Tipe: Koran
Tanggal: 1994-03-23
Halaman: 10
Konten
2cm HALAMAN 10 Bali Post Manusia Bali, Dilema Struktural MANUSIA Bali (baca: Hindu) tengah berubah. Bahkan, Dr. Jean Couteau, seorang pengamat budaya Bali asal Prancis, baru-baru ini menyatakan, telah terjadi perubahan struktural pada masyarakat Bali. Benarkah terjadi perubahan mendasar pada struktur masyarakat yang dikenal memiliki local genius tinggi ini? Seberapa besar perge- seran itu dan bagaimana jadinya Bali jika perubahan itu kian deras? Wartawan Bali Post Dwikora Putra melaku- kan wawancara khusus dengan antropolog dan pakar budaya Prof. Dr. IGN Bagus. Berikut petikannya. IGN Bagus Jean Couteau melihat, te- lah terjadi perubahan men- dasar pada masyarakat Bali. Bagaimana pandangan Anda sendiri? Saya kurang setuju dengan is- tilah perubahan. Yang lebih te- pat adalah transformasi. Jika memang digunakan istilah per- ubahan, harus dibedakan antara perubahan yang bersifat biasa dengan yang besar --supaya le- bih jelas dan tajam melihat apa sebenarnya yang terjadi. Kalau perubahan biasa, itu biasa seba- gai fenomena kehidupan. Tapi kalau sifatnya besar, kita perlu melihat ke mana arus transfor- masi itu, sehingga untuk meng- antisipasinya perlu adanya stra- tegi pengendalian. Minimal mampu menghindari. Dan mak- simal mampu menggerakkan ke arah yang positif. Sebaiknya, perubahan itu bersifat biasa biasa saja, jangan besar - besaran. Bagaimana dengan pemba- ngunan fisik Bali; apakah te- lah mendukung kehidupan budaya dan manusia Bali? Dengan berakhirnya PJP I se- bentar lagi, dan menginjak PJP II, kita harus berani menghitung Bali Post/Dok hitung modal, melihat hasil pembangunan. Yang harus di- hindari justru jika suatu pemba- ngunan nantinya berdampak ke- pada "pengikisan" budaya dan "pemiskinan" moral manusia Bali. Maksudnya? Jika kita menengok kondisi Bali sekarang, sesungguhnya sama dengan apa yang dialami masyarakat Jawa pada permu- laan abad lampau (19). Jadi, ber- beda besar Bali dengan Jawa se- karang. Masyarakat Bali, hingga tahun 60-an masih dalam kon- teks kehidupan agraris umumnya ekonomi ditujukan se- bagai sistansi (kepentingan diri sendiri). Masuknya industri pa- riwisata telah menyebabkan per- ubahan dalam sistem ekonomi, yakni mengarah kepada eko- nomi moneter. Ini jelas mem- bawa perubahan perubahan pada sektor lainnya, karena ma- syarakat yang agraris berbeda benar dengan masyarakat indus- tri. Masyarakat industri lebih mandiri dan lebih mengutama- kan prestasi, sedangkan masya- rakat agraris lebih mementing- kan masalah keagamaan sebagai pedoman hidup --yang sifatnya komunal dan ritualistik kebersa- maan. Di sisi lain, masyarakat industri memang menghendaki agama sebagai acuan tapi perlu pembaruan- isinya tetap de- ngan penyederhanaan bentuk dan cara. Itu sudah tuntutan ma- syarakat industri, masyarakat modern. Bagaimana dengan Bali? Sekarang di Bali juga meng- alami tantangan yang sangat be- sar dalam pembangunan kehi- dupan beragama --Hindu. Tun- tutan itu mestinya dijawab dengan mengedepankan pemi- kiran pemikiran filsafat yang nantinya dapat memedomani (menjadi pedoman - red) masya- rakat modern-- terutama dalam berbagai sektor kehidupan baik politik, ekonomi, sosial, budaya, iptek, dan seni. Secara sosiologis, bagai- mana posisi manusia Bali se- karang? Manusia Bali akan ditarik ke mana oleh arus transformasi itu? Kita sekarang dalam masa transisi. Transisi dalam segala aspek. Misalnya dalam bidang pertanian itu, sekarang meng- arah kepada orientasi pasar mana umat kian kritis akan ajaran agama --tuntutan intelek- tual akan buku-buku yang me- dicermati sebagai sinyal - sinyal nasional, misalnya. Ini pantas yang mengarah pada pembaruan kehidupan beragama. tik. Artinya, kurang mampu ber- pikir secara lintas sektoral dan lebih mendalam. Kalau dulu kita memiliki tokoh seperti Anak Agung Gde Agung dari Puri Gia- nyar yang memiliki wawasan menginternasional, sekarang tampaknya belum muncul. Da- lam bidang politik secara nasio- nal saja belum muncul. Kita ber- harap sedang tumbuh, kalau ti- dak, ini kevakuman yang memprihatinkan. Itu kan tokoh dalam la- pisan elit. Bagaimana dalam lapisan menengah? Apakah sudah ada yang muncul? Dalam menengah ma- sih tetap pragmatis. Kaderisasi tidak memperlihatkan kontinuitas. Kembali ke soal transfor- masi tadi. Bagaimana dengan jatidiri manusia Bali seka- rang? Apakah sudah tergerus atau masih tetap berpijak ke- pada akarnya? Ini masalah yang paling pen- ting. Terutama harus dicermati, maksud pencapaian pemba- ngunan dalam rangka melihat Bali ke depan. Bali ini mau di- bawa ke mana? Jika melihat daya bentuk menghadapi arus seperti itu --seharusnya kita ti- dak hanya menerima, tapi de- ngan kekuatan sebagai modal mampu "menggumuli" arus glo- balisasi itu. Saya melihat Bali masih dalam persimpangan jalan. Jadi, betul-betul dalam satu taruhan. Namun, yang ter- penting sekarang dilihat apakah masih ada komitmen dari kelom- pok-kelompok strategis; kelom- pok-kelompok masyarakat, wa- laupun tidak dari organisasi for- mal, yang ditanam yakni yang memi liki nilai ekonomis tinggi. Maka adalah sah kalau kemudian ba- nyak sawah berubah menjadi ke- bun-kebun vanili atau cengkeh. Juga dalam kehidupan sosial lainnya, seperti gaya hidup ma- nusia Bali yang mulai ingin dapat memberikan serba praktis dan ekonomis; sumbangan pemikiran dalam muncul juga gerakan baru, yang Bali. Sehingga, nantinya Bali ti- Yang tak kalah pentingnya, menentukan arah pembangunan dak terjerumus oleh arus yang datang dari luar, terutama aki- besaran. Jika kurang awas, nan- bat pembangunan pariwisata yang dieksploitasi secara besar- tinya kita akan tenggelam dalam heterogenitas kelompok-kelom- pok tradisional. Kalau hal ini ter- jadi, akan memprihatinkan se- kali. Itu berbahaya bagi Bali. Apakah ada kemungkinan manusia Bali tergerus lebih besar (lebih parah red) di- bandingkan yang lain? Ya. Dengan adanya pengaruh luar yang demikian dahsyat, ma- nusia Bali kemungkinan terseret lebih besar dibandingkan yang lain. Ini tak lepas dari pesona Bali. Tapi sesungguhnya tidak masalah jika para penguasa mau bersikap bijak dengan memberi kan batasan-batasan yang jelas, terutama untuk menjaga Bali Jika dalam bidang eko- nomi cukup menonjol, ter- utama munculnya figur fi- gur yang menjadi pentolan, apakah ini juga diikuti oleh munculnya tokoh tokoh yang berwawasan nasional atau internasional dalam bi- dang lain? Memang, dalam bidang eko- nomi sudah banyak tokoh yang menonjol dan berhasil, tapi di bi- dang lain masih tertinggal. Ter- utama cendekiawan yang memi- liki wawasan kenegaraan. Keba- nyakan lebih berkutat secara vertikal --kurang berpikir holis- Mulai Luntur, Primordialisme sebagai Kekuatan Budaya Bali DALAM wawasan Nusan- orang asing, selain bangsa Be- ngat primordialisme masyara- tara, primordialisme merupakan landa, yang mulai pula berdata- kat Bali mulai luntur. Wujud se- faham yang mendapat nilai mi- ngan ke Bali. nus. Sebab, sifat faham ini meng- acu kepada 'bau-bau' regional, seperti sukuisme, daerahisme. kita dalam kularisme yang cenderung permisif, serba nggih, meng- agungkan kebendaan (materia- listis) serta sikap terlalu prag- matis semakin menambah ke- loyoan mempertahankan keabsahan ni- lai-nilai yang terbukti luhur. Problem lain adalah ke- nyataan bahwa primordialisme masyarakat Bali dalam kondisi keterbukaan sekarang menun- jukkan kelemahan mendasar. dari ketercompang - campingan. Maksudnya Misalnya begini. Dengan be- berapa insiden yang terkait de- ngan penolakan terhadap pem- bangunan kawasan wisata Bali Nirwana Resort (BNR) di ka- wasan suci Tanah Lot, Tabanan, misalnya, kita melihat manusia Bali masih punya keutuhan da- lam upaya mempertahankan bu- daya dan jatidirinya. Dari sini saya berpikir para penguasa harus punya toleransi terhadap sikap pluralisme, juga kekuatan lain seperti orsospol-- harus menghargai perbedaan penda- pat semasih dalam lingkup wa- wasan nusantara. Jadi, yang berubah atau bergeser pada manusia Bali hanya lapisan luarnya, se- dangkan lapisan dalamnya tetap. Dengan kata lain, ma- nusia Bali masih berpijak ke- pada akarnya? Yang harus dibedakan adalah berubah dan tergeser. Memang telah terjadi perubahan tapi ma- nusia Bali tidak tergeser keu- tuhan kosmologi budayanya. Ada pertimbangan pertim- bangan esensial yang masih mengacu kepada keutuhan kos- mologi itu. Jadi, dalam per- ubahan, mungkin saja terjadi pembesaran atau pengecilan ni- lai. Tapi tidak sampai terjadi pergeseran secara total. Kalau nantinya terjadi perubahan se- cara total, segala persoalan ha- untung-rugi. Kehidupan ber- nya akan dilihat dari segi agama misalnya yang kini sarat dengan muatan sosial akan teng- gelam. Tapi kenyataannya seka- rang masih tetap, bahkan kian marak. Ini masih menunjukkan kondisi yang mampu menjaga keutuhan itu. Jadi, benar terjadi per- ubahan atau pergeseran. tidak sampai Tapi tercerabut? gerak tapi tetap berpijak pada Ya. Saya kira begitu. Kita ber- Bali. Buktinya, secara moral ma- nusia Bali masih memiliki dan berupaya menjaga martabat di- rinya sebagai manusia yang ber- iman dan beragama. Ini harus te- tap kita jaga. Satu contoh kong- kret, di mana manusia kehilangan identitas dirinya, mi- salnya, orangtuanya menjadi pe- lacur, lantas anaknya juga men- jadi pelacur. Profesi ini dianggap menjadi hal yang biasa; di mana pada saat yang sama anak dan orangtuanya melayani "tamu"-nya dan itu dianggap wa- jar. Nah, artinya kan sudah tidak ada moral lagi. Mereka sudah ke- hilangan identitas diri, marta- bat, harga diri, dan jatidiri. Tapi, melihat perkem- bangan yang terjadi, ter- utama kian derasnya migrasi ke Bali dan adanya rumah- rumah "bordil" dan kawasan yang menampung pelacur, secara terang terangan maupun terselubung. Apa- kah tidak akan terjadi hal yang sama pada manusia Bali? Mungkin saja terjadi. Coba te- ngok sajak Wayan Artawa yang "meramalkan" masa depan Bali secara total (baca sajak - sajak Wayan Artawa dalam Horison edisi XII). Pemikiran penyair asal Karangasem itu mengisya- ratkan bahwa manusia Bali pada saatnya nanti akan ninggal ka- witan (meninggalkan leluhur) dan ninggal bhakti (meninggal- kan agamanya - Hindu). Jika hal itu sampai terjadi, terkutuk se- kali nantinya kita. Jadi, harus dijembatani antara tradisi dan modernisasi, sehingga tidak ter- jadi alienasi (keterasingan bu- daya - red). Masalahnya, apakah ini sudah menjadi dasar pemi- kiran untuk pembangunan Bali dalam pelita VI, dan dalam jangka waktu yang lebih panjang menyongsong PJP II, 25 tahun mendatang? Ini perlu diperta- nyakan, karena penelitian ten- tang potensi Bali dan beberapa aspek yang dilakukan UNDP dan Proyek Pembangunan Bali Berlanjut, belum sampai meme- cahkan masalah ini. Ini yang muncul masalah-masalah se- perlu diprihatinkan, sehingga perti protes pembangunan ka- rena penelitian tersebut belum menjawab pembangunan. tantangan Lantas, bagaimana dengan berbagai macam lomba se- perti lomba desa adat, lomba subak, lomba teruna - teruni? Apakah akan mampu membe- rikan kontribusi dalam mem- pertebal jatidiri manusia Bali? Secara teori sebenarnya ba- gus. Tapi penjabarannya yang hanya begitu - begitu saja tam- paknya kurang memberikan ma- sukan; kurang menjawab. Pada- hal, yang diperlukan sekarang, bagaimana pendalaman nilai- nilai agama dan budayanya se- bagai proses yang melihat pada dinamika masyarakat. Artinya, nilai-nilai agama dan budaya itu terelaborasi, terimplementasi, dan terjabarkan dalam seluruh perilaku masyarakat. Sehingga, mampu memberikan sum- bangan pada moral atau etika pembangunan, karena pada da- sarnya tujuan beragama kan pe- nyadaran kepada hakikat kehi- dupan secara total. Konflik Adat dan Desa Adat ADA yang namanya desa bersangkutan. Oleh karenanya, adat. warga desa Desa adat di Bali merupakan menjunjung kekuasaan terse- suatu persekutuan hukum, yang but, untuk dapat terwujudnya keberadaannya dilandasi oleh kehidupan masyarakat sebagai adanya kehendak bersama un- mana yang diingini. Bentuk tuk hidup bersama dalam satu kongkret kekuasaan desa adat wadah, guna memudahkan me- dapat dilihat pada kepala desa wujudkan kepentingannya. Un- adat/ bendesa adat, rapat desa tuk itu, sebuah desa adat dileng- (sangkepan desa adat), aturan kapi kekuasaan mengatur kehi- (awig-awig) desa adat. dupan warganya, sehingga segala kepentingan dapat diper- temukan dalam suasana yang aman bagi semua warganya. Kekuasaan yang dimaksud Primordialisme Bali di Era Globalisasi Artinya, primordialisme justru Kita sepenuhnya menyadari, harus ditinggalkan untuk me- akar kekuatan budaya Bali ada ningkatkan pembangunan yang pada basis-basis primordial. Hal berwawasan nasional. Lalu da- ini ibarat rangkaian mozaik lam konteks apa potensi primor- yang membentuk keutuhan bu- dial itu bisa dilihat manfaatnya? daya Bali. Kalau kita mengana- Tentu saja bila pembicaraan itu logikan mozaik sebagai kotak, dibatasi dalam wilayah, yang maka memang masyarakat kita mana secara internal primordia- berada dalam "kotak-kotak" pri- Karena kondisi "pengkotakan" meliputi, kekuasaan untuk me- lisme itu diabsahkan oleh ma- mordial. Meskipun begitu, jelas secara adat dan budaya telah syarakatnya, seperti di Bali, sekali kelihatan bahwa muatan menyebabkan kecenderungan di misalnya. ini serta landasan filosofisnya kalangan masyarakat untuk Kehidupan sosial masyarakat adalah sama. Masing-masing asyik hanya dalam kelompoknya Bali berjalan di atas tatanan pola selalu berusaha menjaga keu- sendiri. Hal ini jelas berpenga- primordial yang sangat kuat dan tuhan nilai yang dimiliki "ko- ruh terhadap wawasan kehin- cukup rumit. Hal ini bisa dilihat tak"-nya tanpa niat mengusik duan mereka. Mereka sering ter- dalam hubungan dan perilaku atau mempengaruhi yang lihat acuh terhadap kejadian masyarakat secara eksplisit yang masih tradisionalistik. Be- kejadian di luar kelompok - ke- kasi dari semua itu, adalah mun- lompok primordialnya. Impli- culnya sikap kurang waspada terhadap tantangan - tantangan eksternal. Seperti terhadap upaya upaya eksploatasi adat dan budaya, baik sebagai ajang bisnis (ekonomi), maupun untuk gitu juga kehidupan adat dan bu- daya. Potensi dan kemampuan pola primordial di Bali sudah ter- uji sejak berabad-abad. Hal ini dimungkinkan karena ba ngunan primordialisme masya- rakat kita didasarkan pada pola lainnya. ngat primordial masyarakat Bali Pada era globalisasi ini sema- mulai mendapat ujian ujian berat, ketika kita mulai semakin intens memasuki pergaulan in- ternasional lewat pariwisata. Keadaan ini tercipta akibat ke- populeran Bali sendiri, budaya wajiban adat. Bagaimana konflik adat ini harus diselesaikan? Konflik adat yang bersifat nonkriminal atau adat murni, biasanya diselesai- melalui rapat kan sangkepan/ paruman desa adat, dan sering pula dengan menja- tuhkan sanksi kepada pelaku. atau Sedangkan konflik adat yang bersifat kriminal, diselesaikan melalui proses peradilan, di sam- ping juga tidak meninggalkan penyelesaian melalui sangkepan desa adat yang dipimpin oleh ke- pala desa adat atau bendesa Walaupun demikian, tak ber- arti kehidupan dalam desa adat luput dari konflik. Bahkan, ada kalanya demikian runcing, sam- pai misalnya ada desa adat ter- tentu yang pecah. Ada warga adat. Perkembangan terakhir me- Rabu Umanis, 23 Maret 1994 BIAS BALI Quo Vadis Hindu Center MASYARAKAT Hindu di Bali akhir-akhir ini banyak mengalami kejutan sosial. Ter- utama sejak gelombang wisatawan semakin ba- nyak menerjang pulau kecil yang magis dan me- mukau ini, menawarkan nilai-nilai spesifik bagi pengunjungnya. Agama Hindu yang di- anut oleh sebagian besar penduduk pulau ini, telah mempersembahkan budaya yang khas, peninggalan purbakala yang artistik, memberi inspirasi kepada para seniman dan kesemua- nya itu adalah modal bagi daya tarik Bali. Da- pat dibayangkan, betapa besarnya sumbangan dan "pengorbanan" yang telah diberikan oleh masyarakat Bali terhadap perkembangan ke- pariwisataan di Bali dan Indonesia pada umumnya. Agama Hindu Bali adalah sumber dari segala sumber semua kegiatan itu. Kemu- dian, sistem lembaga desa adat adalah benteng yang tangguh terhadap gesekan - gesekan de- ngan dunia luar. Sehingga, Pulau Bali dianggap memiliki modal yang lengkap sebagai daerah wisata. Karena melihat peranan agama Hindu di Bali yang sangat strategis dalam menghadapi arus dan gelombang kepariwisataan, maka da- lam kepemimpinan budayawan Prof. Dr. Ida Bagus Mantra di Bali (sebagai gubernur - red), telah dibentuk lembaga Hindu Center. Lem- baga ini bermarkas di kampus IHD (Institur Hindu Dharma, sekarang Universitas Hindu Indonesia/Unhi). Tidak tanggung-tanggung, lembaga Hindu Center, secara langsung dires- mikan oleh Presiden Soeharto sekitar 10 tahun yang lalu di Bali, bersamaan dengan pembu- kaan Mahasabha PHDI. Apa tujuan Hindu Center (HC) itu? Tentu saja untuk melakukan kajian-kajian yang luas dan mendalam, untuk mampu mengantisipasi kompleksitas pembangunan di Bali, yang sema- kin tahun menggelegar. Anti Pembangunan? Bali adalah bagian dari Negara Kesatuan Re- publik Indonesia. Program nasional harus pula diterima oleh Pemda Bali sebagai suatu tang- gung jawab moral yang harus ikut disukseskan. Khusus dalam program kepariwisataan, peme- rintah Indonesia akan mencanangkan jumlah wisatawan sebanyak 6,5 juta dalam Pelita VI ini. Proyeksi masuknya wisatawan tersebut. tentu saja sekitar 50% akan datang ke Bali, se- bagaimana terjadi dalam tahun tahun sebe- lumnya. Dengan demikian, menjadi tanggung jawab Pemda Bali menyukseskan program na- sional itu, antara lain dengan menyiapkan se- gala sarana dan prasarana yang diperlukan. Kontroversi yang kini sedang terjadi dalam rangka penyiapan sarana dan prasarana kepa- riwisataan itu, adalah bagian dari keterkejutan sosial tersebut. Masalahnya, kenapa hal-hal seperti itu terus terjadi sepanjang masa pemba- ngunan kepariwisataan di Bali? Keterkejutan awal terjadi sekitar 1970-an, a masyarakat mulai mengantisipasi keda- tangan wisatawan dengan mengadakan pang- gung kesenian secara rutin, khususnya pada malam atau senja hari. Misalnya tarian yang disajikan Tari Cak, Ramayana dan Legong Ke- raton. Kejutan sosial yang terjadi saat itu ada- lah munculnya suara sumbang bernada sinis yang menganggap kesenian itu sebagai kese- nian tonight, yang dianggap akan memperbu- ruk citra kesenian Bali, karena disajikan secara rutin, ada atau tidak permintaan dari wisata- wan (tidak on request). Bersamaan dengan kasus "kesenian tonight" itu, maka muncul pula kontroversi tentang bo- leh tidaknya wisatawan asing masuk ke pura- pura. Ada yang ngotot mengatakan tidak boleh, tetapi ada pula yang moderat dengan mengata- kan bahwa boleh saja mereka masuk pura, asal berpakaian sopan. Akhirnya, ditemukan jalan tengah dengan mengikatkan selendang di ping- gang wisatawan yang akan masuk pura. Kemudian muncul lagi kasus jalan layang yang menimbulkan polemik hebat, yang hingga kini tidak ada ujung pangkalnya. Kasus lain adalah soal tari penyambutan (Tari Panyem- brama) yang ditarikan oleh penari Bali untuk menyambut kedatangan wisatawan, kasus Pura Tanah Lot yang dipakai sebagai latar bela- kang iklan mobil. Dan kini, yang paling akhir adalah kasus BNR di kawasan Desa Beraban, di seberang Pura Tanah Lot (Tabanan), yang sam- pai menimbulkan aksi unjuk rasa. Seorang tokoh kebudayaan Unud dalam per- cakapan dengan salah satu surat kabar meng- atakan, ia merasa heran kenapa hal-hal seperti itu (kontroversi-red) bisa terjadi tanpa pernah henti. Apakah agama Hindu yang dipakai dasar berpikir oleh masyarakat Bali, adalah agama yang antipembangunan? "Kesan-kesan seperti itu memang telah mulai ada dari kalangan ter- tentu," kata pengamat kebudayaan yang enggan disebut identitasnya. Quo Vadis Melihat kenyataan - kenyataan ini, kiranya timbul pertanyaan yang sangat dilematis, "quo vadis Hindu Center? Mengapa lembaga ini telah "mati" segera setelah lahir? Lembaga yang sa- ngat mentereng itu, kiranya sangat perlu di- pimpin oleh orang yang kharismatik, memiliki wawasan masa depan yang cermat, dan dise- gani oleh masyarakat, karena memang memi- liki kemampuan lebih dari rata-rata orang lain. Kiranya Prof. Dr. IB Mantra perlu "pulang kam- pung" untuk membenahi lembaga yang didiri- kannya ini. Dan kalau perlu, langsung memim- pinnya. Kader-kader muda berbakat sudah sa- ngat banyak. Sebutkan sedikit di antaranya, Dr. (Weda) I Made Titib dan Made Darmayasa (kini mendalami bahasa Sansekerta di India - red). Dengan demikian, akan ada peluang un- tuk mengundang lembaga internasional, guna mendiskusikan dan mengkaji kompleksitas pembangunan di Bali. Sehingga masalah - ma- salah yang mungkin akan terjadi dapat dianti- sipasi. Sebagai contoh, diskusi pemikiran ten- tang pembatasan tinggi bangunan hotel di Bali yang tidak boleh melebihi pohon kelapa (setelah berdirinya Grand Bali Beach) yang menjulang tinggi, pembangunan hotel harus di luar ka- wasan sempadan pantai dan lain-lain adalah bagian dari antisipasi pembangunan di Bali yang sangat strategis. Barangkali saat ini yang perlu dipikirkan adalah, bagaimana caranya terus memperkuat desa adat di Bali, yang me- rupakan "bemper" dan tulang punggung dari pembangunan kepariwisataan di Bali. Dalam percakapan dengan Wakil Sekjen Pa- risadha Hindu Dharma (PHDI) Pusat, Drs. Ke- tut Wiana, dinyatakan, munculnya kontroversi, protes dan bahkan mengarah ke aksi unjuk rasa, sama sekali bukan menunjukkan bahwa agama Hindu antipembangunan yang akan membawa kesejahteraan pada umatnya. "Kese- jahteraan penduduk sangat penting," katanya. Menurut Wiana, demikian pentingnya kesejah- teraan inilah menjadi salah satu alasan umat Hindu yang miskin pindah agama. Untuk me- nangkalnya, kata Wiana, umat Hindu tidak bo- leh miskin. Sebab, dengan semakin kayanya umat Hindu akan semakin kuat keyakinan aga- manya, dan dapat melaksanakan aktivitas ri- tual sebagaimana mestinya. Wiana memperte- gas lagi, bahwa umat Hindu sudah sejak lama mengetahui dan menyadari pentingnya makna bangunan hotel (tempat penginapan). Dan hal itu muncul dalam kitab suci agama Hindu. "Jadi, agama dan aktivitas ritual jangan diper- tentangkan dengan pembangunan kepariwisa- taan," katanya. Karena itu, perlu penjabaran pemikiran mengenai hal itu dalam bentuk operasional yang keluar dari Hindu Center. Bahkan, Hindu Center harus menjadi semacam "dapur" bagi PHDI, yang di masa depan pasti akan semakin menjadi tumpuan harapan bagi masyarakat Bali (baca: Hindu), dalam menghadapi ben- turan-benturan dan kejutan sosial yang sema- kin kompleks. Dengan aktifnya Hindu Center dan dipimpin oleh orang yang disegani, tentu badan ini akan bisa menjadi tempat diskusi bagi kalangan intelektual Hindu, sehingga da- pat dihindari terjadinya silang pendapat, seba- gaimana yang terjadi akhir-akhir ini. Se- hingga, tidak sampai ada kesan di kalangan umat lain (non-Hindu), bahwa agama Hindu antipembangunan, dan tidak terjadi kesan ada- nya "kecongkakan" budaya di kalangan masyarakat. Rabu Umanis, 23 Maret 1994 Indonesia-A Bahas Nera Jakarta - Menteri-menteri Perdagangan Ind di Jakarta, Senin, membahas upaya perdagangan dan menyeimbangkan kedua negara yang sejak 1986 selalu d "Kami telah membicarakan upaya bungan ekonomi kedua negara, khusu gangan dan investasi," kata Menteri P Bob McMullan kepada wartawan seu Perdagangan S.B. Joedono di Jakarta Selain membahas hubungan liknya. Mela perdagangan kedua negara, me- membicarakan antarke reka juga masalah-masalah yang ber- perdaga kaitan dengan forum kerja sama Austra ekonomi Asia Pasifik (APEC). Meskipun nilai perdagangan ditingka Men itu, ma investa sampai sportas distribu kedua negara periode Januari November 1993 mencapai 1,96 kup me milyar dolar AS atau meningkat 3,15 persen dibanding tahun se- belumnya, tetapi Indonesia defi- sit 513,5 juta dolar AS. Jika pada 1982 Indonesia da- lam perdagangannya dengan Dala Australia hanya defisit 254,9 kerja sa juta dolar, pada 1992 meningkat negara, menjadi 666,8 juta dolar. pengika Sementara itu, nilai ekspor In- sen ata donesia dalam periode sama ha- liputi 7 nya naik dari 158,6 juta dolar dustri d pada 1982 menjadi 746,125 juta pertani dolar pada 1992. Indo Komoditi ekspor non-migas ecualia utama Indonesia ke Australia pengika antara lain serat sintetis, alas keaman atau m kaki, produk kayu dan rotan, tekstil, kopi, karet dan produk pemba produknya. Sementara Indonesia meng- impor gandum, kapas, biji alumi- nium dan aluminium, baja dan tembaga. nasiona Prod pengec produk daraan kompo Khu Pada kesempatan itu Menteri Perdagangan Australia meng- ajak dunia usaha Indonesia un- tuk menanamkan modal di Aus- sebesa tralia, dan demikian juga seba- atau se sedia Pasaran M Permintaa Denpasar (Bali Post) - Pasaran sejumlah mobil baru dan bel wasa ini cukup mantap, harganya bertah karena permintaan meningkat. Menurut lah pemilik show room mobil baru dan b bilangan Jalan Gatot Subroto dan Vetera pasar, Selasa (22/3), hal ini diduga pula suasana menjelang hari raya Galungan ningan. Cendrawan, salah seorang pemilik sho mobil di Denpasar menjelaskan, Jeep bek del Jimny tahun 1982,1983 dan 1984 palin nati para konsumen belakangan ini, akan barangnya sulit dicari. Rincian harga sejumlah mobil bekas sesu rek dan jenisnya masing-masing unit s berikut: Bekas- Carry Pick Up 1986 Carry Pick Up 1987 Carry Pick Up 1988 Carry Pick Up 1989 Carry Pick Up 1990 Carry Pick Up 1991 Carry Pick Up 1993 Carry Station 1986 Carry Station 1987 Carry Station 1988 Rp 7.5 Rp 8.0 Rp 8.5 Rp 9.0 Rp 10.0 Rp 10.5 Rp. 11.5 Rp 8.5 Rp 9.00 Rp 9.50 Wayan Windia Carry Station 1989 Carry Station 1990 Carry Station 1991 Carry Station 1992 Carry Station 1993 Rp 12.0 Rp 12.50 Rp 13.0 Rp 13.5 Rp 14.5 Kijang Kijang 1990 Kijang 1988 Rp 23.00 Rp 18.50 Mitsubisi Lancer 1983 Rp 13.50 Rp 25.00 Wonder 4 p. 1985 Rp 22.00 Wonder 2 p. 1985 Rp 21.5 Honda Grand 4 p. 1988 Rp 37.0 Rp 24.5 netapkan aturan-aturan yang la- desa adat yang dikenakan sanksi flik, malahan akan menimbul- berupa pengenaan kewajiban pemuka adat untuk memberikan awig-awig, guna menjadi pe- sapa warga desa. Dan belum nunjukkan adanya lembaga zimnya dikenal dengan sebutan adat (kasepekang) atau tidak di- kan konflik baru. adat. keterangan atau dengan jalan doman dalam kehidupan organi- lama ini ada berita seorang baru dalam desa adat, yang di- adat melalui bendesa adat, atau masing-masing daerah mempu- desa adat atau lembaga adat senantiasa memperhatikan pu- Prospek penyelesaian konflik sasi desa adat secara tertib dan warga desa adat di Karangasem maksudkan untuk menyelesai lembaga adat lainnya yang dise- nyai adatnya sendiri, maka da- lainnya. tentram. Kekuasaan ini dise- Sesuai dengan kenyataan, tusan yang telah diambil oleh lenggarakan bersama dalam dari desa adatnya, karena ada dalam desa adat bersangkutan. konflik adat, peranannya akan daerah yang satu, besar kemung- jadi di desa adat, maka peran yang bersiap-siap "angkat kaki" kan konflik-konflik yang terjadi pakati untuk menyelesaikan pat diduga bahwa sanksi adat di Jadi, karena konflik adat ter- suatu rapat desa, atau dikenal masalah berkaitan dengan peng- Lembaga yang satu ini disebut yang akan datang. Terutama se- daerah yang lainnya. Hal ini konflik tersebut, tidak mungkin dengan paruman sangkepan uburan jenazah salah seorang Mudita Kerta Sabha, sebagai- kali kalau dihubungkan dengan tentu akan menyulitkan hakim diabaikan, terlepas dari apakah semakin penting untuk masa kinan akan berbeda pula dengan desa adat dalam penyelesaian desa. Kedua, kekuasaan untuk keluarganya. sasi yang bersifat sosial religius. menjalankan kehidupan organi- nyelesaikan sengketa/ konflik, Ketiga, kekuasaan untuk me- yang menunjukkan adanya per- tentangan kepentingan antara warga desa atau berupa tinda- I Made Widnyana mana yang ada di desa adat Gia- konsep KUHP yang baru. Dalam untuk menjatuhkan sanksi ber- konflik itu mengandung unsur Konflik adat terjadi karena nyar. Sejauh mana lembaga ini rancangan KUHP yang dalam upa pengenaan kewajiban adat, kriminal atau tidak. adanya benturan - benturan de- efektif dalam pelaksanaannya, waktu dekat akan dibahas di yang sesuai dengan rasa kea- lam awig-awig, maupun keten- ngan apa yang telah disepakati tentu masih memerlukan peneli- DPR, ditentukan sejumlah san- dilan masyarakat di mana tin- bersama, yang dituangkan da- tian lebih lanjut. ksi bagi pelaku tindak pidana dak pidana itu terjadi. Menghin- Satu hal yang sepatutnya di- yang agak berbeda dengan san- dari hal ini, ada beberapa lang. Penulis adalah guru besar hu- yang jelas seperti kawitan (root), Bali yang unik, atraktif. Masya- tujuan yang lebih jauh dan luas. kan penyimpangan atas awig- tuan adat yang lainnya. Konflik termasuk sistem warna, wangsa rakatnya yang kesohor ramah Semisal mengubah kondisi bu- awig, yang telah ditetapkan dan Misalnya pencurian benda- maupun oleh Mudita Kerta adat ada yang bersifat kriminal. hayati adalah, baik penanganan si yang selama ini kita kenal. kah yang mungkin dapat kum pidana Fakultas Hukum konflik adat oleh bendesa adat, Sanksi yang dimaksud misalnya diambil, antara lain memanggil Unud Untuk melihat potensi dan ke- tamah dan sangat affectionate te- dayanya sehingga terjadi pelun dapat dinilai sebagai perbuatan benda suci, beberapa delik kesu- Sabha (kalau lembaga ini benar- tangguhan primordialisme da- lah mengundang jutaan orang turan nilai dan disintegrasi yang dapat mengganggu kehi- silaan (lokika sanggraha, aman- benar telah berfungsi), peran dan kasta. untuk mengunjungi "sorga ter- lam menghadapi problem sosial akhir" ini. Tetapi, kala kegenitan budaya di Bali, kita bisa menoleh Bali mulai mengundang "kena- ke kurun waktu beberapa dasa kalan" pihak luar untuk semakin warsa silam. Walaupun begitu, liar "menjamah" Bali, maka kita kita bisa membuat batasan pun mulai merasa kedodoran. umum, sekadar sebagai ilus. Kita tidak tahu, harus bersikap trasi, yakni dari masa pasca Ma- bagaimana menghadapi niat japahit. Setelah runtuhnya Ma- niat sementara pihak yang tidak japahit, pengaruh sosial budaya selalu menguntungkan perkem- imperium ini di Bali bukannya bangan budaya Bali. ikut musnah. Akan tetapi, justru semakin dibakukan oleh monar- khi - monarkhi kecil yang ber- kuasa setelah itu. Raja-raja alit yang sempat memberi nuansa nuansa sejarah Bali, ikut pula memberi pengaruh di dalam ke- hidupan sosial budaya. Pola pri- mordial pun semakin kaya. Pada era ini masyarakat relatif masih homogin. Secara eksternal boleh dikata kan belum ada tantangan berarti iman. Relevansi dupan masyarakat. del sanggama, gamia gamana, mereka sesungguhnya adalah Sesuai dengan hakikat peng- drati krama) dan delik/ tindak sebagai "hakim perdamaian ertian otonomi desa sebagai ke- pidana penghinaan wakparu- desa", atau katakanlah semacam Primordialisme masih cukup kuasaan untuk menyelenggara- sya). Dan ada pula konflik adat mediator, untuk terciptanya ke- guna membentengi kehidupan maka sudah jelas bahwa pelak- manak salah serta perbuatan desa adat bersangkutan. Kalau relevan dan mempunyai potensi kan rumah tangganya sendiri, yang bersifat adat murni, seperti tertiban dan ketenteraman di agama, adat dan budaya Bali. Se- sanaan kekuasaan seperti itu perbuatan lainnya yang tidak peran ini dilampaui, bisa jadi, belumnya harus sudah ditum- berlaku dalam wilayah desa adat melaksanakan kewajiban ke- maksudnya menyelesaikan kon- buhkan kesadaran untuk me ningkatkan wawasan primordial Konflik batin dan berbagai itu. Bukan lagi wawasan sempit landa. Keteguhan masyarakat penyungsung, atau sebatas ka benturan budaya mulai me- sebatas pengemong, pengempon. dalam melaksanakan agama, witan. Dan tidak juga dibatasi adat dan budaya terus-menerus oleh warna atau wangsa. Kita mengalami ujian. Klimaks dari memang tidak perlu meninggal- semua itu pada saat ini adalah kan kelompok sosial, tetapi ha- rencana pembangunan sebuah rus ikut memperhatikan dan resort wisata yang bernilai ra: menjaga kondisi kelompok - ke- tusan milyar. Konon jumlah ini adalah rekor investasi di pulau lompok lain. kecil ini. Mengenai dampak baik adanya "kasus" perambahan se- Mudah mudahan, dengan dan buruknya mungkin hanya buah kawasan suci untuk indus- Ida Sang Hyang Widhi yang tri pariwisata, akan menyadar- mengetahui. Kita hanya bisa me- kan, bahwa ada yang salah da- cara alamiah terbentuk benteng nunggu dan melihat apakah se- lam pola pikir kita selama ini. terhadap kehidupan sosial bu- daya masyarakat. Walaupun be- gitu, justru pada masa inilah se- -benteng budaya. Hal ini terjadi akibat proses kristalisasi sifat sifat primordial yang kemudian dialui sebagai bagian penting da- lam kehidupan bermasyarakat. Begitulah, selama kurun waktu yang tidak singkat, semangat primordialisme menjadi akar- akar yang kokoh bagi tumbuh serta berkembangnya budaya di kuat atau justru sebaliknya. Jika bahwa sebuah pura adalah wu- mangat primordial masih cukup Dan tumbuhnya kesadaran semangat itu sudah luntur, bisa jud keimanan umat Hindu ke- kah megaproyek ini menjadi se- pada Tuhan. Tidak peduli apa- macam reinforcement?, yang kah pura itu ada di Tabanan, membuat masyarakat semakin Sulawesi atau di Eropa (kalau mana akibat kasus ini justru Perancak, di Gunung Bromo, di kuat dalam meningkatkan wa- ada) semuanya penting dan suci. lam kenyataannya, ada bebe- umat Hindu dengan segala ke- wasan primordial mereka. Da- Sebab, di sebuah puralah ikatan rapa hal yang bisa dianggap se nisbiannya menjadi luruh dalam Kemudian mulailah era penja antaranya ada rasa kurang Agama Hindu, dengan segala bagai problem internal. Di sebuah keyakinan yang bernama jahan Belanda. Pada masa ini, menghargai makna peninggalan pernik budaya dan tradisinya. atau sesaat sebelumnya, masya- leluhur di kalangan masyarakat Seyogyanya tidak ada underesti rakat Bali mulai bersentuhan de- sendiri. Mulai muncul sikap me- mate dalam soal yang satu ini. Bali. ngan peradaban Barat. Khusus ragukan nilai-nilai sakral yang Adalah kekonyolan yang luar nya pada masa penjajahan, ma- telah dimaknai semenjak ra- suk pula para misionaris. Seperti tusan, bahkan ribuan tahun si- biasa jika ada orang Bali berang- gapan bahwa suatu pura lebih yang ditulis Miguel Covarubbias lam. Pembenarannya terkadang penting dari pura yang lain. dalam bukunya "The Island of sangat naif yakni semata-mata Kesadaran akan keutuhan Bali". Secara pasti masyarakat "urusan perut" (ekonomi). Se: hak milik secara budaya mem- Bali mulai dihadapkan pada tan- ngaja atau tidak, sebagian dari buat kepekaan umat semakin tangan-tantangan dari luar. Te- masyarakat kita telah merobek tapi, menurut Miguel, tatanan sekat - sekat primordial yang de- tinggi. Kepekaan yang akan primordial masyarakat Bali ma- ngan amata susah payah sengaja lam menyikapi bentuk-bentuk membuat kita lebih tanggap da- sih sangat tangguh, sehingga be. dibangun oleh leluhur leluhur perubahan yang dihadapi. Jika liau menyimpulkan bahwa misi kita yang jenial. Dengan cara itu tidak, berarti kodrat kita sebagai para misionaris pada waktu itu lah mereka memelihara dan makhluk berakal hanya akan di- telah gagal total. Hal ini bisa ber- menjaga iman serta kedekatan penuhi akal-akalan saja. Yang tahan, bahkan sampai permu- generasi generasi penerus de- laan abad keduapuluh. Begitu ngan Sang Maha Pencipta. Jadi, jelas, kita pasti akan selalu pula sikap mereka terhadap nilai pada saat sekarang, justru prob- diakali. -nilai baru yang dibawa oleh lem inilah yang membuat sema- ●D.M. Ragawa Upacara Ngaben, Pemborosan!? M Hanya dengan Rp 5000,- ANDA MENDAPATKAN BUKU BERMUTU 1 Gusti Ketut Kaler SERI VADNYA Ngaben Mengapa Moyal Dibakart Peyun & Penga emang ada sejumlah buku tentang Ngaben. Namun buku yang satu ini memang lain.Lebih indah pe- nampilannya, Lebih lengkap isinya, segar bahasanya, mudah dimengerti, pijakan- nya pasti, jujur, berani, lugas, blak-blakan dan tajam otokritiknya. Tidak saja meng- ungkap hakikat dan makna Ngaben secara rinci tetapi buku ini juga tempat orang ber- kaca: apakah pelaksanaan Ngaben selama ini sudah benar? Mengapa mayat dibakar? Benarkah Ngaben perlu dana besar dan pemborosan? Siapa saja yang perlu bade? Apa arti naga banda? Segudang pertanya- an, jawabannya ada di sini. Dapatkan segera di toko buku terdekat di kota Anda atau Gedung Bali Post, Jl. Kepundung 67 A Denpasar 80232 Telp. (0361) 225764-225765-222937 Fax: 27418 Telex: 35191 • Gedung Wisma Sari, Jl. Gadung 22 Denpasar Telp. 234406 SINDU ALUMINIUM Konstruksi Baja, Pintu Harmonika, Pintu Harmonika model plat roll, Rolling door. Kusen Aluminium, Rak Aluminium, Tenda Krei, Railling Tangga Alu- JL. P. BACAN 27 TELP. 224778, 222538 FAX:224778 DENPASAR muk. minium, Vertikal Blinds, Kasa Nya- STAINLESS STEEL STARPAGE RADIO PAGING COMMUNICATION KOMUNIKASI HANDAL DAN EKONOMIS UNTUK ANDA DARI BERBAGAI KALANGAN BISNIS DI BALI Mempersembahkan Produk JASA RADIO PANGGIL sbb: 1. STAR CITY Denpasar, Surabaya, Semarang, Bandung, Jakarta, Medan, Batam. 2. STAR LOCAL PAGING Denpasar Ball 3. STAR LOCAL PLUS Semua Kota 4. STAR GROUP Harga Pesawat Radio Pager MOTOROLA ADVISOR Rp. 450.000 PPM baik STAR LOCAL maupun STAR CITY luran STAR CITY ditetapkan Rp. 40.000 PPN untuk 4 Kota dan Rp. 50.000 PPN untuk 3 Kota (OPERATOR 226531 MMOTOROLA keatas. Turan STAR PLUS Rp. 35.000 PPN untuk semua Kota, luran STAR LOCAL PAQINO Rp. 25.000 + PPN. Kepada para pemakal Radlo Pager Tone & Volce (Suara) diberi kesempatan untuk di tukar tambah dengan Radio Pager Digital Alpha Numeric (Pemakal yang aktif). INFORMASI/ Keterangan lebih lanjut mohon hubungi/ langsung datang kekantor kami : P.T. BALI RAPCO CERIA Jl. Hayam Wuruk No.94 Denpasar Bali Telp. 227515 C.510 BASKORO studio Kijang Rover 1991 Sedan Honda Grand 2 p. 1987 Honda Grand 4 p. 1987 Rp 29.0 Wisata Jakart Jala -Tam SEPERTI ibu kota negara- negara besar lainnya, Jakarta sebagai Ibu Kota Republik Indo- (TIM), nesia memang cocok untuk men- -Mona jadi kota Kongres & Konvensi, -Anco karena Jakarta memang memi- Jaya An liki Infrastruktur yang memadai seperti: nya, -Bogo Bandar Udara Sukarno- nya terk Hatta di Cengkareng, -Pun -Perusahaan Penerbangan tehnya, Nasional dan Internasional, -Kepu -Jalan Raya & Tranportasi atraksi t antar-kota seluruh Jawa dan variasi l Bali, Pre & -Komunikasi, telepon, telex (wisata p dan fax, bisa dise -Dukungan Pemerintah Pusat daerah t dan Daerah, Bandung -Dukungan Industri Pariwi- Bromo, sata (Biro Perjalanan & Peng- Toraja da elola Konvensi), Mobili -Kantor-kantor Pemasaran perlu dig sebuah k Hotel. Pada umumnya semua Hotel- dengan m hotel besar: bintang lima ber- -Lokak lian, bintang lima, dan bintang pemerint empat memiliki fasilitas untuk -Lokak penyelenggaraan Kongres mau- organisa pun Konvensi, Konferensi, Semi- Indonesia nar dan sebagainya. -Lokak Kapasitas persidangan terda-usahaan pat di semua Ball Room hotel- -Perja hotel besar di Jakarta, Manggala elola kon Wana Bhakti, Sekretariat -Koord ASEAN, Gedung Jakarta Hilton laksanaa Convention Hall, Sasono Langen giatan ter Budoyo (TMII), Gedung Yayasan Pemas Tenaga Kerja Indonesia (YTKI) penting d dan gedung-gedung perkantoran sata kony di sepanjang Jalan Sudirman lakkan m dan Rasuna Said Kuningan. Ruang Pameran terdapat da- giatan, se -Pengen lam Pekan Raya Jakarta (Ja- geri & dur karta Fair) di Kemayoran, Balai Sidang Jakarta Hilton Conven- tion Hall, Jakarta Design Centre, Glodok Plaza dan sebagainya. Jakarta memiliki pusat-pusat atraksi yang bervariasi sangat luas, antara lain yang sangat me- nonjol -Pemili -Tema, -Benda- -Iklan & -Publika -Public -Kampa Untuk terpadu an Taman Mini Indonesia Indah kait deng (TMII), konvensi -Pasar Ikan & Sunda Kelapa, masalah: B. 55 Color Rendition Chart 4cm
