Tipe: Koran
Tanggal: 1993-10-23
Halaman: 07
Konten
3 Oktober 1993 HARI Malam engantin Sanggul 1993 Vita Hotel om BON DEBON COSMETIC LUCKY GOLDSTAR GROUP Korea m Thong rancang Busana p 75.000 Sertifikat Melati Yani Belambangan 1, Telp.2 28893 Salon k Pertokoan "Kertha Wijaya" Denpasar Telp. 238068 Kalimas 3, Denpasar Telp.263282. BANK MENUJU SUKSES 1 CO C.2353 ESPECIALIST GKAK Hermetic peland STMAN SUNISO a Tembaga si Matahari TEEL 316 INDAH han Model นก 150 C.2056 00 Lt, 180 Lt, 305 Lt 40 Lt, 600 Lt. Australian design award PENGHARGAAN Mendapat Penghargaan erting TIMEWA! MAHA STRUMENTS C. 2584 TSUBISHI ECTRIC Warna, Lemari Es "anasonic Gobel lody TY TABLE UNG GROUP ELECTRONICS Cuci, Air Conditioner . Sabtu Kliwon, 23 Oktober 1993 Harian Untuk Umum Bali Post Pengemban Pengamal Pancasila Terbit Sejak 16 Agustus 1948 Tajuk Rencana Dalam Dirinya SDSB Mengandung Kontradiksi SDSB merupakan akronim atau singkatan dari Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah. Kalau kata-kata tersebut disimak satu-persatu untuk menguak artinya, akan kita temukan bahwa intinya terletak pada sumbangan yang diberikan secara su- karela oleh para dermawan untuk membiayai ke- giatan sosial. Untuk itu diberikan hadiah. Sifat ha- diah dalam kasus ini adalah untung-untungan, nasib baik, karena pemberiannya ditentukan berdasarkan pemilihan secara acak, baik oleh peralatan (mesin) atau oleh manusia yang matanya ditutup. Pengertian yang kita simak tersebut memberi ke- pada kita dua buah kesimpulan sekaligus. Kesim- pulan yang pertama yaitu sifat hakikat SDSB seba- gai sebuah ideologi, gambaran yang dicita-citakan. Gambaran ideologis itu adalah makna, hakikat, atau motivasi yang berdiri di belakang substansi SDSB tersebut secara positif. Dari persepsi ideologis yang positif, SDSB dinilai sebagai sebuah perwujudan sikap solider terhadap sesama (socius) dan karena itu bernilai sosial yang tinggi. Orang yang berkelebihan harta, dalam kon- sep ini, memberikan kelebihannya yang digunakan bagi kepentingan yang berkekurangan. Dalam agama, pengertian-pengertian itu dapat disejajar- kan dengan sedekah (Islam), punia (Hindu), atau derma/kolekte (Kristen). Oleh karena itu nilai ideolo- gis atau normatif SDSB sungguh mulia, karena dise- jajarkan dengan persepsi dalam agama. Akan tetapi lain ideologi lain praksis. Dalam prak- teknya, sebagai penerapan terhadap aspek ideo- logi, norma, atau teori, dan merupakan kesimpulan kedua dalam mengemukakan pandangan kita, moti- vasi pengumpulan dana melalui SDSB tersebut ber- geser, malahan menyimpang cukup jauh. Motivasi luhur yang sumbernya dari paham kea- gamaan, telah bergeser menuruti dua kecende- rungan. Kecenderungan yang pertama adalah pem- beri sumbangan rata-rata tidak berasal dari kelom- pok menengah ke atas, yang menurut klasifikasi ini diandaikan memiliki kelebihan harta. Yang banyak terlibat atau memberikan uangnya justru berasal dari kelompok menengah ke bawah. Kesimpulan ini dengan sendirinya bertentangan dengan ideologi pemberian sumbangan yang telah kita kemukakan, yaitu yang berkelebihan menyum- bang bagi yang berkekurangan. Dengan kata-kata lain, dapat kita sebutkan, yang menyumbang SDSB justru orang-orang yang berkekurangan, yaitu ke- lompok orang yang harus menerima sumbangan tersebut. Jadi ada pertentangan antara pemberi sumbangan dan penerima sumbangan, yang dalam hal ini tidak lain daripada kelompok yang sama. Hal ini bertumpu pada kecenderungan kedua yang kuat, yaitu motivasi memperoleh keuntungan. secara material yang jelas-jelas dijanjikan SDSB. Kecenderungan inilah yang merupakan daya tarik dan sebetulnya mengandung kontradiksi dengan ideologi luhur pemberian sumbangan. Jika kita boleh berterus-terang, dapat kita kata- kan, SDSB mengandung unsur pertentangan dalam dirinya. Motivasi yang saling berhadapan atau yang sengaja dihadapkan adalah motivasi memberi sum- bangan secara tulus berdasarkan kesejajaran de- ngan paham keagamaan pada satu sisi, sedangkan motivasi memperoleh hadiah karena menyumbang tersebut ditempatkan pada sisi lain. Bali Post Sektor Kelautan, Perspektif GBHN 1993 SELAMA ini kebijaksanaan pembangunan terlihat lebih diarahkan ke area darat, sehingga segala upaya pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya lebih diarahkan ke darat. Akibatnya kelimpahan sumber daya laut dan keuntungan lingkungan laut yang besar hanya bisa terpendam sebagai potensi yang sangat besar. Semestinya potensi tersebut sudah harus mampu memberi sumbangan kita.. yang optimal bagi pembangunan negara melalui lautan yang juga meng- alami peningkatan. 2. Perikanan. Yang meliputi peningkatan usaha penang- kapan dan industri perikanan serta budidaya sumber daya hayati laut, serta peningkatan sarana dan prasarana dukungan bagi industri perikanan. Produksi perikanan yang di- butuhkan pada tahun 2000 sam- pai dengan 2005 diperkirakan sekitar 4-5 juta ton. Sedangkan dalam Pelita VI -- dengan per- tumbuhan perikanan diperkira- kan 4,4% per tahun sehingga 50 % dari potensi lestari yang dapat Oleh karena memperoleh hadiah tersebut bersifat untung-untungan, melalui tebakan, dengan mema- sang sejumlah nomor, apalagi jika hadiahnya men- capai ratusan juta rupiah, maka sifat judi tidak dapat dihindarkan. Malahan, menurut pengamatan kita, kecenderungan kedua inilah yang menjadi motif jauh dari harapan. Apalagi pada Simposium internasional ten- berimplikasi pada semakin be- dimanfaatkan -- diupayakan pe- utama pembelian kupon SDSB, bukan motif ideolo- gis, motif normatif, atau motif teoritis. Tampaknya, dari alur pemikiran ini, pemerintah ingin lebih menekankan pada aspek ideologisnya, dan dijabarkan secara legalistis-normatif daripada aspek praksisnya. Hal ini terungkap sekurang- kurangnya melalui Jaksa Agung, Singgih, S.H. sele- sai melapor kepada Presiden Soeharto di Istana Merdeka (Bali Post, 22/10). Adanya kupon putih atau lotre dari luar negeri, se- betulnya sekadar membonceng pada sifat judi yang terkandung dalam SDSB. Artinya, justru karena mo- tif perjudian yang terkandung dalam SDSB sangat mencuat, maka bentuk-bentuk lain dengan mudah menumpang pada SDSB, sekalipun dibantah peme- rintah sendiri. Jika kita idealisasikan SDSB dengan bentuk- bentuk seperti "sedekah", "punia", dan "derma" da- lam agama, mestinya juga ada sebuah pertang- gungjawaban secara transparan, siapa saja atau proyek apa saja yang menyerap dana sebanyak itu, atau untuk apa sumbangan itu digunakan serta ber- apa besarnya. Jika tidak ada kejelasan, kecuali for- mula yang umum yaitu untuk berbagai kepentingan sosial, kita akan terjebak dalam sikap tidak etis, yaitu "apa yang sudah disumbangkan tak perlu diutak- atik lagi", seperti nasibnya berbagai sumbangan yang diberikan untuk bencana alam akhir-akhir ini. Artinya juga, yang diuntungkan adalah kelompok yang terlibat dalam mekanisme penjemputan dan pengelolaan dana sumbangan, bukan orang-orang yang menjadi sasaran pemberian sumbangan. Jika pemerintah tetap memandang SDSB sebagai sum- ber menggali dana inkonvensional dari masyarakat, kebijaksanaan ini hendaknya diikuti sikap transpa- ransi pada pengelolaan dana. Sudah barang tentu kita tidak a memandang putih-hitamnya masalah semata-mata dari aspek normatif dan aspek praksis, melainkan pada sikap minus malum yaitu jika dihadapkan pada pilihan yang jelek, maka yang kurang jeleknya itulah yang dipilih, sebagai sebuah sikap apologi atau memaaf- kan diri. Sekalipun demikian, hal itu tidak dengan sendirinya menghilangkan nilai kontradiktif pada penggalian sumbangan dengan iming-iming hadiah tersebut. Kekhawatiran Amerika Serikat Pasca-Perang Dingin AMBRUKNYA Uni Soviet membawa dampak positif besar buat perdamaian dunia. Perang dingin yang mengancam bumi dengan kehancuran total ti- dak tampak lagi. Pengeluaran raksasa untuk proyek-proyek pertahanan negara-negara adikuasa diciutkan sekali. Kerja sama untuk masalah- masalah bersama bisa digalakkan antara kekuatan- kekuatan yang dulu saling bermusuhan. Akan tetapi, berapa lama kondisi seperti ini bisa dipertahankan? Di luar negara-negara adikuasa ter- nyata banyak negara berkembang yang justru me- manfaatkan kesempatan indah runtuhnya Uni So- viet. Para ahli nuklir bekas negara-negara anggota Uni Soviet-terutama dari Rusia dan Ukraina -- se- karang sebagian besar mengalami pengangguran. Keahlian mereka tak lagi digunakan seperti dahulu. Malah pada umumnya mereka mengalami frustrasi berat, karena merasa seperti dilemparkan ke luar dari posisi yang semulanya empuk dan mendatang- kan penghasilan besar. Dalam kondisi seperti ini memang masuk akal apabila Amerika Serikat merasa khawatir dengan kemungkinan para ahli nuklir itu pergi ke negara- negara berkembang seperti Pakistan, Korea Utara, Suriah, Irak, dan Libya. Negara-negara tersebut bo- leh dikatakan mempunyai alasan kuat untuk mem- perkuat diri dengan menciptakan sendiri senjata- senjata berat buat melaksanakan keinginan me- reka. Irak pasti tak bisa melupakan kegagalannya dalam Perang Teluk dan usahanya untuk menca- plok Kuwait. Iran juga masih merupakan duri dalam daging Irak. Iran sendiri, sebagai pusat revolusi Is- lam pasti juga merasa perlu untuk memiliki kekuatan militer yang menopang program-programnya. Be- lum lagi orang berbicara tentang negara-negara yang terlibat dalam konflik puluhan tahun, seperti Pakistan dan India, Korea Utara dan Korea Selatan, Libanon dan Israel, negara-negara Arab dan Israel. Dalam kondisi seperti ini agaknya benar tengara Les Aspin bahwa Barat sekarang ini terancam ke- kuatan nuklir baru. Ancaman itu menurut Aspin ber- wujud terorisme atom dari negara-negara yang me- mang menyukai petualangan. Walaupun Aspin tidak menyebut secara khusus negara-negara mana yang dimaksud, jelaslah bahwa Korea Utara, Libya dan Iran merupakan sasaran tuduhan yang masuk akal. Negara-negara tersebut memang mempunyai pengalaman pada masa lampau yang pahit dengan Amerika Serikat. Dalam kaitan dengan masalah ini bisa dimengerti apabila tugas negara-negara Barat untuk sekarang ini terutama menghalang-halangi kemajuan dan pengembangan senjata nuklir negara-negara ber- kembang agar pertikaian - pertikaian yang sudah se- jak lama berlangsung tidak meledak menjadi perti- kaian yang saling menghancurkan. Ditinjau dari segi keadilan, bisa dikatakan bahwa sikap Barat sema- cam ini tidak adil. Dunia Barat merasa berhak memi- likinya, tetapi menghambat pemilikan oleh Dunia Ketiga. Akibatnya Barat bisa bertindak sewenang- wenang memaksakan kehendaknya, tetapi Dunia Ketiga karena lemah secara teknologis - hanya berdiri sebagai pihak yang didikte. Di lain pihak tak dapat dibantah, apabila semua negara berhak dan mampu mengembangkan ke- kuatan nuklirnya sendiri-sendiri, memang perda- maian di dunia, menjadi sulit untuk dilaksanakan. Dewasa ini diperkirakan ada lebih kurang lima he- gara petualang nuklir: Cina, Korea Utara, Irak (kalau dapat kesempatan), Libya (kalau tidak ditekan), dan Iran, Negara-negara tersebut mempunyai alasan kuat untuk memilikinya. Akan tetapi masalahnya, hingga batas-batas mana Barat berhak mengontrol pengembangan nuklir bangsa-bangsa berkembang, kalau mereka sendiri lebih dahulu memilikinya? Surat Pembaca Persyaratan: Sertakan Fotokopi Identitas Catur Muka, Tiang Listrik Patung Catur muka yang ter- yang berbentuk seperti penjor, letak di perempatan jantung bunga, wayang dan lainnya di kota Denpasar sekalipun tidak tempat-tempat yang strategis dikeramatkan penampilannya termasuk di areal patung Catur tetap berwibawa, indah dan ber- muka. Menurut hemat kami ke- hadiran lampu hias di areal ini kesan magis. Usaha pemerintah dan ma- bukannya dapat memperindah syarakat untuk memperindah akan tetapi justru mengganggu kota Denpasar tampaknya terus penampilan patung tersebut. diupayakan antara lain dengan Sampai saat tulisan ini dibuat pemasangan lampu-lampu hias dari arah mana pun kita tidak dapat menatap secara utuh pa- Untuk Pengemudi tung Catur muka karena terha- Toyota Pada tanggal 12 Oktober 1993 Selasa, kira-kira pukul 15.00 bertemu dengan dua orang co- wok mengendarai mobil toyota dengan nomor polisi DK 1645 CF. Tepatnya di penyeberangan Ketapang Gilimanuk dengan tujuan Denpasar - Bali. Salah satunya menggunakan ikat kepala warna biru muda. Kami ingin berkenalan dengan kalian. Seandainya salah satu dari kalian membaca tulisan ini, hubungi kami dengan alamat di bawah ini. Kanti dan Dani d.a. Jln. Progo No. 89/38 Banyuwangi 68415 Jawa Timur Bali Post lang oleh empat lampu hias ber- bentuk penjor yang menentang arah jalan. Pemasangan kabel listrik pun tampak asal-asalan. Kabel begitu saja dihubungkan dari sebuah tiang listrik diping- gir jalan langsung diikatkan pada bagian kepala patung Ca- tur muka, benar-benar memperi- Kemajuan yang cukup meng- gembirakan dari aspek kelautan kelihatannya hanya pada aspek perikanan, perhubungan, dan pertambangan. Itu pun jika di tinjau dari skala global masih aspek-aspek kelautan lainnya, terasa masih terteter. Termasuk dalam hal ini adalah masyarakat yang hidup dan berkehidupan yang terkait dengan laut, ada kesan kurang tersentuh dampak dan kebijaksanaan pemba- ngunan. Ketika kita menyebut kata "nelayan", misalnya, se- ringkali yang terbayang adalah sebuah rona kemiskinan. Wajar jika seorang budayawan meng- atakan bahwa masyarakat ne- layan, atau masyarakat pesisir, adalah masyarakat pendukung kebudayaan orang miskin. Me- mang desa-desa miskin di Indo- nesia umumnya adalah desa nelayan. Padahal lautan mempunyai peranan yang sangat besar da- lam berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara. Ia me- rupakan media penggalian sum- ber daya alam, baik hayati mau- pun nonhayati, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan ra- kyat. Selain itu lautan merupa- kan wahana pemersatu, dalam arti membentuk perwujudan satu kekuatan wilayah negara, satu kesatuan politik, hukum, ekonomi, dan sosial budaya serta pertahanan keamanan. Ia juga merupakan sarana dan media perhubungan, baik antarpulau maupun antarbangsa. *** Dalam GBHN 1993 telah ter- jadi perubahan yang sangat be- sar dalam memandang kelautan, jika dibandingkan GBHN sebe- lumnya. Dalam GBHN 1988 ha- nya mencantumkan kalimat "Pendayagunaan daerah pantai, wilayah laut.... khususnya perlu lebih dikembangkan pengelo- laan wilayah laut untuk mening- katkan manfaat dan memelihara kelestariannya". Sedangkan da- lam GBHN 1993 selain cakupan nya lebih luas, kelautan pun te- lah dijadikan sebagai satu sektor tersendiri dalam bidang ekonomi. nar nasional tentang taman laut lam operasionalisasi pengelola- kepulauan karang Takabonerate di Ujungpandang, lokakarya in- ternasional tentang Laut Cina Selatan di Surabaya, Ekspedisi Moyo di Nusa Tenggara Barat, tang kepulauan Spermonde di Ujungpandang, lokakarya pro- gram laut lestari di kapal Kerinci. Demikian pula dengan para mahasiswa yang menekuni disi- plin ilmu kelautan, baru saja membentuk wadah dengan nama Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan In- donesia (Himitekindo) di Jepara. Selengkapnya pembahasan sektor kelautan menurut GBHN 1993 adalah sebagai berikut: a. Pembangunan kelautan di- arahkan pada pendayagunaan sumber daya laut dan dasar laut serta pemanfaatan fungsi wi- layah laut nasional termasuk ZEE secara serasi, seimbang, dan kelestariannya. memperhatikan b. Pengusahaan potensi ke- lautan dipacu melalui pening- katan investasi (khususnya di kawasan bagian timur), peman- faatan iptek dengan memperha- tikan kelestarian lingkungan hi- dup. Sarana dan prasarana ke- lautan terus ditingkatkan agar laut memenuhi fungsi sebagai media penghubung pemersatu bangsa, lahan penghidupan rakyat. c. Data dan informasi ke- lautan terus digali, dikumpul- kan dan diolah melalui pening- katan kegiatan survai dan penelitian. d. Pemupukan jiwa kebaha- rian serta pendidikan dan pela- tihan kelautan ditingkatkan un- tuk menghasilkan tenaga ahli dan kejuruan serta tenaga ter- ampil yang mampu mewujudkan potensi kelautan menjadi ke- kuatan ekonomi yang nyata dan andal. e. Organisasi kelembagaan kelautan dikembangkan menuju tercapainya sistem pengelolaan yang terpadu, serasi, efektif dan efisien. f. Untuk mempertahankan annya terdapat permasalahan yang cukup kompleks. Betapa ti- dak, ia harus ditangani begitu banyak instansi, baik pemerin tah maupun swasta, yang akan sarnya kemungkinan terjadinya tumpang tindih. Sebagai contoh adalah apa yang dialami oleh Taman Nasional Laut Kepu- lauan Seribu. Berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 527/Kpts/ Um/1982, area tersebut ditetap kan sebagai kawasan konservasi dengan status taman nasional laut. Namun di pihak lain eksplo- rasi lepas pantai atas izin Depar- temen Pertambangan dan Energi telah mencemari per- airan di sana. Belum lagi ke- giatan pariwisata yang melaku- kan atraksi penembakan ikan di mintakat inti area tersebut. Sta- tus taman nasional laut semakin rumit di mana petugas PHPA yang bertanggung jawab terha- dap pengelolaan kawasan terse- but mengalami kesulitan karena tak satu pun pulau-pulau di area ini yang tak bertuan. Kebanya- kan daripadanya milik pribadi karena mendapat izin dari peme- rintah daerah. Oleh Rony Megawanto Untuk itu diperlukan suatu koordinasi antarberbagai in- stansi yang berhubungan de- ngan laut. Termasuk dalam hal ini adalah penataan organisasi dan kelembagaan kelautan, serta antisipasi pengembangan- nya sehingga mampu memberi- kan pelayanan dan dorongan berbagai kegiatan ekonomi di sektor kelautan. Instansi peme- rintah yang termasuk mengelola masalah kelautan antara lain adalah Departemen Perhu- bungan, Pariwisata, Pertanian, Pertambangan dan Energi, TNI Angkatan laut. Aspek-Aspek Kelautan 1. Perhubungan Laut. Mela- lui aspek ini diupayakan pencip- taan jaringan perhubungan laut secara teratur yang menghu- nambahan armada perikanan sebanyak kurang lebih 3.816 unit dari 179.253 unit saat ini. 3. Pariwisata Bahari. Mela- lui rekayasa paket-paket wisata bahari yang merangsang pencip- taan wilayah laut dan pantai se- bagai daerah tujuan wisata, yang di dukung dengan pe- nyedian sarana dan prasarana transportasi dan perhotelan di- sertai mutu pelayanannya. Paket unggulan dari wisata bahari adalah taman laut de- ngan keindahan yang sangat me- nakjubkan. Taman laut ini umumnya adalah ekosistem Ter- umbu Karang yaitu ekosistem yang mempunyai tingkat keane- karagaman yang paling tinggi ketimbang ekosistem perairan laut lainnya. 4. Industri Maritim dan Perkapalan. Dengan menum- buhkan industri pendukung pe- layaran dan perikanan serta fa- silitas pembuatan, pemeliha- raan, dan perbaikan kapal serta instalasi lepas pantai pada lokasi yang strategis yang mempunyai kemudahan bahan baku dan suku cadang. Adapun perkiraan kebutuhan kapal pada Pelita VI terlihat pada tabel berikut: 5. Pertambangan dan Energi. Diupayakan pening- katan penelitian sumber-sumber mineral dan energi serta ke- mungkinan pemanfaatan secara komersial. Demikian pula peng- embangan sumber-sumber energi tenaga alam, baik di pan- tai, lepas pantai, maupun dasar laut. Sumber daya mineral ke- lautan di Indonesia meliputi ti- mah berupa endapan sekunder (placer), hamparan nodul berin- dikasi mengandung mangan dan kobalt di perairan kawasan ti- mur Indonesia, hamparan pasir besi di selatan Jawa, kromit indi- cative) dalam batuan ultrabasa- aphiolit di daerah Sulawesi Tenggara serta terumbu karang daya dukung dan kelestarian bungkan seluruh pulau dan pusat-pusat kegiatan di seluruh laut perlu pencegahan pence- Nusantara atau dari dan keluar Hal ini menunjukkan bahwa maran laut melalui upaya pem- perhatian kita terhadap laut se- binaan serta peningkatan peng- negeri. Sektor ini menjadi amat makin besar. Ditambah lagi de- awasan dan penegakan hukum. urgen dengan pertimbangan ngan rentetan kegiatan, dalam Redaksional pembahasan sekarus informasi dan sistem tran- an sek-T tiga bulan terakhir, yang ber- tor kelautan tersebut, sekali lagi, sportasi global yang maju de- dan agregat konstruksi tersebar skala nasional bahkan interna- menunjukkan bahwa kelautan ngan pesatnya saat ini. Selain di beberapa daerah. sional dengan mengetengahkan merupakan salah satu sumber karena arus perdagangan yang Penulis, mahasiswa Ilmu dan tema sentralnya pada sektor ke- daya yang potensial dengan ber- mengutamakan pengiriman Teknologi Kelautan Universitas lautan. Sebutlah misalnya semi- bagai fungsinya. Hanya saja da- barang-barang dagangannya Hasanuddin. Pemikiran tentang Tarif Pajak dan Retribusi Daerah SETIAP kenaikan tarif pajak maupun retribusi daerah sudah hampir pasti mendapat tantangan dari masyarakat. Hal ini wajar-wajar saja. Masih sesuai dengan fitrah manusia. Tantangan itu bisa dalam bentuk aktif maupun pasif. Dalam bentuk aktif, misalnya aksi protes atau usulan. Sedangkan dalam bentuk pasif adalah perilaku tidak mau bayar atau mau membayar tetapi tidak sesuai dengan ketetapan. Mengapa masyarakat menen- tang? Seharusnya dari perta- nyaan yang selalu muncul ini kita harus mencari jawabannya. Dari jawaban-jawaban inilah, akan dapat ditetapkan program tindakan bagi suksesnya pene- tapan tarif pajak maupun retribusi. Masyarakat sendiri sebenar- nya tidak tahu dengan pasti, mengapa mereka harus menen- tang. Mereka hanya tahu bahwa Terima Kasih Pak Kapolda ilaku masyarakat terhadap pajak dan retribusi. Mengapa Dua K Surat Dari Ibu kota ADA dua masalah yang se- nantiasa menghantui orang ke- cil di ibu kota metropolitan Ja- karta, yaitu dua K: Kebanjiran dan Kebakaran. Empok So- leha, Abang Miun, Komang Agun, Oyong Tibun dan orang- orang kecil lainnya yang men- domisili daerah-daerah ku muh ibu kota tidak sepi- sepinya dihantui dua setan K ini. Kalau musim hujan seperti mendatang ini, mereka sudah mulai nyap-nyap akan da- tangnya banjir. Banjir bisa da- tang kapan saja! Menurut para pakar masalah-masalah banjir di ibu kota Jakarta terdapat tidak ku- rang dari 86 lokasi daerah ge- nangan air yang cukup besar sepanjang kali Ciliwung, yang sewaktu-waktu kalau musim hujan sudah tiba bisa meluap nya air yang menyebabkan banjir. Yang paling menonjol adalah di lokasi-lokasi seperti Kali Sunter dan Cipinang di Jakarta Timur dan sekitar ka- wasan Warakas, Papanggo, Kebon Bawang dan Rawa Ba- dak di Jakarta Utara. Sebab musababnya adalah aliran sungai Kali Sunter dan Cipinang akan meluap dah- syat kalau hujan sudah meng- guyur kawasan Puncak dan Bogor yang menjadi daerah ka- wasan hulu Jakarta, terkenal dengan tradisinya yang meng- hanyutkan apa saja yang da- pat diseret oleh air yang mem- banjir. Kawasan Puncak dan Bogor yang tadi-tadinya meru- pakan kawasan hijau pohon- pohon dan hutan-hutannya yang subur sebagai penyerap air di musim penghujan, kini sudah diratakan dengan diba- ngunnya beribu-ribu bungaloe, villa, hotel, penginapan, pe- sanggrahan, lapangan golf, areal rekreasi dan entah apa lagi serta pembabatan hutan di kaki Gunung Salak, menyebab- kan air hujan yang dicurahkan dari langit tidak tertahan dan tidak terbendung lagi, lang. sung menerjang Jakarta yang terletak di hilir. Sepak terjang air dari hulu ini dikenal de- ngan istilah banjir kiriman. Banjir kiriman dimungkinkan karena kawasan Puncak sudah mulai botak, dan hutan Gu- nung Salak mulai gundul. Pada musim hujan yang kini sudah mulai, Jakarta sendiri tidak sepi dengan curah hujan sangat lebat. Mbludak air dari banjir kiriman dan curah hujan di Jakarta sendiri, me- nimbulkan banjir di mana- mana di ibu kota metropolitan Jakarta. Setiap tahun di mu- sim penghujan menyebabkan rakyat kecil tidur tidak nye- nyak dan selalu nyap-nyap. Memang Pemda DKI telah berusaha untuk menangani masalah banjir ini, dengan membagi Jakarta menjadi tiga pedagang. Sikap HALAMAN 7 sungai kawasan aliran masing-masing daerah aliran timur, daerah aliran barat dan daerah aliran tengah. Yang pa- ling rawan tertimpa banjir dari ketiga daerah aliran ini tentunya kawasan Jakarta Utara yang paling menderita, dan kawasan ini paling padat dihuni oleh orang-orang kecil. Pemda DKI juga berusaha membuat drainase di daerah Papanggo, Warakas dan Kebon Bawang yang diarahkan ke Waduk Sunter, dan dari wa- duk ini dialirkan ke banjir ka- nal untuk selanjutnya dengan pompa dibuang ke laut. Luas lahan ini sekitar 1.250 hektar terletak di Jakarta Barat, se- dangkan di daerah aliran te- ngah lahan yang paling parah adalah kawasan Waduk Pluit, setiap musim penghujan mesti tertimpa banjir. Masalahnya adalah kesa- daran masyarakat ibu kota Ja- karta yang membuang sampah sembarangan menyebabkan drainase tidak berfungsi se- mestinya karena tersumbat sampah-sampah liar ini yang volumenya sangat tinggi. Di samping itu lahan-lahan yang semestinya menjadi hutan kota dan tempat penampungan air hujan di waktu musim tiba, berubah menjadi kawasan pe- mukiman, pembangunan ruko- ruko, lapangan golf, pertokoan, perkantoran dsb. Hampir di se- mua lokasi ini masalah drai- nase tidak diperhitungkan de- ngan cermat. Perhatikan saja lahan se- luas beratus-ratus hektar be- kas bandar udara internasio- nal Kemayoran, kawasan Ka- puk, cagar alam Condet, Ragunan dsbnya yang poten- sial untuk menampung air bah pada musim hujan dan sebagai paru-paru ibu kota metropo- litan secara sistematik dan ter- atur disulap menjadi kawasan-kawan yang tidak se- mestinya dan sama sekali ber- ubah dari rencana-rencana pembangunan tatakota sebe- lumnya. Tidak sedikit ka- wasan yang tadinya berfungsi sebagai penadah air hujan, pe- nyerap banjir kiriman, kini menjadi kawasan kering tan- dus tidak ditumbuhi pepo- honan, melainkan rumah- rumah mewah, ruko-ruko bu- kan milik pribumi, gedung-gedung pencakar la- ngit yang megah dan mewah. Tidak dinyana, tidak dipra- kira, saking tandusnya dan sa- king gersangnya, di musim pa- nas sebelum musim penghujan tiba, Empok Soleha, Abang Miun, Komang Agun, Oyong Tibun yang bermukim di ka- wasan kumuh nyap-nyap dan tiba-tiba mesti berteriak: Keba- karan, kebakaran, kebakaran! Kebakaran yang sengaja diba- kar oleh tandusnya dan ger- sangnya lahan di sekitar ka- wasan kumuh. Demikian ceri- tanya di musim panas. Dan kini di musim penghujan, me- reka kembali nyap-nyap dan tiba-tiba berteriak: Keban- jiran, kebanjiran, kebanjiran! Kebakaran dan kebanjiran akan terus menghantui orang- orang kecil di ibu kota metropo- litan Jakara. Kecuali setelah sejuta pohon ditanam di berba- gai kawasan dan paru & hati ibu kota metropolitan tidak tandus dan gersang lagi. Amin. Nyoman bisa ditempuh dengan cara me- kali lipat, tetapi apabila masang sistem siaran lokal di da- pelaksanaan pemungutannya lam pasar. Siaran atau radio lo- bertahap, akan mengurangi ke- kal ini dapat menyiarkan acara terkejutan masyarakat. Boleh demikian? hiburan, iklan, di samping di- jadi masyarakat menentang ka- Setelah penyakit pada PSP manfaatkan untuk informasi rena memang benar-benar tidak masyarakat tersebut dapat dike- dan motivasi kepada para mampu membayar. Untuk ini, tahui, selanjutnya dapat ditetap- perlu diteliti kembali kelayakan kan obatnya, yaitu berupa pro- dari besarnya tarif baru. Misal- gram tindakan yang dapat meli- cinkan pelaksanaan pemungutan pajak dan retribusi rek untuk dapat menjawab, 10 tahun yang lalu. Hal ini akan Banyak hal yang harus diko-nya perlu studi PDRB per kapita sekarang dibandingkan dengan tersebut. mengapa masyarakat bersikap memberikan gambaran kasar Pengetahuan menentang terhadap pajak dan tentang kemampuan masyara- Apabila masyarakat menen- retribusi. Mungkin masyarakat kat dalam menanggung pajak melakukan diagnosa. Apakah tang pajak dan retribusi perlu di- bersikap menentang karena ada-dan retribusi. curigai, bahwa ada sesuatu yang nya tarif baru. ada penyakit, atau sesuatu yang salah pada pengetahuan masya- Dan tarif baru tersebut berba- dirinya merasa berat. Tetapi Pengetahuan, Sikap dan Per- berat yang bagaimana, karena ilaku. Semua permasalahan perasaan berat itu ada dua ma- yang muncul dalam pemungutan cam. Berat karena memang pajak dan retribusi dapat ditam- benar-benar tidak mampu, atau pung dalam tiga kata tersebut. berat karena tidak mau. Ibarat seorang dokter, kita harus PSP Analisis PSP dapat digunakan untuk mencari jawaban, meng- apa masyarakat menentang ke- tetapan tarif pajak dan retribusi. PSP adalah singkatan dari kata dak benar pada sikap dan per- I Wayan Sugianta, Nusa Penida Ni Wayan Rosi, Seririt Ni Wayan Kasyani, Pekandelan Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 2.000 Ni Putu Yuliartini, Sampalan Kelod Rp 2.000 Ni Made Suartini, Pesinggahan Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 2.000 Ni Made Muljati, Kamasan Di Bali Post Selasa Umanis, 19 Oktober 1993 halaman 2 pojok kiri atas, ditulis besar "Kapolda Ida Ayu Made Ariani, Kamasan serta diarahkan tepat kebagian Berjanji Menyapu Bersih Calo I Made Mudita, Tabanan patung itu sendiri, sehingga pa- SIM dan STNK". Pertama saya Gede Sadiarsa, Sampalan Kelod tung Caturmuka ciri khas Bali sampaikan terima kasih yang Nengah Miskin, Br. Bendul ini menjadi indah dan menarik sebesar-besarnya atas janji dan I Nengah Ardana, Besang siang maupun malam dan bukan niat baik beliau, semoga apa I Wayan Koder Antara, Paksebali sebaliknya seperti sekarang ini. yang menjadi harapan kita se- Desak Nyoman Murni, Pekandelan mua selama ini akan segera da- Ni Nyoman Sumarni, Desa Pau pat terwujud. A.A. Istri Kamarini, Paksebali Ir. Ida Bagus Oka, M.S. Jln. Tunggul Ametung IIIB No. 9 Denpasar Miswad, Jl. Imam Bonjol Gang IV/1-A, Denpasar Rp 17.622.275 untuk Pura Agung Blambangan Bali Post menerima titipan sumbangan dana punia untuk Pura Agung Blambangan di Banyuwangi Jatim dari: L.A. Widi Adnyani, Jl. Bali Dps Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 2.280.500 I Ketut Lastra, Seririt Desak Md Sriyoni, Gianyar I Nengah Latra, Pikat I Ketut Ratna, Negara Ni Wayan Mirahwati, Tabanan rakat tentang pajak dan retri- rengan dengan kondisi yang se- sama Perilaku Apabila pengetahuan dan si- kap masyarakat sudah bagus, belum tentu menjamin perilaku salah dalam pengetahuan ma- syarakat mengenai pajak dan re- tribusi. Atau ada sesuatu yang ti- busi tersebut. Atau pengetahuan dang sepi, lesu. Mungkin juga mereka sama sekali memang ti- masyarakat menentang karena masyarakat juga bagus. Dalam dak ada, mengapa pajak dan re- hanya terkejut, karena seumur tribusi bisa ditetapkan sebesar hidup baru sekali merasakan ke- arti membayar retribusi tersebut sesuai dengan ketetapan, Misal- itu. Boleh jadi mereka sudah ada naikan tarif. pengetahuan tentang pajak dan Apabila sudah dapat dicatat nya masyarakat sudah dapat retribusi itu, tetapi pengetahuan beberapa hal yang melatarbela- menerima ketetapan tarif baru tersebut menyimpang atau sa- kangi sikap negatif masyarakat, dengan penuh kesadaran. Tetapi lah. Hal ini dengan mudah ditetapkan obat karena juru pungut datangnya juga nya. Misalnya dipilih waktu tidak tepat, pemungutan akan bahayanya. tersendat. Misalnya pada pagi yang tepat bagi pelaksanaan ta- hari, di mana uang kas belum Rp 2.000 Oleh Muhammad Yusli, S.E. rif baru tersebut. Waktu yang te- pat di sini adalah waktu ketika tersedia untuk membayar retri- Kita dapat melakukan pro- masyarakat sedang dalam kon- busi. Sehingga perilaku peda- gang menjadi tidak mau mem- gram tindakan yang ditujukan disi yang stabil, bukan ketika se- untuk meluruskan pengetahuan dang "semrawut", masa transisi bayar retribusi. Tetapi jika juru masyarakat tentang pajak dan dan sebagainya. Apabila kenai- tagih melakukan pemungutan retribusi tersebut. Karena kesa- kan tarif itu memang membuat agak siang, maka sampai pasar lahan yang terletak pada peng- masyarakat terkejut, mengapa tutup, semua pedagang belum etahuan masyarakat, akan kenaikan itu tidak dibuat berta- selesai tertagih. Oleh karena itu perlu tambahan personil untuk membawa akibat berat pada si- hap dalam pelaksanaan pemu- kap masyarakat yaitu sikap ngutannya. Walaupun dalam ke- (Bersambung ke Hal9, Kol 8) yang menentang. Apabila sikap- tentuannya dikatakan naik ber- nya sudah negatif, maka perila- kunya adalah tidak mau mem- in- Kita dapat menyebarkan formasi untuk memberi pengeta- huan kepada masyarakat, bagai- mana pajak dan retribusi dite- tapkan, paling tidak kita harus dapat membuktikan, bahwa ka- Catatan Kata Dirjen Pelayanan Medis Depkes, waspadai kemung- kinan AIDS pada anak-anak. Harap saja orangtua tidak mewariskan AIDS. Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 2.000 A.A. Putri Sudisna, Pekandelan Rp 2.000 Ni Nengah Sumiatiari, Dawan Kaler Rp 2.000 Luh Putu Suartini, Besan Rp 2.000 Ni Made Ariasih, Sampalan Kelod Rp 2.000 Gusti Ayu Putu Desemiari, Pekandelan Rp 17.620.275 I Made Mariana, Br. Beneng bayar disertai dengan aksi protes Rp 2.000 dan sebagainya. Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 17.622.275 Ni Ketut Dharmini, Takmung Rp 2.000 Ida Ayu Putu Mirahwati, Dawan Kaler Rp 2.000 I Putu Sucahya, Paksebali Rp 2.000 untuk Pura Agung Segara Suci Ni Nyoman Sujani, Dawan kaler Rp 2.000 Ni Nyoman Susani, Pekandelan Rp 2.000 I Made Sudana, Penasan Rp 2.000 rena adanya inflasi selama 10 ta- Rp 2.000 hun yang lalu misalnya, maka Rp 2.000 I Nengah Tantrawan, Paksebali Rp 2.278.500 Putu Sumastra, Sulang Rp 2.000 tingkat harga-harga sekarang Rp 2.000 Rp 11.714.500 untuk Pura Gelap Rp 2.280.500 Ida Bagus Ngurah Manuaba, Tabanan I Made Sukarya, Tabanan Rp 2.000 patnya harga-harga pada waktu usia SD tak bisa bersekolah. Rp 2.000 10 tahun yang lalu. Sehingga ta- I Ketut Kuta, Dawan Kelod Rp 1.000 Bali Post menerima titipan sumbangan untuk Pura Gelap di Besakih dari: I Ketut Sukartana, Dawan Kaler Rp 1.000 I Wayan Sangkrib, Dawan Kaler rif pajak dan retribusi perlu di- tingkatkan pula. - Jelasnya ini faktor ekonomi. Rp 1.000 Rp 1.000 Rp 1.000 Rp 1.000 Rp 1.000 Rp 1.000 Rp 1.000 Rp 1.000 Rp 1.000 Rp 1.000 Rp 1.000 Rp 1.000 Rp 1.000 hatinkan. Dahulu mulut patung Bali Post menerima titipan sumbangan dana punia untuk Pura I Wayan Sudiasa, Gunaksa menganga berwibawa maka se- Agung Segara Suci di Jawa Tengah dari: karang menganga seperti kesa- I.A. Widi Adnyani, Jl. Bali Dps kitan dibelit kabel. Patung Ca- Jumlah penerimaan sebelumnya tur muka tak ubahnya seperti Juinlah penerimaan seluruhnya tiang listrik saja. Kami sarankan agar pema- sangan lampu di areal patung Caturmuka, benar-benar dapat memperindah patung itu sen- Ni Nyoman Suarti, Sengkidu diri. Misalnya dengan mema- I Made Supada, Tabanan sang lampu sorot pada bagian ba- Ni Made Narsi, Sangkanbuana wah dan terpisah dari patung Ni Wayan Resti, Gunaksa I Nyoman Karyawan, Besan Rp 2.000 I Nyoman Rutia, Pikat Rp 2.000 I Wayan Djiwa, Pikat Rp 2.000 I Wayan Miarda, Pesinggahan Rp 2.000 I Wayan Arna, Pesinggahan Sri- Anggota Redaksi: Denpasar: Made Sugendra, Sri Hartini, Ida Bagus Geriawan, Nengah anti, Wayan Suja Adnyana, Wayan Wirya, Wayan Suana, Dwi Yani, Komang Suarsana, Djarot Suprajitno, Ema Sukarelawanto, Daniel Fajry, Nyoman Setiawan, Legawa Partha, Gianyar: IB. Alit Sumertha, Bangli: Nikson, Semarapura: Made Suweca, Singaraja: Made Tirthayasa, Putu Mangku, Amlapura: Wayan Sudarsana, Tabanan: Gst. Alit Purnatha, Negara: Eddy Asri, Jakarta: Muslimin Hamzah, Suhen- dra Usmaya, Bambang Hermawan, Sahrudi, Surabaya: Edy Poerwanto, NTB: Agus Talino, Iszul Kairi, Ryanto, Ruslan Efendi, NTT: Hilarius Laba, Wartawan Foto: IGN. Arya Putra, Djoko Moelyono. Setiap artikel atau tulisan yang dikirim ke Redaksi hendaknya ditik dengan dua spasi (spasi rangkap). I Nengah Lenyeh, Pikat I Wayan Sudiarta, Pesinggahan I Wayan Nuara, Gunaksa I Wayan Sutresna, Sulang I Wayan Arsana, Pesinggahan I Wayan Dunia, Sampalan Tengah I Ketut Suweca, Sulang Jumlah yang dimuat hari ini Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 97.000 Rp 11.617.500 Rp 11.714.500 (Bersambung ke Hal 9. Kol 5) ini sudah menjadi empat kali li- Dari Rakor Depdikbud diungkapkan bahwa 2 juta anak Sekali lagi kita perlu memberi pengetahuan kepada masyara- kat, tentang kebutuhan dana pembangunan daerah yang se- makin membengkak. Oleh ka- rena itu, pajak dan retribusi se- bagai salah satu sumber dana, perlu diupayakan dengan keras untuk meningkat, Penyebaran informasi ini bisa dilakukan dengan penyebaran brosur/slebaran, informasi lang- sung secara lisan kepada peng- urus organisasi masyarakat, atau bisa juga melalui siaran ra- dio dan berita surat kabar. Un- tuk retribusi pasar, mungkin Bupati Karangasem prihatin," Desa Wisata" Tenganan termasuk kategori miskin, sedangkan desa tersebut men- jadi andalan wisata Bali bagian timur. Agaknya ini kesenjangan pendapatan dari pertum- buhan bisnis wisata. Bang Podjok C.745 2cm Color Rendition Chart
