Tipe: Koran
Tanggal: 2018-12-21
Halaman: 15
Konten
L PLUS or gaku awab ANTABA si jalan ambles di Jalan Raya (20/12). nologi yang digunakan. "Bisa ninggu tergantung kita alat- tambah Muji. Ditanya alat apa saja yang utuhkan, Muji mengatakan aknya membutuhkan alat el sheet pile dari baja. Alat ini n dipasang sementara untuk mbantu jalannya perbaikan. Karena kita butuh alat steel et pile dari baja. Akan kita pa- g disana bersifat temporary ingga dengan cepat jalan itu diperbaiki dengan baik," ut Muji. Muji menambahkan biasanya paikan dengan alat itu bisa makan waktu hingga dua ggu. Namun pihaknya ngebut pembangunan ini gan meminta dinas terkait nyiapkan pekerja yang sang- bekerja siang dan malam. olisi sendiri belum mene- kan tersangka dalam peris- amblesnya Jalan Gubeng. aknya masih melakukan yelidikan secara intensif. "Kita masih penyelidikan uk ini, tentu dengan penyeli- an yang intensif untuk segera ngumpulkan bukti," kata kapolda Jatim Brigjen Pol i Harmanto saat melakukan ferensi pers di Jalan Gubeng. abaya, Kamis (20/12). akan erbakar asuk yang terbakar seluruh dan itu masih bernafas," rang dia. Menurut Eko, kobaran api uncul usai tangki bensin onda Megapro yang dik- darai Edi bocor dan terkena ercikan api. Apalagi kondisi ngki bensin dalam keadaan enuh akhirnya kobaran api un meluas. Bahkan menyam- ar kedua pengendara. "Warga nggak bisa langsung endekat karena takut koba- n api, nunggu agak reda baru tolong. Warga bawa air dan asir untuk memadamkan api," ndas dia. Arus lalu lintas mulai nor- al, saat polisi datang dan engamankan kedua motor gar tidak menjadi tontonan arga. Sementara Kanit Laka Lan- s Polres Ponorogo Ipda Badri enambahkan kedua korban eninggal dunia sesaat setelah irawat di rumah sakit. "Karena luka bakar parah eduanya meninggal di rumah akit," pungkasnya. S g Service 20/12) dilansir detik. Sebelumnya diberitakan, asad wanita berumur 34 ta- un ditemukan tak bernyawa i Apartemen Kebagusan City, asar Minggu, Jakarta Selatan, elasa sore (18/12). Menurut olisi, dia ditemukan tanpa usana saat meninggal dan nemang terdapat dugaan pem- unuhan. Indra Jafar mengatakan orban meninggal akibat tiga uka tusukan dan sabetan enda tajam. Dia merinci luka usukan terdapat di ulu hati, abetan benda tajam di lengan iri dan pinggul bagian kanan. Namun benda yang digunakan cu pun belum ditemukan oleh olisi. S SAMBUNGAN Pengenaan Bea Masuk Turis Masih Cari Celah SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1 pala, masih ada kendala. Meski- pun Ranperda tentang Kontri- busi Pariwisata dan Pelestarian Budaya sudah masuk ke DPRD Bali, namun belum ada celah hukum untuk pungutan ini. Rai Tuban saat turis masuk ke Bali atau akan ada Badan Penge- lola sendiri dari Pemprov Bali?" kata Suwandhi. Kendala ini diungkapkan Ketua Komisi II DPRD Bali (membidangi pariwisata, pajak, perekonomian), I Ketut Suwan- dhi, di Denpasar, Kamis (20/12). Suwandhi menyebutkan, Gu- bernur Wayan Koster akan ajak DPRD Bali mengecek.dan memastikan payung hukum di atasnya, supaya tidak ada kontradiktif. "Salah satu syarat menyu- sun Perda itu kan tidak boleh bertentangan dengan Undang- undang yang di atasnya. Jadi, harus dipastikan dulu payung hukumnya. Sejauh ini, belum ada saya lihat celah hukumnya," ujar politisi senior Golkar ini. Suwandhi menyebutkan, wacana yang sama sebelum- nya pernah digulirkan di era Gubernur Made Mangku Pas- tika. Kala itu, kata Suwandhi, setiap wisatawan yang datang ke Bali rencananya dikenakan bea masuk 10 dolar AS atau Rp 100.000 (dengan kurs saat itu Rp 10.000 per dolar AS) per kepala. Namun, wacana tersebut ditolak pusat. "Dulu rencana pungutan 10 dolar AS per kepala wisatawan yang diajukan era Gubernur Mangku Pastika ditolak pusat. Nah, sekarang saya belum bisa katakan polanya akan seperti apa, badan pengelolanya siapa? Belum jelas gambarannya," ujar politisi asal Banjar Belaluan Sad- merta, Desa Dangin Puri Kauh, Kecamatan Denpasar Utara berjuluk Jenderal Kota' ini. Menurut Suwandhi, pola pungutan terhadap wisatawan akan seperti apa, juga belum ada gambaran. "Apakah pung- utannya bis mendompleng di Bandara Internasional Ngurah SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1 Mangku Made Karma, pun minta maaf atas berederanya selebaran ini. Ida Pandita Mpu Wyasa Dhak- sa Manuaba yang ditolak ikut serta dalam pelaksanaan Karya Ngenteg Linggih di Pura Kahyan- gan Tiga ini merupakan suling- gih dari Warga Pasek asal Griya Agung Parasada Manuaba, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh. Selebaran yang tak setuju Keterli- batan Ida Pandita Mpu ini kontan memicu pelemik, karena peneri- manya banyak sameton Pasek di Desa Pakraman Perangsada. Gara-gara selebaran ini, PHDI Gianyar turun tangan meng- gelar mediasi para pihak, Rabu (19/12) malam. Prajuru Desa Pakraman Perangsada dan Ida Pandita Mpu juga dihadirkan dalam mediasi tyang digelar di Griya Agung Parasada Manu- aba, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh malam itu. Pertemuan mediasi malam itu juga dihadiri perwakilan PHDI Provinsi Bali, Pasemetonan MGPSSR (Waega Pasek) Kecamatan Blahbatuh, Du- lang Mangap Jagabaya Kecamatan Blahbatuh, Babhinkamtibmas Desa Pering, dan Kelian Banjar Dinas Perangsada. Dari mediasi malam itu, Ida Pandita Mpu dan prajuru Desa Pakraman Perangsada sepakat "Kalau Pemprov Bali mem- buat Badan Pengelola, saya rasa kurang tepat. Apalagi, nanti melibatkan pihak ketiga. Saya wanti-wanti mulai sekarang, su- paya tidak bermasalah dari sisi aturan. Sebab, dulu usulan ini sudah ditolak. Kalau sekarang yakin, saya mau yakinkan dulu dengan payung hukumnya," lan- jut mantan Wakil Ketua DPRD Denpasar dua kali periode ini. Suwandhi menegaskan, Ran- perda bereisi pengenaan bea masuk Rp 150.000 per kepala wisatawan asing ini baru meru- pakan draft usulan oleh ekseku- tif ke legislatif. Yang jelas, kalau wisatawan asing dikenakan bea masuk Rp 150.000, mereka harus jelas dapat layanan juga. Misalnya, jaminan keamanan dan kenyamanan di tempat wisata yang diku ungi, juga harus ada asuransi jiwa. "Yang paling penting, apakah wisatawan asing juga akan dikenakan lagi biaya masuk ke tempat-tempat destinasi yang ada? Ini kan perlu kajian. Nanti Pansus yang akan dibentuk ha- rus membahasnya. Kalau seka- rang, payung hukum di atasnya belum jelas," tegas Suwandhi yang juga mantan Ketua DPD H Golkar Denpasar. SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1- satu sekolah yang dilirik oleh BI untuk menerima bantuan BI Cor- ner berupa 'sudut baca'. BI Corner yang dilaunching di SMAN Bali Mandara, Maret 2018, itu juga dilengkapi dengan berbagai jenis dan judul buku, serta fasilitas membaca yang sangat nyaman. Dalam perjalannya, di akhir tahun 2018 ini BI melakukan evaluasi dan penilaian ketepatsasaran ban- tuan yang diberikan kepada sekolah bersangkutan untuk membantu Sementara itu, Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace me- nyatakan yakin target pung- utan bea masuk wisatawan asing 10 dolar AS per kepala ini bisa terwujud di era Gubernur Koster. "Saya yakin Pak Guber- nur Koster sudah memikirkan dan melakukan pendekatan politik, sehingga beliau yakin dan melaksanakan rencana ini," ujar Cok Ace kepada Nusa Bali secara terpisah, Kamis kemarin. Di sisi lain, anggota Komisi X DPR RI (membidangi pari- wisata) dari Fraksi Demokrat gerakan literasinya. Seluruh sekolah dan univer- sitas binaan BI yang totalnya mencapai 721 unit diwjibkan mengirimkan sejumlah berkas menyangkut pengelolaan per- pustakaan, September 2018 lalu, termasuk SMAN Bali Mandara. Berkas dimaksud, antara lain, soal kunjungan, kegiatan, dan paper based. Selanjutnya, dalam evaluasi, BI Corner yang ada di masing-masing sekolah juga mendapatkan visitasi langsung dari Tim Bl. Hasilnya kemudian dipaparkan di hadapan dewan juri dari BI. Ternyata, SMAN Bali Mandara terpilih menjadi yang terbaik tingkat nasional. Kasek SMAN Bali Mandara, Nyoman Darta, mengatakan per- juangan untuk mendapatkan bantuan BI Corner itu bukanlah sesuatu yang mudah. Dari ratusan ribu sekolah semua jenjang di Indonesia, BI melakukan seleksi yang sangat ketat. Sekolah yang dipilih untuk menerima bantuan adalah sekolah yang memang benar-benar memiliki track re- Ngelungsur banget pengampura (Saya mohon maaf. Sebab, saya sebagai bendesa bertanggung jawab penuh atas apa yang terjadi. Penyarikan yang bikin surat. Itu. murni keteledoran saya. Mohon maaf sebesar-besarnya, Red)." papar Bendesa Pakraman Per- angsada ini. Sesuai saran dari PHDI Gianyar, Jero Mangku Karma pun mengatakan sanggup minta maaf baiuk secara lisan maupun tertulis kepada seluruh krama Dapil Bali, Putu Supadma Ru- dana, mengatakan target bidik wisatawan asing bea masuk Rp 150.000 per kepala dan bea masuk wisatawan domestik sebesar Rp 25.000 per kepala yang dicanangkan Gubernur Koster, merupakan ide bagus. Pasalnya, Bali perlu dijaga secara berkelanjutan dari sisi pelestarian seni, adat, dan budaya. "Pikiran saya mungkin sama dengan Gubernur Koster, tu- juan pengenaan 10 dolar AS per kepala wisatawan asing ini untuk biaya menjaga alam Bali, seni, adat, dan budaya Bali yang selama ini menopang pariwisata. Maka, harus ada dasar hukum atau Undang- undang yang melindungi, su- paya tidak menjadi pungli. Kalau ini ada lampu hijau, ya saya yakin positif untuk Bali," ujar Supadma kepada NusaBali, Kamis kemarin. Sebagai praktisi pariwisata, Supadma Rudana mengaku su- dah pernah bersama Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali dan PHRI Bali mem- bahas masalah ini ketika dirinya reses selaku anggota Komisi X DPR RI Dapil Bali. "Kalau ini bisa jalan, kami sebagai krama Bali memberikan apresiasi. Yang terpenting, kontribusi ini benar-benar nanti fokus untuk membiayai adat, seni, budaya, dan alam serta destinasi pari- wisata Bali," tandas politisi asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar yang juga Wakil Sekjen DPP Demokrat ini. Beredar Selebaran Tolak Pandita Mpu, Bendesa Minta Maaf gajak berdamai, sehingga ketegangan yang sempat muncul tidak men- jadi halangan bagi persiapan Karya Ngenteg Linggih di Pura Ka- hyangan Tiga. Dalam kesempatan itu, Bendesa Pakraman Perang- sada, Jero Mangku Made Karma, juga mengakui keteledorannya. Menurut Jeru Mangku Karma, selebaran yang dibuat oleh Penya- rikan (Sekretaris) tanpa sepenga- tahuan dirinya selaku Bendesa. Jero Mangku Karma pun mo- hon maaf secara lisan kepada Ida Pandita Mpu dan pihak terkait yang hadir dalam pertemuan malam itu. Jero Mangku Karma berjanji akan langsung menggelar paruman terkait masalah ini. "Tiyang pura. ngelungsur pengam- Duaning tiyang sebagai bendesa bertanggung jawab penuh dengan apa yang terjadi. Penyarikan sane ngaryanin surat. Nike murni keteledoran tiyang. umat sedharma agar ber- satu. Wayan Patra mengatakan, polemik selebaran itu sudah menemui titik temu. "Sudah ada perdamaian. Terpenting saat ini adalah tindak lanjut dari perda- maian itu agar direalisasikan, se- hingga ke depan menyama braya tetap kompak," ujar Wayan Patra. Sementara itu, Ida Pandita Mpu Wyaksa Dhaksa Manuaba mengaku punya kewajiban un- tuk memaafkan siapa pun. "Pasti dan patut memaafkan," jelas Ida Pandita Mpu. Terkait permasala- han yang terjadi, menurut Ida Pandita Mpu, bermula dari per- encanaan Karya Ngenteg Linggih di Pura Kahyangan Tiga Desa Pakraman Perangsada, beberapa waktu lalu, Menurut Ida Pandita Mpu, dalam beberapa kali rapat, dirinya sempat mengutarakan niatnya untuk ikut ngayah. Hanya saja, ini ditanggapi berbeda oleh krama hingga muncul aksi 'pemboikotan' agar tidak menyetujui Ida Pan- dita Mpu muput karya. "Padahal, tiyang menyatakan ingin ngayah, tidak musti muput. Dan, itu sudah tiyang terima. Lalu, muncul ma- salah ketika ada surat pernyataan itu (selebaran, Red)," terang Ida Pandita Mpu. "Yang terpenting bagi saya sekarang, polemik ini su- dah berakhir damai. Saya berharap Pancar, imbu karya bisa berjalan imbuhnya.nvi (19/12) sore. Menurut Darta, dalam pre- sentasinya beberapa waktu lalu, SMAN Bali Mandara mengangkat soal aktifasi BI Corner Berbasis Relawan. Jadi, BI Corner dan selu- ruh ruangan serta benda termasuk sistem di perpustakaan tidak hanya dikelola oleh Kepala Perpustakaan dan stafnya saja, melainkan juga melibatkan relawan dari siswa yang disebut 'SMANBARA Librarian Team (SLT)'. Pembentukan kelompok re- lawan siswa yang menyebut dirinya SLT itu berawal dari per- soalan keterbatasan tenaga per- pustakaan yang harus menangani tugas segudang. "Perpustakaan di sekolah kami buka dari jam 7 pagi sampai jam 10 malam. Sedangkan kepala perpustakaan dan stafnya hanya 3 orang. Kalau semua pekerjaan mereka ambil, ya berat, sehingga kami bentuk relawan SLT ini," papar Darta, Kasek Berprestasi yang baru saja dinobatkan sebagai Terbaik I Lomba Penulisan Artikel Ilmiah Populer Se-Indonesia 2018. Supadma juga menyarankan Pemprov Bali bisa mengger- akkan ekonomi kreatif untuk menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD). Peluang dari ekonomi kreatif ini banyak bisa dikembangkan di Bali. Selain itu, kata Supadma, Bali juga bisa mengajukan RUU yang mengatur khusus Bali. "Mungkin nanti bisa dalam RUU tentang Pemprov Bali yang saya dengar sanggup nunas pengampura griya dan krama desa. Tiyang tan surud mulat sarira. Tiyang sadari kirang, sangkanin las suci tiyang nglungsur pengampura (Saya tak henti introspeksi diri. Saya sadar kurang, makanya tulus saya mo- hon maaf, Red)," katanya. Permohonan maaf juga disam- paikan Penyarikan Desa Pakra- man Perangsada, I Made Korin, yang membuat selebaran pemicu keresahan tersebut. "Sinampura ping banget, belog tiyang kaliwat Intinya tiyang tangkil meriki ring griya wantah nunas pengampura. Tiyang jadikan sebagai pengala- man (Mohon maaf yang sedalam- nya, saya sangat bodoh. Intinya, saya datang ke griya hanya untuk minta maaf. Saya jadikan ini pen- galaman berharga, Red)," papar Made Korin. Hanya saja, mengenai kronolo- gis selebaran itu bisa dibuat dan diedarkan, Made Korin enggan berkomentar. "Sesuai hasil me- diasi PHDI, tiyang diminta mohon maaf atas surat yang dinilai salah. Apa kesalahan itu, tiyang nggak mau bicara banyak, biar tidak tambah melebar," elaknya. Usai pertemuan malam itu, Ketua Harian PHDI Gianyar Way- an Patra mengatakan bahwa semua sadaka posisinya sama. Tidak ada yang berkelompok-ke- lompok. Maka itu, pihaknya men- akan diajukan segera." Sebelumnya, Gubernur Koster mengatakan pengenaan kontribusi bagi wisatawan yang datang ke Bali ini penting un- tuk tujuan melestarikan alam dan lingkungan Bali, kearifan lokal Bali, memberdayakan desa adat, membangun sarana dan prasarana, sebagai upaya me- ningkatkan kualitas pelayanan dan penyelenggaraan kepariwi- sataan Bali. SMAN Bali Mandara Juara I Perpustakaan Se-Indonesia cord prestasi gemilang. BI Corner hanya ada dua unit di Buleleng. Selain di SMAN Bali Mandara, juga di Undiksha Singaraja. Sedangkan di seluruh Bali, total ada 8 sekolah berhasil mendapatkan bantuan BI Corner. pan sistem berasrama ini sangat memerlukan perpustaan untuk mengisi waktu luang, selain juga tuntutan Riset Based School (RBS) yang mengharuskan satu siswa menghasilkan minimal satu pene- litian selama mengenyam pen- didikan di SMAN Bali Mandara. Kesadaran siswa untuk membaca minimal 15 menit sebelum jam belajar dan di sela-sela waktu lu- ang, juga membuat mereka selalu kekurangan referensi bacaan. "Salah satu faktor sekolah kami dilirik, karena sering juara di nasional dan internasional dalam berbagai lomba," ujar Nyoman Darta saat ditemui Nusa Bali di SMAN Bali Mandara di Banjar Air Sanih, Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Rabu Sementara itu, Kepala Pustaka Widya Mandara SMAN Bali Man- dara, I Gusti Agung Wisnu Wi- bowo, mengatakan sejauh ini pen- gelolaan perpustakaan di seko- lahnya memang sangat terbantu oleh relawan SLT. Sebagai penge- lola perpustakaan di era milenial, mereka juga tak hanya melayani siswa di dalam perpustakaan saja, tapi juga melakukan kegiatan outing ke luar sekolah dengan menyasar sekolah terdekat, untuk mengedukasi orang lain. Misalnya, ke siswa SD yang ada di sekitar SMAN Bali Mandara. Relawan SLT yang dibentuk ini berjumlah 18 orang. Anggotanya tidak asal comot. Menurut Darta, siswa SMAN Bali Mandara ha- rus menjalani seleksi yang sangat ketat untuk bisa terpilih jadi rela- wan SLT, mulai dari tes wawasan perpustakaan, tes wawancara, hingga uji kepekaan terhadap perpustaan SMAN Bali Mandara yang bernama 'Pustaka Widya Mandara'. Dengan pendapatan dari bea masuk wisataan tersebut, Pem- prov Bali berharap bisa meraih Rp 1 triliun sampai Rp 1,3 triliun per tahun, dengan asumsi angka kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata mencapai 7 juta orang- Hal ini sempat diungkap Koster, beberapa waktu lalu. Relawan SLT, kata Darta, su- dah terbentuk sebelum ada ban- tuan BI Corner di SMAN Bali Mandara. Seluruh relawan LT bertugas bergantian menggan- tikan tugas staf perpustakaan saat jam kosong pembelajaraan, dari petang hingga tutup malam pukul 21.30 Wita. Mereka juga mengurusi segala persoalan ter- kait pengelolaan perpustakaan, mulai dari labeling, penomoran, pengaturan pada rak, sirkulasi peminjaman, hingga beres-beres. Hal itulah yang disebut Darta menjadi nilai plus dalam penjurian lomba. Bahkan, SMAN Bali Man- dara mendapatkan skor di atas an- gka maksimal. "Nilai kami katanya 1.026, sedangkan skor maksimal itu hanya 1.000. Jadi, ada 10 poin penilaian yang masing-masing maksimalnya 100. Poin tambahan- nya karena relawan SLT yang kami miliki," tandas mantan Kasek SMAN 1 Singaraja ini. Darta mengatakan, BI Corner yang menyediakan pojok baca dengan ratusan koleksi bukunya, cukup jadi pelecut motivasi bagi siswa, guru, dan warga sekolah di SMAN Bali Mandara. Menurut Darta, sekolah dengan penera- "Saya estimasi dengan ku- njungan wisatawan 6-7 juta itu, angkanya kita dapatkan Rp 1 triliun, bahkan lebih. Kita hitung dengan kurs rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp 13.000 dit- ambah dengan pendapatan dari turis domestik, ya lebih dari Rp 1 triliun," kata Koster kala itu. Koster menyebutkan, wisa- tawan yang berkunjung ke Bali perlu mendapatkan pelayanan yang baik dari sisi keamanan, jaminan keselamatan, dan ke- nyamanan. Ketika wisatawan tiba di Bandara Internasional. Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, maka pelayanan- nya sudah harus maksimal. Jalan-jalan di Bali pun akan perbaiki, demikian pula desti- nasi wisata. Jadi, wisatawan jelas datang ke Bali pelayanan berkualitas. Biaya untuk itu bisa diambilkan dari pungutan per kepala wisa- tawan yang datang ke Bali. "Po- sisi kita adalah meningkatkan pelayanan terhadap wisatawan yang datang. Nah, di sana perlu biaya, perlu-kontribusi, untuk menjaga pariwisata budaya kita juga. Semua aspek aktivitas tercover melalui bea masuk ini," katanya. nat "Mereka (relawan SLT, Red) selain mengganti tugas staf pada sore hingga malam dan full time di hari Minggu, juga melakukan lay- anan hingga jual beli kewirausa- haan kami di perpustakaan. Se- lain itu, juga ada sosialisasi ke SD sebagai kegiatan literasi," papar IGA Wisnu ang so didampingi stafnya, Putu Ngurah Suardika, dan Ketua SLT SMAN- Bali Mandara Komang Partawan. Menurut IGA Wisno, hingga kini Pustaka Widya Mandara memiliki koleksi 6.651 buku dengan 3.240 judul. k23 itu Menurut Petrus Golose, pen- angkapan tersebut bukan semata karena keinginan dari pihak kepoli- sian. Namun, karena ada laporan dari masyarakat yang tidak ingin adanya pungutan-pungutan tersebut. Petrus mengingatkan dan menggarisbawahi desa adat agar mengikuti aturan yang ada, yakni hukum positif yang dite- rapkan oleh negara. "Saya sudah berkali-kali mengingatkan. Harus ikut aturan yang ada. Saya tetap menghormati kegiatan kultural di desa. Tapi, desa harus mengho- mati hukum positif yang diterap- kan oleh negara," katanya. Dari dua kasus tersebut, terkesan adanya ego baik pihak kepolisian maupun desa adat, yang sama-sama merasa benar dalam melakukan tindakan. Polisi bertindak tegas berdasarkan aturan hukum positif, sementara desa adat membela diri apa yang dilakukannya itu sesuai awig-awig dan perarem (hukum adat). Dalam kasus pungutan di Pantai Matahari Terbit, misalnya, NusaBali HARIAN UMUM OTT 'Pecalang', Antara Hukum Positif vs... SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1 melakukan OTT alias penang- kapan terhadap dua penjaga tiket di objek wisata Pura Tirta Empul, Desa Pakraman Manukaya Let, Kecamatan Tampaksiring. Gianyar, 6 September 2018. Nah, dua kasus OTT kepada aparat desa adat itulah yang menjadi 'bola panas' perdebatan krama Bali. Muncul pro dan kontra ter- hadap penangkapan itu. Banyak yang menuding tindakan polisi su- dah 'over dosis' dan sengaja ingin mempermalukan aparat adat dan melemahkan desa adat di Bali. Bendesa Agung (Ketua MUDP) Provinsi Bali Jro Gede Wayan Suwena Putus Upadesa, dan tokoh masyarakat Bali itu, disim- pulkan bahwa polisi tidak akan masuk ke ranah adat, sepanjang menjalankan awig-awig, perarem, maupun keputusan desa adat. Ini tentu sangat melegakan desa adat dalam melaksanakan perarem. Kolda Bali Irjen Pol Dr Petrus Reinhard Golose pun langsung bereaksi dan membantah tudin. gan itu. Bagi orang nomor satu di Polda Bali yang dikenal sukses membuat mati kutu para preman ini, dua kasus OTT di Sanur dan Tirta Empul itu bukan sebagai upaya untuk melemahkan desa adat, namun malah sebaliknya untuk menguatkan desa adat. jelas Koheri. Namun, semangat Koheri untuk terus menekuni dunia usaha tidak sampai surut. Dia sadar kemampuan akademiknya tidak terlalu bagus, sehingga tak berniat melamar pekerjaan di perusahaan. Sebab, bila melamar JUMAT 21 DESEMBER 2018 Polda Bali melakukan penang- kapan karena pungutan yang dilakukan aparat adat setempat termasuk illegal alias pungli. Se- bab, tidak ada MoU antara Desa Adat Sanur dengan Perusahaan Daerah (PD) Parkir Denpasar. Pa- dahal sebenarnya pungutan parkir tersebut dilakukan sesuai dengan perarem Desa Adat Sanur. Pun demikian dengan kasus OTT di Pura Tirta Empul. Dari ka- sus ini, Tim Saber Pungli bergerak karena mendapat laporan petugas jaga menjual tiket yang berbeda. Tiket resmi yang diterbitkan Pemkab Gianyar dijual mulai pu- kul 07.00 Wita hingga pukul 15.00 Wita. Selanjutnya, tiket berlogo Desa Pakraman Manukaya Let dijual dari pukul 15.00 Wita-18.00 Wita. Pemkab Gianyar melalui Dinas Pariwisata melakukan pungutan karcis masuk ke Pura Tirta Empul sesuai Perda No 8 Tahun 2010 dengan harga tiket Rp 15.000/pengunjung. Dari hasil itu, Pemkab memperoleh 60 persen dan desa adat dapat 40 persen. Di sisi lain, Desa Pakraman Manukaya Let melakukan pung- utan karcis masuk berdasarkan Pararem No 4 Tahun 2013 sebe- sar Rp 7.500. Nah, penjualan tiket yang dilakukan oleh desa adat inilah yang dianggap pungli oleh polisi, padahal sebenarnya sudah ada perarem bertahun-tahun. yang dilaksanakan Dari dua kasus OTT di atas, tentu sangat berpeluang besar akan terjadi lagi kasus serupa jika tidak ada kesepakatan dan pema- haman terhadap hukum positif dan hukum adat. Maka, langkah DPRD Bali yang sudah mem- pertemukan pihak-pihak terkait pasca hebohnya dua kasus OTT tersebut, perlu diapresiasi karena mampu meredakan suasana yang sempat memanaskan hubungan polisi dengan desa adat. Dalam pertemuan di DPRD Bali, Selasa (13/11), yang dihadiri Dir Reskrimum Polda Bali Kombes Pol Andi Farhan bersama jaja- rannya, pejabat Pemprov Bali, karena Ponon Natal setinggi 15 meter ini memerlukan sekitar 8.000 botol mineral. "Kurang lebih 8.000 botol mineral yang kita perlukan. Namun, karena sampai saat ini masih ada yang mengumpulkan botol- botol tersebut, saya rasa tidak akan kekurangan. Pohon ini tingginya 10 meter, dengan bintang di atasnya setinggi 1 meter," jelasnya. Menurut Beby, Pohon Natal ini akan bermain dengan lampu yang dipasang di dalamnya, se- hingga memberikan pancaran sinar yang indah. Upaya penger- jaan pun dilakukan dengan memperhitungkan segala sisi, termasuk kondisi cuaca. Selain untuk membawa pesan lingkungan, Pohon Natal Disiapkan Pohon Natal 11 Meter dari Botol Plastik SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1 Natal, Kamis kemarin. Seksi Dekorasi Perayaan Natal di Gereja Katedral, Beby, menjelaskan kreativitas ini berawal dari banyaknya lim- bah-limbah yang berserakan. Pihaknya pun mencoba untuk memanfaatkan limbah itu menjadi sesuatu yang berguna. "Makanya kami di Hari Raya Natal ini berinisiatif membuat Pohon Natal limbah botol min- eral. Sejak beberapa bulan lalu kita sudah umumkan agar para jemaat kumpulkan botol-botol mineral," kenang Beby. dari sampah botol mineral ini nantinya juga bisa digunakan sebagai spot foto. Sebab, bi- asanya dekorasi hanya ada di dalam saja. "Awalnya kami hanya ingin membuat kecil- kecilan, hanya untuk booth foto. Terus kita lapor ke Pastur, ternyata diminta membuat Pohon Natal yang besar saja sekalian. Karena di dalam nanti penuh, makanya Pohon Natal ini kami taruh di luar," katanya. Rencananya, kata Beby, Po- hon Natal---yang pengerjaannya menghabiskan biaya sekitar Rp 10 juta, terutama untuk beli besi penyangga kerangka pohon dan konsumsi---ini akan dilepas setelah seluruh rangkaian Natal usai, yakni 7 Januari 2019 men- datang. ind Hingga Kamis kemarin, kata Beby, sudah terkumpul 7.000 botol mineral. Jadi, masih ada kekuarangan 1.000 botol lagi, pekerjaan, pasti yang dilihat nilai akademik dulu ketimbang skill. Nah, dengan nilai akademik yang tidak bagus, Koheri kemu- dian pilih berwiraswasta. Selain menjual beras, dia juga menjual hasil perkebunan seperti sawit dan karet, serta merambah ke properti dan kontraktor. 15 Koheri selanjutnya mendiri- kan Koperasi Tri Darma, yang menjadi cikal bakal terbentuknya Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tara tahun 1999. Nama BPR Tara dia ambil dari singkatan nama panggilan kedua anaknya, Luh Tasya Saraswati alias Tasya dan Komang Raja Seva Mayday alias Raja. Menurut Koheri, dirinya mendirikan BPR Tara demi mem- bantu masyarakat setempat agar tidak terjerat rentenir. "Saya membentuk BPR karena banyak orang kampung meminjam uang dari rentenir. Ini tentu sangat memberatkan. Oleh karena itu, saya mempertemukan orang yang punya uang dengan yang ingin meminjam di BPR," beber Koheri. Galang Dukungan Lintas Etnis, Yakin Lolos... 2009-2014. Bahkan, Koheri selaku incumbent kembali ke kursi DPRD Lampung 2014-2019 melalui Pileg 2014. SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1 Kerambitan, Tabanan. Komang Koheri yang juga dikenal sebagai pengusaha, lahir dan dibesarkan di Desa Rama Dewa, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lam- pung Tengah, Lampung. Sebagai wakil rakyat di DPRD Lampung, Komang Koheri sem- pat kunjungan kerja (Kunker) Kementerian Pertanian di Ja- karta Selatan, dua pekan lalu. Komang Koheri Kunker bersama rekan-rekannya dari Komisi II DPRD Lampung (yang membi- dangi tentang pertanian). Kedatangan Komang Koheri bersama Komisi II DPRD Lam- pung ke Jakarta dalam rangka menanyakan mengenai Dana Alokasi Khusus (DAK) 2018- 2019 untuk pertanian Provinsi Lampung. Usai Kunker ke Ke- menterian Pertanian, Komang Koheri bertemu kakak kedua dan ketiganya yang tinggal di Jakarta. Kakak ketiganya, I Nyoman Adi Peri, merupakan seorang pen- gacara di ibukota. Saat Komang Koheri berte- mu kakak ketiganya di wilayah Mangga Besar, Jakarta Pusat itu- lah NusaBali sempat berbincang dengan politisi PDIP kelahiran 25 November 1972 ini. Komang Koheri mengisahkan, dirinya terpilih menjadi wakil rakyat Lam- pung Tengah di DPRD Lampung setelah menapaki perjuangan dari bawah. "Sebelumnya saya adalah pengusaha, kemudian berkiprah di politik dan terpilih menjadi ang- gota Fraksi PDIP DPRD Lampung." kenang Komang Koheri. Managemen Menurut Koheri, dirinya menekuni dunia usaha sejak duduk di bangku perguruan tinggi. Sambil kuliah di Jurusan STIE Lampung, Koheri berdagang beras. Sebagai pedagang, tentu saja dia pernah mengalami pahit dan getir ber- bisnis. "Saya pernah mengalami kerugian saat biaya mengolah gabah menjadi beras lebih mahal ketimbang harga jual berasnya," Melalui BPR Tara yang didiri- kannya, Koheri ingin memban- gun daerah kelahirannya. Agar bisa berkontribusi lebih luas lagi dalam membangun dae- rahnya, Koheri lalu terjun ke politik praktis. Dia mengawali kiprahnya sebagai Ketua DPC PNI Marhaenisme Lampung Tengah, lantaran senang dengan ajaran Marhaen dan Tri Sakti Bung Karno. Dalam Pileg 2004, suami dari Ni Ketut Dewi Nadi ini mencalonkan diri menjadi anggota DPRD Lam- pung Tengah dengan kendaraan PNIM. Sayang, upayanya gagal. Meski begitu, Koheri tidak patah arang. Setahun kemudian, Koheri yang kala itu baru berusia 33 tahun justru nekat mencalonkan diri sebagai Calon Bupati Lampung Tengah, dengan naik kendaraan PNIM bersama mitra koalisi. Na- mun, lagi-lagi Koheri kalah tarung. Setahun pasca Pilkada Lam- Tengah 2005, Koheri pilih pupat pagar gabung ke PDIP. Bukan hanya itu, Ranperda Desa Adat yang sudah diajukan Gubernur Bali Wayan Koster juga setidaknya akan membuat desa adat bisa bernapas lega, karena setidaknya ini akan menjawab segenap persoalan yang men- impa krama Bali baik kini dan ke depan. Ranperda Desa Adat sebagai pengganti Perda No 3 Tahun 2001 tentang Desa Pakra- man ini, sebagai wujud nyata implementasi dari visi 'Nangun Sat Kerthi Loka Bali'. Ranperda desa Adat ini berisi 18 bab dan 99 pasal yang mengatur dan memberikan perlindungan krama Bali lebih lengkap dibandingkan Perda 3/2001. Nah, melalui PDIP, Koheri kembali maju sebagai caleg DPRD Provinsi Lampung Dapil Lampung Selatan dalam Pileg 2009. Ternyata, per- juangannya berhasil, karena Ko- heri lolos ke kursi DPRD Lampung Dengan Perda yang baru nanti, desa adat di Bali akan semakin jelas keberadaannya di mata hukum nasional, tentu juga menyangkut kewenangannya. Gubernur Koster menegaskan dalam Perda baru ini, desa adat di Bali akan memiliki kewenangan le- bih luas dan sesuai dengan tingkat kebutuhan krama Bali. Desa adat di Bali merupakan lembaga yang sangat permanen karena selalu ada. Oleh karena itu, secara kese- jarahan, sosial, dan budaya orang Bali, desa adat harus diperkuat dengan undang-uridang, hingga dipertegas lewat Perda. "Dengan Perda baru ini, tak akan lagi ada OTT oleh aparat yang menyasar prajuru dan pecalang desa adat," tegas Gubernur Koster saat Paruman Agung Krama Bali yang disebut Deklarasi Samuan Tiga di Wantilan Pura Samuan Tiga, Desa Pakraman Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar pada Buda Umanis Julung- wangi, Rabu (12/12) lalu. Setelah dua kali periode duduk di DPRD Lampung, Komang Ko- heri kin ditugasi PDIP maju bere- but kursi DPR RI Dapil Lampung II dalam Pileg 2019 mendatang. Koheri optimistis bisa meleng- gang ke Senayan, lantaran sudah memiliki basis massa tersendiri tanpa hanya mengandalkan suara dukungan dari transmigrans asal Bali. Dia rangkul pemilih berbagai latar belakang etnis melalui komu- nitas Paguyuban yang dibentuknya. Bali-Lampung Koheri menyebutkan, dirinya merupakan satu-satunya krama Bali perantauan di Lampung yang maju berebut kursi DPR RI dalam Pileg 2019 mendatang. Menurut Koheri, sebetulnya ada 5 putra Bali perantauan yang duduk di DPRD Lampung saat ini. Namun, hanya Koheri yang maju berebut kursi ke Senayan. Karenanya, kans Koheri untuk terpilih menjadi lebih besar, karena krama Bali perantauan di Lampung praktis hanya punya satu pilihan. "Jika orang-orang Bali di La- pung kompak, mereka bisa me- naikkan saya ke pusat. Mohon dukungan dan doa restu dari masyarakat Bali yang berada di Lampung maupun di Bali, agar ada orang keturunan Bali masuk DPR RI dari Dapil Lampung. jelas Koheri yang juga pengurus Yayasan Pendidikan TK, SMP, dan SMK Bangun Cipta. Komang Koheri sendiri lahir dan besar di Lampung Tengah karena ayahnya, I Made Linteb transmigrasi ke sana tahun 1952 ketika masih duduk di bangku Kelas II SMA. Sang ayah pergi ke Lampung karena ingin men- gubah nasib dan berharap besar agar keturunannya kelak lebih maju. Di Lampung Tengah, ayah Koheri dipercaya sebagai kepala desa. Selain itu, Made Linteb juga berprofesi sebagai petani dengan berkebun cengkeh dan beternak babi. Di sanalah Made Linteb bertemu Ni Made Sasih, asal Banjar Wani, perempuan Desa/Kecamatan Kerambitan, Tabanan yang kemudian men- jadi istrinya, hingga melahirkan Komang Koherì. k22 11 2cm 2cm речооро
