Tipe: Koran
Tanggal: 1996-03-27
Halaman: 06
Konten
MIMBAR DEMOKRASI Pedagang Asongan dan Kepedulian Ini Hidup Mereka.…... Penertibansudah berlangsung! Sejumlah gerobak dan pemiliknya diangkut Kamtib. Satuan penertiban dari Lurah Bidara Cina dan Bali Mester didukung Aparat Kecamatan Jati Negara, Aparat Walim Kodya Jakarta Timur dan Polisi Selasa pagi kemarin, bermodalkan surat keputusan yang mensahkan tindakannya mulai mengangkut sejumlah pedagang asongan. Gerobak dan semua jualan diangkut dengan paksa. Linangan air mata mewamai penertiban. Getaran kekecewaan dan rasa prihatin datang dari warga yang menonton adegan mengharukan itu. BERIT da rasa iba petugas yang memaksakan diri harus A bernama, Kamtib. Ada protes suara hati. Bahwa mereka tidak rela kaum pinggiran tergusur lagi. Tetapi mereka justru terba- lut peraturan. Mereka harus menjalani eksekusi. Sejumlah pedagang kaki lima lainnya sempat lari terbi- rit-birit menyelamatkan barang jualannya. Sambil berlari, mere- ka meratapi nasib. Apa daya, mereka adalah korban kekuasa- an yang bereskalasi. *** KEKUASAAN-menindak turun bertingkat mulai dari pe- jabat tinggi hingga ke lurah atau aparat kelurahan. Semua mere- ka memiliki kekuasaan. Hanya porsi mereka berbeda. Kalau pe- jabat tinggi tentu memiliki ke- kuasaan besar. Pejabat di bawah- nya akan menunduk-nunduk bila berhadapannya. Berikut, pejabat yang di bawahnya lagi akan menunduk-nunduk pula terhadap pejabat tersebut. Sam- pai pada lurah atau aparatnya yang kekuasaannya makin kecil karena telah dibagi-bagi. *Kekuasaan pada tingkat ini digunakan seoptimal mungkin kepada mereka yang tidak ber- daya termasuk pedagang. Di si- nilah kita sampai pada kesim- pulan bahwa siapa saja ketika berhadapan dengan kekuasaan maka otomatis akan selalu ka- lah. Ini teori kekuasaan berlaku. Tetapi, tak perlu lagi kita ber- bicara tentang kekuasaan. Se- bab, yang ada di depan kita ada- lah rintihan kaum pinggiran. Desah napas mereka jarang ke- dengaran sebab mereka memang tak punya kuasa. Mereka hanya jiban mereka jauh lebih besar ketimbang hak. Sementara ka- um pinggiran adalah orang yang seperti dikatakan Chairil Anwar dari kumpulan yang terbuang. Dinamika gerak Jakarta seperti- nya tidak mampu diikuti. Sebab, kehadiran mereka memang jauh tertinggal. Akibatnya, mereka akan menjalani kehidupan apa adanya. Artinya, dalam sema- ngat mereka terpola, pokoknya dapat makan dan hidup. Cukup. *** BUKAN- penggusuran tapi penertiban. Idiom ini kita perlu- kan untuk membalut rasa kasar pada pornagrafi kekuasaan ma- cam ini. Toh kalau sampai di- angkut, itu karena para peda- gang kaki lima-para penghuni gubuk-gubuk liar-tidak tertib. Lurah Bidara Cina, Ir Sudiman mengatakan penertiban dilaku- kan sesuai Perda 11/88 tentang Pe- nertiban Pedagang Kaki Lima. Maksudnya, penertiban agar ke- hadiran mereka tidak menim- bulkan ekses baru seperti meng- ganggu lalu lintas atau menye- babkan lingkungan jadi kotor. Pihak kelurahan mengeluar- kan surat edaran kepada mere- ka. Berikut pendekatan dari hati ke hati agar dagangan mereka ti- dak boleh menguasai trotoar. Supaya para pejalan kaki tidak terganggu. "Saya pernah men- datangi mereka. Itupun berlagak seperti orang biasa. Saya tanya- kan kepada mereka apakah su- dah memperoleh surat edaran. Mereka menerima tetapi tidak menjalaninya. Saya lantas per- kenalkan diri bahwa saya lurah daerah Bidara Cina. Mereka ter- Supardi Pedagang Kaki Lima (Warung nasi Padang) Jl. Jatinegara Timur, Kec. jatinegara Jakarta Timur mereka agar tertib dan menjaga kebersihan," tambahnya. Pada tingkat inilah, kalau te- tap tidak diindahkan, maka pi- hak Tramtib lah yang akan me- ngamankan mereka. Maka sa- ngat tidak proposional kalau ha- nya berbicara bahwa sikap gu- sur dan gusur datangnya dari pemerintah. Sikap sadar, harus rumangsa handarbeni (merasa memiliki) wilayah ini dan konsekuensi- nya harus menjaga kebersihan dan ketertiban. Sikap inilah yang perlu dibangun pada diri para pedagang kaki lima. Itu tu- gas siapa? Pemda Jakarta dengan Perda 11 tahun 1993 tentang strategi tahun 1992-1997 Untuk Pemba- ngunan DKI Jakarta mengete- ngahkan Pembinaan aparatu, peningkatan kesadaran warga masyarakat, keterpaduan pem- bangunan sosial, pembinaan ke- pendudukan, penanganan pe- mukiman kumuh, kebersihan dan penghijauan, peningkatan penerimaan daerah, lalu lintas dan angkutan umum dan pem- binaan sektor informal. Kebersihan dan penghijauan diaplikasikan dalam bentuk pe- nertiban, penggusuran dan ta- nam-menanam. Seperti di Ottista, penertiban berdasarkan peraturan dilaku- kan Selasa dan Kamis lalu. Pe- nertiban dilakukan, karena me- nurut Lurah Bidara Cina, peda- gang tidak memenuhi kewajib- annya. Pungutan bukan dilaku- kan pihak kelurahan, urainya. (reymond tiwa/damian erry) Yuliana Pedagang Kaki Lima (es buah) Jl. Jatinegara Timur, Kec. Jatinegara Jakarta Timur BERITA Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: HM Soegeng Widjaja Wakil Pemimpin Umum/Wakil Pemimpin Redaksi: Ir Bambang R Soegomo Pemimpin Perusahaan: Drs Bagjo Purwantho Dewan Redaksi : Alex Dinuth, H Endang Achmadi, Moed Avianto, Ngatidjo, MW. Alamat Redaksi/klan/Sirkulasi : Jl. Rawajati Timur Komplek Kalibata Indah Blok K 11 Jakarta Selatan Telp. 7946994-5, 7947001-3 Fax. 7946993 Dari Mereka untuk Kita K-5 Otista Mengapa (akan) Tergusur ISSN: 0852-6583 Penerbit PT Berita Yudha Press Jakarta. Izin Terbit No. 0141/SK/Menpen/SIUPP/A/-7/1966 Tgl 15 Februari 1986. Bank BRI Kebayoran Baru, Bank Bumi Daya Kebayoran Baru, BNI 1946 Kebayoran Baru. Giro Pos No 12770 No Telex 47174 Yudha ia Harga Iklan: Iklan Umum Rp 6.000,-/mm kolom Iklan Duka Cita : Rp 3.000,- Iklan Keluarga : Rp 4.000,-/mm kolom. Iklan Mini Rp 3.000,-/baris (maksimum 10 baris): Iklan Kuping halaman muka (1 kolom x 60mm) Rp 720.000,-; Iklan Berwarna (full color) Rp 12.000/mm kolom; Iklan 2 warna Rp. 8.000,-/mm kolom. (Harga tersebut belum termasuk PPn) Harga langganan Rp 13.000,-/bulan Harga eceran dalam kota Rp 500,-/ekspl. Harga eceran luarkota ditambah ongkos kirim. Dicetak oleh Percetakan PT. Golden Web Jakarta Isi di luar tanggung jawab percetakan. "Saya dan teman-teman sudah protes ke "Walau bagaimanapun saya akan terus ber- "Mau kerja jadi pembantu, ogah. Bisanya "Saya gantian jaga warung dengan Bapak, Sudin Perekonomian dan Pak Walikota me- jualan di sini meskipun harus kucing-ku- jadi pedagang kaki lima, meskipun setiap untung saja tadi sewaktu ada Kamtib gero- minta diperbolehkan dulu berjualan di sini. cingan dengan petugas. Keinginan saya saat harus jantungan tiap kali melihat petu- bak sudah kami sembuyikan. Saya dan bapak Tapi belum pernah dapat tanggapan." agar dapat berjualan terus dengan aman gas Kamtib." penginnya terus berjualan di sini, kalau dila- karena perut kami juga butuh diisi." rang nggak tahu dimana lagi mesti berjualan." Pojok Berita Penertiban akhirnya berjalan juga. Kobarkan semangat baru dalam diri, kami tetap akan hidup. Kami tidak akan mau jadi Sri Paku Alam menilai kampanye prematur Yogya sebenarnya bukan kampanye. Sri Paku Alam pasti belajar dari pejabat lain. Soalnya, meski Orsospol tertentu menggalang kader-kadernya, orang tetap katakan itu bukan kampanye. Pembangunan rumah susun agar disubsidi APBD, pengemis dan gelandangan, Jangan gelandangkan kami dengan cara ini. Deraianair mata mewarnai Dengan demikian, penggusuran memang punya konsekuensi. Membangun yang baru yang lebih baik. pengangkuta gerobak jualan oleh Kamtib Jaktim, FOTO-FOTO: REZA/BY ZUKI OTISTA Atun Pedagang kaki Lima (Es Botol) Jl. Jatinegara Timur, kec. Jatinegara Jakarta Timur Agus bin Supandi Pedagang Kaki Lima (Pedagang Rokok) Jl. Jatinegara Timur, Kec. Jatinegara Jakarta timur Terrrrrrr... krrrrr Pelayanan Kami !! Jalan anda rusak? Telepon rusak? Atau pelayanan bank di tempat anda kurang memuaskan? Kirim tulisan atau keluhan kalau boleh dengan foto ke redaksi. Sebab kolom ini untuk anda. Syaratnya; tinggal mem-fax-kan ke (021) 794-6993. Atau melalui pos ke redaksi Jl. Rawajati Timur Kompleks Kalibata Indah Kav 9-12 Jakarta Selatan. REDAKSI JAKARTA, Selamat Pagi! Di depan Hukum FRANZ KAFKA-memang absurd, tidak jelas ujung pangkal pola pikirnya tentang realitas, Absurditas fenomenalnya kita temukan juga dalam "Before the Law," (Di Depan Hukum), novel ironisnya dengan pelbagai pesan yang syarat ketika hukum berada dalam jalinan kompleks dominasi otoritatif penguasa dan kerisauan mempertahankan jatidirinya pada satu pihak dan keterpurukan keadilan dan masyarakat sendiri pada pihak lain. Dalam bukunya ini, dia berkisah tentang seseorang yang datang dari jauh. Sebut saja si Anu, karena Kafka tidak secara denonatif menunjukkan kasus, tetapi menunjukkan universali- tas kasusnya. Dengan langkah letih, Anu mengetok pintu dan meminta masuk. Tetapi penjaga tidak mengizinkannya dengan alasan, sang Hukum sibuk. Akibatnya, si Anu harus tetap me- nunggu di sana, dalam dingin, dalam malam, dalam terik mendaring sampai kematian men- jemputnya. Dan, beberapa jenak menjelang kematiannya, dia pun bertanya kepada penjaga, siapakah yang sedang berhadapan dengan sang Hukum. Dengan wajah dan sikap tetap ku- kuh seperti saat si Anu datang, penjaga mengatakan, tidak ada siapa-siapa di dalam rumah besar itu. Selain dia sendiri, si Anu yang sedang menunggu, menanti Sang Hukum. Humaidi Jl.Bima Sakti 39 Telp.(0274) 586027 Yogyakarta-55221 KITA-tidak tahu, apakah Boncel dan 10 terdakwa lain dalam kasus pemerkosaan anak Acan bernasib sama dengan Anu yang sampai mati menunggu keadilan diberikan Hukum kepadanya. Tentu, pertanyaan itu tidak perlu, karena ia mengindikasikan geliatan lain. Obyektivitas upaya hukum jaksa dan polisi yang berperan dalam penyidikan awal tidak bisa dihadapi dengan kenaifan absurd ala Kafka. Tetapi, dalam sikap dan keyakinan bahwa para perangkat hukum ini bertindak maksimal untuk menuntaskan kasus aib yang mencekam semua kaum wanita itu. Tetapi, mengapa, Boncel melemparkan kursi kepada jaksa, sehingga pakar hukum bisa mengklaim tindakannya sebagai contempt of court, tindak pelecehan fungsi lembaga hukum yang seharusnya dijunjung tinggi? Sama sekali tidak ada jawaban tembus pandang. Transparansi memang bukan milik hu- kum. Di Depan Hukum ala Kafka, selalu ada orang-orang yang berdiri menunggu. Kekuatan pesona Hukum justru ada dalam kerinduan dan perjuangan manusia demi hukum yang hanya bisa diraih ketika maut datang menjemput. Begitu absurd kah hukum kita. Entahlah! Kafka toh bukan nabi. Tetapi, sinismenya tentang Hukum yang tidak membuka dirinya kepada pen- datang, para pencari keadilan tetap ada masa kini. Mungkin dalam perspektif dan nuansa yang jauh lebih berbeda. Tetapi, tetap ada benang merah pengikat. Keadilan adalah kerinduan. Dia motor pendorong sikap optimistis kita untuk terus maju sampai kematian menjemput. Dan, penjaga Hukum mungkin sama tidak berdayanya seperti para penjaga dalam "Di Depan Hukum." Jacobus E. Lato Problematik Keluhan dan masalah seputar pembaca, tersedia di rubrik "Problematik". Yang termuat, pembaca lain diharap membahasnya, memberi jalan keluar, serta minimal simpati. Boleh melalui faksimil atau telepon. Hubungi Reymond Tiwa dan Bambang Lesmono di Sekretariat Redaksi. Tentang Tetangga Usil Rasanya susah menghindari tetangga usil. Kita toh tak bisa mengingkari hukum kedekat- an. Jarak memang membenarkan kenyataan tersebut. Suara berisik, atau yang berbisikpun dapat didengar. Itulah konsekuensi dari padatnya pemukiman di Jakarta yang nyaris tanpa ja- rak. Seperti konsep kehidupan Jakarta, menurut saya lebih individu dari di Barat adalah sangat mempengaruhi setiap perilaku warganya. Orang jadi tidak saling bertegur sapa atau basa- basi. Semua telah menjadi urusan masing-masing. Gambaran suasana kekeluargaan yang dulunya menjadi kebanggaan bangsa ini rupanya pudar termakan jaman. Kita dapat saja membalikan logika, bahwa masih ada kasih, ada suasana kekeluargaan. Masih ada kasih antartetangga. Persoalan paling mendasar pada Ny Arifin adalah jarangnya kesempatan bertemu dan bertegur sapa dalam suasana ramah dengan tetangga usill terse- but. Coba dekati dia, sesekali ajak memasak bersama. Atau kalau cara itu kurang bagus ya cari waktu luang ajak bicara dari hati ke hati dengannya. Yakin deh bahwa tindakan ini mengakhiri semua ihkwal keusilan terhadap dirinya. Kalau anda risih sebenarnya anda mesti dekati saja hal I yang risih itu. Atau kalau anda takut datanglah kepada hal yang takut itu. Bukankah begitu! Suami Mata Keranjang Suami saya bekerja manajer PR i sebuah hotel di Jakarta. Otomatis, kebanyakan stafnya adalah perempuan seksi yang penampilan aduhai. Semula saya sering mendengar gosip dari sahabat saya yang kebetulan bekerja sekantor dengan suami saya. Namanya gosip, saya menampik saja. Tetapi karena berkali-kali kawan saya menyampaikan bahwa suami tercinta bermata keranjang, saya jadinya kepingin melihat sendiri. Kebetulan kantor suami saya tidak jauh dari rumah. Ketika, sahabat saya memberitahu bah- wa suami saya tengah bermain mata' dengan sekretarisnya. Saya pun bergegas ke kantor sembari tidak lupa berpesan kepada pembatu untuk memberesi santapan siang. Setiba di kantor, langsung saya serobot masuk ke kamar kerja. Apa yang saya saksikan, ternyata suami saya sedang bercumbu ria dengan sekretarisnya. Sakit benar hati ini melihat suami saya memangku sekretarisnya dan bermesraan. Saya ti- dak dapat berkata-kata. Akhirnya saya jatuh dan tidak tahu apa-apa lagi. Beberapa saat saya sadar, ternyata saya telah berada di rumah dengan ditemani suami saya dan beberapa rekan kerjanya. Begitu mata saya berpapasan dengan mata suami saya, rasa sakit menyembul begi- tu saja dari dalam. Akhirnya pingsan lagi. Pembaca bantulah saya. Sementara kendaraan menumpuk netapkan jarak pas soal traffic light? fax: (021) 794-6993 uang dengan kartu ATM Bank tersebut. di tengah antara Duren III dan Kalibata. Toh tidak semudah itu, sebab kendara- Saya semula hendak mengambil Dari rumah yang jaraknya tidak leboh 100 meter. Begitu mendekati tempat ATM tersebut, saya mendengar alarm. Kendaraan dari arah Mampang ka- an yang dari arah Mampang, sebenar- dang terjebak macet karena kendaraan nya harus berputar di mana kalau sela- dari Pancoran telah terlanjur terjebak in di Duren III? dalam arah yang sama ke arah Kalibata. Sementara di Kalibata tetap saja macet. Kebetulan, bunyinya justeru di tem- pat ATM. Saya bergegas ke sana, perki- raan saya ada yang terbakar. Saya berla- Setelah setiap kali saya melewati ri, sambil menyeberang Jalan Raya Pa- daerah itu dan macet, saya coba menga- sar Minggu. Saya terus berlari mende- mati apa faktor penyebabnya. Bayang- kati tempat itu. Aneh orang di sekitar kan saja kalau melewati daerah terse- itu justeru menonton saya. Saya akhir- but sedikitnya kita membutuhkan tiga nya berhenti dan menanyakan kepada jam untuk pagi dan begitupun sore. mereka, apa yang terjadi. ATM rusak, jawab mereka sambil tersenyum. "Lho tak ada petugas yang turun tangan? Resep Obat Tradisional kuning, mengobati ambeien/wasir, me- ngobati amandel, meningkatkan vitali- Pecinta Berita Yudha Yang Budi- tas kerja, mencegah mabuk di kendara man, Kabar gembira buat Anda semua. an serta mengobati sakit maag. Saya punya resep obat tradisional yairg Saya bermaksud membagi-bagikan telah banyak terbukti kemanjurannya. ilmu yang saya miliki bagi Anda yang Banyak orang yang telah tertolong dari berminat untuk bisa mengobati diri penderitaannya berkat resep obat yang sendiri dengan ilmu peninggalan ne- saya miliki. Bahan-bahannya mudah nek moyang kita, dengan biaya murah, Sementara ada yang melaporkan didapatkan karena tinggal memanfaat- tanpa efek sampingan (karena tidak bahwa kejadian seperti bunyi alarm kan tumbuh-tumbuhan yang ada dise- mengandung zat kimia), sedangkan ATM Bank Danamon sudah biasa. kitar rumah anda, atau malah cukup khasiatnya menakjubkan. Bagi Anda Tolong Bank Danamon Cabang Pasar menggunakan bumbu dapur anda. yang berminat untuk mendapatkan re- Minggu jelaskan duduk persoalannya Resep-resep obat tersebut berkha- sep tersebut silahkan hubungi alamat agar kita tidak dikaget-kagetin dengan siat untuk mengobati berbagai penya- di bawah ini. bunyi seperti tanda adanya kebakaran, kit, seperti menyembuhkan lemah Terima kasih. seksual atau impoten, memperkuat da- ya seksual, mengatasi prematur ejaku- lasi (mani cepat keluar), menguatkan penis, melenyapkan frigiditas (sikap dingin wanita), mengharumkan vagina, mengobati penyakit keputihan, mem- bentuk tubuh langsing, padat dan beri- si, memontokkan buah dada, menghi- Di wilayah kami, daerah Empang Ti- langkan bulu kaki pada wanita, memu- ga, Pasar Minggu tepatnya di Jalan Ra- dahkan proses melahirkan, mencegah ya Pasar Minggu terdapat dua Automa- rambut rontok, mencegah uban, meng- thic Technic Machine (ATM). ATM hitamkan rambut, mengantisipasi tensi Bank Central Asia (BCA) dan Bank Dana- darah naik, melenyapkan bau ketiak, mon. Keduanya terletak berseberangan. menghilangkan bekas penyakit cacar, Belakangan ini, ATM Bank Danamon dan flek hitam, obat penenang (peng sering terganggu. Terlebih kalau macet ganti pil tidur), melentikkan bulu ma- atau rusak, dari alat ini mengeluarkan ta, memerdukan suara, mempertahan- bunyi alarm yang sangat keras. Dengan kan muka tetap halus, mengobati sakit jarak 50 Meter saja, bunyi terdengar. Alarm ATM Bank Danamon "Belum, tapi Kamis sudah melapor- kan ke kantor pusat Bank Danamon," kata salah satu warga. Dudung Abdullah Warga Pejaten Timur Pasar Minggu Traffic Light Kalibata dan Duren IIITerlalu Dekat? Kemacetan di Jalan Raya Pasar Minggu setiap pagi dan petang telah menjadi langganan. Saya perkirakan tak akan terpecahkan sama sekali jika traffic laght diatur dalam jarak pas. Sebab, kendaraan yang menumpuk dari arah Pasar Minggu selalu saja ber- bentur dengan kendaraan dari arah Ka- libata atau sebalinya dari Pancoran atau Duren III. Sebenarya soal jarak antara traffic light yang ada terlalu dekat. Hanya se- kitar 100 meter sudah ada traffic light. Barisan kendaraan bisa mencapai ham- pir satu kilo meter baik dari arah Minggu dan dari arah Pancoran. Lantas kita toh berpikir dapatkah semudah itu seperti diatas dengan me- pasar RABU, 27 MARET 1996 6 Traffic Light Traffic Light sebaiknya dihilangkan TMP Traffic Light Jl. Kalibata JLDuren Tiga menjadi jalan satu arah Mampang Prapatan Ny Sundari JI Jalan Yos Soedarso Jakarta Utara Sementara putaran ke arah Penga- degan juga menjadi penunjang yang menyebabkan kemacetan. Traffic light juga terdapat di sana. dari pengamatan kami, tidakkah kita membuat satu ja- lur., Artinya mobil ke arah Mampang tak perlu ada traffic light. Konsekuen- sinya, dihapuskan jalur dari arah Mam- pang ke Pasar Minggu. Artinya untuk menghindari kemacetan kita mesti de- ngan lapang merubah trayek yang ada. Ronaldo Vieras Mahasiswa Depok Jl. Duren Tiga Ny Rini Jl Rajawali Timur III Jakarta Utara Untuk Jelasnya lihat Grafis JLRaya Pasar Minggu Pancoran TOTObeye d
