Tipe: Koran
Tanggal: 1995-11-10
Halaman: 04
Konten
Color Rendition Chart 2cm Jumat, 10 Nopember 1995. Penerbit Pemimpin Umem/Pendiri Wakil Pemimpin Umem Pemimpin Redaksi/ Penanggung Jawab Wakil Pemimpin Perusahaan Managing Editor Sekretaris Redaks Redaktur Anggota Redaksi Terbit Tarip Iklan Alamat Telepon Perwakilan Jakarta Perwakilan Banda Aceh STUPP Dicetak Oleh t Yayasan SIKAP PRESS. 1 Harta Susanto. : : analisa : H. Soffyan. 2 Supandi Kusuma. : H. Ali Soekardi. 1 : Joeli Salim. : t H. War Djamil. 1 H. Amir Siregar, H. Kaharudin, H. Bahari Effendy, H. Naswan Effendi, Usman Alie, H. War Djamil, Mulyadi Franseda, Asri Rais, H. Ismail Lubis, H. Basyir Ahzar, H. Azmi Majid (foto). H. Marzuki Markiman, M. Hatta Lubis, Mac. Reyadi MS, Budiman Tanjat, Buoy Harjo, Umar Said, A. Rivai Stregar, Hasan Basri Ns, Timbul O. Simarmata, Johan Jambak, Ismugiman, Idris Pasaribu, Agus Salim, M. Sulaiman, Ali Sat Nasution, Samil Chandra, M. Nur, Hermansyah. Seminggu 7 kali. Paulus M. Tjukrono. Rp. 4.500,- per mm/kolom (umum). Rp. 3.000,- per mm/kolom (keluarga). Jalan Jend. A. Yani No. 35-43 Medan. Kotak Pos : 1481. Telex No. : 51326 ANALIS IA. Fax: (061)- 514031, Telegram: ANALISA MDN. Redaksi: 556655 (2 saluran)/511256. Tata Usaha: 554711 (3 saluran)/513554, Frans Tandun, Jin. K.H. Hasyim Ashari. No. 43-A Jak. Pusat Tel. 3446609/3844339/3453912 Fax. (021)- 363388. telah mengabdikan diri secara nyata Michael Ronny, seolah H. Harun Keuchik Leumiek Fax: (0651) 23839. Jalan Tgk. Cik Ditiro 106 Tel. (0651) - 23839, SK. Menpen No. 023/SK/MENPEN/SIUPP/A.7/1985. Tanggal 24 Desember 1985. P.T. KUMANGO Medan (Isi di luar tanggung jawab pencetak). Tajukrencana 10 Nopember HARI ini tanggal 10 Nopember 1995 kembali bangsa In- donesia memperingati hari bersejarah : Hari Pahlawan. Hari ini kembali kita mengheningkan cipta guna mengingat jasa dan mengenangkan kembali pengorbanan para pahlawan dan syu- hada yang telah ikhlas berjuang menyabung nyawa demi ke- Semua orang tentunya sudah mengetahui sejarah dan riwa- yat Hari Pahlawan, ketika 50 tahun yang lalu arek-arek Suro- merdekaan dan kejayaan bangsa dan tanahair Indonesia. boyo, terutama para pemuda dan pemudinya, tanpa menge- nal takut dan gentar dan dengan peralatan/persenjataan yang teramat sederhana maju ke medan tempur untuk membela ke- merdekaan dan hak bangsa. Ribuan mereka yang gugur seba- gai syuhada tanpa pamrih apa pun, apalagi pamrih harta, ke- cuali tekad dan semangat: Merdeka atau mati! Meskipun peristiwa dahsyat itu terjadi di Surabaya, namun jelas merupakan refleksi atau cerminan dari keinginan atau se- mangat dari seluruh bangsa Indonesia saat itu, bahwa kemer- dekaan Indonesia yang sudah diproklamasikan tanggal 17 Agus- tus 1945 tidak boleh lagi ada yang mengganggu-gugat, tidak boleh ada yang mengusiknya, konon pula ingin kembali ke bu- mi Indonesia sebagai penjajah seperti yang dilakukan Belanda Sekutu (Inggris) pada saat itu. dengan membonceng pasukan Kini setelah 50 tahun peristiwa itu berlalu, setelah suasana dan kondisi berobah, dan segala nilai kehidupan bergeser, me- mang ada yang bertanya: Apakah Hari Pahlawan tersebut ma- sih harus kita peringati, dan apakah kita pada zaman seperti sekarang ini masih memerlukan pahlawan? Jawabnya singkat : Perlu. Artinya kita masih perlu dan wajib memperingati Ha- Pahlawan dan juga masih memerlukan pahlawan. ri Sebab sebagai bangsa yang besar kita tidak boleh melupa- kan para pahlawan yang telah berbuat dan berjuang, bahkan berkorban nyawa, untuk kejayaan bangsanya. Kita memerlu- kan semangat juang dan kerelaan berkorban yang ikhlas seper- ti yang dicontohkan mereka 50 tahun yang lalu. Ini semua ma- sih kita perlukan, masih kita butuhkan, karena perjuangan bangsa ini masih belum selesai. Bahkan perjuangan yang se- dang dihadapi sekarang, terasa lebih berat dan kompleks sekali. Memang kemerdekaan bangsa dan negara telah kita miliki. Tetapi kemerdekaan itu sendiri baru merupakan jembatan un- ntuk menuju sasaran yang sampai sekarang belum sepenuhnya tercapai. Justru di alam kemerdekaan yang telah dinikmati se- lama 50 tahun, masih ada di antara bangsa kita yang meng- alami ketertinggalan, baik ketertinggalan kesejahteraan dalam bentuk material, dan ketertinggalan intelektual. Artinya ma- sih ada yang menderita kemelaratan dan kurang mendapat pen- didikan yang semestinya. Masih pula terdapat kesenjangan sosial yang terasa kian melebar, dan perlu segera ditimbuni. Bertam- bahnya jumlah pengangguran, sebaliknya kian sempitnya lo- wongan pekerjaan, dan lain sebagainya. Itu semua merupakan PR bagi kita seluruhnya. Tidaklah berlebih-lebihan jika dikatakan, bahwa perjuangan sekarang guna mengisi dan mencapai cita-cita kemerdekaan yang sebe- narnya, tidak kalah beratnya dari perjuangan bersenjata 50 ta- hun yang lalu. Untuk mengerjakan PR itu dengan baik dan masih berhasil, diperlukan semangat berjuang yaitu semangat bekerja keras yang tinggi. Plus semangat berkorban dan keber- samaan, dengan sasaran kian menyempitkan kesenjangan so- sial yang ada, dan sedapat mungkin menghapuskannya. Juga masih diperlukan semangat kebangsaan yang sekarang dikuatirkan banyak orang "seolah meredup". Sebab semangat dan jiwa kebangsaan inilah modal utama bagi eksistensi kita sebagai bangsa merdeka dan berdaulat di era globalisasi yang dapat mengaburkan batas-batas yang ada. * Mantan Presiden Korsel Ingin Mengakhiri Hidup KARENA tak kuat menanggung malu mantan Presiden Korea Selatan, Roh Tac-woo, mengaku tidak ingin lebih la- ma hidup di dunia ini. Ia terlibat dalam pengumpulan da- na politik rahasia yang besarnya mencapai Rp 1,4 trilyun. Beberapa konglomerat negeri itu tengah dicari pula oleh polisi. Mereka diperkirakan terlibat dalam mengumpulkan dan memberi dana politik rahasia yang dipermasalahkan. Roh Tae-woo melakukan skandal politik yang menghe- bohkan itu, ketika ia menjadi Presiden Korsel tahun 1988- 1993. Tetapi agaknya, perbuatan suap oleh sejumlah peng- usaha besar itu baru terungkap, tatkala ia tidak lagi ber- kuasa. Rakyat Korsel yang tidak menerima kelakuan bekas pemimpinnya meminta, agar Roh ditangkap dan diajukan ke pengadilan. Jaksa Agung Korsel telah memerintahkan polisi men- cari pengusaha besar, Bai Jong-ryul, mantan ketua Grup Hanyang dipanggil untuk diperiksa. Menyadari apa yang bakal dihadapinya, Bai sejak dua pekan lalu telah menghi- lang. Lima konglomerat lain kini telah ditanyai secara in- tensif mengenai dana suap yang dikumpulkan Roh. Di samping pengusaha dalam negeri, Roh menerima suap pula dari kontraktor-kontraktor asing, ketika ia me- nanda-tangani kontrak kerja dengan perusahaan mancane- gara itu. Uang suap ini disimpan di bank-bank luar negeri. Dengan terungkapnya kasus rasuah tadi beralasanlah me- ngapa warga Korsel yang pernah dipimpinnya meminta pe- merintah menangkapnya. be- Jika hingga kini Roh belum ditahan tentu ada dasarnya. Masih diperlukan keterangan dari pengusaha besar yang lum terjaring, sebelum satu tuduhan pasti dapat diajukan. Namun, melihat semakin gencarnya tuntutan rakyat, bukan tidak mungkin Roh akan ditahan dalam waktu dekat ini. Minggu lalu, ribuan warga yang terdiri dari mahasis- wa, anggota partai oposisi dan rakyat biasa berdemonstra- si. Karena lambatnya penanganan kasus Roh, para demon- stran menuduh Presiden Kim Yong-sam menutup-nutupi perbuatan tercela tersebut dan menyerukan agar Kim tu- rut diperiksa, kalau-kalau iapun turut dalam pembagian re- zeki yang tidak halal itu. Adalah ironis, Roh yang berusaha memperbaiki citra pemerintah Korsel dan berusaha mengembangkan demokra- si politik bagi rakyatnya, martabatnya ternoda karena ka- sus uang suap. Seharusnya, ia menyadari sebagai seorang kepala negara tindak laku dan perbuatannya selalu diper- hatikan lawan dan kawannya. Tidak seperti beberapa presiden pendahulunya, Roh yang juga berasal dari militer merupakan presiden perta- yang ma ingin memberikan pemerintahan yang demokratis di Korsel. Sayangnya, dalam puncak kekuasaan yang didudukinya, pengusaha-pengusaha besar negerinya malah menjatuhkan- nya. Kini pemeriksa tengah memusatkan penyelidikan apakah Roh memaksa konglomerat memberikan uang kepadanya ataukah pengusaha-pengusaha itulah yang me- nyuapnya untuk mendapatkan kontrak berbagai proyek di bidang infrastruktur-infrastruktur dan pertahanan nega- ra. * Pahlawan dan Keteladanan SETIAP memperingati Hari Pahlawan ada makna suci dan lu- hur yang terkandung di dalamnya. Dan setiap menjelang tanggal 10 Nopember ada kesan yang lantas tersingkap adalah betapa luhur ja- sa para pahlawan dalam membe- la bangsa dan negaranya sekaligus menghadirkan rasa keharuan, ke khusukan dan hormat yang men- dalam di dalam hati sanubari kita. Harumnya nama yang tanpa pamrih bagaikan se- kuntum bunga yang sedang me- kar dan menebarkan bau aroma yang harum semerbak nan wangi ke seluruh persada nusantara. Dan picu perjuangan arek- arek Suroboyo pun tak sia-sia bahkan terbukti mampu menda- pat porsi perhatian Dewan Ke- PANTANG MENYERAH ngan perkembangan masyarakat yang semakin dinamis seperti saat Keberanian, keikhlasan, ketu- ini agaknya porsi perhatian kita pahlawanan. besar, mampu mengalahkan dan lusan, jiwa pantang menyerah ser- tujukan pada definisi konsep ke ta bertumpu pada moralitas sepi ing pamrih rame ing gawe dari pa- Pada jaman itu, seperti tersi- ra pahlawan bangsa yang telah gu- rat di awal tulisan, konsep pahla- gur dalam jumlah yang demikian wan mengandung makna bahwa seorang pahlawan harus melawan pihak penjajah secara nyata dan perlawanan yang ditimbulkan le- bih bersifat fisik. Demi mendu- kung keberhasilan perjuangan itu didukung oleh kekuatan senjata kendatipun sangat sederhana bah- kan dalam beberapa bukti cuma bambu runcing. Dengan demikian kriteria kepahlawanan diukur dari kapasitas dan kontribusinya da- menembus segala bentuk kezalim an yang dihembuskan oleh para kolonialis dan imperialis barat yang tak ingin suatu bangsa tum- buh berkembang dalam suasana tata tentrem kerta raharja di ham- paran tanah subur gemah ripah loh jinawi. Tonggak sejarah 10 Nopember 1945 di Surabaya, yang melahir- kan jiwa dan semangat kepahla- wanan di berbagai belahan kota, di desa-desa dan pedalaman ada- lah suatu peristiwa besar yang ti- dak saja menggoncangkan persa- da nusantara, tetapi juga dalam dunia internasional. lam perjuangan yang bersifat fi- sik dan kekerasan. hadapi bangsa Indonesia. amanan PBB terhadap masalah- masalah krusial yang sedang di- Kondisi perlawanan hidup ma- ti ini yang penuh dengan roman- tisme dan heroisme dari level or- ganik pemerintah militer dan ra- kyat di Surabaya kendati secara faktual hidup dalam serba keku- rangan dan kesederhanaan, benar- benar bekerja dan berjuang tan- pa pamrih justru mampu mencer- minkan elemen kemanunggalan yang solid. begitu soal Bukan bu runcing ribuan nyawa melayang, pengor- banan harta benda. Jerit tangis anak-anak, darah mengalir, hati bergetar, dan air mata berderai na- mun kesatupaduan dari masyara- kat 'singkong' yang mampu me- lenyapkan rasa gentar terhadap arogan dan kesewenang-wenangan dari negara 'keju' yang telah ter- kunci mata hati dan perasaannya. Bara api yang terus menyala inilah pada esensinya terlahirkan sebagai output ignisasi motivasi internal dari kalbu rakyat Indone- sia yang begitu sarat dengan eks presi kejiwaan yang berakar pada pemenuhan kebutuhan intrinsik- nasionalistik dan sterilisasi angin segar dari bentuk-bentuk konta minasi ketertindasan, keterbela kangan, keterkungkungan serta ketidak merdekaan secara lahiriah lebih- lebih batiniah. MEMELIHARA SEMANGAT Oleh Kuncara Yuniadi Setiap tanggal 10 Nopember membuat ingatan kita kembali digugah dengan peristiwa pen- dahulu kita yang telah berjuang dan berjihad dengan harta benda dan jiwa raga mereka, untuk memperjuangkan dan memper- tahankan kemerdekaan dan keadilan. Mereka itulah para pahlawan dan syuhada sejati, yang dengan rela hati mengor- bankan jiwa dan raga. Mereka ada yang diketahui dan dikuburkan dengan baik, akan tetapi banyak yang tidak diketahui dimana jasad mereka dikuburkan. bangsa dan negara dan gugur da- lam kancah peperangan. Karena itulah mereka diberi gelar "pahlawan" sebagaimana te- rangkum dalam Peraturan Presi- den No. 33 Tahun 1964 tanggal 4 Nopember 1964 pasal 1. Pada ti- tik ini sampai sekarang telah di- kenal paling tidak 6 (enam) sebut hanya dengan bam melawan moncong per cepat, nyali tak akan ciut kendati an pahlawan mulai dari Pahlawan senjataan artileri berat dan mun- Kemerdekaan Nasional, Pahlawan tahan peluru, didukung dengan deru kapal perusak dan pemburu Perjuangan Kemerdekaan, Pahla- wan Pergerakan Nasional, Pahla- wan Pembela Kemerdekaan, Pah lawan Revolusi, hingga Pahlawan Nasional. Jiwa, raga dan harta mereka korbankan untuk kepentingan perjuangan darah mengalir membasahi medan-medan pertem puran sebagai bukti kebulatan tekad serta keikhlasan mereka un- tuk hidup merdeka semangat juang mereka menyala-nyala atas dasar membela hak dan memenu hi kewajiban, meskipun mereka gugur sebelum tercapai cita-cita : namun merekalah para suhada yang patut digelari sebagai kusuma bangsa. frontasi fisik? Bagaimana halnya dengan pembangunan yang se- dang dijalankan saat ini, mung- kinkah memunculkan figur-figur pahlawan pembangunan ? Kalau kita menentukan KEPAHLAWANAN Permasalahannya sekarang ialah, bagaimana kita bisa meng- hadirkan, memelihara dan me- numbuhsuburkan paham, jiwa kat sertaannya dalam konfrontasi pahlawan berdasarkan fi- sik, sudah dapat dipastikan bah- wa setelah Orde Baru relatif tidak ada. Namun sebagai sifat khusus- dan semangat kepahlawanan seja- ti itu dalam dunia yang serba pe- nuh pamrih dan perhitungan un tung-rugi seperti saat ini ? Sebelum melangkah lebih jauh arif rasanya bila kita membuat pe- nya dalam konteks pembangunan dewasa ini maka predikat pahla- wan jelaslah akan diemban bagi para perancang bangun dan pere- kayasa bangun demi kemajuan lacakan dan pergulatan batiniah dan kesejahteraan bangsa dan ne gara. terlebih dahulu bahwa selaras de- na pahlawan lebih mirip diidentik- kan dengan militer atau sukarela- wan dengan atau tanpa senjata ju- ga predikat tersebut dikontribusi oleh situasi konfrontasi fisik yang pernah terjadi terutama puncak- nya pada 10 Nopember 1945. PREDIKAT PAHLAWAN Bila kita menerima predikat pahlawan seperti itu, permasa- lahannya selanjutnya adalah ma- kesewenang-wenangan, sih adakah pahlawan pascakon- Pengorbanan para syuhada dan para pahlawan itu tidaklah sia-sia sungguhpun mereka belum sempat menghirup udara segar alam kemerdekaan, jasa mereka tetap abadi dan terukir dalam se- jarah bangsa Indonesia yang kita peringati sebagai Hari Pahlawan. Para pahlawan dan para syuhada dengan perjuangan dan pengor- banan mereka itu akan memper oleh tempat terhormat disisi Allah SWT. Saat ini perspektif kepahlawan an macam itu tidak lagi represen- tatif dalam menghadapi situasi dan kondisi kemasyarakatan kon- temporer yang sedikit berbeda dengan relevansi empirik dengan masa lalu. Pergeseran jaman me- lahirkan tantangan dan hambatan yang berbeda sekaligus memerlu- kan jawaban dan alternatif penye lesaian yang berbeda pula. Pantas disadari bahwa gelar "pahlawan" merupakan sebutan konvensional oleh masyarakat kita kepada mereka yang telah berja- sa memperjuangkan, membela Tidak sedikit para syuhada yang gugur menemui syahidnya. Justru itu selayaknya kita untuk menggali nilai-nilai kepahlawanan kita, yaitu dengan meneruskan cita-citanya. Adapun cita-cita pahlawan dalam pembangunan se karang ini ialah berjuang untuk suksesnya pembangunan guna mewujudkan kemakmuran, keba- hagiaan, keadilan yang merata. Sejarah adalah kontinuitas organik antara generasi yang ber- susulan, yang menghubungkan masa kini dengan masa lalu. Se- Belum lagi terhitung ribuan pahlawan tak dikenal yang turut mengantarkan ke depan pintu ger- bang kejayaan negara dan bang- sa serta terbebas dari belenggu penjajah. Sebutan ini selain kare- PENANAMAN kesadaran pada masyarakat, terutama genera si muda, bahwa lestarinya jiwa, dengan generasi yang sempat semangat dan nilai-nilai kepah lawanan merupakan syarat utama dan mutlak bagi tegak dan lestarinya Negara Kesatuan selesai terwujud oleh satu, dua, Republik Indonesia berdasarkan tiga, generasi yang sempat mengalami kurun waktu dimana Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 yang diproklamirkan ketiga generasi masih bersama- sama hidup. oleh para pendiri dan pejuang Negara Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. jarah bukan sekedar kronologi peristiwa, melainkan suatu proses aktualisasi idea atau cita-cita yang dilakukan oleh generasi ke generasi. Generasi yang satu Oleh karena itu ditinjau dari segi generasi dan pengertiannya, sejarah itu tidak saja merupakan ANALISA kerekanan (patner ship) antara generasi yang masih hidup, melain kan URGENSI SEJARAH 10 kan hari yang penuh arti bagi di TV bangsa Indonesia, yang disebut sebagai hari pahlawan. Peristiwa ini mengingatkan kita pada pertempuran dahsyat di kota Surabaya, yang sangat banyak meminta korban harta bahkan nyawa dalam mempertahankan kemerdekaan dari kekejaman pen- jajah Belanda. Wajah Mbak Mega Ini berarti bahwa bagi siapa saja yang turut menggerakmaju- kan roda pembangunan berhak menyandang gelar pahlawan, yak- ni pahlawan pembangunan. De- ngan demikian julukan pahlawan berlaku secara universal bagi se- mua pelopor aspek kehidupan masyarakat seperti cendekiawan, guru, petani, kaum buruh, aparat penegak hukum, kalangan birok hasil oleh seluruh DALAM satu guyonnya Ketua Umum PDI, Mbak Megawati mengatakan, bahwa wajahnya yang cantik, tetapi mengapa jarang sekali ditayangkan TV. Tidak seperti Ketua Umum Golkar Bung Harmoko yang se- ring kali muncul di layar kaca itu. diutarakannya Meskipun secara guyon, tetapi memang ada benarnya. Wajah Mbak Mega ini memang jarang sekali tampil atau ditampilkannya. Sehingga para anggota PDI dan simpatisannya yang menyebar di tanah air, kangen dan bisa lupa dengan wa- jah ketuanya. Sebenarnya bukan wajah Mbak Megawati saja yang jarang nongol di layar tivi, tetapi wajah- Tantangan yang rat, para penulis dan lain-lain pro- fesi di setiap elemen masyarakat yang dengan keikhlasannya rela berkorban serta kaya komitmen sehingga jerih payah, usaha keras, karyanya dapat dinikmati Indonesia. dihadapi akhir-akhir ini pun berbeda de- ngan masa lampau, di mana se- ring diformulasikan dan dikemas dengan seruan mengisi kemerde- kaan dengan pembangunan, mem bangun integritas nasional yang makin mantap dan stabil, dan slogan-slogan sejenis yang biasa- rakyat predi- keikut- nya lebih bersifat abstrak. Oleh karenanya jawaban yang ditampilkan juga semakin kom- pleks, perseptual serta konseptual. Untuk itu diperlukah figur pah- lawan yang memiliki kearifan spi- ritual bermutu tinggi yang ber- tumpu pada ketinggian integritas personalnya yang dapat dirasakan secara langsung dan menjadi anut an di tengah kehidupan masyara- kat untuk menghadapi tantangan dan hambatan. Baik tantangan yang bersifat psikologis seperti konsumerisme, materialistis, hedonistis, budaya jalan pintas, indivi- menempuh dualisme, main kekuasaan, men- tal sok kuasa dan hal-hal lain pe- rilaku yang mengindikasi sosok personal yang telah kehilangan nilai-nilai luhur kemanusiaan dan menjadi ciri khas jati diri bangsa kita sehingga potensial menjadi latar belakang antipati dan me- mancing apatisme masyarakat. KETELADANAN YANG LANGKA Untuk menjawab semua itu tak semudah memang telapak tangan. Selain ral masyarakat yang masih membalik sosio-kultu serba paternalistik, kendala lain yang masih dihadapi adalah pola kepe- mimpinan yang dinilai masih be- Masih banyak para pemimpin yang belum mampu menyerasikan antara kata dan perbuatan bahkan kita amat Makna terdalam dari kon- tinuitas sejarah dan kontinuitas organik antara generasi yang satu dengan generasi yang kemudian ialah lestari dan terwujudnya cita- cita yang berdasarkan dan yang terkandung didalam Pancasila beserta jabarannya yang termuat dalam UUD 1945 oleh generasi penerus pada setiap masa yang dijalani. Sesuai dengan otonomi se- Surat Pembaca jarah dalam konteks di atas bahwa adalah tugas sejarah dari tiap generasi penerus Indonesia pada tiap masa yang bersangkutan merumuskan perjuangan mewu- judkan cita-cita besar yang terkan- dung dalam Pancasila menjadi kenyataan dalam hidup dan kehidupan bermasyarakat, ber- bangsa dan bernegara. PEMBUDAYAAN NILAI Pentransferan nilai dari generasi ke generasi terselenggara dengan jalan pembudayaan nilai pada generasi yang lebih muda sedini mungkin, yakni sejak anak- anak telah dibiasakan dengan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Hal tersebut penting artinya, sebab bila sejak kecil seseorang tidak dibiasakan dengan nilai yang berlaku, setelah dewasa ia tidak akan bisa atau sulit menyesuaikan diri dengan budaya yang sedang berlaku. Setiap proses nilai-nilai per- juangan tidaklah berdiri sendiri, ladanan merupakan kata kunci. Pada tataran ini, Menteri Ke- uangan Mar'ie Muhammad keti- ka berbicara dalam forum dialog dengan sivitas akademika ITB di Bandung beberapa waktu lalu bahkan mengatakan, kalau kita mau jujur saat ini keteladanan jus tru semakin langka di masyarakat kita. Ini merupakan salah satu pe- nyebab terjadinya apa yang dina- makan anomali (penyimpangan, keganjilan), di mana bibit dan tanda-tanda kemunculannya jus tru mulai merebak di kalangan elite. "Ini bahaya, karena kala- ngan elite sangat menentukan ke- hidupan masyarakat," katanya le- bih lanjut. Mar'ie Muhammad yang juga dikenal sebagai aktivis angkatan '66 ini mengakui bahwa masalah keteladanan merupakan funda- men bagi bangsa yang masyara- katnya masih menganut budaya melihat ke atas. Menyikapi fenomena yang ber ini, di ma- Sejarah tidak boleh diabaikan begitu saja, karena dari sejarah itulah kita belajar dan menggali peristiwa penting untuk ditanam kan pada generasi kita, yaitu pahit dan getirnya merebut kemerdeka an bangsa Indonesia. Pada sisi lain dari catatan se- jarah karena antara yang telah me- itulah kita mengetahui bahwa nilai kemerdekaan negara besar, lantaran kan ninggal, yang masih hidup dan yang akan di lahirkan. Keterkaitan organik antara generasi yang satu dengan yang kemudian merupa kemerdekaan negara kita bukan bagian integral dari merupakan hadiah dan pemberian kelestarian cita-cita sekaligus bangsa lain/asing, kemerdekaan eksestensi bangsa dan kemajuan kita telah ditebus oleh para pahlawan bangsa dengan harga yang sangat mahal yaitu dengan darah dan nyawa, bahkan harta benda yang dikorbankan untuk perjuangan melawan penjajah, mengusirnya dari bumi tumpah darah Indonesia. nya. Dilihat dari titik waktu dima na sekarang kita berada, proses se- jarah perjuangan kemerdekaan Indonesia yang terjalin melibat kan generasi yang telah tiada dengan sekarang masih ada, dan proses sejarah pengisian kemerde kaan dengan pembangunan na- sional yang dengan sendirinya, mesti menjangkau masa depan bangsa Indonesia, berarti men- cakup, generasi yang harus dilahirkan. wajah pimpinan PPP pun jarang juga kelihatan. Jadi masih ada teman, kok Mbak Megawati tak perlu terlalu bersedih hati, kembang akhir-akhir na sikap keteladanan di satu sisi mulai langka sementara di sisi lain anomali justru mulai hidup di ka- langan elite, Mar'ie mengajak se- mua pihak untuk mawas diri. Apa yang terjadi pada tahap sekarang akan mempunyai refleksi dan re- sonansi yang jauh memasuki abad ke-21. cost lagi sederetan kosa ka- dalam banyak kasus sering malah kontradiktif. Padahal aspek kete- ta yang tak asing lagi di telinga ki- ta seperti gejala kolusi, komersia- lisasi jabatan (kalaulah malu bila Renungan 10 Nopember dan Generasi Muda Oleh: Drs. Muhammad Romali Siregar Begitupun saya harapkan wa- jah Mbak Mega nggak usah se- ring ditampilkan. Karena kalau seringkali nongol, orang bisa bisa melihatnya. Lagi pula bisa me- nyangka Mbak Megawati mau jadi bintang sinetron. Apa yang dikatakan Mar'ie ti- daklah berlebihan. Dalam baha- sa yang lain, khususnya dalam konteks pahlawan pembangunan sebagai kesempatan sejarah (an other historical opportunity), pe- mimpin yang mengabsorbsi subs tansi kepahlawanan senantiasa memiliki tanggung jawab sosial bermutu tinggi. Apalagi sebagai bangsa besar dan berbudi pekerti serta berbudaya tinggi yang senan- tiasa selalu comitted dengan rak- yat yang diayominya sekaligus se- bagai pemegang kedaulatan ter- tinggi memang seharusnya memi- liki kepekaan tanggung jawab so sial. Memang yang baiknya adalah sekali sekali, sehingga para peng- gemar dan simpatisan merasa rin- du melihatnya. Di negara-negara Eropa dan Amerika misalnya, sekadar me- ngambil contoh, meski dalam pandangan kita masyarakat di sa- na dalam keadaan dekadensi dan degradasi moral, tetapi pada saat yang sama kita melihat bagaima- na etika dan tanggung jawab so- sial masih dipegang teguh para pe- mimpin. Bahkan di Korea Selatan, tanggung jawab sosial para pe- mimpinnnya cukup tinggi. Ini terlihat dari sikap presiden mereka sebelumnya yang memilih menyepi sebagai suatu koreksi Seperti yang dikatakan Mbak Mega sendiri. Kan lebih baik akan tetapi selalu dalam jalinan perkembangan budaya bangsa. Pe lestarian nilai itu satu sama lain selalu saling bergantungan, saling mengisi dan memerlukan keseluruhannya proses yang panjang dalam pelaksanaannya. Sejauh mana nilai yang mendahuluinya dapat bersatu dan bersenyawa dengan nilai-nilai yang lebih muda atau nilai-nilai pem- baharuan, hal ini sangat diten- tukan bangsa. budaya Penghayatan kita terhadap nilai kultural bangsa yang tinggi, mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses pelestarian nilai, sehingga berjalan secara wajar alamiyah, tidak menimbulkan dan kegoyahan kita sebagai suatu Merumuskan pengertian seba bangsa. gai suatu defenisi kiranya sulit diperdapat kesesuaian meskipun adanya nilai itu telah dirasakan oleh setiap orang, bahkan secara alamiyah telah dihayati serta ber- fungsi sebagai pengendali kehidup an manusia agar hidupnya serasi, dan seimbang raknya mengindi- kasi bahwa segala sesuatu bukan hanya tanpa pamrih, tetapi dalam banyak hal malah pamrih makin terasa berlebihan. Tanggung ja- wab sosial telah semakin tererosi dengan bergulirnya dampak pe- satnya roda pembangunan jaman merebut Sebagai bangsa kemerdekaan yang mampu dengan cu- yang mengayun pada pertumbuh an ekonomi yang tak terlepas dari pertimbangan matematis-eko curan darah dan tetesan air mata nomis. para pejuang yang beretos kepahla wan, pesimistis bukanlah sebagai Birokrasi yang mestinya sesuai ancangan semula bertujuan me- sikap dan cara pemecahan atas kesalahan-kesalahannya bah- ter- baik. Apalagi menyerah. se- kan belakangan dikabarkan di de- lancarkan setiap urusan dan me- pan televisi yang dipancarkan se- mangkas permasalahan secara ter- mua spesilisasi kini cenderung disalah- nasional baru-baru ini ia me- cara minta maaf atas kesalahan meng- gunakan oleh oknum gunakan dana taktis guna turut untuk penarik keuntungan memuluskan pemilihan presiden. di semata Pembangunan bangsa dalam keladi ruwetnya dan terhambatnya pengertian membangun bangsa segala persoalan dan urusan pun dan membentuk karakter bangsa menjadi berbelit-belit, tidak ber- guna serta berhasil guna ser- daya pemimpin yang "berbudi bowo (nation and character building) se- lum menunjukkan teladan sebagai bagai wawasan dan konsep sesung ta menyebabkan membengkaknya ekonomi beaya tinggi (high economy). leksono". Belum guhnya pemikiran itu yang perlu diurai dan terumuskan menjadi komitmen, acuan serta haluan mengembangkan pembangunan sebagai proses sejarah dalam wa- wasan, jiwa dan semangat Hari APA BEDA PAHLAWAN YANG SEKARANG DENGAN YANG DULU, BANG? Pahlawan. TANGGUNG JAWAB SOSIAL EROSI Jalan Perjuangan Medan 00000 ALAMI Namun dalam beberapa wak- tu terakhir ini orang menjadi ge- rah, gelisah dan risau dengan ma- fenomena yang sebagai pos priba- hingga menjadi biang Cantumkan nama dan alamat yang jelas. tanda tangani, dan serahkan fotokopi KTP yang masih berlaku SUDAH berlangsung lama, setiap bulan dana PMI selalu mengedarkan semacam kupon atau karcis kepada masyarakat, untuk memberikan sumbangan nya, Sumbangan ini akan diman- faatkan bagi memenuhi ke butuhan darah, yang akhirnya juga untuk membantu kepen- tingan masyarakat umum yang memerlukan bantuan darah. Tapi tujuan mulia dari PMI ini masih ada juga yang mengambil manfaat darinya, sehingga men- dihayati bersama, tanpa itu maka nilai tersebut akan tidak ber- yang berdiri sejajar dengan selaras serta bangsa-bangsa lain didunia, sam- pai Indonesia diterima sebagai anggota PBB secara penuh. Rupanya untuk memelihara kemerdekaan dan nilai-nilai per- mematuhi hukum. norma dan kaedah masyarakat serta bangsa. Dalam konteks ini, untuk menghayati dan mengamalkan juangan para pahlawan tidak nilai-nilai tersebut maka ada tiga semudah membalikkan telapak hal penting yang harus dipahami lebih dahulu yaitu : tangan karena cobaan, untuk merubuhkan dilakukan Pertama Bahwa nilai dasar suatu bangsa harus ditransfar- masikan dari generasi ke generasi, perbuatan artinya bahwa nilai-nilai itu merupakan produk antara manusia, dan dilain pihak nilai- nilai itu merupakan faktor yang dianut bagi suatu masyarakat. Kedua: Nilai-nilai itu tumbuh dan berkembang melalui proses pembudayaan, artinya adalah manusia mulai lahir telah mem- lai-nila ini. biasakan diri dengan dirindukan daripada orang bosan jadikan masyarakat. melihat wajah kita. Iya kan?. SUHARYANTI W. Medan yang mengutip sum- bangan dana sebesar Rp. 100, Namun sebagai sarana penera ngan dan jangkauannya paling luas adalah lewat tivi, maka ada juga baiknya guyonan Mbak Mega ini mendapat perhatian dari Dirjen TV dan begitu juga para dari setiap penonton yang membeli karcis. Namun sangat Sumbangan Diminta disayangkan, kepada penonton yang membeli karcis dan memberikan sumbangan Rp. 100 pengelola tivi swasta. Sehingga Buktinya Harus Diberikan itu tidak ada diberikan apa-apa di ketiga orpol ini mendapat pelayanan dan kesempatan yang sama. :( tanda tanya bagi Seperti adanya bioskop di atau karcis dari PMI, bahwa dia telah menyumbang. dibilang korupsi), oligopoli, dan monopoli hingga kasus kredit ma- cet karena pengaruh cengkeraman "surat sakti" (baca: katebelece) DULU BERJUANG BANYAK PERANGNYA, BERJUANG SEKARANG BANYAK CERITANYA...! dari elit birokrat yang mampu menggilas aturan dan peraturan hukum, ekspor fiktif, kuitansi fik- Meskipun pihak bioskop memberikan atau menyampaikan kepada PMI semua sumbangan dari asyarakat tadi, namun bisa mengundang rasa curiga dari masyarakat. Bagaimana pula mengontrol, bahwa jumlah sumbangan masyarakat itu akan sekian rupiah. Takkan mungkin PMI memeriksa setiap karcis bioskop yang terjual. Kalaupun PMI memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada tif, kasus restitusi pajak, serta pe- rusahaan fiktif selain meluluhlan- takan semangat tanpa pamrihnya Hari Pahlawan juga potensial men jadi picu meletusnya api kesenja- ngan sosial yang semakin me nganga. Dan tahu itu. di Oleh karena itu kini dan masa datang disadari atau tidak siap atau tidak siap kita masih ha- rus berkutat dengan berbagai tan- tangan dan hambatan yang tidak yang berlaku. Akhir-akhir ini sangat santer Ketiga Nilai-nilai itu harus kepermukaan masalah OTB (Orga nisasi Tanpa Bentuk), hal ini juga merupakan cobaan bagi Negara karena OTB WIWID -95._ ringan. Roda pembangunan yang sedang kita jalankan bersama- sama harapan kita tentunya mes ti berhasil dengan memuaskan. Untuk tujuan mulia itu pasti- lah membutuhkan sikap ketelada- nan baik dari kalangan suprastruk tur maupun infrastruktur, tidak hanya terbatas pada statment po- litical semata (lip service) tetapi PEWARISAN Rasa tanggung jawab ini adalah tanggung jawab bersama semua generasi yang ada suatu. kurun waktu tertentu yang terlibat keutuhan negara terus berlangsung, sampai pada dalam pembinaan bangsa. Dalam hal ini generasi-generasi tersebut puncak dengan meletusnya usaha kekuasaan yang sama sebagai subyek bagi gerak juang bangsa untuk mencapai tu- juan nasional. oleh G 30 S PKI pada tahun 1965. Dengan runtuhnya kekuatan atheis PKI tersebut membuat bangsa Indonesia men- jadi kuat, dan terlatih terhadap setiap usaha dari pihak manapun yang berusaha menumbangkan kekuasaan negara Republik In- donesia dengan dasar Pancasila () DAN RASA TANGGUNG JAWAB Jika dengan istilah pewarisan, ada pihak yang mewariskan sesuatu dan ada pula yang diwarisi sesuatu, maka terdapat 00000 Republik Indonesia, fungsi. Dan semakin banyak yang menghayati akan menjadi milik disinyalir adalah organisasi yang menyesatkan dan mirip gaya PKI. Justru itu kepada kita semua dian- negara. jurkan oleh pemerintah supaya bersama masyarakat, bangsa dan Sejarah menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mempunyai dan memiliki tradisi sebagai bangsa pejuang. Ini terlihat dari per- juangan kita melawan penjajah, sampai akhirnya kita merebut kemerdekaan, suatu tradisi ke- juangan "tradisi terungkap" an- mewaspadai organisasi tanpa bentuk ini, disebabkan dikhawatir kan adanya gaya dan lakon kominisme. tara lain dalam bentuk patriotis me, heroisme, rasa kebanggaan dan rasa cinta tanah air. Di saat itu Mereka para meng- pengertian bahwa pihak yang pahlawan bersatu padu galang mewariskan merasa lebih tinggi dari yang diwarisi, karena "memberikan" dan yang meneri kekuatan dalam satu gerak dan satu langkah serta satu nafas mempertahankan kemerdekaan, sehingga dunia Internasional akhirnya mengakui adanya negara Indonesia Republik ma warisan itu harus ikut atau mewariskan, tunduk kepada yar seolah-olah yang lebih muda itu tidak ada peran sertanya dengan pelestarian secara esensial, merdeka, istilah masalah menjadi berubah, bukan lagi menerima atau memberi, melainkan rasa tanggung jawab sebagai cinta. Peralihan generasi mempunyai makna yang sangat penting bukan hanya dari segi spektrum idiologis dan politis saja, melainkan juga ditinjau dari segi ekonomi, sosial, kultural dan sebagainya. Pada dasarnya yang menjadi fokus perhatian dan upaya kita dalam pihak bioskop, rasanya kurang tepat kalau tidak disertai dengan administrasi yang baik dengan pertanggungjawaban yang jelas. Memang jumlah Rp. 100, un- tuk tiap karcis memang tidak seberapa. Pengemis di jalanan pun terkadang sinis kalau cuma diberi seratus perak. Namun sekecil apapun yang disum- bangkan masyarakat harus jelas pertanggungjawabannya. Tanpa adanya kupon atau karcis yang menyatakan sumbangan untuk PMI, bagaimanapun akan menimbulkan rasa curiga dari para penonton yang menyum- bang tadi. :)) Jadi untuk menghilangkan sakwasangka dan juga agar kutipan dana PMI itu jelas seharusnyalah jumlahnya, diberikan tanda bukti (kupon) sumbangan untuk dana PMI. JOANG HARAHAP Jalan Tusam Medan Halaman 4 Tumat, 10 No DAI dan terutama sejak semula bisa dimanifestasikan dalam tingkat praktis dan political will yang se- cara nyata langsung bisa dirasa- kan masyarakat luas. TAK TERNILAI Keteladanan yang diwariskan para pahlawan merupakan pening galan yang tak ternilai harganya dan alangkah sangat bermakna bi la kita sebagai anak cucu keturun an dan pewaris estafet perjuangan bangsa tidak menyia-nyiakannya makna perjuangan mereka dalam berkiprah mengisi kemerdekaan. Bangsa yang besar adalah bang- sa yang mampu menghargai jasa para bijak. pahlawannya. Begitu kata Salah satu cara menghormati pahlawan adalah bisa dengan ja- lan menindaklanjuti contoh kete- ladanan mereka. Keteladanan ini lah yang saat ini begitu urgen di- butuhkan bangsa "Untaian zam- rud di Khatulistiwa" ini. Atau dengan kata lain sekarang ini yang sangat diperlukan generasi penerus bangsa adalah "hawa se- gar kehidupan" yang tidak lain dan tidak bukan implementasi "A GOOD EXAMPLE IS THE BEST SERMON". Ya, cuma itu • Penulis adalah pemerhati masalah sosial kemasyarakatan. permasalahan ini ialah bagaimana memamfaatkan momentum yang ada, bagaimana cara melibatkan dan menyiapkan serta mengorga- nisir atau generasi di kehidupan bangsa. mengorganisasikan segala bidang Dilihat dari segi kepentingan ekonomis, peralihan generasi harus pula diiringi dengan menyiapkan kader-kader muda disemua sektor dan subsektor ekonomi, yaitu kader-kader muda yang bukan hanya berfikir tekhnis ekonomis saja, melainkan berjiwa Pancasila dan bermoral religius, berorientasikan kesejahteraan yang adil dan merata, kader-kader muda yang mampu berwiraswasta dan swadaya serta swasembada, dan bukan hanya sanggup beker- ja hanya dengan fasilitas atau uluran tangan pemerintah. Selanjutnya apabila dilihat dari segi sosial dan kultural peralihan generasi muda harus mampu membawa perubahan- perubahan dan pembaharuan yang segar dan kreatif dalam sistem nilai bangsa serta harus mampu menghasilkan daya tangkal kuat terhadap setiap tan- tangan dan ancaman dari dalam dan luar negeri. PENUTUP tinggal Kita sebagai orang-orang yang dibelakang mereka, patut mengenang mereka, sekaligus merenung kembali peran yang diberikan para pahlawan kita terhadap membela tanah air ter- cinta ini. Kita juga dituntut untuk mempertahankan dan menjaga karya mereka dengan jalan mengisi kemerdekaan ini dengan karya dan amal yang baik dan bermamfaat terhadap bangsa, negara dan agama. Dan sebagai penerus cita-cita para pahlawan dan syuhada, saat ini kita ditun- tut berperan dalam pembangunan bangsa, negara dan agama di bumi tercinta ini. Berhasil atau tidaknya usaha kita membangun dan meningkatkan drajat bangsa tergantung kepada usaha kita sen- diri serta di undak generasi mudalah diletakkan beban bangsa ini, karena generasi mudalah tonggak dan estafet maju mun (Bersambung ke hal 10) Dari Redaksi PARA penyumbang tulisan/artikel dimintakan perhatiannya sebagai beri kut: 1. Panjang tulisan/artikel minimal empat dan mak simal tujuh halaman/folio diketik dengan spasi rang kap dan tidak timbal balik. 2. Bukan tindasan, serta bukan fotokopi. 3. Tidak atau belum dikirim kan ke media massa lain nya. 4. Pada akhir/ujung tulisan sebutkan identitas, profesi penulis serta alumnus dari 4cm mana. 5. Sertakan alamat terbaru yang jelas, dan jangan lupa sertakan fotokopi KTP yang masih berlaku. Mal I Sei Rampah, ( Tujuh kawan sun II Desa Pon bu (8/11) sekita Menurut keteram Analisa, Kamis (9/ curi itu sebelum be dahulu mencongke gian belakang ru yang status pedag kemudian masuk se Kawanan penc mendobrak pintu pintu belakang. pintu rumah. Asiu Danrem Langkat Stabat, (Analisa) Masyarakat La tetap memelihara k hingga adanya pem sar dapat dikecilka kecil dapat diseles Imbauan itu dis rem 022/PT Kolc Sarnubi HS ketik dan silaturahmi Muspida Langkat alim ulama dan kat di pendopo ru di pati Langkat (8/11) malam. "Kekompakan mulai dari tingkat pika bersama para masyarakat sehin pembangunan yan Drs. Bahrum PGRI T Sibolga, (Analisa Drs. Bahrums bagai Ketua Persa publik Indonesia ( Tengah periode tal Ini hasil konperen pat baru baru ini sional Sibolga. Sebagai Wakil din Silalahi, Drs. 2 dan Hiras Mam go ris Zamarti Rajag kretaris Drs. Kap ringo, Bendahara ba dan Wkl. Bend serta dib Silaban, Bidang. Ketua PGRI S Drs. Soripada Ra acara pelantikan lain mengatakan, gung jawab peng lak diperlukan pre hadap para guru dapat memberika luas di dalam kon dap siswa yan_ pelajaran. Untuk itu kam ta pengurus PGR bah ilmu dari b pendidikan di da sumber daya kan sa sekarang maup akan datang. (m PMI Lar Pangkalan Bran Palang Me (PMI) Langkat D bantuan beras kepada korban E tan Babalan da Sabtu (4/11). Bantuan ber dalam 130 pake retaris PMI Lang Hasyim kepada wi Utara Aminu korban banjir d disaksikan Dr. Bambang Budi, balan Drs Astar Penyerahan Pelawi L banjir Camat Kantor Datuk Pangkala Sementara b pat ton bibit pa tuk korban banj Cengal Kecamat diserahkan Sekm kat, Drs. Rosyid Camat Tanjung syah, di aula Ka Pematang Ceng MENINJAU mendapat penj Menhub Kis Kisaran, (Anal. Menteri Perl no Danutirto, d mikan terminal Nopember 199. Kabag Hum Drs. Asahan, menjelaskan R uji coba termin tersebut sudah sejak dimulai 1995. Segala sesu kegiatan upaca sedang diper- diketuai langsu
