Tipe: Koran
Tanggal: 1998-01-24
Halaman: 04
Konten
SOLOPOS, SABTU WAGE, 24 JANUARI 1998 SOLOPOS Onertibkan oleh PT Aksara Solopos Surat in SK Menpan No. 315/SK/MENPEN SIUPP/12 Agustus 1997 Pemimpin Umum: Dr H Sukamdani S Gitosardjono-Wakil Pemimpin Umum: Lukman Setiawan- Pemimpin Redaksi: Danie H Soe'oed-Pemimpin Perusahaan: Bambang N Rahadi-Dewan Redaksi: Banjar Chaenuddin, Cyrillus I Kerong, Firdaus Baderi, KRT Kresna Handayaningrat, Moch. Effendi Aboed, Sjarifuddin-Redaktur Pelaksana: YA. Sunyoto-Redaktur: Agus Widyanto, Anggit Noegroho, Bambang Hari Irawan, Chandra Prabantoro, Duto Sri Cahyono, Mulyanto Utomo, Quirinto, Riadho Sohkhin, Verdy Bagus Hendratmoko Mudik untuk tak kembali Mudik atau pulang kampung menjelang han raya Idul Fitri adalah tradisi. Seperti halnya tahun-tahun sebelumnya, warga daerah yang merantau ke Ibu Kota men- jelang Lebaran tahun ini berangsur-angsur mulai datang di Solo, Wonogiri, Karang- anyar dan daerah-daerah asal mereka masing-masing Namun agak berbeda dengan mudik di tahun-tahun sebelumnya, para perantau yang turun di Stasiun Balapan kemarin, be- berapa di antaranya terlihat lesu dan kuyu. Kegairahan yang biasanya ditunjukkan pa- ra pemudik kali ini terlihat tidak memancar Jika pada tahun sebelumnya mereka pulang kampung dengan wajah berseri- seri, berjalan dengan penuh percaya diri untuk menunjukkan keberhasilan yang ia raih setelah sekian lama bekerja keras di kota. Tapi kini mereka pulang dengan wajah lunglai karena di-PHK Gejolak moneter yang tengah meng- guncang perekonomian negara kita seka rang ini, dampaknya sungguh luar biasa. Hampir seluruh aspek kehidupan kita ter- serempet anjloknya nilai rupiah terhadap dolar itu. Bahkan sektor-sektor informal yang sebenamya sama sekali tidak tersentuh (secara langsung) oleh dolar pun menja- di korban. Puluhan, ratusan atau bahkan ribuan tenaga kerja yang bergerak di sek- tor ini pun terpaksa harus pulang kampung untuk tidak kembali lagi seperti rekan- rekannya yang telah di-PHK Menurut keterangan Kepala Stasiun Solo Balapan, Martono, tidak kurang 70.000 tenaga kerja di Jakarta tahun ini terkena PHK Oleh karena itulah, Perumka, kata Martono, mengadakan gerakan khusus untuk meringankan beban para pemudik ter-PHK itu dengan memberikan diskon sampai 70% bagi para pemudik. Namun diskon 70% sebenamyalah bu- kan sesuatu yang membuat mereka lan- tas bersenang hati. Sebagian di antara me- reka bahkan malu naik kereta api dengan hanya membayar Rp 4.000 dari Jakarta menuju Solo itu. Faktor psikologis ter-PHK yang membe- bani para pemudik kali ini memang mem- buat nuansa pulang kampung tahun ini berbeda. Mereka membayangkan apakah akan mampu mendapat penghidupan di daerah yang telah lama mereka tinggal kan? Sementara jika balik lagi ke Jakarta dalam situasi ekonomi seperti sekarang ini, apa juga mungkin bakal memperoleh pe- kerjaan? Padahal, imbas krisis moneter kali ini juga menghantam di daerah pula. Harga- harga, setidaknya sembilan kebutuhan pokok (Sembako), terus melambung. Bah- kan kini ada istilah baru di kalangan para pedagang di wilayah Solo dan sekitarnya, bahwa harga barang sebenamya tidak naik tetapi berganti harga. Sebagian di antara mereka menilai kanaikan harga kadang sangat tidak real- Baru dengan desakan IMF-lah persoalan ini akhirnya akan diselesaikan. Seandainya saja dari dulu kondisi birokrasi kita tidak serumit ini, mungkin tidak banyak pula orang yang terlanjur menikmatinya. Dengan banyaknya meja yang harus dilalui, banyak penjaga meja yang bisa menikmati tip, dan merasakan mendapat tambahan penghasilan dengan cara memanfaatkan orang yang mem- butuhkan kelancaran bagi urusannya. Karena itu menurut saya, dalam hal ini usul IMF. tidaklah jelek. Meskipun dalam banyak hal sepertinya kita ini hanyalah "kerbau yang dicucuk hidungnya Namun kalau hasilnya memang membawa kebaikan, tidak ada salahnya dicoba. Dalam hal pemangkasan birokrasi ini, yang saya sesalkan hanyalah kenapa tidak dimulai sejak dulu. istis. Seorang pedagang sate ayam di ka- wasan Joglo, Nusukan mencontohkan harga sebotol kecap yang semula hanya sekitar Rp 1.800 selang beberapa hari kemudian tiba-tiba melonjak menjadi Rp 6.000. Drs Martowardojo Alamat ada pada redaksi Kisah Pak Tua ikut demo Ada cerita menarik yang ingin saya bagikan pada pembaca SOLOPOS semua yang saya dapat Kondisi nil yang sungguh sangat menyu- litkan warga masyarakat bawah seperti itu barangkali juga membayangi para pemu- dik. Bagaimana mungkin mereka bisa me- mulai usaha baru di kampung halaman, jika situasinya ternyata sama saja, krisis. Bahkan menurut penuturan pedagang sate tadi, mencari daun pisang untuk mem- buat lontong saja sulitnya setengah mati. Menurut dia, akhirnya dirinya terpaksa harus menempuh cara tak lazim ketika harus memasak lontong, yaitu mengguna- kan plastik. Tentu saja rasanya menjadi tak karuan. Sulitnya mencari pedagang daun pisang itu kabarnya akibat penduduk desa melakukan penebangan terhadap pohon pisang. Dan pohon pisang itu (gedebog- nya) diberikan kepada sapi ternaknya. Sebab harga makanan sapi juga melon- jak tinggi. Melihat situasi seperti itu, kita lantas bisa melihat bahwa betapa sangat berantainya dampak yang ditimbulkan oleh krisis moneter tersebut. Dalam kenyataan seperti itu, mungkin Pemerintah Daerah (Pemda) Dati I mau- pun Il yang harus menjadi dewa penolong. Ribuan orang pemudik ter-PHK itu mesti- nya mendapat porsi tersendiri untuk dipikir- kan nasibnya. POS PEMBACA Pengirim barap menyertakan fotokopi identitas yang masih berlaku Kenapa tidak dari dulu Sebagai rangkalan dari reformasi ekonomi yang diwajibkan" IMF, Menpan akhirnya mermu tuskan untuk memangkas birokrasi, seperti yang diberitakan SOLOPOS beberapa waktu lalu. Bukankah hal ini sebenarnya menunjukkan, bahwa sebenarnya birokrasi di negara kita me- mang membutuhkan banyak perbaikan dan bisa disederhanakan. Yang saya heran, kenapa harus menunggu ins truksi dari har dulu untuk menyelenggarakan per baikan menuju ke hal yang lebih baik? Padahal, masalah njelimetnya birokrasi kita bukannya tidak pernah dikeluhkan oleh para pengusaha dan masyarakat umum. Dan media massa pun bukannya tidak pernah mengekspose hal ini. Gubernur Jateng H Soewardi sendiri pemah menegaskan bahwa wilayah Jawa Tengah ada tiga kabupaten yang mem- peroleh jatah untuk melaksanakan proyek padat karya demi menampung para ter- PHK dan Ibu Kota itu. Kakanwil Depnaker Jateng, Drs Andi Usman, malah menyebut dana yang dise- diakan untuk proyek padat karya itu men- capai Rp 3,3 miliar dan disalurkan ke Pemda Brebes, Kabupaten Tegal dan Kotamadya Tegal. Tentu saja, dana sebesar itu akan sangat tidak mencukupi jika hanya dipakai tiga kabupaten dalam proyek padat karya. Wilayah eks-Karesidenan Surakarta, seba- gian eks-Karesidenan Semarang yang selama ini juga dikenal sebagai sentra asal perantau, mestinya sudah bersiap- siap pula untuk menggulirkan proyek padat karya atau malah syukur-syukur membu- ka lapangan kerja baru yang dapat jadi andalan mereka seumur hidup. Harapan para pemudik ter-PHK itu saat ini memang hanya bisa ditumpukan kepa- da para pamong praja di tingkat daerah. Entah apa bentuk dari proyek itu, atau minimal mereka mendapatkan arahan dari instansi terkait agar hidup mereka di dae- rah justru tidak menimbulkan persoalan baru. Potensi mereka harus dihidupkan di daerah, membangun daerah mereka sendiri. kan dari perbincangan dengan seorang pria yang sudah tidak bisa dibilang muda lagi. Beberapa hari lalu, ketika di Balai kota Solo ada unjuk rasa, saya pun tertarik untuk menyaksi- kannya dari dekat. Di sana, saya bertemu dengan seorang laki-laki yang usianya kurang lebih seumuran dengan saya, sekitar setengah abad. Dengan semangatnya, dia mengikuti seluruh Mengapa pria tua seperti dia mau-maunya melakukan tindakan yang biasanya digandrungi anak muda itu. Ketika saya dekati dia, dan saya utarakan rasa ingin tahu saya, dia pun memberi jawaban yang saya pikir cukup mengharukan Kata dia, dia tidak bisa lagi duduk tinggal diam membiarkan semua tekanan akibat resesi ini ber- jalan begitu saja Dia mengakui, bahwa keikutsertaannya ter- hadap aksi tersebut mungkin tidak bisa menye- lesaikan masalah. Tapi dia tidak tahu harus berbuat apa lagi. Sedangkan kebutuhan anak-anaknya terus me ningkat, dan dia tidak tahu harus dimana men- cari tambahan penghasilan. Dari pada saya tidak melakukan usaha apa-apa setidaknya dengan ikut dalam aksi ini saya sudah melakukan sesuatu," ungkapnya polos dilakukan Pak Tua tadi, begitu pula dengan alasan- Saya bukannya setuju dengan tindakan yang nya. Tapi yang menjadi pikiran saya, apakah benar sudah tidak ada lagi yang bisa dilakukan untuk melewati krisis ini. Apakah dengan menjaga ketenangan, sudah dianggap bukan hal yang lebih baik dilakukan di masa seperti ini. Sekian cerita saya, semoga kita semua mendapat pengetahuan dan pengalaman berharga dari kisah tersebut. Nama dan alamat ada pada redaksi GAGASAN Kabag Iklan: Engky Hamani-Kabag Sirkulasi: Stefianus V. Genewa-Staf Redaksi: Amir Tohari, Arif Fajar S. Budi Sarjono, Dwi Asih SR. Dwiyatno, Imbang Pambodi, Iskandar, Jaja Suteja, M Dindien Ridho, Mediansyah, Mh Zaelani Tammaka Mugi Suryana, Musfarayani, Nila Sofianti, Nuni Kurniati, Nuri Aryati, Pardoyo, Rahmat Wibisono, Rahayu M, Rina Yurini, Rochimawati, R Widagdo HP, Sholahuddin, Siti Atikoh M. Soenaryo, Sn Efiati, Trianto Hery S, Wahyu Susilo, Yayus Yuswoprihanto, Puguh Tri S (Kudus), Sholeh Hadi (Semarang), Sigit Oediarto (Purwokerto), Yuliantoro (Yogyakarta)-Alamat Re- daksi/Perusahaan: Jl. Slamet Riyadi No. 325 Solo 57142 Telp. (0271) 724811 (hanting) Fax. (0271) 724833--Pengaduan Iklan dan Sirkulasi: (0271) 724811-Rekening Bank: Bank Danamon Cabang Solo A/C 051000002217, Bank BNI Cabang Pasar Klewer No. Rek. 227.000608858.001-Harga Langganan: Rp. 15.500/bulan-Tarif Iklan: Display Hitam Putih Rp.4.000/mm kolom, Berwarna Rp. 6.000/mm kolom, Kolom Rp. 2.500/mm kolom. Baris Rp. 2.500 (min. 2 Baris), Keluarga Rp. 3.000/mm kolom, Email: solopos bumi.net.id atau solopos slomega.net.id FLUKTUASI RUPIAH FLUKTUASI RUPIAH menarik untuk didiskusikan, karena ragam inter- Lailatul Qadar merupakan suatu fenomena yang tentang masalah ini tak pernah mengurangi bobot pretasi yang berkembang di kalangan umat Islam problematik yang melingkupinya. berdiri sendiri, tapi lebih terkait pada banyak hal Fenomena Lailatul Qadar ini sebenarnya tidak di terheran-heran. prosesi unjuk rasa tersebut. Karuan saja saya jadi antaranya bersinggungan dengan peristiwa sebagai final peristiwa Ramadhan. turunnya mukjizat Alquran dan peristiwa Idul Fitri Alen tetapi selama ini ada semacam pragmatis me di kalangan umat Islam dalam memahami Lai latul Qadar, yang bersumber dari berbagai waca na normatif, sehingga seakan-akan malam yang sa ngat istimewa itu dapat didapati oleh siapa pun po- da malam-malam akhir (asyrulawakhir) pada bu lan suci ini. Dan apakah benar bahwa tanda-tanda (alamat) adanya malam Lailatul Qadar itu suatu takdir yang berdiri sendiri dan tidak terkait dengan amal ibadah dan berbagai keadaan dalam bulan Ramadhan sampai Idul Fitri. han tahun lalu hingga saat ini, kita dihadapkan pada krisis ekonomi yang tampaknya akan berkepan jangan pula, dan bukan tidak mungkin krisis ter- sebut mengarah pada suatu krisis politik dengan batas-batas tertentu. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia kali ini, dalam banyak hal telah meruntuhkan optimisme para pengamat ekonomi tentang perkembangan ekonomi kita dalam jangka waktu dua hingga lima tahun mendatang. Pertumbuhan ekonomi yang dipatok dalam RABPN 1998/1999 selesar 4,6% tampaknya juga bukan merupakan patokan yang realitis. Lebih dari itu, pidato RABPN tahun ang garan ini telah menimbulkan kekecawaan pasar uang sehingga dolar sempat melonjak drastis. Akibat paling nyata dari krisis bagi masyarakat tentu saja adalah meningkatnya pengangguran. Di lingkungan pekerja kerah putih (white collar worker) saja, peningkatan pengangguran bisa men capai angka 10.000 sampai 15.000 pekerja, teruta- ma berkaitan dengan likuidasi 16 bank swasta. Angka itu belum termasuk kelompok terdidik yang baru saja lulus dari pendidikan formal. Masalah sosial di seputar krisis ekonomi Pepermulang tahun pa ng sulit dalam sirah mag temas menerus dan masiherthadap mata uang harus diakui bahan kulitas programa transportasi secara mudah, hal ini karna in aradan tahun ini tampaknya merupakan paling sejarah Sementara itu, pengangguran di dalam kelom- pok pekerja kerah biru (blue collar workers) me ningkat lebih besar, Sektor properti yang menyerap jutaan tenaga kerja dilanda kolaps sehingga PHK menjadi jalan satu-satunya untuk menyelamatkan kinerja sektor ini supaya tidak hancur sama sekali. Belum lagi bila pemerintah Malaysia benar-benar memulangkan jutaan tenaga kerja asal Indonesia. Repotnya, sektor pertanian pun tidak banyak memberi harapan besar untuk menyerap luapan para penganggur ini. Kekeringan yang berkepan jangan telah mencekik sektor pertanian sehingga produktivitas sektor ini pun menurun drastis. Krisis ini semakin direpotkan dengan semakin paniknya masyarakat menghadapi tekanan dolar fesungguhnya Kami telah menurunkan pada malam kemuliaan (Lailatul Qdr). Dan tahu- Qadar) itu. Malam kemuliaan (Lailatul Qadar) itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya kemuliaan sampai terbit fajar." (QS. Al Qadr) untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh Berbagai permasalahan tersebut sulit dicari ja wabannya secara langsung dalam berbagai liter- atur-literatur yang ada, kecuali hanya sekadar jawa- ban-jawaban yang normatif yang bercerita tentang visualisasi dan jadinya. Sedangkan seharusnya pembahasan hal ini didekati secara interpretatif spiritual. Kontroversi data Informasi mengenai Lailatul Qadar secara men- dasar bersumber pada firman Allah pada Surat Al Qadr (QS 97) yang mengilustrasikan bagaimana malam itu memiliki nilai yang tinggi. Dalam ayat tersebut yang dimaksud dengan Lai- latul Qadar (malam kemuliaan) adalah malam keti- ka Alquran diturunkan (Nuzulul Quran) dan kare na itu juga malam itu penuh kebesaran dan kemulia an yang lebih baik dari seribu bulan. Keempat, akumulasi kekecewaan dan kesumpe kan sosial itu apabila tidak cukup baik untuk dik- endalikan bisa memancing tindakan-tindakan tidak bertanggung jawab seperti beredarnya isyu-isyu yang mengguncang formasi sosial-ekonomi-politik yang telah dibangun hingga saat ini. Dalam kultur masyarakat yang masih menjadikan isyu sebagai salah satu kebenaran, yang harus diciptakan adalah bagaimana situasi keseharian dibangun sehingga tidak memancing timbulnya isyu-isyu yang beredar. Masalahnya bukanlah mencari sumber isyu melain- kan bagaimana menciptakan sosietas yang kenyal dan tahan terhadap isyu-isyu. Kelima, timbulnya tekanan psikologis masyara kat akibat memburuknya perekonomian di tingkat mikro. Gejala panic buying di kota-kota besar harus luar biasa pada masa-masa seperti ini. Secara jujur yang melanda masyarakat tidak dapat dijelaskan Kedua, mobilitas masyarakat yang meningkat Menelusuri jejak Lailatul Qadar Sedangkan dalam wacana fiqh dan hadis ditemu- kan data yang sama sekali berbeda dengan yang ada dalam ayat tersebut. Di dalam fiqh dan hadis, Lailatul Qadaritu akan terjadi pada akhir bulan Ramadhan, bahkan di an tara hadis-hadis itu ada yang menunjuk pada ma- lam-malam tertentu seperti malam ganjil dan lain sebagainya. Pada fiqh Sunnah Sayyid Sabiq (1983) mengata kan bahwa amalan pada malam itu mulai dari salat, membaca Alquran maupun berdzikir lebih baik dari pada amalan yang dilakukan pada seribu malam yang tidak ada Lailatul Qadar. Adapun dalam hadis dapat kita simak cuplikan sebagian hadis yang ada pada berbagai riwayat: rupiah. Boleh dikata, masyarakat kelas bawah pun sekarang sehari-hari ibarat pakar ekonomi dengan melakukan discourse soal dolar", lantaran situasi itu benar-benar menghimpit hidup mereka sehari hari. 1. Hadis riwayat Imam Ahmad "Barang siapa hendak bertekun-tekun di dalam bulan Ramadhan maka tekunilah pada malam dua Tak ada jaminan Dengan kondisi yang seperti itu, mampukah para pengambil kebijakan ekonomi politik mam- pu mengendalikan krisis ini sehingga tidak menim- bulkan permasalahan atau gejolak sosial? Tidak ada satu jaminan yang pasti dari pihak ma- na pun bahwa krisis ekonomi politik seperti seka rang ini mampu memberikan kenyaman psikolo- gis dan sosial bagi seluruh masyarakat. Dibanding- kan dengan tahun 1997 yang lalu, kekhawatiran yang terjadi di tengah krisis masyarakat tampaknya menunjukkan gejala meningkat. Lebih-lebih, kri- sis ini telah menusuk kepentingan dasar masyara- kat kita yakni terpenuhinya kebutuhan makan se- hari-hari. Dari berbagai fenomena yang berkembang bela- kangan, apalagi ditambah dengan momentum Hari Raya Lebaran, ada beberapa persoalan yang tam- paknya akan mengemuka sebagai sebuah gejala yang sulit untuk dihindari. Pertama adalah meningkatnya tindak kriminal itas yang diiringi dengan menurunnya moralitas kolektif masyarakat. Bentuk-bentuk tindakan krim inal yang sepele tampaknya akan menjadi peker- jaan berat aparat kepolisian untuk menanganinya. Kadangkala, tindak kriminalitas itu sendiri dalam kacamata moral merupakan hal yang mustahil. Akan tetapi, dalam situasi di mana orang butuh makan untuk survive, siapa yang berani memas tikan bahwa tindakan-tindakan kriminal itu adalah sesuatu yang tidak mungkin. 2. Hadis riwayat Muslim, Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi "Demi Tuhan aku mengetahui apa malam Lailatul Qadar itu, yaitu malam di mana Rasulullah menyuruh kami melakukan qiyamullail (salat malam) yaitu malam yang keduapuluh tujuh dan hari terbit cerah tanpa ada mendung yang meng- tanda-tandanya adalah pada esok harinya mata halangi." 3. Hadis riwayat Ibnu Majah Sesungguhnya Rasulullah SAW, ketika mema- maka beliau terjaga sepanjang malam dan tidak suki malam sepuluh yang akhir ('asyrul awakhir) menggauli isteri dan membangunkan seluruh kelir arganya (untuk beribadah dan I'tikan). 4. Hadis riwayat Bukhari "Carilah (malam Lailatul Qadar) pada malam sepuluh terakhir pada bulan Ramadhan, pada ma- lam sembilan tersisa, malam tujuh tersisa dan lima malam tersisa (malam ke 21, ke 23 dan ke 25)". Hadis-hadis di atas telah memberikan gambaran waktu yang konkret bahwa malam Lailatul Qadar terdapat pada malam ke dua puluh satu hingga akhir Ramadhan. Adapun tepatnya terjadi perselisi han (ikhtilaf) antara malam ke 21, 23 atau ke 25. Tapi dalam hal ini sebaiknya kita kembalikan pada hadis yang netral dan bersifat general, yakni riway at Bukhori dan Muslim yang berbunyi: Barang sia pa melakukan Qiyamullall pada malam Lailatul Qadar dengan iman dan berserah diri kepada Allah maka ia akan diampuni dosanya yang telah lewat." waktu yang tepat dan tidak terdapat janji yang spe Dalam hadis ini Rasulullah tidak menunjukkan sifik selain seperti janji pada ibadah di malam Ra- madhan umumnya, yaitu pengampunan dosa yang telah lampau, dan siapa pun yang melakukan pada bulan Ramadhan pada umumnya juga akan menda patkan hal tersebut. Meskipun demikian uraian literer tersebut belum cukup menjawab pertanyaan wamma adraaka maa Lailatul Qadar yang ada pada ayat kedua surat Al Qadr tersebut di atas. Padahal menurut Ibu Uyai- nah apabila pertanyaan menggunakan kalimat wamaa adraaka maka jawabannya sangat mungkin didapati dalam berbagai riwayat. Kalau diamati secara mendalam penunjukan waktu-waktu munculnya Lailatul Qadar itu mengan- dung beberapa kejanggalan diantaranya sebagai berikut: FLUKTUASI RUPIAH Pertama, jika Lailatul Qadar terbit pada waktu malam tertentu, alangkah tidak adilnya Allah ter- hadap sebagian hamba-Nya. Sebab hal itu berarti orang yang setiap harinya berbuat kemungkaran akan menjadi orang yang suci seketika. Sedangkan orang yang 'abid (sehari-harinya beribadah kepada Allah) yang kebetulan dengan berbagai sebab tidak sempat beribadah akan ter- lewat dan tidak mengalaminya. FLUKTUASI RUPIAH Kedua, jikalau satu malam itu waktunya serem- pak dan telah baku, bagaimana nasib orang yang waktunya berlainan siang malamnya atau bahkan tidak mengenal siang seperti di wilayah kutub. Ini baik transportasi darat, laut maupun udara sat ini boleh dikatakan amat tidak memadai. Selain ka rena kondisi cuaca seperti asap, tingkat keamanan dan kenyamanan para pengusaha jasa transportasi terasa amat minim. Dalam konteks itu pula, anca- man kondisi alam seperti rusaknya jalan dan jem- batan akibat banjir, misalnya, tidak dapat diabaikan begitu saja. Ketiga adalah meningkatnya tingkat penyelewe ngan dalam birokrasi kita. Tentu kita tidak boleh menutup mata pada berbagai kasus seperti Jam- sostek dan darmawisata ibu-ibu Darma Wanita di lingkungan Departemen Perhubungan, atau manip ulasi harga bahan pokok berkaitan dengan operasi pasar oleh oknum di daerah-daerah. Apabila kasus demi kasus terus bermunculan seperti itu, krisis kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi dan pemerintah bisa merosot tajam. Pada batas-batas tertentu, masyarakat pasti akan melakukan tin- dakan-tindakan sebagai reaksi atas berbagai ben- tuk pelanggaran birokrasi tersebut. sungguh menuntut jawaban alternatif. Untuk mencari jawaban lebih lanjut, baik kita simak pendapat Prof Qurais Shihab (1994; 311- 316). Beliau mengatakan bahwa Lailatul Qadar terjadi pada bulan Ramadhan berdasarkan petun- juk pada surat Al Qadar dan surat Al Baqarah ayat 185, bahwa Alquran diturunkan pada bulan Rama- Lailatul Qadar itu sendiri. dhan. Walaupun juga ada faktor intern pada malam Lailatul Qadar itu akan menemui orang-orang yang telah siap menyambut kehadirannya yaitu de ngan munajat kepada Allah, yang salah satu ben- tulisannya lebih lanjut Prof Quraish tidak menun- tuknya adalah Itikaf (berdiam diri di mesjid). Dalam jukkan makam Ramadhan yang mana secara khusus kecuali hanya mengatakan hari itu adalah hari penen tuan untuk memantapkan langkah bagi umat Islam menuju kebahagiaan dunia dan akherat. Nuzulul Quran Melihat berbagai data dalam literatur, tampaknya ada keterkaitan antara Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar. Lailatul Qadar pertama kali terjadi yaitu pada malam diturunkan Alquran oleh Jibril kepada Nabi Muhammad SAW, sedangkan Alquran pertama kali diterima Rasulullah, yaitu lima ayat surat Al Alaq (Igro) di Gua Hira' terjadi pada malam ke 17 bulan Ramadhan (menurut pendapat umum) Dari situ terdapat kerancuan antara terjadinya Nuzulul Quran dengan Lailatul Qadar yang ditun juk oleh hadis-hadis yang ada dalam berbagai riwayat. Bahkan dalam hadis itu malam ke-17 sama sekali termasuk klasifikasi yang akan didapati Lailatul Qadar sama sekali. Padahal menurut Prof Qurais Shihab, Lailatul Qadar pertama kali yang ditemui Rasulullah adalah yang terjadi di Gua Hira' itu, dengan keterangan lebih lanjut ketika Rasulullah mencapai kesucian jiwa dan sedang melakukan kontemplasi tentang diri dan umatnya. Dan pada malam itulah terjadi pencerahan untuk seluruh dunia dengan dimu- lainya risalah Islam. Hal ini mengandung penger tian bahwa Lailatul Qadar tidak ditunjuk penentuan malamnya bagi setiap orang, tapi sesual dengan tingkat kesucian jiwanya saat itu, Idul Fitri Idul Fitri dalam arti harfiah adalah kembali kepada fitrah (kesucian). Dalam kaitan bahasan ini yang dimaksud Idul Fitri adalah kembali sucinya jiwa yang telah diampuni debu dosanya oleh Allah melalui prestasi ibadah Ramadhan sela- ma satu bulan, yang dalam beberapa riwayat diungkapkan seperti sucinya saat pertama lahir dari rahim ibu. Prestasi yang harus dicapai untuk dapat kembali kepada fitrah pada hari perayaan tersebut tidak lain adalah Lailatul Qadar yang diraih orang-orang mukmin pada bulan Ramadhan. Oleh sebab itu maka sebenarnya Lailatul Qadar itu tidak memiliki dimensi konkret, seperti tanda-tanda yang kasat mata dan tidak dapat dicegat pada hari HALAMAN . bahan-bahan pokok merupakan realitas jil dalam benak masyarakat kita selama dulu kelangkaan bahan makanan merupaka biasa, sekarang ini realitas tersebut diang pakan bencana. Masyarakat, terutama di ka sudah terbiasa dengan berbagai kemudah kelimpahan barang di pasaran. Tindakan k Dengan demikian, hal yang harus di dalam situasi krisis ekonomi politik yang berk Jangan ini adalah tindakan-tindakan politik konkret dan bukan hanya merupakan jarg gon kosong atau slogan yang tidak berd bagi ketenteraman masyarakat. Harus diakui bahwa selama ini, kecendera pernyataan-pernyataan para pejabat dan peng bil kebijakan untuk berbicara dengan jargo kosong masih amat tinggi. Lebih dari itu, tahun ini kita juga akan mene kan nasib bangsa ini ke depan. Sidang Un MPR yang akan datang tentunya akan me salah satu momentum penting bagi kelangsa hidup bangsa. *) Penulis adalah alumnus UGM, peneld Forum Kajian Sosial Humaniora (FK tinggal di Yogya Dalam konteks itu, kita tidak dapat mengab suara-suara yang muncul, beredar dan me bahan perbincangan di tengah masyarakat pirasi-aspirasi politik yang timbul dari bawabb diberi tempat dan diakomodasi karena bagin pun, suara-suara itulah yang tampaknya me keresahan dan sekaligus kebutuhan masyar Tak lain dan tak bukan adalah suara per han. Memandang sinis dan negatif suara-suar sama saja semakin memperpanjang krisis da mi politik bangsa ini. *) Penulis adalah pem masalah Sosial & Keagamaan, pele Lembaga Dakwah Nurul Ilmi (LDND) Sur dan asisten dosen STAIN Sur Nuwun Sewu DPRD Jateng mengimbau IDI agar anggota aso asi ini tidak menaikkan tarif. M Milang Kecual doktornya sudah jadi vampire... Kerusuhan sosial di Jember dan Lumajang, men rut seorang peneliti, selalu berawal dari masal tak adanya stok pangan dengan harga murah. PT Ahmad Hafid tertentu oleh semua orang. Lailatul Qadarħ berdimensi abstrak, sakral bahkan misterius gai teka-teki dan tantangan bagi umat Islam. mengandung nilai keadilan sebagai pengha Allah SWT atas prestasi umat-Nya selama jalankan ibadah Ramadhan dan diberikan k umat-Nya yang telah berusaha mensucikan untuk dapat kembali menuju fitrah (menyon Idul Fitri), karena dosanya telah diampur Allah. Hal itu sesuai janji Allah bahwa bara paberpuasa Ramadhan dan menegakkan pada malam harinya maka diampuni dosany pernah dilakukan pada masa lampau. Oleh sebab itulah maka Lailatul Qadariti narnya lebih tepat merupakan prestasi ind, dalam pencapaian titik kulminasi strata keit yang diperoleh selama bulan Ramadhan, s ga orang tersebut mendapatkan imbalan pengampunan oleh Allah SWT dan menda penentuan takdir keselamatan dunia dan a Adapun hadis-hadis yang menunjuk pada awakhir (sepuluh malam terakhir) dapat de mi secara rasional bahwa seseorang yang sel lama munajat kepada Allah SWT maka sen tinggi tingkat kesucian jiwa dan konsentra Dan malam-malam akhir itulah barat kebanyakan manusia baru akan mencapai kulminasi keimanan dan ketakwaannya pada ka seperti tujuan shaum yang sebenarnya (Al B ayat 183), dan jangan lupa bahwa pada sepa terakhir bulan Ramadhan itulah Allah menjaca pembebasan dari api neraka (itqun minan kepada umat-Nya. Urusan perut, apa pun bisa kusut. Isyu sekitar perut Pu banyak dibesut politis Me Kang Mas ulce Dengan demikian akan tercipta relevansi i haman yang sinkron dan sinergis dari sep ibadah Ramadhan sampai Idul Fitri. Wele Alamu Bishshawab. Tahr N3/1) Lelak 6. Ka olo (E Dist Jarwi ungka (23/1 Ken seben ning kursi Tar Solo hada suda! kalan Carri lebih sebe tidak "D di at ES SAZAZ lat tai fa be JE B k
