Tipe: Koran
Tanggal: 2020-06-14
Halaman: 04
Konten
HEALTHYLIFE Tribun Timur 4 MINGGU, 14 JUNI 2020 O +62 812 4552 8432 O) etribuntimurdotcom @tribuntimur O Tribun Timur Berita Online Makassar Tribun Timur.com Tribun Timur RD.COM SEDIKIT ITU SEHAT I Konsep Gaya Hidup Minimalis BANYAK orang dengan sengaja memilih untuk hidup dengan barang-barang yang diperlukan, dan bukan yang diing- inkan. Barang yang diperlukan itu pun jumlahnya sedikit, asal cukup untuk di- rinya, dan keluarganya. Cara ini disebut dengan gaya hidup minimalis. Konsep ini berangkat dari pemikiran bahwa seberapa banyak pun barang yang dibeli atau dimiliki, tak akan ada rasa cukup. Sebaliknya, ketika mulai menjalani gaya hidup minimalis maka hidup akan terasa lebih bermakna dan tidak terlalu banyak hal tak penting memenuhi pikiran. Memang, setiap orang pada dasarnya bersifat materialistis, punya kecenderun- gan suka membeli dan memiliki barang tertentu. Ini tidak buruk, bergantung pada motif apa di balik keinginannya. Namun orang juga bisa hidup bahagia dengan sedikit saja barang. Bahkan ada beberapa manfaat tambahan yang bisa didapatkan seperti: bisa menghemat en- ergi, pikiran lebih fokus, mencegah de- presi, mengurangi rasa bersalah, alokasi waktu lebih banyak, mudah mengambil keputusan, berhenti membandingkan, dan akan lebih sehat secara finansial. (Kompas.com/Wisnubrata) MUDAH MENGAMBIL KEPUTUSAN Orang yang lemarinya begitu penuh dengan pilihan pakaian akan memerlukan waktu lebih lama menentukan apa yang akan dipakai. Jauh berbeda ketimbang orang dengan gaya hidup minimalis yang bisa memilih pakaian dengan cepat karena padu padannya lebih ringkas. Tak hanya soal memilih pakaian, hal ini bisa berimbas pada banyak hal lain saat akan mengambil keputusan. Pada akhirnya, gaya hidup minimalis akan meningkatkan rasa bahagia dan mengurangi rasa cemas berlebih. MENGHEMAT ENERGI Ketika seseorang tinggal dengan begitu banyak barang, artinya energi yang dialokasikan untuk merawatnya pun tidak sedikit. Bandingkan saja seorang minimalis yang hanya memiliki total 33 benda di lemari, pasti hidupnya terasa lebih lowong ketimbang yang memiliki ratusan barang. Perlu ada energi khusus untuk menyimpan, menata, merawat, bahkan ketika mendelegasikan tugas itu pada orang lain seperti ART atau jasa laundry, tetap saja ada sumber daya yang harus dikeluarkan berupa uang. ALOKASI WAKTU LEBIH BANYAK Bandingkan berapa waktu yang diperlukan untuk mengurus empat mobil ketimbang hanya satu mobil. Belum lagi seluruh biaya yang diperlukan untuk mengurus asuransi atau servisnya. Ketika seseorang menjalani gaya hidup minimalis dengan hanya memiliki satu buah mobil, maka waktu lainnya bisa dialokasikan untuk lebih menikmati hidup. PIKIRAN LEBIH FOKUS Memiliki terlalu banyak barang di sekitar juga membuat pikiran semakin sibuk. Pada akhirnya, hal ini mengakibatkan seseorang mudah terdistraksi dan sulit fokus. Ibaratnya, pikirannya sulit merasa damai. Rasa damai ini tak hanya bisa dicapai dengan meditasi, tapi juga dengan menerapkan gaya hidup minimalis. Thursde BERHENTI MEMBANDINGKAN Menjalani gaya hidup minimalis juga akan membuat seseorang berhenti membandingkan apa yang dimilikinya dengan orang lain. Terlebih dengan seluruh tekanan yang muncul dalam interaksi sosial di media sosial. Pada akhirnya, orang yang menjalani gaya hidup minimalis akan punya kemerdekaan dari rasa tidak memiliki barang karena sudah merasa damai dengan yang dimilikinya. Ketika menjalani gaya hidup minimalis, orang juga tak akan lagi mengkhawatirkan hal-hal tak penting di sekitarnya. MENCEGAH DEPRESI Meski tak terlihat secara langsung korelasinya, rupanya gaya hidup minimalis bisa mencegah seseorang mengalami depresi. Memiliki terlalu banyak materi hanya akan membuat seseorang kewalahan atau overwhelmed. Ketika seseorang tidak lagi memiliki terlalu banyak barang, pikirannya akan terasa lebih tenang. Rasa ini begitu magis. SEHAT SECARA FINANSIAL Secara finansial, gaya hidup minimalis juga membuat seseorang bisa lebih hemat dan sehat. Tak ada lagi tuntutan untuk berburu barang terbaru dan merogoh kocek demi mendapatkannya, siklus yang terus berulang. Justru, aspek finansial bisa dialokasikan ke hal lebih baik seperti investasi atau dana darurat. Jika ingin memulai gaya hidup minimalis, bisa dilakukan dengan melihat apa saja barang yang tak lagi dipakai dan dirasa tidak penting. MENGURANGI RASA BERSALAH Kondisi rumah atau kamar yang berantakan karena terlalu banyak barang akan membuat seseorang merasa bersalah. Rasa ini muncul karena seharusnya yang dilakukan adalah merapikan atau membereskannya, bukan hanya mendiamkannya begitu saja. Perlu diingat, rasa bersalah adalah bentuk emosi negatif. Bahkan, rasa bersalah ini dengan mudah bisa memicu cemas berlebih hingga depresi jika dibiarkan dalam jangka panjang. Sering Berpikir Negatif Berisiko Cepat Demensia DEMENSIA adalah penyakit degeneratif yang umumnya menyerang orang berusia lanjut. Namun, penyakit ini dapat dialami oleh orang-orang berusia usia lebih muda, apabila mereka sering berpikir negatif atau mengkhawatirkan masa depan, menurut studi terbaru. perawatan klinis masa depan untuk pasien pada tahap awal penyakit tersebut. Studi ini dipublikasikan di Alzheimer's and Dementia, jurnal Natalie Marchant, psikiater dan peneliti senior di departemen kesehatan mental di University College London. Intervensi terapeutik adalah upaya yang dilakukan individu atau kelompok untuk meningkatkan kesejahteraan orang lain yang membutuhkan bantuan, tetapi menolak atau sebaliknya tidak dapat memberi dan menerima bantuan. "Temuan perhatian. Lebih dari sepertiga atau 113 partisipan menjalani pemindaian otak PET, yang mengungkapkan endapan protein tau dan beta amiloid, tanda-tanda Alzheimer'sAssociation. peringatan yang dicari dokter untuk mendeteksi Alzheimer di Selama dua tahun, 360 partisipan berusia di atas 55 tahun yang pernah atau sedang mengalami demensia dimonitor untuk perilaku berpikir negatif. Mayoritas dari mereka berkulit putih, dan 73 persen adalah perempuan. Perilaku berpikir negatif itu mencakup mengkhawatirkan masa depan secara terus-menerus dan berpikir tentang masalah atau emosi mereka. Peserta mengisi survei tentang gejala depresi dan kecemasan dan menilai fungsi kognitif mereka. Fungsi-fungsi itu termasuk memori, bahasa, dan rentang tahap awal. Peneliti menemukan, orang-orang dengan pola pikir negatif yang lebih berulang cenderung memiliki penumpukan protein di otak mereka. Orang-orang yang sama juga memiliki tingkat penurunan kognitif yang lebih tinggi. Depresi dan kecemasan dikenal sebagai faktor risiko Alzheimer, namun penelitian ini berupaya menjelaskan alasan yang mendasari. Mengetahui cara negatif orang dengan depresi dan kecemasan, Studi yang melibatkan pemindaian otak dan pemantauan perilaku pada 360 orang ini menemukan hubungan antara pemikiran negatif dan penurunan kognitif, serta peningkatan jumlah dua protein yang terkait penyakit Alzheimer. dari penelitian ini memberikan dukungan lebih lanjut akan pentingnya kesehatan mental untuk dipertimbangkan dalam pemindaian demensia. Saat ini, dokter menggunakan pemindaian otak dan ujian kognitif untuk menguji demensia, tetapi pemindaian masalah kesehatan mental bisa menjadi bagian LIVHOME.COM "Pemahaman lebih baik tentang risiko demensia sangat penting untuk meningkatkan intervensi terapeutik," kata penulis studi serta efek jangka panjang yang terjadi bisa menjelaskan mengapa depresi dan kecemasan tetap menjadi risiko utama. Dr. Gael Chetelat, co-author Normandie, menyebut praktik pelatihan mental seperti meditasi dapat membantu memberikan nilai-nilai positif serta menurunkan pola pemikiran negatif. (Kompas. com/Gading Perkasa) penelitian dari Universite de Caen-
