Tipe: Koran
Tanggal: 1998-01-24
Halaman: 14
Konten
SOLOPOS, SABTU WAGE, 24 JANUARI 1998 Rekreasi di tengah krisis ekonomi Bisnis hiburan harus tetap jalan terus Lebaran tak hanya bermakna sungkeman, beramaaf maafan dan menyambung kembali tali silaturahmi, tetapi juga lekat dengan nuansa rekreasi. Dalam hal yang ter akhir inilah, maka wajar saja kalau beberapa obyek wisata dan tempat hiburan menyiapkan serangkalan acara untuk menghibur mereka. Apa dan bagaimana per siapan tempat wisata dan hiburan di Solo, dilaporkan oleh reporter Espos, Mediansyah. enyambut hari Raya Idul Fitri atau Lebaran, atau biasa dise but orang Jawa sebagai Syawalan pada intinya adalah sebagai sesama manusia yang penuh khilaf dan salah Namun, tidak salah jika orang kemudian menyemarakkan hari kemenangan ini dengan berbagal acara perayaan. Setelah selesai sungkem kepada sesepuh dan mengunjungi tetangga maupun kerabat, tidak ada salahnya bergembira bersama keluarga meng- unjungi obyek-obyek wisata. Beberapa tempat wisata dan hiburan di Solo dan sekitarnya menggelar acara-acara khusus menyambut Lebaran 1418 H ini. Taman Satwa Taru Jurug Solo misalnya, menggelar acara Larung Ketupat (Jaka Tingkir), juga acara-acara kontemporer seperti musik dangdut Pada saat yang sama, ada ritual tradisi yang bisa pula dinikmati sebagai hiburan, yakni Garebeg Syawal di Keraton Kasunanan Surakarta, atau-bila ingin perjalanan ke luar kota- bisa menyak- sikan acara Syawalan di Rawa Jombor Klaten. Target 70.000 Sebagaimana tahun-tahun lalu, meski di suasana ekonomi yang masih muram seperti ini, Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) tetap akan mengadakan serangkaian acara menyambut Lebaran. Ir Seno L Budhiarso, 34, Direktur Utama PT Solo Citra Perkasa (SCP), sebagai pihak yang mengelola TSTJ, memperkirakan tar get pengunjung yang akan dicapai pada Syawalan nanti sekitar 60.000-70.000 pengunjung. Bapak 4 potera ini tak menolak kenyataan bahwa kondisi per- ekonomian yang sedang lesu dan banyaknya kegagalan panen yang dihadapi para petani di Solo dan sekitarnya akan mempengaruhi jumlah pengunjung di TSTJ. "Kami tak mau muluk-muluk. Target untuk Syawalan tahun ini memang akan lebih rendah dari tahun lalu," ujarnya. Rangkaian acara dalam rangka Syawalan itu akan diseleng- garakan dari tanggal 28 Januari hingga 28 Februari 1998. Pembukaannya (Grand Opening) akan diselenggarakan pada 28 Januari 1998. Acaranya sendiri, menurut Seno, tidak jauh berbeda dengan acara-acara Syawalan pada tahun-tahun sebelumnya. Untuk menarik masyarakat agar datang, pihak TSTJ menyiap kan beberapa acara unggulan, di antaranya dengan menghadirkan pelawak yang sedang "naik daun Yati Pesek dan seniman tari serbabisa yang akan manggung pada akhir acara. Pengisi tetap Para pengisi tetap, yang menjadi langganan tampil di TSTJ seper ti Pentas Jaran Dor dan Reog dari seniman-seniman Perumahan Seniman, untuk tahun ini tetap dipertahankan. "Bagaimana pun kita tetap akan menjaga hubungan baik dengan para pengisi acara yang selama ini telah berpartisipasi," ujar Seno. Acara dan hiburan lain yang juga akan tetap dipertahankan adalah hiburan anak-anak seperti kereta mini, perahu genjot, dan komidi putar. Di Sanggar Gesang, akan diisi dengan pergelaran musik keron- cong dari Hamkri (himpunan artis musik keroncong Indonesia), selama 10 hari (30 Januari-8 Februari 1998). Di Gazebo, akan dige- lar cokekan, sedangkan di Madukoro akan diadakan wayang kulit dan ketoprak Panggung dangdut akan dibuka di lokasi depan sete lah pintu masuk Walaupun dalam rangka Syawalan, banyak menampilkan rangka lan acara, namun TSTJ tak akan mengubah jadwal buka. "Kami tetap buka seperti biasa dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB. Kami tak mau buka hingga larut malam. Ini untuk menghindari agar TSTJ jangan sampai dituduh melanggar jam buka," jelas Seno Tiket masuk dalam rangka Syawalan, menurut dia, pada setiap pengunjung baik dewasa dan anak-anak ditetapkan seharga Rp 1500 yang dilakukan selepas Ramadhan, atau dise- but juga bakdan (sesudah/selesai) karena telah rampung melakukan ibadah puasa sebulan penuh. Sering pula disebut Lebaran karena melukiskan suasana yang telah lebar (tidak sempit) dari bebe rapa aturan main selama Puasa Selain melakukan Sholat led, banyak cara untuk merayakan lebaran, misalnya yang dilakukan secara turun temurun di Rawa Jombor, Klaten setiap tanggal 8 Syawal. Legenda rakyat Menurut penuturan penduduk, upacara tradi- sional Syawalan atau Kupatan di Rawa Jombor Klaten berasal dari sebuah legenda rakyat. Konon pada intinya upacara ini adalah untuk menghormati kedatangan Kyai Sidhoguro dan keluarganya pada peringatan jumenengan Prabu Kajoran di Sendang Bulus Jimbung dekat Rawa Jombor. Perayaan yang terkait dengan dengan tokoh legenda Klaten ini, kebetulan pula bertepatan dengan berakhirnya Bulan Puasa. Karenanya, pen- duduk membuat ketupat Anwar dan beramai-ramai berpesta ria. SYAWALAN-Tradisi Syawalan banyak dilakukan masyarakat Solo dan sekitamya. Beberapa tempat yang kerap jadi ajang tradisi Kegiatan ini kemudian berlangsung turun temu run setiap tahun hingga sekarang, seolah telah merasuk ke sanubari penduduk. Upacara Kupatan atau Syawalan di Jombor berlangsung setiap tang gal 8 Syawal. Salah satu misi dari SCP, menurut Seno termasuk ingin berbaur dengan pedagang kakilima (PKL) sehingga nantinya, setiap acara yang diselenggarakan di TSTJ dapat pula mendongkrak income atau pendapatan bagi para PKL. Karena itu secara khusus, SCP juga menyediakan lahan bagi PKL untuk mendirikan stan untuk berda- gang pada saat acara Syawalan nanti. Karena 500 meter di timur tempat keramaian ter- dapat Rawa Jombor, maka acara ini dari tahun ke tahun berkembang. Rawa Jombor dimanfaatkan sebagai tempat bersenang-senang sesudah penduduk mengada- kan acara Syawalan yang khas ini, misalnya dengan gethekan dengan rakit dan galah sederhana ala PKL dapat tempat Namun demikian, ujar dia, para PKL yang telah lama berdagang di TSTJ akan mendapatkan prioritas. Setelah para PKL lama terse but mendapatkan tempat, lahan yang tersisa baru akan diberikan pada pedagang baru yang berminat mengisi stan di TSTJ. Stan-stan tersebut, tambah Seno, ditarik uang sewa berdasarkan pada kondisi lahan, yang biaya sewanya sekitar Rp 60.000-Rp 100.000, namun biaya tersebut bisa bertambah dengan biaya/retribusi sampah dan keamanan. Beberapa PKL yang berada di TSTJ ketika ditemui Espos me ngaku bahwa untuk Syawalan ini mereka memang dikenakan har- ga sewa khusus bagi stan yang mereka buka. Untuk PKL lama, ujar Pangat, seorang PKL, rata-rata dikenakan harga sewa sekitar Rp 100.00-Rp 200.000, padahal untuk hari-hari biasa, para PKL terse but mengaku uang sewa yang harus dibayar cukup rendah ditam- bah dengan pungutan Rp 250/hari, kecuali hari Minggu pungutan nya menjadi Rp 3.000. "Tadinya, tempat saya terkena biaya sewa Rp 250.000, tapi setelah tawar-menawar, harga sewanya jadi Rp 150.000," ujarnya. Untuk pedagang baru, tambah Pangat, mungkin akan terkena biaya sewa lebih besar lagi. "Tapi tergantung pada lokasi dan barang dagangannya juga, kalau barang dagangannya berupa matengan atau masakan yang gampang laris, harga sewanya bisa lebih besar," ujarnya. Hal senada juga diungkapkan oleh, Puji, PKL. lain yang stan miliknya berisi dagangan berbagai topi untuk anak-anak. Dia menga ku tahun ini dagangannya tak begitu laku. Padahal, pada tahun sebelumnya, dua minggu menjelang Syawalan, TSTJ sudah ramai dikunjungi Tahun ini sepertinya bukan tahun keberuntungan kami, Syawalan di Rawa Jombor Klaten Bersumber pada legenda Kyai Sidhoguro SINGGAH Berkembangnya acara Kupatan Rawa Jombor ini ditunjukkan pula dengan adanya keramaian selayak pasar malam sebelum upacara Kupatan, untuk menyambut serta memeriahkan kegiatan itu. Potensi rawa Jombor tentu saja adalah air, di samping potensi sejarah atau legenda yang terkait dengan mata air Sendang Bulus Jimbung. Salah satu yang dapat dinikmati pewisata ada lah berjalan di jalan setapak mengelilingi rawa, melewati dusun-dusun yang terletak di sekitar rawa Kondisi Rawa Jombor yang sering menjadi tempat pelaksanaan upacara tradisi Syawalan belakangan ini memprihatinkan. Elevasi air rawa itu menyusut tajam. bukit yang oleh penduduk diberi nama Bukit Pegat. Bukit yang bertanah subur ini memiliki tuah yang aneh. Kalau berminat bisa ikut kegiatan penduduk ketika memamen kangkung dengan menggu- nakan gethek. Syawalan antara lain, Rawa Jombor di sekitar Bukit Sidhoguro (kiri atas) Klaten, juga di Taman Jurug Solo (kanan atas dan bawah). Di sebelah utara rawa seluas 198 ha ini terdapat sebuah bukit yang bernama Bukit Sidhoguro. Bukit ini telah diberi beberapa fasilitas wisata Terdapat di sini tempat permainan anak-anak dengan ayunan, jungkitan, mobil-mobilan dan beberapa mainan lain. sampai saat ini, pengunjung yang datang hanya sedikit, itupun tak ada yang membeli barang dagangan kami, hanya sekadar melihat- lihat," keluhnya. Larung ketupat Acara Larung Ketupat, sebagai acara tradisi di TSTJ akan dise- lenggarakan pada 8 Februari 1998. Acara Larung Ketupat ini masih termasuk dalam rangkaian acara Syawalan di TSTJ dan bisa dika- takan merupakan acara puncak dari semua rangkaian acara yang ada. Maksud acara Larung Ketupat-upacara yang di dalamnya diadakan kegiatan menghanyutkan ketupat-merupakan ungkapan rasa terimakasih atau bersyukur atas datangnya hari Raya Idul Fitri atau Lebaran. Seperti acara Larung Ketupat terdahulu, acara Larung kali ini, rencananya juga akan dihadiri oleh Walikota Solo, Imam Soetopo, sesepuh kota Solo seperti Gesang, dan Anjar Any. "Pak Wali sudah memberikan jawaban secara lisan bahwa ia akan ikut pada acara Larung ini. Mudah-mudahan akan terealisasi," kata Seno. Acara Larung Ketupat sendiri, nantinya akan berupa arak-arakan. Dimulai dari pintu depan TSTJ hingga Sanggar Gesang Urut-uru- tannya terdiri dari barisan pembawa Jodang isi ketupat, Manggala Yudha, dan Puteri Domas. Pada bagian belakang akan dilengkapi dengan barisan gajah. menerima satang (dayung) dari Walikota, Imam Soetopo, lalu Joko Sesampainya di Sanggar Gesang, pelaku Joko Tingkir, akan Tingkir itu akan menaiki rakit untuk dilarung di sungai Bengawan Solo bersama ketupat. Rakit tersebut akan ditarik oleh penyelam tradisional yang dibantu oleh tim selam SAR UNS, yang berperan sebagai buaya. Beberapa artis terkenal pernah memerankan tokoh Joko Tingkir, seperti Mamiek Prakoso (Srimulat) dan Dono Warkop. Dalam kegiatan ini, tambah Seno, semua peserta Larung Ketupat, akan menggunakan pakaian tradisional adat Jawa. "Dengan demikian melalui acara Larung Ketupat ini kami juga ingin melestarikan budaya dan nilai-nilai tradisional," tandas Seno. 15 Konon disebut-sebut jika muda-mudi yang sedang menjalin asmara datang ketempat ini pasti lah akan pisah atau pegat. Di Bukit Pegat sering pula difungsikan sebagai tempat berkemah. Apalagi di sini terdapat sebuah dan selokan yang mengalirkan air. penampungan air (cekdam) dan lereng berteras Di sebelah selatan Rawa Jombor, terdapat Bukit ini dipercaya sebagai tempat bertapa seorang sebuah bukit pula yang bernama Bukit Tapan. tokoh bernama Raden Ketut Emas pendiri Kerajaan Kajoran dalam legenda rakyat setempat. yang bagus, terutama ke arah utara. Dari sini ter- Dari puncak bukit dapat dinikmati pemandangan lihat Rawa Jombor, Bukit Sidhoguro, dengan latar belakang Kota Klaten. Mengikat pengunjung dukungnya, memiliki daya tarik yang baik untuk Rawa Jombor dengan segala potensi pen- mengundang pengunjung. Bahkan dengan camp ing grounduya ia juga memiliki kekuatan mengikat pengunjung. dari Desa Jombor sampai Desa Jimbung. Sebagian bekas rawa itu kini telah berubah fungsi menjadi persawahan. Penghijauan di seki tar bukit-bukit yang ada perlu digalakkan. Lebih- lebih beberapa bukit tersebut adalah bertanah kapur. Kemampuan Rawa Jombor untuk menampung air cukup banyak, sehingga dimanfaatkan untuk irigasi atau pengairan persawahan disekitarnya. Air Rawa Jombor didapat dari air hujan dan dari sun- gai-sungai kecil di sebelah barat rawa. Selanjutnya di sebelah selatan rawa, Cawas, Karangdowo yang air ini didistribusikan ke area pertanian, terutama luasnya mencapai 4.500 ha. Kini Rawa Jombor sedikit merana karena puskan. dampak kemarau yang silam belum bisa diha- Bahkan ketinggian air disebut penduduk tetap berada dibawah batas normalnya. Mereka berharap tanggal 8 Syawal nanti ketinggian air telah cukup baik. Terdapat juga tempat pertemuan dengan atap gonjong gonjong seperti Rumah Adat Minang Gardu pemandangan yang berbentuk cukup artis tik dapat digunakan sebagai tempat beristirahat sambil menikmati pemandangan sekeliling di bawah bukit, khususnya Rawa Jombor. bagian selatannya yang dapat dicapal melalui tang Di Bukit ini, terdapat dua buah gua di lereng ga dari atas bukit. digunakan untuk pentas seni atau acara lain. Pada lu dijaga atau dipertahankan luasnya. Sehingga Juga terdapat panggung terbuka yang sering Mungkin, areal pertanian di seputar waduk per- digunakan untuk pentas kesenian dangdut, layar pungan air, dan tidak mengalami penyusutan atau Bulan Syawal panggung dan areal sekitarnya biasa Rawa Jombor tetap bisa menjadi sarana penam- tancap dan lain-lain. kekeringan. Bukit Pegat Sebelah timur Rawa Jombor terdapat sebuah lebih lebar dari yang ada sekarang, membentang nya. Bentangan Rawa Jombor sebenarnya dahulu mendapatkan ketinggian air yang dapat difungsikan untuk menyewakan perahu atau rakit pada para Paling tidak, penduduk berharap Rawa Jombor pengunjung. atau Pemda Klaten. Untuk mewujudkan Rawa Jombor menjadi Menyusutnya ketinggian air di Rawa Jombor obyek wisata yang berkemampuan menyedot menurut pada tahun-tahun sebelumnya pendu juga hal-hal yang harus ditangani oleh pengelola karena bertambahnya lahan sawah jadi perumahan. pengunjung secara lebih massal, kiranya banyak duk tidak separah sekarang. Mereka menduga ini Cukup mencengangkan mereka, walau telah bebe rapa kali hujan air hanya merambat naik sedikit. penting agar tingkat perubahan tidak sampai kenampakkan alam mengalami perubahan, namun Seiring waktu, memang semua budaya dan budaya lokal dan keunikan dan fungsi khas alam- melemahkan dan mengacaukan sistem nilai Sektor pariwisata berpeluang ciptakan lapangan kerja Pariwisata merupakan peluang yang tidak alumni Fak Sastra UNS ini. dilepas begitu telah tumbuh menjadi industri yang mengun- tungkan, juga sektor ini mempunyai peluang yang cerah dalam pembangunan nasional. Industri pavisakan industri yang banyak melibatkan hubungan atau pertalian (linkage) dengan bidang-bidang lain. Pariwisata seringkali disebut sebagai sektor ekonomi yang statistically invisible (secara statistik tidak ter- lihat). Hanya sektor yang jelas berkaitan dengan pariwisata yang diperhitungkan dalam data pari- wisata resmi. Menurut staf pengajar Akademi Pariwisata (Akparta) Solo, Mundi Rahayu SS, Sektor-sek- tor ini adalah lima bidang pokok industri pari- wisata, yaitu hotel dan restoran, tour & travel, transportasi, pusat wisata dan souvenir, ter akhir bidang pendidikan kepariwisataan. Oleh karenanya secara logika industri pari- wisata sebetulnya lebih besar dari pariwisata itu sendiri. Ini karena akibat ganda (multiplier effect) dari pariwisata. Bagi Mundi, adanya pertalian pariwisata dengan berbagai industri lain ini memuncul- kan apa yang disebut pengganda pendapatan pariwisata (tourist income multiplier). "la meru- pakan suatu koefisien yang menunjukkan besarnya pendapatan yang diciptakan dalam suatu wilayah oleh tambahan satu unit pen- geluaran wisatawan," ujarnya. Industri pariwisata sangat heterogen dan meliputi sejumlah besar perusahaan yang (sangat) kecil, yaitu orang-orang yang bekerja untuk dirinya sendiri (self-employed) sampai perusahaan raksasa. HALAMAN 14 Padat karya Dilihat dari paparan diatas, pariwisata dapat disebut industri padat karya, lagipula dalam pariwisata tenaga kerja sulit diganti dengan modal atau peralatan. Semua sektor industri akomodasi di Indonesia relatif lebih padat kar- ya dibandingkan dengan industri pengolahan. Sehingga sektor pariwisata ini bisa menjadi sumber penciptaan lapangan pekerjaan," tan- das Mundi. Adapun industri pariwisata sebagai suatu komoditas, bagi Mundi memainkan peran yang sentral dalam mempengaruhi permintaan dan penawaran ketenagakerjaan. "Misalnya, makin banyak yang punya mobil pribadi, biaya pesawat terbang turun, ada ekono mi skala dalam transportasi dan akomodasi semisal paket perjalanan, atau persaingan antar perusahaan perjalanan yang mer turunnya biaya," kata dia. kan PRE pengaruhi ketenagakerjaan dalam industri pari Dari memandang beberapa faktor yang mem- wisata, Mundi mengajak memperhatikan bebe- rapa hal yang penting menurutnya. Pertama, lapangan kerja yang tercipta dari sektor pari wisata tidak hanya dalam arti kuantitatif tapi juga dalam kualitas, ed BUST Hal yang perlu dicermati berikutnya adalah Lebih lanjut dia menuturkan, yang menjadi kualitas pekerjaan dalam industri pariwisata, salah satu alasan untuk menumbuhkan komit- "Ini merupakan isyu besar, seringkali ada perde men pengembangan pariwisata ialah keterse batan mengenal sifat pekerjaan dalam industri diaan kesempatan kerja dan kesempatan berusa ini yang semi-terampil atau tidak terampil," jelas ha dalam industri ini. dia. PHONE 1625 SING 17 WA Lebih lanjut dia memaparkan karakteristik ekonomi pariwisata, tidak seperti ekonomi perusahaan cabang yang sangat tergantung pada jasa-jasa atau produk-produk eksternal g yang dibeli di kantor pusat perusahaan. QUEST S 25 DRA Beberapa kondisi yang mempengaruhi per mintaan terhadap pariwisata, baik secara nasio nal maupun internasional adalah meningkatnya gaya hidup, adanya pengurangan jam kerja, tam- bahan waktu libur dengan gaji dibayarkan dan tambahan jumlah orang penerima pensiun. Hal- hal ini akan meningkat seiring kemajuan sebuah bangsa atau komunitas ekonomi. Namun, pertumbuhan pariwisata tidak hanya tergantung faktor permintaan. Faktor penawaran juga memainkan peran penting. Di contohkan Mundi, beberapa faktor penawaran yang mem- pengaruhi misalnya biaya perjalanan yang makin lama makin murah. 27% lulusan pendidikan dasar dan dibanding "Dalam Repelita V yang lalu, tercatat hanya dengan 83% total angkatan kerja keseluruhan yang bekerja di sektor akomodasi. Artinya, sektor perhotelan sangat sesuai bagi penyediaan lapangan kerja swasta yang menan- tang bagi lulusan sekolah menengah dan ting- gi," kata dia. TA Lapangan kerja yang berkait dengan pari- bungan dengan pariwisata. Misalnya tenaga dasar kegiatan lain seperti pertanian dalam wisata dapat dibagi menjadi beberapa kategori, tor ini bersifat musiman. Akibatnya dapat Dia mengakui, banyak pekerjaan dalam sek- pertama, tenaga kerja yang langsung berhu- bermakna negatif jika pariwisata memusnahkan kerja di bidang sarana-sarana pariwisata seper- masyarakat desa. ti hotel, restoran dan perusahaan perjalanan. Selanjutnya, tenaga kerja yang tidak secara Dilihat dari panjang rentang jenis pekerjaan di sektor industri ini, maka mau tidak mau orang langsung berhubungan dengan pariwisata, yaitu dituntut untuk semakin menampilkan jasa yang mereka yang bekerja di bidang pertanian, grosir, high skilled sehingga akan lebih mengun- di bidang kontruksi bangunan dan jalan. tungkan. Secara ketenagakerjaan, pariwisata diakui membawa manfaat penting bagi masyarakat bangkan adalah permasalahan pekerjaan purna Faktor-faktor lain yang juga perlu dipertim setempat atau lokal. Walau hasil yang pasti dari waktu (full-time) dan paruh waktu (part-time), sektor ini sangat sulit diukur atau ditentukan pekerjaan musiman, upah, dan tempat asal dari secara teoritis. "Yang jelas hal ini akan sangat tenaga kerja. Kesemua ini sangat dipengaruhi tergantung pada dua faktor, yaitu struktur per juga oleh perekonomi ekonomian lokal dan industri pariwisata," papar jenis kepemilikan usaha. - Seria 7
