Tipe: Koran
Tanggal: 2021-01-02
Halaman: 16
Konten
SABTU PON, 2 JANUARI 2021
(18 JUMADILAWAL 1954)
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) DIY
Singgih Raharjo mengatakan, pihaknya
berupaya seoptimal mungkin
merealisasikan target kunjungan
wisatawan ke DIY yang dipatok sebesar
5.944.235 wisatawan nusantara (wisnus)
dan 498.410 wisatawan asing (wisman)
pada 2020 ini. Realisasi capaiannya total
hanya mencapai 1.325.939 wisatawan
dengan rincian 1.256.196 wisnus dan
69.743 wisman hingga Desember 2020.
Belanja wisatawan atau tourist
spending wisnus sebesar Rp 675.000
perhari dari Expert Justification dari
United Nations World Tourism
Organization (UNWTO) dan Length of
Stay (LoS) atau rata-rata lama menginap
terhitung 1,7 hari pada tahun ini.
"Tidak ada perubahan target
kunjungan wisatawan ke DIY pada tahun
ini sesuai dengan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD), sehingga kita masih memakai
target lama karena memang belum
dilakukan review sejak pandemi. Tetapi
jelas target tersebut tidak akan terpenuhi,
meskipun pada Januari hingga Februari
triwulan pertama 2020 masih bagus
pergerakan wisatawan, kemudian
langsung drop di pertengahan Maret 2020
karena pandemi. Wisnus baru ada
pergerakan mulai Agustus 2020,"
tuturnya.
TARGET KUNJUNGAN TIDAK TERPENUHI
2021 Bidik Pariwisata Berkualitas
dan dampak pandemi, optimisme harus
tetap dijaga. Terlebih trend wisata selama
pandemi berubah yang cenderung wisata
mandiri mulai dengan kendaraan pribadi
lalu melakukan reservasi hotel sendiri dan
sebagainya.
"Kita telah meminta anggota Asita
DIY agar bisa menggarap paket-paket
wisata menyesuaikan trend pasar.
Contohnya trend pasar yaitu naik sepeda
atau gowes menjadi paket wisata gowes.
Pada dasarnya kami tetap mencoba
INDUSTRI pariwisata DIY di masa
pandemi Covid-19 akan terus tumbuh,
semakin eksis dan makin pulih ke
depannya. Hal tersebut dapat diwujudkan
apabila pelaku pariwisata di DIY sadar
akan kondisi pandemi dengan disiplin
melaksanakan protokol kesehatan
pencegahan Covid-19, berinovasi dan
berkreasi menciptakan peluang usaha
baru. Tidak kalah pentingnya mampu
beradaptasi dengan memanfaatkan
teknologi informasi guna mewujudkan
ekosistem digital industri pariwisata DIY.
Kunci keberhasilan selanjutnya
adalah sinergi maupun kolaborasi
bersama-sama semua pihak di masa sulit
ini, agar bisa segera bangkit sekaligus
menciptakan ekosistem kepariwisataan
DIY yang lebih baik dan berkualitas.
Adanya pandemi Covid-19 ini,
mengakibatkan banyak kelompok
wisatawan yang lebih mengutamakan
destinasi maupun akomodasi wisata,
yang dapat memberikan jaminan
kesehatan dan keamanan (health and
safety) kepada wisatawan.
rtahan dan berusaha berjualan paket-
paket wisata di tengah pandemi antara
lain paket karantina mandiri, paket
kolaborasi dengan Organda DIY seperti
Ngopi on the bus dan lain-lain,"
tandasnya.
AYAM Joper merupakan
kepanjangan dari kata Jowo dan Super
(sudah persilangan). Ayam ini
merupakan keturunan dari hasil
persilangan antara jantan ayam
kampung dengan betina petelur coklat
dengan tujuan untuk produksi daging.
Sejak 1990, ayam Joper mulai dilirik
pelaku bisnis dan mulai diterima oleh
masyarakat sebagai pengganti ayam
kampung.
Guru Besar Fakultas Peternakan
UGM, Prof Ir Wihandoyo MS PhD
mengatakan, ayam Joper muncul
karena permintaan pasar akan daging
ayam kampung meningkat. Dalam
persilangan ini, digunakan tetua jantan
ayam kampung dengan tetua betina
ayam petelur, karena diharapkan
keturunannya mempunyai sifat ayam
kampung yaitu postur tubuh, warna
bulu, panjang dan warna cakar serta
rasa juga tekstur daging seperti ayam
Singgih melihat kondisi industri
pariwisata sangat terdampak pandemi.
Karena itu target kunjungan wisatawan ke
DIY tahun 2020 tidak bisa terpenuhi alias
tidak tercapai. Sebab DNA industri
pariwisata adalah pergerakan atau
mobilitas orang, sementara berbanding
terbalik dengan virus Korona yang
melarang adanya pergerakan. Satu-
satunya cara agar industri pariwisata DIY
bangkit di tengah pandemi adalah
menerapkan protokol kesehatan
pencegahan Covid-19 dengan baik, patuh
KANDHA RAHARJA
LUM
JOGJA
Liputan Khusus
SATUKAN
INDONES
www
at
114441 111444
Komunitas sepeda Troy gowes malam di Tugu Pal Putih Yogya.
Kebudayaan (Disbud) DIY ini menilai,
pelaku industri pariwisata telah terlena
dengan pariwisata instan atau sesaat
selama ini. Namun pengalaman
mendalam tentang budaya DIY belum
banyak dieksplor. Hal inilah yang akan
diangkat agar menambah LoS dan
belanja wisatawan di DIY termasuk
kualitas dari produk-produk UMKM.
MU
dan disiplin.
"Kita sudah fasilitasi sarana dan
prasarana (sarpras) hingga sertifikasi
protokol kesehatan serta tetap berusaha
memastikan bagi para pengelola tempat
usaha wisata maupun wisatawan.
Pergerakan wisatawan berkontribusi
cukup positif bagi pertumbuhan ekonomi
DIY berkaca pada dua libur akhir pekan di
penghujung tahun ini. Meskipun
dampaknya kasus terkonfirmasi positif
terus meningkat di DIY, itu sebuah risiko,"
terangnya.
Berbicara protokol kesehatan,
Singgih menegaskan, harus dilaksanakan
secara konsisten bagi pelaku usaha
pariwisata maupun pengelola destinasi
wisata di DIY. Tetapi tetap pada
pelaksanaannya belum optimal, sebab
semuanya merupakan sebuah proses.
Kondisi industri pariwisata tahun depan
terutama awal triwulan masih akan sama
dengan tahun 2020. Target pencapaian
jumlah wisatawan pada 2021 yaitu
747.614 wisman dan 6.542.235 wisnus.
"Strategi yang harus kita lakukan
pada 2021 adalah utamanya tetap
konsisten menerapkan protokol
kesehatan. Kemudian masih dilakukan
pembatasan dari jumlah wisatawan di
destinasi, menjual paket-paket wisata
kecil bersifat outdoor, wisata minat
khusus seperti wellness tourism dan sport
tourism bisa dilakukan maupun event
berskala kecil atau dengan kata lain lebih
kepada wisata berkualitas," ungkapnya.
Mantan Wakil Kepala Dinas
kampung.
"Teknis budidaya ayam Joper
sama dengan broiler, yaitu kandang
berlantai panggung atau
(alas lantai dengan sekam), pakan
komersial buatan pabrik, vaksinasi ND
dan Gumboro ketat, dengan lama
pemeliharaan 60-70 hari (800-1000
g/ekor)," kata Wihandoyo dalam acara
Obrolan Peternakan, beberapa waktu
lalu.
PERMINTAAN KONSUMEN TINGGI
Budidaya dan Usaha Ayam Joper
kampung biasa 3,4 kg pakan setiap 1
kg berat hidup," ujar Sri Hastuti.
Namun, Sri Hastuti
mengungkapkan, ada beberapa
masalah utama peternakan unggas
yang harus diperhatikan, salah satunya
adalah mengenai tata niaga. Produk-
produk peternakan mudah busuk
sementara pasar menghendaki produk
peternakan berkualitas bagus dan
kontinyu. "Untuk mengatasi hal
tersebut, sebaiknya budidaya dilakukan
secara berkelompok sehingga jadwal
chick in dan panen dapat diatur,"
katanya.
Sri Hastuti SPt MP, pelaku usaha
ayam Joper mengatakan, permintaan
konsumen akan ayam Joper tinggi
karena rendahnya kadar kolesterol dan
lemak subkutan. Selain itu, ayam
tersebut juga mudah dipelihara oleh
semua orang. "Ayam Joper mempunyai
beberapa potensi, antara lain umur
panen hanya 60 hari, sementara ayam
kampung biasanya mencapai 120 hari.
Kebutuhan pakan sekitar 2,4 kg untuk 1
kg berat hidup, sementara ayam
Mar
Bagi Sanusi (50), warga Kamal
Kulon, Margomulyo, Seyegan, Sleman
menjadi tukang tebas buah-buahan
sudah menjadi penghidupan sehari-
hari, bahkan kini telah merasakan
manisnya menjadi tukang tebas aneka
buah-buahan.
"Saya telah melakukan pekerjaan
WAPPOGORS
Pihaknya memprediksi kunjungan
wisatawan ke DIY pada awal 2021
situasinya masih akan sama seperti 2020.
Harapan industri pariwisata di DIY bisa
bangkit kembali baru muncul pada
semester kedua 2021, dengan catatan
vaksinasi Covid-19 bisa bekerja secara
optimal.
KR-Sutopo Sgh
"Kita mempunyai dua segmen pasar
yang bisa dioptimalkan di DIY yaitu
pariwisata massal dan pariwisata
berkualitas. Kita tidak sama sekali
meninggalkan pariwisata massal tetapi
lebih membidik pariwisata berkualitas
yang menyasar wisatawan domestik yang
berkualitas pada 2021. Arti pariwisata
berkualitas tidak lain LoS-nya panjang
dan spending money-nya tinggi, karena
keduanya itulah yang bakal mendongkrak
perekonomian DIY. Segmentasi
pariwisata massal tetap ada sendiri tetapi
porsi pariwisata berkualitas yang kita
tambah. Konsep pariwisata berkualitas ini
sudah menjadi gagasan utama untuk
mendukung pembangunan
kepariwisataan DIY," imbuh Singgih.
Sedangkan Ketua DPD Asosiasi
Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia
Sanusi (kanan) dan Solikin membawa buah durian hasil tebasan.
Sri Hastuti menambahkan,
peternak biasanya bermasalah dengan
permodalan. Pemerintah telah
memperhatikan dengan memberikan
dana, tetapi ternyata peternak yang
dibina dengan modal hibah tidak
berhasil. Peternak yang menggunakan
modal sendiri justru dapat berhasil
'Tebas' Buah-buahan, Jeli Amati Musim
PROFESI 'tukang tebas'
mulai panen untuk kemudian dijual
kembali.
musim buah, dan perawatan karena
kebiasaan sejak ikut tetangga yang
juga 'tukang tebas' hingga sekarang
dirinya sudah mandiri.
jarang dilakukan, karena selain harus
ulet, tekun dan mandiri, juga diikuti
penyertaan modal. Namun yang paling
utama harus jeli, terutama
menyangkut musim buah-buahan,
kapan harus dilihat, dipanen kemudian
dijual.
MURAH
tukang tebas sejak 10 tahun lalu, yang
semula hanya ikut-ikutan tetangga
hingga kini mandiri," ujar Sanusi ketika
sedang mengemasi buah durian yang
dibelinya di Gamplong,
Sumberrahayu, Moyudan, Sleman.
Tukang tebas atau membeli
secara borongan ketika buah-buahan
masih di atas pohon, harus jeli dalam
menaksir, memelihara, memanen dan
menjual agar tidak rugi. Bagi Sanusi
semua buah-buahan bisa dijadikan
dagangan, karena memang sudah
profesinya. Ada rambutan, mlinjo,
duku, manggis, jeruk, semangka,
mangga dan durian. Untuk semangka,
Sanusi mempunyai lahan kurang lebih
500 meter persegi yang ditanami
sendiri, di samping masih membeli
secara borongan dari tempat lain.
Daerah operasinya sampai
Pundong, Kretek (Bantul), Nanggulan
(Kulonprogo), Yogya dan Sleman. Hal
ini membuat banyak kenalan terutama
masyarakat yang mau menjual hasil
buah-buahan.
KR-Fira Nurfiani
Menurutnya, keterampilannya
dalam memanjat pohon, menghitung
(Asita) DIY Hery Setyawan
menyampaikan, biro perjalanan wisata
merupakan sektor yang terdampak paling
besar pandemi Covid-19. Hal ini berakibat
terhadap pembatalan reservasi hingga
perubahan jadwal kegiatan. Pihaknya
acap kali mengadakan diskusi internal
dengan anggota Asita DIY agar segera
bangkit dan bertahan di tengah pandemi
Covid-19 pada 2021. Asita DIY
mendorong para anggotanya agar
berkreasi dan berinovasi membuat paket-
paket wisata yang sesuai dengan
permintaan pasar. Bahkan upaya tersebut
mendapat dukungan dari Dispar DIY agar
pelaku biro perjalanan wisata yang masih
belum bangkit bisa segera mulai bangkit
kembali. Pemerintah berencana untuk
memberikan stimulus atau subsidi apabila
berhasil menjual paket-paket wisata yang
laku keras di masa pandemi.
"Itu bentuk peran pemerintah melalui
Dispar untuk membantu kita bertahan
hidup sebetulnya. Kuncinya kita sendiri
siap atau tidak dan ada tamu atau tidak,
karena yang menggerakkan bisnis travel
agent di DIY adalah inbound atau wisman
selama ini. Jika tamunya mayoritas di
tengah pandemi adalah wisatawan
domestik, maka kita harus melakukan
konsolidasi serta melakukan apa yang
bisa kita lakukan," paparnya.
Hery menegaskan, menghadapi
dampak pandemi ini, pihaknya tetap
harus siap dan senantiasa berbenah diri
di tengah kondisi yang masih
memprihatinkan. Di tengah ketidakpastian
Ayam Joper (Jowo Super)
karena merasa bertanggung jawab.
Sri Hastuti juga menyebutkan
bahwa permasalahan penyakit dan
"KEDAULATAN RAKYAT"
HALAMAN 16
Untuk musim buah, seperti
rambutan biasanya antara Desember-
Februari, durian Desember-Juni,
semangka sebelum musim hujan,
demikian juga untuk mangga.
"Kalau tidak hafal bisa rugi, seperti
semangka harus terjual ketika masih
musim kemarau. Bila sampai
penghujan, bisa busuk dan uang yang
telah dikeluarkan tidak kembali,"
ujarnya.
Pemilik Total Nusa Tour and Travel ini
mengungkapkan, kue pariwisata di DIY
sangat kecil sekali dan harus banyak
dibagi, sehingga meskipun kue yang
didapatkan porsinya sangat kecil, pelaku
biro perjalanan wisata di DIY tetap
berupaya bertahan dengan berinovasi
dan berkreasi menghadirkan paket-paket
wisata baru di masa pandemi. Bahkan
pihaknya tetap berusaha menjaga
hubungan dengan stakeholder hingga
saat ini.
"Kami bagian dari industri pariwisata
DIY membutuhkan bantuan berbagai
pihak untuk bersama-sama mendukung
penanganan pandemi Covid-19. Jika kita
terus melakukan sosialisasi kepada
anggota Asita DIY guna mempersiapkan
paket-paket wisata yang memenuhi
protokol kesehatan khususnya memenuhi
Clean, Health, Safety and Environment
(CHSE). Tidak habis akal kita terus
mencoba dan mencoba lagi," tambah
Hery.
Hal ini pernah dialami, ketika baru
saja nebas semangka, keburu datang
musim hujan sehingga membuat
semangka banyak yang busuk.
Akibatnya modal tidak kembali, di
sinilah butuh kejelian tersendiri.
Sebagai <'tukang tebas' yang
profesional, Sanusi memberikan
taksiran antara Rp 50.000 sampai Rp
3 juta, tergantung jenis buah, ukuran
dan jumlahnya. Biasanya dari
seminggu setelah ditaksir, sepakat
harganya, pada bulan berikutnya
Senada, Koordinator Bidang ASEAN
DPP Asita Edwin Ismedi Himna
menekankan yang perlu menjadi prioritas
adalah wisatawan domestik agar tetap
bisa melakukan perjalanan wisatanya
dengan segala keterbatasan. Sebagai
travel agent lokal, pihaknya belum
mendapatkan manfaat dari wisnus yang
masuk ke DIY, karena hampir 90 persen
wisatawan yang masuk dengan
menggunakan kendaraan sendiri hingga
saat ini. Meskipun beberapa anggota
Asita DIY sudah mulai mengemas paket-
paket wisata yang sedang booming saat
ini yaitu paket gowes di beberapa
destinasi wisata menarik di wilayah DIY.
"Kami berharap pemerintah tidak
berhenti mempromosikan destinasi wisata
baru yang menjadi tujuan wisnus saat ini.
Semisal destinasi wisata dengan menjual
potensi alam yang dikombinasikan
dengan wisata kuliner lokal. Biar teman-
teman travel agent yang mengemas
sesuai target market masing-masing. Jadi
semua dikembalikan kepada masing-
masing mau atau tidak menangkap
peluang dengan kondisi seperti ini," papar
mantan Ketua DPD Asita DIY tersebut.
(Ira)
KR-Istimewa
wabah harus diperhatikan. Sanitasi
yang baik dapat dimulai dari pembuatan
kandang. (Dev)
Grafis: Arko
Beruntung Sanusi sudah punya
pedagang langganan dari Demak
yang mangkal di pasar buah Yogya,
sehingga setiap harinya bisa setor.
Biasanya Sanusi dibantu seorang
teman maupun isterinya ketika nebas
buah-buahan, dari pagi hingga sore.
Dari hasil penjualan buah-buahan,
Sanusi bisa memenuhi kebutuhan
keluarga dan siasanya untuk modal
tebasan lagi. Untuk menopang
kehidupan sehari-hari, Sanusi juga
menjual buah-buahan di perempatan
Tumut, Sumbersari, Moyudan.
Sanusi tetap ingin
mengembangkan profesinya sebagai
'tukang tebas', karena selama sepuluh
tahun berjalan hasilnya cukup bisa
dirasakan. Di antaranya kini bisa
membeli sepetak sawah, yang
kemudian dimanfaatkan menanam
buah-buahan sendiri atau padi. Meski
diakui banyak tantangannya, namun
Sanusi sudah mantap menekuni
profesi untuk memenuhi kehidupan
sehari-hari. (Sutopo Sgh)
Grafis: Arko
$
