Tipe: Koran
Tanggal: 1991-10-03
Halaman: 06
Konten
Halaman 6 Harian Untuk Umum Bali Post Pengemban Pengamal Pancasila Tajuk Rencana Bali Post KAMIS, 3 OKTOBER 1991 KAMIS, 3 OKTO PGSD dan Hantu Pengangguran Indo Be oleh dikatakan saat ini program Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) masih "seumur ja- gung", dalam arti usianya masih relatif muda. Meski pun usianya masih relatif muda ternyata kompleksi- tiga tahun lagi di SMA, yang kedua-duanya dibare- tas problematika yang dihadapi sungguh sangat he- Pembinaan Berbahasa Indonesia di Sekolah SAMPAI hari ini, masih santer keluhan mengenai kegagalan pengajaran Bahasa Indonesia di seko- lah. Yang terakhir ini, seorang guru sekolah mene- ngah di Mataram, Ibu Marsian, mengaku sering me- lihat sebuah kejanggalan, seorang siswa memper- oleh nilai lebih tinggi untuk Bahasa Inggris ketim- bang untuk Bahasa Indonesia. Pengakuan itu di- sampaikannya dalam rangka Seminar Dampak glo- balisasi Terhadap Pemakaian Bahasa Indonesia, Minggu (22/9) yang lalu. Walaupun perbedaan nilai yang terasa aneh ter- sebut belum dapat menggambarkan keadaan sebe- narnya secara tepat, namun kenyataan bahwa ke- mampuan berbahasa Indonesia siswa-siswa kita, bahkan seringkali dikeluhkan juga mahasiswa kita, sudah lama terdengar dan terus terdengar. Apabila kenyataan memang menunjukkan demikian, maka sepatutnyalah masalah tersebut kita angkat sebagai suatu bahan pemikiran yang perlu dicari pemeca- hannya. Masalah pertama yang akan segera muncul da- lam pikiran orang adalah, bagaimana bahasa Indo- nesia diajarkan di sekolah-sekolah. Dari situ akan dapat kita lihat bagaimana sekolah melaksanakan pembinaan berbahasa Indonesia siswa-siswanya selama mereka berada di sekolah. Dari situ, selan- jutnya, akan dapat diketahui apa yang sebenarnya salah atau kurang, sehingga proses belajar- mengajar bidang ini kurang berhasil. Sebenarnya, pembinaan berbahasa Indonesia untuk anak-anak sekarang sudah jauh lebih maju ketimbang anak-anak dari limabelas-duapuluh ta- hun yang lampau. Perkenalan mereka dengan Ba- hasa Indonesia sudah jauh lebih dini dan berjalan amat intensif. Sejak dari Taman Kanak-kanak, me- reka sudah dibiasakan menggunakan Bahasa Indo- nesia secara aktif. Hal itu dimungkinkan karena me- reka sudah mengakrabi bahasa nasional kita sejak di rumah melalui orangtua, saudara, dan media ko- munikasi seperti majalah, surat kabar, radio, televi- si. Dua puluh tahun yang lalu, mungkin sekarang pun masih terjadi, di daerah-daerah terpencil, ke- sempatan berakrab-akrab dengan bahasa Indone- sia semacam itu jelas tidak ada. Selama di SD pengajaran Bahasa Indonesia lebih ditekankan pada segi penguasaan berbahasa, de- ngan memberikan bagian yang amat kecil bagi pela- jaran tentang bahasa (struktur, kesusastraan, dll.). Pelajaran tentang bahasa yang lebih besar agihan- nya (jatahnya) mulai siswa memasuki SMP, bertam- bah besar sewaktu mereka belajar di SMA, dan akan menjadi paling besar apabila siswa memilih bidang studi Bahasa Indonesia bidang mayor. Kalau langkah yang bagus tersebut benar-benar dijalankan dengan baik, siswa memperoleh masa pembinaan berbahasa Indonesia dalam waktu yang cukup panjang: dua tahun di TK, enam tahun di SD (keduanya secara penuh), tiga tahun di SMP dan ngi pelajaran tentang Bahasa Indonesia. Apabila kita hitung, jumlah seluruhnya adalah 15 tahun. Me- mang terasa amat aneh apabila siswa masih tetap tidak memperoleh kemampuan berbahasa yang memadai sesudah masa pembinaan 15 tahun. Lan- tas pertanyaannya, siapa yang salah? Siswanya, guru atau yang lain? Untuk memvonis bahwa kesalahan terletak pada siswa rasanya kurang beralasan. Dengan berbuat begitu, sama saja kita mengatakan bahwa rata-rata siswa kita bodoh atau malas. Apabila memang rata- bagaimana mereka bisa menguasai bahasa khas remaja (prokem) mereka dengan terampil? Bagai mana mereka mampu belajar dan menguasai bidang-bidang studi yang lain? Apakah bahasa In- donesia jauh lebih sukar? rata mereka bodoh, malas, atau bodoh bin malas Apabila masalahnya tidak terdapat pada siswa, maka kemungkinan pada guru. Namun harus kita ingat, praktek mengajar guru pun tidak merupakan satu tindakan yang utuh dalam dirinya. Di dalamnya terdapat sejumlah unsur penunjangnya, seperti mo- ril, kesempatan, dan metode. terogen serta bervariasi. Dalam usianya yang relatif sudah tidak kekurangan guru muda tersebut ternyata juga ba- SD; masalahnya hanyalah me- nyak komentar, opini, kritik, nyangkut distribusi yang tidak dan bahkan sinisme masyarakat merata. Adapun data yang di- dialamatkan kepada pengelola- sajikan sbb: data BAKN per 31 nya. Ada komentar yang me- Maret 1991 menyebutkan jum- nyatakan bahwa PGSD merupa lah guru SD di Indonesia seba- kan manifestasi dari program nyak 1.166.605 orang, sedang kependidikan yang bentuknya kan jumlah SD-nya (mengacu kurang jelas, PGSD sebagai salah satu surat Mendikbud ke- program yang kurang perhi- tungan, PGSD tidak lebih seba- 145.676 gedung. Jadi, kalau tiap pada Men-PAN) mencapai gai program penunda pengang- SD rata-rata hanya memerlukan guran lulusan sekolah guru, dan 7 (tujuh) orang guru maka un- masih banyak komentar dan tuk 145.676 SD hanya dibutuh- kritik yang lainnya. dari jumlah guru yang ada. kan 1.019.732 orang; lebih kecil Memang harus diakui bahwa saat ini pengelola PGSD tengah menghadapi berbagai komplek- sitas; antara lain disebabkan adanya kenyataan tentang me- nurunnya minat masyarakat ke- pada program itu sendiri. Di da lam penerimaan mahasiswa ba- Oleh Supriyoko Apabila kita mengikuti garis logika Pak Waskito tersebut maka sesungguhnya sekarang ini kita bukan sekadar tidak ke tas lembaga. adalah 1:24. pat diartikan sebagai terdapat nya ancaman "hantu" pengang Ked Jakarta (Bali Post Indonesia akan nyak 250.000 ton Presiden Soeharto wisata Vietnam L kemarin, di mana teri Perdagangan Sebaliknya menur Le Van Triet kepada Presiden Soeharto m Indonesia siap m bantuan teknik ke nam agar produksi b itu meningkat. Cara menggunakan urea tuk tanaman padi ya bat pada penguran kaian pupuk urea h namun hasilnya lahnya akan menjadi kompleks "Over Optimistic" lagi karena bukan saja me- nyangkut pengangguran itu Secara empirik beberapa pro- Dengan memperhatikan kembang ke masalah kredibili kanlah misalnya di Propinsi lah sekolah, jumlah guru dan sendiri, akan tetapi juga ber- pinsi memiliki tingkat atau ang angka-angka tersebut, teruta Buran bagi para lulusan prog ram PGSD kelak. ka rasio yang lebih baik; kata- Ima angka-angka tentang jum- Berdasarkan analisis tersebut berpendapat jangan Akhir-akhir ini IKIP dan Daerah Istimewa Yogyakarta jumlah murid nampaknya me saya (DIY). Sekarang ini rasio guru mang agak sulit menyatakan sekali-kali memberikan infor tak calon-calon guru secara Apabila mengacu data pendidi SD; atau setidak-tidaknya keku- para mahasiswa PGSD sehingga FKIP sebagai lembaga pence. murid SD di DIY sekitar 1:19. terdapatnya kekurangan guru masi sedemikian rupa kepada bertubi-tubi sedang mendapat kan persekolahan tahun ajaran rangan guru SD bukan merupa menimbulkan optimisme yang sorotan tajam masyarakat; kri- 1989/1990 yang dikeluarkan o- kan masalah besar dan mende. berlebihan (over optimistic), khu mengalir dengan derasnya. Itu DIY menyebutkan bahwa jum- tentu). Hal ini menjadi sangat oleh pekerjaan setelah lulus tik pedas dan berbagai sinisme leh Kanwil Depdikbud Propinsi sak (kecuali untuk bidang ter- susnya dalam upaya memper KIP dan FKIP berkaitan dengan SD di wilayah DIY sudah men- semua dialamatkan kepada I- lah guru (dan kepala sekolah) penting karena secara langsung nantinya; tetapi kepada mereka lulusan yang dipandang sebagai capai 21.239 orang untuk meng- maupun tidak langsung berkait. justru perlu diberi informasi kurang berkualitas, khususnya asuh 399.495 murid. Dengan de- yang disiapkan untuk menjadi kan tertantang untuk berjuang an dengan nasib lulusan PGSD apa adanya sehingga dirinya a menyangkut penguasaan ma- mikian setiap guru SD di DIY calon-calon guru SD. teri pelajaran (subject matter). mengaplikasikan ilmu dan ke Kita dapat memprediksi apabi- atau 19 murid. Tidak kurangnya guru SD da- terampilannya! rata-rata "hanya" mengasuh 18 la lulusan PGSD yang nota bene juga merupakan hasil produksi tersebut, baik untuk skala na- Dari angka rasio guru-murid Tabel : dapat dipastikan kritik pedas dapat tergambarkan peta guru IKIP dan FKIP, maka hampir sional maupun skala propinsial, dan sinisme tersebut akan se- SD; dengan demikian akan ter- makin "ramai" dan gencar lagi. Rasio 1:24 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Skema Persekolahan Sekolah Dasar (SD) di Indonesia di Lingkungan Komponen Negeri Swasta Jumlah gambar pula sejauh mana sebe- narnya kekurangan atau bah- Benarkah SD di negara kita kan kelebihan guru SD. Rasio sudah tidak kekurangan guru? 1:24 untuk skala nasional serta Pertanyaan ini sebenarnya a- 1:19 untuk skala propinsial DIY gak sulit dijawab secara tuntas. kiranya relatif sangat bagus; se- Apabila kita mengikuti logika bagai komparasi secara konven- Pak Waskito tersebut dengan sional rasio ideal dosen- membandingkan jumlah seko- mahasiswa pada perguruan lah dengan jumlah guru maka tinggi adalah 1:20 untuk jawaban atas pertanyaan itu a bidang-bidang ilmu sosial, dan dalah 'benar'; Artinya sekolah 1:15 untuk bidang-bidang ilmu Sumber: Depdikbud, "Rangkuman Statistik Persekolahan Tahun 1988/ Apabila kita kembalikan pada pangkal pembicara an kita tadi, yaitu pembinaan berbahasa, maka per- tanyaannya kini berubah menjadi: berapa persen dari alokasi waktu diberikan kepada pembinaan? Maksudnya, sebesar apa perhatian guru dan proses belajar-mengajarnya diberikan untuk upaya pem- tersebut, hal ini terindikatori kurangan guru SD, akan tetapi sekolah dasar di negara kita me- eksakta. binaan berbahasa? Salah satu pertanyaan lain, sejauh mana pem- binaan berbahasa dikaitkan dengan pembinaan berpikir dan menata pikiran? Hal ini menjadi penting karena pada dasarnya berbahasa yang baik meng- ru yang lalu terdeteksi secara jelas betapa menurunnya minat secara kuantitatif sudah kele- Sekolah Siswa Lulusan Pengulang 135.565 24.813.810 3.129.797 2.403.816 10.006 1.911.554 259.751 155.252 145.571 26.725.364 3.389.548 2.559.068 Guru 1.052.174 81.915 1.134.089 Pegawai Kelas 99.832 901.023 7.164. 106.996 69.874 970.897 1989," 1989 andaikan juga berpikir yang baik. Seorang yang ber-nalisis Akademis PGSD", Bali an tersebut adalah timbulnya makai angka rasio guru-murid. menjadi suatu barang yang gra- mengenai dampak lingkungan) dugul menurutnya bukan kare pikir kacau juga akan berbahasa dengan kacau. Sebaliknya, seorang yang berpikir baik dan mampu menata pikirannya dengan baik juga akan berbaha- sa dengan baik. Kata orang, bahasa seseorang ada- lah gambar dari pikirannya. Memberikan kesempatan siswa mengemukakan pendapat/pikirannya, dalam bidang studi apa saja, nampaknya merupakan cara yang baik untuk me- semua guru dapat berperan sebagai pembina Post, 19/06/91). Masalah PGSD barangkali a- dengan menipisnya jumlah pen- bihan guru SD.Oleh karena daftar dibandingkan dengan angka-angka tersebut adalah jumlah pada tahun yang sebe. angka nasional maka daerah lumnya. Analisis mengenai terpencil pun tidak lagi meng PGSD pun saling bermunculan alami kekurangan guru SD. (baca: Supriyoko, "UMPTN : A- Sebagai imlikasi dari keada- "hantu" pengangguraan bagi pa- kan aktual kembali, hal ini bera lulusan PGSD itu sendiri. Se- diketahui bagaimana pe- pala Badan Administrasi Kepenyelenggaraan progaram PGSD gawaian Negara (BAKN), Was- (jalur prajabatan) pada berba- kito Reksosoedirdjo, baru-baru gai perguruan tinggi, baik PTN ini bahwa sesungguhnya negara maupun PTS yang ditunjuk, a rangan guru Sekolah Dasar guru-guru SD yang profesional. Katakanlah PGSD memang ber- daerah-daerah terpencil. kaitan dengan pernyataan Ke- lainkan bagaimana pemba- lainkan sejauh mana hal itu di- ngunan tersebut mampu kita lakukan dan sejauh mana ren- lingkungan sehingga keberlan tauan lingkungan dilaksana (Sambungan Hal 1) lakukan berwawaskan pada cana pengelolaan dan peman jutannya bisa dijaga. Karena itu kan," tegasnya sekali lagi. perlu studi Amdal (Analisis Penundaan proyek PLTP Be untuk menentukan apakah na keberadaan Jalak Bali me proyek tersebut layak secara lainkan dikhawatirkan akan pu- lingkungan. Jika sudah menca- nahnya species cemara tertentu, pai hal itu dilanjutkan lagi de- bentuknya pendek yang hanya pengawasan terhadap peng- manusia menurutnya akan da ngan bagaimana melakukan ada di Bali. Lewat hasil pikiran elolaan lingkungan tersebut un pat dicarikan jalan tengah ba tang. Untuk itu diharapkan ha- nas bumi tersebut tanpa me sil Amdal ini jangan hanya me- rugikan species dari cemara ter- lakukan pembinaan berbahasa. Dengan cara ini, kita tidak lagi mengalami keku- dalah dalam rangka mencetak ta selengkapnya disajikan da- ada konvensasinya dan perlu tuk kelanjutan generasi menda- gaimana cara menggunakan pa hasa, bukan saja guru Bahasa Indonesia saja. Akan (SD), termasuk guru SD untuk hasil memproduksi calon-calon cari rasio guru-murid dalam gi sebagai sesuatu yang gratis, rupakan formalitas saja, me- sebut. (Sue/DM) ba- tetapi konsekuensinya, semua guru juga adalah pembina cara berpikir siswa, melalui mata pelajaran mereka masing-masing. Ada sejumlah mata pela- jaran yang potensial amat menunjang proses pem- binaan berbahasa, yaitu Sejarah, Ekonomi, Geogra- fi, PMP, asal saja guru tidak terlalu asyik dengan penggunaan obyective test dan pertanyaan- pertanyaan sebutan (isian, jawaban singkat, dll.). Hantu Pengangguran Atas pertanyaan menyangkut masalah guru SD dalam forum rapat kerja salah satu komisi DPR, Pak Waskito dalam kapa- sitasnya selaku kepala BAKN menyatakan bahwa negara kita guru SD yang profesional, teta- pi kalau formasi di lapangan kerja tidak ada maka sudah ba- rang tentu mereka dikejar-kejar oleh "hantu" peng- angguran. akan Apabila keadaan tersebut benar-benar terjadi maka masa- mudian muncul Pakjan (Paket Januari) di mana dana Kredit Bank Indonesia (Sambungan Hal 1) Likuiditas (KLBI) ditarik. "BRI kena lagi mang sudah tidak mengalami kekurangan guru lagi. sihkan sejenak sebab ada indi- Logika tersebut dapat kita si- 10 Tahun kator lain untuk menentukan baiknya dalam bentuk adanya kurang-tidaknya formasi guru suatu pola pengelolaan air di di lapangan; yaitu dengan me- mana air tersebut bukan lagi Data nasional yang saya miliki tis. Kondisi sekarang yang terja menyebutkan bahwa jumlah SD di di mana masih menganggap sebanyak 145.571, jumlah mu- air sebagai suatu barang yang rid sebanyak 26.725.364 anak, gratis mengakibatkan peman- jumlah guru 1.134.089 orang, dan jumlah ke- Karenanya setiap pemanfaatan sebanyak faatan air menjadi sangat boros. las sebanyak 970.897 kelas. Da- sumber daya alam seharusnya lam tabel. Periksa Tabel. adanya perencanaan dan peng. Dari angka tersebut dapat di- embangan di mana air bukan la- skala nasional, yaitu 1.134.089 melainkan harus dibayar. guru untuk mengasuh 26.725.364 murid. Dengan de- bangunan menurutnya yang pa- Di bidang perencanaan pem- 2.470 akan mengasuh sebanyak 23 a- tata ruang yang harus dipatuhi. yang minta dimasukkan," ujar- karena jumlah KLBI di BRI Rp mikian setiap guru SD rata-rata ling penting lagi adalah adanya tau 24 murid. Katakan saja tiap "Walaupun tata ruang tersebut nya. Namun tidak semua permo- 840 milyar," ujarnya. guru mengasuh 24 siswa; hal itu sifatnya dinamis akan tetapi te- berarti bahwa rasio guru-murid tap harus dipatuhi," tegasnya. Dengan ditariknya KLBI, lan- Sehingga proses perencanaan Salah Rekrutmen jut Karmady, kredit untuk latif tidak mengalami perkem- casila, kita jangan terpaku pada inci jelas, sebaliknya bagaima- pembangunan tetap berdasar- Saat ditanya wartawan ten- pengusaha lemah mengguna- bangan. Hal ini menimbulkan pengembangan koran koran na konsep dan mekanisme as- kan atas pola-pola sesuai de- tang rasionalisasi tersebut, Kar- kan dana komersial. Bunga pin- persoalan baru, baik berkaitan besar yang sudah mapan. Per pek usahanya masih perlu pem- ngan kondisi penduduk, ling. mady menjelaskan, salah satu jaman yang dulunya hanya 12 dengan etika bisnis dalam du- hatikan juga pengembangan ko- bahasan khusus lagi dalam sua- kungan dan kebudayaan. Bali penyebabnya karena kesalahan persen naik sampai 25 persen, nia kewartawanan maupun, ter- ran koran kecil. tu forum khusus. Pembicara penghasil devisa negara yang sistem rekrutmen karyawan hal tersebut mengakibatkan ti- utama, yang menyangkut aspek Pernyataan psikolog asal Se- nya, yang sudah tentu harus cukup tinggi jika tidak mampu BRI pada masa-masa lalu. Ba- dak lancarnya pengembalian idiilnya sebagai Pers Pancasila. marang ini ada kaitannya de- mengangkat kajian mendalam mengelola Bali dengan baik, nyak yang dilakukan dengan ca- pinjaman. Perkembangan ini menggugah ngan aspek pemerataan. Dalam yang harus dipersiapkan terle- yang disesuaikan dengan pola ra "titipan" sehingga profisio- Hal lain yang menyebabkan - ini bih dari akan habis begitu saja kat Bali rangsikan. perhatian karena dapat menju- kaitan ini dapat dikemukakan bih dahulu, bukan hanya dari kebudayaannya suatu saat Bali nalisme dan keterampilan di- BRI mengambil keputusan itu, katanya, karena BRI juga harus ngan bebas"....yang menghan- masuk desa di Indonesia, yang yang sudah mapan, tetapi juga nya setiap perencanaan pemba- Di samping itu, BRI diberi tu- melihat ke depan terutama ke- curkan idealisme pers Indone- di satu pihak sering dilecehkan dari kalangan pengusaha pers gunan juga harus melihat ada gas untuk menyalurkan kredit mungkinan akan dikeluarkan. sia karena hanya mengejar karena konon, untungnya sedi- nasional kecil yang sedang ber- nya inter generation yaitu adanya kepada petani, membuka kan nya RUU perbankan yang se- maksimalisasi "profit" semata. kit, tetapi di pihak lain, jika di- kembang. Pengalaman "koran solidaritas antar-generasi di tor cabang dan kantor cabang dang digodok di DPR. Dalam A.S.Achmad menyatakan kelola dengan baik sangat me- kecil" ini pasti juga banyak mana perencanaan pembangun pembantu di pelosok tanah air RUU pengaruh konglomerasi eko- nunjang upaya pemerataan, manfaatnya. an juga untuk generasi menda- tanpa adanya studi kelayakan mengutamakan aspek prudently nomi sudah menjalar ke dalam baik pemerataan informasi Perguruan tinggi mana yang yang mendalam. Akibatnya ba- sehingga bagi Bank yang tak se- tubuh pers nasional. Gejala ini maupun pemerataan lahan u- akan memprakarsai penyeleng- PLTP Bedugul nyak kantor cabang tersebut hat tak akan bisa bertahan. merupakan kemajuan, sekali- saha penerbit pers nasional di garaan suatu forum yang akan proyek PLTP Bedugul dikata- subsidi dari pusat. masalah yang merugi, sehingga harus di- gus tantangan. membahas penjabaran konsep kan, kebijaksanaan yang akan Darmanto Jatman juga meng- Jika dari aspek redaksional, dan mekanisme Sistem Pers diambil bukan menemukan se- cara terpisah antara pemba- ngunan dengan lingkungan, me- Catatan Seminar Nasional Pers Pancasila (III-Habis) Bisnis Pers: Kemajuan sekaligus Tantangan Idealisme Pers Pancasila Banyak peserta seminar si adalah anyak peserta seminar si adalah menjadi aparat dari berlangsung "berdarah da- lan Iskan, dari Jawa Pos, meng- tujuan tujuan perusahaan. A. sama penerbit pers sudah mulai ungkapkan kecenderungan-ke- gak tertolong, menurut Dahlan jarang terdengar, yang lebih se- cenderungan pengelolaan pe- Iskan, jika Pemimpin Redaksi ring terdengar adalah "pe- nerbitan pers yang sedang dan menjabat juga Direktur Utama. saing". Pengelompokan media bakal terjadi di Indonesia. Ia, Yang juga menarik adalah ba- dalam grup grup bisnis pers yang bersama Atang Ruswita gaimana posisi pemimpin re- muncul bersamaan dengan dari Pikiran Rakyat tampil seba- daksi dalam budaya bisnis pers munculnya investor investor gai pembanding dalam topik di Indonesia kelak. Dalam dokt- baru. Dengan menyebutkan be- "Budaya Bisnis dalam Pers In- rin manajemen perusahaan, de- berapa kota di Indonesia, Dah donesia" mengungkapkan ke- mikian Dahlan Iskan, hanya di- lan Iskan menyatakan sebagian cenderungan yang didasarkan kenal tiga unsur: marketing, investor tidak berhasil. Muncu- pada studi komperatif di Ame- produksi dan keuangan. Maka lah investor baru, gagal lagi. rika Serikat, negara biangnya posisi redaksi yang dipimpin Jika sudah kapok, maka makin kapitalisme. Timbul perta- seorang pemimpin redaksi ha- tampak kristalisasi dalam pers nyaan: Apakah kecenderungan nyalah bagian dari produksi. kita. Dalam proses ini makin -kecenderungan di Amerika se- Kalau "produksi" dipimpin seo- terlihat mana di antara sekian laras dengan budaya bisnis Pers rang direktur produksi maka banyak media di suatu kota Pancasila? Sebelum pertanyaan yang berhasil bertumbuh dan ini terjawab, muncul perta- sekaligus menampakkan media nyaan berikutnya: Apakah kita apa saja yang tercecer. Proses larut saja dalam arus kecende- rungan yang terjadi atau meng- endalikannya sesuai dengan konsep bisnis Pers Pancasila. Di antara peserta seminar yang mengungkapkan "kecuri- gaannya" itu adalah Drs. Dar Oleh Widminarko Prof.Dr.H.A.Muis melihat bisa-bisa posisi pemimpin re- kristalisasi ini tampaknya su- daksi hanyalah sebagai kepala dah mendekati selesai. bagian. Bahkan dengan muncul- nya teori baru bahwa "produk- kristalisasi ini dari sisi lain. As- si" kini harus sudah menjadi ba- pek permasalahan pers sema- gian dari marketing maka bisa bisa posisi pemimpin redaksi kin luas dan kompleks terutama karena munculnya fenomena baru yakni globalisasi media manto Jatman, Ketua Jurusan hanyalah kepala seksi belaka. Ilmu Komunikasi Fisipol Uni- versitas Diponegoro dan Dar- runnya "jabatan" pemimpin re- Pers Pancasila yang mengu mansjah Darwis redaktur Ang- daksi, tetapi juga menyangkut tamakan idealisme menghadapi hal lainnya yang sangat prinsi- tantangan industrialisasi, glo- Masalahnya bukan hanya tu- massa dan informasi. Konsep katan Bersenjata. Di Amerika Serikat, demi- pial. Dalam posisi redaksi yang balisasi dan kemajuan tekno- kian diungkapkan, pada tahun sangat didominasi oleh posisi logi komunikasi. Prof Muis pun tahun terakhir ini tidak terde- manajemen perusahaan, apa- bertanya-tanya: Akan terjadi- ngar terbit koran baru, yang ter- kah tidak berarti dominasi as- kah kristalisasi yang ideal? A- dengar koran mati. Kristalisasi pek pers akan bergeser, dari do- pakah industrialisasi yang me- telah terjadi dan di tiap kota minasi aspek idiil sebagaimana mahami informasi hanya seba- muncul satu koran utama, se- diamanatkan oleh Undang-Un- gai komoditi belaka akan me perti New York Times di New dang tentang Ketentuan Pokok nang melawan tuntutan idea- York, Washington Post di Was- Pers No.21/1982 menjadi domi- lisme? hington, Chicago Tribune di Chi- nasi aspek komersial. A.S.Achmad, guru besar Fisi- cago. Kecenderungan yang di- Kekhawatiran ini mendorong pol Universitas Hasanuddin ungkapkan Dahlan Iskan sebe- kita untuk segera menjabarkan lainnya, juga melihat fenomena narnya bukan hanya berdasar konsep dan mekanisme budaya baru itu yang harus diwaspadai. kan pengalaman di Amerika Se- bisnis model Sistem Pers Panca- Dalam tulisannya di harian Fa- rikat, juga merupakan konse- sila. "Meskipun personalia jar, A.S.Achmad mengungkap- kuensi kelembagaan penerbit personalianya sudah pancasi- kan masalah lain yang juga ti- pers di Indonesia yg berbentuk lais, tetapi akan tetap kalah dak kecil pengaruhnya terha PT. Mengingat bentuknya PT, dari sistem dan mekanisme dap etika pers nasional, yakni harus ada Dewan Komisaris dan yang ada. Hal ini antara lain masuknya industri kapital da- Dewan Direksi. Dewan Direksi mencuatkan persaingan tidak lam perusahaan penerbitan ser- dipimpin seorang direktur u- sehat di kalangan pengelola ta gejala penggabungan dan pe- tama, dengan demikian, adalah pers kita," komentar Atang musatan. Akibatnya melahir- penanggung jawab seluruh ja- Ruswita. kan persaingan tajam dalam du- lannya penerbitan. Maka, mes- Bahkan, Dahlan Iskan meng- nia tersebut untuk mempe- tinya seorang pemimpin redak- gambarkan persaingan telah rebutkan pangsa pasar yang re- Surat Pembaca Persyaratan: Sertakan fotokopi identitas Soal Listrik di Rendang PLN Bikin Kaget daerah daerah. ingatkan agar berbicara ten- konsep dan mekanisme Sistem Pancasila dari aspek usaha tang pengembangan Pers Pan- Pers Pancasila sudah mulai ter- (bisnis)-nya? ujan jika tidak mengun- seperti di Bangladesh dan sejumlah ne- gara lainnya sejak akhir-akhir ini-senantiasa merupakan ke- butuhan paling pokok manusia. Sandang, pangan, papan (wis- ma), dolanan (rekreasi), sampai- sampai agama pun tak akan di- nikmati manusia jika hujan tak turun ke bumi di mana kita ting- gal. Hujan mendatangkan air dan air mendatangkan kehidupan dan pada akhirnya kehidupan menciptakan kebudayaan. Tidak mengherankan bahwa kebu- dayaan kebudayaan besar ma- nusia dahulu lahir di tepi benga- wan. Sungai - sungai besar Nil, Tigris, Eufrat, Sindhu, Hoang- ho dan Yangtse-kiang menyaksi- kan apa yang oleh para ahli seja- rah disebut civilisations des gran- des fleuves. Sungai - sungai besar bukannya hanya memberikan berkat, namun juga bisa menda- tangkan laknat. Ini merupakan tantangan bagi manusia untuk mengembangkan berkat, dan se- kaligus membatasi laknat. Haki- kat budaya adalah pengemba- ngan potensi alamiah (mentalitas dan lingkungan alami fisik) un- tuk melanjutkan kehidupannya. Untuk mencukupi kebutuhan akan air yang datang dari hujan berbagai sikap dan tingkah polah manusia bisa kita simak. Nenek- moyang kita dahulu suka mem- bakar hutan supaya timbul awan tang. Menyinggung honan tersebut dikabulkan. Setelah deregulasi, BRI yang dulunya mendapat subsidi un tuk menyalurkan kredit kecil, kini dituntut untuk mandiri. Ke- Hujan dan Kelakuan Manusia dan kemudian menjadi hujan. Si- kap ini goblok goblok pintar. Karena awan yang menjadi hujan itu berwarna hitam, maka jika o- rang membuat awan hitam ba- nyak, pasti nanti menjadi hujan. Ini semacam teknologinya Ga- reng dan Petruk. Yang lebih edan lagi cara masyarakat lugu zaman dahulu memaksa hujan turun. Langit yang dianggap berjenis kelamin lelaki dan bumi yang di- anggap perempuan, ternyata bisa dipaksa "kawin". Caranya? Dii- ming iming. Maka, dalam ke- rangka mengiming iming Pak Langit dan Bu Bumi pada waktu terjadi kemarau yang berkepan- jangan agar supaya bersedia un- tuk melakukan "perkawinan" sakral, rakyat lantas meramai- ramai berkumpul di tanah lapang luas terbuka untuk melakukan kumpul kebo massal. Laki-per- empuan, suami isteri atau bukan, lantas melakukan the hottest show of the year, tontonan paling panas pada tahun itu. Konon Pak La- ngit tergiur juga. Maka lantas tumpahlah zat cair perlambang kejantanannya itu. Begitu hujan turun berhentilah adegan religius yang porno itu, karena tujuan u- tama sudah tercapai (Jangan mengira jika kebiasaan semacam itu masih ada sekarang. Hanya di buku-buku etnologi Belanda di- bicarakan). Di Desa Ngis, Kabu- paten Karangasem, lain lagi ceri- tanya untuk membuat hujan. Di sana ada sebuah sumur keramat, milik Pura Subak yang jika diu- pacarai dan dikuras, akan men- datangkan hujan. Hanya saja, Bendesa Adat setempat tidak menjelaskan apakah hujan itu bisa dinikmati oleh desa lainnya yang tidak terlibat dalam upacara atau tidak. desa Ada juga anggapan banjir be- sar dan kekeringan panjang ada- lah kutukan Tuhan, atau seku- ang kurangnya "pelajaran" dari Tuhan. Maka dari itu perlu orang menyelesaikan persoalan- nya dengan Sang Penguasa: Me- mohon ampun, memohon kemu- rahan dan berkat Tuhan dsb. Ada yang merasa cukup melaku- kan itu dengan doa-doa, dan ada pula yang merasa perlu untuk menyertakan sedikit atau banyak korban. Para pakar teknologi memandang gejala-gejala alam sebagai satu rangkaian sebab - a- kibat alami yang ketat. Curah hu- jan yang keliwat banyak atau ke- liwat sedikit dihubungkan de- ngan gejala-gejala alam lainnya yang ditandai sebagai penyebab- nya: kondisi atmosfer, luas dan lebatnya hutan yang tersedia, dan berbagai faktor lainnya. Maka para teknolog lantas mencoba untuk menciptakan piranti - pi- ranti yang bisa mempengaruhi kondisi kondisi yang tidak menguntungkan bagi curah hu- jan menjadi kondisi yang meng- untungkan. Ada satu perkiraan bahwa uap air dan awan hujan bisa dirangsang dengan sarana - sarana tertentu, kemudian digi- ring ke suatu wilayah untuk ke- mudian dijatuhkan. Masalahnya tentu saja bukan "apa alatnya" melainkan "berapa biayanya", karena alat-alat semacam itu pasti mahal sekali. Dewasa ini kita mengalami ke- keringan panjang. Waduk Ke- dung Ombo yang artinya "Sumber Luas" ternyata kehila- ngan fungsi dan keangkerannya. Waduk itu ternyata hanya bisa menampung dan bukan men- ciptakan air hujan. Apa jadinya apabila kita mendapat perpanja- ngan musim kering ekstra tiga bu- lan lagi? Tidakkah kita bakal mencicipi kesengsaraan Etiopia dan tragedi Sudan? Teknologi hujan desa Ngis, iming - iming porno, doa istimewa, tambah pe- makaian hujan buatan teknologi Linda Ariawan, Br. Legian Kaja 471 Dps Rp 2.500 Rp 615.500 untuk Pura Dharma Jati Peserta musyawarah intern umat beragama Hindu se-Bali di Den- canggih memang hanya berbagai cara yang mempunyai kelebihan dan kekurangannya sendiri-sen- diri. Jika kita berdoa khusyuk dan menggebu-gebu tetapi hujan tak pula kunjung tiba, apakah kita lantas harus mencap Tuhan sebagai telah meninggalkan um- matnya atau sudah loyo? Jika re- sep hujan masyarakat Ngis dii- kuti namun tetap saja langit me- mamerkan keangkuhannya, bu- kankah kita harus menafsirkan- nya sebagai datangnya "Senja bagi para Dewa" (die Goetter- daemmerung)? Ada risiko dan batas bagi setiap iman dan hara- pan kita. Jika mereka gagal me- menuhi kebutuhan kita -- karena mereka dibebani terlampau ba- nyak -- maka ada bahaya bahwa satu waktu nanti orang akan me- ninggalkannya. Apa arti semua cara untuk mendatangkan hujan tsb, jika masalah utamanya terle- tak pada ulah manusia sendiri yang jauh daripada bijaksana? Di Bali, misalnya, berapa ba- nyak perhatian yang diberikan o- leh para bupati, camat dan lurah kepada penggundulan hutan dan erosi di wilayahnya? Lihatlah puncak-puncak bukit di sebelah utara Bedugul, apakah mereka tersebut benar-benar "Untuk itulah BRI tak punya pilihan lain, BRI ibarat sebuah kapal besar, kalau tidak meng- urangi penumpang, ia akan tenggelam," demikian Karma- dy. (Nil) buat penduduk Bali? Ada satu si- kap hidup yang sangat tidak ber- tanggung jawab terhadap kese- jahteraan anak-cucu kita dan masa depan: "Pikirkan kebutu- han sekarang. Persoalan nanti di- pecahkan nanti!" Kalau pun ada tugas utama yang mesti diperhati- kan dan dilaksanakan baik-baik oleh para pejabat yang berwewe- nang dewasa ini, maka hal itu a- dalah masalah kelestarian lingku- ngan. Mestinya para pejabat mu- lai mengurangi kegiatan dan uca- pannya yang berorientasi kepada semboyan semboyan verbal pembangunan dan sebagai ganti- nya mulai dengan tour humanis- te-nya buat menapaki bukit-bu- kit kerontang serta lembah-lem- bah menganga tanpa setetes air pun. Cinta dan kebaktian kepada Tuhan mulai dengan memper- hatikan nasib manusia, kelesta- rian lingkungan dan baru kemu- dian doa dan segala macam upa- caranya! Adalah memalukan a- pabila di satu pihak kita berseru dengan lantang memohon cam- pur tangan rahmat Tuhan, tetapi pada waktu yang sama kita meng- hancurkan ciptaan-Nya. Barang- kali para anggota DPR kita (pu- sat atau daerah) layak memper- tanyakan skala urgensinya: Mengunjungi "sumber erosi" a- tau "sumber prostitusi" (yang ko- non bertarif sampai Rp 1 juta per itu masih layak untuk diandalkan sekali pakai). sebagai penampung air hujan Usadi Wiryatnaya 25% Kedua hal itu me teri Vietnam terseb kan dua bidang pen saha peningkatan ke konomi Indonesia-V "Saya kira janji da sangat penting dan nya saya akan melap Perdana Menteri d Pertanian sehingg membicarakan cara Vietnam bantuan tersebut. K mengetahui di du perkembangan pes nimbulkan situasi dan menjadi tantan mana Presiden A Kualitas Pr Jakarta (Bali Post) Presiden Austria dheim memuji kuali nekaragaman produ donesia yang dita Autum Trade Fair 1 -na, Austria, 11-15 Se Dalam kesempata jungi paviliun Indon --na pameran, man PBB itu juga menya hargaan atas partisi sia dalam pameran c lu. rapkan di tahun-ta tang Indonesia bis partisipasi. Keiku donesia dalam pam di Austria ini meru pertama kalinya de ikutsertakan 18 per kretaris Badan Per Ekspor Nasional Taufik Abbas yan sebagai pemimpin kepada pers di Ja kemarin mengemu lihnya Austria seba penetrasi pasar ba nonmigas Indonesia rupakan pasaran po produk-produk eks sia, di samping ne 20 HADIAH V : DEPAR Jl. Dipo 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. Ida Bgs. Putrawan, Keramas Gianyar Rp. 5.000 Wira Cahyadiwangsa, Jl. Nangka Gg. Nuri Raya 25 Dps Rp 10.000 IGN Purna Oka, Jl. Hang Tuah Gg. Mawar No.23. Sanur Kaja pasar masing-masing: Made Merta Gst. Kt. Punia IB, Pidada Adnyana Ida Ayu Puniadhi A.A. Rilawati 10. Rp 2.500 11. Rp 5.000 Rp Rp 5.000 Disayangkan, muncul lagi kerja asal-asalan di Bali. De- 2.500 mikian juru bicara Fraksi ABRI di DPRD Bali. 12. Rp 2.500 13. Rp 5.000 IB. Sunu Pidada Rp 5.000 Rp 2.500 Rp 595.500 Rp 615.500 IMd. Upeksa, B.A Kirab Suardana IBG. Tarukan I Wayan Gedjer Rp 2.500 Jangan-jangan kambuh penyakit menular "lesu da- rah". 14. 15. Rp 2.000 16. Rp 5.000 Rp 2.500 17. 18. 19. 20. Bali Post menerima titipan dana punia untuk pembangunan Pura Dharma Jati di Jatim dari: Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan sampai Selasa siang Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 1.086.500 Rp 20.000 Drs. I Nym. Idjin untuk Pura Segara Suci di Jateng Mungkin "dewasa ayu" tak Menanggapi tulisan saudara I Rekening Listrik di Wilayah Ke- Made Sukertia, Dusun Pande camatan Rendang. Mengenai diri sebagai pelanggan PLN. Be- tepat ketika saya mendaftarkan Pringalot, Desa Rendang, yang perlakuan tambahan pungutan berapa bulan setelah saya men- termuat pada Rubrik Surat sebesar Rp 150,- setiap konsu- daftar, awal Desember lalu ba- Pembaca Harian Bali Post tang- men yang dilaksanakan oleh rulah rumah saya dipasang lis- gal 2 September 1991, kami LPD Rendang, adalah diluar trik. Ketika ditanya, pemasang pengurus KUD Rendang me- pengetahuan kami. KUD Ren- mengatakan, alamat saya sulit rasa perlu untuk memberikan dang hanya menerima hasil pu- ditemukan. Padahal rumah beberapa penjelasan sebagai ngutan Rekening Listrik dari saya di pinggir jalan raya. Lalu berikut: petugas pungut setiap tanggal sekitar tiga bulan, ada tagihan Bali Post menerima titipan dana punia untuk pembangunnan 1. Adanya pembayaran Reke- 20 bulan bersangkutan, dan se- dari PLN. Dalam surat itu ada Pura Segara Suci di Jateng dari: ning Listrik melalui LPD Desa lanjutnya disetor ke PLN Ran- "ancaman" listrik akan disegel, Wira Cahyadiwangsa, Jl. Nangka Gg. Nuri Raya 25 Dps Adat Rendang, bagi konsumen ting Karangasem. bila tak membayar dalam jang- Listrik di Wilayah Desa Ren- 2. Beberapa bulan yang lalu, ka waktu yang ditentukan. Saya IGN Purna Oka, Jl. Hang Tuah Gg. Mawar No. 23 Sanur Kaja dang, adalah merupakan hasil tepatnya terhitung mulai bulan kaget, karena sebelumnya saya kesepakatan intern antara pe- Juni 1990 sampai dengan Juni tak tahu, ke mana harus mem- Linda Ariawan, Br. Legian Kaja 471 Dps tugas pungut Rekening Listrik 1991, (petugas KUD) memang bayar, apakah di kantor PLN, di Ida Bgs. Putrawan, Keramas Gianyar Desa Rendang (I Nengah Nui pernah melakukan pemungu- bank di bank mana saya harus Jumlah penerimaan sebelumnya banjar, atau di bank. Kalau di Jumlah penerimaan sampai Selasa siang ca), dengan pengurus LPD se- tan langsung ke rumah konsu- tempat. Sedangkan secara Ad- men yang terlambat membayar, membayar. Sebab, waktu itu Jumlah penerimaan seluruhnya ministratip tetap merupakan dengan pengenaan denda sebe- saya belum memiliki sehelai su- tanggung jawab petugas pungut sar Rp 1.000, Apabila para kon- at pun, yang dapat memberi yang bersangkutan. Hal ini se sumen Listrik yang terlambat Nah, kemudian, yang membuat petunjuk tentang pembayaran. suai dengan ketentuan surat membayar mau menyadari, se- saya sangat kaget, yakni ketika perjanjian kerjasama penanga benarnya upaya yang telah saya hendak membayar untuk nan Listrik Pola I antara KUD kami laksanakan di samping bulan Agustus. Saya diminta un- dengan para petugas pungut (Bersambung ke Hal 11 kol 2) (Bersambung ke Hal 11 kol 3) Gst. Goda I Made Suweca IW. Sudanta I Wayan Sunadra IB. Astawa I Wayan Gina Rp Catatan ⭑⭑⭑ Rp 5.000 Kata Direktur Goethe Institut, Dr. Friedrich Winter- 5.000 scheidt, produk pariwisata di Bali tidak perlu diobral. Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 2.000 - Habis obral bisa habis semuanya. Rp 10.000 Rp 5.000 Jumlah penerimaan sampai Selasa siang Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 2.500 Rp 67.500 Rp 12.696.875 Rp 12.764.375 Rp 2.000 Rp 5.000 Rp 22.000 Rp 1.064.500 Rp 1.086.500 Rp 12.764.275 untuk Pura Blambangan Pura Blambangan Banyuwangi dari: Bali Post menerima titipan dana punia untuk pembangunan IGN Purna Oka, Jl. Hang Tuah Gg. Mawar No. 23 Sanur Kaja 5.000 Mira Maharani, Jl. Pulau Adi 18 Denpasar Rp 5.000 Rp Rp 821.000 untuk I Ketut Wirta Bali Post menerima titipan sumbangan untuk pengobatan I Ke- tut Wirta dari: Wira Cahyadiwangsa, Jl. Nangka Gg. Nuri Raya 25 Dps Rp 10.000 Rp 2.500 Rp 12.500 IGN. Purna Oka, Jl. Hang Tuah Gg. Mawar No. 23 Sanur Kaja Jumlah penerimaan sampai Selasa siang Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 808.500 Rp 821.000 (Bersambung ke Hal 11 kol 4) Menurut Men-Pan Sarwono, rasionalisasi BUMN (badan usaha milik negara) rupakan tuntutan iklim usaha. Manajemen memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk menciptakan potensi baru, agaknya. Bang Porjok Pengambi Setiap ha Pada wak 1. photo 2. sobeka 4cm Color Rendition Chart
