Waktu itu reaksi Ipang agak ge- lisah. Begitu selesai, saya ajak diskusi kalau apa yang ada dalam video itu salah. Karena mereka bukan suami istri," kata Sony dalam ngonline seru 'Cara Menyikapi Pubertas pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)' yang dise- lenggarakan Komunitas santi tjahja dini menopause menjadi bungkuk, mudah patah tulang, dan menjadikan usia tua tidak produktif. Penyakit Menular Seksual Peningkatan risiko penyakit menular seksual dan kanker leher rahim, pada usia dini, dapat meningkatkan risiko terinfeksi HIV pada perempuan. Kondisi ini terutama terjadi apabila suami berusia lebih tua, pernah menikah, atau telah melakukan hubungan seksual dengan banyak wanita sebelumnya. JBI-Rand Kurangnya kesadaran untuk memakai alat kontrasepsi saat melakukan hubungan seksual, juga meningkatkan risiko penularan penyakit menular seksual pada wanita. Selain itu,organ reproduksi wanita yang belum berkembang sempurna, ikut meningkatkan risiko terhadap infeksi HIV, melalui luka pada selaput dara, vagina, maupun leher rahim. Pernikahan yang tidak dilakukan dengan persiapan yang matang, termasuk secara usia, sangat berpotensi melahirkan anak stunting (anak mengalami kekerdilan). ?? Penyakit menular seksual lainnya seperti herpes, gonore, dan klamidia Dunia Tak Lagi Sunyi (DTLS). HUSADA Bukan Anak Bodoh Meski Ipang adalah ABK tuli, bukan berarti dia tidak merasakan apa itu puber. Karena sejatinya anak tuli bukan anak yang bodoh. Mereka adalah anak pintar, otak dan nalar mereka sama de- ngan anak normal. Hanya saja, mereka tidak bisa mendengar. Saat Ipang masuk usia puber dan bersamaan de- ngan video viral artis, Sony harus bersikap. Karena masa itu, informasi tidak dapat dibendung. Jadi Sony memilih untuk men- jadi sumber informasi anaknya tentang apapun. Termasuk seks. Dia tidak ingin anak semata wa- yangnya, mendapatkan in- Juru Bahasa Isyarat 2- Adit (infeksi jamur) pun berpotensi dialami pasangan yang menikah muda. Selain itu, pernikahan dini juga dapat meningkatkan risiko penularan human papillomavirus (HPV) dan kanker serviks (leher rahim). Risiko Komplikasi Risiko gangguan selama kehamilan dan persalinan Menjalani kehamilan dan persalinan pada usia terlalu muda, likasi. dapat memicu risiko Misalnya, proses persalinan yang sangat panjang, hingga berhari-hari. Kondisi ini merupakan penyebab utama kematian ibu dan bayi. Bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan usia di bawah 20 tahun, berisiko mengalami kematian, atau tidak bisa bertahan hidup dalam seminggu pertama setelah dilahirkan. Kondisi semacam ini jarang terjadi pada perempuan yang melahirkan pada rentang usia 20-29 tahun.. Bahaya pernikahan dini yang tidak kalah pentingnya adalah gangguan kesehatan pada anak yang dilahirkan. Anak berusia di bawah lima tahun yang lahir dari ibu di bawah umur, memiliki risiko lebih besar terhadap malnutrisi (gizi buruk), bahkan kematian. ILUSTRASI JOS Tangkapan layar nara sumber dan juru bahasa isyarat saat online. Sementara itu, kondisi yang buruk pada usia-usia awal kehidupan, akan berdampak pada perkembangan otak, serta kemampuan anak hingga dewasa kelak. Pernikahan di usia kanak- kanak juga juga dapat merenggut masa kecil. Selain itu, pernikahan dini mengurangi kesempatan untuk menyelesaikan Pendidikan, dan membangun persahabatan dengan teman- teman sebaya. Usia 28-32 tahun dianggap ideal untuk menikah. Secara statistik, perceraian terjadi 50 persen lebih sedikit pada pasangan yang menikah di usia 25 tahun, dibanding dengan mereka yang menikah di usia 20 tahun. Dengan mengetahui usia ideal untuk menikah, bahaya pernikahan dini diharapkan dapat dihindari. (Ati) watkan kontak mata, kare- na anak tuli itu sangat perasa. Dari kontak mata, mereka dapat melihat ka- lau kita serius saat sedang berbicara," ujarnya. Jangan Menghindar Hal yang ditekankan, ketika anak mulai berta- nya tentang seks orangtua jangan menghindar. Ka- rena informasi saat ini, da- pat diakses dengan mu- dah. Jangan sampai mere- ka justru mendapatkan in- formasi yang salah. Me- lainkan saatnya dirangkul dan dikasih tahu, mana yang boleh dan tidak boleh. "Caranya bagaimana? Disesuaikan dengan kon- disi anak. Apalagi ABK. Yang penting jangan menghindar karena ba- haya. Dari usia dini dapat dimulai dengan menge- nalkan organ vital, mana yang boleh dipegang dan mana yang tidak. Karena pubertas itu tidak hanya berlaku pada ABK saja. Tapi semua remaja," tegasnya. Tantangan Orangtua Tanda seorang anak mu- lai masuk masa pubertas, ketika mereka mengalami perubahan emosional, fisik dan sosial emosi. Sama, baik itu anak normal mau- pun berkebutuhan khusus. Perubahan fisik seperti mulai tumbuh rambut di wajah, ketiak dan daerah kemaluan. Hingga ada perubahan suara pada pria dan menstruasi pada wa- nita. Zoom "Ini menjadi tantangan orangtua ABK. Terutama ketika usia kronologisnya, tidak sama dengan usia bi- ologis. Apalagi jika ada KR-Atiek Widyastuti H gangguan penyerta lain. Seperti intelektual, kesu- + KELUARGA Menyikapi Masa Pubertas pada Anak Berkebutuhan Khusus formasi yang salah. "Pa, itu artis A sama B ada apa?" Kaget Itulah yang pertama kali dirasakan Sony Harsono (52). Bagaimana tidak, pulang sekolah tiba-tiba anaknya, Priyaka Irfan Astama Harsono bertanya tentang video ar- tis yang sedang viral. Karena sampai saat ini, pendidikan seks di Indo- nesia masih dianggap ta- bu. Padahal di tengah gempuran informasi seper- ti saat ini, sudah tidak za- mannya lagi. Anak bisa mendapatkan informasi tentang seks dari mana sa- ja. "Untuk anak normal sa- ja pubertas itu menjadi masalah pelik, apalagi ABK. Meski pubertas itu tidak bisa dipandang ABK atau bukan," ujarnya. Dia ingat betul, ketika mendapatkan mimpi ba- sah pertamanya dia cerita kepada ibunya. Sama ibu- nya dia disuruh ke ba- paknya. Dan duduklah mereka berdua, dan men- dapatkan penjelasan ten- tang mimpi basah. Dia bisa berbicara secara ter- buka dengan bapaknya, dan dia teruskan untuk ko- munikasi dengan Ipang. "Karena Ipang tuli, ma- ka cara penyampaiannya saya sesuaikan dengan kondisi dia saat itu. Mela- lui video dan gambar. Na- mun jangan sampai dile- RUMAH SAKIT "JIH" EMERGENCY CALL 0274-4663555 PENYAKIT Ginjal Kronik (PGK) adalah kondisi kerusakan ginjal yang terjadi selama 3 bulan atau lebih, abnormalitas struktural atau fungsional ginjal, dengan atau tanpa penurunan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG), ketidakseimbangan zat dalam darah dan urin, juga pemeriksaan pencitraan. Penderita PGK dapat mengalami gejala nyeri, gatal, rasa kebas di jari tangan dan kaki, gangguan tidur, depresi, kelelahan, mual dan muntah serta gejala lainnya. Jumlah penderita PGK meningkat dari tahun ke tahun, perlu biaya perawatan tinggi, dan prognosis yang kurang baik sebab dapat menyebabkan kematian. Penyebab PGK terbanyak adalah diabetes mellitus, hiper- tensi, peradangan ginjal dan batu ginjal. Lebih dari 90 persen penderita PGK, akan menjalani terapi hemodialisis. He- modialisis (HD) adalah salah satu terapi pengganti fungsi ginjal yang menggunakan alat khusus. HD dapat menyaring darah dari zat sampah tubuh dengan menggunakan membran semipermiabel. HD dilakukan pada gagal ginjal akut (dengan tujuan meng- atasi kegawatan medik), dan gagal ginjal kronik (dengan tujuan mempertahankan keberlangsungan hidup dan memperbaiki kualitas hidup). Pertanyaan dapat dikirimkan melalui e-mail konsultasi@rs-jih.co.id. Akupunktur Medik Pasien Hemodialisis Oleh: dr. Harizah Umri Sp.Ak Dokter Spesialis Akupunktur Medik RS JIH Efek samping atau komplikasi HD diantaranya: gatal di kulit, sulit tidur, kelela- han, mual dan muntah, kram otot, kebas dan nyeri di ujung jari tangan-kaki, dll. Walaupun cenderung timbul efek samping pada pasien HD namun terapi ini harus tetap rutin dilaku- kan bagi penderita gagal ginjal. Oleh karena itu, perlu penanganan yang efektif dan aman untuk mengatasinya. Mengurangi Gejala Sebuah telaah sistematis Cochrane (2016) menyebutkan bahwa akupunktur digunakan pada penyakit/kondisi kronik untuk mengurangi gejala, hingga mening- litan komunikasi dan yang lain. Tubuhnya sudah me- nuju dewasa, tapi kema- tangan berpikirnya belum bisa mengikuti," kata psikolog yang juga memi- liki anak tuli, Sri Susanti Tjahja Dini. Karena membutuhkan waktu yang lebih lama un- tuk memahami konsep pu- bertas, maka sebaiknya in- formasi ini dikenalkan se- jak dini. Bisa dimulai de- ngan mengenalkan ang- gota tubuh pada usia usia 3-9 tahun. Termasuk mem- bedakan, mana tempat pu- blik dan pribadi. Contoh- nya setelah mandi ganti bajunya di kamar mandi. Tidak boleh di ruang tamu, karena itu sudah terma- JIHealthy corner Tanya jawab kesehatan KETIKA anak berkebu- tuhan khusus (ABK) mulai merasakan rasa jatuh cin- ta dan menembak/menga- takan cinta, sebagai orang- tua juga harus mem- berikan penjelasan tentang tahapan dalam menembak seseorang untuk menjadi pacarnya. Ibu menjelaskan kepada anaknya, misal ketika mengatakan cinta tetapi dari lawan jenis belum membalas jawaban- nya berarti kalian belum bisa disebut pacaran. Orangtua juga harus menje- laskan do and donít, selalu mengingat- kan, dan tegas kepada anaknya. "KEDAULATAN RAKYAT" HALAMAN 5 katkan kualitas hidup penderita. Cara kerja akupunktur medik yaitu efek anti-inflamasi (anti-peradangan) kolinergik, lewat perang- sangan saraf parasimpatis. Selain itu terda- pat efek analgetik (pereda nyeri) segmental dan ekstra-segmental, serta pengaturan sentral opioid endogen dan serotonin. Gatal kulit (pruritus uremika) pada hampir seluruh tubuh dialami lebih dari 40 persen pasien HD. Mengapa hal ini bisa terjadi, masih belum dapat dipastikan, kemungkinan karena proses mikroinflamasi. Gatal sulit dikendalikan dan terapi yang efektif terbatas adanya. "Aturan-aturan dalam mempersiap- kan masa pubertas dan jatuh cinta oleh ABK harus dipersiapkan mulai dari se- belum umur 10 tahun" tegas Rose Mini, Psikolog dan pemerhati tumbuh kem- bang anak. Dari jurnal Kidney International (2015) disebutkan, pilihan terapi salah satunya ada- lah akupunktur. Dalam jurnal tersebut juga diperlihatkan bahwa akupunktur ada pada algoritma penanganan pruritus akibat penyakit ginjal kronik. Sulit tidur (insomnia) dapat terjadi pada lebih dari 85 persen pasien HD, bila tidak ditangani lebih lanjut, akan sangat ber- pengaruh pada kualitas hidup pasien. Dari berbagai penelitian di luar maupun dalam negeri telah dibuktikan, bahwa akupunktur medik dapat memperbaiki kualitas dan lama- nya tidur hingga kualitas hidup pasien HD. Akupunktur dapat menormalkan sekresi me- latonin nokturnal, meningkatkan GABA, me- ngurangi kadar kortikosteron dan ACTH. Akupunktur juga meningkatkan kadar endor- fin, enkefalin dan dinorfin yang kesemuanya berguna dalam mengatasi insomnia. suk area publik. Pada rentan usia 9-15 tahun, dapat dijelaskan tentang makna dan proses apa saja ketika menstrua- si. Termasuk mimpi basah dan apa yang harus di- lakukan bila hal tersebut terjadi. Bagaimana cara mengenai dan mengata- kan 'tidak' pada sentuhan seksual oleh oranglain, ju- ga sudah dapat dikenalkan pada rentan usia ini. Usia 16 tahun ke atas, tentu lebih kompleks lagi. Seperti proses terjadinya hubungan antar pribadi, perkembangan dorongan seksual serta bagaimana mengatasinya, beda an- tara cinta kasih dan hu- bungan seks sampai Bunda Romi, panggilan akrab Rose Mini menambahkan, karena mempu- nyai struktur otak yang berbeda, se- hingga memandang dunia juga berbeda ketika pubertas, juga berbeda dengan Matirasa pada jari-jari tangan dan tungkai (neuropati uremika) umum terjadi pada pasien PGK yg menjalani HD ataupun tidak. Diperkirakan terjadi pada lebih dari 60 persen pasien HD. Akupunktur meng- aktifkan jalur serotonergik dan meningkat- kan aliran darah ke alat gerak (ektremitas) sehingga dapat mengurangi nyeri neuro- patik. Selain efektif, akupunktur medik aman dilakukan pada pasien dengan gangguan ginjal sebab tidak menggunakan zat/bahan kimiawi lain yang dikhawatirkan dapat memperburuk fungsi ginjal. Pada pasien HD yang mendapat terapi antikoagulan pun akupunktur, tetap dapat dilakukan. Pastikan akupuntur medik dilakukan oleh tenaga profesional terlatih sesuai kompetensinya. Tetap yang utama adalah pencegahan agar tidak menjadi sakit, yaitu dengan riksa kesehatan berkala (kontrol gula darah pada penderita diabetes, kontrol tekanan da- rah pada penderita hipertensi), olahraga ter- atur, pola makan seimbang, istirahat cukup, kelola stres dan hindari asap rokok.*** "Pada individu berkebu- tuhan khusus, butuh ban- tuan orang lain yang dapat membimbing dan memberi pengarahan atas perubah- an yang terjadi. Baik fisik maupun psikis. Bisa orang- tua, guru, kakak atau pro- fesional. Untuk itu, penting bagi kita untuk menge- tahui dengan siapa anak kita berteman. Apakah su- dah masuk masa puber se- mua atau belum. Jangan sampai mereka berada di lingkungan yang salah," urainya. (Atiek Widyastuti H)-f Disiapkan Sebelum Usia 10 Tahun Pesikolog Rose Mini KR-Rini Suryati hukum konsekuensi dari menyentuh orang lain se- cara seksual, hingga infor- masi penularan penyakit seksual. "Tidak boleh terlalu ter- papar karena akan lebih tinggi dan kalau terlalu ditutup juga akan mun- cul. Apalagi pada anak la- ki-laki secara hormone lebih tinggi, laki-laki lebih cepat te- rangsang secara visual apa yang dilihat itu lebih mudah. Sedangkan perempuan lebih romantis ketika melihat melalui matanya. Kalau anak laki-laki secara biologi ketika melihat sesuatu yang membuat dia senang maka dia akan menyukainya” ujarnya. Anak-anak sebelum pubertas mulai diajarakan berbagai aturan seperti sete- lah makan harus mencuci tangan, sete- lah mandi untuk menggunakan pakaian di dalam kamar mandi, diajarkan untuk mengatur pakaian dirumah dan di luar berbeda. (Ati)-f yang lain. Tetapi baik ABK maupun anak-anak normal mempunyai ke- samaan secara biologis organ reproduksinya juga sudah berbeda dan adanya dorongan sek- sual.
