Tipe: Koran
Tanggal: 1995-05-17
Halaman: 07
Konten
bu Umanis, 17 Mei 1995 EKILAS omisi Perlucutan Senjata PBB Senin, yang akan berlanjut emilih Luis Valencia Rodriqu- ompok kerja perlucutan nuklir, a memimpin kelompok peny- misi tersebut bekerja di bawah tuk untuk menindaklanjuti re- senjata oleh majelis itu.(Ant/ GRIS - Irak Senin menuduh kan PBB untuk mencegah pen- -obatan yang sangat diperlu- Irak, INA, melaporkan. Menu- Kesehatan Irak, tekanan nega- erusahaan internasional men- atan ke Irak berdasarkan kon- penyerbuan ke Kuwait tahun tau di Beirut.(Ant/UPI). il Pecahkan iter Bersama p dalam organisasi pertahanan ngatakan mereka telah berhasil erasi militer bersama. WEU yang mengadakan per- ah dalam soal hubungan antara Da dan dengan NATO, yang se- enyediakan payung pertahanan Portugal mengatakan dalam kon- ari itu telah berhasil mencapai kemampuan operasional WEU Eropa Tengah dan Eropa Timur OSO. ara anggota penuh WEU, lima serta kesemuanya dari Eropa leh sembilan bekas negara blok sekutu peserta. membiayai operasi bersama, tapi uk jangka waktu peralihan dua kan WEU untuk mengkonsoli- ri kepribadian Eropa di bidang icapai konsensus umum bahwa O yang mempunyai arti penting ama," sambungnya.(Ant/AFP). wi Kemungkinan kan Sengketa mawi yang ditemukan oleh sekel- sisa kapal karam di Selat Chan- ngketa soal pemilikannya, tulis ebuah kotak penuh dengan arca- gkai kapal Castor buatan Skot- 1894 ketika mengangkut benda- Belanda. mpan mengenai koleksi barang- den, Belanda, mengatakan bahwa g itu 12 arca dan ukiran -kota Izmir (Smyrna Kuno) dan nsul Belanda di Izmir, seorang lfred van Lennep, yang secara ik dari Turki untuk museum di Buded stealingM 6105 untutnya akan terdiri dari ketu- pemerintah Turki, dan salah satu Ant/Rtr).ensy selgy Rabu Umanis, 17 Mei 1995 Harian untuk Umum Bali Post Pengemban Pengamal Pancasila Terbit Sejak 16 Agustus 1948 Tajuk Rencana Bali Post Nasionalisme Baru di Era Global Suwarno di atas, nasionalisme ideologis tentang konsepsi nega- HARI ini Rabu, 17 Mei 1995, kita berada pada "titik" waktu, bagian dari "him- ra-bangsa Indonesia dan nasion- punan" waktu, yang merupakan "garis panjang" waktu, di mana fenomena umum alisme Indonesia, yang diwakili manusia dicirikan "mendunia", sehingga masyarakat manusia berada di era global. oleh pemikiran Sayidiman dan Pada simpul "garis panjang" waktu di atas, sejak "titik" hari ini, 3 bulan lagi nega- tetap relevan pada zaman global- ra-bangsa Indonesia akan merayakan hari ulang tahun proklamasinya yang ke-50 (lima isasi ini, tetapi mengandung po- tensi krisis besar, jika kita meru- juk kepada analisis proyeksi dari paradoks global yang dikemuka- kan Naisbitt. Pemilu tidak boleh Memecah Keutuhan Bangsa puluh). BELUM lama ini pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 10/1995 se- bagai pengganti PP No. 35/1985 tentang Pel- aksanaan UU No. 15/1969 tentang pemilu. Menurut berbagai kalangan PP tersebut menunjukkan peningkatan atau langkah maju dibandingkan dengan PP terdahulu terutama pada aspek demokratisasi. Dalam PP No. 10/ 1995 disebutkan organisasi peserta pemilihan umum (OPP) dibolehkan menunjuk anggotan- ya menjadi saksi di tempat pemungutan suara (TPS). Walaupun aspek saksi pada proses pemu- ngutan suara pada TPS penting untuk meng- hindari manipulasi suara, akan tetapi proses pemungutan suara bukanlah satu-satunya fak- tor penentu. Sebagai suatu proses pemilu ter- diri dari rangkaian perjalanan panjang, mulai dari pendaftaran pemilih, pelaksanaan pemu- ngutan suara, penghitungan suara, dan tera- khir pengumuman jumlah suara pada pelak- sanaan pemungutan suara. Idealnya adalah dalam seluruh proses pan- jang itu OPP diberi kesempatan mengirimkan wakil-wakilnya agar bersama-sama dengan pemerintah menjalankan proses itu secara menyeluruh. Selama ini seringkali PDI dan PPP mengklaim mereka mengumpulkan suara ter- banyak pada suatu daerah pemilihan. Pengu- muman yang dikeluarkan sesudahnya acapkali berbeda dari klaim sebelumnya. Jika demikian di mana letak perbedaan itu atau apa yang menyebabkan adanya perbedaan tersebut? Pertanyaan ini selalu muncul. Bahwa pada akhirnya kedua OPP itu menuding pemerintah melakukan manipulasi, hal itu harus dilihat sebagai suatu konsekuensi dari ketertutupan proses itu. Dalam Pemilu 1992, misalnya, banyak calon pemilih tidak ter- daftar karena panitia pendaftaran pemilih da- tang ketika mereka tidak ada di rumah. Keda- tangan panitia pun hanya sekali, atau tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Hal-hal ini agakn- ya hanya merupakan faktor teknis pelaksan- aan administratif, akan tetapi substansinya se- bagai penghapus kecurigaan cukup besar. Selain itu dengan dikeluarkannya PP No. 10/ 1995 tidak dengan sendirinya soal saksi itu usai. Kita tidak tahu, apakah ada jaminan bahwa kedua OPP, PDI dan PPP, berani menanda- tangani berita acara pelaksanaan pemungutan suara karena banyak oknum yang overacting dan melancarkan intimidasi atau tindakan-tin- dakan penekanan lain kepada para saksi. Mala- han, para saksi yang terang-terangan meno- lak menandatangani berita acara pelaksanaan pemungutan suara karena takut, tidak diapa- apakan setelah proses pemilihan umum sele- sai. Dari perspektif perjalanan se- "Power Shift", "War Anti War tif ideologis mengakui konsep jarah manusia, fenomena global- Survival of the Dawn of the 21 st negara-bangsa Indonesia dan na- isasi bukanlah sesuatu yang baru Century" oleh A. Toffler, "Poli- sionalisme Indonesia, bisa berbe- bagi masyarakat manusia. Hanya, tic al Order in Changing Society" da pendapat dengan Naisbitt, teta- Walaupun demikian gambaran negatif ini fenomena ini mengalami kepeka- oleh Samuel Huntington, "The pi semestinya kita mawas diri dan hanya merupakan pengalaman pada masa tan intensitas semakin tinggi, pal- Rise of Trading State" oleh Rich- waspada, sehingga analisis lampau, sama sekali belum memperlihatkan ing tidak dalam dua dasa warsa ard Rasecrance. proyeksi di atas tidak menjadi kelemahan pelaksanaan PP yang baru ini. Den- terakhir ini, khususnya di negara- Melakukan pembahasan ter- kenyataan di negeri ini. gan demikian, kekhawatiran sangat boleh jadi negara Dunia Ketiga termasuk hadap tema "Nasionalisme Baru Relevansi Nasionalisme hanya prasangka yang belum mempunyai bukti Indonesia. Salah satu buktinya, di Era Global", patut dikemuka- dalam praksis. Akan tetapi harus diakui bahwa ekonom berkebangsaan Inggris kan paradigma (daftar contoh pe- Dari analisis proyeksi Naisbitt, sekurang-kurangnya keluhan yang dilontarkan Jevons, sebagaimana dikutip se- rubahan) yang dikemukakan John nasionalisme dalam pengertian- terutama oleh kedua OPP pantas diperhatikan jarawan Paul Kennedy tahun 1865 Naisbitt dalam buku terbarunya nya sekarang, akan memudar bah- karena semua OPP mempunyai kedudukan menulis, "Tanah datar dari Ameri- "Global Paradox". Naisbitt kan menjadi usang pada masa yang sama. Kekalahan yang diperoleh akan di- ka Utara dan Rusia adalah lahan dalam buku terbarunya ini menge- depan, di mana globalisasi se- terima dengan besar hati jika secara faktual gandum kita, Chicago dan Odes- mukakan bahwa, terjadi paradoks makin intens. memang demikianlah kondisi dan situasinya. sa lumbung kita, Kanada dan Bal- global dalam masyarakat manu- Belum ada data pada kita, apakah penam- tik adalah hutan tropis kita; Aus- sia di era globalisasi dewasa ini, bahan jumlah anggota panitia, dengan dilibat- tralia berisi peternakan domba yang salah satu cirinya adalah, kannya OPP menjadi saksi pada pelaksanaan kita, di Argentina dan kawasan secara ekonomi masyarakat pemungutan suara, akan membawa kon- bagian barat Amerika Utara peter- manusia cenderung ke arah inte- sekuensi penambahan biaya. Menurut akal nakan sapi kita; Peru mengirim grasi, tetapi secara politik cen- sehat, jika memang ada kaitan antara keduan- peraknya, emas dari Afrika Sela- derung mengalami disintegrasi ya, maka biaya pemilihan umum akan menjadi tan dan Australia mengalir ke Lon- dan akan mengubah konsepsi besar sekali, paling tidak jumlah tempat pemu- don; orang Hindu dan Cina negara-negara yang selama ini la- ngutan suara (TPS) dikalikan tiga (apabila set- menanam teh untuk kita, kopi, zim dikenal. iap OPP menunjuk seorang saksi), di luar apar- gula, rempah-rempah semuanya at pemerintah yang otomatis menjadi panitia dari Hindia-Belanda. Spanyol dan pemilihan. Prancis adalah kebun anggur kita, Mediterania adalah kebun buah kita dan lahan kapas kita berada di Amerika Serikat bagian selatan, dan kini meluas ke wilayah- wilayah beriklim sedang di selu- ruh dunia". Menurut hemat kita, muatan PP No. 10/1995 lebih merupakan petunjuk pelaksanaan sesuai dengan sifat peraturan tersebut. Yang agakn- ya belum dihayati benar, dan jika perlu diatur secara jelas, adalah pemilihan umum merupa- kan sebuah prasarana menciptakan kesejahter- aan bagi seluruh rakyat. Jika tujuan itu baik, maka pelaksanaannya juga hendaknya baik supaya antara tujuan dan cara mencapai tu- juan terjalin dialog yang saling meneguhkan. Semua tujuan selalu baik. Yang membedakan- nya adalah cara mencapainya. Secara etis tujuan yang baik harus dicapai dengan cara yang baik pula. Tujuan yang baik tidak lantas menghalalkan segala cara. Dalam kaitan dengan ini kita juga dapat mengapung- kan masalah mendasar, yaitu jika pemilihan umum bertujuan memberikan kesejahteraan, teori lama yang secara tradision- maka menurut ajaran etis itu pemilihan umum tidak dapat dan tidak boleh memecah-belah keutuhan bangsa atas kotak-kotak ideologi ter- tentu. Dengan sendirinya pertikaian, benturan, intimidasi, dan teror dari satu OPP kepada OPP lainnya tidak boleh dibiarkan bertumbuh apalagi berkembang. Bukankah semua OPP bertujuan sama, yakni menyejahterakan rakyat? Mencari Sikap Bijak terhadap Pernyataan Mei Naisbitt melandasi analisis proyeksi ini dengan mengemuka- kan beberapa pendapat. Pertama, telah lahir apa yang ia sebut den- gan tribalisme atau sukuisme; ke- Dengan demikian tantangan besar yang dihadapi bangsa ini adalah mencari jawaban atas per- tanyaan, bagaimana nasionalisme dan konsepsi negara-bangsa Indo- nesia tetap utuh, tidak terjebak ke potensi krisis sebagaimana diproyeksikan Naisbitt. Salah satu jawabannya adalah perlu adanya reaktualisasi, penaf- siran kembali nasionalisme, seh- ingga paham kebangsaan tidak saja relevan, tetapi berperanan strategis untuk menjawab tantan- gan dinamika bangsa di era glo- bal yang penuh paradigma baru, yang dapat mengantar bangsa un- tuk mencapai cita-cita kemerde- kaan. Di sisi lain Sayidiman Suryo- hadiprojo dalam sebuah kesempa- tan mengemukakan keyakinannya bahwa nasionalisme dan patriotis- Dalam konteks ini, menarik me tetap relevan dewasa ini, den- gan sejumlah catatan. Pertama, untuk dikemukakan pendapat dari dari perspektif sejarah berdirinya Soedjatmoko, yang menyatakan, bangsa ini, nasionalisme tetap rel- dalam era globalisasi kita memer- evan karena nasionalisme meru- lukan nasionalisme baru, nasion- pakan paham yang mengikat alisme modern, yang diistilahkan bangsa ini, dalam konsepsi nega- ra-bangsa, untuk mencapai cita- cita kemerdekaan dalam artian politik, ekonomi, dan budaya. Kedua, nasionalisme telah Oleh I Gde Sudibya percayaan akan kesetiaan pada bergeser dari nasionalisme poli- sesama jenisnya sendiri, yang tik ke nasionalisme ekonomi. didefinisikan oleh etnisitas, ba- Ketiga, "lahan" perjuangan hasa, budaya, agama dan bahkan kini telah bergeser dari persaingan profesi. Kedua, ada sejumlah politik ke persaingan ekonomi, kekuatan yang cenderung mem- dan seperti diketahui bahwa ke- buat dunia menjadi satu kesatuan mampuan bersaing satu negara di ekonomi, tetapi pada saat yang forum global adalah keunggulan- bersamaan melemahkan kekuatan negara-bangsa (nation state), dan bahwa pada masa datang, keban- yakan konflik bersenjata karena alasan etnis atau suku dan bukan politik atau ekonomi, Kasus yang menimpa Iran, Sudan, Tibet, Irak, Papua Nugini, Bangladesh, Fiji, dan Burundi adalah contohnya. Ketiga, kekuatan-kekuatan peru- sahaan, ekonomi dan teknologi telah melemahkan negara-bangsa, tetapi menguatkan sejumlah iden- titas yang telah berjalan lama sep- erti bahasa, budaya, agama, warisan etnis. Bahasa, budaya, Kolom HALAMAN 7 Karier Masa Depan KELUAR dari ruang konsel- adanya kemampuan atau poten- ing mahasiswa, Nita (nama sa- si seseorang. Kedua, adanya maran) tampak sedih, air mat- aspirasi atau cita-cita. Ketiga, anya keluar. Mahasiswa kedok- adanya usaha yang optimal. teran semester akhir ini teran- Paling tidak, ketiga faktor ini cam drop out. Mengapa? menjadi dasar apakah seseor- "Prestasinya memang merosot ang berhasil atau tidak. "Tak Mas. Sampai semester VII ia adanya potensi tentang suatu hanya menyelesaikan 25% SKS- bidang, mengakibatkan cita-cita nya. Katanya, ia masuk kedok- seseorang akan gagal. Begitu teran ini hanya menuruti ke- pula, kendati dengan usaha mauan orangtuanya, ia men- mati-matian cita-cita seseorang gaku lebih suka di bidang seni tak bisa maksimal, lantaran ke- suara," papar dosen pembimb- mampuan atau potensi kurang ing. "Daripada gagal di tengah menunjang," urai psikolog dari jalan, lebih baik Nita beralih Laboratorium Perilaku FK menekuni bidang lain," saran Unud ini. dosen pembimbing memberi so- lusi. *** Masih seputar masalah pen- Keberhasilan studi dan ke- didikan. Kabul (sebut saja suksesan dalam meniti karier demikian) terpaksa harus men- masa depan tampaknya menja- jalani pekerjaan sebagai sopir di masalah yang perlu diperha- bemo, walaupun sarjana hukum tikan. Terutama bagi pelajar telah 3 tahun dikantonginya. Ia yang mau memasuki bangku tampaknya tak punya pilihan akademi atau perguruan ting- lain dengan profesinya itu, set- gi. Rencana yang matang den- elah ke mana-mana melamar gan mempertimbangkan ke- pekerjaan. "Biarin Mas, saya mampuan dan prestasi diri amat 'nambang' saja. Habis nggak diperlukan dalam mencapai ke- ada koneksi sih. Maunya, saya suksesan kelak. Apalagi di ten- jadi pegawai gubernuran atau gah-tengah suasana persaingan pekerjaan yang masih terkait yang semakin tajam. Setiap dengan disipilin saya, bidang bidang pekerjaan menuntut hukum," kata Kabul yang cita- pengetahuan dan keterampilan citanya kandas, belum terkabul yang memadai. Selaku nara ini. Belakangan diketahui, se- sumber Gde Sudibya menandas- bagai sarjana hukum ternyata kan, betapa pengetahuan yang kemampuan Kabul tergolong khusus, keterampilan yang pro- paspasan, kalau tidak dikatakan fesional semakin diperlukan dan minim sekali. IP-nya hanya 2.0. menjadi sarat dalam memasuki **** pasaran kerja pada masa yang akan datang. Pekerjaan dan Dari kasus Nita dan Kabul, karier pada masa yang akan ada pelajaran menarik. Bidang datang akan dimiliki oleh or- pelajaran yang dipaksakan me- ang-orang yang benar-benar mang tak bisa maksimal menen- paham dalam bidangnya, or- tukan profesi seseorang kelak. ang-orang yang benar-benar Suatu bidang pendidikan juga profesional. Di sini, mencari belum menjamin keberhasilan pekerjaan pada masa depan profesi seseorang. Hanya lant- berdasarkan koneksi sudah tak aran menuruti kemamuan or- berlaku lagi. Apalagi cuma angtuanya, Nita terancam DO mengandalkan kemampuan dan gagal menjadi dokter. Aki- minim, keuntungan nasib atau bat berkemampuan minim dan coba-coba. tak punya eksi, Kabul, S.H. Seperti kata futurolog, Gde mengaku terpaksa menjalani Sudibya menuturkan, di antara profesi sebagai sopir. ciri pada era globalisasi saat ini Itulah di antara realitas so- adalah terjadinya gelombang sial tentang dunia pendidikan perubahan terus-menerus di dan masalah lapangan peker- berbagai aspek kehidupan. Me- jaan dewasa ini. Keberhasilan mahami dan beradaptasi den- studi tak bisa dipaksakan, akan gan perubahan inilah langkah tetapi perlu perencanaan serta mendasar dalam meraih pelu- kesadaran pelakunya. Dra. Hil- ang keberhasilan. Dunia usaha- da Sudhana, dalam seminar di ekonomi yang terbuka luas tam- PKBI Bali (11/5) yang bertopik paknya lahan yang cukup men- "Menggapai Masa Depan" di janjikan dalam meniti karier hadapan siswa SLTA menge- pada masa depan, termasuk mukakan, prestasi dan keber- karier di bidang kepariwi- hasilan seseorang ditentukan sataan. oleh berbagai faktor. Pertama, Yahya Anshori olehnya nasionalisme pemban- gunan, dengan beberapa ciri. Per- tama, tidak picik, tidak rasialis dan tidak takut kepada dunia luar atau pengaruh dunia luar. Kedua, mampu melahirkan rasa kebang- saan yang kuat, berani menerima kenyataan interdependensi, sang- gup mengatasi ketimpangan- Intensitas semakin tinggi dan ketimpangan di dalamnya, sam- cakupan wilayah (coverage area) bil menjaga sifat pluralistik inter- yang semakin luas dari fenomena dependensi tersebut. Artinya ke- globalisasi ini, telah melahirkan pribadian negara tidak hilang fenomena-fenomena bagi, pada dalam proses globalisasi tersebut. masyarakat manusia pada caku- Ketiga, sanggup menggunakan pan luas kehidupan: ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi politik, budaya, iptek. Fenomena- modern untuk melaksanakan as- fenomena baru ini tidak lagi dap- nya di sektor ekonomi dan bisnis. pirasi-aspirasi bangsanya sendiri, at dijelaskan dan dicari pemecah- Keempat, nasionalisme dan pa- tanpa dimakan oleh ilmu penge- annya dengan menggunakan teori- triotisme dalam konteks kekinian, tahuan dan teknologi itu sendiri. harus ditransformasikan dalam Sanggup menghadapi, memilih al telah diakui "kebenarannya". bentuk upaya untuk meningkatkan dan mencerna pengaruh-pengaruh Muncul paradigma baru yang da- kemampuan saing ekonomi dan luar karena berpegang pada harga pat mengklarifikasikan, sebagai bisnis bangsa. Keunggulan ko- diri sebagai bangsa, dan adanya dasar penyusunan instrumen anal- mparatif secara ekonomi di pasar kesadaran akan kepribadian diri isis dari kecenderungan baru ke- global akan sangat ditentukan oleh sendiri yang dinamis dan kreatif. hidupan global di atas. keunggulan komparatif dalam Keempat, mampu meningkatkan Menyebut beberapa di antaran- penguasaan iptek. kemampuan internasional (inter- ya, paradigma-paradigma baru Dalam bahasa yang berbeda national competence) melalui tertuang dalam pemikiran post P.J. Suwarno pada kesempatan peningkatan "kemampuan bela- modernism seperti dalam buku lain mengemukakan bahwa na- jar suatu bangsa" (the learning "The Post Modern Condition: A sionalisme tetap relevan dalam capacity of a nation), yang me- Report on Knowledge" oleh Lyo- konteks kekinian, dengan menge- liputi, kemampuan sistem pendid- hadap kondisi yang terkembang dan tard, "Post Modernism & Social agama, dan warisan etnis men- mukakan sejumlah alasan. Perta- ikan, dunia perusahaan, pemimpin berkembang saat ini. Itu mengandaikan adan- Theory" yang diedit oleh Seidman gukuhkan perasaan memiliki. Ini ma, nasionalisme yang lahir di parpol, dunia pers, organisasi so- ya kemungkinan perbedaan pendapat sebagai & Wagner, "The Condition of adalah ikatan-ikatan yang darin- dunia ketiga, termasuk Indonesia, sial dan profesional, termasuk cerminan perbedaan pengalaman dan persepsi Post Modernity" oleh David Har- ya akan tercipta komunitas-komu- merupakan bentuk modernisasi lembaga swadaya dan perkumpu- terhadap kondisi itu sendiri. Dalam sebuah vey. Dalam ekonomi bisnis ant- nitas baru. Keempat, globalisasi dalam kehidupan politik, yang lan sektor informal di kota dan bangsa yang demokratis dan dewasa, perbe- ara lain tertuang dalam buku ekonomi dunia dalam banyak hal melahirkan partai politik yang desa. Dengan demikian mempu- daan semacam itu wajar-wajar saja, bukan "New Realities" oleh: Peter F. telah membuat manusia menjadi nasionalistis, konsepsi negara- nyai kemampuan untuk berinter- suatu hal yang perlu dikategorikan sebagai Drucker, "The Borderless World" universal, tetapi pada waktu yang bangsa dan kemerdekaan politik. aksi secara efektif dengan dumia macam-macam. Kita perlu menanggapinya oleh Kenichi Ohmae, dan "The bersamaan sifat kesukuan manu- Kedua, kemerdekaan politik yang luar, mampu mengambil dan me- Ketiga, karena sistem tata nilai demi adanya keselarasan hubun- secara kepala hangat dan hati yang bening, Post of Capitalist Society" oleh sia menjadi lebih penting dan leb- merupakan "modal dasar" bang- manfaatkan informasi dan keter- pada masing-masing negara cuk- gan. antarbangsa, lebih-lebih bukan dengan hati yang panas dan kepala Peter F. Drucker. Paradigma baru ih kuat, Kelima, makin kita men- sa ini untuk bisa bertahan dan ampilan yang dibutuhkan dari luar up bervariasi yang diakibatkan kaitannya dengan perkembangan beku. oleh terdapatnya hukum tertulis ekonomi global seperti sekarang dengan menggunakan perspektif jadi universal, tindakan kita makin mencapai cita-citanya, harus di- untuk dipakai di dalam negeri. Ketiga, Pernyataan Mei mengangkat kesejarahan dapat dijumpai dalam bersifat kesukuan. lanjutkan dengan modernisasi di Penafsiran kembali dan reak- dan hukum kebiasaan, maka juga ini.. masalah kebebasan mencipta, suatu hal yang buku sejarawan Paul Kennedy Langkah yang tampaknya Menurut analisis proyeksi bidang sosio ekonomi, dengan tualisasi nasionalisme, merupa- merupakan suatu perbedaan yang merupakan landasan kerja setiap seniman dan "Rise and Fall of Great Powers", Naisbitt, kekuatan negara-bangsa tidak mengubah nasionalisme kan tantangan bangsa ini, men- perlu dikaji lebih lanjut. cukup efektif untuk mencapai harmonisasi hukum adalah mela- budayawan. Masalah kebebasan selama ini "Preparing for the 21 st Centu- akan melemah, paham kebang- yang menjiwai konsepsi "nation jelang 50 tahun proklamasi ke- masih merupakan persoalan penting, sekaligus ry". Paradigma baru yang ber- saan (nasionalisme) akan berubah, state". Kerja Sama Hukum lui kerja sama hukum yang merdekaan, kalau tidak ingin peka, dalam masyarakat kita. Di satu pihak, hubungan dengan prediksi terjadi justru pada saat kehidupan bangsa ini terjebak ke potensi Untuk mencapai harmonisasi berkesinambungan di antara kebebasan dirasakan oleh sejumlah pihak se- pergeseran kekuasaan, kekuatan manusia semakin mengglobal. Nasionalisme Baru krisis seperti yang diprediksi hukum itu tidak bisa lepas kaitan- negara-negara yang berkepentin- bagai sesuatu yang bersifat fundamental, kare- politik dapat dijumpai dalam buku Bagi kita yang secara norma- Dari kerangka pikir normatif Naisbitt tersebut, nya dengan berbagai bentuk ker- gan. Dalam kaitannya dengan hal ja sama hukum, mulai dari pem- ini mungkin kita belum lupa, hak terdapat pihak-pihak yang mencurigainya buat hukum, pelaksana hukum bahwa di tingkat ASEAN pernah maupun masyarakat luas. Har- diadakan suatu pertemuan para berkecenderungan berubah menjadi monisasi dalam bidang hukum, menteri kehakiman dan jaksa meniruan budaya Barat secara membabi buta khususnya hukum ekonomi, agung se-ASEAN di Bali pada Kini nasib yang sama tampaknya juga meng- sehingga berlawanan dengan kepribadian asli merupakan hal yang urgen dalam tanggal 11-12 April 1986 yang gamang di atas Pernyataan Mei yang baru saja bangsa kita. Dalam situasi antagonistis TOPIK harmonisasi hukum telah menjadi pembahasan yang cukup hangat, baik dalam yang merupakan dasar minimal rangka penyelenggaraan hubun- tertuang dalam dokumen ASEAN dicetuskan oleh sejumlah seniman dan semacam itu, kita perlu sikap idealistis sekali- sidang-sidang para pejabat senior negara-negara anggota APEC di Bogor maupun dalam dari Hukum Sipil, sebaiknya ada gan-hubungan hukum. Urgensin- Ministerial Understanding on the buyawan kita. Reaksi pro dan kontra saling ber- gus realistis. Kebebasan memang diperlukan Biennial Conference dari International Bar Association (IBA) di Melbourne, pada minggu persamaan atau harmonisasi. ya, agar hubungan-hubungan hu- Organization Arrangement for munculan. Di antara reaksi kontra juga sudah oleh bukan saja seniman dan budayawan, tetapi kedua bulan Oktober, 1994. Trend global "level playing field" ekonomi mensyaratkan duku- ri pada dasarnya dapat digambar- ra sejalan atau tidak begitu ber- Pertemuan tersebut merumuskan Harmonisasi hukum itu sendi- kum yang diatur oleh suatu nega- Cooperation in the Legal Field. terdengar cemooh yang melukiskannya se- oleh seluruh individu manusia. Kebebasan ad- bagai sebuah kecongkakan intelektual. Semen- alah cerminan kemanusiaan manusia yang be- ngan harmonisasi hukum, agar efisiensi dalam perdagangan dan investasi dapat berlang- kan sebagai suatu upaya yang beda dalam penerapannya den- antara lain kerja sama di bidang tara itu, seorang Mahbud Djunaedi, walaupun reksistensi terbuka, berkewajiban memprogram sung dengan tingkat kepastian yang tinggi. mengaku pencantuman namanya dilakukan di luar pengetahuannya, dengan tegas menyata- kan persetujuannya setelah membaca isi pern- yataan tersebut. Reaksi pro dan kontra tentu BAGI negara berkembang seperti Indone- sia, pernyataan sikap, atau aspirasi, semacam Pernyataan Mei memang masih merupakan sesuatu yang tidak jamak, karenanya selalu menggugah perhatian banyak pihak. Masih cukup segar dalam ingatan kita kasus pelun- curan Manifesto Kebudayaan yang dicetus- kan sejumlah seniman, antara lain HB Jasin, di saat jayanya Demokrasi Terpimpin. Pern- yataan yang kemudian lebih dikenal dengan nama Manikebu ini sempat mengundang po- lemik dan perdebatan sengit di antara pihak pendukung dan penentang. Dari kubu pen- dukung terdengar suara keras yang menco- ba menunjukkan kebenaran dan makna pent- ingnya pernyataan tersebut, sementara dari kubu lain terdengar suara yang mencemooh, menista bahkan memasukkannya dalam la- bel "dosa politik." Akhirnya, yang berbicara dan mengambil keputusan, bukan lagi lem- baga yang berkompeten dan berwenang, yaitu masyarakat seni dan budaya, tetapi lembaga na itu prinsipial untuk diperjuangkan. Di lain pi- politik. Maklumlah, dewasa itu politik meru- sebagai membahayakan stabilitas masyarakat, "Trend" Ekonomi Global dan Harmonisasi Hukum pakan panglima di segala bidang kehidupan manusia Indonesia. masyarakat. Kita semua maklum, prakarsa lebih kelompok seniman dan budayawan, akan lebih mudah mengundang reaksi bermacam- macam ketimbang prakarsa buatan pejabat pe- merintah. Ada sejumlah masalah yang rasan- ya perlu kita beri tempat dan perhatian tersendi- ri. Pertama, Pernyataan Mei merupakan se- buah pernyataan terbuka, sehingga terdapat cukup kesempatan untuk dikaji secara men- dalam. Oleh karena itu, setiap pihak akan lebih bebas memberikan penilaiannya secara objektif sebelum memberikan penilaian akhirnya. Na- mun satu hal yang perlu diingat, supaya kita dan mengatualisasikan eksistensinya. Manu- sia bukan binatang yang memang dari sanan- ya bereksistensi tertutup. dilaksanakan dengan proses un- gan ketentuan yang berlaku di hukum negara-negara anggota tuk membuat hukum nasional negara lain. Namun untuk men- ASEAN dalam kaitannya dengan Dalam konferensi IBA, nuan- jolak itu demikian mendasar dan pembangunan nasional, suatu dari suatu negara yang mempu- capai harmonisasi hukum tidak- stabilitas kawasan. Sehingga ada sa pembahasan diwarnai dengan mengubah tatanan yang ada, se- negara harus punya hukum na- nyai prinsip atau pengaturan lah semudah yang diharapkan. kesamaan pandangan terhadap Namun kita juga memerlukan kesadaran upaya-upaya untuk menjadikan hingga memaksa negara-negara sional yang dapat dimengerti dan yang sama tentang masalah se- Kendala paling mendasar adalah masalah-masalah hukum yang saja masih akan terus berkembang di tengah bahwa kebebasan ada batas-batasnya. Kebe- hukum sebagai instrumen penun- di dunia untuk melakukan penye- ada dasar-dasar persamaan den- rupa di masing-masing yuris- karena adanya pluralisme sistem terjadi di kawasan regional basan tanpa batas memang adalah anarkhi. tun dalam kegiatan ekonomi dan suaian-penyesuaian. Perkemban- gan hukum asing serta hukum diksinya. Sasaran akhir dari har- hukum yang berlaku antara nega- ASEAN, seperti pemalsuan yang dibuat oleh pihak non-pemerintah, lebih- Secara umum, batas kebebasan manusia ter- perdagangan, baik di lingkungan gan yang demikian telah menun- internasional. Mengenai hubun- monisasi tersebut menampakkan ra-negara di dunia. Untuk di ka- uang, penyelundupan, narkotika letak pada nilai kemanusiaan yang dihasilkan- pemerintah maupun swasta. jukkan kecenderungan baru yang gan ekonomi dan perdagangan diri dalam bentuk unifikasi hu- wasan ASEAN misalnya; Filipi- dan sebagainya. Bagi Indonesia, tentunya ker- nya. Kebebasan bertanggung jawab selalu Dalam konteks tersebut kita tidak menonjolkan sifat global. Glo- internasional sekarang sudah kum. Harmonisasi hukum na banyak dipengaruhi oleh memanusiakan manusia dan meningkatkan dapat menutup mata betapa hu- balisasi tersebut telah mengubah banyak kontrak-kontrak standar menunjuk kepada suatu upaya sistem Anglo Saxon dari AS dan ja sama semacam ini dapat lebih kesejahteraan manusia. Namun dalam prak- kum di kebanyakan negara ber- struktur hubungan antarbangsa dan kita tahu juga bahwa sedang yang dilanjutkan dengan proses hukum Spanyol, Malaysia, Sin- ditingkatkan dengan jangkauan tiknya, kebebasan manusia selalu dibatasi oleh fungsi sebagai rambu penuntun yang tidak terbatas pada bidang berkembang apa yang dinamakan yang harus mempunyai sifat kon- gapura dan Brunai Darussalam yang lebih luas lagi, sehingga hukum, yang pada hakikatnya merupakan cer- bagi kegiatan ekonomi dan per- ekonomi saja, tetapi juga bidang- international bussiness transac- tinum. lebih banyak menganut sistem tidak terbatas di lingkungan minan kesadaran moral dan tanggung jawab dagangan agar secara terus-me- bidang lainnya, seperti politik, tions. Akan tetapi alangkah Untuk berhasilnya suatu up- Common Law, Muangthai lebih ASEAN saja, tetapi diharapkan manusia terhadap Tuhan. Ini mengandung nerus terjamin adanya hubungan sosial maupun hukum. Dalam pengertian bahwa dalam masyarakat kerja sama ekonomi antarnegara hubungan ini konsepsi pembaru- demokratis kebebasan manusia tidak dibatasi yang berkelanjutan. Terkait den- an hukum ekonomi tidak saja di- oleh kekuasaan atau kepentingan sekelompok gan hal itu, produk-produk hu- tujukan untuk memperkuat daya manusia. Ketidaksenangan, kekhawatiran kum suatu negara hendaknya da- tahan dan daya saing perekono- baiknya kalau sebagai dasar atau aya demikian, menurut Prof. derung menganut sistem hukum bahwa kerja sama ekonomi antar- tidak terjerumus ke dalam kesalahan yang dirugikan, atau terancamnya kepentingan bu- pat mengikuti kebutuhan bisnis mian nasional, tetapi juga untuk jangkar dari posisi hukum na- Komar Kantaatmaja, perlu dilan- Eropa Kontinental, hukum Islam, bangsa memerlukan dukungan sama dengan saat munculnya Manikebu, ada kan alasan untuk membatasi kebebasan manu- dan ada persamaan atau harmon- menciptakan pranata hukum sional kita, kita mempunyai un- dasi berbagai penelaahan dan hukum Adat. Adanya sistem hukum sebagai instrumen penun- baiknya kita membatasi diri hanya pada sia, sejauh kebebasan itu masih berjalan di atas isasi dengan hukum-hukum ekonomi yang kondusif serta har- dang-undang yang didasarkan pendahuluan. Pertama, penelaa- hukum yang beraneka ragam itu tun. mengkaji dan menilai, tanpa mencemooh dan rel hukum. monis dengan pranata-pranata atas asas-asas yang ada kesera- han tentang tata nilai dari mas- merupakan salah satu penyebab memvonis. Adalah lebih baik masalah Pernyataan Mei Dewasa ini hukum ekonomi hukum negara lain. sian mendasar dengan sistem- ing-masing negara agar adanya lambannya upaya harmonisasi Penulis, adalah staf pengajar Kedua, masih berkaitan dengan yang per- itu diangkat dalam sebuah acara telaah terbu- di berbagai negara sedang men- Sebagaimana halnya pernah sistem hukum negara lain. Pada inventarisasi suatu tata nilai. hukum. Meskipun demikian us- pada Bagian Hukum Perdata tama, Pernyataan Mei adalah pernyataan yang ka, ilmiah dan objektif sebelum banyak pihak galami transformasi global seir- disampaikan oleh Prof. Mochtar saat ini kita masih menggunakan Kedua, penelaahan tentang tata aha ke arah itu secara bertahap Fakultas Hukum Universitas berisikan aspirasi kaum (sekelompok) seniman memberikan vonisnya, dan lebih baik masalah ing dengan globalisasi perekono- Kusumaatmadja, mantan Ment- pegangan Kitab Undang-Undang nilai yang sama dan atau serupa, dan kontinyu mesti diupayakan, Udayana. dan budayawan; hal yang wajar muncul sebagai itu tetap berada dalam kandungan aslinya, mian itu sendiri. Perkembangan eri Luar Negeri RI pada pembu- Hukum Sipil dan Kitab Undang- bahkan yang berlainan, untuk tanggapan dan harapan mereka terhadap kon- kandungan budaya dan seni, ketimbang ter- ekonomi dunia banyak mengal- kaan ASEAN Law Association, Undang Hukum Dagang yang mengetahui dan menginventa- disi yang ada. Sebagai perpaduan antara tang- perosok dalam keputusan politik, hanya kare- ami perubahan dan gejolak yang sewaktu badan ini didirikan di sudah ketinggalan zaman, seh- risasikan masing-masing tata gapan dan harapan tentu saja pernyataan itu na banyak orang terjerumus dalam sengketa struktural yang berlangsung be- Manila pada tahun 1976, bahwa ingga paling tidak untuk Hukum nilai itu dan kemudian mengkaji mencerminkan penilaian kelompok tadi ter- pro dan kontra secara vulgar. gitu cepat. Perubahan dan ge- demi kepentingan ekonomi dan Perikatan dan Hukum Perseroan interaksi yang ada di antaranya. 1 UNIT HELM NOLAN Surat Pembaca Telp. (0361) 751998 TOKO J. Hasanudin No. 40-42, Telp. (0363) 21409 TABANAN ya Ubud, telp. (0361) 975555, A BINTANG MAS MOTOR, TIGA, JI. Achmad Yani No. 9 ngik No. 12-14 (0364) 22488, 73) 21544. BIMA MITRA C. 1497 Persyaratan: Sertakan Fotokopi Identitas Sebaiknya Kampus kan saja ke Desa Penatih, Den- tanah nanti bisa berjalan lancar. Di negara lain. lokasi jauh, juga karena udaranya tidak tuntas, itu tidak tuntas), leb- panas yang dapat membuat ih baik kita berani mengambil perkuliahan menjadi kurang nya- keputusan tegas yaitu mengorban- man. Jika kekhawatiran tersebut kan sedikit demi tidak terkatung- terjadi (mudah-mudahan tidak), katungnya pembangunan kampus akibatnya kurang baik bagi nama Unud. pasar dengan pertimbangan se- lain pihak, seandainya pemban- Unud. Padahal kita tahu Unud di Melalui kesempatan ini saya Unud ke Penatih bagai berikut: Di tengah-tengah berbagai langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah lokasi kampus Unud yang sampai saat gunan kampus di Bukit diterus- tingkat nasional cukup punya mencoba memberikan pemecah- Oleh Dewa Gede Rudy Penjelasan Penertiban Pedagang Kaki Lima Kepada Drh. Mas Djoko Rudyanto, M.S. Sehubungan dengan tulisan Sdr. Drh. Mas Djoko Rudyanto, Sehubungan dengan tulisan M.S. pada surat pembaca Bali 1. Di Desa Penatih tersedia kan, saya khawatir dalam jangka nama dan sudah bisa disejajarkan an masalah dana yaitu dengan cara Saudara Jatmiko Wiwoho dengan Post, Sabtu, 5 Mei 1995, kami tanah yang cukup luas, datar, situ- panjang akan muncul hal-hal dengan perguruan tinggi negeri menjual atau menukar tanah be- alamat Jalan Tukad Banyusari sampaikan terima kasih, karena asinya tenang sehingga cocok un- berikut: maju lainnya. serta bangunannya yang ada di III/5 Denpasar pada kolom surat ini merupakan bukti adanya per- tuk kegiatan perkuliahan. 1. Minat para calon mahasiswa 2. Walaupun pembangunan Bukit dan di Jalan Jenderal pembaca harian ini, Sabtu 13 Mei hatian masyarakat terhadap per- 2. Mengingat harga tanah di untuk menjadi mahasiswa Unud kampus tersebut diteruskan, akan Sudirman Denpasar. Saya yakin 1995 tentang "Tindakan masalahan yang dihadapi Unud. ini belum tuntas, saya sebagai or- Desa Penatih tidak semahal tem- makin menurun dari tahun ke sulit diselesaikan secara keseluru- uang tersebut cukup untuk mem- Represif Oknum Satpol PP" ter- Namun sangat disayangkan bah- ang awam melalui kesempatan ini pat-tempat di pusat Kota Den- tahun dan kecenderungan tersebut han karena terbentur dana. Dari- buat kampus Unud baru walaupun hadap pedagang kaki lima di ka wa ada beberapa hal yang perlu mencoba memberikan saran, se- pasar, maka untuk memberikan sudah ada. Mungkin hal tersebut pada seperti pepatah Bali, Ene tidak seluas kampus di Bukit yang wasan kompleks pertokoan IDT diluruskan, karena dapat baiknya kampus Unud dipindah- ganti rugi dalam pembebasan dikarenakan biaya hidup tinggi, sing pragat, ento sing pragat, (ini gersang. Jalan Diponegoro Denpasar, un- menyebabkan "kontaminasi so- Saran ini saya sampaikan ad- tuk menghindari munculnya sial" yang tidak kita inginkan. alah semata-mata untuk tetap ter- penafsiran yang kurang propor- Hal-hal tersebut adalah: jaganya nama besar Unud di sional dari warga Kota Denpasar 1. Tidak benar demonstrasi tingkat nasional. terhadap tindakan penertiban mahasiswa Universitas Udaya- Mudah-mudahan saran saya yang dilakukan selama ini oleh na terjadi setelah perkuliahan ini mendapat tanggapan dan jika Satpol PP Kota Madya Dati II dipindahkan dari kampus ada kekurangan saya mohon maaf. Denpasar, maka dapat kami Sudirman ke Bukit. Perkuliah- jelaskan kronologis permasalah- an sudah dipindahkan sejak an sbb: Anggota Redaksi: Denpasar: Agustinus Dei,Dwikora Putra, Dwi Yani, Ida Bagus Geriawan, Legawa Partha, Bali Post Nyoman Mawa, Nikson, Palgunadi, Ida Bagus Pasma, Made Sugendra, Sri Hartini, Nengah Srianti, Wayan Suja Adnyana, Komang Suarsana, Made Sueca, Nyoman Sutiawan, Wayan Sudarsana, Wayan Wirya. Gianyar: IB Alit Sumertha, Bangli: K. Karya, Semarapura: Daniel Fajri, Singaraja: Made Tirthayasa, Amlapura: Wayan Suana, Tabanan: Gusti Alit Pur- natha, Negara: Edy Asri, Jakarta: Muslimin Hamzah, Bambang Hermawan, Sahrudi, Alosius Widhyatmaka, Dadang Sugandi, Surabaya: Endy Poerwanto, Bambang Willarto, NTB: Agus Talino, Izzul Kairi, Ryanto, Ruslan Effendi, Suharto, Nur Haedin, Siti Husnin, DP Raka Akriyani, Wayan Suyadnya, NTT: Hilarius Laba, Wartawan Foto: IGN Arya Putra, Djoko Moeljono. Setiap artikel atau tulisan yang dikirim ke Redaksi hendaknya ditik dengan dua spasi (spasi rangkap) I Wayan Subrata Desa Bugbug, Karangasem (Bersambung ke Hal. 12 Kol. 1) (Bersambung ke Hal. 12 Kol. 1) cenderung menganut sistem hu- dapat dilakukan dengan negara- kum Eropa Kontinental bercam- negara lain mitra dagang Indo- pur dengan hukum Islam. Sedan- nesia. Karena biar bagaimanapun gkan Indonesia sendiri lebih cen- kita tidak dapat menutup mata Catatan Kata Menpera Akbar Tanjung, dibutuhkan pemimpin yang demokratis yang mau dialog dan siap dikritik. - Kalau-kalau yang kuat dan kuasa selalu merasa benar. *** Negara tidak mempunyai cukup dana untuk meningkat- kan kesejahteraan pegawai, yang jumlahnya lumayan banyak. - Berkorban dalam pengabdian juga tidak harus berarti mengorbankan rakyat kecil. *** Menurut Rektor Universitas Ngurah Rai, Tjok. Gede Atmaja, S.H., melarang pembicara vokal di universi- tas merupakan langkah mundur. - Lagu lama maju kena mundur kena? Bang Podjok 2cm Color Rendition Chart
