Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1995-05-17
Halaman: 09

Konten


HALAMAN 9. BALI POST AS BALI RABU UMANIS, 17 MEI 1995 an Sehat menurut Hindu tubuh manusia, Oleh Ketut Sutama , dan kaki yang Mandala, dalam utaina mandala, badan sebagai madya sebagai nista mandala. Jelas di sini ter ma mandala adalah diperuntukkan se npat suci atau pamerajan, madya man an perumahan sebagai tempat anggota n kegiatan sehari-hari, dan nista man han tempat untuk menanam pepohonan inatang sebagai penunjang kehidupan n, ruang kosong di antara satu bangunan orang memiliki tanah pekarangan mencukupi dan dari gunan rumah lain atau antara bangunan segi finansial boleh dikatakan mampu. Tetapi sering pat suci atau pamerajan. Keberadaan mereka lebih mementingkan faktor efektivitas dan ni terlihat jelas pada konsep penataan efisiensinya. Tidak jarang juga kita melihat kesan pe- adisional, seperti adanya atau tata letak nampilan yang dipaksakan. Artinya, mengikuti tata le- laja, bale dauh, dan bale delod tak bangunan rumah sebagaimana disebutkan di atas, gga mengikuti tetapi jarak antara satu bangunan dengan bangunan lainnya terlalu sempit, untuk kepentingan efisiensi tanah, sehingga tidak enak atau asri dipandang. Hal itu juga akan berpengaruh dari sudut pandang kesehatan karena peredaran prana menjadi kurang seimbang. Prana itu terjadi dari proses perpaduan antara udara, titik-titik air yang dibawa oleh udara, dan panas yang ditimbulkan oleh sinar matahari. Sehingga, pekarangan yang sehat harus dilengkapi dengan tum- buh-tumbuhan yang pada siang hari mengalami pen- guapan karena proses asimilasi akibat sinar matahari. Titik-titik air yang berasal dari penguapan tumbuh-tum- buhan tersebut kemudian dibawa oleh udara dan disi- nari.kembali oleh sinar matahari yang selanjutnya sete- lah berasimilasi dengan tubuh kita, menjadi tenagaprana yang merupakan energi vital bagi tubuh. Namun perlu diperhatikan agar pekarangan tidak terlalu dirimbuni tumbuh-tumbuhan. Di samping dari segi pemandangan terkesan kurang asri, juga mengurangi produksi dan pere- daran tenaga prana, akibat kurang seimbangnya sirku- lasi panas, air, dan udara. o tersebut di atas, para leluhur kita di dah sangat memperhatikan faktor kese smani dan rohani dalam hidup kesehar kalau dicermati secara mendalam, ikian itu bukan hanya berarti sehat se juga sehat secara rohani. Faktor kese benamya yang menjadi cikal bakal se rang. Konsep tata letak bangunan peru- diuraikan di depan, di samping keliha- pandang kasat mata dan memberikan sinar matahari yang baik, secara ab rikan keseimbangan peredaran prana enaga inti yang memberikan kehidupan alam ini. Orang-orang memahami ten- mengatakan pekarangan yang demikian emahkan ke dalam bahasa kekinian kata karena indah dipandang, memberikan ari dan udara segar. nsep arsitektur tradisional Bali ini sam sih bisa diterapkan. Dikatakan demiki arang, di daerah perkotaan sekali pun, Bali Clarions Suites Nusa Dua Yayasan Gayatri Putri, Jl. Ratna 5 Tabanan SPSLUnit Tanjungsari Sanur Jumlah yang dimuat hari ini Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya Pada hakikatnya, konsep keseimbangan alam, rwa bhineda, dan Tri Angga seperti disinggung di depan mengandung makna keseimbangan jasmaniah dengan rohaniah. Jasmani sehat karena mendapatkan cukup udara dan sinar matahari terhadap kita dan pekarangan kita. Sehat secara rohani, karena segala sesuatunya ter- lihat bagus dan asri sehingga pikiran menjadi tenang, walaupun menghadapi permasalahan. Sehingga mem- berikan ketenangan dan ketentraman kepada jiwa, dan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi akan mudah didapatkan. Persoalan lain yang menarik juga diperhatikan Rp 104.981.507 untuk Pura Mandharagiri Semeru Agung Jatim Willy Tambajong, Jl. Raya Sesetan adalah, berlakukah konsep pekarangan pada perumah- an-perumahan kita dewasa ini, misalnya di perumahan (Perumnas) atau BTN, atau mungkin juga perumahan yang dibangun sendiri-sendiri? Permasalahan yang leb- ih spesifik lagi, perlukah karang perumahan tersebut diukur menurut konsep sikut karang secara tradisional Hindu (Bali), misalnya di mana harus letak pintu pe- karangan atau pamesu, dll? Kalau dicermati, letak pamesu yang baik atau yang dianjurkan oleh para lelu- hur kita sebenarnya mengikuti letak bangunan rumah tradisional Bali, seperti pamerajan, bale dangin, bale daja, bale dauh, dan bale delod. Kalau misalnya pe- karangan kita menghadapi ke utara pamesu dibuat agar jangan sampai berbenturan dengan atau mengurangi keasrian letak pamerajan dan bale daja, sehingga harus dicarikan posisi yang baik agar tidak mengganggu ke- harmonisan. Demikian juga halnya dengan letak pame- su pada arah mata angin yang lain. Oleh karenanya, konsep pekarangan tradisional Bali boleh dikatakan tidak berlaku mutlak untuk perumahan (modern) dew- asa ini. Perumahan sekarang, kalau dicermati, hanya berfung- si sebagai tempat untuk tidur, sehingga muatan makna filosofis sebagaimana halnya bangunan rumah tradisional tidak ada lagi. Coba saja cermati tata letak bangunan ru- mah di perkotaan. Karena faktor efisiensi penggunaan tanah, tidak jarang kita menemukan tempat suci, misalnya padmasana diletakkan atau dibangun padamadya atau nista mandala. Yang penting diperhatikan, agar diusahakan mengikuti konsep sehat secara jasmani dan rohani. Sehat secara jas- mani, sedapat mungkin rumah kita dilengkapi dengan tan- aman penyejuk, baik yang menghasilkan buah maupun bunga, yang berfungsi menetralisasi panas matahari, letak bangunan rumah diatur sedemikian rupa sehingga cukup mendapatkan sinar dan udara segar. Sehat secara rohani, tata letak bangunan hendaknya mengikuti konsep hulu - teben atau utama - madya - nista mandala, sehingga se- cara hirarkis tempat suci selalu berada pada hulu atau uta- ma mandala dari perumahan kita. 22222222 100.000 "Karang" yang tak Baik LOKASI tanah yang tak baik ditempati, menurut I Gusti Agung Gde Putra, adalah tanah yang numbak jalan. Begitu pula tanah yang diapit jalan (kanan kirinya ada jalan) juga dikatakan kurang baik. Di Bali, menurut buku "Lin- tasan Asta Kosali", ditulis I Nyo- man Gd. Bandesa K. Tonjaya (Penerbit & Toko Buku Ría, 1982), dikenal beberapa lokasi tempat (karang, bahasa Bali) yang tidak baik ditempati. Misalnya karang teledu nginyah karang Martana Sudiana Pesta Arbawa K. Jambe Mertadana Baledan Cok. Rai IB K Putra kerubuhan, karang sandang lawe, inya sebagai Sanghayang Indra Bal- juga sering mendapat perhatian karang sula nyupi, karang gerah, aka. dalam memilih tanah. Orang Bali karang memu baya, karang tenget, Begitu pula karang sula nyu- pada umumnya tidak mau memi- karang bhuta salah wetu dan lain- pi/kuta kabanda/teledu nginyah! lih tanah dalam posisi serong. lain. dibuatkan padma alit/padma sari, Apalagi jika membuat rumah tempat berstananya Ida Sanghy- yang nyerong/miring. Karena di ang Wisesa dengan manifestasin- samping bingung menentukan ya sebagai Sanghyang Durgamaya arah (tidak tahu arah utara-sela- atau Sanghyang Kala Durga. Tu- tan) juga lokasi ini terpengaruh juan upacara ini, untuk menghin- oleh tarikan kutub utara-selatan dari tempat tersebut dari pengaruh bhuta kala. Pengaruh ini diharap- kan hilang sehingga mendatang kan keselamatan. Kalau bertemu dengan karang demikian, dan tidak ada pilihan lain, menurut I Gusti Agung Gde Putra, bisa saja ditempati, dengan jalan ke- luamya mendirikan tugu/pelinggih. Misalnya karang kerubuhan (pernah ditimpa reruntuhan) dan sandang lawe, dibuatkan pelinggih padma endep, tempat berstananya Ida San- ghyang Wisesa dengan manifestas- (magnet bumi). Karena itu orang Bali umumnya tidur dengan ke- pala di timur, mengikuti atau searah dengan perputaran bumi. Selain lokasi, masalah arah (Bersambung ke Hal 12 Kol 1) Rp 7.000 Rp Rp 601.500 608.500 1.000 MASIH PERLU DANA Umat Hindu di beberapa daerah masih memerlukan dana punia Anda untuk mem- 5.000 bangun pura dan sarana pendukung lainnya untuk ibadah. Pura Luhur Tanah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Kediri Kabupaten/Daerah Tingkat II Tabanan, memerlukan dana Rp 205.730.000 untuk pelaksanaan upacara Karya Agung Mamungkah, berlangsung 14 Juni 1995, serta untuk pembangunan dan perbai- 5.000 kan fisik. Dari dana tersebut, sebesar Rp 125 juta nantinya untuk biaya Karya Agung 5.000 Mamungkah, selebihnya untuk pembangunan dan perbaikan fisik meliputi: perbaikan 1.500 meru dan piyasan, perbaikan undag, pelebaran natar pura, pembangunan pelinggih pen- 1.000 yawang, pembangunan dapur dan ruang makan. Rp 5.000 Rp 5.000 Jumlah yang dimuat hari ini Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 5.000 Rp 1.000 Rp Rp 1.000 1.000 Rp Rp Pariana Rp 1.500 Lima Fung Rp 1.000 Suwendra Rp 1.000 Adnyana Rp Rp Rp Ema Parewati Dirga Rp Rp 1.500 Rp 1.500 Rp Rp 2.000 Rp 1.500 Rp 2,000 Rp 5.000 Rp 2.000 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp Rp Mustrining Sangging Widanti IB Suardana Putu Suardana Grace R. Sang Putu Lunga Rini Savitri Mudarta Desak Darmini Putu Suartama Jumlah yang dimuat hari ini Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya 2.000 2.000 227.500 Rp 14.672.700 Rp 14.900,200 Md. Kawit sekeluarga, Jl. Cokroaminoto Gg Nuri 3 Kel. Putu Sudhanes, Jl. Suli No. 102 Dps Rp 34.672.500 untuk Pura Gelap di Besakih Wijana, Dps Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 20.000 I Wayan Nuraja, Br. Kedewatan Abiansemal Badung Rp Rp Rp I Made Darma, Jl. Gatot Subroto II D/6 Dps Jumlah yang dimuat hari ini Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya Pembangunan Pura Segara Tawangalun, Desa Sumberagung, Kecamatan Pasang- garan, Kab. Banyuwangi, Jawa Timur yang rusak berat akibat gelombang tsunami, dan kini hanya tinggal bangunan padmasana. Dana yang diperlukan seluruhnya Rp 37 juta. Pura Ponjok Batu, Kecamatan Tejakula, Kabupaten/Daerah Tingkat II Buleleng, yang pembangunannya sudah dimulai 18 Desember lalu, diperkirakan memerlukan dana Rp 1 milyar dengan waktu membangun sekitar 3 tahun. PHDI Tingkat Desa Karya Makmur di daerah transmigrasi memerlukan dana untuk mewujudkan cita-cita umat memiliki seperangkat gong. Dana punia Anda dapat dikirim langsung ke bagian Sekretariat Redaksi Bali Post di BRI Cabang Denpasar No. 31-45, 1065,4. Pura Hargo Loka, Desa Balong, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, yang direncanakan dibangun di lereng pegunungan berlokasi di Dukuh Gununganten, Desa Balong. Untuk lancarnya pembangunan pura tersebut, dana punia Anda bisa langsung dikirim kepada bendahara panitia pembangunan Pura Hargo Loka, Sunardi, d.a. Kantor BKK Kecamatan Jenawi Karanganyar, Surakarta 57795, Jawa Ten- gah. Pura Sono Panca Giri, berlokasi di Jl. Kupang Baru III Surabaya, yang akan diban- gun memerlukan dana sebesar Rp 15.971.750. Pura yang akan dibangun di atas tanah seluas 325 m2 itu nantinya terdiri dari Mandala Utama dan Mandala Madya. Pada Mandala Utama akan dibangun padmasana, penglurah, bale pemiosan dan kori agung. 2.500 Sedangkan pada Mandala Madya akan dibangun candi bentar, tempat air pembersih, 5.000 bale kulkul, joglo (gedung serba guna) dilengkapi dengan WC dan kamar mandi. Dana 37.500 yang terkumpul lewat rekening Bali Post nantinya akan ditransfer ke rekening panitia Rp 34.635.000 pembangunan Pura Sono Panca Giri: Bank Bumi Daya Swandayani, Surabaya a/c Rp 34.672.500 034037-12677. SIMPATI ANDA Bali Post menerima titipan sumbangan pembaca untuk saudara-saudara kita yang tengah menderita dan ditimpa kemalangan, antara lain: Komang Mardika penderita tumor mata, Ariyawan penderita tumor, Wiliawan penderita kanker tulang, IGP Cakra penderita kaki gajah, Aryanti penderita kepala membesar, Maulana penderita kepala membesar, Kt. Raka penderita tangan pun- tung, Gd. Wardana penderita tumor, I Nyoman Rapa penderita perut mengeras, Wayan Kari penderita kanker rahang, Wayan Mubagia penderita kepala membesar, Ely Sapu- tra penderita kulit bersisik. Sumbangan Anda dapat dikirim langsung ke bagian Sekretariat Redaksi Bali Post 67 A Denpasar atau dengan weselpos dan rekening Bali Post di BRI Cabang Denpasar No. 31-45, 1065.4. Rp 1.328.500 untuk Gde Wardana Penderita Tumor Rp 10.000 5.000 Pura Jati Pramana, Kotamadya Cirebon, memerlukan dana sebesar Rp 98.214.281 (sembilan puluh delapan juta dua ratus empat belas ribu dua ratus delapan puluh satu rupiah). Pura yang dibangun di atas tanah sertifikat Hal Milik Nomor 532 dengan luas 1.184 m2 terletak di Jalan Kalijaga Permai Kelurahan Larangan Kecamatan Harjamkti Kotamadya Cirebon. Tanah tersebut hasil pembelian swadaya umat Hindu di wilayah Cirebon. Bangunan pura yang dibangun mencakup padmasana, kori agung, bale pagon- gan, tempat ganti, penyengker, dan pintu masuk. Dana punia Anda dapat dikirim melalui Rekening Nomor 037.1.01135.3, atas nama Panitia Pembangunan Pura di PT Bank Dagang Nasional Indonesia Cabang Cirebon dan Rekening Nomor 33-20-7122.8, atas nama Panitia Pembangunan Pura di PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Cirebon. Pura Jati Pramana, Kotamadya Cirebon, memerlukan dana sebesar Rp 98.214.281 (sembilan puluh delapan juta dua ratus empat belas ribu dua ratus delapan puluh satu rupiah). Pura yang dibangun di atas tanah sertifikat Hak Milik Nomor 532 dengan luas 1.184 m2 terletak di Jalan Kalijaga Permai Kelurahan Larangan Kecama- tan Harjamukti Kotamadya Cirebon. Tanah tersebut hasil pembelian swadaya umat Hindu di wilayah Cirebon. Bangunan pura yang akan dibangun mencakup padmasa- na, kori agung, bale pagongan, tempat ganti, penyengker, dan pintu masuk. Rp Rp 30.000 Ir. I Ketut Kinog, Jl. Tukad Unda 21 Dps 10.000 Staf Rama Tours JL. Ngr. Rai Tuban sbb: Rp Rp 10.000 Budha Rp 10.000 Rp 70.000 Swasta Rp 10.000 Rp 18.467.775 Dyah Rp 18.537.775 Triyulianti 2.000 1.000 3.000 W. Ardita 2.000 Sri Utami Selsian, Jl. Gatot Subroto No. 3 Dps 1.500 Suparmi 1.000 Wijana, Dps Suardeni Rp 95.000 1,000 Jumlah yang dimuat hari ini Edi Parwata Pt. Muliawan Rp 2.000 Jumlah penerimaan sebelumnya Rp 100.000 Sukawirya Rp 5.000 Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 20.000 Sutanaya Rp 1.000 I Wayan Nuraja, Br. Kedewatan Abiansenal Badung Rp Rp 1.500 a Jumlah yang dimuat hari ini Rp Rp 1.000 Jumlah penerimaan sebelumnya Rp 104.764.007 Rp 10.000 IGN Sutedja, Jl. Gn. Lempuyang VI C7 Dps Arad gray Rp.ugh 2.000 g Jumlah penerimaan seluruhnya Dindinubensen Rp. 104.981.507 Ayu Kaniawati u hending Alluringooal Rp 1.000 I Made Darma, Jl. Gatot Subroto II D/6 Dpsqzad 10 Rpm 5.000 M272 3 60A, Dps Umat Hindu Plaza Bali, i Denpasar a Kel. Putu Sudhanes, Jl. Suli No. 102 Dps 222222 2.500 217.500 Saptadewi Wastika Wirka Rp Rp 15.000 Rp 1.313.500 Rp 1.328.500 Rp 608.500 untuk Nyoman Rapa Penderita Perut Mengeras Dana punia Anda dapat dikirimkan melalui Rekening Nomor 037.1.01135.3, atas nama Panitia Pembangunan Pura di PT Bank Dagang Nasional Indonesia Cabang Cir- ebon dan Rekening Nomor 33-20-7122.8, atas nama Panitia Pembangunan Pura di PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Cirebon. Pura Agung Setya Dharma Dompu-NTB memerlukan dana Rp 124.600.000, untuk merehabilitasi dan melengkapi bangunan pura tersebut, terdiri dari pembangunan candi kurung (sedang dalam tahap pembangunan), bale kulkul, candi bentar, dan bale banjar. Dana punia Anda dapat dikirim dengan pos wesel melalui bank dialamatkan kepa- da Drs. Dewa Ketut Mudhita, BRI Cabang Dompu-NTB, rekening nomor 002 016850 BULL BONDRES Perpustakaan Ogoh-ogoh HARAP Anda jangan pemah membayangkan bahwa dalam gedung perpustakaan ogoh-ogoh, akan dapat dibaca banyak buku-buku men- genai ogoh-ogoh. Tak satu pun buku tentang ogoh-ogoh yang bakal di- jumpai dalam perpustakaan yang agak aneh ini. Bahkan buku-buku yang lain juga tidak ada. Karena perpustakaannya sendiri sebenarnya tidak ada. Nama itu sengaja dimunculkan sebagai wujud "protes" terhadap ketidakmengertian akan apa sesungguhnya yang diinginkan oleh masyarakat dewasa ini. Di satu pihak, semua orang menyadari bahwa peranan sumber daya manusia (SDM) pada era globalisasi seperti sekarang ini dan untuk masa yang akan datang, akan semakin penting adanya. Tetapi di lain pihak, ketika rencana mendirikan sebuah perpustakaan ditawarkan, banyak di antara mereka kelihatan celingak-celinguk tidak mengerti dan atau tidak mau mengerti. Kenyataan ini berbeda jauh kalau dibandingkan dengan tawaran lomba layang-layang antarbanjar atau membuat ogoh-ogoh, baik untuk kepentingan sarana pengerupukan, sehari menjelang hari raya Nye- pi, dan lebih-lebih lagi bila ogoh-ogoh itu dibuat untuk dilombakan. Wah, semangatnya bukan alang-kepalang. Untuk yang terakhir ini saya ada pengalaman lumayan menarik. Ada kabar angin bahwa desa akan menggelar lomba ogoh-ogoh. Na- manya juga kabar angin, banyak di antara kabar itu yang kurang jelas, baik mengenai kriteria lomba, hari yang tepat pelaksanaannya, hadiah yang akan diberikan, dll. Entah peniup kabar yang salah atau angin yang kurang sempurna dalam menangkap kabar, tak jelas pula ujung pangkal- nya. Dalam ketidakjelasan seperti itu, calon peserta lomba justru berbu- lat hati untuk maju terus pantang mundur. Keputusan diambil bukannya melalui rapat bale banjar, melainkan oleh beberapa orang pemuda di depan pondok siskamling. Walaupun demikian tak ada satu pun anggota yang menentangnya. Gilik saguluk salunglung sabayantaka, untuk bersama- sama menuju pada satu tujuan, ikut meramaikan lomba ogoh-ogoh. Dalam kondisi seperti ini, para orang tua memilih mengambil sikap diam. Wait and see. Selang beberapa jam kemudian, desain ogoh-ogoh pun selesai. Be- berapa orang pemuda maju ke depan menjadi sukarelawan yang siap menuangkan desain itu menjadi kerangka ogoh-ogoh, sementara beber- apa orang lainnya, keliling kampung untuk mengumpulkan dana. Sambil menunggu dana yang dimaksud, makanan ringan pun tak henti-hentinya mengalir ke alamat ogoh-ogoh itu dibuat. Ada saja yang bersedia menja- di donatur, baik diminta maupun tidak. Masalah kemudian muncul saat menyelesaikan bagian kepala dari raksasa ogoh-ogoh itu. Tetapi hanya sebentar saja. Sebab, begitu diketahui para pemuda menghadapi masalah, beberapa orang tua yang semula mengambil sikap wait and see, mulai turun tangan, untuk ikut berperan serta. Pada akhimya, ogoh-ogoh yang dimaksud menelan dana sekitar Rp 1.800.000. Tidak dilombakan, tetapi yang ada hanyalah parade ogoh-ogoh. Sesudah acara selesai, ogoh- ogoh ditempatkan di pojok desa, dibiarkan lapuk tak karuan. Tak pernah ada pembubaran panitia dan juga tak pemah ada yang mempersoalkan ke mana dan untuk apa saja uang yang lumayan banyak itu. Mereka tulus, mereka rela dan yang tak kalah penting, semua merasa senang. Selang beberapa hari sesudah pengerupukan, dua orang pemuda terlihat kasak-kusuk menawarkan ide mendirikan perpustakaan desa. Pro- posal dibuat sebaik mungkin. Kalender kegiatan dirancang demikian rupa, sehingga jangan sampai bertubrukan dengan kegiatan lain. Rencana anggaran juga dituangkan begitu cermat. Di luar dugaan, sambutan masyarakat tak jauh beda dengan suasana saat merancang ogoh-ogoh. Semua menyatakan kesetujuannya. Baik lapisan masyarakat paling bawah, lebih-lebih lagi kalangan yang berpen- didikan. Sejumlah pengusaha sukses tanpa ragu angkat jempol tanda setuju. Sayangnya, yang mereka berikan terbatas jempol saja. Sedang- kan untuk mendirikan sebuah perpustakaan, betapapun sederhananya, akan memerlukan lebih dari sekadar jempol. Harus ada gedung tempat menyimpan buku, sekalian ruang baca, meja, kursi, rak buku dan tenaga operasional. Ketika semua ini disodorkan kepada mereka, penyakit lama pun kambuh kembali. Celingak-celinguk tak mengerti dan atau sengaja tidak mau mengerti. Akhimya begitulah, seperti sudah ditebak, rencana mendirikan perpustakaan macet di tengah jalan. Entah kalau perpustakaan itu diberi nama "Perpustakaan Ogoh-ogoh"; mungkin orang lebih terangsang untuk memberikan sumbangan dana, buku-buku, dll yang'secara langsung atau tidak langsung berkaitan den- gan peningkatan sumber daya manusia. Wayan P. Windia Rp 14.900.200 untuk Pura Ulun Danu Batur di Songan Kirta- mani Bangli Yayasan Gayatri Putri, Jl. Ratna No. 5 Tabanan Rp 5.000 SUKSES MENYONGSONG MASA DEPAN a mempersiapkan Tenaga Kerja Profesional A, LP31 Bali bekerja sama dengan BLK Den- Program Pendidikan dengan: AN KERJA TERTULIS ploma in Business Administration) TARIS UTER ANALIS a Pendidikan 2 Tahun AN JOB TRAINING JTER AKUNTANSI JTER PARIWISATA R & TRAVEL NT OFFICE UTER INFORMATIKA a Pendidikan 1 Tahun MASI & PENDAFTARAN r No.310 (Br. Buagan) Denpasar, Tlp. 237468 Jl. Imam Bonjol Km. 7 Denpasar, Tip. 755216 JD. JL. PB. Sudirman Denpasar aftaran s.d. tanggal 16 Juni 1995 C.1618 OM: A WIJAYA MOTOR Denpasar C1528 U1422 T Berbeda dengan yang lain "Executive Class" kami adalah yang sesungguhnya. Silakan duduk di Executive Class kami. Anda pasti akan merasakan bedanya dengan yang lain, karena secara nyata Garuda Indonesia memberikan pelayanan serta tempat duduk Executive Class yang sesungguhnya sebagai bagian dari armada super modern yang kini telah dioperasikan oleh Garuda Indonesia. Dan bila Anda terbang dengan Executive Class, telah kami siapkan pula ruang tunggu Executive Class di mana Anda dapat menunggu dengan santai sambil menikmati hidangan ringan dengan gratis. Garuda Indonesia EXECUTIVE CLASS Color Rendition Chart 2cm