Tipe: Koran
Tanggal: 1994-11-09
Halaman: 04
Konten
TAJUK RENCANA Berita Yudha RABU, 9 NOPEMBER 1994 Bintang Mahaputera Untuk Ibu Fatmawati Sukarno Hari ini (9/11) Presiden Soeharto menganugerahkan Bintang Mahaputera Utama untuk Almarhumah Ibu Fatmawati Sukarno, isteri Presiden RI pertama Sukarno. Upacaran penyematan pada Almarhumah yang akan diwakili oleh putera pertama Guntur Sukarnoputera itu akan berlangsung di Istana Jakarta. Bangsa Indonesia pasti mengenal siapa Ibu Fatmawati Sukarno, Ibu Negara RI pertama, dalam masa perang kemerdekaan dan dalam masa pengisian kemerdekaan. Sebagai isteri seorang pemimpin bangsa yang paling menonjol saat penjajahan dan saat-saat berat dalam masa perang kemerdekaan, Ibu Fatmawati telah menempatkan diri sebagai seorang yang memiliki semangat berjuang dan semangat berkorban. Almarhumah menunjukkan keteladanan dengan keteguhan sikapnya. Ibu Fatmawati bertemu dengan Bung Karno saat pemimpin pergerakan kemerdekaan ini dibuang penjajah Belanda ke Bengkulu. Sebelum itu Bung Karno dibuang ke Ende dan sebelumnya pernah pula mendekam dalam penjara Sukamiskin Bandung. Semua orang ketika itu mengetahui, bahwa menjadi isteri seorang pemimpin pergerakan kemerdekaan mempunyai risiko besar. Dan beliau dengan penuh kesadaran siap untuk menerima semua itu. Ibu Fat merupakan salah seorang yang hadir saat Proklamasi Kemerdekaan RI dibacakan oleh Bung Karno pada hari 17 Agustus 1945 itu. Dan malam sebelumnya, beliau ikut pula bersama Bung Karno dan Bung Hatta dibawa para pemuda ke Rengasdengklok. Pembacaan Proklamasi yang ditandatangani oleh Bung Karno dan Bung Hatta itu diteruskan dengan pengibaran Sang Saka Merah Putih. Bendera itulah yang kita kenal sekarang sebagai Bendera Pusaka. Ibu Fatmawati-lah yang menjahit bendera yang amat bersejarah bagi perjuangan bangsa Indonesia itu. Pada masa awal perang kemerdekaan, Ibu Fat sudah harus mendampingi Bung Karno yang terpilih menjadi Presiden RI pertama disamping Bung Hatta sebagai Wakil Presiden. Masa itu keadaan masih penuh dengan berbagai ancaman dan mara bahaya. Terutama yang datang dari penjajah Belanda yang ingin kembali ke Indonesia dengan mendompleng pada tentara Sekutu yang menang dalam perang dunia kedua. Ancaman dan bahaya sedemikian besarnya, sehingga Presiden dan Wakil Presiden beserta sejumlah menteri harus pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Di kota perjuangan yang menjadi ibukota RI selama perang kemerdekaan inipun pemerintah RI, termasuk Presiden Sukarno menghadapi berbagai ujian, ancaman dan tantangan. Tentara Belanda terus melakukan aksi-aksi militernya untuk menguasai sebanyak mungkin wilayah RI. Aksi militer Belanda yang pertama tahun 1947 telah memperkecil wilayah RI di Jawa dan pulau-pulau lainnya. Dan mereka masih terus berusaha untuk melakukan pukulan-pukulan terhadap RI. Tetapi didalam tubuh RI sendiri ada anasir-anasir yang ingin mengambil alih kekuasaan. Puncaknya adalah pemberontakan PKI Madiun bulan September 1948. Presiden Sukarno dan Wakil Presiden/Perdana Menteri Hatta harus mengatasi pengkhianatan PKI itu. Dan berhasil. Tetapi pada bulan Desember 1948 tentara Belanda melakukan serangan kedua kalinya. Ibukota RI Yogyakarta mereka rebut, Presiden, Wakil Presiden dan sejumlah menteri ditawan. Kemudian dibuang ke Prapat dan akhirnya ke Bangka. Dalam keadaan penuh perjuangan, penderitaan dan cobaan itu, Ibu Fatmawati tetap teguh dan tabah menjadi isteri dan pendamping Bung Karno. Ibu Fat menolak tawaran kemudahan dan keserbacukupan dari Belanda. Beliau memilih hidup serba kurang di sebuah rumah sederhana di Yogyakarta bersama putera- puterinya. Ketika sejumlah pejuang gerilya dari pasukan pengawal Presiden berada di kediaman beliau, tentara Belanda menggerebek rumah itu. Ibu Fat berhasil menyembunyikan dan menyelamatkan para pejuang gerilyawan itu. Perang kemerdekaan menghasilkan pengakuan kedaulatan oleh Belanda. Bung Karno dan Bung Hatta dikembalikan ke Yogyakarta. Kemudian kembali ke Jakarta. Akhirnya terbentuk Republik Indonesia Serikat dipimpin Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Muhamad Hatta. RIS dibubarkan untuk diganti dengan Negara Kesatuan RI. Masa-masa cerahpun meliputi kehidupan Ibu Fatmawati, Ibu Negara yang dicintai rakyat karena kesediaannya untuk ikut berjuang dan berkorban bagi kemerdekaan bangsanya. Tiga tahun kemudian terjadilah peristiwa yang membuat kesedihan mendalam bangsa Indonesia. Ibu Fatmawati meninggalkan Istana, karena tidak dapat menerima Bung Karno menikah lagi dengan wanita lain. Berbagai tokoh dan pemimpin Indonesia, organisasi-organisasi dan perkumpulan berusaha untuk memulihkan hubungan antara Bung Karno dan Ibu Fat. Tetapi Ibu Fat tetap konsekwen dengan pendiriannya. Bila kita ikuti alur sejarah hidup Ibu Fatmawati Sukarno, maka kita dapat melihat bukan saja riwayat seorang Ibu Negara, isteri Presiden, tetapi terutama sejarah perjuangan seorang wanita Indonesia utama. Ibu Fat tetap dicintai dan mendapat tempat khusus dalam hati sanubarinya rakyat Indonesia. Bila hari ini kepada Almarhumah dianugerahkan bintang kehormatan tertinggi pemerintah kita, Bintang Mahaputera Utama, maka hal itu memang sudah sepantasnya. Kita ikut merasa bahagia seraya mengenang akan segala perjuangan dan pengorbanan Ibu Fatmawati Sukarno. Semoga semua itu dapat menjadi suri tauladan bagi bangsa Indonesia, khususnya kaum wanitanya. Dan kita menyampaikan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar arwah Almarhumah mendapatkan tempat layak disisi-Nya. Amin.*** Pojok Yudha TETAP TERBIT Menpen Harmoko menegaskan, suratkabar tetap terbit pada tanggal 14 dan 15 November 1994. Lha kalau tidak terbit, informasi tentang APEC kurang meluas. KREDIT MACET Depkeu mengakui adanya kredit macet di pabrik tekstil Sritex. Lho? Kan Direksinya membantah ? KOLUSI Prof. Sumitro mengatakan, tak seorangpun membenarkan adanya kolusi. -Yang membenarkan, ya mereka yang berkolusi! Maina 量 Terpilihnya Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Kea- manan (DK) PBB mendapat sambutan hangat bangsa Indo- nesia dengan harapan negara ini mampu menunjukkan kepedu- liannya terhadap berbagai per- soalan nasional, regional dan internasional kepada masyarakat dunia. Tantangan Dan Harapan Indonesia Sebagai Gerakan 30 September Anggota Dewan Keamanan PBB Tidak Tetap Pemberontakan Partai Oleh: Askan Krisna Komunis Indonesia "Dengan rasa gembira, kita menyambut terpilihnya Indone- sia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 1995-1996, yang akan berlaku efektif mulai Januari 1995," kata Ketua DPR/MPR H. Wahono ketika membuka masa persida- ngan kedua tahun sidang 1994- 1995 dalam rapat paripurna De- wan, 31 Oktober. "Hal ini membuktikan penga- kuan dunia internasional ter- hadap peran diplomasi Indo- nesia di forum-forum interna- sional, khususnya di PBB," lanjut Wahono. Ia menegaskan, Pimpinan Dewan berharap terpilihnya In- donesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB itu dapat digu- nakan secara efektif untuk turut mengembangkan kerjasama dalam memajukan kepentingan Asia, Gerakan Non-Blok (GNB) dan kepentingan nasional, di samping memajukan perda- maian dan keamanan interna- sional serta umat manusia. Undang-Undang Dasar 1945 dalam pembukaannya antara lain menegaskan bahwa Indo- nesia "ikut melaksanakan keter- tiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial." Sumbangan konstruktif Menteri Luar Negeri Ali Ala- tas mengatakan, dengan terpi- lihnya Indonesia sebagai ang- gota tidak tetap di DK PBB, ma- ka Indonesia berkomitmen un- Maroko agaknya kembali ingin menegaskan perannya da- lam upaya perdamaian di ka- wasan Timur Tengah dengan penyelenggaraan konferensi internasional untuk pembangu- nan ekonomi di Timur Tengah dan Afrika Utara di kota wisata dan ekonominya, Casablanca. Konferensi tiga hari itu (30 Oktober - 1 Nopember) menan- dai pertemuan pertama para pemimpin ekonomi dan politik dunia demi pembangunan kedua kawasan yang sebelumnya cuma terkenal dengan citra pergo- lakannya. Mengapa konferensi seperti itu diadakan di Maroko? Menjawab pertanyaan terse- but, Pemerintah Maroko dalam suatu siaran persnya baru-baru ini menyatakan bahwa semua berakar dari keyakinan Maroko, bangsa-bangsa di kedua kawa- san tersebut juga mampu ber- gandeng tangan dan menge- rahkan segala daya yang ada untuk melaksanakan pembangu- nan ekonomi. "Kami yakin mereka tak ingin terjebak dalam konflik politik dan ambisi yang berkelanjutan," demikian siaran pers itu. Dari kacamata poltik dalam negeri Meroko, para pengamat sepakat menyatakan bahwa Konferensi Casablanca juga me- rupakan bukti stabilitas Maroko, suatu monarki di mana beragam budaya hidup berdampingan secara damai. "Konferensi Casablanca agaknya juga merupakan kelan- jutan dari rasa percaya masya- rakat internasional terhadap Maroko yang April lalu sukses menyelenggarakan Konferensi Karena itu, 30 perwira pe- ngamat (militery observer) dan 219 anggota Batalion Kesehatan (Yonkes) Kontingen Garuda XIV hanya dibekali pistol, se- bagian lagi dengan senapan laras panjang FNC untuk membela diri, sedang senjata utama me- reka adalah "senyum". "Walaupun tetap waspada, jangan pelit-pelit melemparkan senyum dan bertegur-tegur de- ngan rekan-rekan dari kontigen negara lainnya atau warga yang ditemui," kata Dan Yonkes Konga XIV, Letkol CKM Dr. Heridadi MSc, mengemukakan kiatnya. tuk menyumbangkan secara konstruktif dan konkrit pada agenda DK PBB untuk turut menciptakan perdamaian dunia yang lebih adil. Pesan yang disampaikan He- ridasi pada anak buahnya ter- nyata memang terbukti ampuh untuk menarik simpati warga dan kontingen Pasukan Pelin- dung PBB (UNPROFOR) dari negara lain yang ditugaskan mengawasi proses perdamaian di Kroatia/Bosnia-Herzegovi- na. "Indonesia berketetapan hati untuk menyumbang secara konstruktif dan konkrit pada agenda DK PBB dalam situasi dunia yang masih penuh per- masalahan dan diwarnai oleh pe- rubahan-perubahan yang sangat mendasar serta cepat ini," kata Menlu. Kesulitan bahasa - terutama dengan kontigen negara yang tidak berbahasa Inggris -, Namun, anggota Komisi I DPR, Marcel Beding, ber- pendapat terpilihnya Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB memang menggembi- rakan, tapi hendaknya tidak diharapkan terlalu banyak, sebab kedudukan anggota tidak tetap DK PBB sebenarnya tak lebih hanya merupakan "prestise." "Boleh saja anggota DK PBB mengusulkan macam-macam, tetapi selama usulannya itu tidak sejalan dengan kebijakan nega- ra-negara anggota tetap PBB pemegang veto, bisa dipastikan usulan itu pun kandas," ujarnya. DK PBB beranggotakan 15 negara terdiri atas lima anggota tetap yang mempunyai hak veto, yakni Amerika Serikat, China, Rusia, Inggris dan Perancis, serta 10 lainnya anggota tidak tetap yang dipilih berdasarkan perwakilan geografis. Banyak pengamat mengata- kan, era sekarang memang lebih berpeluang untuk memperjuang- kan suatu pembaharuan atau per- baikan (restrukturisasi) atas sejumlah ketentuan PBB yang mulai dianggap usang. Namun, itu memerlukan pro- ses panjang mengingat pem- baruan belum menjadi satu kata di kalangan para anggota. "Se- Konferensi Casablanca Tegaskan Peran Maroko Dalam Upaya Perdamaian Tim-Teng GATT (Perjanjian Umum ten- tang Tarif dan Perdagangan) di Marrakesh,' kata mereka. Maroko, konon adalah salah satu dari sejumlah negara yang konsisten menyerukan penting- nya perundingan damai bagi pe- nyelesaian konflik Timur Te- ngah. Negara tersebut juga selalu mengecam penggunaan senjata karena percaya upaya-upaya semacam itu cuma akan mem- perlebar jurang yang ada di an- tara kelompok-kelompok Arab dan Yahudi. Kesempatan unik Tentang Konferensi Casa- blanca sendiri, Pemerintah Ma- roko berkeyakinan bahwa pe- ristiwa itu akan menyediakan ke-sempatan yang unik bagi para pemimpin politik dan eko- nomi dunia guna mengiden-tifi- kasi sektor-sektor yang mungkin digarap sebagai bisnis yang menguntungkan demi kesejah- teraan rakyat kedua kawasan. Oleh: Riris Irawati Pendapat itu tak berlebihan karena Menteri Luar Negeri AS Warren Christopher di hadapan sekitar 2.500 tokoh yang meng- hadiri pembukaan konferensi tersebut Minggu (30/10) me- ngatakan, "Dari Cacablanca te- lah dikirim pesan yang sangat jelas ke seluruh dunia: kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara kini terbuka lebar bagi kegiatan bisnis." Ia juga menyerukan penghen- tian aksi boikot atas Timur Te- ngah dan Afrika Utara yang misalnya pasukan Argentina yang berbahasa Spanyol, juga bukan halangan untuk menjalin persahabatan. Dengan "bahasa tarzan", kedua kontingen sudah dapat bergabung untuk bermain sepak bola. ANALISA/KOMENTAR Seperti diungkapkan Asisten Operasi Mabes ABRI, Mayjen Sofyan Effendi saat meninjau markas Yonkes Konga XIV di Daruvar baru-baru ini, keber- hasilan konsep Pembinaan Te- ritorial (Binter) ABRI dalam penugasan pasukan di bekas wilayah Yugoslavia saat ini, be- nar-benar diuji. perti selama ini, anggota tetap DK PBB bisa saja mengguna- kan hak vetonya untuk meng- gagalkan suatu usulan yang tidak menguntungkan (merugi- kan) dirinya," katanya. Pengamat masalah interna- sional Sudjati Djiwandono juga berpendapat sama. Kedudukan sebagai anggota tidak tetap PBB, katanya, tidak akan mem- bawa dampak besar bagi Indo- nesia di mata internasional. Alasannya, di berbagai wila- yah penugasan Kontingen Ga- ruda sebelumnya, misalnya di Kongo, Sinai, Kamboja atau So- malia, memang pasukan Indo- nesia berhasil menarik simpati warga setempat. Namun kondisi di wilayah sengketa Kroatia/ Nosnia-Herzegovina sangat ber- "Sebenarnya tidak mengha- silkan dampak apa-apa, tapi mungkin hanya masalah 'pres- tise' sebagai wakil wilayah Asia yang duduk di DK PBB," ujar- nya. beda. Budaya masyarakat dan alam yang dihadapi pasukan perda- maian Indonesia di Afrika dan negara Asia lainnya mirip-mirip dengan Indonesia. Indonesia sebelumnya juga pernah terpilih menjadi anggota tidak tetap DK PBB, yaitu pada tahun 1973-1974. Namun, pada waktu itu peran DK PBB bagi terciptanya keamanan dan per- damaian internasional sangat minim, sehingga peran Indo- nesia pun tidak menonjol. Ketika itu, di tengah berke- camuknya perang dingin, pe- rundingan di DK PBB terhadap penyelesaian suatu permasala- han internasional sering diwar- nai perang veto, sehingga kepu- tusannya sering berlarut-larut dan atau bahkan gagal. Karena itu hak veto yang ada sekarang dianggap usang dan tidak "fair". Banyak suara yang meng- inginkan hak veto itu dihapus dan pengambilan keputusan direstrukturisasi sesuai dengan perkembangan alam demokrasi. Usulan demikian juga muncul dari forum KTT X Gerakan Non-Blok (GNB) di Jakarta tahun 1992. Sementara di Bosnia pasukan perdamaian dari Indonesia harus menghadapi iklim daratan Ero- Prestise atau prestasi Berlainan dengan era dua selama ini telan membuat ba- nyak investor segan melakukan kegiatan di kedua kawasan di- maksud. Laporan kantor-kantor berita transnasional menyebutkan bah- wa berbagai proyek yang ber- prospek di kedua kawasan itu bernilai tak kurang dari 25 miliar dolar AS. Oleh: Nanang Sunarto pa, dan budaya yang menjadi bagian dari budaya Eropa. "Memang di sini berbeda situasinya, tetapi saya yakin, anak-anak akan mampu menga- tasinya," kata Letkol Heridadi, optimis mengenai kemampuan anak-buahnya. Ia mengatakan bahwa Bangsa Palestina tak selayaknya jadi fihak yang dirugikan semata- mata karena semua orang meng- inginkan perdamaian. "Yang penting sekarang, ma- syarakat internasional harus me- nepati janjinya untuk membantu terwujudnya otonomi yang lebih besar bagi Palestina," katanya. Arafat juga menegaskan bah- wa "sangat tak dapat diterima" sikap yang membiarkan Bangsa Palestina menjadi fihak yang harus "membayar" harga perda- maian sementara fihak-fihak lainlah yang berkesempatan menangguk banyak keuntungan. Selama konferensi berlang- sung, ratusan wartawan dalam dan luar negeri berkumpul di Casablanca sehingga masalah- masalah Timur Tengah dan Af- rika Utara - terutama yang ber- kaitan dengan isu pembangunan, ekonomi dan perdagangan-di- harapkan akan menyita perha- tian dunia. BERITA YUDHA - RABU, 9 NOPEMBER 1994 HALAMAN IV Konga XIV Bantu Proses Perdamaian Di Kroatia Dengan "Senyum" sihkan luka-luka, memberikan infus, sampai merawat korban sehingga kondisinya stabil. Kontingen pasukan Garuda XIV yang dikirim ke Kroatia memang bukan untuk bertem- pur, melainkan untuk membantu proses perdamaian dan meri- ngankan penderitaan warga di wilayah sengketa antar etnis di negara sempalan Yugoslavia itu. "Ada kekeliruan yang me- nyebutkan pasukan kami ber- tugas di "Linie dua" (di bela- kang front pertempuran), pada- hal kami juga dapat mengambil korban langsung dari garis depan," ujarnya. Yasser Arafat Bagaimanapun, Pemimpin panjang. Palestina Yasser Arafat lebih me- milih untuk bersikap hati-hati dalam menanggapi Konferensi Casablanca. Lebih lengkap Pimpinan ABRI agaknya me- nyadari benar misi internasional yang diemban Konga XIV, khu- susnya untuk Yonkes, dengan menyiapkan dan memberikan perlengkapan yang memadai bagi tugas-tugas mereka di la- dasawarsa lalu itu, Duber RI untuk PBB Nugroho Wisnu- murti berpendapat, sekarang Indonesia akan terus turut me- ngembangkan suasana yang efektif tersebut dalam upaya memajukan kepentingan kelom- pok Asia, GNB dan kepentingan nasional, di samping mema- jukan perdamaian dan keamanan internasional. pangan. Selain memperoleh pendi- dikan pratugas selama dua bulan sebelum diberangkatkan, pasu- kan juga dilengkapi dengan 12 kendaraan ambulans berlapis baja yang khusus dipesan dari Inggris. Setiap kendaraan di- lengkapi unit perawatan darurat. Sesuai dengan misi yang diberikan UNPROFOR, Yonkes Konga XIV bertugas menangani korban-korban pertolongan Tingkat Dua. Guru Besar Hubungan Inter- nasional FISIP Universitas In- donesia Prof. Dr. Juwono Sudarsono mengatakan, ada empat hal yang bisa dilakukan Indonesia untuk memper- juangkan kepedulian GNB di PBB, di antaranya ikut andil mengurangi kesepihakan AS dan negara-negara Barat me- ngenai (dominasi-kedudukan mereka di DK PBB. Menurut Letkol Heridadi, tugas-tugas medis yang dita- nganinya mulai dari meng- hentikan pendarahan, member- Selain itu, Indonesia juga bisa ikut andil dalam mencoba membuat prosedur di DK PBB sedemikian rupa sehingga lebih memperhatikan keinginan Sek- retaris Jenderal, mekanisme pe- nyelesaian masalah tidak hanya mencerminkan kepentingan negara Barat tapi juga kawasan lain, dan harus memperjuangkan penambahan biaya untuk ke- pentingan "peace keeping". Untuk memperjuangkan ke- empat hal itu, menurut Yuwono, Indonesia selaku Ketua GNB bisa menggunakan kata kunci "Pesan Jakarta" hasil KTT X GNB lalu, yaitu "kemitraan dan kerjasama". "Itu artinya, selaku Ketua GNB Indonesia bermitra dan be- kerjasama dengan PBB," ka- tanya. Bagaimanapun, harapan bangsa tentunya adalah kedudu- kan Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB nantinya bukan hanya sekedar "prestite" tapi justru mencuatkan "prestasi" di forum internasional. (Ant). Namun, dari berbagai per- nyataan yang dikeluarkan Pe- merintah Maroko, terlihat bah- wa Bangsa Palestina adalah "titik pusat" Konferensi Casa- blanca... Siaran pers Pemerintah Ma- roko bahkan menyebutkan ne- gara itu berharap Bangsa Pales- tina akan memiliki masa depan lebih cerah menyusul Kon- ferensi Casablanca karena kon- disi ekonomi mereka memang "babak belur" dalam masa pen- dudukan Israel yang teramat Melihat panjangnya daftar "pendukung" Konferensi Ca- sablanca - AS, Rusia, Palestina, Mesir, Israel, Uni Emirat Arab (UAE), Jordania, Jerman (se- bagai ketua Uni Eropa, UE), Komisi Eropa (European Com- mission) dan Maroko sebagai tuan rumah harapan itu tampaknya memiliki prospek untuk terwujud. setidaknya, pada akhir kon- ferensi Maroko berharap sejum- lah rencana tentang pemben- tukan organisasi-organisasi re- gional untuk memperlancar kegiatan investasi dan perda- gangan dapat diumumkan. Termasuk dalam organisasi- organisasi dimaksud adalah Bank Pembangunan Timur Te- ngah (Middle East Development Bank), Dewan Bisnis Sektor Swasta (Prinate Tourism Busi- ness Council) dan Badan Pa- riwisata Regional (Regional Toursm Board). Jika semua itu dapat terwujud, peran Maroko dalam upaya per- damaian di Timur Tengah dan Afrika Utara tampaknya akan aman terekam dalam sejarah. Yonkes Konga XIV dengan 219 anggotanya termasuk 23 dokter, ditempatkan di empat sektor-sektor utara di Topusko, timur di Erdut, selatan di Gracak dan markas batalion di Daruvar -, semua di wilayah Kroatia. Dimarkas batalion di Daruvar sedang dibangun rumah sakit darurat yang dilengkapi ber- bagai pelayanan kesehatan mulai dari kamar bedah untuk operasi pembedahan semi definitif, per- alatan rontgen, anastesi, kese- hatan lingkungan, rawat gigi dan ruang rawat-inap. Namun sejak penempatan mereka di awal Oktober 1994, Yonkes Konga XIV yang berada di keempat pos di wilayah Kroatia tersebut belum menangani korban-kor- ban perang, kecuali beberapa korban kecelakaan biasa. Khusus di sektor Gracak, se- latan Kroatia, unit Konga XIV ikut pula menangani kesehatan pengungsi yang berdatangan Ke Halaman XI Latar Belakang, Aksi Dan Penumpasannya. (26) 1) bahwa di daerah-daerah tingkat II (kabupaten) di Jawa Tengah telah dilancarkan gerakan pembersihan terhadap pengikut-pengikut gerakan dan simpatisan-simpatisan "'Dewan Jenderal", begitu juga di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2) bahwa kejahatan-kejahatan "Dewan Jenderal" yang me- matuhi perintah-perintah Badan Intelijen Amerika (CIA) dan tingkah laku mereka yang suka hidup mewah dan berfoya-foya di atas penderitaan rakyat telah membangkitkan rasa jijik dan kemarahan di kalangan massa tamtama, bintara, dan perwira yang sangat meluas dalam jajaran Kodam VII/Diponegoro dan masyarakat pada umumnya. 3) bahwa sejak beberapa lama pengikut-pengikut "Dewan Jenderal" telah menyatukan kegiatan-kegiatan mereka dengan anasir-anasir kontra- revolusioner lainnya di Jawa Tengah dan memadukan ke- giatan teror dengan pengacau ekonomi dalam rangka persiap- an untuk melancarkan kudeta kontra-revolusioner secara na- sional. 4) Bahwa langkah-langkah yang diputuskan oleh komando Gerakan 30 September Pusat untuk memberikan kenaikan pangkat secara menyeluruh kepada para tamtama dan bin- tara, serta penyederhanaan tingkat kepangkatan dalam TNI- AD telah mendapat sambutan hangat dari seluruh anggota Kodam VII/Diponegoro, dan 5) atas dasar instruksi Ko- mando Gerakan 30 September Pusat itu, di Jawa Tengah di- nyatakan berlakunya kenaikan pangkat tersebut sejak dikeluar- kannya instruksi komando Gerakan 30 September Pusat. b. di Surakarta dan Wonogiri Pada tanggal 1 Oktober 1965 pagi hari, Joseph Rabidi alias Tobing -Kepala Biro Khusus PKI kota Sala- bersama rekan- nya dar Semarang, bernama Darsono menemui Mayor Inf. Kaderi, seoang perwira yang te- lah dibina oleh Slamet Giri alias Sorojudo dan oleh Djojo Prat- jedo, Kepala Biro Khusus PKI untuk daerah Surakarta. Darsono membawa surat dari Kepala Biro Khusus Jawa Tengah Sudarmo yang berisi permintaan kepada Mayor Inf. Kaderi, Dan Yon "K", Brigif-6 Sala gar membawa pasukan ke Se- marang. Sepanjang hari itu Jo- seph Rabidi alias Tobing ber- sama seorang anak buahnya yang bernama Kirman alias Kirmani alias Ting Lie menda- tangi perwira-perwira lainnya yang telah dibinanya. Joseph Rabidi membawa surat dari Djojo Pratjedo yang isinya mendesak perwira-perwira yang telah dibinanya itu untuk men- dukung Gerakan 30 September dengan suatu gerakan di Sala. Para perwira tersebut pada prinsipnya setuju. Akan tetapi, pada waktu Joseph Rabidi menyodorkan kepada mereka konsep dokumen yang isinya mendukung Gerakan 30 Sep- tember di Sala dan meminta supaya mereka menandata- nganinya, tak seorang pun yang berani mengambil tanggung jawab. Letkol Inf. Iskandar, seorang Pamen Kodam II/Bukit Barisan, yang menjelang 1 Oktober 1965 kembali ke Sala dengan alasan cuti, bersedia menandatangani dokumen ter- sebut. Pernyataan dukungan ter- hadap Gerakan 30 September tersebut kemudian disiarkan melalui RRI Sala. dinamakan Kelompok Kerja Inti (KKI). Rapat juga memutuskan agar Suranto, Ketua PR Sala, mempersiapkan para anggota PR agar setiap saat dapat di- kerahkan. PR mempunyai pasu- kan inti yang dinamakan Regu Kerja Pemuda (RKP). Pada tanggal 21 Oktober 1965 yaitu sehari setelah dibekukan- nya PKI oleh Pangdam VII/ Diponegoro, SOBSI melakukan pemogokan di pabrik tembakau Klaten. Hari-hari berikutnya pengikut-pengikut PKI menem- patkan rintangan-rintangan di sepanjang jalan dari Tegalrejo ke Delanggu dan beberapa jalan lainnya di sekitar Gondang- winangun, Sukoharjo, dan Boyolali. Mereka juga melucuti senjata polisi di Pos Polisi Manisrenggo. Pada tanggal 23 Oktober 1965, PKI mulai melakukan teror dan pembunuhan terhadap tokoh-tokoh golongan nasio- nalis dan agama, baik yang berada di dalam maupun di sekitar kota Sala. Kawat-kawat telepon, antara Boyolali, Sala, Wonogiri, dan Tawangmangu mereka putuskan. Namun, ka- rena rakyat ternyata tidak mendukung PKI, akhirnya PKI sama sekali tidak mampu untuk melakukan perlawanan. 4. di Daerah Istimewa Yogyakarta Pada tanggal 1 Oktober 1965 pagi, setelah mendengar pe- ngumuman dari Gerakan 30 September melalui RRI Jakarta, Dan Rem 072/Pamungkas, Kolonel Inf. Katamso, segera mengumumkan stafnya dan memberikan pengarahan tentang situasi. Dalam pengarahannya yang dilakukan sekitar pukul 09.00 itu, Kolonel Inf. Katamso menyatakan bahwa ia tidak mau percaya kepada apa yang dikatakan oleh Gerakan 30 Sep- tember dan komandonya akan tetap loyal kepada Presiden Soekarno. Kolonel Inf. Katamso juga melarang pers dan radio menyiarkan informasi-informasi yang bersumber dari gerakan tersebut. Pada siang harinya Kolonel Inf. Katamso mendengarkan pengumuman Gerakan 30 Sep- tember Jawa Tengah dari RRI Semarang. Setelah itu ia me- ngumpulkan stafnya sekitar pukul 14.00 untuk menyam- paikan apa yang diketahuinya mengenai perkembangan ke- adaan di Jakarta dan Semarang, yaitu bahwa Gerakan 30 Sep- tember telah membentuk Dewan Revolusi. Kolonel Inf. Katamso sekali lagi menegaskan pen- diriannya bahwa gerakan di Jakarta dan Semarang itu merupakan pemberontakan. Oleh karena itu, ia tidak mau berhubungan dengan mereka. Perkembangan situasi be- rikutnya ialah bahwa Wirjomar- tono kemudian mendesak Ma- yor Inf. Moeljono untuk segera membentuk Dewan Revolusi di Daerah Revolusi di Daerah Istimewa Yogyakarta dan meng- angkat dirinya sebagai Ketua. Untuk melakukan ini Mayor Inf. Moejono harus segera menying- kirkan Dan Rem 072/Pamung- kas, Kolonel Inf. Katamso. Pada tanggal 1 Oktober 1965 sekitar pukul 18.00 Mayor Inf. Winuradji memerintahkan anak buahnya, Peltu Soemardi, untuk menculik Kolonel Inf. Katamso dari kediamannya dan juga mengambil Kepala Stafnya, Letkol Inf. Soegijono, dari Markas Korem 072/Pamungkas. Kedua orang tersebut dibawa ke Kentungan. Pada tanggal 2 Oktober 1965 sekitar pukul 02.00 dini hari, kedua perwira tersebut dibawa ke sebuah lubang yang sudah disiapkan dan para pembunuh telah siap menunggu. Kedua perwira tersebut dijerat dengan kawat dan kemudian dipukul kepala- nya dengan kaki mortir. Ke- duanya kemudian dikubur bersama dalam satu lubang. Pada tanggal 1 Oktober 1965 malam hari, Worjomartono mengadakan rapat dengan ka- wan-kawannya bertempat di Markas Korem yang telah mereka kuasai. Rapat ini dihadiri oleh Mayor Inf. Moejono dan Mayor Inf. Wisnuradji. Selaku Pemimpin Biro Khusus PKI Yogyakarta Wirjomartono men- diskusikan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Jakarta dan tindakan-tindakan apa yang harus segera diambil di Yogya- karta. Dalam pada itu, Walikota Sala, Oetomo Ramelan, seorang tokoh PKI mengumumkan dukungannya kepada Gerakan 30 September dalam kedudu- kannya sebagai Ketua Front Nasional Sala. Pengumuman dukungan tersebut juga ditanda- tangani oleh Sekretaris Front Nasional Sala, S.K. Wirjono yang menjadi anggota PKI. Sementara itu, di Wonogiri per- temuan organisasi-organsiasi massa PKI, seperti SOBSI, BTI, Gerwani, PR, dan Lekra menge- luarkan resolusi mendukung Gerakan 30 September dan Dewan Revolusi. Pada hari itu di rumah Bupati Wonogiri, Brotopranoto diadakan rapat Front Nasional yang dipimpin oleh Bupati sendiri dan dihadiri membentuk Dewan Revolusi dengan Mayor Inf. Suroso, se- bagai Ketuanya, dan Bupati se- bagai Wakil Ketua, sedangkan peserta rapat lainnya sebagai anggota. Selesai rapat, Mayor Inf Pada tanggal 4 Oktober 1965 Moeljono menandatangani pimpinan PKI Sala mengadakan pengumuman pertama dari pertemuan dengan dua orang Gerakan 30 September di Yog- anggota CDB Jawa Tengah, yakarta yang memberitahukan yang dihadiri juga oleh Oetomo Ramelan, untuk membentuk kepada rakyat bahwa Dewan Revolusi telah terbentuk. Pe- Komando Wilayah (Kowil). Menurut mereka komando ngumuman ini disiarkan oleh RRI Yogyakarta yang telah tersebut harus terbentuk juga di mereka kuasai. daerah lain. Setiap Kowil memiliki suatu task force yang (Bersambung)
