Tipe: Koran
Tanggal: 1994-03-19
Halaman: 10
Konten
2cm HALAMAN 10 Bali Post Sabtu Paing, 19 Maret 1994 Menulis Karya Sastra sebagai Proses Yoga Penelitian Sastra tak harus Dominasi Faksas SEBUAH karya sastra klasik semacam Mahabharata dan Ramayana mempunyai kandungan nilai-nilai moral dan selalu relevan dengan sagala zaman -- nilai-nilai yang dikandungnya bersifat universal. Ini keistimewaan karya klasik yang tak perlu dibantah. Berbeda dengan karya sastra modern- terkadang setelah terbit lantas lenyap -- atau hanya menjadi "kebanggaan" pengarangnya. Bagaimana etos kerja para pujangga hingga menghasilkan karya yang universal semacam itu? Bagaimana posisi sastrawan besar Bali abad ini, Ida Pedanda Made Sidemen, dalam peta sastra tradisi Bali? Drs. Ida Bagus Gde Agastia, Dekan Fakultas Sastra Universitas Dwijendra dan dosen Sastra Daerah Unud, membeberkan hal itu kepada wartawan Bali Post Dwikora Putra. Berikut petikannya. IBG. Agastia Bagaimana pendapat Anda tentang karya-karya sastra klasik seperti Mahabharata dan Ramayana. Apakah Anda sependapat jika karya-karya seperti itu dikatakan meng: andung nilai-nilai moral levan sepanjang zaman? sastra, para kawi ingin menda- pat lango. Kata lango ini sulit di- terjemahkan. Ia bermakna "ter- pesona" maupun "mempesona kan". Oleh karena itu, dalam predikat "pujangga" pada zaman lampau? Bagaimana keterkaitannya dengan peran rohaniawan? Sesungguhnya, dari pembica- raan tadi telah tersirat peran seorang pujangga pada masa lampau. Seorang mahapujangga adalah juga mahayogi, dan ma- hapandita. Dalam kakawin Dharmasunya karya Danghyang Nirartha, disebutkan bahwa seo- rang mahakawi bagaikan lingga nya masyarakat yang juga bagai- kan dipa (suluh) yang bersinar cemerlang (saksat lingga nikang kasi tinggi. Dari kenyataan itu, paling tidak, dalam dua hal itu kita perlu belajar kepada pu- jangga di masa silam. Dalam sastra Bali modern, kita mengenal Ida Pedanda Sidemen. Keistimewaan apa yang Anda temukan dalam karya-karyanya? Adakah ka- paling yanya istimewa? yang PANDANGAN masyarakat Kalau ingin mensejajarkan cara wariga dan usada dll. yang sangat besar. Dalam peng- Dalam hal ini memerlukan ke- embangan sastra tradisi tak cu- terlibatan orang-orang yang kup hanya mengandalkan sum- menguasai ilmu lain. maupun sarat pinakadipa yasa nira hu- Seperti kakawin, kidung, gagu inilah yang menjadi jurusan ter- evaluasi lagi. Dan masalah itu ti- ilmu lain seperti pertanian dari hat orang Inggris dalam meng- kata tersebut menyatu antara makna objektif subjektif. Apakah selalu sastra dide- dikasikan untuk agama atau persembahan? Karya-karya bermutu di masa silam pada umumnya adalah karya-karya "persembahan". Karya yang lahir dari tangan. seorang "penyembah" yang pe- nuh bhakti. Sebagaimana halnya candi-candi indah yang kita wa- risi, "candi-candi" bahasa yang suatu juga tak kalah keindahannya adalah karya persembahan. Dalam sebuah karya, se- ring kita menemukan tun- tunan moral untuk menjadi Bau POSUDOK manusia utama, taat ber- agama dan humanistis. Apa- kah seorang pujangga juga dituntut memiliki sifat-sifat itu? Apakah seorang pu- jangga di masa lampau juga menjadi teladan moral di te- ngah masyarakatnya? Antara karya dan sang pencip- tanya di masa silam adalah se- suatu yang tidak bisa dipisah- rupakan "cermin diri" sang pengarang. Oleh karena sang kawi, sang pujangga, adalah te- ladan moral di tengah-tengah arti yang sesungguhnya), karena itu sang pujangga disebut melak- sanakan yoga literer. Pujangga disebut sang kawi. Artinya, sang pencipta. Tuhan pun disebut Sang Hyang Kawi-Sang Maha Pencipta, yang dalam mencipta wus prakasita). kermuka di perguruan- mengenai budaya umumnya, sastra Inggris dan Prancis, sete- tertentu saja. Padahal sastra da- Teeuw," katanya. Beda kalau orang mendalami tugas-tugas pada desiplin ilmu sstrawan dan budayawan, dan sastra tradisi khususnya, te- lah tamat pun mereka sudah di- lam pengertian yang luas, sebe- lah mengalami perubahan. Saat cap orang mampu. Paling tidak tulnya mencakup hampir semua sastra daerah dengan sastra ini sudah terjadi kecenderungan berbahasa Inggris dan Prancis aspek yaitu ilmu dan kebudaya- lainnya, salah satu cara, menu- di kalangan masyarakat atau ka- misalnya. Jadi di sana ada nilai annya. Kita tidak hanya berbi- rut Windu Sancaya, dengan lebih langan akademik, yang kurang lebih, yaitu penguasaan bahasa cara tentang geguritan atau ka banyak menerjemahkan karya- menghargai kebudayaan sen asing, bukan dari segi kemam- kakawin saja. Kita mesti berbi- karya itu. Dan ini perlu biaya diri. Perguruan Tinggi (PT) yang puan pendalaman sastranya. sengaja mengembangkan ju- Kita boleh berada di daerah, te- rusan sastra Jawa dan daerah tapi kita harus berpikiran global. ber daya manusia (SDM), tetapi lainnya, justru mendapat kedu- Sehingga, kita tidak perlu ren- dukan terendah dalam suatu PT. dah diri, ketika orang lain berbi- perlu didukung dana. Dari hasil pengamatan, kata- Ida Pedanda Made Sidemen "Sehingga berdampak terhadap cara sastra Prancis, misalnya. "Sastra juga tak hanya membi- adalah pujangga besar Bali pada minat seseorang memasuki lem- dangi jurusan sastra daerah nya, orang-orang kita lebih me- abad ke-20 ini. Karya-karyanya baga atau institusi tadi, Padahal Lalu bagaimana caranya? atau sastra Indonesia saja, tapi rupakan agen-agen kebudayaan hadir dalam berbagai bentuk. mestinya jurusan sastra daerah Cara-cara terbaik, menurut juga sejarah, antropologi, dan ar- asing saja daripada agen-agen Windu, dengan mengadakan keologi. Bahkan melibatkan kebudayaan sendiri. Kalau meli- perguruan tinggi di Indonesia," dak cukup dipikirkan oleh peme- sistem subaknya, kedokteran embangkan sastranya, jauh le- kata dosen Fakultas Sastra rintah saja, tetapi juga dari ka- dari pengobatannya, dan teknik bih bagus. Di perpustakaan Ing- Unud, I Dewa Gd Windu langan pendidik sendiri dan dari kosala-kosali (arsitektur gris di Jakarta misalnya, banyak Sancaya. kalangan-kalangan masyarakat tradisional Bali-red) dll," dibukukan secara rinci dan men- yang memang mencintai sastra katanya. dalam tentang Shakespeare, dan juga kalangan swasta. "Kita baik dari latar belakang kehi- jangan terlalu mengharap Bagaimana peran Faksas ter- dupannya, karyanya, dan lin- masalah-masalah yang ber- hadap penelitian sastra tradisi? lain. Buku-bukunya pun dicetak kaitan dengan pengembangan Menurut Windu, meneliti sastra dengan bagus dengan berbagai hanya dari pemerintah, tetapi daerah sebenarnya sama dengan warna dan sangat menarik un- perlu melibatkan peran swasta. meneliti sastra-sastra lainnya. tuk dibaca. Di Indonesia belum ada lembaga Dari segi nilai dan cerita, segi ke- swasta yang terlibat menangani rumitan sastra daerah sungguh masalah ini," katanya. Menurutnya, dibandingkan dengan luar negeri misalnya, se- karang banyak kita melihat Dia memberi contoh dalam yayasan-yayasan sosial luar ne- suatu seminar, jarang orang se- geri yang membiayai kegiatan cara gagah dan berani berbicara bagi pengembangan sastra, baik tentang sastra daerah. Orang le- sastra lisan maupun tertulis. Mi bih banyak berbicara tentang salnya, Ford Foundation AS sastra Inggris, Prancis, Jerman atau Toyota Foundation Jepang. sekaligus dengan tokoh- Hampir setiap tahun lembaga tokohnya yang begitu populer. itu mengeluarkan biaya peneli- Dan mereka merasa bangga de- tian cukup besar. Mereka mela- ngan sastra itu. Sementara sas- kukan penelitian bukan terbatas tra daerahnya sendiri mereka se- pada sastranya, tetapi sastra benarnya tidak mengerti. Ironis- sastra yang ada di seluruh dunia nyya, ketika ia membicarakan termasuk sastra daerah yang sastranya sendiri (baca: daerah) ada di Indonesia. ia tidak punya suatu kebang- Suatu bukti, jurusan-jurusan yang terkemuka lebih condong menonjolkan sastra asing, entah itu sastra Jepang, Inggris, Pran- cis, dan Jerman. Untuk semen- tara waktu, jurusan-jurusan itu- lah yang lebih punya prestise di- bandingkan dengan jurusan sastra daerah. Ini sebetulnya iro- daerah. Mengapa begitu? ritan, dll. Karya-karya tersebut tidak saja memenuhi konvensi yang ada. Tampak sekali beliau Pada awal sebuah karya, membuat terobosan-terobosan biasanya ada kalimat per kreatif dalam penciptaan. Hal sembahan. Misalnya, "karya tersebut tampak dalam kidung ini aku persembahkan ke ha- Rangsang dan karya-karyanya dapan Dewa A.....?" Bagai yang lain. Beliau juga ingin me- mana kaitan penciptaan de- lengkapi kekurangan yang per- ngan pemujaan terhadap nah ada seperti kidung Tantri Pi- dewa tertentu ini? Adakah saca harana. Gaguritan Selam- kaitan sifat-sifat dewa terse pahlaku memuat kisah diri but dengan topik karangan? beliau, semacam biografi yang Atau ada tujuan khusus? ditulis dalam bentuk karya sas- Dalam mengarang sebuah ka- tra. Sedangkan dalam Kekawin nis untuk pengembangan sastra rya sastra, seorang kawi biasa- Petitip beliau tidak saja menulis nya mengawalinya dengan me- tentang tanda-tanda zaman, muja istadewata-nya. Istade- juga bagaimana beliau menitip- wata dewata kan dirinya dengan penuh ikhlas dambaannya. Contoh, dalam ka- menjelang lebar (meninggal kawin Wrettasancaya Mpu Tana- dunia-red). Terlalu banyak yang kung menjadikan Saraswati dapat kita bicarakan tentang (Wagiswaswari) sebagai istade- pandita yang serba bisa ini-- watanya, karena beliau akan pandita yang menjadikan sastra menulis sebuah "pelajaran me- sebagai "tongkat hidup"-nya. nulis kakawin". Namun, ketika Bagiamana konsep dan menulis kakawin Siwaratri- kalpa beliau memuja Giri Pati (Hyang Siwa) karena sang pu- jangga akan menguraikan ten- dewa pujaan dan isi karya sastra dalam banyak hubungan. bermakna. Lalu bagaimana dengan sas- yang universal dan selalu re- kan alam semesta ini disebut me- kan. Karya sastra misalnya, me- tang ajaran Siwa. Jadi, antara Kerja adalah jalan pembebasan, gaan. "Itu membuktikan bahwa rangsangan yang datangnya dari ripada kita sendiri. "Kalau me- yang ideal. Kondisi yang ideal Ya. Mahakawya Mahabha- rata dan Ramayana adalah "ka- lakukan yoga. Apakah mereka melaku- kan hal-hal khusus berkaitan dengan Yadnya? Melakukan rata), misalnya? hal ada Anda melihat adanya kon- etos kerjanya? Sebagai pengarang beliau me- laksanakan konsep gandhasesa meniru Bhagawan Wiswamitra. kerja kreatif adalah upacara yang sesungguhnya. Dan, beliau tetap mempertahankan diri hi- beliau dapat terlepas dari kemis- kinan sesungguhnya, kemis- kinan rohani. Lalu bagiamana cara memoti- vasi generasi muda agar menye- nangi sastra tradisi? Menurut- nya, perlu diciptakan kondisi wasan. Kalau tidak ada wa- ini, katanya, perlu didukung wa- ruh perhatian terhadap sastra wasan tidak mungkin kita mena- luar biasa. Teori-teori modern tra kita? Perlu perhatian yang yang dikembangkan sekarang sungguh-sungguh terhadap dalam bidang penelitian sastra, pengembangan sastra itu. "Saya kata dia, sesuai dengan keadaan lihat belum pernah ada tulisan sastra tradisional kita. Dan ini yang tuntas dan menyeluruh de-* menunjukkan bahwa sastra kita ngan berbagai bahasa mengenai patut disejajarkan dengan sastra Empu Kanwa, misalnya. Ken- dunia mana pun. Teeuw misal- dati sudah pernah diteliti oleh nya, pernah meneliti kakawin orang Barat, itu hanya terbatas Pada abad ke-12 itu Belanda be- kita sendiri punya kepentingan Hariwangsa dari abad ke-12. pada kepentingannya. Padahal lum punya kebudayaan, tetapi di lain dalam memperluas wa- Indonesia khususnya di Jawa be- wasan kita tentang sastra," gitu tingginya sastra itu. "Ini katanya. suatu hal yang luar biasa," katanya. Akhirnya, kata Windu, me- reka (orang-orang Barat-red) le- "Penelitian ini memang suatu bih menyadari keadaan kita da- keberadaan sastra kita di masya- luar. Dan jarang muncul dari da- reka meneliti dengan penelitian rakat semakin dijauhi dan lam- lam negeri kita. Tetapi sam- kita hasilnya jauh beda," tandas- bat laun ditingglkan, karena butan dari Indonesia begitu sedi- nya. Kita meneliti, menurutnya, rang mengerti nilai-nilai yang kaat sebenarnya tertuang dan tersi- berambisi untuk mengembang- naan. Namun setelah itu ber- sepenuhnya lam mencapai gelar kesarja- rat dalam kru sastra itu," kata kan sastra tradisi itu," kata henti tidak ada out put-nya. Te- dosen yang kini sedang menyele- saikan S2 di Universitas Indone- Windu. Kita di sini hanya berpi- tapi orang asing meneliti dalam kir bagaimana cara untuk men- suatu kerangka yang sangat luas sia. Di sini dibutuhkan tanggung dapatkan uang proyek itu. Jadi dan secara terus menerus. Hasil Medera, belum lama ini meng- jawab bersama antara lembaga yang sejak lama, memang kon- setelah proyek itu dijalankan tak nya untuk kepentingan yang le- sisten dengan keberadaan ada kelanjutannya, begitu sete- bih besar. Menurut Windu, penelitian-penelitian tentang diperlukan suatu lembaga yang sastra daerah Jawa Kuna dan berwibawa. Sehingga kalau Bali belum melembaga, dalam orang mau belajar tentang sastra arti belum merupakan suatu si- Bali dan Jawa Kuna di Bali, lem- kap, bahwa sastra daerah punya baga ini menjadi sumber infor- kelebihan dan keunikan diban- masi, dan harus betul-betul me- dingkan dengan sastra lain. rya abadi". Karya seperti itu la- semadi atau berpuasa (mebe- masyarakatnya, sehingga yang sepsi dan etos tertentu dalam dup "miskin". Dengan demikian semata-mata akibat mereka ku- kit dan juga motivasi masyara- hanya sebagai persyaratan da- ini, baik mahasiswa maupun do- hir dari buddhi sang Kawiwara (metu sakeng buddhi sang Kawi- wara), Buddhi adalah alam pi- kiran yang lebih tinggi dari ma- nah atau pikiran. Karya-karya seperti itu menembus segala zaman, karena dilahirkan oleh seorang Mahakawi, yang juga seorang Mahayogi--orang yang telah mampu melihat dengan be- gitu jernih masa lalu, masa seka- rang dan yang masa datang (atita, anagata, wartamana). Dan mereka dengan jelas mema- hami hukum-hukum kesemes- taan (reta atau dharma) yang abadi (Sanatana Dharma). Bagaimana pujangga abad lampau menciptakan karya- nya hingga bisa sangat uni- versal dan relevan untuk se- gala zaman? Di masa lampau, proses men- cipta adalah proses yoga (dalam Sebagai seorang kawi atau yogi mereka telah menjadikan kegiatan tapa, brata, yoga, se- madi sebagai kegiatan sehari- hari. Oleh karena itu, seorang mahakawi juga disebut sebagai yogiswara (pimpinan para yogi). Kakawin Ramayana misalnya, dalam tradisi sastra di Bali diya- kini dikarang oleh Sang Yogis- wara -- ini boleh jadi sebuah nama atau sebuah predikat bagi seseorang yang telah mencapai tingkat mahayogi. Apa motivasi pujangga me- nulis karya sastra di masa lampau? Para kawi menyatakan, bahwa karya sastra sebagai si lunglung, "jalan pembebasan", jalan untuk mencapai "kema- nunggalan" dengan dewa puja- annya. Dengan menulis karya disebut sebagai sang kawi sidda juga bagaikan sang guru yang mengajarkan (kesatwikan). kebenaran proses penciptaan para pujangga? Bagaimana Anda melihat Sidemen dalam peta sastra Bali? Ida Pedanda Sidemen yang memakai nama samaran Tan- Arsa, Tan Tusta, Taman Su- Sekali lagi, menulis karya sas- tra adalah sebuah "latihan" Karya di zaman lampau yoga--karya sastra adalah bhas- sama sekali tidak dikaitkan masesa atau hasil sebuah proses dengan imbalan material? yoga atau upacara. Karena sa- Lalu apa konpensasinya? myoga itu begitu penting bagi Menulis atau mengarang ka- sang pujangga. Mereka nantinya rya sastra di masa lampau me- melakukan "pengembaraan keng Hati (semuanya ber- mang tidak dimaksudkan untuk mencari Dewi Keindahan" makna Si-(ng) demen-tidak mendapatkan imbalan materi. (alanglang kalangwan, angdon suka)--adalah pengarang besar, Karya sastra adalah "sisa atau lango)--membenamkan dirinya yang karya-karyanya merupa- abu persembahan", karena itu ke dalam alam. Segara-giri, kan cerminan kualitas manusia disebut sebagai bhasmasesa. pasir-ukir atau pantai dan gu- yang telah mencapai tingkat Perlu studi yang sangat menda- nung merupakan tempat terpilih mengagumkan. Ratusan lontar lam untuk memahami konsep dalam melaksanakan yoga lite. yang beliau salin, terjemahkan, ini. Konpensasinya, dengan me- rer tersebut. rekonstruksi, perbaiki, adalah laksanakan proses kreatif yang prestasi yang luar biasa. Beliau tiada lain adalah sebuah upacara bukan saja sebagai pandita, bagi seorang pujangga, sang pu- pengarang, artsitek, juga filosofi jangga mendapatkan kebaha- yang sesungguhnya. Maka be- giaan spiritual (Anandam). Dalam setiap penciptaan di- liau adalah juga ilmuwan Bali Adakah makna khusus dari perlukan konsentrasi dan dedi- yang lahir dari zamannya. Menurut Anda, dari sikap itu, ada yang bisa ditiru un tuk diterapkan dalam sikap penciptaan kini? Drama Gong, sang Primadona SETIAP Kamis malam, ma- syarakat Bali belakangan ini ra- jin mengerumuni pesawat televi- sinya. Lewat layar kaca itu, me- reka dapat menonton drama gong yang ditayangkan TVRI Denpasar. Tak dipungkiri, sua- sana pun gemuruh di rumah rumah pada jam-jam tayang seni pentas yang paling digandrungi masyarakat Bali ini. Para peng- gemar drama gong menyediakan waktu khusus waktu menanti dan menikmati teater Bali yang muncul pada tahun 1966 ini. Se- telah pertunjukan itu usai, atau besoknya, di sawah, di pasar, di warung-warung, bahkan di kantor-kantor. ia menjadi bahan obrolan ringan atau serius. Mungkin soal polah punakawan- (PKB), seni pentas yang berawal nya yang kocak. Bisa juga soal dari Desa Abianbase, Gianyar derita yang harus dilakoni sang ini, juga menjadi tontonan favo- primadona. Atau mungkin juga rit. Panggung Ardha Candra, sepak-terjang para patihnya. tempat digelarnya kesenian ini, selalu penuh sesak dijejali ma- syarakat pecandu drama gong. Bahkan petugas keamanan se- ring tak mampu mengendalikan antusiasisme penonton. Banyak penonton yang tidak kebagian masuk terpaksa puas hanya me- mantaunya dari pengeras suara. Drama gong memang prima- dona di antara pentas seni ma- syarakat Bali, bahkan hingga ke Lombok. Setiap ada upacara ter- tentu, baik yang berkaitan de- ngan agama maupun tidak, maka sebagai hiburan, drama gong umumnya sering dijadikan pilihan pertama. Penonton ber- ani merogoh kocek untuk mem- beli karcis dan begadang hingga menjelang pagi untuk tontonan yang satu ini. Dalam Pesta Kesenian Bali Sudah sekitar 28 tahun seni panggung yang pada awal-awal pemunculannya sempat meng- gunakan bahasa Indonesia ini, tetap tangguh hingga hari ini. Popularitasnya tak tergoyahkan nya sudah kedodoran. oleh seni pentas Bali mana pun. Kesenian ini digemari hampir Drama gong adalah seni masa oleh berbagai lapisan masyara- kat, dari anak-anak hingga kakek-nenek; dari petani hingga mahasiswa. Luar biasa. Dalam PKB, penonton yang mampu di- raup barangkali belum ada yang menandingi. Prahara sastra. Semakin berkurangnya minat generasi muda terhadap karya sastra dipengaruhi oleh faktor ekonomi, sosial, budaya, dan po- litik. Dan jurusan sastra daerah seperti itu, mereka rasakan be- lum memberikan nilai tambah atau nilai lebih dan tidak meng- untungkan dari segi materi. Su- litnya lapangan kerja adalah suatu faktor mengapa tidak ter- tarik mendalami sastra. "Kita hi- dup memang memerlukan suatu jaminan untuk masa depan yang memang bisa kita dapatkan dari kemampuan kita," tandasnya, kini yang bisa berkompromi dan mampu mengisi kondisi dan kei- nginan masyarakat yang demi- kian. Seni pentas yang cende- rung menonjolkan unsur hibur- annya itu dengan ceritanya yang ringan agaknya memang pas de- Kenapa drama gong mampu ngan tuntutan masyarakat Bali mencatat prestasi yang begitu masa kini yang sedang berinte- gemilang? Masyarakat kekinian, raksi dengan nilai-nilai baru termasuk di Bali, agaknya cen- yang mengepung. Memang, ru- Enteng derung dihinggapi pola berpikir panya drama gong perlu dipa- praktis dan pragmatis. Terbukti, hami dengan konteks perkem- segala sesuatu yang berbau bangan masyarakat dan perge- lamban dan bertele-tele mulai di- seran tata nilai. hindari. Cepat-gampang, murah-meriah mencuat jadi pi- Untuk sementara ini, dunia lihan yang laris. Hal-hal yang ru- mit dijauhi. Yang instan dige: drama gong mungkin bisa dibi- mari. Fenomena ini, dalam kon- lang "basah" dalam arti per- teks kesenian juga berlaku. Seni olehan rezeki. Tentang seni seba- yang serius agak sulit mendapat gai ladang untuk mencari naf- tempat. Seni pertunjukan yang kah, rasanya belum ada yang meletihkan dan mengundang menyaingi seniman drama gong kantuk kian kurang mendapat li bila dibandingkan dengan rikan. Dan sebaliknya, seni pen- ladang-ladang seni pertunjukan tas yang memiliki peluang untuk Bali mana pun. Bahkan sudah eksis adalah seni yang dikemas banyak para pemain drama gong secara enteng, segar, dan meng- yang melakoni kesenimanannya hibur. Walau secara kultural ke- secara profesional. Tidak lagi ha- senian yang sarat norma serta nya sekadar penyaluran hobi. protokoler tetap dijunjung bobot- Padahal ditilik dari gemerincing kali tidak laku. nya, namun nilai komunikatif pariwisata drama gong sama se- Ketika Bintang-bintang Bergabung BAGI penggemar drama gong dan kini membuat grup baru ber- mar drama gong," katanya. Dab- tentu sulit melupakan populari nama "Sancaya Bali Dwipa", dab menimpali, "Pokoknya, bila tas grup Bintang Bali Timur yang dengan cepat melejit ini masyarakat ingin menggelar (BBT). Memang, sekitar tahun kian meramaikan kegalauan drama gong dan ada ganjalan 1979-1984 sekeha drama gong drama gong. Apalagi dengan mengenai dana, jangan ragu- yang terdiri dari seniman dan se- mundurnya Dabdab dan Apel ragu datang ke sekretariat niwati dari belahan timur Pulau dari "Kerti Buana" sejak setahun kami." Menurut Apel, para para Bali ini, menjadi buah bibir ma- terakhir ini dengan alasannya pemain kelompoknya diberi ho- syarakat. Para pemeran utama sendiri-sendiri, kian membuat nor sekitar Rp 17.000 hingga Rp nya dielu-elukan oleh masyara- seru, haru dan lucu perjalanan 30.000. Dan tarif yang mereka kat pengagumnya. Pementasan- gebyar-gebyar teater tradisional pasang sekali pentas sekitar Rp nya selalu diuber-uber oleh ini. penonton. Dan masyarakat yang ingin menggelar kelompok drama gong ini perlu meneken kontrak sampai enam bulan se- belumnya. BBT, begitu masyara- kat biasa menyebutnya dengan fasih, memang laris manis saat itu. Celakanya, saat namanya me- lambung itulah, tiba-tiba angin kencang mengempas. Kelompok ini cerai-berai. Entah apa pasal- Rujuk Di awal Maret ini terbetik ka- 650.000. Sumbangan Naskah Tekad BBT untuk menunjuk- bar bahwa "almarhum" Bintang kan kiprah kesenimanan dengan Bali Timur hidup lagi. Bintang semangat baru ini antara lain le- bintang drama gong yang sempat wat keputusan untuk menjaga bersaing dan "berperang dingin" kesehatan masyarakat dan diri lewat grupnya masing-masing para pemain sendiri dengan cara itu kini rujuk. Apel, Dabdab, Lo- memajukan jam pentas. "Drama dra, Sukerti, Yudana, bergabung gong biasanya pentas hingga lagi. Mereka kini kembali meng- menjelang pagi. Tapi ini rupanya ibarkan panji BBT yang dulu me- tidak sinkron lagi dengan per- reka' tinggalkan itu. "Bintang kembangan masyarakat keki- nya. Yang masih teringat, nama Bali Timur kini siap melayani nian. Karena itu BBT akan me- BBT pun terkubur. Tetapi dan menghibur masyarakat," pentolan-pentolan grup drama ujar Ida Bagus Pujana yang kini majukan waktu pementasan dan pk.01.00 dini hari," kata IB. Pu- sudah selesai paling lambat jana yang sehari-harinya adalah Unud ini. Dia yakin masyarakat Kasubbag kemahasiswaan FK penanggap drama gong setuju dengan penyesuaian waktu yang dialternatifkan grupnya itu. Mengenai materi pemen- tasan, menurut Yudana dan Pu- gong ini tidak limbung. Nama- sebagai ketua sekaha drama nama mereka bahkan terus me- gong yang baru bangkit lagi ini. luncur. Kecemerlangan mereka Menurut Pujana yang terkenal tetap saja lewat grup-grup dengan nama panggung Komang drama gong yang mereka ben- Apel itu mengatakan, grup yang tuk. Dabdab dan Apel, misalnya, dírekrutnya kembali itu akan berkibar lewat kelompok "Kerti, tampil dengan warna baru. "Po- Buana"-nya. Lodra dan Yudana' koknya kami berusaha menyu- melejit melalui "Bhara Bu- guhkan suatu penyegaran bah- daya"-nya. Ada pula yang berga- kan kejutan," tambah Apel. bung dengan kelompok drama Dengan bersatunya mereka jana, mereka akan tetap mem- beri porsi dominan pada unsur ketenaran. gong "Duta Bon Bali". Dan ada kembali, bisa diduga grup ini hiburan. "Tapi kami akan meng- pula yang merekrut grup baru, akan bertaburan bintang drama hindar dari humor yang vulgar walau tak sempat mencicipi gong populer. Lodra akan meng dan konyol, namun akan lebih di- ambil peran raja muda, I Nyoman Pidada atau lebih terke- tekankan pada humor yang nal di panggung dengan Dabdab menggelitik, cerdik dan eduka- akan berpasangan dengan I tif," katanya. Sedangkan Pujana Made Rukeg alias Kiul. Warna berkata, "Soal cerita juga dike- Yang menarik, baik "Kerti Buana maupun "Bhara Bu- daya" seakan bersaing dalam hal popularitas. Keduanya laris dan keduanya memiliki penggemar kocak pementasan diandalkan mas dan disiasati lebih menarik yang cukup fanatik. Selain "Duta dari mereka. Sedangkan Dewa untuk menjawab tantangan pe- nonton sekarang yang sudah mu- Bon Bali, kedua grup drama Ayu Rai atau lebih terkenal de lai kritis. Berangkat dari pemi- gong pecahan dari "Bintang Bali Timur" inilah merajai pagelaran drama gong beberapa tahun ter akhir ini. Grup-grup drama baru yang mencoba menarik perha- tian masyarakat tak sanggup bersanding dengan ketiga sekcha drama gong yang sudah begitu dikenal ini. Namun kemudian suatu feno- ngan Sukerti memerankan putri manis. Seperti biasa, peran putri diarahkan untuk menguras ke- haruan dan air mata penonton. Lalu I Gde Yudana, raja gila yang banyak dibenci sekaligus digemari penonton itu. Selebih- nya, masih ada lagi I Ketut Merta, spesialis peran patih. Apakah dengan berhimpun kiran ini, Komang Apel sangat mengharapkan sumbangan pi- kiran berupa naskah dari para penulis drama. Untuk menunjang "hidup" dan kelangsungan kreativitas kelompok ini, digaetlah salah satu produsen rokok. Apakah pesan sponsor tidak akan meng- ganggu keutuhan pementasan? mena "profesionalisme" meng nya pemain-pemain top itu jus- Menurut Apel, sponsor cukup be- gonjang-ganjing dunia teater ra- tru akan semakin membuat ma- kyat yang sangat merakyat ini. syarakat tak mampu mengupah sar perannya dalam kelompok- Di antara grup drama gong mereka? Menurut Yudana, ke- nya, baik terhadap penari mau- papan atas itu pernah terjadi sa- lompoknya tidak menuntut pun penabuh. "Pesan sponsor ling sambar-menyambar pe- bayaran melangit. "Soal upah, kami tempatkan secara bijak- main. Ini tentu saja membuat ge- masih bisa dikompromikan. Te- sana dan tidak sampai merugi rah insan-insan yang berkecim kad kami adalah, jangan sampai kan seni drama gong yang kami lakoni," katanya. pung dalam kesenian ini. Petruk mengecewakan masyarakat dan dan Dolar yang sempat berga kami tidak berarti apa-apa tanpa bung dengan "Bhara Budaya" masyarakat, khususnya pengge- Kadek Suartaya DRAMA gong menguak atmosfer Bali dari Desa Abianbase, Gianyar di tahun 1966. "Kese- nian ini muncul secara tidak sengaja," ujar de- dengkot drama gong Abianbase, Anak Agung Raka Payadnya, yang membidani kelahiran teater rakyat populer di kalangan masyarakat. Bali ini. Dituturkannya, saat itu bersama bebe- rapa rekannya di Abianbase, dia sebenarnya ingin membentuk sebuah grup sendratari. Ka- rena kekurangan penari untuk mementaskan lakon Jayaprana saat itu, mereka pun terpaksa banting stir. Dibuatlah kompromi. Dengan me- makai dialog langsung, setiap pelaku bermain sesuai dengan kemampuan dan latar belakang seni yang menjadi kecenderungan atau digelutinya. Ternyata, kemasan gado-gado itu digemari masyarakat dan mengkristal kemudian men- jadi genre seni pertunjukan yang dikenal de- ngan istilah drama gong. "Jadi drama gong me- rupakan kombinasi dari tiga bentuk kesenian, yakni sendratri, sandiwara, prembon atau arja. Beberapa elemen kesenian ini dipinjam dan di- transformasikan sehingga kini menjadi milik dan ciri drama gong," papar Payadnya, yang di panggung biasa memerankan raja muda atau pemain manis, Payadnya yang kini wakil rakyat di DPRD Tingkat II Gianyar itu, tidak aktiflagi di drama gong. Tapi sebagai seorang seniman dan peng- amat seni, ia terus mengikuti perkembangan kesenian yang sempat melejitkan namanya se- bagai artis idola masyarakat. Pantauannya ter- masuk terhadap kisah jatuh bangunnya bebe- rapa grup drama gong. Individualistis Grup-grup drama gong sebunan sempat ma- cet beberapa lama. Ini kemudian memunculkan grup-grup bon drama gong. Para pemain drama gong yang masih ingin menggeluti kesenian ini menghimpun diri membentuk kelompok ga- bungan. "Termasuk saya pernah melakukan itu," kata Payadnya. Menurutnya, pementasan grup gabungan biasanya lebih bermutu, tapi se- ring mengarah jadi individualistis. "Dalam drama sebunan biasanya penyajian kita sangat kompak karena berasal dari satu kelompok atau lingkungan. Mudah diatur. Sedangkan da- lam drama gong gabungan sering kurang ada kerja sama dan kadang-kadang semuanya ingin menonjolkan diri. Semua merasa mampu," katanya. Para pemain yang tergabung dalam drama gong bon adalah para pemain yang menonjol di grup sebunan-nya masing-masing. Bahkan ada yang tergolong pemain "bintang", punya peng- gemar dan popularitas. Dan lazimnya, pemain rusnya. tidak Windu melihat "Kalau kita amati penelitian di bidang sastra hanya melibat kan kalangan Fakultas Sastra," kata Windu. Padahal, menurut- nya, pengertian sastra dan bu- daya itu sangat luas dan melibat kan ilmu-ilmu lainnya. "Saya kira kesalahan orang-orang kita memandang dan membagi Pementasan drama gong punyai kelebihan dan dihormati. Di sini dibutuhkan penerjemah yang andal. "Perlu alih bahasa dari berbagai bahasa seperti Prancis, Inggris dan Jepang. Pe- nerjemah saat ini justru dilaku- kan oleh orang-orang asing sen- diri. Orang kita baru terbatas menerjemahkan ke dalam ba- hasa Indonesia, itu pun hasilnya sangat buruk, yang dikutip dari itu. sen yang meneliti tentang sastra Sementara itu, Pembantu De- kan II Fakultas Sastra Drs. N. atakan, cara memotivasi masya- rakat akan keberadaan sastra tradisi baru melalui pesantian dan cermah-ceramah saja. Itu pun masih terbatas pada orang tua dan kalangan tertentu saja. Dan cara ini, oleh Windu San- caya dianggap tidak efektif lagi. "Tapi kalau sistem pesantian merupakan satu cara saja, bisa diterima. Tetapi kalau cara ini satu-satunya yang dipakai, ber- arti kita sudah ketinggalan ke- reta," kata Windu. Dia mengal- ternatifkan cara lain yakni de- ngan membuat lembaga penelitian sastra tradisi yang mampu berbicara, baik di ting- kat nasional maupun internasional. ● sutiawan gian insan-insan seni teater tra- bayaran terlalu tinggi, hingga disional ini. Sebenarnya ini sah- menimbulkan jurang pemisah sah saja. Akan tetapi rupanya yang sangat timpang antarpe- ada sisi budaya dan psikologi main. Jika pemain merasa diri- kita, terutama di kalangan nya dipentingkan, itu merasa ti- orang-orang drama gong itu, dak puas. Katanya, ia pun en- yang belum siap dengan iklim teng hengkang ke grup lain. yang demikian. Akibatnya Maka berantakanlah grup yang menguak fenomena yang mena- ditinggalkan, yang berakibat rik dan khas. Misalnya jatuh terjadinya perang dingin antar- bangun dan pecah-belahnya grup drama gong. grup-grup teater ini. Mereka se- Uang memang peka. Adakah ring digonjang-ganjing atau ber- karena uang yang menyebabkan canda dengan prahara. perkembangan dan bobot drama Sejak mencuatnya drama gong, menurut pendapat seba- gong di tahun 1970-an, tercatat gian orang, berputar-putar dari sudah bermacam nama grup itu ke itu saja? Cerita drama atau sekeha menyembul ke per- gong sering dituding konyol, en- mukaan. Tapi, rata-rata setelah teng, hayal, pokoknya asal- menikmati ketenarannya bebe- asalan. Dari melarat dan miskin rapa saat, lalu bubar. Lalu mun- kemudian jadi kaya, makmur cul grup baru serta mengibarkan dan berkuasa. Mudah ditebak bendera baru. Kemudian am- dan klise. Intelektual penonton bruk lagi. Pecah. Masing-masing cenderung diremehkan. Penon- sempalan merekrut grup baru. ton dimanja. Tidak ada kreativi- Tenar. Amblas lagi. Dan seterus- tas yang merangsang pikiran. nya. Lucunya, semua itu meli- Dan sederet suara-suara sum- batkan orang yang itu-itu juga, bang lainnya. Belum lagi tentang yang mendapat dukungan para hal-hal porno yang konon sering pendatang baru. diumbar dalam penyajian kese- nian ini. Ada dugaan, semua itu ber- muara dari soal fulus, di samping disulut oleh masalah-masalah Pro dan kontra, kritik, bahkan cemooh, bukannya membuat Sabtu Paing, 19 Maret 1994 Depkop ak Pembiayaa Jakarta- Departemen Koperasi dan Pembinaan akan mendirikan pusat pembiayaan ya biayai usaha koperasi/KUD dan pengusal Indonesia. Menurut Menkop/PPK Subiakto Tja- kan di Indo krawerdaja pada acara halal bil halal bersama seluruh jajaran pembiayaan Depkop/PPK di Jakarta Kamis, "holding" da mengatakan untuk kegiatan pu- kan hingg sat pembiayaan koperasi itu pa- matan bah ling tidak dibutuhkan dana seki- dengan ber tar Rp 20 milyar yang bisa dipe- karta, kem roleh dari kredit Bank Bukopin. nya melay saja. Rencana Di Jepang dan Taiwan sistem pembiayaan terpusat itu sudah biayaan itu berjalan baik, dan perpaduan dan akan s sistem kedua negara itu jika me- ngan kelor mungkinkan akan dikembang- bidang pe Menanti Kebijaka SEKTOR perpajakan tam- banding pe Sedangk paknya akan semakin menjadi primadona sumber pendapatan maan buka dalam negeri di sektor nonmigas mencapai setelah penerimaan dalam ne- geri sektor migas tidak bisa diha- anggarkan persen lebi Dalam F rapkan lagi, sehubungan dengan dak menentunya harga minyak rintah me maan dari dunia. Sementara pinjaman luar negeri sudah ditetapkan hanya Rp 40,07 t pat pening sebagai pelengkap. Ketika APBN 1993/94 meng- atau 18,4 alami defisit Rp 1,8 trilyun-kiraan dal yang antara lain diakibatkan an- Sement direncanal lyun, pene jloknya harga minyak dunia -- penerimaan pajak dan bukan pa- penerimaa jak ternyata meningkat se- hingga penerimaan nonmigas di- trilyun. Pe perkirakan mencapai Rp 39,8 trilyun atau 5,7 persen dari yang dianggarkan dalam APBN itu. Realisasi penerimaan pajak yang terdiri dari pajak pengha- rencanaka silan (PPh), pajak pertambahan dangkan direncana dan pener kan Rp 2,6 Penerim nilai (PPN), pajak bumi dan ba- RAPBN 19 ngunan (PBB), bea masuk, cukai, nakan seb dan pajak ekspor, dan pajak lain, yang bera dalam tahun 1993/94 diperkira- 13,6 milya kan mencapai Rp 34,8 trilyun. bandingk Berarti 2,9 persen lebih tinggi di- APBN tah PT Dharma Terancam R Palu- negeri gu harga dip kat jauh d Rp 14.000 Dengan antara di PT Dharma Niaga Cabang Palu, salah satu distributor se- men di Sulawesi Tengah, teran- cam rugi sekitar Rp 900 juta le- bih bila stok 6.300 ton semen im- por asal Cina membatu di pensi dan gudang distributor karena tidak setempat mengimpo laku di pasaran. Kakanwil Departemen perda- dan Korea gangan Sulteng, Drs. Abdul Syu- dan mutu kur mengatakan Kamis, hingga ngan sem saat ini semen impor itu belum mun setel terjual dan masih menumpuk di justru ya gudang distributor. yang belu Menurut Syukur, distributor Setelah sulit memasarkan semen terse- men impo butkarena selain merupakan ba- yakni lan rang baru dan mutunya juga be- sulit unt lum dijamin, persediaan semen pembang produksi dalam negeri dewasa jembatan. Semen ini melimpah. Ketika terjadi krisis semen di kini masih Palu, pihaknya memberikan ke- khawatirk sempatan kepada para peng- usaha dan distributor untuk tar empat mendatangkan semen dari luar di dalam g rena seme Harga Seped Baru dan Be Denpasar (Bali Post) - Harga dan pasaran sepeda motor baru dan kas di Denpasar Jumat (18/3) stabil. Namun jumlah pedagang membenarkan, harga sep motor bekas di sejumlah show room di Denpa jauh lebih tinggi dibandingkan di pasar-pa loak Rincian harga sejumlah sepeda motor baru bekas yang berlaku Jumat di Denpasar seba berikut: Sepeda Motor Baru Astrea Star C 800 M5 Black Astrea: C 100 M 4Y Bali Post/Ist lainnya. Mungkin oleh manaje- drama gong goyah. Justru ia kian men yang awut-awutan. Bisa populer dan tetap digandrungi pula oleh kekurangan-adilan da- oleh masyarakat. lam pembagian rezeki. Tetapi ko- non ada katanya disebabkan oleh ulah pemain yang menuntut ●Kadek Suartaya Type Sport: MCB (Win) GL 100 K 4 sial. Ini merupakan bagian dari Drama gong kini mulai komer- sikap profesionalisme dari seba- Jangan "Mencekik" Penonton golongan ini yang mendapat imbalan berbeda. dengan pemain lainnya, yang tidak tergolong "bintang" di grup sebunan-nya. Bagi Payadnya, pemain bintang memang wajar mendapat im- balan lebih jika dibandingkan dengan pemain lainnya, asal tidak terlalu mencolok. "Jangan karena tidak dibayar sesuai dengan keinginan, para pemain top itu dengan enteng meninggal- kan grupnya. Harus punya toleransi, solidari- tas dan rasa tanggung jawab. Jangan seenak- nyalah," katanya. Yang sangat disayangkan oleh sesepuh drama gong ini adalah honor yang diterima para penabuh. Dengan jumlah sekitar 25 orang para penabuh hanya menerima Rp 75.000. "Hi- tung berapa bagian tiap-tiap orang, Sedangkan pemain, jangankan yang tergolong top, yang menengah saja mendapat Rp 15.000 hingga Rp 20.000 per orang. Kan kurang adil. Padahal ha- rus begadang sampai pagi. Sedangkan pemain, kalau tidak sedang main di panggung, bisa ti- dur dengan tenang di rangki," katanya. Optimis Jika semua insan drama gong menyadari tanggung jawab moral kesenimanan dan peran- annya di tengah masyarakat, menurut Payad- nya, drama gong akan tetap eksis. Dengan tetap menjaga mutu disertai upaya terus-menerus memompa kreativitas, ia optimis drama gong akan tetap hidup. Karena keberadaan kesenian rakyat ini di tengah masyarakat Bali sejak ke- munculannya hingga kini telah membuktikan keluwesannya berinteraksi dengan perkem- bangan zaman. Fakta juga memperlihatkan, telah 28 tahun kesenian drama gong ini menghibur masyara- kat. "Tapi belakangan ini saya mendengar ba- nyak orang takut ngupah (menanggap-red) drama gong, karena sering merugi. Padahal, se- benarnya masyarakat sangat haus akan ton- tonan ini. Ya, ongkos drama gong relatif tinggi untuk ukuran dan keadaan ekonomi masyara- kat kita tahun-tahun terakhir ini," kata Payadnya. Soal tingginya upah sebuah grup drama gong ini, beberapa sumber membenarkannya. Untuk satu grup drama gong yang sudah terkenal di masyarakat, penanggap harus merogoh sekitar Rp 1 juta. Jumlah bersih untuk pemain sekitar Rp 650.000. Sisanya untuk sewa kursi, deko- rasi, antar jemput, konsumsi dan hal-hal kecil lainnya, yang semuanya disiapkan pihak pe- nanggap. Dengan biaya yang relatif besar ini- lah, konon harga tiket pertunjukan drama gong tak bisa ditekan lebih murah dari Rp 3.500. Bahkan ada yang sampai Rp 5.000. Sinyalemen Payadnya, tingginya ongkos drama gong ini berawal dari grup-grup yang terhimpun dari para pemain terkenal alias idola masyarakat, yang menuntut bayaran tinggi. Apalagi ada pemain yang merasa dirinya bintang yang telah mematok tarif mati. "Ini yang menyebabkan ongkos drama gong mence- kik penonton," katanya. Maka sebagai pionir dan sesepuh drama gong, ia mengimbau grup- grup yang sedang naik daun agar menyesuai- kan tarifnya dengan kondisi ekonomi masyara- kat di mana ia mentas. "Juga pemain yang me- masang tarif tinggi agar sedikit mengekang nafsunya dan menyadari bahwa keberadaan serta popularitas yang dinikmatinya kini sebe- narnya juga disebabkan oleh masyarakat," tambahnya. Toh kepuasan seniman dan kreativitas ber- kesenian tak selalu terletak pada jumlah uang yang diterima. Dalam forum diskusi "Peranan Seniman, Permasalahan dan Prospeknya", yang diselenggarapan Bali Post bekerja sama dengan PHRI Bali baru-baru ini, hal itu terung- kap. Ida bagus Raka Pudjana, pemain drama gong/ pelawak yang kondang dengan nama panggung Komang Apel, dalam catatan singkat yang disebar kepada peserta diskusi menyata- kan, "Kepuasan seniman bukan semata-mata pada uang saja, meskipun tanpa uang kami juga tidak bisa menghidupi keluarga," katanya. Dia menceritakan pengalamannya dundang untuk pentas di rumah orang kaya dengan bayaran yang lumayan alias tinggi. Namun ka- lau penyapa (penerimaan-red) kurang baik, da- lam artian tempat berhias di tempat yang ku- rang enak (sembarangan) tanpa tikar, misal- nya, jelas ongkos tinggi itu tidak menjamin kepuasan kami sebagai seorang seniman. "Se- baliknya, meskipun main di desa terpencil yang penduduknya rata-rata minim penghasilan- nya, namun kalau kami disapa (diterima) de- ngan baik dan punya rasa penghargaan terha- dap seniman, meskipun bayarannya sedikit, kami akan terima dengan senyum dan hati puas," begitu menurut Apel. Pernyataan tertulis Komang Apel ini senada dengan seorang pemain drama gong, yang juga AA Raka Payadnya hadir pada diskusi tersebut. Sri Marheni, pe- main drama gong yang kini bergabung dengan kelompok drama klasik pimpinan Anom Ra- nuara, menyatakan, "Sikap atau penerimaan yang baik sangat berarti bagi kami. Meskipun yang mengundang membayar tinggi, tapi kalau kami tidak diperhatikan sebagaimana mesti- nya, rasanya kesal juga," katanya. Sebagai- mana Apel, Sri Marheni pun punya cerita. Suatu hari, katanya, kelompoknya diundang pentas oleh orang berada. Tapi ternyata perla- kuan pihak pengundang sama sekali tidak men- cerminkan status yang dimilikinya. "Kami ter- paksa mencari tempat sendiri untuk berhias, dan laki perempuan berbaur di satu tempat, ka- rena tidak adanya tempat. Bahkan tuan rumah acuh tak acuh kepada kami," katanya. "Percaya atau tidak, ada kelompok drama gong yang ti- dak terima disuguhi coca-cola. Karena lazim- nya, pragina disuguhi kopi atau teh dan buah base (kelengkapan nginang); meskipun tak seo- rang pun di antara pemain drama gong itu yang biasa nginang," kata seorang teman. Soal sapa penyapa ini memang sangat terkait dengan ta- takrama yang lazim di kalangan masyarakat Bali. Kadek Suartaya Elegant Astrea C 100 M 4F GL Max 6 Rp 3.864 Rp 3.597 Rp 3.597. Rp 3.198 Rp 3.692 Rp 3.836. Wisata K Anak-anakn FAKTOR infrastruktur pendukung a adalah bandar udara yang tidak terlalu d jauh, perusahaan penerbangan nasional li dan internasional, transportasi jalan k raya, komunikasi, dukungan sektor-sek- d tor industri pariwisata lainnya, dukun- b gan pemerintah setempat maupun na- m sional. m Mereka yang datang hadir sebagai pe- serta "Wisata Konvensi" adalah para del te egasi yang tidak jarang disertai oleh w pakar, nara sumber, staf ahli disebut den- k gan istilah accompaying person, istri atau pe suami (spouse) dan anak-anak. Di Jer- ve man istilahnya Vati, Mutti und Kids, yang ya artinya ikut dalam wisata konvensi ini ra- ra mai-ramai "Ibu, Bapak dan Anak-anak", re yang oleh penyelenggara diberi perhatian m khusus satu persatu. Kalau untuk bapak- se bapak di samping menghadiri sidang ya sidang penting dalam konvensi juga pa diatur technical visit atau official events, ra beraudensi dengan kepala negara dan pe- ka jabat-pejabat tinggi pemerintahan atau pemimpin-pemimpin masyarakat terke- U muka. Sedangkan untuk ibu-ibu diseleng- ra garakan social evenis atau ladies pro- ga gramme dengan mengadakan kunjungan an ke panti-panti asuhan, rumah sakit da khusus, pusat organisasi wanita dan se- w bagainya, dan tentunya tidak bisa dilu- m pakan ke tempat-tempat penjualan cen- m deramata. Untuk anak-anak yang dibawa 45 orangtua mereka yang datang untuk kon- ta vensi waktu harus disediakan 24 jam ga penuh, dengan tidak melupakan faktor M alami mereka sebagai bocah (cerewet, "T menangis, nakal dan sebagainya). Di m Amerika Serikat menurut laporan Indus di tri Konvensi "Tagungs-Wierschaft (TW) (The International Magazine for the M Ings, Incentive, Business Travel and hition Industry) acara untuk anak yang menyertai orangtua mere hadiri sebuah konvensi m pasaran yang pasti. Di Munic Ny. Schmeer-Casal telah sukses dengan 4cm
