Tipe: Koran
Tanggal: 2018-06-07
Halaman: 15
Konten
NAL PLUS ian Heli ini. Dan lima No mungkin melaku- t nama "Yang pertama kali mem- beritakan siapa? Yang mengu- 'pem- mumkan siapa, yang pertama ebutnya masalah kali mengumumkan di KPK dengan siapa? Ingat? Nggak ingat nih? Menteri Panglima, mantan Panglima. -d Rya- Siapa lagi. Padahal ada per- aturan panglima sendiri. Gitu arsekal loh. Jadi tanya ke mereka ke na yang (Purn) beliau, bisa nggak menjawab seperti itu," ucap Teguh. dirinya. sama di alahnya masing merasa Kasus ini pertama kali di- ungkap ke publik oleh KPK dan Jenderal Gatot Nurmantyo yang saat itu menjabat sebagai kekua- Panglima TNI. Gatot datang ke KPK dan menggelar konferensi pers bersama pimpinan KPK. Pengadaan helikopter jenis angkut penumpang tersebut menimbulkan kontroversi lan- taran rencana pembeliannya ditolak Presiden Joko Widodo pada 2015. Awalnya helikopter tersebut ditujukan sebagai he- likopter pengangkut very-very important person (VVIP), tapi harganya dinilai terlalu mahal untuk kondisi ekonomi Indo- nesia yang sedang tak stabil. Namun, pada 2016, Marsekal (Purn) Agus Supri- atna, yang masih menjabat Kepala Staf Angkatan Udara, kembali mengadakan helikop- ter AW-101 dengan perubahan fungsi, sebagai helikopter ang- kut pasukan dan SAR, ahkan KPK kan, se- if tidak ertanya ter AW- pensiun mpaikan an. Dan n siapa luk ber- blakan," sus ini gara Rp a tegas , nggak ang itu? tanya gasnya. k 'pem- dian di- ESIA.COM egara. yalah- suap. Tenaga (me- n yang , masa jabarkan lebih jauh oleh penga- caranya Teguh Samudera. Berbi- cara tepat di samping Agus, Teguh mengatakan sosok itu adalah mantan Panglima TNI. mung- erhati- h kami apakah tindak pidana korupsi, sama sekali tidak ada," kata Muladi. Senada dengan Muladi, Sek- retaris Kabinet Pramono Anung menegaskan sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Pres- iden Jusuf Kalla (JK) jelas tidak akan mengurangi kewenangan KPK dalam bentuk apapun. Pramono mengatakan, Pres- iden Jokowi telah berulang kali menyampaikan bahwa pemer- intah dalam hal tersebut tidak ingin mengurangi kewenangan KPK dalam pemberantasan ko- rupsi, dalam bentuk papapun. Karena, kata Pramono, dalam kewenangan yang dimiliki KPK hingga saat ini saja tindak pidana korupsi dari hari ke hari masih tinggi. "Sehingga dengan demikian sikap pemerintah dalam hal ini terutama sikap Presiden dan Wapres adalah KPK tidak boleh dikurangi kewenangannya dalam bentuk apapun," kata Pramono Anung saat ditemui di kantornya, Gedung Sekretariat Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Rabu (6/6). Pramono menambahkan, jika memang ada perbedaan pandan- gan dalam pembahasan RKHUP tersebut, maka sebaiknya pemer- intah, DPR, KPK dan pihak yang berwenang duduk bersama un- tuk mencari jalan keluar. nta Cerai k Pakai Mobil pohon. Sementara itu, perempuan terse- but bangun sambil terhuyung-hyung dan menjauhi mobil itu dengan penuh ketakutan. Pria yang belum diketahui identi- tasnya itu kemudian membuka pintu mobil dan keluar. Sedangkan sang istri tergeletak di trotoar beberapa meter dari mobil itu. Menurut media setempat, sebagaima- na dilansir kompas para pejalan kaki yang melihat peristiwa itu langsung memang- gil ambulans dan polisi. Polisi langsung melakukan investigasi meski sejauh ini belum diperoleh kabar terkait apakah pria itu ditahan dan dike- nai dakwaan. Sedangkan, sang istri yang ditabrak hanya mengalami luka ringan dan beberapa memar di tubuhnya. CION KOMPAS ang seorang perempuan yang ditabrak suaminya nta cerai. SAMBUNGAN Prananda Diproyeksikan Tarung di Bali SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1 maju tarung ke DPR RI dari Dapil Bali. Selain itu, sejumlah kandidat new comer yang pu- nya basis massa kuat juga siap mengancam para incumbent milik PDIP Dapil Bali. kalau Prananda maju tarung ke DPR RI melalui Dapil Bali. DPP PDIP punya kebijakan dan kewenangan menyusun daftar caleg sementara (DCS) dan menetapkan siapa-siapa yang layak diusung sebagai daftar caleg tetap (DCT). Informasi yang dihimpun NusaBali, Rabu (6/6), Prananda Prabowo disebut-sebut akan diorbitkan dari Bali, karena me- miliki ikatan emosional dengan Pulau Dewata. Selain memiliki darah Bali---karena neneknya, Nyoman Rai Serimben (istri mendiang Presiden Soekarno berasal dari Buleleng---, DPP PDIP juga mengusulkan Prana- nda maju dari Dapil Bali. incumbent ini, hanya IGA Putri Astrid Kartika yang tergolong baru di Senayan. Srikandi PDIP asal Puri Kapal, Desa Adat kapal, Kecamatan Mengwi, Badung ini baru sebulan dilantik sebagai anggota Fraksi PDIP DPR RI Dapil Bali, menggantikan Wayan Koster dengan status PAW. So- alnya, Wayan Koster mundur karena maju sebagai Calon Gubernur Bali ke Pilgub 2018. Tarung para incumbent Fraksi PDIP DPR RI Dapil Bali dalam Pileg 2019 menjadi san- gat menarik, karena jadi ajang tarung kandidat kelas kakap. Pasalnya, Made Urip sudah 4 periode di Senayan (1999- 2004, 2004-2009, 2009-2014, 2014-2019). Sedangkan IGA Rai Wirajaya (kader PDIP asal Peguyangan, Denpasar Utara) sudah 3 periode di Senayan (2004-2009, 2009-2014, 2014- 2019). Sebaliknya, Nyoman Dhamantra (asal Desa Sumerta Kaja, Denpasar Timur) sudah 2 periode di Senayan (2009- 2014-2014-2019). "Saya masih ditugaskan ke DPR RI oleh DPP PDIP. Jadi, saya untuk kelima kalinya akan mengabdi," tandas Urip. Jika informasi ini benar, maka dalam Pileg 2019 men- datang, Prananda akan berta- rung melawan 4 incumbent yang kini anggota Fraksi PDIP DPR RI Dapil Bali, yakni I Made Urip (asal Tabanan), IGA Rai Wi- rajaya (asal Denpasar), Nyoman Dhamantra (asal Denpasar), dan I Gusti Agung Putri Astrid Kartika (asal Badung). Belum lagi sederet new comer yang punya basis massa kuat, seperti Ketut Kariasa Ad- yana, politisi PDIP asal Desa/ Kecamatan Busungbiu, Buleleng yang sudah tiga periode duduk di DPRD Bali Dapil Buleleng. Bahkan, Bupati Tabanan dua periode, Ni Putu Eka Wiryastuti, juga disebut-sebut akan tarung ke DPR RI Dapil Bali dengan kendaraan PDIP. Kandidat incumbent yang kini Ketua DPP PDIP sekal- igus Korwil Bali, I Made Urip, mengatakan tidak masalah Laporan Gede Made Anom Putra ke Bawaslu Bali ini terkait dugaan Cagub-Cawagub nomor urut 2 memberikan janji uang Rp 500 juta kepada desa pakraman di Griya Seba Sari, Kelurahan Renon, Denpasar Selatan, 5 Mei 2018 lalu. Padahal, bantuan desa pakraman itu sebenarnya tidak ada dalam visi misi pasangan calon. Anom Putra juga menyampaikan data- data dugaan memberikan janji uang berindikasi money politics. Termasuk beberapa pernyataan Mantra-Kerta di media massa soal janji pemberian dana Rp 500 juta untuk desa pakraman, yang tidak tercantum dalam visi misi pasangan calon. Pelapor Anom Putra men- gatakan dalam Pilgub Bali 2018, ada klipingan koran yang ter- indikasi adanya money politics. "Ada kami baca statemen Ketua Bawaslu Bali, terkait dengan dana BKK yang disampaikan paslon, yang tidak tertuang dalam visi misi. Kami tergerak untuk mel- aporkan ke Bawaslu, bahwa ada penyampaian memberikan dana Rp 500 juta per tahun, itu dugaan politik uang. Kami laporkan ini se- bagai bagian slogan Bawaslu Bali Menurut pemilik Luwak Coffe Alas Harum Agrotourism, I Made Ardana, 35, patung Gorila pada tebing batu padas ini dikerjakan 15 pemahat lokal sejak sebulan terakhir. Tinggi patung mencapai 12 meter, dengan lebar 9 meter. Sedangkan bagian mulut yang menganga tingginya 2 meter, sehingga memungkinkan wisa- tawan untuk masuk ke dalamnya. "Awalnya, saya lihat tebing batu padas ini biasa saja, ben- tuknya tidak beraturan. Tapi, lama-lama saya berimajinasi, rasanya bisa dibentuk. Lalu, saya konsultasi dengan pemahat tradisional Bali. Akhirnuya, jadi- lah seperti sekarang," jelas Made Ardana didampingi dua sepupu yang juga owner usaha ini, Wayan Suarjana, 30, dan Made Suardana alias Nano, 35, kepada NusaBali di lokasi, Rabu (6/6). Yang jelas, kata Urip, se- jauh ini belum ada keputusan terkait Prananda maju ke DPR RI dari Dapil Bali. "Sekarang baru proses pendaftaran. Be- lum ada daftar calon semen- tara diputuskan untuk DPR RI. Sekitar Juli 2018 nanti, baru bisa diketahui," jelas Urip saat dikonfirmasi NusaBali di Den- pasar, Rabu kemarin. Dijelaskan, bentuk muka Gorila hasil pahatan tebing ini mengi- kuti alur batu padas secara alami. Bahkan, tidak ada penambahan material apa pun, murni dipahat dari batu padas aslinya, "Selain bisa berfoto, dalam mulut Gorila ini wisatawan juga bisa melaku- kan aktivitas yoga dan meditasi," papar Ardana. Menurut Urip, pendaftaran kandidat DCS DPR RI 2019 akan dilakukan: ecara online. Pendaf- taran bisa juga langsung melalui DPP PDIP atau DPD PDIP Bali. "Kita buka proses ini secara transparan dan objektif," tegas politisi senior asal Desa Tua, Ke- camatan Marga, Tabanan yang sudah 4 periode duduk di Fraksi PDIP DPR RI Dapil Bali ini. Bukan hanya patung muka Go- rila yang diukir pada tebing batu padas di tempat usaha Ardana. Di sisi selatan patung muka Gorila, Urip mengatakan, DPP PDIP sudah menetapkan persyaratan caleg DPR RI. Antara lain, ha- rus kader partai dan memiliki track record yang baik dalam pengabdiannya di masyarakat. "Salah satunya ya jelas, tidak terlibat narkoba, bukan man- tan narapidana korupsi atau narkoba," katanya. Para incumbent, kata Urip, masih memiliki peluang besar untuk dicalonkan kembali ke Pileg 2019, dengan catatan harus mendaftar secara online dan ikut uji kelayakan sebagai caleg DPR RI. Dari 4 kandidat Mantra-Kerta Dilaporkan Atas Dugaan Money Politics SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1 politics. terpenuhi pasal 135 huruf (A). Dilakukan pelanggaran terstruk- tur, sistematis dan masif (TSM) yang terbukti bisa menyebabkan keluarnya rekomendasi Bawaslu, pembatalan sebagai paslon. Ini tanpa melupakan pasal-pasal berikutnya," sebut Sunadra. Gede Made Anom Putra datang ke Kantor Bawaslu Bali, Jalan Tjokorda Agung Tresna Niti Man- dala Denpasar, Rabu siang sekitar pukul 14.00 Wita, dengan di- dampingi Ketua Bali Corrup- tion Watch (BCW), Putu Wirata Dwikora--yang selama ini konsen menyoroti kasus-kasus korupsi di Bali. Kedatangan mereka diterima dua anggota Bawaslu Bali, I Ketut Sunadra dan I Wayan Widyardana Putra. Sedangkan Ketua Bawaslu Bali, I Ketut Rudia, kemarin tidak ada di tempat. 'Rakyat bersama-sama bergerak awasi Pemilu'," ujar pria asal Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri, Tabanan ini. Sementara, Ketua BCW Putu Wirata Dwikora mengingatkan, pernyataan Ketua Bawaslu Ketut Rudia tentang adanya dugaan politik uang oleh paslon, harus ditindaklanjuti. "Kami minta Ba- waslu Bali menindaklanjuti ini, jangan didiamkan. Supaya dalam Pemilu ini bebas dari money politics. Apalagi, janji itu tidak ada dalam visi misi," jelas Wirata Dwikora. "Kata Bawaslu, kalau di luar visi misi, disebutkan pelangga- ran. Ya harus ditelusuri, supaya masyarakat tercerahkan. Tidak hanya berwacana-wacana. Paslon berwacana, Bawaslu berwacana bahwa itu tidak pelanggaran. Silakan klarifikasi paslonnya, supaya jelas. Melanggar atau ti- dak?" lanjut aktivis yang mantan wartawan ini. Di sisi lain, anggota Bawaslu Bali Ketut Sunadra mengatakan, pelapor Anom Putra saat melapor mengajak serta dua rekannya, I Gede Yudi Satria Wibawa dan I Gede Nyoman Janupati, sebagai saksi. Dalam laporannya, Anom Putra menemukan ada dugaan pemberian janji pasangan calon nomor urut 2 yang di luar visi misi. "Ada disertakan bukti-bukti. Pelaporan dan datanya ini masih kita perdalam, baik keterangan pelapor maupun saksi," ujar Su- nadra. Menurut Sunadra, peristiwa yang dilaporkan adalah dugaaan memberikan janji uang di alamat paslon di Denpasar. "Laporan ini tidak langsung kita simpulkan, karena harus ada kajian, memang- gil saksi ahli. Kami punya waktu 3 hari. Apakah paslon akan dipang- gil atau tidak, kami kaji dulu. Kami Sementara, Ketua Bappilu DPD PDIP Bali IGN Alit Kusuma Kelakan juga disebut-sebut akan maju ke DPR RI Dapil Bali. Poli- tisi asal Desa Pemecutan Kelod, Denpasar Barat mantan Wagub Bali 2003-2008 dan anggota DPD RI Dapil Bali 2009-2014 ini akan bersaing dengan pen- datang baru lainnya, seperti I Wayan Sudirta. Seperti halnya Alit Kelakan, Sudirta juga sem- pat dua periode duduk di DPD ada pleno dulu. Kami sedang men- gumpulkan bahan. Saya tidak mau mendahului keputusan pleno," ujar pengawas Pemilu asal Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Badung ini. "Bagi kami, brayut itu simbol kesejahteraan yang umumnya di Bali dikenal dengan Men Brayut dengan banyak anak. Nah, kali ini kami coba visualisasikan sosok kakek ompong sedang bermain- main dengan cucu-cucunya, se- hingga terlihat lebih unik," terang pengusaha asal Banjar/Desa Bresela, Kecamatan Payangan, Gianyar ini. Sunadra mengatakan, dalam Pasal 73 ayat (1) UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada Gu- bernur/Wakil Gubernur, Bupati/ Wakil Bupati, Walikota/Wakil Walikota, memang ada ketentuan pasangan calon dan atau tim kam- panye dilarang memberikan/janji uang/materi lainnya kepada pe- nyelenggara atau pemilih. "Tapi, apakah peristiwa yang dilaporkan ini masuk indikasi itu, perlu ada kajian. Pasal ini bisa jadi temuan pengawas, bisa menjadi sebuah laporan. Dan, laporan masyarakat wajib didalami," tandas Sunadra. "Apakah peristiwa itu akan terbukti, kami sih belum pernah menemukan apa yang dilaporkan. Hanya berdasarkan berita-berita di media bergulir sejak 5 Mei 2018. Pelapor menggunakan fakta pemberitaan cetak dan online," lanjutnya. Menurut Sunadra, Bawaslu Bali akan bergerak bersama tim kepolisian dan kejaksaan. "Ka- lau pidana, ya ranah Polda dan kejaksaaan. Sekarang kita sudah bersama kejaksaan dan kepoli- sian. Kami wajib buat kajian awal, karena baru dilaporkan. Kami harus klarifikasi ke pihak-pihak terkait." Kalau terbukti, apa sanksinya? "Ini masih pendalaman. Karena masih ada beberapa junctonya dari Pasal 73 ayat (1). Kalau hanya Pasal 73 ayat (1) ayat (2), tidak ada kena apa-apa. Tapi, kalau juncto Pasal 73 ayat (1) dilang- gar bisa kena pasal 72 ayat (2). Apa itu? Kalau dilakukan oleh calon, maka dia bisa dibatalkan sebagai paslon. Dengan catatan RI Dapil Bali (2004-2009, 2009- 2014). Politisi asal Desa Pidpid, Kecamatan Abang, Karangasem ini kini menjabat Wakil Ketua Bidang Politik, Hukum, dan Kea- manan DPD PDIP Bali. New comer lainnya adalah Nyoman Parta dan Ni Made Sumiati, selain juga Ketut Ka- riyasa Adnyana dan Putu Eka Wiryastuti. Nyoman Parta poli- tisi PDIP asal Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar yang sudah dua periode menja- bat Ketua Komisi IV DPRD Bali. Sementara Made Sumiati adalah Srikandi PDIP asal Karangasem yang mantan anggota Komisi I DPRD Bali dua periode. Sumiati mundur dari DPRD Bali karena maju sebagai Cawabup Karan- gasem di Pilkada 2015. Saat dikonfirmasi NusaBali, Rabu kemarin, Kariyasa Ad- nyana dan Alit Kelakan men- gakui akan mendaftar nyaleg DPR RI Dapil Bali. Kariyasa menyebutkan, dirinya sudah 3 periode di DPRD Bali. Kalau partai menugaskan, dirinya siap tarung ke DPR RI. "Saya maunya mendaftar ke pusat. Karena in- gin meningkatkan pengabdian kepada masyarakat lebih luas. Tidak hanya untuk Buleleng saja. Tapi, itu tergantung partai," tandas Kariyasa. Ardana memperkirakan pa- hatan tebing di tempat usahanya ini merupakan yang terbesar di senatero Bali. "Ini mungkin satu- satunya di Bali dengan pahatan tebing terbesar," katanya. Paparan senada juga disam- paikan Alit Kelakan. "Saya sudah pernah berkiprah di Bali sebagai anggota DPRD Bali (1999-2003) dan sebagai Wakil Gubernur Bali (2003-2008). Di pusat juga sudah pernah sekali (DPD RI Dapil Bali 2009-2014). Untuk Pi- leg 2019, ya persiapkan ke DPR RI," tegas Alit Kelakan. nat Tebing Padas Diukir Jadi Patung Gorila SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1 dalam tahap finishing. Ke depan, tempat ini diproyeksikan menjadi spot foto baru. Sunadra mengatakan, kalau berjanji memberikan uang atau materi lainnya kepada peny- elenggara atau pemilih, bisa kena sanksi. Dan, sanksi ini tidak hanya berlaku untuk paslon, tapi juga bagi tim kampanye. "Artinya ka- lau dilanggar oleh tim kampanye, jelas paslonya bisa diskualifikasi," tegas dosen Fakultas Pertanian Unwar Denpasar ini. Sementara itu, Ketua Tim Kam- panye Mantra-Kerta Provinsi Bali, Gede Ngurah Wididana alias Pak Oles, mengatakan laporan dugaan money politics ke Bawaslu tidak membuat gusar Mantra- Kerta. "Sebaiknya Bawaslu Bali klarifikasi supaya jelas. Kami siap memenuhi undangan Bawaslu Bali untuk klarifikasi semuanya. Ya, tidak apa-apa, kita siap," tegas Ketua Bappilu DPD Demokrat Bali ini saat dikonfirmasi Nusa Bali terpisah, Rabu kemarin. Sedangkan politisi Demokrat lainnya, Tjokorda Ngurah Pema- yun, yang mantan Sekda Provinsi Bali, mengatakan bantuan kepada desa pakraman Rp 500 juta per tahun tidak masuk politik uang, karena masih realistis. "Saya ini berpengalaman. Saya mantan Sek- da Bali. Saya Ketua Tim Anggaran Pembangunan Daerah (TPAD). Kalau hanya soal bantuan kepada desa pakraman sebesar Rp 500 juta per tahun, itu masih realistis dan tidak melanggar aturan. Kalau dirunut dari persoalan postur AP- BD, juga masih normal dan tidak melanggar," ujar Tjok Pemayun, Rabu kemarin. nat Patung Muka Gorila di tebing batu padas kawasan Luwak Coffe Alas Harum Agrotourism Tegallalang, Rabu (6/6). juga dibuat ukiran sosok Pekak Brayut, yakni kakek ompong yang sedang bermain-main dengan cucu-cucunya. Ardana bersyukur, karena kreativitas memahat tebing batu padas menjadi patung ini mendapat sambutan luas. In- dikasinya, sejak patung muka Gorila dan Pekak Brayut diung- gah di media sosial, terjadi pen- ingkatan kunjungan wisatawan mancanegara hingga 50 persen extrem flying fox.nvi Pesawat yang dikawal 100 per- sonel kepolisian China ini terbang kemarin siang pukul 14.48 Wita. Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai, Amran Aris, mengatakan WNA China yang dideportasi ini melakukan kejahatan cyuber fraud. Selain itu, masa tinggalnya di Bali juga sudah melebihi batas waktu yang ditetapkan atau lebih dari 36 hari. Mereka awalnya datang ke Bali dengan menggunakan visa wisa- tawan. "Mereka tidak dikenakan. tindak pidana keimigrasian dalam kasus ini, namun dideportasi karena melakukan kejahatan daring (cyber fraud) itu," ujar Amran Ais dalam keterangan persnya di Bandara Ngurah Rai, Rabu kemarin. 103 WNA China Tersangka Cyber Fraud Dideportasi SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1 WNI (3 pría, 2 wanita). Kelima WNI ini bertugas sebagai pem- bantu di rumah kontrakan yang disewa WNA China. Menurut Amran, proses pemu- langan 103 WNA China ini tidak mengalami kesulitan, karena carter dua pesawatnya sudah disiapkan oleh kepolisian China. "Pemerintah Tiongkok (China) mendatangkan dua pesawat ke Bali khusus menjemput mereka," katanya. Sementara, Wakapolda Bali Brigjen I Wayan Sunartha, dalam keterangan persnya di tempat yang sama mengungkapkan, dari hasil investigasi keseluruhan, ratusan WNA China pelaku keja- hatan online ini awalnya masuk ke Bali melalui luar Bandara Ngurah Rai. "Hari ini (kemarin) mereka diserahkan kepada kepolisian China untuk dibawa pulang ke negaranya gunaditangani sesuai dengan ketentuan yang berlaku di negara tersebut," jelas Brigjen Sunartha. Sedangkan untuk 11 warga negara Indonesia (WNI) yang diamankan bersamaan dengan penangkapan 103 WNA China Nusa Bali 15 Atas temuan heboh terse- but, saksi Gede Arsana lang- sung melapor ke Polsek Den- pasar Timur. Begitu mendapat laporan, petugas kepolisain terjun ke lokasi untuk melaku- kan olah TKP dan identitifkasi. Dari proses identifikasi, terungkap mayat yang diduga sebagai korban pembunuhan ini bernama Lailatil Nadiroh, Dalam kondisi bingung den- gan keanehan tesebut, Jro Winata akhirnya nunas baos (menanya- kan secara niskala) kondisi rambutnya kepada orang pintar. ke tempat usahanya. "Rata-rata Berdasarkan petunjuk niskala orang pintar, rambut gimbalnya yang memanjang secara ajaib itu merupakan paica (pemberian gaib) Ida Batara Lingsir di Pura Dalem Penunggekan, Banjar Blungbang, Kelurahan Kawan. per hari saat low season sekitar 800 wisatawan yang datang. Ka- lau saat high season, bisa sampai 3.000 pengunjung," terangnya. Menurut Ardana, seperti Agrotourism yang lain, tempat usahanya ini juga menawarkan Selain itu, berdasarkan petun- proses pembuatan kopi luwak juk niskala, Jro Winata juga dim- secara tradisional. Sebagai sarana inta untuk ngiring Ida Sesuhunan rekreasi tambahan, terdapat 3 di Catus Pata Nara Singa Murti unit ayunan raksasa, beberapa Bangli. Awalnya, Jro Winata yang spot selfie anyaman seperti sa- kala itu berusia 34 tahun sempat rang burung, dan juga olahraga menolak untuk ngiring Ida Sesu- hunan. Apa yang terjadi? Karena ini, menurut Brigjen Sunartha, semuanya berstatus sebagai saksi. Sebab, mereka tidak mengetahui apa aktivitas para WNA China sehari-hari. Mereka juga tidak mengenal siapa yang ada di dalam rumah, lantaran hanya bisa sam- pai di pintu gerbang jika mengatar sesuatu untuk komplotan WNA China. Komplotan penjahat cyber fraud yang terdiri dari 103 WNA China itu sendiri ditangkap Dit Reskrimsus Polda Bali, Selasa, 1 Mei 2018 siang. Mereka diamank- an dalam penggerebekan di tiga lokasi berbeda: Perumahan Muti- ara (di Banjar Semate, Kelurahan Abianbase, Kecamatan Mengwi, Badung), Jalan Bedahulu XI No- mor 39 Denpasar, dan Jalan Gatot Subroto I Nomor 9 Denpasar. Selain mengamankan 103 WNA China dan 11 WNI, polisi juga menyita sejumlah barang bukti dari lokasi penggerebekan, di antaranya berupa telepon (51 unit), handphone (53 unit), laptop (5 unit), paspor (82 unit), dan printer (2 unit). Modus yang digunakan sindikat ini adalah melakukan kejahatan online alias cyber fraud dengan menyasar pejabat dan orang kaya di China yang memiliki masalah, dengan mengaku sebagai aparat penegak hukum. Kemudian, korbannya diperas. Penggerebekan pertama di- lakukan petugas Dit Reskrimsus Polda Bali pada sebuah rumah kontrakan mewah di Perumahan Mutiara, Banjar Semate, Kelu- rahan Abianbase, Kecamatan Mengwi, Minggu siang sekitar pukul 13.30 Wita. Dalam peng- gerebekan di rumah berlantai II yang dibangun di atas lahan seluas 10 are ini, petugas mengamankan 49 orang. Rinciannya, 44 WNA China (37 pria, 7 wanita) dan 5 Evakuasi korban di kebun jagung Jalan Sedap Malam, Rabu (6/6). SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1 Saksi Gede Arsana yang kesehariannya bekerja sebagai petani kemudian berinisiatif tinggal di Jalan Sedap Malam Gang Tunjung Biru II Nomor 4 Denpasar Timur. memeriksa secara langsung onggokan tersebut. Setelah diperioksa, ternyata onggokan itu adalah sesosok mayat perempuan yang tergeletak dalam kondisi bugil. Dugaan bahwa korban tewas dibunuh semakin kuat, karena ditemukan luka-luka di sejumlah bagian tubuhnya. Antara lain, luka di bagian ke- pala, dada, dan alat vital yang masih berdarah. Kerudung korban yang sudah terlepas, juga ditemukan tak jauh dari mayatnya. Mayat korban kemarin sore langsung dievakuasi di Instalasi Kedokteran Forensik RS Sanglah, Denpasar untuk diotopsi. Sumber NusaBali di kepolisian menduga aksi pembunuhan Lailatil Nadiroh dilakukan oleh orang dekat korban. Namun, siapa pelaku KAMIS 7 JUNI 2018 Dari hasil interogasi terhadap 44 WNA China yang digerebek di Perumahan Mutiara ini, ter- ungkap masih ada puluhan rekan- nya tinggal terpisah di dua lokasi berbeda, yakni Jalan Bedahulu XI Nomor 39 Denpasar dan Jalan Gatot Subroto I Nomor 9 Den- pasar. Maka, berselang 30 menit kemudian, kedua tempat itu juga digerebek petugas. Dalam penggerebekan di Jalan Bedahulu XI Nomor 39 Denpasar, petugas mengamankan 32 orang yang terdiri dari 28 WNA China (25 pria, 3 wanita) dan 4 WNI (2 pria, 2 wanita). Sedangkan dalam penggerebekan di Jalan Gatot Subroto I Nomor 9 Denpasar, petugas menciduk 33 orang yang terdiri dari 31 WNA China (30 pria, 1 wanita) dan 2 WNI (1 pria, 1 wanita). Seluruh 103 WNA China dan 11 WNI yang diciduk di hari yang sama itu langsung diamankan ke Mapolda Bali, Jalan WR Supratman Denpasar. Mayat Korban Ditemukan di Tengah Kebun... dan apa motifnya, masih menunuggu hasil penyelidikan mendalam. Sumber NusaBali menyebut- kan, terungkapnya sindikat pe- nipuan ini berawal dari adannya salah satu WNA China (perem- puan) yang menderita penyakit kulit. Perempuan China itu beber- apa kali datang ke klinik di sekitar Perumahan Mutiara, Kelurahan Abianbase, Kecamatan Mengwi. Ternyata, perempuan China yang tidak bisa bahasa Inggris namun tanpa didampingi pe- mandu wisata tersebut diketahui masuk ke dalam rumah kontrakan mewah berlantai II di Perumahan Mutiara. Dari situ, kecurigaan muncul. "Setelah ditelusuri, ternyata benar ada sindikat pe- nipuan bersarang di sana," ujar sumber kepolisian kala itu. p Sumber tersebut menyebut- kan, korban Lailatil Noadiroh punya dua suami. Satu suami sah, satunya lagi suami siri. "Ya, korban punya suami sah dan suami siri. Keduanya sudah diamankan ke Polresta Denpasar untuk dimintai ket- erangan. Bagaimana hasilnya, belum tahu," kata sumber tersebut, Rabu malam. Sementara itu, Kapol- resta Denpasar Kombes Hadi Purnomo menerangkan, mayat korban dugaan pembunuhan ini sudah dibawa ke Ruang Jenazah RS Sanglah untuk dilakukan otopsi. "Kita belum tahu, apakah yang bersang- kutan korban penganiayaan hingga meninggal atau korban pembunuhan. Semuanya masih dididalami petugas," jelas Kombes Hadi saat dikonfirmasi terpisah tadi malam. Menurut Kombes Hadi, petugas kepolisian sudah terjun ke lokasi dengan menge- rahkan anjing pelacak untuk menyusuri TKP. Hasilnya, anjing pelacak menemukan sebatang rokok sisa isap. "Tapi, kita belum tahu apakah itu milik pelaku atau tidak? Masih tunggu pemeriksaan lebih lanjut," katanya. dar Punya Rambut Gimbal 2 Meter, Pernah Ditawar... SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1 Komang Veni Lestari ini. Jro Winata menolak ngiring Ida Sesuhunan, beberapa keluarg- anya justru jatuh sakit. atas penampilannya yang unik tersebut. Jro Winata mengisah- kan, rambut gimbalnya yang kini panjangnya lebih dari 2 meter tersebut sudah berumur sekitar 15 tahun. Suatu ketika, pernah ada orang yang menyatakan tertarik dengan rambut gimbal Jro Winata. Orang itu berniat membeli rambut gim- bal Jro Winata dengan menawar seharga Rp 200 juta. Namun, Jro Winata tidak mau menjual rambut gimbalnya. "Saya tolak mentah- mentah tawaran uang Rp 200 juta itu, karena takut terjadi sesuatu yang buruk menimpa keluarga saya jika rambut ini dijual," tutur pria kelahiran tahun 1969 ini. Menurut Jro Winata, kemun- culan rambut gimbalnya ini agak aneh. Rambut Jro Winata awalnya memang agak panjang. Kemudian, sekitar tahun 2003, di bagian bawah ada rambutnya yang me- nyatu alias gimbal. Karena tidak ingin rambutnya seperti itu, Jro Winata lantas membawa ram- butnya ke salon untuk dirapikan. Namun, selang beberapa hari kemudian, rambutnya kembali terlihat menyatu. Jro Winata pun coba keramas rambutnya. Aneh, keesokan harinya, rambut Jro Winata justru memanjang secara hebat. "Rambut saya tumbuh den- gan cepat, semakin lama rambut menyatu dan sekarang jadi seperti ini," kenang Jro Winata sembari mengelus rambut gimbalnya yang digulung di bagian ujung hingga tampak mencapai sebetis. "Akhitnya, saya tak punya pili- han lain kecuali meutuskan untuk ngiring Ida Sesuhunan di Catus Pata Nara Singa Murti Bangli. Ajaib, setelah saya mengatakan siap untuk ngiring, beberapa keluarga yang sakit langsung be- rangsur sembuh," jelas alumnus SMA PGRI Bangli tahun 1988 ini. Menurut Jro Winata, selama 15 tahun sejak awal muncul hingga sekarang, rambut gimbalnya tidak pernah dipotong sedikit pun. Ten- tu saja cukup ribet memelihara yang menawar rambutnya itu. rambut gimbal yang panjangnya Yang jelas, keliahatannya orang mencapai 2 meter lebih dengan itu serius ingin membeli rambut berat gulungan sekitar 2 kg ini. gimbalnya. "Saya tidak menan- yakan siapa dan dari mana orang itu. Yang jelas, orang itu mem- bawakan saya uang cash Rp 200 juta. Uang tersebut ditunjukkan- nya langsung ke saya," papar Jro Winata. Jro Winata harus rutin keramas rambut gimbalnya ini seminggu sekali. Setiapkali keramas, dibu- tuhkan minimal 2 shachet sham- oo. Jro Winata berusaha keramas sendiri, tanpa minta bantuan orang lain, biar tidak merepotkan. Selain pengalaman itu, Jro "Cuci rambut sendiri, tidak boleh dibantu siapa pun, termasuk istri," ujar suami dari Jro Sri Nadi ini. Untuk sisir usai keramas, Jro Winata hanya menyisir bagian atas (pangkal di kepala) ram- butnya. Sementara yang bagian bawah (ujung bergulung), dibiar- kan tanpa disisir. Meski demikian, rambut gimbalnya tidak bau. Winata juga kerap didatang orang yang meminta bantuan untuk diobati. Ada yang meminta tolong agar bisa memiliki keturunan, ada pula yang minta dibantu agar langgeng hubungan suami istrinya. "Ada yang rumah ta- ngganya oleng, saya coba untuk membantu," katanya. Jro Winata sendiri mengaku tidak tahu dari mana asal orang Jro Winata juga mengatakan, Namanya juga berpenampilan dirinya tidak terganggu dengan aneh, Jro Winata mengaku banyak rambut gimbalnya saat berjualan suka duka dengan rambut gimbal- es campur di Pasar Kidul Bangli. nya. Dia kerap diejek orang lain. Lagipula, orang yang belanja di Namun, dia tidak berkecil hati. warungnya juga tidak risih. Jro "Ya, memang ada yang ngejek, Winata sudah jualan es sejak lulus tapi saya kasi tahu secara baik- SMA tahun 1988, karena sering ikut baik, karena yang ngejek bisa kedua orangtuanya, I Wayan Jang- kena celaka. Ini sudah beberapa kep dan Ni Wayan Rempiani, yang kali terbukti, di mana orang yang dulu juga jualan es. Jro Winata biasa ngejek saya, malah anaknya kena berjualan halaman pojok barat musibah kecelakaan," beber ayah laut Pasar Kidul Bangli sejak pagi tiga anak: Luh Gde Juliantari, 23, pukul 09.00 Wita hingga malam Kadek Dodi Juluantara, 20, dan pukul 19.00 Wita. e 4cm
