Tipe: Koran
Tanggal: 2020-04-21
Halaman: 02
Konten
2 OPINI Sripoku.com I SRIWIJAYA POST Selasa, 21 April 2020 Jika Anda ingin menyampaikan keluhan, kritik dan saran tentang pelayanan publik, silakan mengirimkan SMS • Sekret Fax Redaksi juga menerima artikel (opini) dan Mimbar Jumat, maksimal 2 pages, diketik satu sepasi, huruf Times New Roman (size: 12), dilengkapi foto diri (bukan pas foto) Е-mail : sriwijayapost@yahoo.com :0811710188 : (0711) 440088 Facebook : Sriwijaya Post : (0711) 447071 Setiap artikel/tulisan/foto atau materi apapun yang telah dimuat di harian Sriwijaya Post dapat diumumkan/dialihwujudkan dalam format digital atau nondigital yang tetap merupakan bagian dari Harian Sriwijaya Post Antara Siti Nurbaya dan RA Kartini SALAM SRIWIJAYA Kita Antisipasi Karhutla BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan awal musim kering (kemarau) di sebagian wilayah Indonesia pada April 2020 yakni Nusa Tenggara, Bali dan Jawa. Namun untuk beberapa wilayah masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Selain curah hujan deras (lebat), BMKG mengingatkan potensi hujan juga disertai petir akan terjadi di sejumlah wilayah. Dari total 342 Zona Musim (ZM), untuk musim kemarau tahun ini diawali April yakni 17 persen. Sedangkan puncak musim kemarau (64,9 persen) terjadi pada Agustus 2020, dan 9,9 persen pada Juli, serta 18,7 persen pada September 2020. Dalam masa panca robah ini, BMKG memperkirakan wilayah Sumatera Selatan dalam dua hari kedepan yakni Selasa (21/04) dan Rabu (22/04) berpotensi terjadi hujan lebat disertai angin kencang dan sesekali terjadi petir. Seperti tahun-tahun sebelumnya, masa panca robah dari musim basah (hujan) menjadi musim kering (kemarau) lazimnya terjadi cuaca ekstrim. Apalagi sebagian kabupaten dan kota serta kecamatan dan pedesaan dalam wilayah Provinsi Sumatera Selatan berada di sekeliling perbukitan dan juga dibelah oleh sungai-sungai besar. Artinya, potensi terjadinya bencana alam saat masa panca robah ini tetap saja ada, kendati skalanya sesuai pengalaman tahun-tahun sebelumnya cukup kecil. Kita tidak bisa abai begitu saja potensi bencana sekecil apapun. Justru dalam masa panca robah ini kita diberikan waktu untuk mengantisipasi kemungkinan datangnya bencana alam saat tibanya puncak musim kemarau mendatang, yakni kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), diikuti krisis air bersih di sebagian wilayah. Masih cukup banyak waktu bagi kita untuk memersiapkan diri dalam menghadapi bencana pada beberapa bulan ke depan, saat wilayah Indonesia khususnya wilayah Provinsi Sumatera Selatam memasuki musim kemarau. Kendati saat ini kita masih fokus dengan penanganan wabah Pandemi Corona (Covid19), kesiapan kita mengantispasi terjadinya bencana alam saat musim kemarau mendatang jangan sampai kedodoran, sudah terjadi baru kita bergerak. Seperti tahun-tahun sebelumnya, musim kemarau potensi terjadi kebakaran hutan dan lahan terutama lahan gambut serta lahan tidur (telantar) harus segera kita persiapkan langkah-langkah antisipasinya. Kita tidak ingin wilayah Sumsel dimasa penanganan Pandemi Corona ini juga diselimuti oleh kabut asap tebal, yang akan menambah penderitaan penduduk. Para kepala daerah, mulai dari gubernur, bupati serta walikota dan jajarannya hingga kecamatan dan pedesaan sudah seharusnya mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebakaran lahan dan hutan terutama lahan gambut. Beberapa wilayah di Sumsel yang terdapat lahan gambut dan hampir dipastikan setiap tahun terbakar antara lain sebagian wilayah Kabupaten Ogan Ilir (OI), Ogan Komering Ilir (OKI), Banyuasin dan Musi Banyuasin (Muba), ini patut menjadi perhatian serius. Kita tidak ingin kebakaran lahan gambut di empat kabupaten itu terulang seperti tahun-tahun sebelumnya. Kita dorong sinergisitas provinsi dengan kabupaten dan kota dilakukan sejak dini sebelum tibanya puncak musim kemarau. Tentu saja masyarakat di wilayah lahan gambut agar dilibatkan secara penuh dengan berbagai program. Jangan lagi ada perdebatan, yang kita perlukan adalah langkah bersama untuk menghadang agar tidak lagi terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terutama lahan gambut saat puncak musim kemarau tahun 2020 ini. (*) G dalam Belenggu (1940). Masalah emansipasi wanita di dalam Síti AUNG mengisyaratkan kebahagiaan jatuh kepada pasangan Tuti dan Yusuf da-lam Layar Terkembang,. sementara Tono dan Tini menggapai nasib buruknya dalam Belenggu. Dari penjelasan di atas dapat dimaknai bahwa roman Belenggu akan mendapat makna hakikinya bila dikontraskan dengan Layar Terkembang yang menjadi hipogramnya. Begitupun Layar Terkembang akan mendapat makna penuh bila disejajarkan dengan Siti Nurbaya. Layar Terkembang meneruskan ide-ide emansipasi wa-nita yang dikemukakan dalam Šiti Nurbaya. Sedangkan Belenggu menentang ide- ide emansipasi yang berlebihan yang menyebabkan kehidupan rumah tangga hancur dan tak bahagia, penuh ketidakharmonisan, dan ketegangan. Hal ini kontras dengan ide emansipasi dalam Layar Terkembang yang menghendaki wanita bebas menentukan peringatan hari RA Kartini 21 April masih terasa semarak. Bagi anak- anak TK dan SD, mungkin perayaan hari tersebut identik dengan berbagai baju khas nusantara, lalu melanggak lenggok di atas catwalk, dan akhirnya mendapatkan piala. Dengan even seperti itu, sebenarnya kita sedang memperkenalkan kepada anak-anak tentang emansipasi wanita dalam bahasa yang menyenang- kan. Bagi kita yang dewasa, ada banyak jalan membahas masalah ini, mulai dari pendidikan gender hingga pendidikan sastra. Nah, tulisan ini akan mengajak pembaca merunut kembali ide-ide emansipasi wanita dalam roman-roman terkenal, seperti Siti Nurbaya, Layar Terkembang dan Belenggu dengan memanfaatkan pendekatan intertekstual. Kajian intertekstual berangkat dari asumsi bahwa sebuah karya lahir diinspirasi oleh aspek- aspek tertentu yang telah ada pada karya-karya sebelumnya. Aspek-aspek Nurbaya diangkat secara verbal saja, namun memiliki pengaruh besar bagi sikap pengarang maupun pembaca setelahnya. Siti Nurbaya menceritakan betapa nasib wanita berada di tangan- tangan lelaki di sekelilingnya. Siti Nurbaya harus mengalah pada nasib untuk tidak meneruskan sekolah, sementara Samsulbahri teman dan Oleh: Muhammad Walidin, M.Hum Dosen Jurusan Sastra Arab Fakultas Adab/ Kaprodi Bahasa dan Sastra Arab UIN Raden Fatah calon kekasihnya meneruskan sekolah kedokteran ke Jakarta. Kekalahan kedua, Siti Nurbaya harus rela menerima Datuk Maringgih sebagai suaminya karena ayah Siti Nurbaya terlibat hutang yang sengaja ditebar karena sang Datuk yang sudah ringkih ini ternyata doyan kawin. Kekalahan Siti Nurbaya pada roman ini mengilhami tokoh Tuti dalam roman sebagai tokoh karikatur, seorang perempuan yang secara berlebihan menuntut persamaan hak dengan lelaki sehingga melalaikan tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Bila ia dimintai tolong oleh suaminya, ia merasa sebagai diperbudak. Belenggu hendak mengoreksi keinginan kaum wanita yang ingin "bebas 100%' seperti tokoh Tini. Akhirnya, Tono merasa Tini tidak menjalankan tugasnya sebagai istri. Ia berpaling ke tokoh Yah yang keibuan dan selalu menyambutnya dengan penuh kecintaan, melebihi istrinya sendiri. Yah mengerti kesukaan 'suami'; memberi sigaret kesenangannya, menyulutkan rokoknya, menanggalkan baju dokter dan sepatunya. Tono merasa seolah-olah telah tercapai cita-citanya. Menurut Tono, Yah adalah wanita sejati. Di rumah Yah, Tono hatinya tenang dan merasa tentram. Tentu mencintainya. Pada akhirnya, Tuti mendapatkan lelaki ideal, yaitu Yusuf. Ia dapat menghormati dan memahami hak-hak wanita serta teman yang baik dalam berdiskusi. Pada keduanya, timbul saling menghargai dan saling mencintai. Hubungan Yusuf dan Tuti tersebut dapat dikatakan sebagai transformasi pikiran Siti Nurbayanya Marah Rusli. Belenggu tampaknya mereaksi Layar Terkembang dalam hal emansipasi wanita meskipun tidak seluruhnya. Emansipasi wanita yang menggebu-gebu diperjuangkan STA lewat tokoh Tuti direaksi oleh tokoh Tini 'yang sangat terpelajar'. Jadi hubungan intertekstual antara Layar Terkembang dengan Belenggu adalah hubungan pertentangan. Belenggu hendak meluruskan perasaan Layar Terkembang untuk menjadi lebih terpelajar dan menjadi pejuang emansipasi wanita. Perjuangan wanita ini digemakan dalam pidato- pidato Tuti di depan berbagai majelis secara bergelora dan menggebu. Tuti juga berusaha mengamalkan persamaan hak ini dalam nasibnya, bahkan kalau perlu tidak usah kawin bila tanpa cinta dan haknya tidak sama dengan laki- laki. RA Kartini sebagai pejuang emansipasi wanita tampaknya akan sangat sedih melihat kaumnya hanya tamat pendidikan dasar sebagai mana Siti dalam Siti Nurbaya. Ia juga akan sangat kecewa bila kaumnya terlalu 'maju' seperti Tini dalam Belenggu. Akan tetapi, ia akan sangat respek dengan wanita yang berprinsip sebagaimana tokoh Tuti dalam Layar Terkembang yang bisa memaknai esensi emansipasi dengan benar. SELAMAT HARĪ KARTINI tersebut adalah unsur- unsur budaya, termasuk teks-teks sastra yang ditulis sebelumnya. Menurut Riffaterre, karya sastra yang menjadi latar penciptaan bagi karya kehidupannya serta mengajak kaum wanita untuk melakukan hal yang sama demi kemajuan bangsa. Tuti sebagai wujud transformasi ide-ide kemudian itu disebut hipogram, yang bisa saja meneruskan konvensi, menyimpangkan, atau menolaknya. Julia Kristeva juga meyakini adanya unsur hipogram ini dalam setiap karya. Menurutnya, tiap teks merupakan sebuah mozaik kutipan- kutipan dan merupakan penyerapan serta transformasi dari teks-teks lain. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa manfaat dari analisis intertekstual ini adalah dalam rangka memberi makna hakiki dan penuh terhadap berbagai karya dengan cara mengkontraskan dengan teks hipogramnya. Pembicaraan tentang emansipasi wanita dalam roman kali ini akan menemui benang merahnya bila terdapat usaha intertekstualisasi antara ketiga roman di atas. Dapat dikatakan masalah emansipasi wanita ini pertama kali diangkat dalam sastra Indonesia Modern oleh Marah Rusli ke dalam romannya Siti Nurbaya (1922), lalu Sutan Takdir Alisyahbana (STA) dalam Layar Terkembang (1936), dan Armijn Pane pengertian yang tidak benar tentang emansipasi wanita 'yang berlebihan'. Tokoh-tokoh dalam kedua roman ini memniliki kamajuan sebagai mana dikemukakan dalam Siti saja, hal ini menggambar- kan rumah tangganya yang hancur berantakan. Dari kedua roman di Nurbaya, digambarkan sebagai berikut. Tuti adalah wanita yang insaf akan dirinya. Ia tahu andai ia pintar, maka banyak hal yang bisa dicapai. Ia kukuh pendirian, tak suka beri memberi, gelisah bekerja, dan berjuang untuk cita- cita sesuai dengan pikirannya yang luhur. Ia seorang pemimpin perkumpulan wanita *Puteri Sedar' yang menyakini bahwa perempuan bangsanya memiliki nasib amat buruk dan diikat oleh beratus- kesejajaran. Tini dalam Belenggu adalah pejuang emansipasi wanita sebagaimana Tuti dalam Layar Terkembang. Se-mentara Tono memiliki kesejajaran dengan Yusuf. Yusuf mahasiswa sekolah tinggi kedokteran sedangkan Tono dokter lulusan sekolah tinggi kedokteran. Adapun perbedaannya, terutama tokoh Tuti dan Tini sangat kontras. Tuti wanita menerima lelaki atas, kehidupan pasangan modern dan terpelajar berbeda arah. Takdir PENGUMUMAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI - KAWASAN EKONOMI KHUSUS BUKIT ASAM DI KABUPATEN MUARA ENIM, PROV. SUMATERA SELATAN PT. BUKIT ASAM TBK berencana melakukan industri hilirisasi batubara untuk JADWAL meningkatkan nilai tambah batubara. Agar industri ini menjadi lebih kompetitif maka bisnis hilirisasi ini terintegrasi di dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang akan dibangun di lahan seluas + 585 Ha yang berada di Kecamatan Tanjung Agung dan Kecamatan Lawang Kidul Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan. yang ratus ikatan, yang harus tunduk pada kehendak kaum laki-laki sebagaimana terjadi pada Siti Nurbaya. la sangat konsekwen dalam perjuangan emansipasi yang terwujud dalam pembatalan pertunangan dengan Hambali, putera Bupati Serang karena tidak memiliki persamaan persepsi. Ia juga menolak lamaran Supomo yang tulus mencintainya, tetapi sebaliknya ia tidak pasangannya, bahkan dapat mengagumi sekaligus menghormatinya dan akhirnya ia mau menjadi istri Yusuf. Sementara Tini selalu melawan pikiran Tono, suaminya dan tidak mau mengurus keperluan suaminya. Ia seorang egois yang hanya memikirkan kesenangan sendiri. Dalam Belenggu, Tini lebih digambarkan SALATn Berdasarkan Permen LH No.P.38/2019 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, maka terhadap rencana kegiatan pembangunan KI-KEK ini wajib dilengkapi dengan dokumen AMDAL dan kewenangan pembahasan dokumen AMDAL berada di Komisi Penilai AMDAL Provinsi Sumatera Selatan. SELASA Kegiatan pembangunan KI-KEK Bukit Asam diperkirakan akan menimbulkan 21 APRIL 2020 (27 SYA'BAN 1441 H) SHUBUH : 04.43 WIB dampak positif, antara lain peningkatan kesempatan kerja, bertambahnya peluang usaha dan peningkatan pendapatan masyarakat. Sedangkan dampak yang bersifat negatif antara lain penurunan kualitas udara, penurunan kualitas air permukaan, serta adanya perubahan persepsi masyarakat. Untuk itu maka PT. Bukit Asam Tbk akan melakukan kajian serta melakukan pengelolaan lingkungan untuk meminimalisir dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positif. : 12.02 WIB : 15.21 WIB : 18.03 : 19.13 ZUHUR MAGHRIB WIB ASHAR ISYA WIB RABU 22 APRIL 2020 (28 SYA'BAN 1441 H) SHUBUH : 04.43 WIB Dalam rangka melaksanakan amanat peraturan perundangan yang berlaku, maka Bukit Asam Tbk mengumumkan rencana kegiatan tersebut dan mengharapkan saran, pendapat dan tanggapan dari masyarakat sebagai bahan kajian dalam proses AMDAL. Saran, pendapat dan tanggapan tersebut PT. PENG UMUM AN ( Tentang Sertipikat Hilang ) Nomor : 142 /300.7-16.01/ /2020 Lintuk mendapat aripikat baru sebgai pengganii Serpikat pang hang berdaaarkan kaentunn pasal 5ayat {2) Perauran Pemerintah Nomor 2 HOTEL GRAND DUTA SYARI'AH PALEMBANG JL Radial No.01 Telp. (0711)372700, Fax. (0711) 366027 PALEMBANG BERSIH. AMA N DAN NYAM AN BERLOKASI DITENGAH KOTA, DEKAT KEMANA MANA HOTEL Tahun 1997 bantung Pendataran Tanah, dengan ini diumumkan bah : disampaikan secara tertulis selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sejak diterbitkannya pengumuman ini disertai identitas lengkap kepada : Tak aias anah jania dan nomor Hak Tanggal Pembukun n Sertipikat Laak Tanah a. Jatan E. De Kal s Kes Nama Alarmat Tardaftar Ata No Kat GRAND DUTA Pemohon Nama -Surat Tanda Terima Laporan Kahikangan hi: Nomor: STPLK1SMGOzOSUMSELOKUSEK-ATA- TIMUR Tanggal 30 Januari 202D Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Selatan; Jl. Aerobik, Kampus JI. POM IX No.04, Lorok Pakjo, Kec. Ilir Bar. I, Kota Palembang, Sumatera Selatan 1. Amiriciah.M Deaa Tanjung Kemala Kac. Baturaja Timur AMIRIDAH. M HIM:4 Tanjung Kamaia b. Tanjung Kamala e Baturajaa Timur RESERVASI : 30126; Telepon (0711) 359974; Email : sekretariat@amdalsumsel.com. GRATIS : 0711 372700 Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim; Jl. Mayor H Tjik Agus SARAPAN PAGI Daiam wakiu 0 Diga puluhi hari anjak anggal pengumuman ini, bagi mrka yang THeraa berkaberaian dapat mengjukan kaberatan kapada kami dengan diaariai ainaan an bukti yang kuat. Kemas, Komplek Perkantoran Islamic Center, Kabupaten Muara Enim, 31311. Jka aetelah 30 (aga pulun hari sdak ada kaberatan terhadap permohanan penggani aertipikat terebut diataa, maka eripikat panggan akan WIFI diterbikan dan beriaku ah menurut hukum dan aripikat yang dinyatakan hilang sdak barlaku ingi Telepon : (0734) 7420102; Email : kpa.muaraenim@gmail.com Bu a Feora e Kantor PT. Bukit Asam Tbk Pengembangan dan R&D Direktorat Pengembangan Usaha, Menara Kadin Indonesia Lt. 9 & 15 JIL. HR. Rasuna Said Blok. X-5 Kav. 2-3 Jakarta, 12920; Telepon : (021) 5254014. PARKIR Divisi Strategi Korporat dan Eksplorasi NEION. SH HADIAH SOUVENIR SETIAP HARINYA DIREKTUR UTAMA: H Herman Darmo, DIREKTUR: Hadi Prayogo, Ir HM Soleh Thamrin (Staf) PEMIMPIN UMUM: H Herman Darmo. KEPALA NEWSROOM SRIWIJAYA POST-TRIBUN SUMSEL: Hj L Weny Ramdiastuti PEMIMPIN REDAKSI/PENANGGUNGJAWAB: Hj L Weny Ramdiastuti. REDAKTUR EKSEKUTIF: Sutrisman Dinah. MANAJER PRODUKSI: Wiedarto, Sugeng Haryadi (Wakil). WAKIL MANAJER LIPUTAN: Rustam Imron. MANAJER ONLINE: Sudarwan. SEKRETARIS REDAKSI: H. Salman Rasyidin. STAF REDAKSI: Aminudin, Subardi, Azwir, Syahrul Hidayat, Leni Juita, H Muhammad Husin, Abdul Hafiz, Tarso, Ardani Zuhri, Zaini, Hendra Kusuma, Ahmad Farozi, Dewi Handayani, Eko Adiasaputra, Evan Hendra, Mat Bodok, Welly Hadinata, Wawan Seftiawan, Andi Wijaya (Empatlawang), Beri Supriyadi (Ogan Ilir), Fajeri Ramadoni (Muba), Alan Nopriansyah (OKU Selatan), Ehdi Amin (Lahat). Ilustrator: Antoni Agustino TRIBUN NEWSROOM JAKARTA: Febby Mahendra Putra (GM NEWSROOM) HARIAN UMUM SRIWIJAYA POST Penerbit PT Sriwjaya Perdana SIUPP: No 233/SKMenpen SIUPPYA.7/1987 tanggal 22 Juni 1987 Jo. 196/Ditjen PEMIMPIN PERUSAHAAN: MF Ririn Kusumawardani MANAJER IKLAN: M. Yahya. MANAJER SIRKULASI: Zulkarnain Tarmizi MANAJER KEUANGAN: Ria Indiani MANAJER UMUM: Harina Asiana MANAJER PSDM: Zainab Alhady MANAJER PROMOSI: Slamet Haryono ALAMAT REDAKSIIKLAN/SIRKULASI: JI Alamsyah Ratu Prawira Negara No. 120Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan lir Barat I Palembang. Telp (0711)440088, Fax(0711)447071.PERWAKILAN JAKARTA: Jalan Palmerah Selatan 12 Jakarta 10270, Telp. (021)5483863, 5495359, 5494999, 5301991, Fax (021)549536O IKLAN: Gedung Persda Lt 1 JI Palmerah Selatan No. 1-4 Jakarta 10270 Telp (021)5483008, 548 O888, 549 0666 Ext 7635 s/d 7638 Fax (021)5369 6583 E-mail: sriwijayapost@yahoo.com HARGA LANGGANAN: Rp50.000 sebulan (pembayaran dimuka), luar kota plus ongkos kirim. Terbit tujuh kali seminggu. Pembayaran iklan langsung ke Bank Central Asia Palembang Rek No. 021-3253155, Bank Permata Palembang Rek. No. 0400027048, BNI 46 Palembang Rek. No. 0051447426, BRI Palembang Rek. No. 1001.01.000049.302, Bank Sumsel Babel Rek. No. 140.305.3664, Bank Mandiri Rek. No. 113-0002004574 atau langsung ke Kantor Pusat JI Alamsyah Ratu Prawira Negara No. 120 Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan lir BaratIPalembang, Telp (0711)440088. PERCETAKAN: PT Sumsel Media Grafika, JIAlamsyah Ratu Prawira Negara No. 120Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan llir BaratI Palembang (Isi di luar tanggungjawab percetakan). WARTAWAN SRIWIJAYA POST SELALU DIBEKALITANDA PENGENAL DANTIDAK DIBENARKAN MENERIMA/MEMINTA APAPUN DARI NARASUMBER
