Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1996-11-11
Halaman: 08

Konten


4cm HALAMAN 8 Dari Kongres II Bahasa Bali Bali Post Menghitung Dosa Globalisasi, Menunggu Kekuatan Baru KULT Kongres II Bahasa Bali dan Pesamuhan Agung ke- 4 Basa Bali, 7-9 November 1996 melahirkan ketetapan pasang "Aksara Bali" yang dijadikan pedoman penulisan huruf Bali dan Kongres III akan diseleng- garakan tahun 2001. Selain itu, Kongres II yang bertajuk "Mengukuhkan Fungsi Bahasa Bali sebagai Kebudayaan Nasional untuk Memantap- kan Jati Diri Memasuki Era Industrialisasi dan Perada- ban Global" itu menghasil- kan beberapa kesimpulan. Bagaimana sebenarnya kondisi bahasa Bali? Lantas apa saja yang perlu dilakukan untuk menggair- ahkan kembali kehidupan bahasa Bali? Ikuti laporan Tim Peliput Bali Post berikut ini. M enteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojo- negoro pernah men- gatakan, ada tiga hal yang menggambarkan kemaknaan bahasa Bali (BB) yakni kedudu- kan BB dalam sistem budaya et- nis, hubungannya dengan perkembangan bahasa Indonesia, dan kedudukannya dalam pem- bangunan nasional. Jika dicer- mati, ternyata bahasa daerah me- mang memiliki peran strategis dalam menghidupkan bahasa dan kebudayaan nasional. Ironisnya, justru kehidupan bahasa daerah itu sendiri seperti melenguh dan ko- car-kacir menghadapi berbagai dinamika kebudayaan. Di sisi lain, menurut Dirjen Kebudayaan Prof. Dr. Edi Sedya- wati, justru penutur bahasa daer- ah itu meluas ke luar daerah asal- nya. Ia mencontohkan kasus ba- hasa Jawa (BJ). Begitu halnya dengan program transmigrasi te- lah membuat komuniti-komuniti orang Bali di luar daerah. Jika, bertransmigrasi dengan kelompok yang besar, dapat dipastikan mem- bawa serta budayanya, termasuk bahasanya. "Ini perkembangan yang positif." Di satu sisi, kata dia, pengaruh globalisasi memiliki dampak Edi Sedyawati negatif terhadap keberadaan BB fittes," paparnya mengibaratkan bahasa Bali memang ada yaitu paket bahan-bahan ajar, akan tersebut yang notabene menga- caukan kaidah-kaidah BB. "Un- tuk itu, usaha-usaha pelurusan perlu segera diambil." Dampak globalisasi, tambah dosen FS Unud Dr. I Wayan Jen- dra, memang merupakan faktor yang menambah kemerosotan BB, yang diiringi dengan makin terde- sak dan tersingkirnya nilai-nilai dan nuansa tradisi. Salain itu, katanya, faktor sikap dan tindakan penuturnya juga menjadi penyebab merosot- nya BB. Ia menilai kini sikap posi- tif penutur bahasa Bali makin berkurang. Belum lagi makin minimnya kader-kader ahli bahasa dan sastra Bali serta dana, sarana dan prasarana. Termasuk wadah yang baik untuk menampung/me- wadahi kreativitas dan pembinaan BB. Hal senada diungkapkan pakar bahasa Harimurti Kridalaksana. Di masyarakat yang beretnis saat ini, katanya, terjadi banyak sekali campur kode di dalam penuturan orang, sehingga pengaruh bahasa Indonesia yang didukung oleh media massa sangat deras mem- banjiri bahasa daerah. Akibatnya, bahasa daerah ter- pojok menjadi bahasa di daerah yang terbatas digunakan sebagai media komunikasi lisan dan tu- lisan. Jika ini terjadi, kerugian juga akan menimpa kebudayaan nasional. Bahasa Indonesia tak lagi menyerap pengaruh bahasa daerah, sehingga kebudayaan na- sional tidak diperkaya oleh kebu- dayaan daerah masing-masing. Tantangan lain yang dihadapi oleh bahasa daerah, kata dia yak- ni dalam beberapa tahun terakhir, bangsa Indonesia dipaksa masuk dalam tatanan dunia baru yang tidak mengenal batas negara. "Dalam proses globalisasi, terja- di persaingan yang sangat sengit yang meniscayakan survival of the tantangan yang dihadapi itu se- bagai "perang dunia". "Dalam perang dunia itu kita dituntut menjawab tantangan, apa- kah kita mau menjadi subjek, atau hanya menyerah sebagai objek. Dalam konteks ini, seberapa jauh bangsa kita ikut berperan dalam tatanan dunia baru dan berapa banyak kebudayaan Indonesia- termasuk semua kebudayaan daer- ah di negeri ini, akan tersisa dari atas panggung dunia." Kekuatan Baru Prof. Dr. Ngurah Bagus, salah seorang pembicara kunci dalam kongres tersebut menyatakan pe- simis terhadap perkembangan BB, karena ia melihat penuturnya yang makin tak loyal. Sebab, kehidu- pan bahasa, sangat tergantung loy- alitas penuturnya. Untuk itu, kat- anya, perlu penelitian mendalam, baik terhadap penutur, budaya, serta kebijakan pemerintah. Persoalan yang dihadapi dalam menjawab tantangan itu, sangat rumit. Bahkan, sudah ada ranah- ranah yang pada mulanya diwah- anai bahasa daerah diambil alih oleh fungsi bahasa Indonesia. "Hal itu jelas pada pemakaian bahasa Bali dalam masa kini." Di Bali, katanya, perkemban- gan ortogentik sastra dan bahasa Bali dapat dilihat pada abad ke- 19. Misalnya telihat dalam ke- hidupan sastra-sastra, yang mun- cul dalam suatu genre geguritan yang sangat populer sampai saat ini. Diharapkan melalui kongres II bahasa Bali ini lahir kekuatan baru yang pada gilirannya mam- pu melakukan pembaruan diri sendiri. "Pembaruan itu pada dasarnya dituntut oleh wacana pembangunan yang tengah dan akan dilaksanakan," tegasnya. Lantas bagaimana prospek BB? "Tergantung kepada penu- turnya. Dari sejarah pergulatan Edi Sedyawati: pada tahun 50-an. Waktu itu ada upaya untuk menghapus pengaja- ran aksara Bali. Para pemimpin- nya bangkit dengan menunjukkan bahwa aksara Bali adalah dasar dari wijaksara yang bernilai spir- itual yang merupakan jembatan pemahaman akan masalah kele- pasan," paparnya sembari me- nambakan berdasarkan hal ini ak- sara Bali akhirnya tak jadi diha- pus. Wijaksara kreatif inilah yang harus digelar dan ditumbuh- kembangkan dalam segala aspek kehidupan. Dengan ini diharapkan tumbuh kesetiaan orang Bali ter- hadap bahasanya. "Melakukan ini perlu kerja keras dan waktunya sangat panjang," pakar budaya itu. Sementara Dr. I Kuntara Wiryamartana, dosen FS UM, melihat keberadaan BB tak beda jauh dengan BJ. BJ, katanya, sudah terkooptasi bahasa Indone- sia. "Bahkan kini tak semua guru di tingkat sekolah dasar di Jawa menguasai bahasa Jawa secara memadai. Tak boleh Ditawar Edi Sedyawati lantas men- yarankan perlu strategi pelestari- an bahasa dan sastra Bali. "Me- lestarikan dalam hal ini harus di- pahami dalam pengertian yang dinamis. Nilai-nilai unggul yang sudah ada di dalamnya perlu dipertahankan, sedang kebutuhan- kebutuhan baru sesuai situasi ak- tual pun perlu mendapat ruang pengembangan." Khusus BB, katanya, dari segi pendidikan formal perlu diperte- gas perbedaan dua pendekatan metodologis yang kedua-duanya diperlukan, yaitu pengajaran ba- hasa Bali sebagai bahasa pertama dan pengajaran bahasa sebagai bahasa kedua. "Sudah tentu per- angkat pendukung yang berupa " dikhususkan masing-masing. Langkah dan strategi lain yang perlu dilakukan pendukung BB terhadap media massa yang ber- bahasa daerah (Bali) serta perlua- san minat terhadap bentuk-bentuk teater berbahasa Bali. Dalam hal ini, kata dia, produksi kemasan- kemasan apresiatif dan edukatif mengenai substansi itu merupakan suatu kaharusan. "Seni pertunju- kan tetap harus dipelihara vitali- tasnya. Sesungguhnya, Pemda Bali sendiri telah memiliki Perda Ba- hasa dan Aksara Bali untuk men- gamankan keberlangsungan BB. Namun, kata Ketua MPLA IGP Raka, S.H., itu saja belum cukup jika orang Bali sendiri tak merasa bangga berbahasa Bali. Selain itu, kata dia, perlu lebih sering dilaku- kan berbagai pertemuan yang memberikan ruang bagi pemaka- ian BB. "Termasuk para pejabat yang kini kurang fasih berbahasa Bali perlu lebih sering mengasah diri, terutama jika tatap muka in- formal dengan masyarakat harus mampu memberi contoh." Sementara Gubernur Bali IB Oka tak menampik adanya pen- garuh bahasa (asing dan bahasa daerah lain) dari luar terhadap penutur BB. Karena itu, tak meng- herankan, penduduk Bali banyak yang multilingual dan menguasai berbagai bahasa. Lebih-lebih Bali sebagai daerah pariwisata yang notabene masyarakatnya bersen- tuhan dengan orang asing, secara tidak langsung bahasa asing itu mempengaruhi gaya tuturnya. Karena itu, Kepala Daerah. minta Kakanwil Depdikbud Bali terus menerus mengevaluasi sekolah-sekolah umum yang tidak memprogramkan muatan lokal (bahasa Bali) pada mata pelajaran di sekolahnya masing-masing. "Ini tidak boleh ditawar-tawar lagi," tegasnya. (sut/rab/ita/tra) Salah, jika Malu Berbahasa Daerah khususnya, ada kesan masyarakat tidak bangga berbahasa Bali, bah- kan cenderung malu-malu. Benar- kah? Berikut petikan perbincan- gan Bali Post dengan guru besar FSUI itu yang dilakukan di ten- gah-tengah berlangsungnya Kon- gres II Bahasa Bali baru-baru ini. PERMASALAHAN yang di- macam penggerak, yaitu gerakan hadapi bahasa Bali dewasa ini se- politik dan mekanisme pasar. Se- sungguhnya tak jauh berbeda den- buah gerakan politik yang besar gan bahasa-bahasa daerah lainnya dalam sejarah Indonesia yang di Indonesia. Di satu sisi eksis- merupakan momentum bagi pe- tensinya perlu dipertahankan, di rubahan kemasyarakatan adalah sisi lain perubahan-perubahan ke- gerakan kebangkitan nasional. Se- masyarakatan yang terjadi dari mentara dalam perkembangan ke- waktu ke waktu mengharuskan budayaan nasional, bahasa daer- bahasa daerah senantiasa menye- ah atau lebih tepat bahasa-bahasa Ada kecenderungan di suaikan diri dan menata ulang po- suku bangsa, mempunyai peran- masyarakat, kebanggaan berba- sisinya di dalam masyarakat. an baik sebagai sumber keba- hasa daerah, Bali khususnya, Menurut Dirjen Kebudayaan Prof. hasaan untuk memperkaya bahasa luntur. Bahkan ada kesan sebagi- Dr. Edi Sedyawati, perubahan Indonesia maupun sebagai pem- an masyarakat malu meng- masyarakat dapat dijelaskan se- beri rasa berakar bagi seluruh gunakannya. Bagaimana ko- bagai sesuatu yang didorong dua bangsa. Persoalannya, di Bali mentar Anda? Siapa bilang. Lha, kita semua bangga berbahasa daerah. Tetapi kan banyak pengamat yang menilai begitu. Kira-kira ada tidak pengaruhnya terhadap kebudayaan nasional? Kebudayaan nasional punya urusan sendiri, demikian juga ke- budayaan daerah. Kebudayaan daerah itu pemberi rasa berakar. Kebudayaan daerah itu sudah be- rabad-abad usianya, sedangkan kebudayaan nasional baru saja. Tetapi kalau mau jujur bangsa In- donesia yang pemilik kebudayaan SENIN KLIWON, NOVEMBER Lebih Jauh tentang Bah BAHASA Sansekerta muncul bersamaan dengan agai bidang seperti matematika, musik, politik dan un hanya di kerajaan, munculnya pengetahuan Weda, dan dipercapai mun- puisi. cul kira-kira 4500 SM. Peradaban Sansekerta diang- gap muncul pada abad 4000 SM, dan bisa dianggap sebagai salah satu peradaban tertua seperti halnya peradaban Babilonia, Sumeria, dan Mesir. Kita juga mempunyai bukti tentang mitos-mitosnya. Misaln- ya Dewa-Dewa Weda, seperti Dyaus-Pitar, yang juga merupakan Dewa-Dewa Indo-Eropa. Dalam perjan- jian Mittany (di Iran) pada 1.400 SM, Dewa-Dewa Bangsa Arya pun disebutkan. Hal ini menunjukkan, akar dari peradaban Sansekerta mencapai masa Indo- Eropa dan Indo-Iranian. Ritual yang sama, yang di- ambil dari Asvamedha dari bangsa Arya yang diper- lihatkan pada masa Rigveda oleh Raja Sudas, juga ditemukan di antara Altai Turk pada masa modern, bahkan masih dapat ditemukan sampai abad ke-12 di Irlandia. Di Barat, bahasa Sansekerta diperkenalkan oleh Filippo Sasseti, seorang saudagar dari Florentine pada abad ke-16 di Goa. Dialah yang menyatakan kepada bangsa Eropa bahwa ada hubungan yang cukup de- kat antara bahasa Sansekerta dan bahasa-bahasa di Eropa. Misalnya ayah dalam bahasa Sansekerta pi- tar, dalam bahasa Latin pater, dalam bahasa Inggris father, dalam bahasa Jerman vater. Sumbangan bahasa Sansekerta terhadap karya sastra sangatlah mudah dilihat. Bahasa Sansekerta dapat digunakan dalam bidang agama, bidang ilmi- ah, dan bidang teknik. Misalnya penggunaan bahasa Sansekerta dalam bidang tata bahasa oleh Panini, dalam bidang filsafat oleh Sankara, juga oleh Bharata yang dianggap sebagai Aristoteles dalam dramatur- gi India, dan penggunaan bahasa Sansekerta oleh politikus seperti Kautilya. Salah satu kesalahpenger- tian tentang bahasa Sansekerta, selama ini orang hanya tahu bahasa Sansekerta hanya digunakan dalam bidang agama. Hal ini tentu saja kurang tepat. Ba- hasa Sansekerta pun dapat digunakan dalam bidang sekular, yaitu hal-hal yang tidak berhubungan den- gan agama, dan tulisan-tulisan ilmiah dalam berb- tntukkan bagi kalang Oleh Dr.Somvir ta. jem has Dalam sejarah bahasa, secara linguistik-bahasa lisan asik adalah penyair pakan sesuatu yang wajar bagi manusia, sedangkan salah satu tema utama bahasa tertulis merupakan sesuatu yang harus dipelajari. Jadi seni menu- lis merupakan hasil dari peradaban. Bahasa Sansekerta muncul dan diper- tahankan dari mulut ke mulut sampai kira-kira 3.500 eh Goethe. "Ritusan tahun. Barulah kemudian Panini menulis tata bahasanya akan suatu puisi berli pada abad 5 SM. Bahkan, Sir William Jones, mengakui al, sedangkan karya 1 bahasa Sansekerta lebih sempurna daripada bahasa ahasa Sansekerta mu Yunani dan Latin. pui Tradisi drama Sans arya Jayadava, yang te Secara historis, bahasa Sansekerta menunjukkan 5 mara Radha dan Kr tahap yang berbeda-beda. Pertama, tahap kuno atau Sansekerta yang lain Vedic Sanskrit, yang kedua adalah tahap epik Sansek Magha, Bhatti, Bhaval erta, yang ketiga adalah tahap klasik Sansekerta, ta- hap keempat adalah tahap Sansekerta pertengahan, dan pab yang tidak diketah yang kelima adalah tahap Sansekerta modern. Agak Sansekerta secara umu sulit sebenarnya mendeskripsikan masa dimulainya pe komedi romantik, na riode-periode tersebut secara akurat. Namun kita dap- Venisamharam dan M at mengatakan, Vedic Sanskrit muncul sampai kira- Tema utamanya bia kira abad 500 SM, epik Sansekerta muncul kira-kira ya karya Kalidas A sampai abad 5 SM. Klasik Sansekerta dapat diperkiraah mendapatkan peng kan dari zaman Kalisada sampai kira-kira abad ke-12, nahkan dalam bebera Dari abad ke-12 sampai abad terakhir dapat dikatakan terdiri atas tujuh babak sebagai abad pertengahan, dan Sansekerta modern da- satuan Dusyanta dan S pat dikatakan berhubungan dengan abad kini. seb dalam Mahabharata. Sekali lagi, bahasa Sansekerta dibedakan menjadi Drama-drama Sans dua, yaitu vedic dan klasik. Sansekerta Vedic digunakan suatu contoh yang ny untuk menulis semua literatur suci oleh kalangan aga- orantis yang penuh ma Hindu. Masa klasik Sansekerta ditandai dengan keindahan dan cinta. P suatu perubahan dalam pandangan religius dan kondi Sansekerta telah men si sosial. Literatur Vedic hampir semuanya tentang penyair ternama, di ar agama, tetapi dalam klasik Sansekerta agama hanya a Kalidas, Harsa, Bha merupakan aspek inferior. a Narayana. Drama dan Puisi Ada jenis puisi yang unik yang disebut court poet- Panini dari abad ke ry atau kavya dalam bahaa Sansekerta yang dipentas- Sansekerta. Tata bahasa Lalu apa yang harus diperha- tikan dalam berbahasa daerah? Sekarang menggunakan ba- hasa daerah tidak harus malu, teta- tu kita gunakan. nasional itu siapa? Bahasa Indo- salam. Horas itu khas sekali dan Siapa yang seharusnya memulai harus berbahasa Bugis, bangsa ini. Mereka masing-mas- nesia kan juga bahasa-bahasa suku tidak ada pada bahasa Indonesia. memberi contoh dalam upaya memberi ah transmigrasi itu jug rasa bangga berbahasa daerah? hjarkan bahasa Bali yang ing punya warisan budaya. Kare- Ya, kita semua. Menurut saya, salah orang-orang Bugis, da na kita bersatu, warisan budayan- kalau merasa malu berbahasa daerah. anak-anak Bali di san ya Bali ya warisan budayanya Tak boleh malu, tetapi harus tahu diri, Bugis. Jadi, tukar-men Jawa juga, warisan budayanya Maksudnya, jangan di sembarang tem nya orang asing berba Minang, dan sebagainya. Artinya pi juga harus tahu diri. Di dalam pat menggunakan bahasa daerah. Ka- Seperti halnya kita bela kita saling mau mempelajari, teta- forum nasional sudah tentu tidak lau di sembarang tempat menggunakan cis, kan tidak untuk me pi bukan berarti identitas Jawa pada tempatnya menggunakan bahasa daerah juga salah itu. cis, begitu. Tetapi untu hilang, identitas Minang hilang. bahasa Jawa. Misalnya, dalam Tetap saja. Jadi bahasa daerah itu rapat waktu berhadapan dengan Apakah ini tidak mempersempit tetap berfungsi dua dalam konteks kakanwil-kakanwil harus mema- fungsi bahasa daerah? kebudayaan nasional. Pertama, kai bahasa Indonesia karena ba- Ya dengan sendirinya. Tetapi kan pemberi rasa berakar sebagai hasa nasional adalah bahasa In- kita harus sadar, punya negara Indone- pemberi warisan budaya bersama. donesia. Sekarang di dalam tata sia konsekuensinya harus punya bahasaule Kedua, pemberi serta sumber un- pemerintahan Indonesia yang nasional. Substansi kebudayaan nasional tuk mengambil hal-hal yang mu- namanya pegawai atau pejabat- sudah tentu bahasa Indonesia akan ngkin perlu dari daerah. Seperti pejabat, pemerintah ataupun mendapat penggunaan yang lebih luas, ungkapan Minang kita ambil "Be- swasta, kan tidak harus orang tetapi bahasa daerah bisa diperluas rakit-rakit ke hulu berenang- Jawa kerjanya di Jawa, orang pengetahuannya, dan pengetahuannya renang ke tepian"-itu kita sudah Bali kerjanya di Bali. Sekarang itu juga bisa berarti penggunaannya. a merasa Minang lagi di Indonesia. sudah dimungkinkan mutasi Jadi, kembangkan paket-paket ajar ba- "Tut Wuri Handayani" itu dari yang luas, berarti ada banyak ala- hasa Bali sebagai bahasa kedua. Artin-ni Jawa, "Horas" dari Batak. Saya san untuk menggunakan bahasa ya, itu untuk mengajari orang yang ke ingin sekali wartawan juga mem- nasional di dalam komunikasi sudah Bali. Misalnya di daerah trans- populerkan kata horas sebagai resmi. migrasi, di samping transmigran Bali Kam S 20 F1-Z SOSRO PEKAN RAYA SUDIRMAN AGUNG SOSRO November 1996 s/d 5 Januari 1997 di Sudirman Agung Komplek Ruko Mall - Didukung oleh: Api SUDIRMAN AGUNG KOMPLEK RUKO MALL Denpasar PT MISORI UTAMA Member of KE Beli P Kembang M W PEUGEOT PT. KITA MOTOR BMW, PEUGEOT AUTHORIZED DEALER & WORKSHOP JI. Imam Bonjol 234- Denpasar Bali Telp. (0361) 484976, 483871, 483151 Fax. (0361) 483339 Panggung Gembira Electrolux P.T. GLOBAL ELUX Trendy L SURYA WIJAYA MEBEL AGEN TUNGGAL TRENDY SPRING BED JI. Imam Bonjol 352-Denpasar - Bali Telp. (0361) 485269 GROUP Presin Penyelenggara : AGENCY NEW SAKURA ELECTRONIC MITSUBISHI MOTORS Authorized Dealer Of Mitsubishi Motors PT. Bumen Redja Abadi JI. Imam Bonjol 375 R Denpasar Telp. (0361) 483002 (hunting) Fax. (0361) 484133 YORK DEALER RESMI BALI Split System Air Conditioner PT. PEMBANGUNAN EMAS DEWATA JI. P. Saelus No. 21X-Denpasar - Bali Telp. (0361) 225007 (Hunting) 409996 Fax. (0361) 239752 PROSIA Exhibition & Promotion Club JI. Imam Bonjol 20 A Denpasar Telp. / Fax. (0361) 482793 Permainan Anak-Anak Dinosaurus Show PAMERAN DAGANG & INDUSTRI TERBESAR di BALI TERIVAN ADV. (031) 5682729 Kare ka *Cuku *Servi *Kami *Garan *Tekni Han DEALER Go Krida Dewat Elektronik 81 Mas 41151,1 Melody 3166 C 21660